Uploaded by User31523

KElompok isa

advertisement
HALAMAN JUDUL
1
TUGAS 2 SISTEM GROUNDING
“Nilai Resistansi Grounding”
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Grounding
Disusun Oleh:
Kelompok 7
Gigih Hario Trisula
(NIM. 1641150092)
Ilham Akbar M.
(NIM. 1641150086)
Isa Faqih Abdulloh
(NIM. 1641150077)
Kelas DIV Sistem Kelistrikan - 4D
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI SISTEM KELISTRIKAN
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2019
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1
Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3
Tujuan....................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
2.1
Pengertian Sistem Pengetanahan .............................................................. 3
2.2
Tujuan Sistem Pengetanahan ................................................................... 3
2.3
Fungsi Pentanahan .................................................................................... 4
2.4
Syarat-syarat Sistem Pentanahan yang Efektif ......................................... 5
2.5
Jenis Gangguan pada Generator ....Ошибка! Закладка не определена.
2.6
Tujuan Pengetanahan Netral Generator ................................................... 6
2.7
Prinsip Operasi Pengetanahan Netral Unit Instalasi Generator ............... 6
2.8
Jenis Pengetanahan Generator .................................................................. 8
2.8.1
Pengetanahan langsung (Solid) .................... Ошибка! Закладка не
определена.
2.8.2
Pengetanahan dengan tahananОшибка! Закладка не определена.
2.8.2.1
Pengetanahan dengan tahanan rendah/ Low Resistance
Grounding (LRG) .............................Ошибка! Закладка не определена.
2.8.2.2
Pengetanahan dengan tahanan tinggi/ High-Resistance
Grounding (HRG) ............................Ошибка! Закладка не определена.
2.8.3
2.9
Tanpa diketanahkan (Open) ...Ошибка! Закладка не определена.
Dampak Pengetanahan Netral Generator Terhadap Tegangan Lebih
Ошибка! Закладка не определена.
2.10
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Pengetanahan
Netral Unit Instalasi Generator ................Ошибка! Закладка не определена.
BAB III PENUTUP............................................................................................... 16
3.1
Kesimpulan............................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 17
ii
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Tegangan sentuh tidak langsung Ошибка! Закладка не определена.
Gambar 2. Tegangan langkah ......................Ошибка! Закладка не определена.
Gambar 3. Tegangan langkah ketika terjadi gangguan ...... Ошибка! Закладка не
определена.
Gambar 4. Pengetanahan langsung (Solid) ..Ошибка! Закладка не определена.
Gambar 5. Pengetanahan dengan tahanan rendah .............. Ошибка! Закладка не
определена.
Gambar 6. Pengetanahan dengan tahanan tinggi ............... Ошибка! Закладка не
определена.
Gambar 7. Skema Proteksi generator dengan Rele Differential (Device 87)
......................................................................Ошибка! Закладка не определена.
Gambar 8. Skema Proteksi generator dengan Rele Differential (Device 87)
......................................................................Ошибка! Закладка не определена.
Gambar 9. Skema Proteksi generator dengan Rele Ground Time Overcurrent
......................................................................Ошибка! Закладка не определена.
Gambar 10. Skema Proteksi generator dengan Rele Instantaneous Ground
Overcurrent ..................................................Ошибка! Закладка не определена.
Gambar 11. Skema Proteksi generator dengan TrafoWye-Broken-Delta, Rele
Ground Overvoltage.....................................Ошибка! Закладка не определена.
Gambar 12. Skema Proteksi Generator High-Resistance Grounded dengan
Proteksi Tegangan Urutan Nol.....................Ошибка! Закладка не определена.
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sistem pentanahan sangat mempunyai peranan yang sangat penting dalam
sistem
proteksi.
Sistem
pentanahan
digunakan
untuk
pengamanan
peralatanperalatan yang menggunakan sumber listrik sehingga dapat mengamankan
manusia dari sengatan listrik dan petir. Menurut jenisnya pentanahan dibedakan
menjadi 2, yaitu pentanahan titik netral sistem tenaga dan pentanahan peralatan.
Pentanahan titik netral sistem tenaga berfungsi sebagai pengaman sistem atau
jaringan, sedangkan pada pentanahan peralatan berfungsi sebagai pengaman
terhadap tegangan sentuh. Sistem pentanahan dilakukan dengan cara menanamkan
batang elektroda pentanahan tegak lurus, kemudian bantang elektroda pentanahan
itu di tanam kedalam tanah dengan kedalaman yang telah di tentukan. Hal ini
dilakukan untuk mencapai nilai tahanan pentanahan yang diinginkan yaitu tidak
lebih dari 51 ohm. Untuk membuat tahanan pentanahan tidak lebih dari 5ohm bisa
juga dengan menambahkan batang elektroda pentanahan lebih dari satu batang
elektroda. Sistem pentanahan yang baik adalah sistem pentanahan yang memiliki
nilai tahanan pentanahan yang kecil.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan didapat dari latar belakang masalah
antara lain adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan sistem pentanahan?
2. Apa yang dimaksud dengan nilai resistansi grounding?
3. Berapa nilai standar resistasi grounding yang diizinkan?
1.3
Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari sistem pentanahan.
2. Untuk mengetahui pengertian nilai resistansi grounding.
1
3. Untuk mengetahui besar nilai standar resistansi grounding yang
diizinkan.
2
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Sistem Pengetanahan
Sistem pengetanahan merupakan sistem pengamanan terhadap perangkat
yang mempergunakan listrik sebagai sumber tenaga, dari lonjakan listrik utamanya
petir. Sistem pengetanahan digambarkan sebagai hubungan antara suatu peralatan
atau sirkuit listrik dengan bumi. Pengetanahan suatu peralatan listrik diharapkan
dapat membatasi tegangan antara bagian-bagian dari suatu peralatan yang tidak
dialiri arus dan antara bagian-bagian ini dengan tanah sampai pada suatu harga yang
aman (tidak membahayakan) untuk semua keadaan, baik pada keadaan normal atau
pada sat terjadi gangguan.
Secara umum tujuan pengetanahan adalah sebagai berikut:
1.
Membatasi tegangan antara bagian-bagian peralatan yang tidak dialiri arus
dan antara bagian-bagian ini dengan tanah sampai pada suatu harga yang
aman (tidak membahayakan) untuk semua kondisi operasi normal atau tidak
normal.
2.
Memperoleh impedansi yang kecil/rendah dari jalan balik arus hubung
singkat ke tanah. Apabila impedansi tinggi saat hubung singkat ke tanah
terjadi akan menimbulkan perbedaan potensial yang besar dan berbahaya, 8
dapat menimbulkan busur listrik dan pemanasan yang cukup besar pada
sambungan-sambungan rangkaian pengetanahan.
3.
Menjaga tingkat kinerja peralatan sehingga sistem dapat berjalan dengan
baik, tanpa terganggu akibat adanya gangguan yang ditimbulkan oleh sistem
pengetanahan yang kurang baik.
4.
Menyalurkan muatan-muatan yang disebabkan oleh petir ke bumi.
5.
Menyediakan jalur bagi aliran arus yang dapat memberikan deteksi
terjadinya hubungan yang tidak dikehendaki antara konduktor/penghantar
dan bumi. Deteksi ini akan mengakibatkan beroperasinya peralatan otomatis
yang memutuskan suplai tegangan dari konduktor tersebut.
2.2
Tujuan Sistem Pengetanahan
3
1.
Mengetahui besarnya tahanan pentanahan pada suatu tempat
2.
Mengetahui dan memahami fungsi dan kegunaan dari pengukuran tahanan
3.
Pentanahan dan aplikasinya pada sehari-hari.
4.
Mengetahui syarat suatu system pentanahan
2.3
Fungsi Pentanahan
Definisi grounding adalah sistem pentanahan yang berfungsi untuk
meniadakan beda potensial sehingga jika ada kebocoran tegangan atau arus akan
langsung dibuang ke bumi.
Fungsi grounding:

Perlindungan dari tegangan tinggi
Grounding dalam sistem instalasi listrik berungsi untuk mengurangi atau
menghindari bahaya yang disebabkan oleh tegangan tinggi.misalnya bahaya
petir dengan tegangan tinggi

Penstabil tegangan
Grounding dapat berfungsi untuk menstabilkan tegangan pada banyak sumber
tegangan. Jika tidak terdapat titik referensi umum untuk semua sumber
tegangan, akan terjadi kesulitan antar masing-masing hubungan

Mengatasi arus yang lebih
Grounding juga berfungsi untuk mengatasi arus yang berlebih, karena sistem
grounding ini menyediakan level keselamatan baik kerusakan peralatan atau
manusia
Sistem grounding berfungsi sebagai sarana mengalirkan arus petir yang
menyebar ke segala arah ke dalam tanah. Hal yang perlu diperhatikan dalam
perancangan sistem pentanahan adalah tidak timbulnya bahaya tegangan step dan
tegangan sentuh. Kriteria yang dituju dalam pembuatan sistem pentanahan adalah
bukannya rendahnya harga tahanan tanah akan tetapi dapat dihindarinya bahaya
seperti tersebut di depan.
Selain itu, kondisi tanah yang bagus untuk grounding adalah tanah yang basah.
Grounding untuk menyalurkan arus listrik imbas dari peralatan elektronik yang
anda lindungi dapat dibuat dengan cara membor tanah di tepi kantor anda sampai
kedalaman ditemukannya air. Masukanlah pipa ledeng ke dalam lubang tersebut.
4
Dalam mengerjakan pemboran tanah mintalah bantuan kepada tukang pembuat
sumur bor yang memiliki perangkat bor tanah yang lengkap.Pasanglah kabel
tembaga khusus ground, dengan dibagian ujungnya dipasang terlebih dahulu batang
tembaga sepanjang kurang lebih 1 - 1,5 meter.
Masukan batang tembaga kedalam lubang sampai dasar lubang. Sisa kabel
tembaga yang masih tampak di bagian ujung lubang di permukaan tanah segera
dihubungkan dengan kabel ground yang berasal dari ruang kerja anda. Agar ujung
kabel ground tersebut tidak goyang ada baiknya ujung lubang ground tersebut
ditutup dengan semen, sehingga hanya tampak ujung kabel tembaga saja diatasnya
2.4
Syarat-syarat Sistem Pentanahan yang Efektif
a. Tahanan pentanahan harus memenuhi syarat yang di inginkan untuk suatu
keperluan pemakaian
b. Elektroda yang ditanam dalam tanah harus:

Bahan konduktor yang baik

Tahan korosi

Cukup kuat
c. Elektroda harus mempunyai kontak yang baik dengan tanah sekelilingnya.
d. Tahanan pentanahan harus baik untuk berbagai musim dalam setahun.
e. Biaya pemasangan serendah mungkin.
2.5
Pengertian Arde/Tanah
The NEC, National Electrical Code, Pasal 100 mendefinisikan arde sebagai:
"koneksi konduksi, yang disengaja atau tidak antara sirkuit atau peralatan elektrik
dengan arde/tanah, atau dengan badan konduksi yang bertindak menggantikan
arde." Saat membahas pengardean, sebenarnya itu adalah dua subyek yang berbeda:
pengardean dan pentanahan peralatan. Pengardean merupakan koneksi yang
disengaja dari konduktor sirkuit, biasanya netral, dengan elektroda arde yang
ditempatkan di tanah. Pengardean peralatan memastikan peralatan operasi dalam
suatu struktur diardekan dengan benar. Dua sistem pengardean ini harus tetap
terpisah kecuali untuk koneksi di antara dua sistem. Ini mencegah perbedaan dalam
potensi voltase dari kemungkinan percikan api akibat sengatan petir. Tujuan
5
pentanahan selain melindungi orang, pabrik, dan peralatan adalah menyediakan
jalur aman bagi mengalirnya arus gangguan, sengatan petir, muatan statik, sinyal
dan interferensi EMI dan RFI.
2.6
Dasar-dasar Pengardean
a)
Komponen elektoda arde
b)

Konduktor arde

Koneksi antara konduktor arde dan elektroda arde

Elektroda arde
Lokasi resistansi

Elektroda arde dan koneksinya
Resistensi elektroda arde dan koneksinya biasanya sangat rendah. Batang
arde biasanya terbuat dari bahan yang sangat konduktif/rendah resistensi
seperti baja atau tembaga.

Resistensi kontak arde sekitar dengan elektroda
The National Institute of Standards (badan pemerintah di bawah
Departemen Perdagangan AS) menunjukkan resistensi ini hampir dapat
diabaikan asalkan elektroda arde bebas cat, minyak, dsb. dan elektroda
arde bersentuhan kuat dengan tanah.

Resistensi badan tanah sekitar
Elektroda arde dikelilingi oleh tanah yang mengandung cangkang
konsentrat dengan ketebalan yang sama. Cangkang yang paling dekat
dengan elektroda arde memiliki jumlah area terkecil sehingga derajat
resistensinya terbesar. Setiap cangkang berikutnya menimbulkan area
lebih luas sehingga resistensinya lebih rendah. Ini akhirnya tercapai titik
di mana cangkang memberikan resistensi yang kecil terhadap tanah yang
mengelilingi elektroda arde.
2.7
Hal yang Mempengaruhi Resistansi Pengardean
Pertama, aturan NEC (1987, 250-83-3) mengharuskan panjang minimal
elektroda arde adalah 2,5meter (8,0 kaki) yang bersentuhan dengan tanah. Tapi, ada
empat variabel yang memengaruhi resistensi arde dari sistem pengardean:
6
a)
Panjang/dalamnya elektroda arde
Salah satu cara yang sangat efektif dalam menurunkan resistensi arde adalah
memasukkan elektroda arde lebih dalam. Resistivitas tanah tidak konsisten dan
dapat sangat tidak dapat diprediksi. Sangat penting agar saat memasang elektroda
arde, posisinya di bawah garis timbunan salju. Ini dilakukan agar resistensi ke tanah
tidak akan begitu dipengaruhi oleh bekunya tanah di sekitarnya.
Biasanya, dengan menggandakan panjang elektroda arde, Anda dapat
mengurangi lagi tingkat resistensi sebesar 40%. Terkadang batang arde secara fisik
mustahil dapat dimasukkan lebih dalam lagi di area yang tersusun atas batu, granit,
dsb. Dalam contoh tersebut, metode alternatif termasuk semen pengardean dapat
digunakan.
b)
Diameter elektroda arde
Memperbesar diameter elektroda arde berefek sedikit dalam menurunkan
resistensi. Misalnya, Anda dapat menggandakan diameter elektroda arde dan
resistensi Anda hanya berkurang sebesar 10%.
c)
Jumlah elektroda arde
Cara lain menurunkan resistensi tanah adalah menggunakan banyak elektroda
arde. Dalam desain ini, lebih dari satu elektroda dimasukkan ke dalam tanah dan
disambung secara paralel untuk mengurangi resistensi. Agar elektroda tambahan
efektif, jarak antar batang tambahan harus sedikitnya sama dengan kedalaman
batang yang didorong masuk. Tanpa penjarakan elektroda arde yang tepat, area
pengaruhnya akan berpotongan dan resistensinya malah tidak berkurang.
Untuk membantu anda dalam memasang batang arde yang memenuhi
persyaratan resistensi khusus Anda, maka Anda dapat menggunakan tabel resistensi
arde, di bawah ini. Ingat, ini hanyalah gambaran umum semata, karena tanah
berlapis- lapis dan jarang yang homogen. Nilai resistensi akan sangat berbeda-beda
d)
Desain sistem pengardean
Sistem pengardean sederhana terdiri atas satu elektroda tanah yang
dimasukkan ke dalam tanah. Penggunaan satu elektroda merupakan bentuk
pengardean paling umum dan dapat ditemukan di luar rumah atau tempat bisnis
Anda. Sistem pengardean yang kompleks terdiri atas banyak batang arde, yang
dihubungkan, topologi jala atau kisi, pelat arde, dan loop arde. Sistem tersebut
7
biasanya dipasang di gardu induk pembangkit daya, kantor pusat, dan lokasi menara
BTS.
2.8
Pengertian Nilai Resistansi Pembumian
Nilai resistan pembumian yaitu dasar atau acuan suatu tahanan dari
penghubung suatu titik sirkit listrik atau suatu penghantar yang bukan bagian dari
sirkit listrik dengan bumi menurut cara tertentu. Dijelaskan pembumian tidak hanya
untuk sirkit listrik saja, melainkan seluruh sirkit atau instalasi yang dibumikan
disebut juga pembumian (grounding, arde, netral, pentanahan). Untuk pembumian
sendiri terdiri dari beberapa macam, tergantung jenis instalasi yang terdapat
pemasangan pembumian grounding di dalamnya.
2.9
Standar Nilai Resistansi Grounding
Sebelum memutuskan membuat suatu pembumian atau grounding untuk
keperluan pengamanan instalasi. Maka perlu untuk mengetahui standar nilai
resistan pembumian grounding yang tepat, dalam hal ini mengacu pada peraturan
standarisasi yang berlaku di Indonesia. Sebagai acuan teknis yang paling mudah
untuk dipakai yaitu suatu persyaratan atau refrensi peraturan atau perundangan
yang telah dibuat oleh orang-orang atau instansi yang berkompeten dan telah
ditunjuk dan diakui dalam bidang tersebut. Sehingga bagi orang awam tidak harus
pergi ke konsultan untuk mengetahuinya. Hanya saja perlu untuk sedikit mengerti
dan mencermati secara tepat isi dari peraturan dan standarisasi yang dikeluarkan
dalam hal ini nilai resistan pembumian atau grounding.
8
Gambar 1. Sistem Grounding
Nilai standar mengacu pada Persyaratan Umum Instalasi Listrik atau PUIL
2000 (peraturan yang sesuai dan berlaku hingga saat ini) yaitu kurang dari atau
sama dengan 5 (lima) ohm. Dijelaskan bahwa nilai sebesar 5ohm merupakan nilai
maksimal atau batas tertinggi dari hasil resistan pembumian (grounding) yang
masih bisa ditoleransi. Nilai yang berada pada range 0ohm-5ohm adalah nilai aman
dari suatu instalasi pembumian grounding. Nilai tersebut berlaku untuk seluruh
sistem dan instalasi yang terdapat pembumian (grounding) di dalamnya.
Gambar 2. Standar Nilai Resistansi Pembumian PUIL 2000
Untuk standar nilai resistan pembumian grounding pada bidang penangkal
petir, menggunakan refrensi peraturan yang berbeda. Tetapi untuk ketentuan
standar nilai resistan pembumian sama dengan refrensi peraturan pada PUIL 2000.
Ketentuan yang hampir sama inilah yang menjadikan masing - masing peraturan
akan saling berkaitan dalam memberikan solusi dan penjelasan untuk suatu
permasalahan. Dengan diperkuat dengan banyak refrensi di atas menjadikan
standarisasi lebih kuat dan menjadikannya suatu keharusan. Berikut refrensi
untuk standar nilai resistan pembumian yang bersumber dari PER02/MEN/1989,
tentang pengawasan instalasi penyalur petir.
9
Gambar 3. Standar Nilai Pembumian PER02/MEN/1989
Jika tidak sesuai seharusnya perlu upaya untuk menyesuaikan dengan nilai
yang telah terstandarisasi. Pertimbangannya adalah jika nilai resistan pembumian
(grounding) lebih dari 5ohm maka tidak mendapat pengesahan dan rekomendasi
dari dinas tenaga kerja sebagai pihak pengawas dari peraturan dan perundangan
tersebut serta dari pihak PLN selaku otoristas tertinggi kelistrikan di Indonesia. Hal
ini bisa saja membuat perusahaan tersebut mendapat peringatan dari masalah ini.
Serta dari sisi teknis jika nilai resistan pembumian grounding terlalu besar, akan
berpengaruh negatif pada komponen dari instalasi tersebut. Dikarenakan
pembumian (grounding) yang tidak sempurna akan menimbulkan arus sisa yang
merusak komponen-komponen penyusun, terutama komponen elektronik yang
sangat peka terhadap arus.
Untuk membuat instalasi pembumian (grounding) dengan nilai resistan
pembumian yang sesuai peraturan dengan melakukan beberapa teknik. Bebrapa
teknik pendekatan yang sesuai yaitu memparalel, menambah kedalaman atau
memperbesar luas penampang hataran. Dengan melakukan salah satu atau ketiga
tehnik tersebut sehingga dapat memperoleh hasil yang diharapkan. Terdapat banyak
cara untuk mendapatkan hasil nilai resistan pembumian (grounding) yang standar,
tetapi diharapkan melakukan cara yang sesuai (legal) dan tidak mengandung unsur
non legal yang dapat merugikan untuk kedepannya.
2.10 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Resistansi
2.10.1 Pengaruh uap lembab dalam tanah
Kandungan uap lembab dalam tanah merupakan faktor penentu nilai tegangan
tanah. Variasi dari perubahan uap lembab akan membuat perbedaan yang menonjol
dalam efektifitas hubungan elektroda pentanahan dengan tanah. Hal ini jelas telihat
pada kandungan uap lembab di bawah 20%. Nilai di atas 20% resistivitas tanah
tidak banyak terpengaruh, tetapi di bawah 20% resistivitas tanah meningkat drastic
dengan penurunan kandungan uap lembab. Berkaitan dengan kandungan uap
10
lembab, tes bidang menunjukkan bahwa dengan lapisan permukaan tanah 10 kali
akan lebih baik ditahan oleh batas dasar.
Elektroda yang dipasang dengan dasar batu biasanya memberikan kualitas
pentanahan yang baik, hal ini disebabkan dasar-dasar batu sering tidak dapat
tembus air dan menyimpan uap lembab sehingga memberikan kandungan uap
lembab yang tinggi.
2.10.2 Pengaruh tahanan jenis
Tahanan tanah merupakan kunci utama yang menentukan tahanan elektroda dan
pada kedalaman berapa elektroda harus ditanam agar diperoleh tahanan yang
rendah. Tahanan tanah bervariasi di berbagai tempat dan cenderung berubah
menurut cuaca. Tahanan tanah ditentukan juga oleh kandungan elektrolit di
dalamnya, kandungan air, mineral- mineral dan garam-garam. Tanah yang kering
biasanya mempunyai tahanan yang tinggi, namun demikian tanah yang basah juga
dapat mempunyai tahanan yang tinggi apabila tidak mengandung garam-garam
yang dapat larut.
Tahanan tanah berkaitan langsung dengan kandungan air dan suhu, dengan
demikian dapat diasumsikan bahwa tahanan suatu sistem pentanahan akan berubah
sesuai dengan perubahan iklim setiap tahunnya. Untuk memperoleh kestabilan
resistansi pentanahan, elektroda pentanahan dipasang pada kedalaman optimal
mencapai tingkat kandungan air yang tetap.
2.10.3 Pengaruh Temperatur
Temperatur akan berpengaruh langsung terhadap resistivitas tanah dengan
demikian akan
berpengaruh juga terhadap performa tegangan permukaan tanah. Pada musim
dingin struktur fisik
tanah menjadi sangat keras, dan tanah membeku pada kedalaman tertentu.
Air di dalam tanah membeku pada suhu di bawah 0 0C dan hal ini menyebabkan
peningkatan yang
11
besar dalam koefisien temperatur resistivitas tanah. Koefisien ini negatif, dan pada
saat temperature
menurun, resistivitas naik dan resistansi hubung tanah tinggi.
Pengaruh temperatur terhadap resistivitas tanah dijelaskan dalam tabel 2.1 sebagai
berikut:
12
2.10.4 Perubahan resistivitas tanah
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa resistivitas tanah sangat tergantung
dengan material pendukung tanah, temperatur dan kelembaban. Daerah dengan
struktur tanah berpasir, berbatu dan cenderung berstruktur tanah padas mempunyai
resistivitas yang tinggi. Disinyalir kondisi tanah yang demikian diakibatkan
kerusakan yang terjadi di permukaan tanah berkurangnya tumbuhan-tumbuhan
yang dapat mengikat air mengakibatkan kondisi tanah tandus dan berkurang
kelembabannya.
2.10.5 Korosi
Komponen sistem pentanahan dipasang di atas dan di bawah permukaan tanah,
keduanya menghadapi karakteristik lingkungan yang berlainan. Bagian yang
berada di atas permukaan tanah,asap dan partikel debu dari proses industri serta
partikel terlarut yang terkadung dalam air hujan akanmengakibatkan korosi pada
13
konduktor. Bagian di bawah tanah, kondisi tanah basah yangmengandung materi
alamiah,
bahan-
bahan
kimia
yang
terkontaminasi
didalamnya
juga
dapatmengakibatkan korosi. Secara umum terdapat dua penyebab terjadinya korosi
yaitu:
1. Korosi bimetal (bimetallic corrosion)
Penyambungan logam yang tidak sejenis dan terdapat cairan konduktiv listrik
ringan adalah situasi yang sangat banyak terjadi di bawah tanah. Logam yang
mempunyai sifat lebih rentan akan lebih cepat mengalami korosi. Tabel 3
memperlihatkan klasifikasi logam berdasarkan daya tahan terhadap korosi. Jika
logam terletak pada tanah dengan kandungan elektrolit tinggi, logam dengan daya
tahan lebih tinggi bersifat katodik sedangkan logam yang lebih rentan bersifat
anodik. Logam yang bersifat anodik akan terkorosi. Metode untuk mencegah
terjadinya korosi galvanis dengan menerapkan aturan daerah (areas rule). Area
logam anodik (khususnya untuk baja) dibagi dengan area logam katodik (khusus
untuk tembaga). Perbandingan antara anodik dan katodik menurun, resiko
kecepatan korosi naik dengan tajam.
Masalah lain yang mungkin terjadi adalah sambungan antara logam yang berbeda
seperti tembaga dan aluminium atau tembaga dengan baja dimana sambungannya
tidak dilindungi dan mudah terpengaruh oleh kelembaban resiko terjadinya korosi
sangat tinggi.
14
2.
Korosi
kimia
(chemical
corrosion)
Berdasarkan skala pH, kondisi tanah dapat dibedakan menjadi kondisi asam, basa
dan netral. Korosi kimia akan terjadi pada tanah asam ataupun basa. Kecepatan
korosi akan dipengaruhi oleh daya tahan logam, jika logam bersifat rentan maka
akan lebih cepat terkorosi. Sebagai pedoman, material yang berada di sekeliling
elektroda sebaiknya relatif netral.
15
3
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Sistem pengetanahan merupakan sistem pengamanan terhadap perangkat
yang mempergunakan listrik sebagai sumber tenaga, dari lonjakan listrik utamanya
petir. Sistem pengetanahan dipasang bertujuan untuk mengamankan manusia dari
tegangan sentuh tidak langsung, tegangan eksposur dan tegangan langkah.
Gangguan hubung singkat yang mungkin terjadi di dalam belitan stator
generator dapat diklasifikasikan dalam tiga macam gangguan, yaitu gangguan
antara phasa dan tanah, gangguan antara phasa dan phasa, serta gangguan antar
belitan (dalam 1). Jenis pengetanahan generator meliputi pengetanahan langsung,
pengetanahan dengan tahanan dan tanpa diketanahkan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Patabang, Simon. (2016, 19 Juni). Sistem Pentanahan
https://www.slideshare.net/simonpatabang/9-sistem-pentanahan
Rifaldi, Aldi. (2014, 20 Maret). Makalah Sistem Pentanahan
http://pentanahan35.blogspot.com/2014/03/makalah-pentanahangrounding.html
Supiyanti, Retno. (2019). Tugas Makalah Pentanahan Retno Supiyanti
https://www.academia.edu/39049413/TUGAS_MAKALAH_PENTANAHAN_R
ETNO_SUPIYANTI
Sutedja, Utami. (2017). Prinsip-Prinsip Dasar Pengetanahan Netral pada Unit
Instalasi Generator Sistem Tenaga Listrik
http://docplayer.info/30245947-Prinsip-prinsip-dasar-pengetanahan-netral-padaunit-instalasi-generator-sistem-tenaga-listrik.html
Ugmmagatrika. (2014, 15 Maret). Proteksi Ground Fault Generator berdasarkan
Standar IEEE C37.101
https://ugmmagatrika.wordpress.com/2014/03/15/proteksi-ground-fault-generatorberdasarkan-standar-ieee-c37-101/
17
Download