Judul : Accruals Accounting in The Public Sector: A Road Not Always Taken Penulis : Noel Hyndman & Ciaran Connolly Tahun : 2010 Penerbit : Management Accounting Research Vol. 22 (36-45) Latar belakang penelitian Adanya perubahan pada sektor publik yang dikenal dengan New Public Management (NPM) turut membawa perubahan pada sistem akuntansi dari yang sebelumnya berbasis kas menjadi berbasis akrual, tidak terkecuali negara Inggris dan Irlandia. Perubahan sistem akuntansi tersebut diyakini mampu menyediakan informasi yang lebih tepat bagi pengambil keputusan dalam membuat pengambilan keputusan yang lebih baik. Pada awal 1990-an pemerintah Inggris dan Irlandia mengindikasikan keinginan yang kuat untuk memperkenalkan akuntansi akrual pada pemerintah pusat untuk kedepannya. Pada tahun 2003, pemerintah pusat Inggris telah menerapkan akuntansi akrual baik dalam akuntansi manajemen maupun sistem pelaporan keuangannya, hal itu berbeda dengan Irlandia, dimana perubahan tersebut hanya sedikit terjadi. Tujuan penelitian Penelitian ini membahas dampak adopsi akuntansi akrual pada pemerintah pusat Inggris serta menggali alasan mengapa prinsip akuntansi akrual tidak bisa diterapkan pada pemerintah pusat Irlandia. Landasan teori 1. NPM, Akuntansi Akrual, dan Teori Institusional 1.1. Variabilitas Adopsi NPM adalah istilah umum yang digunakan dalam menggambarkan pembenahan sektor publik yang telah diperkenalkan pada negara-negara OECD sejak akhir 1970an. Pembenahan ini didalamnya termasuk adopsi teknik manajerial sektor swasta, perkembangan mekanisme pasar, dan pemisahan pemerintahan menjadi unit-unit otonomi yang lebih kecil. Menurut Pollitt & Bouckaert (2004) pembenahan lebih mudah dilakukan pada negara tersentralisasi yang menerapkan pendekatan mayoritarian dalam pemerintahan. Iklim budaya suatu negara memiliki pengaruh besar dalam keberhasilan program pembenahan sektor publik. Menurut Hofstede (2001) Inggris memiliki orientasi individual yang lebih tinggi daripada Irlandia, sehingga lebih memungkinkan konsep NPM lebih diterima di Inggris daripada Irlandia. Dalam lingkup akuntansi, pemerintahan yang telah menerapkan konsep NPM juga harus mengadopsi akuntansi akrual. Tanpa akuntansi akrual, beberapa perubahan NPM akan menjadi kurang berarti (Likierman, 2003). Sejak 1980an telah ada pergerakan yang signifikan menuju akuntansi sektor publik berbasis akrual, terutama pada Australia & New Zealand, yang diklaim sebagai basis yang menyediakan informasi yang lebih baik. Dinyatakan bahwa dalam sistem berbasis kas terdapat bias pada investasi modal yang rasional, dan informasi yang disajikan melalui akuntansi akrual memungkinkan keputusan yang lebih baik pada neraca antara pengeluaran modal dan pengeluaran operasional, serta mempertimbangkan biaya oportunitas modal dan konsumsinya sepanjang waktu. Guthrie (1998) berpendapat bahwa dalam lingkup sektor publik, akuntansi akrual tidak sesuai dan kurang bermutu dikarenakan: laba bukanlah tujuan dan tidak dapat dijadikan pengukuran kinerja; struktur keuangan dan solvabilitas tidak relevan pada sektor publik; akuntansi akrual tidak mengukur outcome; akuntansi akrual menyajikan konsep kinerja yang sempit, hanya berfokus pada biaya pelayanan dan efisiensi. Hepworth (2002) berpendapat bahwa akuntansi akrual tidak akan mengatasi permasalahan utama dalam pengendalian keuangan, bahkan akan memperburuk dikarenakan dapat mendorong lingkup judgement yang lebih besar (adanya dimensi politik dalam penganggaran sektor publik memungkinkan keleluasaan yang lebih besar bagi politisi untuk melakukan penyalahgunaan). Akuntansi berbasis kas memiliki kelebihan diantaranya lebih sederhana, mudah dipahami dan obyektivitas, kualitas yang tidak bisa dipandang sebelah mata, terutama dalam departemen2 pemerintahan yang didalamnya terdapat beberapa akuntan yang menyusun dan memahami informasi yang berkaitan membutuhkan pelatihan. Adanya tekanan bagi sektor publik untuk melakukan pembenahan dan menunjukkan efisiensi dan efektivitas, dengan implementasi sistem akuntansi akrual sering dipandang memiliki peranan penting dalam proses tersebut (Pallot, 1992). 1.2. Teori Institusional Literatur NPM menyarankan bahwa alasan fungsional maupun rasional (untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas) adalah motivasi utama dalam perubahan. Bagaimanapun juga sebaliknya teori institusional menekankan bahwa faktor lain yang berhubungan dengan ekspektasi dan nilai (value) organisasional baik internal maupun eksternal dapat memiliki peranan. Hal ini termasuk pengaruh dari aspek sosial dan budaya suatu lingkungan organisasi, dimana dapat memperluas jangkauan aspek yang seharusnya dipertimbangkan ketika melakukan penilaian perubahan organisasi. Teori institusional mencari penjelasan isomorfisma organisasi, suatu aspek kunci organisasi mengadopsi karakteristik tertentu bertujuan untuk legitimasi, walaupun pada kenyataannya tidak ada manfaat teknis efisiensi ekonomi ketika melakukannya. Meyer & Rowan (1977) menyarankan bahwa pembenahan terkadang diperkenalkan untuk memuaskan aturan dan ekspektasi eksternal (untuk alasan legitimasi eksternal) dalam rangka menggambarkan organisasi yang tepat, rasional & modern, dengan demikian menghindari perhatian dan pertanyaan dari lingkungan sosialnya. Lebih jauh lagi, penelitian menunjukkan bahwa tekanan institusional pada pemerintahan untuk mengadopsi prinsip akuntansi berlaku umum, dimana hal ini adalah akuntansi akrual, dapat mengakar dari tekanan normatif dari asosiasi profesi akuntan. Bagaimanapun juga, Carpenter & Feroz (2001) membenarkan kecenderungan ini yang mana mendorong adopsi akuntansi akrual, memperingatkan bahwa tindakan tersebut melibatkan banyak pihak selain pemerintahan yang harus memahami dan diyakinkan bahwa perubahan tersebut penting dilakukan. Mereka juga menyarankan bahwa pihak yang memaksimalkan kepentingannya sendiri hanya memiliki pengaruh terbatas terhadap pemilihan praktik akuntansi, birokrat mungkin tidak secara independen memiliki pengaruh politis atau kekuasaan untuk mengubah praktik2 yang ada. Dalam situasi demikian memungkinkan adanya ‘organisational imprinting’ dimana organisasi mempertahankan praktik tidak berdasarkan rancangan yang rasional tetapi karena diterima sebagaimana sesuatu dikerjakan. Lounsbury berpendapat bahwa rasionalitas teknis sering terbentuk secara budaya dan kebanyakan lingkungan menyediakan dasar untuk penolakan dan perubahan. Pina et al (2009) mengarahkan pada budaya administrasi publik dan latar belakang sejarah dalam memahami perubahan dan inovasi dan membedakan antara beberapa gaya manajemen publik yang berbeda. Dengan menggunakan konsep tersebut, Inggris sesuai dengan gaya Anglo-Saxon (menekankan efisiensi, efektivitas dan value for money, dan memiliki ciri-ciri pengaruh yang lebih kuat pada asosiasi profesi akuntan), sementara Irlandia memiliki kecenderungan gaya pemerintahan pluralistik/konsensual, bisa dikatakan menunjukkan aspek gaya Nordic. yang 2. Lintasan perubahan 2.1. Inggris Pada Kerajaan Inggris yang terdiri atas 4 negara terpisah (Inggris, Irlandia Utara, Skotlandia, dan Wales) yang merupakan satu kesatuan politik, pergantian dari akuntansi berbasis kas menjadi berbasis akrual pada pemerintahan pusat dipandang signifikan dan disoroti oleh politisi. Pengenalan yang bertahap dimana sistem dikembangkan dan sumber daya termasuk personil yang kompeten diperoleh, disetujui untuk implementasi perubahan yang dinamakan Resource Accounting and Budgeting (RAB) atau Akuntansi dan Penganggaran Sumber daya. Akuntansi Sumber Daya menerapkan prinsip akrual pada akuntansi sektor publik dan melakukan pencarian untuk mengintegrasikan tujuan dan target kedalam sistem akuntansi. Penganggaran Sumber daya didalamnya termasuk penggunaan informasi Akuntansi Sumber daya sebagai basis perencanaan dan pengendalian pengeluaran/belanja publik dalam rangka membuat laporan manajemen sesuai dengan laporan eksternal. Sejak tahun anggaran 2003/2004 pemerintah pusat Inggris telah menjalankan basis akrual baik dalam akuntansi (pelaporan) maupun penganggaran. 2.2. Irlandia Pada akhir 1980an dan awal 1990an Irlandia menunjukkan minat dan perhatian yang tinggi pada pembenahan NPM. Program Modernisasi Layanan Publik berakar dari Inisiatif Manajemen Strategi yang memulai program modernisasi dan inisiatif perubahan pada layanan sipil Irlandia muncul karena adanya kebutuhan untuk mempebaiki sistem akuntansi yang ada dan bergerak dari basis kas menjadi basis akrual untuk mendukung pengambilan keputusan dan akuntabilitas yang lebih baik. Sejak pertengahan 1990an terdapat retorika berulang yang menganjurkan penggunaan akuntansi akrual secara lebih signifikan dalam sistem pelaporan, yang menunjukkan bahwa Irlandia telah mengupayakan perubahan akuntansi secara signifikan. Namunsejak 2002 hampir secara kentara retorika tersebut meghilang dan tekanan penggunaan akuntansi akrual mereda. Meskipun Kerangka Informasi Manajemen memiliki fasilitas akrual (yang pada akhirnya kurang dimanfaatkan), hal ini menyebabkan Irlandia menggunakan Laporan Apropriasi berbasis kas yang ditambah dengan register aset tetap per departmen dan beberapa informasi berbasis akrual (pada akhir tahun). Meskipun perencanaan dan retorika yang baik, informasi akuntansi akrual menjadi sekedar produk dari laporan keuangan eksternal (yang tetap sebagian besar berbasis kas) dan tidak pernah ditanamkan pada konsep akuntansi manajemen pemerintah pusat. 4. Metode penelitian Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah menggunakan teknik wawancara semi terstruktur, dimana responden yang dipilih adalah orang-orang yang memiliki peran kunci dan terlibat langsung dalam pengoprasian system akuntansi pada instansi pemerintah. Untuk di Inggris wawancara dilakukan pada orang-orang yang terlibat langsung dalam perumusan, pelaksanakan dan yang meriviu kebijakan system akuntansi. Sedangkan untuk di Republik Irlandia wawancara dilakukan hanya pada orang senior dengan anggapan bahwa mereka memiliki kompetensi dan pengetahuan yang luas secara teknis. Karena penelitian ini dilakukan pada dua wilayah yang berbeda, maka tema penelitian tentang RAB juga berbeda. Untuk di inggris dibahas tentang pengenalan RAB serta dampak adopsi dalam beberapa tahun sementara di Irlandia menyelidiki alasan mengapa pelaksanaan Akrual tidak dapat berjalan. Yang diwawancarai di inggris adalah para pelaksana yang berstatus sebagai akuntan yang professional, sedangkan di Irlandia operasional pelaksana akuntansinya kebanyakan diisi oleh karir PNS. 5. Hasil penelitian empiris 5.1. Pelaksanaan Akrual di Inggris Secara empiris penelitian ini didasarkan pada hasil wawancara pada para pelaku utama yang telah bekerja sebelum tahun 2008 dan 2009. Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Connolly and Hyndman (2006), dampak awal pelaksanaan RAB menemukan bahwa keterampilan para akuntan yang bekerja di departemen tidak memadai menyebabkan kesulitan dalam pelaksanaan, sehingga informasi tersebut jarang digunakan, secara substansial perubahan akuntansi ini menunjukan biaya yang tidak jelas. Peneliti menyarankan bahwa perubahan akuntansi harus terlebih dahulu diberikan batasan waktu tahapan pengenalan dan pengembangan. Penelitian yang dilakukan di Australia oleh Kober dkk (2010) menunjukan bahwa dari waktu kewaktu penggunaan system akrual sangat membantu dalam memberikan informasi. Dalam penelitian tersebut pengadopsian system akuntansi berbasis akrual yang menggunakan prinsip RAB. 5.1.1. Pemahaman, pemanfaatan dan permasalahan dalam penerapan RAB Penelitian ini menunjukan bahwa dari hasil wawancara, departemen yakin dapat mempersiapkan laporan tahunan. Namun kurangnya pemahaman penggunaan system akurual basis, terutama pada pegawai yang non-akuntan dapat menghambat pengambilan keputusan secara efektif. Secara positif system akrual memberikan informasi keuangan yang lebih focus sehingga menyebabkan pengambilan keputusan lebih baik dari pada mengunakan system akuntansi berbasis kas. Masalah yang dihadapi dalam penerapan RAB adalah sistemnya lebih rumit, terutama terkait dengan system pengangarannya, pengkonsulidasian system kas dan sumberdaya dicatat secara ganda. Selain itu dari hasil wawancara, beberapa orang yang mengungkapkan fakta bahwa tidak hanya rumitnya proses pencatatan tetapi mereka masih tidak yakin manfaat potensial perepan RAB. 5.1.2. Masalah biaya dan manfaat. Penelitian ini menunjukan bahwa akuntansi akrual sering dikaitkan dengan alasan biaya dan manfaatnya. Informasi akuntansi yang lebih baik, dengan biaya yang dikeluarkan lebih mahal. Mahalnya biaya dalam penerapan system ini lebih disebabkan karena mempekerjakan akuntan yang professional pada setiap departemen. 5.1.3. Tersedianya laporan anggaran departemen Salah satu tujuan utama dari RAB adalah para manajer memiliki laporan control anggran sehingga dapat membandingkan antara biaya yang dikeluarkan dengan yang dainggarkan, dan ini dapat mendorong pengambilan keputusan yang lebih baik. Penelitian ini menunjukan bahwa adanya keraguan pemanfaatan informasi dalam pengambilan keputusan karena anggota dewan tidak semua memahami dan menggunakan informasi. 5.2. Keraguan penerapan akrual di Republik Irlandia Perubahan yang melibatkan perbaikan manajemen dan akuntansi keuangan berbasis akrual, merupakan agenda dalam pelayanan birokrasi Irlandia. Untuk menunjang perubahan tersebut sistem informasi dikembangkan dan proyek percontohan utama yang dilakukan. Namun, dorongan muncul berkurang dari sekitar tahun 2002, dan hasilnya menunjukan ada dimodifikasi AAS dengan beberapa catatan akrual dan retensi sistem akuntansi manajemen berdasarkan kas besis. 5.2.1. Semangat dan pengaruh dari tempat lain awal penerapan akrual basis Ada antusiasme untuk melakukan perubahan manajemen keuangan dalam sektor publik Irlandia selama tahun 1990-an. Pengaruh dari negara lain mendorong memaksa manajemen untuk melakukan perubahan, dengan disertai pembuatan peraturan. Keberhasilan penerapan NPM di Selandia Baru dan Australia, mendorong sekolompok PNS yang mengambil Kuliah untuk melakukan perubahan penerapan SMI 5.2.2. Pragmatis di Irlandia Vs dogma di Inggris Di Irlandia memiliki pendekatan pragmatis dalam mengambil keputusan mengenai pengadopsian akuntansi akrual atas dasar antusiasme untuk melakukan perubahan, sedangkan di Inggris penerapannya merupakan doktrinasi. 5.2.3. Hasil Kerugian terbesar dalam penerapan akuntansi akrual adalah bahwa akan ada masalah sumber daya yang besar untuk departemen, tidak hanya dalam staf yang dibutuhkan tetapi juga membangun keterampilan untuk melakukannya. Orang yang bukan dari latar belakang keuangan umumnya merasa tidak ada gunanya melaksanakan akuntansi akrual. Selain itu, kurangnya arah dari pusat dan penundaan, signifikan berkontribusi terhadap hilangnya momentum. Penerapan akuntansi berbasis akrual pada Republik Irlandia karena adanya perubahan yang didorong secara bottom-up, sedangkan di Inggis sebaliknya. 6. Analisis dan Pembahasan Dalam penelitian ini akan melacak kemajuan akuntansi akrual di pemerintah pusat di Inggris dan Republik Irlandia dari awal tahun 1990-an. Dimana Inggris sudah menggunakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan berbasis akrual, sedangkan Republik Irlandia masih mempertahankan basis kas. Terdapat hubungan antara penggunaan basis akrual dengan NPM. Menurut Hood (1995) Inggris menjadi adopter intensitas tinggi(high-insentity adopter) NPM sedangkan Republik Irlandiaadopter intensitas menengah(medium-insentity adopter) dimana ide NPM dan perubahan di dua negara tersebut sejalan dengan klasifikasi ini Dari penelitian sebelumnya (Mellet et all, 2007) digambarkan pendekatan akrual di Inggris agak ideologis atau dogmatis dimana posisi yang diambil berdasar premis yang kurang diperiksa. Sedangkan di Republik Irlandialebih pragmatis dimana ide dinilai dalam konsekuensi yang praktis. Hasil wawancara dan juga penelitian Connoly dan Hynman 2006, secara khusus sulit untuk mempertahankan perubahan basis akrual dari sisi biaya manfaat. Gambaran mengejutkan dari penelitian ini bahawa Republik Irlandiaseolah-seolah berkomitmen akan perubahan radikal pada akuntansi di awal 1990-an. Hal ini dipengaruhi oleh ‘kelompok MSc’ PNS senior yang berkunjung ke Selandia Baru dan Australia dimana mereka yakin akan manfaat akuntansi akrual dan mereka berusaha mempengaruhi untuk mengubah Republik Irlandia. Akan tetapi hal tersebut diantisipasi oleh penelitian Carpenter dan Feruz (2001) yaitu dampak transformasi yang signifikan dihargai lebih luas dan lebih button up,budaya konsensual Republik Irlandiayaitu menentang atau membatasi perubahan untuk berkembang. Apa yang terjadi pada pemerintahan Republik Irlandiasehubungan dengan akuntansi berbasis akrual dapat dibandingkan dengan Inggris dimana RAB ‘didorong’ ke Inggrisdari isomorfisma koersif (Meyer dan Rowan 1977). Adanya reformasi NPM yang diperjuangkan oleh tokoh politik, mengharuskan sektor publik untuk lebih fokus dalam menyediakan informasi dan membuat keputusan. Barulah tahun 1994 diusulkan mengadopsi akuntansi akrual di Inggris, sama ketika menjadi perdebatan di Republik Irlandia. Tapi yang terjadi setelah itu sangat berbeda. DiInggris diikuti dengan cepat oleh (diskusi) Kertas Hijau di 1994 dan Inggris Treasury White (kebijakan) kertas di 1995 tentang strategi transisi dan menyajikan manajemen akuntansi dan sistem pelaporan keuangan pada 2003/2004. Menurut Hofstede (2001) dan Pina dkk (2009) bahwa UK dan RoI berbeda pada kendaraan politik dan ideologi. Sejak 1970-an di Inggris NPM diperlukan untuk menjadi modern sebagai administrasi publik yang efektif. Sebaliknya di Republik Irlandiakarena lebih konsensual, kumpulan budaya, tidak salah mengalami perubahan dalam kebijakan publik. Kurangnya ideologi politik yang kuat di Republik Irlandiadengan pemerintah koalisi (dibanding pemerintah mayoritas seperti di Inggris) diperkuat dengan pendekatan yang lebih reflektif dan gradualis. Dengan lingkungan seperti itu, perubahan cepat dan radikal, kesempatan memblokir perubahan dari dalam atau dari bawah, akan meningkat. Di Republik Irlandiamenunjukkan bahwa ada ketakutan dari perubahan di sektor publik sehingga berakibat kurang paham tentang akuntansi akrual di pemerintah pusat. Lounsbury (2007) menggambarkan perbedaan logika di dua negara terlepas dari pengaruh kekuatan eksternal internasional yang memproyeksikan akuntasi akrual dengan semangat sebagai akuntansi yang tepat, berbeda dengan keyakinan budaya, norma dan aturan operasi dan perilaku yang membuat embedding bermasalah di Republik Irlandia. Menurut Marquis dan Lounsbury (2007) disektor perbankan dapat dilihat dimana, akhirnya, mode yang berbeda operasi muncul di lokasi geografis yang berbeda. 7. Simpulan Akuntansi akrual telah tertanam baik di pemerintah pusat Inggris. Di bawah RAB, informasi akuntansi sangat komplek, manajer paham dan yakin akan kehadirannya dan berakibat meningkatkan pembuatan keputusan. Juga dikenalkannya RAB membuat biaya naik signifikan. Di Republik Irlandia, sistem akuntansi akrual tidak berjalan (tidak mungkin dalam waktu dekat). Faktor yang membuat berbeda dengan Inggris antara lain: pilihan pragmatisme, Republik Irlandia cenderung tidak melangkahi NPM, jauh dari ideologis dan kepercayaan politis, perbedaan budaya dan pengalaman dari Inggris yang mengecewakan.. Sehingga perubahan ke akrual ‘tidak diambil’ sebagaimana puisi Robert Frost “sejumlah alasan pilihan yang semu”