INSTRUMEN KEUANGAN Pengertian Kas dan piutang merupakan aset keuangan atau sering disebut instrumen keuangan. Instrumen keuangan adalah setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan entitas dan liabilitas keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain (PSAK 50). Berikut adalah standar akuntansi yang mengatur instrumen keuangan. a. PSAK 50 Instrumen Keuangan: Penyajian (revisi 2013) adopsi dari IAS 32 Financial Instrument: Presentation b. PSAK 55 Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Penilaian (revisi 2014) adopsi dari IAS 39 Financial Instrument: Recognition and Valuation c. PSAK 60 Instrumen Keuangan: Pengungkapan (revisi 2014) adopsi dari IFRS 7 Financial Instrument: Disclosure PSAK 50 Instrumen Keuangan: penyajian. PSAK ini menyediakan pedoman tentang klasifikasi instrumen keuangan, akuntansi instrumen keuangan majemuk, pembelian kembali saham, saling hapus aset dan liabilitas keuangan. PSAK 55 Instrumen Keuangan: pengakuan dan pengukuran. PSAK ini menyediakan pedoman tentang definisi, klasifikasi, reklasifikasi, aset dan liabilitas keuangan, pengakuan dan penghentian pengakuan aset dan liabilitas keuangan. PSAK 60 Instrumen Keuangan: pengungkapan. PSAK ini menyediakan pedoman tentang pengungkapan aset dan liabilitas keuangan, serta instrumen ekuitas dalam laporan keuangan Standar akuntansi berdasarkan IFRS banyak menggunakan dasar penilaian wajar, hal ini membawa dampak perubahan besar dalam penerapan standar akuntansi dalam praktik. Sebagai contoh, perhitungan amortisasi premium atau diskon yang selama ini dibolehkan menggunakan metode garis lurus, dengan IFRS harus menggunakan metode bunga. Perhitungan bunga harus didasarkan pada tingkat bunga efektif bukan tingkat bunga nominal. Bunga efektif adalah bunga yang menyamankan antara nilai wajar aset keuangan dengan nilai kini dari pembayaran/penerimaan aset keuangan di masa depan. Perubahan tidak hanya berdampak pada laporan keuangan, baik kinerja keuangan perusahaan dan posisi keuangan, namun juga memengaruhi peroses bisnis dan sistem yang digunakan oleh entitas. Entitas harus menyiapkan sistem yang memungkinkan pencatatan transaksi sehingga dapat menghasilkan laporan keuangan sesuai dengan PSAK. Semua entitas tanpa terkecuali memiliki aset dan liabilitas keuangan. Untuk perusahaan yang bergerak di bidang keuangan seperti perbankan, asuransi dan pembiayaan, aset dan liabilitas keuangan merupakan komponen terbesar dalam laporan posisi keuangan. Dampak perubahan besar PSAK instrumen keuangan sangat dirasakan oleh entitas yang bergerak di industri keuangan. IASB mengeluarkan IFRS 9 Financial Instrument: Recognition and Valuation tahun 2011 untuk menggantikan IAS 39: Financial Instrument: Recognition and Valuation. Beberapa bagian dari IFRS tersebut telah selesai didiskusikan namun ada beberapa bagian yang belum selesai dibahas sehingga IFRS tersebut belum berlaku secara keseluruhan. DSAK menerbitkan PSAK 55 (Revisi 2014) dengan mendasarkan pada perubahan IFRS 9 yang telah selesai dibalas. Beberapa perubahan yang dilakukan IFRS 9 di antaranya adalah klasifikasi aset tersedia dijual dan dipegang hingga jatuh tempo, reklasifikasi aset keuangan, dan metode penghitungan penurunan nilai aset keuangan. PSAK 50, 55, dan 60 kembali diubah pada tahun 2013 disesuaikan dengan penerapan PSAK 68: Nilai Wajar. Tidak banyak perubahan signifikan dalam perubahan tersebut. Namun IASB telah menyelesaikan seluruh standar dalam IFRS 9 pada mengeluarkan standar tersebut pada 14 Juni 2015. Namun standar tersebut tersebut baru efektif berlaku pada tahun 2018. Dampaknya PSAK akan kembali direvisi mengikuti perubahan terakhir dalam IFRS 9. Menutrut IFRS 9 yang aset keuangan dikelompokkan menjadi tiga yaitu aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif dan aset keuangan diukur dengan nilai amortisasi. Klasifikasi piutang dan pinjaman tidak ada lagi, karena piutang, pinjaman dan aset dimiliki hingga jatuh tempo diukur sebesar nilai amortisasi. Bentuk Instrumen Keuangan Instrumen keuangan berdasarkan PSAK 50 (Revisi 2013) berbentuk aset keuangan, liabilitas keuangan, dan instrumen ekuitas, PSAK 55 (Revisi 2013) menjelaskan lebih rinci berdasarkan jenis pengukurannya. Bagan 5.1 menjelaskan bentuk dan jenis instrumen keuangan. Aset keuangan dapat diklasifikasi menjadi (a) Aset Keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba-rugi, (b) Investasi sampai jatuh tempo, (c) Pinjaman yang diberikan atau piutang, dan (d) Aset keuangan tersedia dijual. Liabilitas keuangan diklasifikasi menjadi liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba-rugi, dan kewajiban lainnya. Instrumen ekuitas terdiri atas: instrumen ekuitas biasa, intrumen ekuitas majemuk, instrumen ekuitas sintesis. Instreumen derivatif terdiri atas derivatif biasa dan derivatif melekat. Instrumen lindung nilai terdiri atas lindung nilai atas nilai wajar, lindung nilai arus kas, dan lindung nilai atas investasi bersih pada operasi di luar negeri. Akuntansi aset keuangan, liabilitas keuangan, instrumen ekuitas, lindung nilai sebagian akan dibahas dalam buku ini, sebagian lagi akan dibahas di buku yang berbeda. Aset keuangan terdiri dari : 1. Kas. Baik dalam bentuk kas di dalam perusahaan dalam bentuk uang tunai maupun kas yang disimpan di dalam bank 2. Instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas lain. Dalam sebuah entitas, aset ini merupakan bentuk investasi dalam saham. Investasi dalam saham yang termasuk dalam investasi keuangan adalah investasi yang akan dijual dalam jangka waktu dekat dan tidak ditujukan untuk penyertaan saham dalam jangka panjang seperti diatur dalam PSAK 15 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama atau investasi di anak perusahaan yang diatur dalam PSAK 65 Laporan Keuangan Konsolidasi dan PSAK 4 Laporan Keuangan Sendiri 3. Hak kontraktual a. Untuk menerima kas atau asset keuangan lain dari entitas lain. Bentuk hak kontraktual ini dapat berbentuk klaim entitas terhadap entitas lain untuk mendapatkan kas atau asset keuangan, contohnya piutang, investasi dalam obligasi dan perjanjian pemberian pinjaman. Kontraktual tersebut dapat berbentuk perjanjian formal seperti perjanjian kredit yang dikeluarkan oleh perbankan dan perjanjian kredit pembelian asset tetap. Namun dapat juga tanpa perjanjian formal dan hanya didasarkan pada bukti pengiriman barang dan faktur penagihan, contohnya piutang dagang jarang menggunakan bentuk perjanjian formal dan hanya didasarkan pada faktur bukti pengiriman barang atau penyelesaian jasa. b. Untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan entitas lain denagn kondisi yang berpotensi menguntungkan entitas tersebut Contoh kontrak ini dapat berupa forward future, atau bentuk opsi untuk mempertukarkan asset keuangan, misalnya entitas memiliki kontrak untuk menukarkan piutang dalam mata uang USD sebesar $100,000 ke dalam mata uang Rupiah pada lima bulan yang akan datang dengan kurs ditetapkan sebesar Rp9,000 untuk tiap USD. Jika ternyata dalam perjalanan sebelum tiga bulan tersebut kurs berubah jadi lebih tinggi dari Rp9,000 per USD maka entitas berpotensi untung. Misalnya kontrak tersebut dibuat ada 1 Oktober 20X1 dan jatuh tempo pada 1 Maret 20X2. Jika pada 31 Desember 20X1 kurs sebesar Rp9,300 per USD maka entitas akan mengakui potensi keuntungan sebesar Rp300 x $100,000. Potensi untung tersebut akan dicatat sebagai asset keuangan dan diakui sebagai keuntungan. 4. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrument ekuitas yang diterbitkan oleh entitas dan merupakan : a. Nonderivatif dimana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk menerima sejumlah yang bervariasi dari instrument yang diterbitkan entitas; atau b. Derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain denagn mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau asset keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas. Untuk tujuan ini, instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas tidak termasuk instrumen keuangan yang mempunyai fitur opsi jual (puttable financial instruments), instrumen yang mensyaratkan suatu kewajiban terhadap entitas untuk menyerahkan kepada pihak lain bagian prorata aset neto entitas hanya pada saat likuidasi dan dikategorikan sebagai instrumen ekuitas, atau instrumen yang merupakan kontrak untuk menerima ayau menyerahkan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas tersebut di masa yang akan datang. Kontrak bukan instrumen ekuitas walaupun diselesaikan denga penerimaan instrument ekuitas yang diterbitkan karena nilai ekuitasnya bervariasi. Contoh, kontrak untuk menerima sejumlah bervariasi dari instrumen ekuitas diterbitkan senilai Rp100 miliar. Jumlah instrumen ekuitas yang akan diterima tergantung Rp100 miliar dibagi dengan harga saham tangal kontra. Opsi saham atau warrant yang diberikan hak untuk membeli saham dalam jumlah yang ditetapkan merupakan instrumen ekuitas. Liabilitas keuangan terdiri atas: 1. Liabilitas kontraktual a. Untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain Kontrak untuk menyerahkan kas atau aset keuangan biasanya muncul dalam bentuk utang entitas pada pihak lain. Utang dapat berupa kontak formal seperti utang bank atau utang obligasi. Namun utang dapat juga muncul tanpa kontrak formal, hanya didasarkan faktur pembelian atau dokumen pengiriman/ penerimaan barang. b. Untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan dengan entitas lain dengan kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan entitas Entitas dapat membuat kontrak untuk mempertukarkan aset keuangan, jika dalam kontrak tersebut berpotensi tidak menguntungkan, maka potensi tidak menguntungkan tersebut akan diakui sebagai liabilitas keuangan dan kerugian pada sisi lain. 2. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas dan merupakan suatu: a. Nonderivatif di mana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk menyerahkan sejumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas; atau b. Derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan mempertukarkan kas dalam jumlah tertentu atau aset keuangan lain dengan jumlah tertentu dengan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas. Contoh (1) kontrak untuk menyerahkan instrumen ekuitas senilai 100 ons emas, karena jumlah instrumen ekuitas yang diterbitkan tergantung harga emas dan harga saham. (2) kontrak untuk menyerahkan instrumen ekuitas senilai 100 lembar instrumen ekuitas sebagai pengganti kas yang setara dengan 100 ons emas, karena nilai instrumen ekuitasnya tergantung dari harga emas, sehingga jumlahnya bervariasi. Instrumen Ekuitas Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Kontrak yang akan diselesaikan oleh entitas dengan penyerahan (atau penerimaan) instrumen ekuitas miliknya dalam jumlah yang telah ditetapkan sebagai pengganti kas atau aset keuangan lainnya yang nilainya telah ditetapkan adalah instrumen ekuitas. Instrumen Derivatif Instrumen derivatif, memiliki karakteristik: a. b. c. Nilainya berubah-ubah tergantung perubahan variabel yang ditentukan atau variabel fundamental. Misalnya: tingkat bunga harga instrumen keungan, harga komoditas, kurs mata uang asing, indeks harga atau indeks suku bunga, peringkat kredit atau indeks kredit, atau variabel-variabel lainnya. Tidak ada atau investasi awal bersih yang jumlahnya lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan untuk kontrak lain yang serupa, yang diharapkan akan menghasilkan dampak yang serupa sebagai akibat perubahan faktor pasar. Penyelesaiannya dilakukan pada tanggal tertentu di masa depan. Ada derivatif yang berdiri sendiri (free standing), contohnya opsi, kontrak forward, swap, kontrak future. Ada juga derivatif yang melekat (embedded), contohnya: waran yang undetachable, obligasi atau saham preferen yang dapat dikonversikan. Instrumen Lindung Nilai Instrumen lindung nilai adalah instrumen derivatif yang telah ditetapkan untuk tujuan lindung nilai (hanya untuk lindung nilai atas risiko perubahan nilai tukar mata uang asing), yang nilai wajar atau arus kasnya diperkirakan dapat saling hapus dengan perubahan nilai wajar atau arus kas dari item yang dilindungi nilainya. Instrumen lindung nilai adalah instrumen yang memiliki karakteristik ada komitmen pasti, prakiran transaksi, item yang dilindung nilai, dan efektivitas lindung nilai. Konsep Pengakuan dan Pengukuran Instrumen Keuangan Entitas mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan pada laporan posisi keuangan jika dan hanya jika entitas tersebut menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontrak instrumen tersebut. Jika menurut definisi instrumen keuangan, maka saat kontrak tersebut mengindikasikan adanya suatu aliran manfaat ekonomi diterima atau diserahkan di masa mendatang dan diukur dengan andal, maka kontrak tersebut akan dicatat sebagai sebagai aset atau liabilitas keuangan. Pengukuran aset atau liabilitas keuangan dibedakan menjadi dua yaitu pengukuran pada saat pengakuan awal dan pengukuran setelah pengakuan awal. Secara umum pengukuran menggunakan dasar nilai wajar, namun saat nilai wajar tidak dapat diperoleh maka dapat menggunakan nilai perolehan atau nilai tercatat. Pengakuan awal aset dan liabilitas keuangan menggunakan nilai wajar pada tanggal perolehan atau transaksi. Pada saat perolehan ini, ada kalanya entitas harus membayar biaya transaksi untuk memperoleh aset atau mengeluarkan liabilitas keuangan. Biaya transaksi tersebut perlakuannya beda untuk aset dan liabilitas keuangan yang berbeda. Untuk aset dan liabilitas keuangan yang dalam pengukuran setelah pengakuan awal menggunakan nilai wajar, biaya transaksi tersebut diklasifikasikan dengan beban pada periode berjalan. Biaya transaksi untuk aset atau liabilitas yang pengukuran setelah pengakuan awal tidak menggunakan nilai wajar, dikapitalisasi menambah nilai aset atau liabilitas keuangan. Bagan 5.2 menjelaskan bagaimana pengukuran instrumen keuangan pada saat pengakuan awal. Sebagai ilustrasi, jika entitas A mengeluarkan obligasi tersebut tidak dimaksudkan untuk dilunasi sesuai kontrak pelunasannya sehingga dikategorikan sebagai kewajiban lainnya. Obligasi tersebut bagi entitas penerbit tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi tetapi diukur berdasarkan nilai amortisasinya (amortized cost). Konsekuensinya biaya yang dikeluarkan untuk menjual obligasi tersebut akan dikapitalisasi mengurangi nilai perolehan penjualan obligasi. Hasil yang diperoleh perusahaan sebesar harga jual dikurangi biaya transaksi akan digunakan untuk menentukan nilai bunga efektif obligasi tersebut. Bunga efektif adalah bunga yang menyamakan nilai kini obligasi (uang yang diterima dikurangi biaya transaksi) dan nilai kini dari pembayaran yang dilakukan di masa mendatang yaitu bunga berdasarkan tingkat bunga nominal yang ditetapkan dan nilai pokok obligasi. Bagi entitas B yang membeli 1.000 lembar obligasi tersebut dan dimaksudkan sebagai investasi sementara jangka pendek, akan mengategorikan investasi tersebut sebagai investasi yang diukur dengan nilai wajar melalui laba rugi. Entitas B akan mengakui biaya transaksi yang timbul dari transaksi pembelian obligasi tersebut sebagai biaya pada periode berjalan dan tidak menambahkannya ke dalam nilai investasi dalam obligasi. Setelah pengakuan awal, instrumen keuangan akan diukur dengan dengan berbagai cara sesuai dengan jenisnya. Definisi dan klasifikasi masing-masing instrumen keuangan sangat penting untuk diperhatikan karena klasifikasi yang berbeda memiliki perlakuan akuntansi yang berbeda. Transaksi yang terjadi dapat serupa, misalnya membeli obligasi PT PLN, namun entitas A dapat mengklasifikasikannya sebagai investasi yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, tersedia untuk dijual atau dipegang hingga jatuh tempo. Perbedaan klasifikasi tersebut akan memengaruhi bagaimana investasi obligasi tersebut akan diukur. Instrumen keuangan seperti halnya aset lain juga harus di review pada setiap pelaporan untuk melihat ada tidaknya indikasi penurunan nilai (impairment). Penurunan nilai aset keuangan tidak diatur mengikuti PSAK 48 Penurunan Nilai, namun diatur secara khusus dalam PSAK 55. Aset keuangan mengalami penurunan nilai jika nilai tercatat aset lebih tinggi dibandingkan nilai yang dapat diperoleh kembali. Jika terdapat bukti objektif penuurunan nilai, maka harus dilakukan estimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dan mengakui kerugian penurunan nilai. Pembalikan atas penurunan atas piutang, invetasi held to maturity (HTM), dan instruman utang available for sale (AFS) dapat dilakuka jika memenuhi kriteria. Penyajian dan Pengungkapan Penyajian aset keuangan dalam laporan keuangan diatur khusus dalam PSAK 50 (revisi 2013) Instrumen Keuangan: Penyajian. Pernyataan ini menjelaskan secara umum prinsip penyajian instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan. Prinsip penyajian ini berlaku terhadap kategori instrumen keuangan dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, liabilitas keuangan, dan instrumen ekuitas; pengategorian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan, serta keadaan aset keuangan dan liabilitas keuangan akan saling hapus. Pengungkapan aset keuangan diatur dalam PSAK 60 Instrumen Keuangan: Pengungkapan. Pernyataan ini mengatur pengungkapan dalam laporan keuangan yang memungkinkan pengguna mengevaluasi signifikasi instrumen keuangan atas posisi dan kinerja keuangan entitas serta jenis dan besarnya risiko yang timbul dan bagaimana entitas mengelola risiko tersebut. Instrumen Keuangan Majemuk (Paragraf 31-35) 31. Penerbit instrumen keuangan nonderivatif mengevaluasi persyaratan instrumen keuangan untuk menentukan apakah instrumen tersebut mengandung komponen ekuitas dan liabilitas. Komponen-komponen tersebut diklasifikasikan secara terpisah sebagai liabilitas keuangan, aset keuangan, atau instrumen ekuitas sesuai dengan sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan, aset keuangan, dan instrumen ekuitas. 32. Entitas mengakui secara terpisah komponen-komponen instrumen keuangan yang: (a) Menimbulkan liabilitas keuangan bagi entitas; dan (b) Memberikan opsi bagi pemegang instrumen untuk mengkonversi instrumen keuangan tersebut menjadi instrumen ekuitas dari entitas yang bersangkutan. Misalnya, obligasi atau instrumen serupa yang dapat dikonversi oleh pemegangnya menjadi saham biasa dengan jumlah yang telah ditetapkan merupakan instrumen keuangan majemuk. Dari sudut pandang entitas, instrumen ini terdiri dari dua komponen: liabilitas keuangan (perjanjian kontraktual untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lainnya) dan instrumen ekuitas (opsi beli yang memberikan hak pada pemegangnya selama jangka waktu tertentu untuk mengkonversi instrumen tersebut menjadi saham biasa dengan jumlah yang telah ditetapkan). Dampak ekonomi dari penerbitan instrumen seperti ini secara substansial sama dengan penerbitan secara simultan instrumen kewajiban yang memiliki ketentuan pelunasan dipercepat dan waran untuk pembelian saham biasa, atau penerbitan instrumen utang yang dilengkapi dengan waran beli saham yang dapat dipisahkan (detachable share purchase warrants). Dengan demikian, dalam semua kasus, entitas menyajikan komponen liabilitas dan ekuitas secara terpisah dalam laporan posisi keuangan. 33. Klasifikasi komponen liabilitas dan ekuitas dari suatu instrumen yang dapat dikonversi tidak diubah sebagai akibat adanya perubahan kemungkinan bahwa opsi konversi tersebut akan dilaksanakan, meskipun jika pelaksanaan opsi tersebut akan menguntungkan secara ekonomi bagi beberapa pemegangnya. Pemegang instrumen mungkin tidak selalu bertindak sebagaimana yang diperkirakan karena, misalnya, konsekuensi pajak yang timbul akibat konversi yang dilakukan mungkin berbeda-beda di antara para pemegang. Selanjutnya, kemungkinan terjadinya konversi akan selalu berubah dari waktu ke waktu. Kewajiban kontraktual entitas untuk melakukan pembayaran di masa datang akan tetap ada hingga kewajiban tersebut berakhir melalui konversi, jatuh tempo instrumen, atau transaksi lainnya. 34. PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran mengatur hal-hal yang berhubungan dengan pengukuran aset dan liabilitas keuangan. Instrumen ekuitas adalah instrumen yang memberikan hak residual atas aset entitas setelah dikurangi seluruh liabilitasnya. Oleh karenanya, ketika nilai tercatat awal suatu instrumen keuangan majemuk dialokasikan pada komponen ekuitas dan liabilitas, maka komponen ekuitas yang dialokasikan adalah jumlah residu dari nilai wajar instrumen keuangan secara keseluruhan dikurangi dengan nilai komponen liabilitas yang ditetapkan secara terpisah. Nilai dari setiap fitur derivatif (seperti opsi beli) yang melekat pada instrumen keuangan majemuk selain komponen ekuitas (seperti opsi konversi ekuitas) merupakan bagian dari komponen liabilitas. Jumlah nilai tercatat yang dialokasikan ke komponen liabilitas dan ekuitas pada saat pengakuan awal selalu setara dengan nilai wajar dari instrumen tersebut secara keseluruhan. Tidak ada keuntungan atau kerugian yang timbul dari pengakuan awal komponen instrumen secara terpisah. 35. Sesuai dengan pendekatan yang dijelaskan di paragraf penerbit obligasi yang dapat dikonversi menjadi saham biasa pertama kali menentukan nilai tercatat komponen liabilitas dengan mengukur nilai wajar liabilitas serupa (termasuk fitur derivatif nonekuitas melekat) yang tidak memiliki komponen ekuitas. Nilai tercatat instrumen ekuitas yang ditunjukkan oleh opsi untuk mengkonversi instrumen tersebut menjadi saham biasa, ditetapkan dengan cara mengurangkan nilai wajar liabilitas keuangan dari nilai wajar instrumen keuangan majemuk secara keseluruhan. Instrumen Keuangan Majemuk (lihat juga paragraf PA40-PA45 dan Contoh Ilustrasi 9-12) PA40. Paragraf 31 hanya diterapkan untuk penerbit instrumen keuangan majemuk nonderivatif. Paragraf 31 tidak mengatur instrumen keuangan majemuk dari sudut pandang pemegang instrumen. PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran mengatur pemisaha derivatif melekat dari sudut pandang pemegang instrumen keuangan majemuk. PA41. Bentuk umum dari instrumen keuangan majemuk adalah instrumen utang dengan opsi konversi melekat, seperti obligasi yang dapat dikonversi menjadi saham biasa penerbit, tanpa fitur derivatif melekat lainnya. Paragraf 31 mensyaratkan penerbit instrumen keuangan jenis ini untuk menyajikan komponen liabilitas dan komponen ekuitas secara terpisah dalam laporan posisi keuangan, sebagai berikut: (a) Kewajiban penerbit untuk melakukan pembayaran bunga dan pokok secara terjadwal merupakan kewajiban keuangan yang akan tetap ada selama instrumen belum dikonversi. Pada saat pengakuan awal, nilai wajar komponen liabilitas adalah nilai kini dari serangkaian arus kas di masa depan yang telah ditetapkan dalam kontrak, yang didiskonto pada suku bunga yang digunakan oleh pasar pada saat itu untuk instrumen-instrumen yang memiliki status kredit setara dan menghasilkan arus kas yang secara substansial sama, memiliki persyaratan yang sama, namun tanpa opsi konversi. (b) Instrumen ekuitas merupakan opsi yang dilekatkan untuk mengonversi liabilitas menjadi ekuitas penerbit. Nilai wajar opsi ini terdiri atas atas nilai waktu dan nilai intrinsik, jika ada. Opsi ini memiliki nilai pada saat pengakuan awal sekalipun jika saat itu opsi berada dalam kondisi posisi tidak untung (out of the money). PA42. Pada saat dilakukan konversi atas instrumen yang dapat dikonversi pada saat jatuh tempo, entitas menghentikan pengakuan komponen kewajiban dan mengakuinya sebagai ekuitas. Komponen awal dari ekuitas tetap sebagai ekuitas (meskipun komponen tersebut mungkin dipindahkan dari satu pos ke pos lainnya dalam ekuitas). Tidak terdapat pengakuan keuntungan atau kerugian pada saat dilakukan konversi saat jatuh tempo. PA43. Ketika entitas menghapuskan instrumen yang dapat dikonversi sebelum jatuh tempo melalui penebusan atau pembelian kembali secara dini yang tidak mengubah hak konversi semula, maka pada tanggal transaksi entitas mengalokasikan jumlah yang dibayarkan serta biaya transaksi untuk pembelian kembali atau penebusan secara dini tersebut ke dalam komponen liabilitas dan komponen ekuitas instrumen tersebut. Metode yang digunakan untuk mengalokasikan jumlah yang dibayarkan dan biaya transaksi pada setiap komponen yang terpisah harus konsisten dengan metode yang digunakan untuk alokasi awal pada setiap komponen yang terpisah atas hasil yang diperoleh dari penerbitan instrumen yang dapat dikonversi tersebut, sesuai ketentuan paragraf 3135. PA44. Sekali alokasi pembayaran tersebut dilakukan, maka setiap keuntungan atau kerugian yang timbul diperlakukan sesuai prinsip akuntansi yang dapat diterapkan pada komponen terkait, sebagai berikut: (a) jumlah keuntungan atau kerugian yang terkait dengan komponen kewajiban diakui dalam laporan laba rugi; dan (b) jumlah pembayaran yang terkait dengan komponen ekuitas diakui dalam ekuitas. PA45. Entitas dapat mengubah persyaratan instrumen yang dapat dikonversi untuk mendorong dilakukannya konversi dini, contohnya dengan menawarkan rasio konversi yang lebih menarik atau menawarkan pembayaran ekstra jika konversi dilakukan sebelum tanggal yang ditetapkan. Perbedaan, pada tanggal dilakukan perubahan persyaratan, antara nilai wajar dari pembayaran yang diterima pemegang instrumen pada saat dilakukan konversi berdasarkan persyaratan yang telah diubah dan nilai wajar dari pembayaran yang akan diterima pemegang instrumen berdasarkan persyaratan awal diakui sebagai kerugian dalam laporan laba rugi. (b) Saham untuk Saham (Penyelesaian Neto dengan Saham) CI9. Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada butir (a), dengan pengecualian bahwa penyelesaian akan dilakukan neto dengan saham. Entitas A membukukan ayat-ayat jurnal yang sama dengan jurnal pada butir (a), kecuali: 31 Januari 2003 Kontrak diselesaikan neto dengan saham. Entitas A memiliki hak untuk menerima sahamnya kembali senilai Rp104.000 (Rp104 x 1.000) dan berkewajiban menyerahkan sahamnya senilai Rp106.000 (Rp106 x 1.000) kepada Entitas B. Jadi, Entitas A menyerahkan selisih sahamnya senilai Rp2.000 (Rp106.000-Rp104.000) kepada Entitas (Rp2.000/Rp106). B, atau sama dengan 18,9 lembar saham Dr Liabilitas Berjangka Cr Ekuitas Rp2.000 Rp2.000 Untuk mencatat penyelesaian kontrak berjangka. Penerbitan saham baru entitas dicatat sebagai transaksi ekuitas. (c) Saham untuk Kas (Penyelesaian Fisik Bruto) CI10. Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada (a), dengan pengecualian bahwa penyelesaian akan dilakukan dengan penyerahan kas dan saham Entitas A yang nilai dan jumlahnya telah ditetapkan. Sama seperti pada butir (a) dan (b) di atas, harga per lembar saham yang harus dibayar Entitas A setelah satu tahun ditetapkan sebesar Rp104. Dengan demikian, Entitas A berhak menerima Rp104.000 secara tunai (Rp104 x 1.000) dan berkewajiban menyerahkan 1.000 lembar sahamnya setelah satu tahun. Entitas A membukukan ayat-ayat jurnal berikut ini. 1 Februari 2002 Tidak ada jurnal yang harus dibuat pada 1 Februari. Tidak ada kas yang diserahterimakan karena nilai wajar awal dari kontrak berjangka adalah nol. Sebuah kontrak berjangka bagi pertukaran saham Entitas A yang jumlahnya telah ditetapkan dengan kas atau aset keuangan lainnya yang nilainya telah ditetapkan memenuhi definisi sebuah instrumen ekuitas karena kontrak tersebut tidak dapat diselesaikan dengan cara lain kecuali melalui pertukaran saham dengan kas. 31 Desember 2002 Tidak ada jurnal yang dibukukan pada 31 Desember karena tidak ada kas yang diserahterimakan dan karena kontrak memberi hak untuk menerima saham milik Entitas A dalam jumlah yang telah ditetapkan dengan menyerahkan kas yang nilainya telah ditetapkan, maka kontrak tersebut memenuhi definisi instrumen ekuitas. 31 Januari 2003 Pada 31 Januari 2003, Entitas A menerima Rp104.000 secara tunai dan menyerahkan 1.000 lembar sahamnya Dr Kas Cr Ekuitas Rp104.000 Rp104.000 Untuk mencatat penyelesaian kontrak berjangka (d) Pilihan Penyelesaian CI11. Adanya pilihan penyelesaian (seperti neto secara tunai, neto dengan saham, atau dengan pertukaran kas dan saham) menjadikan kontrak berjangka sebagai aset keuangan atau liabilitas keuangan. Kontrak ini tidak memenuhi definisi instrumen ekuitas karena tidak dapat diselesaikan oleh Entitas A selain dengan membeli kembali sahamnya dalam jumlah yang telah ditetapkan dengan menyerahkan kas atau aset keuangan lainnya yang nilainya telah ditetapkan. Dalam hal ini, Entitas A membukukan sebuah aset derivatif atau liabilitas derivatif, seperti yang diilustrasikan dalam butir (a) dan (b) di atas. Ayat jurnal yang harus dibuat pada saat penyelesaian tergantung pada bagaimana penyelesaian tersebut dilakukan. Contoh 3: Pembelian Opsi-Beli atas Saham CI12. Contoh ini mengilustrasikan ayat-ayat jurnal yang harus dibukukan atas hak yang timbul dari pembelian opsi beli atas saham milik entitas yang akan diselesaikan (a) neto secara tunai, (b) neto dengan saham, atau (c) dengan pertukaran kas dengan saham milik entitas. Contoh ini juga mendiskusikan efek dari pilihan penyelesaian (lihat butir (d) di bawah): Asumsi-asumsi: Tanggal Kontrak 1 Feb 2002 Tanggal Exercise 31 Jan 2003 (European terms; hanya dapatdi-exercise pada saat jatuh tempo) Pemegang hak exercise Entitas A, Pihak Pertama Harga pasar per lembar saham pada 1 Feb 2002 Rp100 Harga pasar per lembar saham pada 31 Des 2002 Rp104 Harga pasar per lembar saham pada 31 Jan 2003 Rp104 Harga exercise yg ditetapkan untuk dibayar pada 31 Januari 2003 Rp102 Jumlah lembar saham menurut kontrak Rp 1.000 Nilai wajar opsi pada 1 Feb 2002 Rp5.000 Nilai wajar opsi pada 31 Des 2002 Rp3.000 Nilai wajar opsi pada 31 Januari 2003 Rp2.000 Saham Treasuri (Lihat Juga Paragraf PA46) Instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas tidak dapat diakui sebagai aset keuangan. Jika entitas memperoleh kembali instrumen ekuitasnya, instrumen-instrumen tersebut (saham treasuri) dikurangkan dari ekuitas. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari pembelian, penjualan, penerbitan, atau pembatalan instrumen ekuitas entitas tersebut tidak dapat diakui dalam laporan laba rugi. Saham treasuri tersebut dapat diperoleh dan dimiliki oleh entitas yang bersangkutan atau oleh anggota lain dalam kelompok usaha yang dikonsolidasi. Jumlah yang dibayarkan atau diterima diakui secara langsung di ekuitas. Namun, jika entitas memegang ekuitas miliknya untuk kepentingan pihak lain, misalnya institusi keuangan yang memegang ekuitas miliknya untuk kepentingan klien, maka akan terdapat hubungan keagenan dan sebagai akibatnya instrumen tersebut tidak termasuk dalam laporan posisi keuangan entitas. Nilai saham treasuri yang dimiliki diungkapkan secara terpisah, baik dalam laporan posisi keuangan maupun dalam catatan atas laporan keuangan, sesuai dengan PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan. Jika saham treasuri dibeli dari pihak-pihak berelasi, maka entitas mengungkapkannya berdasarkan PSAK 7 (revisi 2010): Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi. PSAK 60 PSAK 60 mengatur persyaratan pengungkapan dalam laporan keuangan terhadap instrument keuangan. Sebelumnya diatur dalam PSAK 50 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan. PSAKA 60 diadopsi IFRS 7 versi Maret 2009. Pada tahun 2014, PSAK 60 Revisi 2014 mengadopsi IFRS dan efektif tangga; 1 Januari 2015. Perubahan PSAK 60 Revisi 2014 Pengungkapan dalam Laporan Posisi Keuangan 1. Kategori aset dan liabilitas keuangan. 2. Aset dan liablitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. 3. Aset dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain. 4. Reklasifikasi. 5. Saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan. 6. Agunan. 7. Akun penyisihan kerugian kredit. 8. Instrument majemuk dengan beberapa derivative melekat. 9. Gagal bayar dari pelanggan. Pengungkapan dalam Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif lain Pos penghasilan, Beban dan Penghasilan Komprehensif lain • Keuntungan dan kerugian neto atas semua klasifikasi instrumen keuangan • Total penghasilan bunga dan total bunga yang dihitung dengan suku bunga efektif • Penghasilan dan beban imbalan yang timbul dari FVPL dan aktivitas wali amanah • Penghasilan bunga dari aset keuangan yang mengalami penurunan nilai yang diakru • Jumlah kerugian penurunan nilai untuk setiap kelas aset keuangan Pengungkapan Lain 1. Kebijakan Akuntansi : Kebijakan akuntansi signifikan, dasar pengukuran yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan dan kebijakan akuntansi lain yang relevan untuk memahami laporan keuangan 2. Akuntansi Lindung Nilai : Deskripsi setiap jenis lindung nilai Deskripsi instrumen keuangan yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dan nilai wajarnya Jenis risiko yang dilindung nilai 3. Nilai Wajar : Untuk setiap kelas aset keangan dan liabilitas keuangan entitas mengungkapkan nilai wajar dari kelas aset dan liabilias keuangan tersebut dengan cara yang memungkinkan untuk membandingkan dengan jumlah tercatatnya.