Uploaded by sulastaricahyani10

Patogenesis bronkiektasis tergantung pada faktor penyebabnya

advertisement
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
limpahan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan tepat waktu.
Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah
dengan judul” Infeksi Saluran
Pernafasan Bawah” yang dipersembahkan sebagai salah satu penilaian pada mata kuliah
Farmakoterapi II.
Dalam penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Tidak lupa kami juga mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Septi Muharni, M.Farm.,Apt selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini, kami
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami maupun orang lain.
Penulis
Pekanbaru, Februari 2019
\
Patogenesis bronkiektasis tergantung pada faktor penyebabnya, apabila bronkiektosis
timbul kongenital, patogenesisnya tidak diketahui, diduga erat hubungannya dengan faktor
genetik serta faktor pertumbuhan dari perkembangan fetus dalam kandungannya. Pada
bronkiektasis yang didapat , patogenesisnya didapat melalui berbagai mekanisme .
Ada beberapa faktor yang berperan dalam antara lain :
1. Faktor obstrukdsi bronkitis
2. Faktor infeksi pada bronkus atau paru
3. Faktor adanya beberapa penyakit tertentu seperti fibrosis paru, asmatic pulmonary
cosinophilia dan
4. Faktor instrinsik dalam bronkus atau paru
Dua mekanisme besarpatogenesis bronkiektosis :
1. Permulaannya didahului adanya faktor infeksi bakteri
Mula-mula karena adanya infeksi pada bronkus atau paru, kemudian timbul
bronkiektosis. Mekanisme kejadiannya sangat rumit.Secara ringkas dapat dikatakan
bahwa infeksi pada bronkus atau paru, akan diikuti proses dekstrusi dinding bronkus
daerah infeksi dan kemudian timbul bronkiektasis
2. Permulaannya didahului adanya obstruksi bronkus
Adanya obsrtuksi bronkus oleh berbgai penyebab ( misalnya tuberkulosis, kelenjar
limfe pada anak, karsinoma bronkus, korpus alienum dalam bronkus )akan diikuti
terbentuknya bronkiektasis. Pada bagian distal obstruksi biasanya akan terjadi infeksi
dan dekrstuksi bronkus, kemudian terjadi bronkiektasis
Pada bronkiektosis didapat, pada keadaan yang amat jarang, dpat terjadi atau timbul
sesudah masuknya bahan kimia korosif ( biasanya bahan hidrokarbon) kedalam
saluran napas, dan karena terjadinya aspirasi berulang bahan / cairan lambung
kedalam paru
Pada bronkiektasis keluhan-keluhan timbul umunya disebabkan oleh beberapa hal:
1. Adanya kerusakan dinding bronkus
2. Adanya kerusakan fungsi bronkus
3. Adanya akibat lanjut bronkiektosis tau lanjutan komplikasinya.
Kerusakan dinding bronkus berupadilatasi dan distorsi dinding bronkus,
kerusakan elamen elastis, tulang rawan ,otot-otot polos, mukosa dan silia,
kerusakan tersebut akan menimbulkan statis putum, gangguan espektorasi,
gangguan refleks batuk dan sesak napas.
Mengenai infeksi dan hubungannya dengan patogenesis bronkiektasis, dapat
dijelaskan sebagai berikut :
 Infeksi pertama ( primer )
Menurut hasil penelitian, infeksi yang mendahului bronkiektosis adalah infeksi
bakterial, yaitu mikroorganismee penyebab pneumonia atau bronkitis yang
mendahuluinya.
 Infeksi sekunder
Secara praktis sputumpasien bronkiektosis bersifat mukoid dan jernih putih,
menandakan tidak atau belum ada infeksi sekunder. Sebaliknya jika dari warna
putih jernih berubah menjadi warna kehijauan atau berbau busuk berarti telah
terjadi infeksi sekunder. Untuk menentukan jumlah kumannya dapat dilakukan
pemeriksaan mikrobiologis. Sputum berbau bususk menandakan adanya infeksi
sekunder oleh kuman anaerob. Contoh kuman anaerob ini misalnya : treponema
vincontianaerob streptococi dan lain-lain. Streptococcus pneumoniae, haemophilis
influenza bakteri penyebab infeksi bronkiektosis.
Gambaran klinis :
Gejala dan tanda-tanda pada pasien bronkiektosis tergantung pada luas dan
beratnya penyakit, lokasi kelainannya dan ada atau tidaknya komplikasi lanjutan.
Ciri khas dari penyakit ini adalah adanya batuk kronik disertai produksi sputum,
adanya hemoptosis dan pneumonia berulang. Gejala dan tanda klinis tersebutdapat
demikian hebat pada penyakit yang berat, dan dapat tidak nyata atau tanpa gejala
pada penyakit yang ringan,
Bronkietosis yang mengenai bronkus pada lobus atas sering dan memberikan
gejala.
Download