Uploaded by amelpermatasari17

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

advertisement
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA
Menentukan Koefisien Gesekan Statis dan Kinetis
dengan Teknik Bidang Horizontal
Disusun Oleh :
Nama : Amelia Cantika Permatasari
Kelas : X MIPA II
No. Absen : 02
SMA XAVERIUS 1 PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2018/2019
I.
Judul
Menentukan Koefisien Gerak Statis dan Kinetis Dengan Teknik Bidang Horizontal
II. Tujuan Percobaan
1. Menentukan koefisien gesekan statis dan kinetis beberapa permukaan kasar
2. Menyelidiki pengaruh tingkat kekasaran permukaan terhadap gaya gesek
3. Menyelidiki pengaruh massa beban terhadap gaya gesek
III. Alat dan Bahan
1. Permukaan kasar ( meja kayu, lantai kasar, dan kaca )
2. Beban
3. Neraca beban ( timbangan )
4. Neraca pegas
IV. Langkah Kerja
Percobaan 1. Menentukan koefisien gesekan statis dan kinetis
a. Siapkan beban kemudian ukur massa beban menggunakan neraca / timbangan.
b. Letakkan beban di atas permukaan bidang kasar kemudian tarik beban menggunakan
neraca pegas dengan sedikit gaya. Perbesar gaya tarik yang anda berikan secara
perlahan hingga balok tepat akan bergerak.
c. Bacalah dan catatlah gaya gesekan statis maksimum yang terbaca pada neraca pegas
saat benda tepat akan bergerak pada tabel hasil pengamatan.
d. Perbesar gaya tarik beban menggunakan neraca pegas sehingga beban bergerak
dengan kecepatan konstan ( a = 0 m/s2 ).
e. Bacalah dan catatlah gaya gesekan kinetis yang terbaca pada neraca pegas saat benda
bergerak pada tabel hasil pengamatan.
f. Kemudian menggunakan Hukum I Newton tentukanlah koefisien gesekan statis dan
kinetis permukaan kasar tersebut.
g. Ulangi setiap langkah untuk tiga jenis permukaan yang berbeda ( permukaan lantai,
permukaan kayu, dan permukaan kaca ).
Percobaan 2. Menyelidiki pengaruh massa beban terhadap gaya gesek
a. Gantilah massa beban dengan massa yang lebih besar dan ulangin kegiatan di atas.
b. Catatlah hasil pengamatan anda !
V. Data Hasil Pengamatan
Percobaan 1
Massa beban = 1.098,5 gram = 1,0985 kg.
Permukaan
Meja Kayu
Lantai Kasar
Kaca
Gaya gesek saat benda tepat
akan bergerak (baca pada
neraca pegas)
Gaya gesek saat benda
bergerak dengan kecepatan
konstan (baca pada neraca
pegas)
4N
2N
3,5 N
3N
4N
3N
Percobaan 2
Massa beban di tambah sehingga lebih besar dari massa beban pada percobaan 1.
Massa beban = 1.198,5 gram = 1,1985 kg.
Permukaan
Meja Kayu
Lantai Kasar
Kaca
Gaya gesek saat benda tepat
akan bergerak (baca pada
neraca pegas)
Gaya gesek saat benda
bergerak dengan kecepatan
konstan (baca pada neraca
pegas)
4,5 N
2,5 N
5N
3,4 N
4,5 N
3,8 N
VI. Analisis data
1. Tentukan besar koefisien gesekan statis dan koefisien gesekan kinetis masing-masing
permukaan berdasarkan hasil percobaan 1 !
a.) Percobaan 1 ( beban 1,0985 kg )
-
Koefisien Gesekan Statis

Meja kayu
μs =
μs =
μs =
𝐹
𝑁
𝐹𝑠
𝑚.𝑔
4
10,9
μs = 3,669 x 10-1

Lantai Kasar
μs =
μs =
μs =
𝐹
𝑁
𝐹𝑠
𝑚.𝑔
3,5
10,9
μs = 3,211 x 10-1

Kaca
μs =
μs =
μs =
𝐹
𝑁
𝐹𝑠
𝑚.𝑔
4
10,9
μs = 3,669 x 10-1
-
Koefisien Gesekan Kinetis

Meja Kayu
μk =
μk =
μk =
𝐹
𝑁
𝐹𝑘
𝑚.𝑔
2
10,9
μk = 1,834 x 10-1

Lantai Kasar
μk =
μk =
μk =
𝐹
𝑁
𝐹𝑘
𝑚.𝑔
3
10,9
μk = 2,752 x 10-1

Kaca
μk =
μk =
μk =
𝐹
𝑁
𝐹𝑘
𝑚.𝑔
3
10,9
μk = 2,752 x 10-1
b.) Percobaan 2 ( beban = 1,1985 kg )
-
Koefisien Gesekan Statis

Meja Kayu
μs =
μs =
μs =
𝐹
𝑁
𝐹𝑠
𝑚.𝑔
4,5
11,9
μs = 3,781 x 10-1

Lantai Kasar
μs =
μs =
μs =
𝐹
𝑁
𝐹𝑠
𝑚.𝑔
5
11,9
μs = 4,201 x 10-1

Kaca
μs =
μs =
μs =
𝐹
𝑁
𝐹𝑠
𝑚.𝑔
4,5
11,9
μs = 3,781 x 10-1
-
Koefisien Gesekan Kinetis

Meja Kayu
μk =
μk =
μk =
𝐹
𝑁
𝐹𝑘
𝑚.𝑔
2,5
11,9
μk = 2,1008 x 10-1

Lantai Kasar
μk =
μk =
μk =
𝐹
𝑁
𝐹𝑘
𝑚.𝑔
3,2
11.9
μk = 2,689 x 10-1

Kaca
μk =
μk =
μk =
𝐹
𝑁
𝐹𝑘
𝑚.𝑔
3,8
11,9
μk = 3,193 x 10-1
2. Tunjukkan bagaimana pengaruh massa beban terhadap besar gaya gesek dengan
membandingkan besar gaya gesek pada hasil percobaan 1 dengan percobaan 2 !
a.) Gaya Gesek Statis ( Percobaan 1 : Percobaan 2 )
-
-
-
Pada Meja Kayu
Fs1
:
Fs2
4
:
4,5
1
:
1,125
Fs1
<
Fs2
Pada Lantai Kasar
Fs1
:
Fs2
3,5
:
5
1
:
1,428
Fs1
<
Fs2
Pada Kaca
Fs1
:
Fs2
4
:
4,5
1
:
1,125
Fs1
<
Fs2
b.) Gaya Gesek Kinetis ( Percobaan 1 : Percobaan 2 )
-
-
-
Pada Meja Kayu
Fk1
:
Fk2
2
:
2,5
1
:
1,25
Fk1
<
Fk2
Pada Lantai Kasar
Fk1
:
Fk2
3
:
3,4
1
:
1,133
Fk1
<
Fk2
Pada Kaca
Fk1
:
Fk2
3
:
3,8
1
:
1,267
Fk1
<
Fk2
 Setiap perbandingan di atas menunjukkan gaya gesek yang terjadi pada percobaan
kedua lebih besar daripada gaya gesek yang terjadi pada percobaan pertama, baik
gaya gesek statis maupun kinetis. Yang berbeda dari percobaan pertama dan kedua
adalah massa bebannya, dimana percobaan pertama menggunakan beban dengan
massa 1,0985 kg sedangkan yang kedua dengan massa 1,1985 kg(ditambah 0,1 kg).
Artinya saat massa beban ditambahkan, maka gaya gesek yang terjadi pada benda
ikut bertambah.
VII. Pembahasan
1. Berapa gaya gesek yang dialami benda dalam keadaan diam/tepat akan bergerak ?
Jawab :
Gaya gesekan statis ( fs ) bekerja saat benda dalam keadaan diam dan nilainya mulai
dari nol sampai suatu harga maksimum. Jika gaya tarik/dorong yang bekerja pada
suatu benda lebih kecil dari gaya gesekan statis maksimum ( fs < fsmax ), maka benda
masih dalam keadaan diam dan gaya gesekan yang bekerja mempunyai besar yang
sama dengan nilai gaya tarik/dorong pada benda tersebut. Sedangkan saat benda tepat
akan bergerak, besarnya gaya gesek ( fs ) = gaya luar yang diberikan pada benda.
2. Apakah gaya gesek yang dialami benda berubah ubah nilainya ? Jelaskan !
Jawab :
Iya, gaya gesek yang dialami benda berubah ubah nilainya. Karena bergantung pada
keadaan benda, ketika benda dalam keadaan diam atau hendak akan bergerak, maka
benda mengalami gaya gesek statis. Sedangkan saat benda bergerak gaya gesek yang
terjadi adalah gaya gesek kinetis. Besar antara gaya gesek statis dam kinetis tentu
berbeda. Umumnya gaya gesek statis lebih besar daripada gaya gesek kinetis.
3. Jelaskan gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis !
Jawab :
a.) Gaya gesek statis
Gaya gesek statis adalah gaya gesek yang bekerja pada benda yang diam atau
hampir bergerak. Jika gaya gesek bekerja pada benda yang diam maka disebut
gaya gesek statis (fs) sedangkan apabila gaya gesek bekerja pada benda yang tepat
akan bergerak, maka disebut gaya gesek statis maksimum (fsmaks).
Berdasarkan Hukum Newton I, selama benda masih diam berarti resultan gaya
yang bekerja pada benda tersebut adalah nol. Dengan demikian, selama benda
masih diam, gaya gesek statis selalu sama dengan gaya yang bekerja pada benda
tersebut. Secara matematis, rumus gaya gesek statis dinyatakan sebagai berikut.
Keterangan :
fs = μsN
N=gaya normal.
fs = gaya gesek statis.
μs = koefisien gesek statis.
b.) Gaya Gesek Kinetis
Gaya gesek kinetis adalah gaya gesek yang bekerja pada benda yang bergerak.
Gaya gesek kinetis dilambangkan dengan fk. Gaya ini termasuk gaya dissipatif,
yaitu gaya dengan usaha yang dilakukan akan berubah menjadi kalor (panas).
Hubungan antara gaya gesek, koefisien gesek kinetis (μk), dan gaya normal
diberikan dalam persamaan berikut ini.
Keterangan :
fk = μkN
N=gaya normal.
Fk = gaya gesek kinetis.
Μk = koefisien gesek kinetis.
Gaya Gesek Statis
Gaya Gesek Kinetis
Bekerja pada benda yang diam atau
tepat akan bergerak (hampir
bergerak)
Bekerja pada benda yang bergerak
Rumus: fs = μsN
Rumus: fk = μkN
Nilai koefisien gesekan lebih besar
Nilai koefisien gesekan lebih kecil
Nilainya selalu berubah bergantung
pada gaya F yang bekerja pada suatu
benda
Nilainya selalu tetap tidak bergantung
pada kecepatan dan percepatan benda
(baik GLB maupun GLBB)
Nilai maksimum dicapai ketika benda
tepat akan bergerak
Tidak ada nilai maksimum
4. Bagaimana hubungan antara tingkat kekasaran permukaan terhadap gaya gesek yang
bekerja ?
Jawab :
Bidang yang kasar mempunyai gaya gesekan lebih besar daripada bidang yang licin.
Kasar dan licinnya bidang dinyatakan dengan suatu angka yang disebut koefisien
gesek (μ). Bidang kasar memiliki koefisien gesek yang besar, sedangkan bidang yang
licin sempurna memiliki koefisien gesekan sama dengan nol. Dengan demikian,
rentang nilai koefisien gaya gesek adalah sebagai berikut.
0≤μ≤1
- Contoh dari data percobaan
μs meja kayu = 0,3669  Fs = 4 N
μs lantai kasar = 0,3211  Fs = 3,5 N
5. Bagaimana pengaruh massa beban terhadap gaya gesek ?
Jawab :
Semakin besar massa beban, makin besar gaya gesek yang terjadi. Kita dapat melihat
dari rumus gaya gesek yakni Fges = μ.N , dimana gaya normal sebanding dengan
gaya gesek, artinya makin besar gaya normal, makin besar gaya gesek yang terjadi.
Gaya normal sebanding dengan berat dimana rumus berat menunjukkan
kesebandingan antara berat dan massa.
W = m.g
-
W=N
Fges = μ.N
Dari data percobaan yang kita dapat juga menunjukkan hal yang sama. Dimana
gaya gesek pada percobaan kedua(dengan beban 1,1985 kg) lebih besar daripada
gaya gesek yang terjadi pada percobaan pertama(dengan beban 1,0985 kg).
6. Faktor- faktor apa sajakah yang mempengaruhi gaya gesek ?
Jawab :
Besarnya gaya gesek yang bekerja pada suatu benda dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
sebagai berikut.
a.) Tingkat kekasaran permukaan benda yang bersinggungan
Semakin kasar permukaan benda makin besar gaya gesek yang dapat terjadi
olehnya( makin mendekati 1 ), sebaliknya makin licin permukaan benda makin
kecil gaya gesek yang dapat terjadi( makin mendekati 0 ).
b.) Gaya normal dan Massa beban
Pada percobaan ini, dilakukan pengukuran gaya dengan mengubah berat masingmasing benda. Gaya normal juga mempengaruhi besarnya gaya gesekan yang terjadi,
karena berdasarkan konsep gaya gesek menyatakan bahwa gaya normal berbanding
lurus terhadap gaya gesekan. Artinya semakin besar gaya normal yang diberikan pada
suatu benda maka semakin besar pula gaya gesekan yang terjadi. Hal ini sesuai
dengan hasil yang didapatkan yang dapat di lihat dari data hasil percobaan.
7. Sebutkan beberapa contoh gaya gesek yang merugikan ! (min.3)
Jawab :
- Gaya gesek antara alas kaki dan aspal
Sepatu dan sandal yang kita gunakan terus menerus lambat laun alasnya akan
menipis. Ini disebabkan gaya gesek antara alas kaki dan aspal yang bekerja terus
menerus.
- Gesekan antara ban kendaraan dengan aspal
Gesekan antara ban dengan aspal mengakibatkan ban menjadi aus.
- Gaya gesekan udara dengan benda yang begerak.
Contohnya mobil balap didesain sedemikian rupa supaya gaya gesekan udara
tidak mengurangi kelajuan mobil. Bentuk mobil dengan memperkecil gaya
gesekan udara disebut bentuk mobil yang aerodinamis.
8. Sebutkan beberapa contoh gaya gesek yang menguntungkan ! (min.3)
Jawab :
- Gesekan antara dua telapak tangan
Dengan menggesek-gesekkan kedua telapang tangan secara kontinu maka akan
menimbulkan panas yang dapat sedikit menghangatkan tubuh kita.
- Gaya gesek antara bow (busur) dengan senar biola
Gesekan yang terjadi antara busur dengan senar biola akan menghasilkan suara
yang merdu dan enak didengar.
- Gaya gesek antara gergaji dan kayu
Gergaji dibuat runcing, tipis, dan bergerigi untuk menghasilkan gaya gesek yang
besar agar dapat memotong kayu.
- Gaya gesek antara penghapus dan tulisan
Penghapus yang digerakan maju mundur dapat menciptakan gaya yang dapat
melepaskan partikel pensil di kertas
- Gaya gesek antara amplas dan kayu
Dengan permukaannya yang kasar, amplas menghasilkan gaya gesek yang sangat
besar sehingga mampu membuat permukaan benda lain yang bersinggungan
dengannya menjadi halus.
VIII. Kesimpulan
Jadi, melalui percobaan ini, hal yang dapat saya simpulkan adalah :
1. Gaya gesek dipengaruhi dua hal, yakni tingkat kekasaran benda (koefisien gesek) dan
besarnya gaya normal benda.
2. Semakin kasar permukaan suatu benda, semakin besar gaya gesek yang dapat
dihasilkannya, dan sebaliknya.
3. Semakin besar massa atau gaya normal suatu benda, semakin besar juga gaya gesek
yang dapat terjadi akibat benda tersebut.
4. Gaya gesek statis umumnya lebih besar daripada gaya gesek kinetis.
IX. Daftar Pustaka
Fau, Teodora Nirmala. “Penulisan Daftar Pustaka”,
https://www.studiobelajar.com/penulisan-daftar-pustaka , diakses pada 10 Maret 2019
pukul 19.53.
Rahmawati, Ita. 2016. “Gaya Gesekan yang Menguntungkan dan Merugikan”
https://pendidikan.id/main/forum/diskusi-pendidikan/mata-pelajaran/4139-gaya-gesekanyang-menguntungkan-dan-merugikan , diakses pada 11 Maret 2019 pukul 23.27.
Saragih, Haris Lazuar. 2014. “Laporan Gaya Gesek Praktikum Fisika”,
https://semuanyaadasaja.blogspot.com/2017/10/laporan-gaya-gesek-praktikumfisika.html , diakses pada 10 Maret 2019 pukul 20.06.
Sulthon, Ayoni. 2019. “Cara Menulis Daftar Pustaka”,
https://www.domainesia.com/tips/cara-menulis-daftar-pustaka-untuk-karya-ilmiah ,
diakses pada 10 Maret 2019 pukul 18.00.
Download