Disfagia et causa Tumor Laring Disfagia berasal dari bahasa Yunani yang berarti gangguan makan. Disfagia biasanya merujuk kepada ganggua dalam makan sebagai gangguan dalam proses menelan. Disfagia menjadi ancaman serius terhadap kesehatan seseorang karena adanya resiko pneumonia aspirasi, malnutrisi, dehidrasi, penurunan berat badan dan sumbatan jalan napas. Keluhan disfagia merupakan salah satu gejala kelainan atau penyakit orofaring dan esophagus. Keluhan ini akan timbul bila terdapat gangguan gerakan otototot menelan dan gangguan transportasi makanan dari rongga mulut ke lambung. Manifestasi yang sering ditemukan adalah sensasi makanan yang tersangkut didaerah leher atau dada. Berdasarkan penyebabnya disfagi dapat dibagi atas disfagia mekanik, disfagia motorik dan disfagia oleh gangguan emosi. Disfagia motorik disebabkan oleh kelainan neuromuskula yang berperan dalam proses menelan. Lesi di pusat menelan di batang otak, kelainan saraf otak n.V, n.VII, n.IX, n.X, dan n. XI, kelumpuhan otot faring dan lidah serta gangguan peristaltic esophagus. Keluhan disfagia juga dapat disebabkan oleh gangguan emosi atau tekakan jiwa yang berat. Kelainan ini dikenal sebagai globus histerikus. Disfagia mekanik disebabkan oleh sumbatan lumen esofaugus oleh massa tumor dan benda asing, peradangan mukosa esophagus, striktur lumen esophagus, serta akibat penekanan lumen esophagus dari luar, salah satunya yaitu akibat terdapatnya tumor pada laryng yang dapat menekan esophagus. Gambar . Anatomi laring dan esofagus Gambar . Posisi laring berada di depan eofagus memungkinkan terjadinya disfagia apabila terdapat massa pada laring. Bentuk laring seperti limas segitiga terpancung, dengan bagian atas lebih besar dari bagian bawah. Letaknya di bagian paling bawah dari saluran napas atas. Organ ini terbagi atas tiga daerah anatomi, yaitu supraglotis, glotis, dan subglotis. Sekitar keganasan laringditemuka didaerah glotis, ada di supraglotis, dan di subglotis. Pada stadium lanjut biasanya tumor sudah meluas ke glotis, supraglotis dan subglotis, sehingga sulit ditemukan asal mulanya tumor. Laring merupakan organ vital pada tubuh manusia. Fungsinya mempertahankan jalan napas, melindungi jalan napas dan paruparu, mengatur sirkulasi, membentu suara dan membantu menelan dan mengekspresikan emosi. Jadi penderita gangguan laring, selain serak juga disertai sesak napas dispnea dan napas berbunyi stridor, nyeri menelan, batuk dan batuk berdarah Tumor laring bukanlah hal yang jarang ditemukan di bidang THT. Penyebab pasti sampai saat ini belum diketahui, namun didapatkan beberapa hal yang berhubungan erat dengan terjadinya keganasan laring yaitu rokok, alkohol, sinar radio aktif, polusi udara, radiasi leher dan asbestosis. Bila suara serak selama dua minggu atau lebih, dapat menjadi salah satu tanda bahwa terdapat tumor di pita suara. Tumor di laring dapat mengganggu fungsi fonasi laring, getaran pita suara glotis dan penyempitan pita suara.Akibatnya suara menjadi serak dan ini merupakan gejala dini dan utama keganasan laring. Disfagia merupakan ciri khas untuk tumor pangkal lidah, supraglotik, hipofaring dan simus piriformis. Keluhan ini juga merupakan keluhan yang paling sering pada tumor ganas posttrikoid. Hal ini diakibatkan oleh karena massa tumor yang menekan esogagus yang berada tepat dibelakang laring. Gambar . Secara umum penatalaksanaan tumor ganas laring adalah dengan pembedahan, radiasi, sitostatika ataupun kombinasi daripadanya, tergantung stadium penyakit dan keadaan umum penderita. Pembedahan dapat dilakukan dengan laringektomi dan diseksi leher radikal. Radioterapi digunakan untuk mengobati tumor glotis dan supraglotis T dan T dengan hasil yang baik angka kesembuhannya . Kemoterapi diberikan pada tumor stadium lanjut, sebagai terapi adjuvant ataupun paliatif. Obat yang diberikan adalah cisplatinum mg/m dan FU mg/m. Rehabilitasi setelah operasi sangat penting karena telah diketahui bahwa tumor ganas laring yang diterapi dengan seksama memiliki prognosis yang baik. rehabilitasi mencakup Vocal Rehabilitation, Vocational Rehabilitation dan Social Rehabilitation. Prognosis dari penyakit tergantung dari stadium tumor, pilihan pengobatan, lokasi tumor dan kecakapan tenaga ahli. Secara umum dikatakan five years survival pada karsinoma laring stadium I stadium II , stadium III dan stadium IV . Adanya metastase ke kelenjar limfe regional akan menurunkan year survival rate sebesar .