ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN PESERTA DIDIK PADA MATERI BESARAN DAN SATUAN MENGGUNAKAN TEORI APOS (Studi Kasus Kelas X MA Tajul Ulum Brabo Grobogan Tahun Pelajaran 2014/2015) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Fisika Disusun Oleh : SUMIATUL MAHMUDAH 103611022 FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2014 i PERNYATAAN KEASLIAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Sumiatul Mahmudah Nim : 103611022 Jurusan/Program Studi : Tadris Fisika Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagiam tertentu yang dirujuk sumbernya. Semarang, 1 Desember 2014 Saya yang menyatakan, Sumiatul Mahmudah NIM: 103611022 ii KEMENTERIAN AGAMA R.I. INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN Jl. Prof. Dr. Hamka Km 2 (024) 7601295 Fax. 7615387 Semarang 50185 PENGESAHAN Naskah skripsi ini dengan: Judul : ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN PESERTA DIDIK PADA MATERI BESARAN DAN SATUAN MENGGUNAKAN TEORI APOS(Studi Kasus Kelas X MA Tajul Ulum Brabo Grobogan Tahun Pelajaran 2014/2015) Nama : Sumiatul Mahmudah NIM : 103611022 Jurusan : Tadris Program studi : Fisika Telah diujikan dalam sidang munaqosyah oleh Dewan Penguji Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Tadris Fisika Semarang, 11 Desember 2014 DEWAN PENGUJI Ketua, Sekretaris, Joko Budi Poernomo, M.Pd. NIP: 197602142008011011 Drs. H. Muslam, M.Ag NIP: 196603052005011001 Penguji I, Penguji II, Dr. H. Muslih, M.A NIP: 196908131996031003 Dr. Hamdan Hadi Kusuma,M.Sc NIP: 197703202009121002 Pembimbing I, Pembimbing II, Dr. H. Abdul Wahib, M.Ag NIP: 196006151991031004 Wenty Dwi Y. S. Pd, M.Kom NIP. 197706222006042005 iii NOTA PEMBIMBING Semarang, 1 Desember 2014 Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisngo di Semarang Assalamu’alaikum Wr. Wb Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul : Analisis Tingkat Pemahaman Peserta Didik pada Materi Besaran dan Satuan Menggunakan Teori APOS (Studi Kasus Kelas X MA Tajul Ulum Brabo Grobogan Tahun Pelajaran 2014/2015) Nama : Sumiatul Mahmudah Nim : 103611022 Jurusan : Tadris Fisika Program Studi : S1 Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam Sidang Munaqasyah. Wassalamu’alaikum Wr. Wb Pembimbing I, Dr. H. Abdul Wahib, M. Ag NIP. 196006151991031004 iv NOTA PEMBIMBING Semarang, 1 Desember 2014 Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisngo di Semarang Assalamu’alaikum Wr. Wb Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul : Analisis Tingkat Pemahaman Peserta Didik pada Materi Besaran dan Satuan Menggunakan Teori APOS (Studi Kasus Kelas X MA Tajul Ulum Brabo Grobogan Tahun Pelajaran 2014/2015) Nama : Sumiatul Mahmudah Nim : 103611022 Jurusan : Tadris Fisika Program Studi : S1 Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam Sidang Munaqasyah. Wassalamu’alaikum Wr. Wb Pembimbing II, Wenty Dwi Y, S. Pd, M.Kom NIP. 197706222006042005 v ABSTRAK Judul : Analisis Tingkat Pemahaman Peserta Didik pada Materi Besaran dan Satuan Menggunakan Teori APOS (Studi Kasus Kelas X MA Tajul Ulum Brabo Grobogan Tahun Pelajaran 2014/2015) Penulis : Sumiatul Mahmudah NIM : 103611022 Teori APOS (Aksi, Proses, Obyek, Skema) merupakan suatu analisis untuk mendeskripsikan perkembangan skema seseorang pada suatu topik. Penelitian ini bertujuan untuk menguji teori APOS yang diterapkan pada materi fisika besaran dan satuan, serta untuk mengetahui pada tingkatan apakah pemahaman peserta didik kelas X MA Tajul Ulum Brabo tahun pelajaran 2014/2015 dalam mempelajari bab besaran dan satuan menurut teori APOS. Metode penelitian menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu teknik observasi, teknik wawancara dengan guru, dan teknik tes kepada peserta didik. Analisis data hasil penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu reduksi, penyajian data, dan menarik simpulan atau verifikasi. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman peserta didik kelas X MA Tajul Ulum Brabo tahun pelajaran 2014/2015 pada materi besaran dan satuan menurut teori APOS, terbagi menjadi empat tahap yaitu: aksi (aktivitas prosedural), proses (pemahaman prosedural), obyek (pemahaman konseptual), dan skema (tematisasi). Tingkat pemahaman peserta didik kelas X MA Tajul Ulum Brabo menurut teori APOS, yaitu : pada sub bab besaran pada tahapan obyek 71(57,26%), untuk sub materi dimensi sampai pada tahapan aksi 18 (14,5%), untuk sub materi pengukuran sampai pada tahapan obyek 67 (54,03%), dan untuk sub materi angka penting sudah sampai tahap proses 33 (26,61%), belum ada materi materi yang sampai pada tahap skema. Tahapan skema belum tercapai karena beberapa faktor, antara lain: 1. Peserta didik kurang memiliki modal pemahaman akan materi besaran dan satuan ketika peserta didik tersebut duduk di bangku SMP/MTs. vi 2. Alat-alat ukur yang masih minim dimiliki oleh sekolahan, terutama alat ukur massa. 3. Respon dari peserta didik kurang, karena peserta didik cenderung pendiam atau juga gaduh sendiri 4. Jam pembelajaran yang kurang panjang, karena terlalu banyak terpotong untuk materi-materi agama. vii KATA PENGANTAR Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, taufiq, inayah dan bimbingan serta kekuatan lahir batin kepada diri peneliti, sehingga dalam penyusunan tugas akhir perkuliahan berupa skripsi dapat terselesaikan sebagaimana mestinya melalui proses yang panjang. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW sebagai suri teladan yang baik bagi seluruh umat, pembawa petunjuk ke jalan yang lurus. Penelitian yang berjudul “Analisis Tingkat Pemahaman Peserta Didik pada Materi Besaran dan Satuan Menggunakan Teori APOS (Studi Kasus Kelas X MA Tajul Ulum Brabo Grobogan Tahun Pelajaran 2014/2015)” pada dasarnya disusun untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo Semarang. Oleh karena itu karya ilmiah ini merupakan kulminasi-formal akademik, selain untuk memenuhi kewajiban akademik juga sebagai wahana pengembangan ilmu pengetahuan, dan solusi dunia kependidikan. Penulis menyelesaikan mencurahkan karya tulis ini, segala kemampuan penulis juga memiliki untuk rasa keingintahuan yang besar karena dianugerahi akal oleh sang Maha Pencipta. Penulis sadar sebagai Insan biasa tentu memiliki banyak viii kekurangan dan kelemahan dan jauh dari kesempurnaan keterbatasan kemampuan dalam diri penulis. Dalam proses penyusunan penelitian tersebut, peneliti banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, oleh karena itu izinkan peneliti untuk mengucapkan terima kasih kepada hamba-hamba Allah yang mulia yang telah membantu peneliti sehingga karya sederhana ini menjadi kenyataan bukan angan-angan belaka. Peneliti mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Bapak Dr. H. Darmuin, M. Ag. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo Semarang. 2. Bapak Andi Fadllan, M. Sc. selaku ketua dan dosen Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo Semarang, beserta Bapak dan Ibu dosen yang belum disebut yang telah membimbing, mendidik dan memberikan pencerahan selama menimba ilmu di Kampus IAIN Walisongo Semarang. 3. Bapak Dr. H. Abdul Wahib, M. Ag., selaku Pembimbing I (Bidang Metodologi) dan Wenty Dwi Y, S.Pd, M.Kom., selaku Pembimbing II (Bidang Materi), yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk memberikan arahan, saran, dan bimbingan serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Kyai Amnan Muqoddam dan ibu nyai Rofiqotul Makiyyah beserta keluarga selaku pengasuh Pon.Pes Al-Hikmah. Terima kasih atas ix lautan doa yang panjenengan berikan sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. 5. H. Ahmad Mohdlori, S.Ag.,M.Si, Kepala Sekolah MA Tajul Ulum Brabo yang telah memberikan izin kepada peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini. 6. Saefudin, S.Si dan Ida Syarifah, S.Pd, guru mata pelajaran Fisika MA Tajul Ulum Brabo yang telah memberikan informasi dan membantu penelitian ini. 7. Kedua orang tua tercinta (Bapak Junaidi dan Ibu Alfiyah), dan seluruh anggota keluarga yang telah memberikan dukungan moral dan material dengan tulus. 8. Teman seperjuangan Tadris Fisika 2010 yang senantiasa menjadi penyemangat penulis. 9. Teman-teman di pondok Al Hikmah yang selalu memberikan bantuan, motivasi, inspirasi, nasehat, pelajaran hidup, dan dukungan selalu dalam suka maupun duka. 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari demi perbaikan dan penyempurnaan penulisan skripsi ini, penulis dengan rendah hati membuka serta menerima saran dan kritik yang konstruktif dari berbagai pihak. Sebelum penulis tutup, penulis hanya dapat mendo’akan mudah-mudahan segala upaya, dan bantuan dari berbagai pihak dapat menjadi amal sholeh mutaqobbalan dan mendapat balasan serta ridho dari Allah SWT. Dan akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini x dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin. Semarang, 1 Desember 2014 Penulis Sumiatul Mahmudah NIM. 103611022 xi DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL................................................................... i PERNYATAAN KEASLIAN .................................................... ii PENGESAHAN .......................................................................... iii NOTA PEMBIMBING .............................................................. iv ABSTRAK................................................................................... vi KATA PENGANTAR ................................................................ viii DAFTAR ISI ............................................................................... xii DAFTAR TABEL ....................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR .................................................................. xvi BAB I: BAB II: PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................. 7 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................... 7 TINGKAT PEMAHAMAN MATERI BESARAN DAN SATUAN MENGGUNAKAN TEORI APOS A. Deskripsi Teori ................................................... 10 1. Tingkat Pemahaman .................................... 10 2. Pembelajaran Fisika ..................................... 12 3. Besaran dan Satuan ...................................... 17 4. Teori Action, Process, Object, Schema (APOS) ........................................................ 28 a. Pengertian Teori APOS ......................... 28 b. Karakteristik Teori Belajar APOS ......... 38 xii B. Kajian Pustaka .................................................... BAB III BAB IV: 39 METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ......................... 43 B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................ 44 C. Fokus Penelitian ................................................. 44 D. Sumber Penelitian ............................................. 45 E. Teknik Pengumpulan Data ................................. 46 F. Teknik Analisis Data .......................................... 50 DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Gambaran Umum Sekolah MA Tajul Ulum BAB V: Brabo .................................................................. 56 B. Deskripsi Data Hasil Penelitian.......................... 58 C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................. 76 D. Keterbatasan Penelitian ...................................... 80 PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................ 82 B. Saran................................................................... 83 C. Penutup ............................................................... 84 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1-15 RIWAYAT HIDUP xiii DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Besaran Pokok, 19. Tabel 2.2 Besaran Turunan,20. Tabel 2.3 Alat Ukur Panjang, 21. Tabel 2.4 Kesalahan dalam Pengukuran, 24. Tabel 2.5 Aturan Angka Penting, 26. Tabel 2.6 Kriteria Pemahaman Peserta Didik tentang Materi Besaran dan Satuan berdasarkan kerangka Teori APO, 35. Tabel 3.1 Klasifikasi Daya Pembeda Soal, 49. Tabel 3.2 Klasifikasi Indeks Kesukaran, 50. Tabel 3.3 Kriteria Jawaban Peserta Didik, 52. Tabel 3.4 Pengkategorian Soal Menurut Teori APOS, 54. Tabel 4.1 Data Observasi Kelas X IPA A, 58. Tabel 4.2 Data Observasi Kelas X IPA B, 59. Tabel 4.3 Data Observasi Kelas X IPA C, 59. Tabel 4.4 Data Observasi Kelas X IPA D, 59. Tabel 4.5 Data Hasil Observasi, 60. Tabel 4.6 Hasil Penelitian Metode Tes No.1, 65. Tabel 4.7 Hasil Penelitian Metode Tes No.2, 67. Tabel 4.8 Hasil Penelitian Metode Tes No.3, 68. Tabel 4.9 Hasil Penelitian Metode Tes No.4, 70. Tabel 4.10 Hasil Penelitian Metode Tes No.5, 73. Tabel 4.11 Hasil Analisis Perhitungan di Kelas X IPA A, 73. xiv Tabel 4.12 Hasil Analisis Perhitungan di Kelas X IPA B, 74. Tabel 4.13 Hasil Analisis Perhitungan di Kelas X IPA C, 74. Tabel 4.14 Hasil Analisis Perhitungan di Kelas X IPA, 74. Tabel 4.15 Data Hasil Tes, 75. Tabel 4.16 Kalkulasi Pencapaian Siswa, 75. xv DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Mistar, 21. Gambar 2.2 Jangka Sorong, 22. Gambar 2.3 Mikrometer Skrup, 22. Gambar 2.4 Stopwatch, 23. Gambar 2.5 Neraca, 23. Gambar 2.5 Ilustrasi Proses Pemahaman Menurut Teori APOS, 33. Gambar 4.1 Jawaban Benar No.1, 64. Gambar 4.2 Jawaban Kurang No.1, 64. Gambar 4.3 Jawaban Salah No.1, 65. Gambar 4.4 Jawaban Benar No.2, 66. Gambar 4.5 Jawaban Salah No.2, 76. Gambar 4.6 Jawaban Kriteria 3 No.3, 67. Gambar 4.7 Jawaban Kriteria 2 No.3, 68. Gambar 4.8 Jawaban Kriteria 1 No.3, 68. Gambar 4.9 Jawaban Kriteria 3 No.4, 69. Gambar 4.10 Jawaban Kriteria 2 No.4, 70. Gambar 4.11 Jawaban Kriteria 1 No.4, 70. Gambar 4.12 Jawaban Kriteria 3 No.5, 71. Gambar 4.13 Jawaban Kriteria 2 No.5, 72. Gambar 4.14 Jawaban Kriteria 1 No.5, 72. xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan UU No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dijelaskan bahwa standar isi untuk SMA/MA/SMALB/Paket C, atau bentuk lain yang sederajat harus mengandung kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilaksanakan melalui muatan dan atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan, dan muatan lokal yang relevan.1 Pada UU No. 19 Tahun 2005 juga dijelaskan tentang standar penilaian hasil belajar oleh pemerintah, menjelaskan bahwa SMA/MA/SMALB atau bentuk lain yang sederajat, Ujian Nasional mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan mata pelajaran yang menjadi ciri khas program pendidikan.2 Salah satu disiplin ilmu pendidikan yang umum pada tingkat SMA/MA/SMALB adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Program IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang ilmu-ilmu alam. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang 1 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006), hlm.157. 2 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI…, hlm. 196. 1 sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.3 Fisika merupakan salah satu dari cabang ilmu pengetahuan alam (sains), yang kerap bersinggungan dengan kehidupan manusia. Fisika merupakan ilmu empiris, sehingga langkah penyelesaian soal fisikanya harus memahami konsep dari materinya. Sebagaimana ciri dari ilmu sains, bahwa sains merupakan pemahaman konsep akan alam sehingga dalam fisika tidak lengkap rasanya mempelajari fisika jika yang mampu dipelajari hanya pemahaman akan hitungan-hitungan rumusnya tanpa memahami makna atau konsep dari materi fisika tersebut.4 Keberhasilan dalam pembelajaran ditentukan oleh ketercapaian dari tujuan instruksional dalam materi tersebut, sedangkan tujuan instruksional dikatakan tercapai jika indikatorindikator dari materi ajar yang diajarkan dapat dicapai atau dapat dikuasai oleh peserta didik. Inti dari indikator sendiri adalah 3 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI…, hlm. 5. 4 J.I.G.M. Drost, Sekolah: Mengajar atau Mendidik?, (Yogyakarta: KANISIUS, 1998), hlm. 96-100. 2 penyerapan materi oleh masing-masing peserta didik.5 Keberhasilan peserta didik dalam mempelajari materi fisika tidak hanya ditentukan oleh seberapa pandai peserta didik tersebut mengerjakan soal-soal fisika, tetapi juga ditentukan oleh seberapa maksimal peserta didik tersebut memahami konsep dari materi fisika yang sedang mereka pelajari.6 Besaran dan satuan merupakan salah satu bagian dari materi pelajaran fisika yang diajarkan pada awal setiap pembelajaran, karena materi ini adalah materi dasar dari materi fisika. Untuk menguasai materi fisika yang selanjutnya maka diharuskan peserta didik sudah mengetahui dan paham akan materi besaran dan satuan terlebih dahulu. Materi besaran dan satuan merupakan materi kunci atau alat untuk memahami materimateri selanjutnya, karena materi yang terkandung dalam bab besaran dan satuan terdiri dari materi besaran (besaran pokok dan turunan), dimensi, angka penting, dan langkah-langkah yang benar dalam kegiatan pengukuran maupun cara penulisan data hasil pengukuran. Filsafat konstruktifisme pemahaman merupakan bentukan (konstruksi) dari kita sendiri dalam menekuninya. Jika filsafat konstruktifisme ini kita aplikasikan kepada peserta didik, maka pemahaman peserta didik merupakan bentukan dari diri mereka sendiri. Menurut Bettencourt dalam Paul, pemahaman bukanlah 5 Drost, “Sekolah...”, hlm. 106. 6 Drost,”Sekolah:…”, hlm. 98. 3 sesuatu yang sudah jadi, yang ada di luar diri peserta didik, tetapi sesuatu yang harus mereka bentuk sendiri dalam pikiran mereka. Piaget menjelaskan bahwa pemahaman bukanlah sesuatu yang lepas dari obyek, tetapi merupakan ciptaan manusia yang dikonstruksikan dari pengalaman ataupun dunia sejauh apa yang dialaminya. Proses ini berjalan terus-menerus dengan setiap kali melakukan reorganisasi karena adanya sesuatu yang baru.7 Piaget menambahkan bahwa pemahaman akan berbeda-beda antara peserta didik satu dengan yang lainnya, tergantung tingkat konstruksi dari peserta didik masing-masing.8 Pemahaman konsep fisika adalah cara memahami suatu pengertian yang diaplikasikan dalam peristiwa nyata dari mata pelajaran fisika, karena konsep merupakan cara memahami dari setiap peserta didik, maka akan menghasilkan pemahaman konsep berbeda satu dengan yang lainnya tergantung sudut pandang dan besar wawasan dari masing-masing peserta didik.9 Teori APOS (Aksi, Proses, Obyek, dan Skema) muncul dari upaya untuk memahami mekanisme abstraksi refleksi, yang pertama 7 kali diperkenalkan oleh Piaget Paul Suparno, Metodologi Pembelajaran Universitas Sanata Dharma, 2007), hlm. 8. yang bertujuan Fisika, (Yogyakarta: 8 Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), hlm. 35. 9 Selamet, dkk., “Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual React Terhadap Pemahaman Konsep Fisika dan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas VIII SMP”, http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_ ipa/article/download/751/537, diakses 14 November 2013, hlm. 2. 4 menggambarkan perkembangan pemikiran logis pada anak-anak, dan memperluas ide ini menjadi konsep-konsep yang lebih canggih. Dubinsky menyatakan, teori APOS merupakan teori konstruktifisme tentang bagaimana konsep fisika mungkin terjadi10 atau teori yang mampu digunakan sebagai suatu alat analisis untuk mendeskripsikan perkembangan skema seseorang pada suatu topik yang memerlukan totalitas dari materi terkait.11 Pernyataan ini menjelaskan bahwa pemahaman fisika seseorang adalah kecenderungan dari peserta didik untuk menanggapi apa yang dirasakan tentang fisika dan solusi peserta didik tersebut dengan merefleksikan pada mereka dalam konteks sosial dan mengkonstruksikan tindakan dalam menghadapi situasi. Teori ini merupakan elaborasi dari konstruksi mental aksi, proses, obyek, dan skema. Elaborasi ini berlangsung, dimulai dengan terbentuknya aksi (action), yang direnungkan menjadi proses (process), selanjutnya dirangkum menjadi obyek (object), obyek dapat diurai kembali menjadi proses. Aksi, proses, dan obyek dapat diorganisasi menjadi skema (schema).12 10 Ed Dubinsky, “ Using a Theory of Learning in College Mathematics Courses”, Newsletter, http://ltsn.mathstore.ac.uk/newsletter/ may2001/pdf/learning.pdf, diakses 14 November 2013, hlm. 11. 11 Lasmi Nurdin, “Analisis Pemahaman Siswa Tentang Barisan Berdasarkan Teori APOS (Action, Process, Object, and Scheme)”, (Semarang: FMIPA UNNES, 2012), http://bagah.files.wordpress.com/ 2012/06/analisis-pemahaman-siswa-tentang-barisan-berdasarkan-teoriapos.pdf , diakses 14 November 2013, hlm. 4. 12 Dubinsky, “ Using a Theory...”, hlm. 12. 5 MA Tajul Ulum Brabo merupakan salah satu sekolah yang berwawasan islami tetapi juga tidak ketinggalan akan ilmu umumnya. Keadaan tersebut terlihat dengan cara pembagian mata pelajarannya yang seimbang antara materi keagamaan dan materimateri umum seperti materi ilmu-ilmu sosial dan materi-materi ilmu alam. Letak dari MA Tajul Ulum Brabo yang berada di kawasan pondok pesantren Sirojuth Tholibin menyebabkan sekolah ikut andil ketika ada acara-acara pondok, keadaan ini berdampak pada semakin terpotongnya jam efektif peserta didik dalam belajar. Mata pelajaran yang banyak diisi oleh materi keagamaan dan jam efektif yang terpotong oleh kegiatan-kegiatan dari lingkungan pondok, semakin memperpendek jam belajar peserta didik dalam mempelajari mata pelajaran umum tak terkecuali mata pelajaran fisika. Jam pelajaran yang banyak terpotong tetapi hasil proses pembelajaran menunjukkan banyak peserta didik yang sukses dalam mempelajari materi seperti ditnjukkan oleh kesuksesan-kesuksesan peserta didik dalam memenangkan lomba-lomba materi umum, seperti lomba sains dan lomba-lomba pidato dengan menggunakan beberapa bahasa selain bahasa Indonesia serta dihasilkannya lulusan-lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing dengan peserta didik lulusanlulusan dari sekolah-sekolah yang lebih maju dan lebih intensif dalam proses pembelajaran fisikanya. Pemotongan jam pembelajaran fisika kelas X di MA Tajul Ulum Brabo yang banyak tetapi tidak menghambat peserta didik 6 dalam meraih keseuksesan, keadaan ini yang menarik minat dari peneliti untuk melakukan penelitian perihal tentang tingkat pemahaman peserta didik dalam mempelajari fisika terutama materi besaran dan satuan dengan menggunakan tolak ukur teori APOS karena teori ini yang lebih mampu menjelaskan tentang keadaan peserta didik dalam memahami pelajaran terutama pelajaran yang membutuhkan pemahaman konsep di dalamnya. B. Rumusan Masalah Berkaitan dengan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah teori APOS mampu mendeskripsikan tingkat pemahaman peserta didik pada materi besaran dan satuan? 2. Seberapa maksimal tingkat pemahaman peserta didik pada konsep fisika materi besaran dan satuan jika diukur dengan tolak ukur teori APOS? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah teori APOS mampu menjelaskan tingkat pemahaman peserta didik kelas X MA Tajul Ulum Brabo dalam mempelajari materi besaran dan satuan serta seberapa maksimal peserta didik kelas X MA Tajul Ulum Brabo dalam memahami konsep fisika besaran dan satuan dengan tolak ukur teori APOS. Sedangkan untuk manfaat dari penelitian ini adalah: 7 1. Bagi peserta Pemberian soal-soal tentang materi besaran dan satuan, akan menambah wawasan peserta didik dalam mengerjakan soal. Sehingga akan melatih peserta didik dalam menyelesaikan berbagai bentuk soal. Karena dalam mengerjakan soal fisika juga dibutuhkan pembiasaan akan soal-soal fisika. 2. Bagi Guru Penelitian ini mampu menjelaskan keadaan peserta didik ketika mempelajari materi besaran dan satuan. Keadaan ini meliputi cara peserta didik dalam mencerna materi dan juga seberapa besar materi yang telah dipelajari oleh mereka. Setelah guru mengetahui keadaan dan pola pikir peserta didiknya, maka guru mampu meningkatkan kualitas cara pembelajarannya ke arah yang lebih baik lagi atau dalam artian guru mampu mengoptimalkan kegiatan pengajarannya sehingga akan didapatkan hasil pembelajaran yang baik. 3. Bagi Instansi Sekolah Penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam rangka menentukan strategi pengambilan keputusan mengenai pelayanan dan kinerja instansi terkait dalam hal ini yaitu MA Tajul Ulum Brabo terhadap peserta didik, terutama kepala sekolah harus memperhatikan hal-hal atau atribut apa saja yang dianggap penting untuk menunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran. 8 4. Bagi peneliti sendiri Tambahan pengetahuan akan proses suatu penelitian serta menambah pemahaman akan keadaan peserta didik dalam suatu proses pembelajaran karena peneliti juga merupakan calon guru dan suatu saat akan ditempatkan pada posisi seorang guru yang harus mengetahui keadaan peserta didik yang mereka didik. 5. Bagi penelitian yang lain Acuan atau titik tolak bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian yang sejenis atau pengembangan terhadap topik-topik lain. 9 BAB II TINGKAT PEMAHAMAN MATERI BESARAN DAN SATUAN MENGGUNAKAN TEORI APOS A. Deskripsi Teori 1. Tingkat Pemahaman Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya mengerti benar dalam suatu hal. Pemahaman merupakan proses perbuatan, cara memahami.1 Definisi pemahaman menurut Anas Sudijono adalah kemampuan seseorang untuk mengerti, mengetahui atau memahami sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Peserta didik dikatakan paham jika peserta didik tersebut mampu memberikan penjelasan atau uraian yang lebih rinci dengan menggunakan katakatanya sendiri. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan dan hafalan.2 Pemahaman adalah tingkatan kemampuan yang mengharapkan seseorang mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya. Artinya, seseorang tersebut tidak hanya hafal secara verbalitas, tetapi memahami konsep dari masalah atau fakta yang ditanyakan, maka 1 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1990), hlm. 965. 2 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 50. 10 operasionalnya dapat membedakan, mengubah, mempersiapkan, menyajikan, mengatur, menginterpretasi-kan, menjelaskan, mendemonstrasikan, memberi contoh, memperkirakan, menentukan, dan mengambil keputusan.3 Tingkat pemahaman adalah seberapa mampukah seseorang dalam menguasai dan membangun makna dari pikirannya serta seberapa mampukah seseorang tersebut menggunakan apa yang dikuasainya dalam keadaan lain.4 Bloom mnjelaskan ada tiga tipe kemampuan pemahaman, yaitu: pertama, translasi (kemampuan menerjemahkan), yang kedua interpretasi (kemampuan menafsirkan), yang ketiga ekstrapolasi (kemampuan meramal). Menurut Richard, pengkategorian pemahaman atas dua jenis, yaitu pemahaman rasional dan pemahaman instrumental. Definisi untuk pemahaman rasional adalah “knowing what to do and why” sedangkan untuk pemahaman instrumental adalah “rules without reason”. Mrozak menjelaskan bahwa tingkatan pemahaman ada tiga yaitu: pertama, memahami makna pengertian dan istilah, artinya peserta didik harus memiliki pengetahuan tentang apa maksud dari simbol-simbol yang 3 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Pengajaran, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1997), hlm. 44. Evaluasi 4 Gigih Ardiantoro, “Analisis Tingkat Pemahaman Siswa Berdasarkan Teori APOS dalam Memperlajari Persamaan Garis Lurus Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa SMP Negeri 6 Nganjuk”, Skripsi (Surakarta: Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, 2013), hlm. 13. 11 diberikan dan apa kesesuaian arti yang ditunjukkan. Kedua, memahami pentingnya struktur obyek pemahaman dimana urutan tentang konsep-konsep dan istilah yang diterapkan. Ketiga, memahami tentang peran dari obyek pemahaman.5 Tingkat pemahaman peserta didik dalam proses pembelajaran dibagi atas 4 tingkatan, yaitu:6 1) Istimewa/maksimal didapat oleh peserta didik apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh peserta didik 2) Baik sekali/optimal yaitu apabila sebagian besar (76% sampai dengan 99%) bahan pelajaran yang disampaikan telah sempurna. 3) Baik/minimal terjadi pada peserta didik jika peserta didik tersebut menguasai 60% sampai 75% sedangkan balik. 4) Kurang, jika peserta didik hanya mampu menguasai materi kurang dari 60%. 2. Pembelajaran Fisika Pembelajaran adalah proses interaksi pendidik dengan peserta didik dalam suatu lingkungan belajar atau bisa dikatakan bahwa pembelajaran dianggap sebagai upaya membelajarkan pengetahuan, 5 peserta penguasaan didik agar kemahiran, memperoleh dan tabiat ilmu serta Gigih, “Analisis Tingkat Pemahaman Siswa...”. hlm. 13. 6 Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2006) hlm. 107. 12 pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dalam pengertian lain pembelajaran juga diartikan sebagai penciptaan sistem lingkungan oleh memungkinkan terjadi proses belajar. Sadiman, pendidik yang 7 pembelajaran adalah usaha-usaha memanipulasi sumber-sumber belajar yang terencana guna menciptakan suatu kondisi proses atau kegiatan belajar dalam diri peserta didik, dapat dikatakan bahwa pembelajaran adalah proses membelajarkan atau membuat peserta didik belajar.8 Miarso menjelaskan bahwa pembelajaran adalah proses pembentukan diri seseorang secara positif dalam kondisi tertentu dengan cara mengelola lingkungan dengan sengaja.9 Sejalan dengan Sadiman, Winkel juga menjelaskan bahwa pembelajaran adalah pengaturan dan penciptaan kondisi ekstern sedemikian rupa, sehingga menunjang proses belajar peserta didik dan tidak menghambat.10 Pengertian pembelajaran menurut Gagne dalam Eveline yaitu, “Instruction is intended to promote learning, external situation need to be arranged to activate, support and 7 Heri Ruhyabi, Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik, (Majalengka : Referens, 2012) hlm. 6-7. 8 Indah Komsiyah, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Teras, 2012) hlm. 3-4. 9 Indah, Belajar dan Pembelajaran, hlm. 4. 10 Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011) hlm. 12. 13 maintain the internal processing that constitutes each learning event”. Pembelajaran dimaksudkan menghasilkan belajar, situasi eksternal harus dirancang sedemikian rupa untuk mengaktifkan, mendukung dan mempertahankan proses internal yang terdapat dalam setiap peristiwa belajar. 11 UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan juga menjelaskan tentang pembelajaran, bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.12 Beberapa pengertian pembelajaran di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses interaksi yang dilakukan oleh pendidik secara terstruktur guna menciptakan lingkungan belajar yang dapat membentuk perubahan positif dari diri peserta didik. Sunarto yang dikemukakan oleh Albertus, fisika adalah bidang ilmu yang banyak membahas tentang alam dan gejalanya, dari yang bersifat riil (terlihat secara nyata) hingga yang bersifat abstrak atau bahkan hanya berbentuk teori yang pembahasannya melibatkan kemampuan keterlibatan gambaran mental yang kuat. 11 13 imajinasi atau Sejalan dengan Eveline, Teori Belajar dan Pembelajaran, hlm. 12. 12 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006), hlm. 7. 13 Program Albertus Djoko Lesmono, dkk., “Jurnal Pembelajaran Fisika”, Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember, 14 Sunarto, menurut Suriasumantri dalam Mundilarto pada dasarnya fisika merupakan abstraksi dari aturan atau hukum alam yang disederhanakan.14 Mundalarto juga memaparkan bahwa fisika adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang pada dasarnya bertujuan untuk mempelajari dan memberi pemahaman kuantitatif terhadap berbagai gejala atau proses alam dan sifatsifat zat serta penerapannya. Perumusan kuantitatif ini memungkinkan dilakukan analisis secara mendalam terhadap masalah yang dikaji dan dilakukan prediksi tentang hal-hal yang bakal terjadi berdasarkan model penalaran yang diajukan. Sifat kuantitatif fisika berkat bantuan matematika ini dapat meningkatkan daya prediksi dan kontrol fisika itu sendiri.15 Pengertian pembelajaran dan fisika di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran fisika merupakan aktivitas yang dilakukan secara terencana oleh pendidik dan peserta didik dilakukan secara teratur guna mencapai suatu http://library.unej.ac.id/client/en_US/default/search/asset/503;jsessionid=4EB 6C34E7B3A9CDCD00F0DD9EA65BED0?qu=TEORI+FISIKA&ic=true&p s=300, diakses 14 November 2013, hlm. 1. 14 Mundilarto, “Pengembangan Skenario Pembelajaran Fisika Berbasis Kompetensi”, Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta,http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/130681033/PENGEMBA NGAN%20SKENARIO%20PEMBELAJARAN%20FISIKA%20BERBASIS .pdf, diakses 16 November 2013 hlm. 3. 15 Mundilarto, “ Pengembangan…”, hlm. 4. 15 pemahaman yang lebih akan alam. Pengertian pembelajaran fisika ini sejalan dengan firman Allah SWT yang memerintahkan manusia untuk mempelajarai alam sebagai tanda-tanda dari-Nya. Firman Allah SWT ini tertuang dalam Q.S. Ali Imran ayat 190 yang berbunyi: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.(Q.S. ali imran/2: 190).16 Ayat di atas, bahwa Allah SWT menguraikan sekelumit dari ciptaan-Nya dan memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya untuk memahami dan merenungkan hasil ciptaan-Nya tersebut, sehingga menjadikan hamba-Nya tersebut semakin beriman dan mendekat kepada-Nya. Sekelumit hasil ciptaan Allah SWT antara lain : kerja langit yang sangat teliti, silih bergantinya malam dan siang, serta perputaran bumi pada porosnya. 17 Beberapa tanda-tanda langit tersebut hanyalah sebagian kecil dari tanda-tanda yang telah diciptakan Allah SWT untuk direnungkan, karena dengan hanya melakukan dzikir kepada Allah SWT tidak 16 Departemen Agama RI, Alqur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Diponegoro, 2008), hlm. 76. 17 M. Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah, (Jakarta: PT. Lentera Hati), hlm. 370. 16 cukup untuk menjamin hadirnya hidayah, tetapi harus diiringi dengan mempelajari ciptaan-Nya dan rahasia-rahasia dari ciptaan-Nya tersebut.18 Proses pembelajaran mempunyai ciri-ciri bahwa proses belajar harus dilakukan dengan sengaja, kemudian membuat peserta didik belajar, sebelum pelaksanaan maka tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu, dan juga dalam pelaksanaannya harus terkendali. Perbedaan karakter pada masing-masing materi harus dipertimbangkan, sehingga proses pembelajaran bias menambah wawasan peserta didik akan materi bukan sebaliknya malah menghambat peserta didik.19 3. Besaran dan Satuan Materi besaran dan satuan merupakan materi yang memaparkan tentang pengukuran, benda yang diukur dan juga berkaitan dengan satuan atau standar yang digunakan dalam pengukuran. 18 Ahmad Mustafa Al Maraghi, Tafsir Al Maraghi, terj. Bahrun Abubakar, (Semarang: PT. Toha Putra Semarang, 1993), hlm. 290. 19 Eveline, Teori Belajar dan Pembelajaran, hlm 13. 17 a. Besaran20 Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka. Besaran dibagi menjadi dua yaitu, besaran pokok dan besaran turunan. Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan tidak diturunkan dari besaran lain. Sedangkan besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari satu atau lebih besaran pokok. Contoh dari besaran turunan adalah satuan untuk luas, volume, gaya, dan lainnya. b. Dimensi Dimensi merupakan suatu besaran yang menggambarkan bagaimana besaran tersebut tersusun dari besaran-besaran pokok. Kegunaan awal dari dimensi adalah sebagai petunjuk awal benar atau salahnya suatu persamaan fisika, karena salah satu syarat kebenaran persamaan fisika yaitu kesamaan dalam dimensinya. 21 Fungsi dimensi selain untuk menentukan benar atau tidaknya persamaan dan juga untuk menentukan setara atau tidaknya suatu persamaan, dimensi juga digunakan untuk menurunkan suatu persamaan jika kesebandingan 20 Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2006), hlm. 25. 21 Purwoko & Fendi, Physics for Senior High School year X, (Jakarta: Yudhistira, 2009), hlm. 8. 18 besaran fisika tersebut dengan besaran-besaran fisika lainnya diketahui.22 Contoh: Cara mengetahui nilai dari persamaan Seperti yang telah kita ketahui bahwa dimensi dari Diketahui bahwa nilai sehingga persamaannya menjadi atau Berikut adalah Tabel 2.1 dan Tabel 2.2 yang menjelaskan tentang hubungan besaran dengan dimensi:23 Tabel 2.1 Besaran Pokok Besaran Pokok Panjang Massa Waktu Kuat arus listrik Suhu Jumlah zat Intensitas cahaya 22 23 Satuan Meter Kilogram Sekon Ampere Kelvin Mol Kandela Singkatan M kg s A K mol cd Dimensi [L] [M] [T] [I] [ ] [N] [J] Marthen, Fisika untuk SMA Kelas X, hlm. 32. Marthen, Fisika untuk SMA Kelas X, hlm. 28. 19 Tabel 2.2 Besaran Turunan Besaran Turunan Satuan Lambang Luas A Kecepatan V Percepatan A Gaya F Tekanan P Usaha W Dimensi c. Pengukuran Pengukuran adalah proses membandingkan antara sesuatu dengan sesuatu yang lainnya yang dianggap sebagai patokan (standar) yang disebut satuan. Syarat satuan tersebut harus berupa satuan tetap, mudah diperoleh kembali, dan dapat diterima secara 20 internasional.24 Dibawah ini merupakan macam-macam alat ukur tergantung pada satuan dari benda yang akan diukur: 1) Alat ukur panjang Tabel 2.3 merupakan data sebagian dari alat ukur panjang berdasarkan kegunaannya.25 Tabel 2.3 Alat Ukur Panjang Alat Mistar Jangka sorong Mikrometer sekrup Susunan Skala utama Skala utama dan skala nonius Skala utama dan skala nonius Skala terkecil 0,1 cm Ketelitian Kegunaan 0,05 cm 0,01 cm 0,005 cm 0,01 mm 0,005 mm Mengukur panjang Mengukur panjang, diameter luar/dalam , kedalama n lubang Mengukur panjang, diameter, ketebalan benda. Gambar 2.1, Gambar 2.2, Gambar 2.3 adalah macammacam gambar alat ukur panjang: 24 E-book: Karyono, dkk., Fisika untuk SMA dan MA Kelas X, (Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009), hlm. 3-4. 25 E-book: Setya Nurachmandani, Fisika 1:Untuk SMA/MA Kelas X, (Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009), hlm.89. 21 Gambar 2.1 Mistar Gambar 2.2 Jangka Sorong Gambar 2.3 Mikrometer Sekrup 2) Alat ukur waktu Alat ukur waktu yang sering digunakan adalah arloji dan stopwatch baik yang digital maupun yang analog. Alat ukur waktu yang sering digunakan adalah arloji dan stopwatch yang analog karena pembacaannya lebih tepat dan lebih jelas. Baik arloji maupun stopwatch sama-sama memiliki ketelitian 22 0,01 sekon.26 Gambar 2.4 merupakan gambar salah satu alat ukur waktu. Gambar 2.4 Stopwatch 3) Alat ukur massa Alat ukur massa disebut neraca, neraca sendiri terdiri dari beberapa jenis antara lain: neraca analitis dua lengan, neraca ohauss, neraca lengan gantung, neraca digital, dan neraca elektronik. Untuk neraca analitis dua lengan dan neraca ohauss memiliki ketelitian 0,01 gram, sedangkan neraca digital memiliki ketelitian sampai 0,001 gram.27 Gambar 2.5 merupakan salah satu alat ukur massa. 26 Marthen, Fisika untuk SMA Kelas X, hlm. 6. 27 E-book: Setya, Fisika 1:Untuk SMA/MA Kelas X, hlm. 10. 23 Gambar 2.5 Neraca d. Ketidakpastian pada Pengukuran Nilai besaran merupakan nilai hasil pengukuran yang mengandung angka taksiran. Angka taksiran ini menunjukkan adanya ketidakpastian dalam pengukuran. Ketidakpastian kesalahan dalam pengukuran dalam pengukuran.28 disebabkan Kesalahan oleh dalam pengukuran bisa bersumber dari berbagai faktor, antara lain seperti ditunjukkan oleh Tabel 2.4. Tabel 2.4 Kesalahan dalam Pengukuran29 Keteledoran Keterbatasan pengamat (kurang terampil menggunakan alat) Kekeliruan pengamat dalam membaca skala yang ditunjukkan oleh alat ukur. Kesalahan acak Pengaruh lingkungan Tidak dapat diprediksi Tidak dapat dihilangkan tetapi dapat dikurangi Kesalahan sistematis Dapat diprediksi dan dihilangkan Disebabkan kesalahan kalibrasi, dan kesalahan komponen alat ukur Jika kesalahan sistematis kecil maka data akurat, dan jika kesalahan sistematis besar maka data kurang akurat. 28 Purwoko, Physics for Senior High School year X, hlm. 20. 29 Marthen, Fisika untuk SMA Kelas X, hlm. 6. 24 e. Hasil Pengukuran30 Data hasil pengukuran dibagi menjadi 2 yaitu, data tunggal dan data jamak. Data tunggal yaitu data yang dihasilkan dari pengukuran secara tunggal atau hanya sekali pengukuran, sedangkan data jamak yaitu data yang dihasilkan oleh pengukuran secara berulang. Dalam pengukuran tunggal ketidakpastian dapat ditentukan dengan menggunakan rumus Pencarian ketidakpastian dalam pengukuran secara berulang dengan menggunakan rumus sebagai berikut: f. Angka Penting 1) Notasi ilmiah31 Notasi ilmiah adalah cara penulisan hasil pengukuran yang sangat kecil maupun sangat besar. Penulisan dalam notasi ilmiah adalah sebagai berikut: 30 31 Marthen, Fisika untuk SMA Kelas X, hlm. 8-11 Marthen, Fisika untuk SMA Kelas X, hlm. 13. 25 Dimana adalah bilangan penting, dan n disebut orde besar dan merupakan bilangan bulat. Contoh: angka 0,000031 ditulis dalam notasi ilmiah menjadi 2) Aturan angka penting32 Angka penting adalah angka-angka yang dihasilkan dari suatu pengukuran. Aturan angka penting sebagaiyang ditunjukkan dalam Tabel 2.5 berikut. Tabel 2.5 Aturan Angka Penting Aturan-aturan angka penting 1. Semua angka bukan nol adalah angka penting 2. Semua angka nol yang terletak diantara angka bukan nol adalah angka penting 3. Angka nol yang terletak disebelah kanan angka bukan nol adalah angka penting, kecuali terdapat penjelasan khusus 4. Semua angka nol yang digunakan untuk menentukan letak desimal bukan termasuk angka penting 5. Semua angka puluhan, ratusan, dan seterusnya harus ditulis dengan menggunakan aturan notasi ilmiah. 3) Berhitung dengan angka penting.33 Dalam perhitungan dengan menggunakan angka penting memiliki aturan-aturan seperti berikut: 32 Marthen, Fisika untuk SMA Kelas X, hlm. 14. 33 Purwoko, Physics for Senior High School year X, hlm. 16-17. 26 a) Penjumlahan dan pengurangan Banyaknya angka penting hasil operasi ditentukan oleh hanya boleh mengandung satu angka taksiran. b) Perkalian dan pembagian Banyaknya angka penting pada setiap operasi ditentukan oleh jumlah angka taksiran yang paling sedikit oleh masing-masing bilangan. c) Pemangkatan dan penarikan akar Banyaknya angka penting pada setiap operasi baik pemangkatan maupun pengakaran sama dengan jumlah angka penting yang dipangkatkan atau diakarkan. d) Pembulatan Aturan pembulatan yaitu jika angka yang dibulatkan lebih dari 5 maka dibulatkan ke atas sedangkan jika kurang dari 5 maka dibulatkan ke bawah. Sedangkan jika angka yang dibulatkan tepat 5, maka dilihat dari angka sebelum angka 5 tersebut, jika angka sebelumnya ganjil maka dibulatkan ke atas dan jika angka sebelumnya genap maka dibulatkan ke bawah. 27 4. Teori Action, Process, Object, Schema (APOS) a. Pengertian Teori APOS Dubinsky dan Mc Donald menjelaskna bahwa, Teori APOS adalah sebuah teori konstruktivitas tentang bagaimana peserta didik belajar konsep yang didasarkan pada teori perkembangan Piaget.34 Istilah-istilah aksi (action), proses (process), obyek (object), dan skema (schema) pada hakekatnya merupakan konstruksi seseorang dalam upaya memahami sebuah ide atau konsep.35 Ed Dubinsky sebagai pengembang Teori APOS mendasarkan teorinya pada pandangan bahwa pengetahuan dan pemahaman seseorang merupakan suatu kecenderungan seseorang untuk merespon terhadap suatu situasi dan merefleksikannya pada konteks sosial. Berkaitan dengan paradigma tersebut Astusti P. dkk. mengemukakan bahwa dalam menyelesaikan suatu masalah, terdapat dua hal yang harus dimiliki seseorang yaitu mengerti konsep dan memanfaatkannya ketika diperlukan. Asiala dkk. juga menyatakan bahwa tujuan 34 Dubinsky & Mc Donald, “APOS: A Constructivist Theory of Learning in Undergraduate Mathematics Education Research”, link.springer.com/chapter/10.10070%2f0-306-74231-7-25page1, diakses 14 November 2013, hlm. 2. 35 Ed Dubinsky, “Using a Theory of Learning in College Mathematics Courses”, Newsletter, http://ltsn.mathstore.ac.uk/newsletter/ may2001/pdf/learning.pdf, diakses 14 November 2013, hlm. 11. 28 yang ingin dicapai dari teori APOS adalah terbentuknya konstruksi mental siswa.36 Menurut Suryadi dalam Zuhair proses berusaha memahami suatu ide akan dimulai dari suatu aksi mental terhadap ide tersebut dan pada akhirnya akan sampai pada konstruksi suatu skema tentang konsep tertentu yang tercakup dalam masalah yang diberikan.37 Teori ini, hadir sebagai upaya untuk memahami tingkatan pemahaman peserta didik agar lebih mudah untuk dipahami yaitu dengan menjelaskan melalui empat tahap, yaitu tahap aksi, proses, objek, dan skema.38 Berikut penjelasan masing-masing tahap teori APOS: 1) Aksi Teori ini menyatakan bahwa aksi adalah perubahan yang dirasakan oleh individu karena adanya pengaruh dari luar. Perubahan terjadi karena adanya reaksi terhadap isyarat dari luar yang memberikan rincian tepat tentang langkah-langkah 36 Dubinsky, “ Using a Theory …”, hlm. 11. 37 Muh. Zuhair Zahid, “Eksplorasi Konstruksi Pengetahuan Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Surakarta Menggunakan Teori Action, Process, Object, Scheme (APOS) pada Materi Pokok Faktor Bentuk Aljabar”, Tesis (Surakarta: Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, 2014), hlm. 15. 38 Dubinsky, “ Using a Theory…” hlm. 11. 29 yang harus diambil.39 Mulyono dalam Zuhair menjelaskan indikator pencapaian teori APOS pada tahap aksi sebagai berikut:40 a) Subyek hanya menerapkan rumus atau langsung menggunakan rumus yang diberikan b) Subyek hanya mengikuti contoh yang sudah diberikan sebelumnya c) Subyek memerlukan langkah-langkah rinci untuk melakukan transformasi d) Kinerja subyek berupa kegiatan prosedural 2) Proses Aksi diulang-ulang kemudian individu merenungkan akan proses pengulangan tersebut, langkah ini berubah menjadi proses. Artinya konstruksi internal yang dibuat dengan melakukan tindakan yang sama, tetapi belum tentu tindakannya diarahkan oleh rangsangan dari luar.41 Mulyono menjelaskan dalam Zuhair indikator pencapaian teori APOS pada tahap proses sebagai berikut:42 39 Dubinsky, “ Using a Theory...”, hlm. 12. 40 Zuhair, Siswa…” hlm. 16. 41 42 “Eksplorasi Konstruksi Pengetahuan Matematika Dubinsky, “ Using a Theory...”, hlm. 12. Zuhair, Siswa…” hlm. 17. “Eksplorasi Konstruksi Pengetahuan Matematika 30 a) Untuk melakukan transformasi subyek tidak perlu diarahkan dari rangsangan eksternal b) Subyek dapat merefleksikan langka-langkah transformasi tanpa melakukan langkah-langkah tersebut secara nyata c) Subyek dapat menjelaskan langka-langkah transformasi tanpa melakukan langkah-langkah tersebut secara nyata d) Subyek bisa membalik langkah-langkah transformasi tanpa melakukan langkah-langkah secara nyata e) Sebuah proses dirasakan oleh subyek sebagai hal yang internal dan di bawah control subyek tersebut f) Subyek mencapai pemahaman prosedural g) Subyek belum paham secara konseptual 3) Obyek Ketika seseorang mampu melakukan konstruksi proses menjadi sebuah obyek kognitif. mencerminkan pada tindakan yang diterapkan pada proses tertentu, dan menjadi sadar akan proses sebagai suatu totalitas, dan dapat bertindak di atasnya, dan dapat pula benar-benar membangun transformasi tersebut, maka kita mengatakan individu telah mampu 31 mencapai tahap obyek.43 Indikator pencapaian teori APOS pada tahap obyek menurut Mulyono dalam zuhair sebagai berikut:44 a) Subyek dapat melakukan aksi-aksi pada obyek b) Subyek dapat melakukan de-encapsulating suatu obyek kembali menjadi proses dari mana obyek itu berasal atau mengurai sebuah skema yang ditematisasi menjadi berbagai komponen c) Subyek mencapai suatu pemahaman konseptual d) Subyek dapat menentukan sifat-sifat suatu konsep 4) Skema Sebuah skema untuk bagian tertentu adalah kumpulan aksi, proses, dan obyek, yang terhubung secara sadar dalam kerangka yang koheren dalam pikiran individu dan digunakan untuk menyelesaikan masalah yang melibatkan daerah fisik tersebut.45 Di dalam Zuhair, Mulyono juga menjelaskan indikator pencapaian peserta didik ketika sudah mencapai tahap skema menurut teori APOS. Berikut adalah 46 penjelasannya: 43 Dubinsky, “ Using a Theory...”, hlm. 12. 44 Zuhair, Siswa…” hlm. 18. 45 46 “Eksplorasi Konstruksi Pengetahuan Matematika Dubinsky, “ Using a Theory...”, hlm. 12. Zuhair, Siswa…” hlm. 19. “Eksplorasi Konstruksi Pengetahuan Matematika 32 a) Subyek dapat menghubungkan aksi, proses, obyek, suatu konsep dengan konsep lainnya b) Subyek mampu menghubungkan obyek-obyek dan proses-proses dengan bermacam cara c) Subyek memahami hubungan-hubungan antara aksi, proses, obyek, dan sifat-sifat lain yang telah dipahaminya d) Subyek memahami berbagai aturan/rumus yang perlu dilibatkan/digunakan De-encapsulated Encapsulate d Interiorized Gambar 2.6 Ilustrasi Proses Pemahaman Menurut Teori APOS47 Jika teori APOS dan konstruktifisme ini diterapkan dalam pembelajaran fisika, maka pemahaman 47 Lasmi Nurdin, “Analisis Pemahaman Siswa Tentang Barisan Berdasarkan Teori APOS (Action, Process, Object, and Scheme)”, (Semarang: FMIPA UNNES, 2012), http://bagah.files.wordpress.com/ 2012/06/analisis-pemahaman-siswa-tentang-barisan-berdasarkan-teoriapos.pdf , diakses 14 November 2013, hlm. 6. 33 konsep atau hasil dari proses pembelajaran fisika dapat dijelaskan melalui keempat tahap perkembangan teori APOS tersebut. Tingkat pemahaman dari masing-masing individu akan berbeda tergantung dari modal awal pemahaman peserta didik akan materi, seberapa keras peserta didik tersebut berusaha memahami materi, dan seberapa tinggi tingkat kecerdasan dari masing-masing peserta didik dalam merespon materi. Keempat komponen dari teori APOS, yaitu aksi, proses, obyek, dan skema telah dibahas pengertiannya secara hirarkis (berurutan). Hal ini disebabkan setiap pembahasan satu komponen saling berkaitan dengan komponen lainnya secara berurutan.48 Penjelasan tingkat pemahaman sebelumnya telah memaparkan bahwa tingkat pemahaman adalah seberapa mampukan seseorang dalam menguasai dan membangun makna dari pikirannya serta seberapa mampukan seseorang tersebut menggunakan apa yang kuasainya dalam keadaan lain.49 Sedangkan teori APOS adalah sebuah teori konstruktivitas bagaimana peserta didik 48 Ely Vivi Purwindari, “Implementasi Teori Belajar APOS (Action, Proses, Object, Schema) dengan Pendekatan Siklus ACE Activities, Class Discussion, Exercise) DI SMPN 1 UDANAWU BLITAR”, Skripsi (Malang: Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang, 2007), hlm. 18. 49 Gigih, “Analisis Tingkat Pemahaman Siswa…”, hlm. 13. 34 belajar konsep yang dijelaskan dalam istilah-istilah aksi (action), proses (process), obyek (object), dan skema (schema) yang pada hakekatnya merupakan konstruksi seseorang dalam upaya memahami sebuah ide atau konsep.50 Hubungan antara tingkat pemahaman dengan teori APOS, yaitu tingkat pemahaman sendiri adalah tingkatan bagaimana peserta didik memahami materi sedangkan teori APOS merupakan penjelas sampai mana tingkatan yang dicapai peserta didik tersebut pada suatu materi dalam hal ini adalah materi besaran dan satuan. Jadi fungsi teori APOS di sini adalah sebagai alat ukur untuk menjelaskan tingkatan pemahaman peserta didik. Tabel 2.6 Kriteria Pemahaman Materi Besaran dan Satuan Menggunakan teori APOS Materi Besaran dan Satuan 50 Kerangka Teori APOS Aksi Kriteria Peserta didik dapat: Menentukan macammacam besaran Menyebutkan contoh dari besaran pokok dan besaran turunan Menyebutkan contoh dimensi dari suatu besaran, baik besaran pokok maupun besaran turunan Menyebutkan alat ukur Dubinsky, “ Using a Theory of Learning…”, hlm. 11. 35 Materi Kerangka Teori APOS Proses Kriteria panjang, massa dan waktu Menyebutkan jumlah angka penting pada suatu hasil pengukuran atau dalam suatu perhitungan Membedakan antara angka penting dan angka tidak penting Peserta didik dapat menjelaskan: Cara menentukan besaran pokok dan besaran turunan Cara membedakan antara besaran pokok dan besaran turunan Cara pembentukan dimensi dari suatu besaran, baik besaran pokok maupun besaran turunan Cara menggunakan alat ukur panjang, massa, dan waktu Cara membaca skala dalam suatu alat ukur panjang, massa, dan waktu Cara menentukan jumlah angka penting dalam suatu pengukuran atau dalam suatu 36 Materi Kerangka Teori APOS Obey Skema Kriteria perhitungan Peserta didik dapat menjelaskan: Definisi besaran pokok dan turunan Definisi dimensi Kegunaan dari dimensi Definisi pengukuran Kegunaan dari alat ukur panjang, massa, dan waktu Bagian-bagian dari alat ukur panjang, massa, dan waktu Definisi angka penting Aturan-aturan dalam penentuan jumlah angka penting Aturan-aturan dalam proses perhitungan angka penting Peserta didik dapat: Menentukan dimensi dari suatu besaran fisika Melakukan pengukuran dengan benar berkaitan dengan besaran pokok panjang, massa, dan waktu Membaca nilai yang ditunjukkan alat ukur secara tepat serta menuliskan hasil 37 Materi Kerangka Teori APOS Kriteria pengukuran sesuai dengan aturan penulisan angka penting b. Karakteristik Teori Belajar APOS Dubinsky dalam Ely Vivi Purwindari mengungkapkan bahwa APOS merupakan teori dalam pembelajaran, karena memenuhi enam karakteristik teori pembelajaran. Keenam karakteristik tersebut adalah:51 1) Mendukung prediksi. Kemampuan prediktif dari teori APOS berada pada pernyataan yang tegas, yaitu bahwa peserta didik membuat konstruks mental tertentu, maka peserta didik tersebut akan belajar topik materi tertentu. 2) Dapat digunakan untuk menjelaskan. Teori APOS dapat digunakan untuk menjelaskan tentang keberhasilan dan kegagalan peserta didik dalam belajar. 3) Dapat diterapkan pada fenomena yang luas. Teori APOS dapat digunakan oleh para pengamat pendidikan, dan orang lain yang tertarik dengan teori ini. 51 Ely Vivi Purwindari, “Implementasi Teori Belajar APOS…”, hlm. 20-22. 38 4) Membantu mengorganisasikan pikiran tentang fenomena yang luas. Teori APOS dapat digunakan untuk mengorganisasikan pikiran seseorang tentang bagaimana peserta didik dapat belajar tentang konsep tertentu. 5) Sebagai alat analisis data. Suatu metode yang sangat khusus dalam menggunakan teori APOS untuk menganalisis data tentang keberhasilan dan kegagalan peserta didik. 6) Memberi suatu istilah untuk dikomunikasikan dalam pembelajaran. B. Kajian Pustaka Penelitian ini penulis mencoba menggali informasi dari buku-buku maupun skripsi sebagai bahan pertimbangan untuk membandingkan masalah-masalah yang diteliti baik dari segi metode maupun obyek yang diteliti. Pertama, skripsi yang ditulis oleh Pra Panca Agustini dengan judul “Analisis tentang Himpunan Berdasarkan Teori APOS pada Siswa Kelas VII SMP Negeri I Karangrejo Tulungagung”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat pemahaman siswa pada materi himpunan pada siswa kelas VII SMP Negeri I Karangrejo Tulungagung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes tertulis dan wawancara. Sumber data penelitian adalah hasil jawaban materi 39 himpunan dari siswa sendiri. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh tingkat pemahaman siswa pada materi himpunan berada pada empat tahap dari teori APOS yaitu tahap aksi, proses, obyek dan skema. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum tingkat pemahaman siswa kelas VII SMP Negeri I Karangrejo Tulungagung tentang himpunan berada pada tahap proses menurut kerangka teori APOS.52 Kedua, jurnal terbitan dari jurusan matematika FMIPA UNNES yang ditulis oleh Mulyono dengan judul “Pemahaman Mahasiswa Field Dependent dalam Merekonstruksi Konsep Grafik Fungsi“. Mulyono melakukan penelitian dengan memberikan soal-soal tentang materi grafik fungsi kepada mahasiswa. Setelah jawaban dikumpulkan kemudian jawaban tersebut dianalisis untuk menentukan seberapa dalam mahasiswa dalam memahami grafik fungsi. Hasil pengukuran tingkat pemahaman mahasiswa bergaya kognitif FD dalam mengkonstruksi konsep grafik fungsi berorientasi teori APOS adalah 1) Kinerja dalam tahap-tahap APOS tidak semua dilakukan dengan sempurna. Ketidaksempurnaan tersebut terdapat pada tahap aksi dan tahap proses, yaitu dalam hal mencari range fungsi, titik kritis, nilai ekstrim, dan titik belok. 2) Analisis yang disarankan kurang runtun. 3) Jaringan skema grafik fungsi sudah 52 Prapanca Agustini, “Analisis Pemahaman Tentang Himpunan Berdasarkan Teori APOS pada Siswa Kelas VII SMP Negeri I Karangrejo Tulungagung”, Skripsi (Malang: Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang, 2007). 40 koheren, tetapi masih ada hal-hal yang belum dikuasai. Hal yang belum dikuasai adalah mencari fungsi range, titik kritis, nilai ekstrim, dan titik belok.53 Ketiga, skripsi yang ditulis oleh Gigih Ardiantoro dengan judul “Analisis Tingkat Pemahaman Siswa Berdasarkan Teori APOS dalam Mempelajari Persamaan Garis Lurus Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa SMP Negeri 6 Nganjuk”. Penelitian dilakukan dengan wawancara dan pemberian tugas.54 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta didik terbagi menjadi tiga tingkatan, yaitu: 1. Tingkat pemahaman dengan aktivitas belajar rendah berdasarkan teori APOS. Peserta didik hanya mengingat atau mengerjakan soal dengan berdasarkan pengetahuan mereka atau yang mereka ingat yang pernah disampaikan oleh guru. Jadi berdasarkan hal tersebut, maka peserta didik berada pada tahap aksi. 2. Tingkat pemahaman peserta didik dengan aktivitas belajar sedang berdasarkan teori APOS. Menunjukkan bahwa peserta didik dengan aktivitas belajar sedang mampu untuk memilih langkah untuk memudahkan dalam menyelesaikan pekerjaan meskipun cara yang digunakan sama dengan cara guru. 53 Mulyono, “ Pemahaman Mahasiswa Field Dependent dalam Merekonstruksi Konsep Grafik Fungsi”, Jurnal Matematika FMIPA UNNES (Vol. 3, No. 3, Juni/2012), http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/ kreano/article/view/2612/2671, diakses 13 November 2013. 54 Gigih, “Analisis Tingkat Pemahaman…”, hlm. 22. 41 Berdasarkan ha tersebut, dapat disimpulkan bahwa peserta didik pada tahap proses. 3. Tingkat pemahaman peserta didik dengan aktivitas belajar tinggi berdasarkan teori APOS. Menunjukkan bahwa peserta didik mampu melihat adanya hubungan antara permasalahan persamaan garis lurus yang melalui dua titik dengan permasalahan persamaan garis lurus yang melalui sebuah titik dan bergradien tertentu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peserta didik berada pada tingkat pemahaman obyek. Berbeda dari penelitian sebelumnya yang membahas tentang tingkat pemahaman peserta didik pada materi matematika, maka dalam hal ini peneliti akan menindak lanjuti penelitian yang sudah ada dan akan menggali informasi yang lebih dalam, mengenai tingkat pemahaman peserta didik dalam proses pembelajaran fisika materi besaran dan satuan di MA Tajul Ulum Brabo. 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Metode kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, di mana peneliti berperan sebagai instrumen utama atau kunci.1 Metode ini digunakan untuk mengeksplorasi, mengungkapkan logika induktif, atau metode penelitian yang berusaha menyikapi dengan akal sehat suatu situasi tanpa mengedepankan harapan yang sudah diduga oleh peneliti sebelumnya. Sehingga pada penelitian ini tidak 2 menekankan pada hipotesis awal. Jenis penelitian studi kasus yaitu penelitian yang dilakukan apabila peneliti ingin memahami suatu problem atau situasi tertentu dengan amat mendalam.3 1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D), (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 15. 2 Michael Quinn Patton, Metode Evaluasi Kualitatif (terjemah), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1991), hlm 15. 3 Michael, Metode Evaluasi Kualitatif (terjemah), hlm. 23. 43 B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Lokasi yang menjadi obyek penelitian adalah MA Tajul Ulum Brabo lembaga pendidikan yang terletak di kecamatan Tanggungharjo kabupaten Grobogan, karena dengan wawasan islami yang kental dan lingkungan sekitar yang memotong jam pembelajaran tetapi beberapa peserta didik masih bisa menjuarai berbagai lomba dari lawan-lawan yang lebih maju dalam segi sekolahnya dan lebih panjang jam pembelajarannya. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama satu bulan, yaitu dimulai pada tanggal 8 Agustus 2014 sampai dengan tanggal 8 September 2014. C. Fokus Penelitian Fokus penelitian ini bertumpu pada tingkat pemahaman peserta didik kelas X MA Tajul Ulum Brabo Grobogan tahun pelajaran 2014/2015 pada materi besaran dan satuan dengan menggunakan teori APOS. Fokus dalam penelitian ini ditunjukkan dengan berbagai indikator sebagai berikut: 1. Menjelaskan tentang besaran dan satuannya 2. Menjelaskan tentang dimensi dan cara pembentukannya 3. Menjelaskan tentang operasi-operasi pada angka penting dan notasi ilmiah 44 4. Menjelaskan cara menggunakan alat-alat ukur panjang, waktu, massa, dan yang lainnya 5. Menjelaskan kaitan antara materi besaran, dimensi, pengukuran, dan angka penting. D. Sumber Penelitian4 Jenis data dalam penelitian kualitatif dibagi ke dalam sumber yang berupa kata-kata dan tindakan, dan sumber tertulis. 1. Kata-kata dan tindakan Sumber penelitian kata-kata berasal dari wawancara yang dilakukan kepada guru yang mengajar kelas X IPA, yaitu wawancara dengan bapak Saefudin, S.Si sebagai pengajar kelas X IPA D, dan wawancara dengan ibu Ida Syarifah, S.Pd sebagai pengajar kelas X IPA A, X IPA B, dan X IPA C. Sedangkan untuk sumber penelitian yang berupa tindakan, diambil dari hasil pengamatan oleh peneliti kepada seluruh peserta didik kelas X IPA, baik itu X IPA A, X IPA B, X IPA C maupun kelas X IPA D. Kata-kata dan tindakan oleh guru pengajar dan peserta didik yang diajar merupakan sumber utama dalam penelitian ini. 2. Sumber tertulis Suatu penelitian tidak cukup hanya menggunakan sumber utama sebagai acuan dalam melakukan penelitian, dalam hal ini dibutuhkan sumber tambahan dalam penelitian. 4 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 157-162. 45 Sumber tambahan dalam penelitian ini adalah sumber tertulis yaitu, sumber yang berupa dokumen tertulis yang berupa buku-buku, dokumen pribadi, arsip, dan lainnya. Dalam penelitian ini, yang menjadi sumber tertulis adalah data hasil jawaban peserta didik dalam mengerjakan tugas evaluasi bab besaran dan satuan. E. Teknik Pengumpulan Data Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Metode Observasi Metode observasi merupakan suatu kegiatan untuk mencari data hasil pengamatan, pendengaran, perhitungan, dan pengukuran yang dapat digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan atau diagnosis.5 Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang tingkat pemahaman peserta didik kelas X MA Tajul Ulum Brabo pada materi besaran dan satuan. Metode observasi dilakukan juga untuk mengetahui proses dan keadaan peserta didik ketika pembelajaran sedang berlangsung. 2. Metode Wawancara Metode mengetahui dan wawancara menangkap dilakukan secara bertujuan langsung untuk seluruh 5 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), hlm. 131-132. 46 informasi dari subjek penelitian.6 Wawancara ini ditujukan kepada bapak Saefudin dan ibu Ida Syarifah selaku guru yang mengajar materi besaran dan satuan kelas X MA Tajul Ulum Brabo, hal ini dilakukan untuk mengetahui keberhasilan peserta didik dan untuk mengetahui pada tingkatan apakah peserta didik memahami materi besaran dan satuan jika diukur dengan menggunakan teori APOS. 3. Metode Tes Instrumen tes yang digunakan adalah soal ulangan peserta didik yang terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat instrumen sebagai berikut: a. Uji validitas Untuk soal esai menggunakan rumus korelasi product moment.7 ∑ √* ∑ (∑ )(∑ ) (∑ ) +* ∑ (∑ ) + Keterangan: = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y = banyaknya peserta tes = jumlah skor item = jumlah skor total 6 Haris, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 118. 7 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 77. 47 b. Uji reliabilitas Untuk mencari reliabilitas soal esai menggunakan rumus Cronbach’s alpha dengan rumus perhitungan sebagai berikut:8 ( ∑ )( ) Keterangan: = reliabilitas yang dicari ∑ = jumlah varians skor tiap item = varians total = banyaknya item c. Uji daya pembeda Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi untuk butir soal pilihan ganda adalah9: Keterangan: D = daya pembeda soal = jumlah peserta didik kelompok atas = jumlah peserta didik kelompok bawah BA = jumlah peserta didik kelompok atas yang menjawab soal dengan benar 8 Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 108-109. 9 Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 213-214. 48 BB = jumlah peserta didik kelompok bawah menjawab soal dengan benar PA = BA = proporsi peserta didik kelompok atas yang JA menjawab benar PB = BB = proporsi peserta didik kelompok bawah yang JB menjawab benar (P = indeks kesukaran). Tabel 3.1 Klasifikasi Daya Pembeda Soal Interval Kriteria DP ≤ 0,00 sangat jelek 0,00 <DP ≤ 0,20 jelek 0,20 <DP ≤ 0,40 cukup 0,40 <DP ≤ 0,70 baik 0,70 <DP ≤ 1,00 sangat baik d. Uji indeks kesukaran Soal yang baik adalah tidak terlalu mudah atau terlalu sukar. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Rumus yang digunakan untuk mengetahui indeks kesukaran butir soal pilihan ganda adalah sebagai berikut10: 10 Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 208 - 210. 49 Keterangan: P = indeks kesukaran B = banyaknya peserta didik yang menjawab benar JS = jumlah seluruh peserta didik yang ikut tes Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Klasifikasi Indeks Kesukaran Interval Kriteria P = 0,00 terlalu sukar 0,00 < P ≤ 0,30 sukar 0,30 < P ≤ 0,70 sedang 0,70 < P ≤ 1,00 mudah P = 1,00 terlalu mudah F. Teknik Analisis Data Proses menganalisa data yang penulis gunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang mewujudkan bukan dalam bentuk angka melainkan dalam bentuk lapangan dan uraian deskriptif. Ada tiga langkah dalam proses pembahasan yang digunakan untuk menganalisa data dalam penelitian ini, yaitu:11 11 Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 248-259. 50 1. Reduksi data Reduksi data adalah proses penggabungan dan penyeragaman segala data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan (script) yang akan dianalisis.12 Tahap-tahap reduksi data yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi: a. Hasil observasi Hasil observasi oleh peneliti kepada subyek penelitian dalam hal ini adalah peserta didik kelas X IPA A, X IPA B, X IPA C, dan X IPA D, dengan menggunakan lembar observasi. Untuk pengisian lembar observasi yaitu dengan cara pengambilan suara mayoritas dari peserta didik pada setiap kelasnya. Sedangkan untuk penentuan tingkat pemahaman peserta didik menurut kriteria teori APOS ditentukan berdasarkan batas maksimal kemampuan peserta didik dalam menguasai materi. Jika batas maksimal peserta didik pada tahapan proses maka pencapaian pemahaman pada tahapan proses. Proses penilaian dengan cara mengklasifikasikan bab besaran dan satuan menjadi empat sub bab yaitu besaran, dimensi, pengukuran, dan angka penting. Walaupun materinya terbagi menjadi empat kategori, tetapi keempat kategori tersebut juga saling berkaitan sehingga peserta didik dikatakan menguasai bab besaran 12 Haris, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm.165. 51 dan satuan jika peserta didik sudah mampu menguasai keempat sub bab tersebut secara mendalam. b. Hasil wawancara Hasil data wawancara dalam menganalisisnya disederhanakan menjadi susunan bahasa yang baik dan rapi, kemudian ditransformasikan ke dalam catatan. Analisis data hasil wawancara dimaksudkan untuk menyederhanakan data tersebut ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. c. Hasil tes Untuk analisis uji tes, yaitu dengan menganalisis semua hasil jawaban peserta didik setelah itu jawaban peserta didik tersebut dikelompokkan menjadi beberapa kriteria berdasarkan bobot jawaban peserta didik atau berdasarkan cara peserta didik tersebut menjawab soal. Tabel 3.3 adalah kriteria-kriteria penggolongan jawaban peserta didik pada setiap soalnya: Tabel 3.3 Kriteria Jawaban Peserta Didik No. 1. Nomor Soal Soal no. 1 2. Soal no. 2 Kriteria Jawaban Benar (Pengertian Komplit) Kurang (Pengertian Kurang) Salah (Pengertian salah/ melenceng jauh dari kebenaran) Benar (Mampu menyebutkan 7 macam besaran pokok dengan komplit) Salah (Belum mampu 52 No. 3. Nomor Soal Soal no. 3 Kriteria Jawaban 4. Soal no. 4 5. Soal no. 5 menyebutkan 7 macam besaran pokok secara komplit) Kriteria 3 (Benar dan Runtut dalam penyelesaian soalnya) Kriteria 2 (Pembentukan dan perhitungan benar tetapi hasil akhir salah) Kriteria 1 (Benar dalam menyebutkan dimensi dari satuan-satuan dan rumus dari besaran) Kriteria 3 (Operasi hitung benar serta runtut dan hasil akhir benar) Kriteria 2 (Operasi perhitung benar tetapi hasil akhir salah) Kriteria 1 (Pembacaan nilai ukur dan penyebutan satuan) Kriteria 3 (Mampu menghitung dengan benar dan menyebutkan jumlah angka penting hasil operasi dengan mengacu pada aturan operasi hitung angka penting) Kriteria 2 (Mampu menghitung dengan benar dan menyebutkan jumlah angka penting dari kumpulan angka pada soal) Kriteria 1 (Belum mampu menghitung dengan benar dan menyebutkan jumlah angka penting dari kumpulan angka pada soal) 53 Setelah langkah penentuan kriteria jawaban dari peserta didik, langkah selanjutnya yaitu pengelompokan nomor soal ke dalam sub-sub bab serta penggolongan ke dalam kriteria APOS berdasarkan tingkat jawaban peserta didiknya yaitu ke dalam sub bab besaran, dimensi, pengukuran, dan angka penting. Berikut adalah gambaran pengelompokannya: Tabel 3.4 Pengkategorian Soal Menurut Teori APOS No. 1. Sub Bab dan No. No. Soal dan Kriteria JawabanTeori APOS soal yang terkait Aksi Proses Obyek Skema Besaran (no. 1, No.1 No.1 (B) No.1 (B) No.1 (B) 2,3, dan 4) No.2 (B) No.2 (B) No.2 (B) (K/S) No.2 (B) No.3 (K1) No.4 (K1) 2. Dimensi (no.3) No.3 (K1) No.3 (K1) No.3 No.3 (K3) (K2) 3. Pengukuran No.4 (S) No.4 (K1) No.1 (B) No.1 (B) (no.1 dan no. 4) No.4 No.4 (K3) (K2) 4. Angka Penting (no.5) Keterangan: B = Benar K = Kurang S = Salah No.5 (K1) No.5 (K2) No.5 No.5 (K3) (K2) K1 = Kriteria 1 K2 = Kriteria 2 K3 = Kriteria 3 2. Penyajian data Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan penarikan kesimpulan dan 54 penarikan tindakan. Dalam tahap ini data yang disajikan merupakan data hasil dari observasi, wawancara, dan tes. 3. Menarik simpulan atau verifikasi Verifikasi adalah satu atau sebagian dari suatu kegiatan dari konfigurasi yang utuh sehingga mampu menjawab pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian. Dengan cara membandingkan hasil observasi, hasil wawancara dan hasil tes maka dapat ditarik kesimpulan tentang tingkat pemahaman peserta didik kelas X MA Tajul Ulum dengan menggunakan ukuran teori APOS 55 BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Gambaran Sekolah MA Tajul Ulum Brab 1. Profil Sekolahan Nama Sekolahan : MA Tajul Ulum No. Statistik Sekolahan : 131.2.33.15.004 Alamat Sekolahan : Jl. Ponpes Sirojuth Tholibin Desa Brabo Kec. Tanggungharjo Kab. Grobogan Telpon : 024-70780540 Email : [email protected] Website : ma-tajululum.sch.id Status : Swasta Akriditas Sekolah :B 2. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah Aliyah Tajul Ulum dalam melaksanakan segala kegiatannya senantiasa didasarkan pada Visi, Misi, dan Tujuan yang telah ditetapkan. Adapun mengenai Visi, Misi, dan Tujuan tersebut adalah: Visi : “Terwujudnya Madrasah yang Unggul dalam Prestasi, Bertaqwa serta Berakhlaqul Karimah (Berprestasi, Bertaqwa, dan Berkhlaqul Karimah)” 56 Misi: Mempersiapkan peserta didik yang memiliki penguasaan ilmu pengetahuan umum dan agama yang berkualitas dan bermanfaat untuk melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi dan mengabdi masyarakat. a. Memberikan bimbingan belajar dan bakat bagi siswa berminat dan berprestasi b. Menyiapkan tamatan yang mampu beramar ma’ruf nahi munkar serta menginternalisasi nilai-nilai Islam ala Ahlus Sunnah wal Jama’ah. c. Menghimpun peserta didik yang memiliki bakat khusus, kemauan tinggi untuk dapat dikembangkan secara optimal d. Untuk dijadikan pusat keunggulan sehingga tercipta persaingan yang sehat dan mandiri e. Mengupayakan peserta didik yang memiliki kemampuan ilmu dan bakat tingkat propinsi maupun nasional f. Mampu menciptakan 8 K dan 5 T secara sadar dan bertanggungjawab 3. Fasilitas Sekolahan Bangunan fisik menjadi salah satu bagian penting untuk dalam suatu sekolah. Kondisi yang nyaman tentunya akan menambah semangat peserta didik dalam proses belajarmengajar. Beberapa tahun ini seolah MA Tajul Ulum Brabo terus berbenah. Diantara bangunan yang sudah ada yaitu ruang kepala sekolah, ruangan tata usaha (TU), 57 ruangan Ruang guru, Ruang Koperasi, BP/BK, Kantor OSIS, Ruang UKS/P3K/PMR, Ruang perpustakaan, Laboratorium Bahasa, Laboratorium IPA, Laboratorium Komputer, Tempat ibadah, Kamar Mandi / WC dan juga ditunjang dengan adanya akses internet yang semakin memudahkan baik guru maupun peserta didik dalam memeperoleh informasi. B. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Data tentang pemahaman peserta didik pada materi besaran dan satuan menurut kerangka teori APOS ditinjau dari hasil observasi peneliti Langkah awal untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik kelas X yaitu dengan menggunakan metode observasi. Hasil pengamatan lapangan dengan menggunakan lembar pedoman observasi menghasilkan data penelitian seperti yang ditunjukkan pada Tebel 4.1, Tabel 4.2, Tabel 4.3, dan Tabel 4.4: Tabel 4.1 Data Observasi Kelas X IPA A No. 1. 2. 3. 4. Kerangka Teori APOS Kesimpulan Aksi Proses Obyek Skema Besaran Bisa Bisa Tidak bisa Tidak bisa Proses Dimensi Bisa Tidak Tidak bisa Tidak bisa Aksi bisa Pengukuran Bisa Bisa Bisa Tidak bisa Obyek Angka Bisa Bisa Tidak bisa Tidak bisa Proses Penting Topik 58 Tabel 4.2 Data Observasi Kelas X IPA B No. Topik 1. 2. 3. 4. Besaran Dimensi Pengukuran Angka Penting Kerangka Teori APOS Kesimpulan Aksi Proses Obyek Skema Bisa Bisa Tidak bisa Tidak bisa Proses Bisa Tidak bisa Tidak bisa Tidak bisa Aksi Bisa Bisa Tidak bisa Tidak bisa Proses Bisa Bisa Tidak bisa Tidak bisa Proses Tabel 4.3 Data Observasi Kelas X IPA C No. 1. 2. 3. 4. Kerangka Teori APOS Kesimpulan Aksi Proses Obyek Skema Besaran Bisa Bisa Tidak bisa Tidak bisa Proses Dimensi Bisa Tidak bisa Tidak bisa Tidak bisa Aksi Pengukuran Bisa Bisa Tidak bisa Tidak bisa Proses Angka Tidak Tidak bisa Tidak bisa Tidak bisa Penting Bisa Topik Tabel 4.4 Data Observasi Kelas X IPA D No. Topik 1. 2. 3. 4. Besaran Dimensi Pengukuran Angka Penting Kerangka Teori APOS Kesimpulan Aksi Proses Obyek Skema Bisa Bisa Bisa Tidak bisa Obyek Bisa Tidak bisa Bisa Tidak bisa Obyek Bisa Tidak bisa Bisa Tidak bisa Obyek Bisa Bisa Bisa Tidak bisa Obyek Penentuan kesimpulan tingkat pemahaman peserta didik untuk data hasil observasi, yaitu dengan melihat pada batasan maksimal bisa atau tidak bisanya peserta didik dalam menguasai tingkatan teorinya. Contohnya di kelas X IPA A untuk sub materi besaran, kalkulasi yang menunjukkan materi yang sudah dikuasai oleh peserta didik pada tahap proses, sedangkan untuk tahap obyek masih belum bisa dikuasai oleh 59 peserta didik. Sehingga dikatakan bahwa tingkatan peserta didik dalam menguasai atau memahami sub materi besaran sampai pada tingkatan proses. Begitu juga untuk sub materi lainnya seperti dimensi, pengukuran, dan angka penting. Tabel 4.5 adalah rekap dari keseluruhan pemahaman peserta didik dari masing-masing kelas: Tabel 4.5 Data Hasil Observasi No. 1. 2. 3. 4. Kelas Besaran Dimensi Pengukuran X IPA A X IPA B X IPA C X IPA D Proses Proses Proses Obey Aksi Aksi Aksi Obyek Obyek Proses Proses Obyek Angka Penting Proses Proses Obey 2. Data tentang tingkat pemahaman peserta didik pada materi besaran dan satuan ditinjau dari sudut pandang guru sebagai pengajar Pengumpulan data wawancara dengan langkah bertanya kepada guru yang mengajar fisika kelas X MA Tajul Ulum Brabo yaitu bapak Saifudin, S.Si dan ibu Ida Syarifah, S.Pd di MA Tajul Ulum Brabo. Hasil wawancara untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik oleh kedua guru memberikan hasil yang sama hanya saja penggambaran keadaan peserta didik masing-masing sedikit berbeda karena adanya beda pandangan antara masing-masing guru terhadap peserta didiknya. Hasil lengkap wawancara yang dilakukan terhadap bapak Saifudin selaku narasumber 1 dan ibu Ida Syarifah sebagai narasumber 2 dapat dilihat dalam lampiran 7 60 dan lampiran 8, berikut ini ringkasan wawancara dalam penelitian: a. Narasumber 1 menjelaskan bahwa teori APOS adalah teori yang melihat tahapan-tahapan proses pembelajaran peserta didik atau teori yang menitikberatkan pada proses kegiatan belajar mengajar, sedangkan narasumber 2 menjelaskan bahwa teori APOS adalah teori yang menjelaskan bahwa pemahaman peserta didik bertingkattingkat tergantung penyerapan dari masing-masing individu terhadap materi. b. Ketika peneliti mengajukan pertanyaan kedua, yaitu: tingkat pemahaman peserta didik akan materi besaran dan satuan masuk pada tahapan apa menurut kriteria teori APOS. Narasumber 1 menjawab bahwa tingkat pemahaman peserta didik masuk pada tahapan proses, karena ketika proses pengukuran peserta didik hanya mampu membaca nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur jika proses pengukurannya menggunakan alat ukur yang sama, namun ketika alat ukur berbeda maka mereka tidak mampu membaca nilai ukurnya. Keadaan yang sama juga ditunjukkan peserta didik ketika peserta didik tersebut diberikan soal, peserta didik tersebut hanya mampu menjawab soal-soal yang bentuknya masih sama dengan yang dijelaskan oleh guru, untuk soal-soal yang berbeda mereka belum mampu mengerjakan. Narasumber 2 juga 61 mengatakan bahwa tahapan peserta didik yang beliau ajar tingkatan pemahaman sama pada tahapan proses karena peserta didik beliau hanya terpaku pada satu permasalahan, ketika diberi permasalahan baru yang sedikit berbeda peserta didik tersebut langsung bingung atau belum mampu mengerjakan soal dengan benar. c. Ketika diajukan pertanyaan, apa penyebab tingkat pemahamannya hanya sampai tahapan proses, narasumber 1 menjawab karena peserta didik masih bersifat kekanakkanakan artinya mereka belum terbiasa dengan materi besaran dan satuan, tahapan peserta didik bisa meningkat jika materi-materi ini diulang-ulang atau materinya disinggung ketika masuk pada materi berikutnya sehingga membiasakan peserta didik pada materi besaran dan satuan ini. Narasumber 2 juga memberikan jawaban yang sama, pemahaman peserta didik bisa meningkat dengan cara sering memberikan soal-soal atau permasalahan kepada peserta didik. 3. Data tentang pemahaman peserta didik pada materi besaran dan satuan menurut kerangka teori APOS ditinjau dari hasil tes peserta didik Penggunaan instrument tes dalam penelitian ini adalah sebagai bahan pembanding dengan data hasil observasi dan wawancara. Instrument tes sebelum digunakan dalam mengukur tingkat pemahaman peserta didik, terlebih dahulu 62 diuji dengan uji kelayakan tes yaitu uji validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan uji kesukaran. Setelah diuji dengan keempat uji tersebut didapatkan keterangan bahwa instrument tes tersebut layak untuk digunakan dalam penelitian. Data tentang tingkat pemahaman peserta didik kelas X MA Tajul Ulum Grobogan dalam pada materi besaran dan satuan menurut kerangka teori APOS dapat dicari dengan menggunakan rumus deskripsi persentase. Analisis tingkat pemahaman peserta didik pada materi besaran dan satuan menggunakan tolak ukur teori APOS adalah sebagai berikut: a. Soal no. 1 peserta didik dihadapkan pada permasalahan mengenai mendefinisikan besaran, satuan, dan pengukuran. Untuk kriteria penilaian dibagi menjadi 3, yaitu : benar (jika peserta didik dalam mendefinisikan pengertian besaran, satuan, dan pengukuran sesuai atau benar), kurang (jika definisi yang dipaparkan peserta didik hanya menyinggung sebagian dari definisi besaran secara total), dan salah (jika jawaban yang dipaparkan peserta didik melenceng jauh dari definisi besaran yang sebenarnya). Berikut ini adalah contoh jawaban peserta didik dalam mendefinisikan besaran, satuan dan pengukuran: 63 Gambar 4.1 Jawaban benar Gambar 4.2 Jawaban kurang Gambar 4.3 Jawaban salah 64 Tabel 4.6 merupakan kalkulasi jawaban peserta didik dalam menjawab soal no. 1. Tabel 4.6 Hasil Penelitian Metode Tes no. 1 Besaran Satuan B K S B K S 1. X IPA A 24 3 2 - 21 8 2. X IPA B 18 4 4 - 16 10 3. X IPA C 13 10 4 - 21 6 4. X IPA D 32 8 2 14 6 18 Ket: B = Benar, K = kurang, S = Salah No. b. Pada Kelas soal no.2 peserta didik Pengukuran B K S 21 4 21 5 9 7 6 20 12 dihadapkan untuk menyelesaikan soal yang berkaitan tentang penyebutan 7 besaran pokok beserta satuannya. Kriteria penilaian soal no.2 yaitu benar dan salah. Benar jika peserta didik menjawab dengan komplit dalam penyebutan 7 besaran pokok, baik penyebutannya secara urut menurut acuan di buku maupun acak, sedangkan jawaban peserta didik dikatakan salah jika peserta didik kurang dalam penyebutan 7 besaran pokoknya, penyebutan macammacam besaran pokok sudah komplit 7, tetapi ada beberapa penyebutan yang salah atau tidak termasuk dari 7 macam besaran pokok. Gambar 4.4 dan Gambar 4.5 adalah contoh jawaban peserta didik yang benar dan yang salah: 65 Gambar 4.4 Jawaban benar Gambar 4.5 Jawaban salah Kalkulasi jawaban peserta didik kelas X IPA untuk no. 2 dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut: Tabel 4.7 Hasil Penelitian Metode Tes no. 2 No. 1. 2. 3. 4. Kelas X IPA A X IPA B X IPA C X IPA D Kriteria Benar (B) Salah (S) 27 2 23 3 24 4 40 1 66 c. Soal no.3 merupakan soal yang berkaitan tentang dimensi, dimana kriteria penilaiannya adalah masuk kriteria 1 atau kriteria yang paling rendah jika peserta didik hanya mampu menyebutkan dimensi dari satuan-satuan fisika dan rumus dari besaran yang terkait. Kriteria 2 atau kriteria sedang, jika peserta didik sudah mampu melakukan langkah pembentukan dan perhitungan secara benar tetapi hasil akhir masih salah salah. Kriteria 3 atau kriteria yang paling tinggi jika peserta didik sudah mampu mengerjakan soal secara benar dan runtut. Gambar 4.6, Gambar 4.7, dan Gambar 4.8 adalah contoh jawaban peserta didik menurut ketiga kriteria penilaian pada no.3 : Gambar 4.6 Kriteria 3 Gambar 4.7 Kriteria 2 67 Gambar 4.8 Kriteria 1 Tabel 4.8 merupakan data jawaban peserta didik untuk no.3 : Tabel 4.8 Hasil Penelitian Metode Tes no. 3 Kriteria 1 Ep Ek 1. X IPA A 1 5 2. X IPA B 6 16 3. X IPA C 9 1 4. X IPA D 3 5 Ket: Ep = Energi Potensial, No. Kelas Kriteria 2 Kriteria 3 Ep Ek Ep Ek 2 1 19 13 0 0 0 0 0 0 0 0 4 18 16 0 Ek = Energi Kinetik d. Soal no. 4 menjelaskan tentang cara pembacaan skala yang ditunjukkan pada alat ukur panjang yaitu jangka sorong dan mikrometer skrup. Kriteria jawaban peserta didik pada no. 4 yaitu : kriteria 1 untuk jawaban peserta didik yang mampu membaca skala yang ditunjukkan oleh jangka sorong dan mikrometer skrup secara benar (skala/satuan) , kriteria 2 jika peserta didik mampu sudah mampu membaca skala dengan benar dan mengalikan 68 dengan pengali yang benar untuk skala nonius dan dengan satuan yang benar, tetapi hasil akhir masih salah (pengali/satuan), dan kriteria 3 jika peserta didik sudah mampu mengerjakan soal no. 4 dengan benar dan runtut (hasil akhir benar dan runtut). Gambar 4.9, Gambar 4.10, dan Gambar 4.11 merupakan contoh-contoh kriteria jawaban peserta didik pada no. 4: Gambar 4.9 Kriteria 3 Gambar 4.10 Kriteria 2 69 Gambar 4.11 Kriteria 1 Tabel 4.9 berikut merupakan data jawaban peserta didik untuk no.4: Tabel 4.9 Hasil Penelitian Metode Tes no. 4 Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3 JK MS JK MS JK MS 1. X IPA A 1 4 9 4 10 11 2. X IPA B 0 0 2 0 2 0 3. X IPA C 19 11 0 0 0 0 4. X IPA D 6 7 5 3 17 11 Ket: JK = Jangka Sorong, MS = Mikrometer Skrup No. Kelas e. Soal no.5 berkaitan tentang angka penting, dimana penilaiannya dibagi menjadi 3 kriteria yaitu : kriteria 1 jika peserta didik dalam perhitungannya masih salah tetapi benar dalam penyebutan jumlah angka penting pada soal. Kriteria 2 jika jika peserta didik dalam perhitungannya benar dan juga benar dalam penyebutan jumlah angka penting pada soal dan untuk kriteria ke-3 jika peserta didik benar dalam perhitungannya dan benar dalam menyebutkan jumlah angka penting pada angka hasil 70 operasi. Contoh jawaban peserta didik soal no.5 pada setiap kriteria seperti ditunjukkan pada Gambar 4.12, Gambar 4.13, dan Gambar 4.13 berikut: Gambar 4.12 Kriteria 3 Gambar 4.13 Kriteria 2 71 Gambar 4.14 Kriteria 1 Daftar jawaban peserta didik untuk jawaban no. 5 ditunjukkan pada Tabel 4.10 berikut : Tabel 4.10 Hasil Penelitian Metode Tes no. 5 Kriteria 1 (+) (x) 1. X IPA A 1 5 2. X IPA B 0 0 3. X IPA C 1 3 4. X IPA D 4 3 Ket: (+) = Opersi penjumlahan, No. Kelas Kriteria 2 Kriteria 3 (+) (x) (+) (x) 21 12 1 2 4 3 4 14 14 6 3 11 4 1 2 4 (X) = Operasi perkalian Cara mengetahui data tentang pemahaman peserta didik dalam memahami materi besaran dan satuan dilihat 72 melalui pemahaman peserta didik pada kategori sub materi besaran, dimensi, pengukuran, dan angka penting. Tabel 3.3 tentang kategori pengelompokan dan penilian soal menurut kerangka teori APOS, didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 4.11, Tabel 4.12, Tabel 4.13, dan Tabel 4.14: Tabel 4.11 Hasil Analisis Perhitungan di Kelas X IPA A No. 1. 2. 3. 4. Kerangka Teori APOS Keterang an Aksi Proses Obyek Skema Salah 5 18 Obyek 4 2 Besaran 0 (17,2% (62,1% (13,8%) (6,9%) ) ) 3 2 11 13 Dimensi (13,8% 0 (6,9%) (37,9%) (44,8%) ) 15 14 Aksi Pengukuran (13,8% (34,5% 0 0 0 ) ) 5 14 Proses Angka 10 (17,2% (48,3% 0 0 Penting (34,5%) ) ) Topik Tabel 4.12 Hasil Analisis Perhitungan di Kelas X IPA B No. Topik 1. Besaran 2. Dimensi 3. Pengukuran 4. Angka Penting Kerangka Teori APOS Aksi Proses Obyek Skema 2 3 17 0 (8%) (12%) (68%) 2 0 0 0 (8%) 22 0 0 0 (88%) 4 1 0 0 (16%) (4%) Salah 3 (12%) 22 (88%) Keterangan Obyek - 0 Aksi 20 (80%) - 73 Tabel 4.13 Hasil Analisis Perhitungan di Kelas X IPA C No. 1. 2. 3. 4. Kerangka Teori APOS Keterang -an Proses Obyek Skema Salah 11 13 5 Besaran 0 0 Obyek (37,9%) (44,8%) (17,2%) 18 Dimensi 0 0 0 0 (%) Pengukur 10 10 0 0 0 Proses an (34,5%) (34,5%) Angka 3 12 2 12 0 Proses Penting (19,3%) (41,4%) (6,9%) (41,4%) Topik Aksi Tabel 4.14 Hasil Analisis Perhitungan di Kelas X IPA D No. 1. 2. 3. 4. Kerangka Teori APOS Proses Obyek Skema 8 9 23 Besaran 0 (19,5% (30%) (56,1%) ) 5 0 18 Dimensi 0 (12,2%) (43,9%) Pengukur 20 16 2 0 an (51,2%) (39%) (4,8%) Angka 4 3 1 0 Penting (9,8%) (7,3%) (2,4%) Topik Aksi Salah Keterang -an 1 (2,4%) Obyek 11 (43,9%) Proses 0 - 32 (78,1%) - Rekap keseluruhan data penelitian dengan tes dari keempat kelas yang menjadi subyek penelitian ditunjukkan pada Tabel 4.15 berikut: Tabel 4.15 Data Hasil Tes No. Kelas 1. 2. 3. 4. X IPA A X IPA B X IPA C X IPA D Kriteria APOS Besaran Dimensi Pengukuran Angka Penting Obyek Aksi Proses Obyek Aksi Obyek Proses Proses Obyek Proses - 74 Untuk kalkulasi persentase pencapaian pemahaman dari jumlah keseluruhan peserta didik yang berjumlahg 124 orang, pada materi besaran dan satuan menggunakan teori APOS yaitu: Tabel 4.16 Kalkulasi seluruh Pencapaian Pemahaman Peserta Didik pada Setiap Sub Materi No. Kriteria APOS Sub Materi 1. Besaran 2. Dimensi 3. Pengukuran Aksi Proses Obyek Skema 2 28 71 12 (1,6%) (22,7%) (57,26%) (9,68%) 10 2 18 11 (8,06%) (1,6%) (14,5%) (8,87%) 67 40 0 2 (54,03% (32,26%) (1,6%) ) 4. Angka 12 33 Penting (9,68%) (26,61%) 0 4 (3,26%) C. Pembahasan Hasil Penelitian Teori APOS ini mampu digunakan untuk menggambarkan tingkat pemahaman peserta didik pada suatu materi pembelajaran, karena teori APOS mampu menjelaskan keadaan-keadaan dan ketercapaian peserta didik dalam memahami materi pembelajaran. Ketercapaian proses pembelajaran pada suatu materi dipaparkan dalam empat tingkatan aksi, proses, obyek, dan skema, keempat tingkatan dari teori APOS sudah mampu menggambarkan keadaan pemahaman peserta didik pada materi. 75 Teori APOS ini merupakan teori yang memaparkan tentang tingkat pemahaman peserta didik, bahwa pemahaman peserta didik dibagi atas empat tahap yaitu : 1. Aksi, jika peserta didik hanya mampu menerapkan materi, rumus-rumus ataupun langkah-langkah perhitungan yang diberikan oleh guru tanpa mampu memahami alur pengerjaan rumus maupun perhitungannya. 2. Proses, jika peserta didik tersebut sudah mampu memahami alur pengerjaan soal yang telah diberikan oleh guru serta mampu membuat jalan penyelesaian yang lain yang mereka anggap lebih mudah. 3. Obyek, jika peserta didik sudah mampu memahami konsep dari materi yang telah atau sedang diajarkan oleh guru 4. Skema, jika peserta didik tersebut mampu memahami konsep materi serta dapat mengaplikasikannya dalam langkahlangkah penyelesaian soal yang telah diberikan oleh guru Jika teori APOS diterapkan pada materi besaran dan satuan untuk mencari tingkat pemahaman peserta didik akan materinya maka diperoleh gambaran umum tahapan pencapaian pemahaman peserta didik sebagai berikut: 1. Skema Pemahaman peserta didik pada materi besaran dan satuan sampai pada tahapan dimana peserta didik sudah mampu memadukan keempat sub materinya yaitu sub materi besaran, dimensi, pengukuran, dan angka penting serta 76 mengaplikasikan dari keempatnya pada suatu kasus atau permasalahan. 2. Obyek Peserta didik dikatakan pemahamannya sampai tahapan obyek jika peserta didik sudah mampu memahami prosedur dan konsep pada masing-masing sub materi. 3. Proses Untuk tingkat pemahaman proses, peserta didik hanya mampu melakukan prosedur perhitungan pada masing-masing sub materi, untuk konsepnya belum sampai memahami. 4. Aksi Peserta didik yang hanya sampai pada tahapan aksi, berate peserta didik tersebut hanya mampu mengulang apa yang telah disampaikan oleh guru, tanpa mampu untuk memahami maksud dari penyampaian materinya tersebut. Teori APOS ini baik jika digunakan untuk mengukur pemahaman peserta didik dalam materi yang empiris seperti ilmu pengetahuan alam didalamnya mencantumkan fisika sebagai salah satu disiplin ilmunya. Peserta didik dalam memahami suatu materi seperti fisika akan berbeda-beda dalam pencapaian tingkat pemahamannya, karena faktor pengetahuan awal dan respon dari peserta didik pada materi serta seberapa intensif guru dalam menjelaskan materi pada peserta didik yang guru tersebut ajar. Perbedaan dalam tingkat pemahamn ini, dapat dijelaskan oleh teori APOS dengan gambaran yang lebih jelas dan detail. 77 Ketika teori APOS ini digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik kelas X MA Tajul Ulum Brabo yang terdiri dari empat kelas, yaitu : kelas X IPA A, X IPA B, X IPA C, dan X IPA D didapatkan hasil pengukuran seperti yang sudah dikalkulasi pada Tabel : 1. Sub materi besaran Pada sub materi besaran sebagian besaran peserta didik dari masing-masing kelas sudah sampai pada tahapan obyek dengan ditunjukkan sebanyak 71(57,26%) peserta didik sudah mampu mencapai tahapn obyeknya. Artinya 91 peserta didik tersebut mampu memahami konsep dari besaran itu sendiri dan mampu membedakan antara besaran pokok dengan besaran turunan. 2. Sub materi dimensi Pemahaman akan sub materi dimensi peserta didik dari masing-masing kelas hanya sampai pada tahapan sebelum aksi yaitu dengan jumlah 18 (14,5%) dari peserta didik belum mampu mencapai tahan dari teori APOS. Ditunjukkan isi kaksi yang artinya mereka hanya mampu mengetahui dimensidimensi dari besaran pokok tanpa mampu mengkonversikannya kedalam besaran-besaran turunan. 3. Sub materi pengukuran Pemahaman pada sub bab materi pengukuran sampai pada tahapan obyek yaitu sebanyak 67 (54,03%) yang artinya peserta didik tersebut sudah mampu memahami hanya 78 mampu mengetahui dan menyebutkan alat-alat ukur panjang, massa, dan waktu. Tetapi ketika diminta melakukan pengukuran mereka masih bingung dalam membaca nilai ukur dan menentukan skala pada masing-masing alat ukur. 4. Sub materi angka penting Pada sub materi angka penting, pemahaman peserta didik menggunakan teori APOS sampai tahap proses 33 (26,61%) artinya peserta didik tersebut sudah mampu memahami aturan-aturan penentuan angka penting atau mereka sudah mampu membedakan angka penting dengan angka yang bukan angka penting. Keterangan tingkat pemahaman peserta didik di atas menunjukkan bahwa pemahaman peserta didik pada setiap sub materi besaran dan satuan belum ada yang mencapai tahap skema, sehingga dapat dikatakan bahwa peserta didik belum mampu memahami materi secara maksimal. Ketercapaian secara maksimal belum terjadi pada peserta didik karena beberapa faktor antara lain: 1. Peserta didik kurang memiliki modal pemahaman akan materi besaran dan satuan ketika peserta didik tersebut duduk di bangku SMP/MTs. 2. Alat-alat ukur yang masih minim dimiliki oleh sekolahan, terutama alat ukur massa. 3. Respon dari peserta didik kurang, karena peserta didik cenderung pendiam atau juga gaduh sendiri 79 4. Jam pembelajaran yang kurang panjang, karena terlalu banyak terpotong untuk materi-materi agama. D. Keterbatasan Penelitian Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini masihbanyak keterbatasan yang ditemui. Hal ini dikarenakan berbagai faktor, baik dari faktor peneliti, subjek penelitian, instrumen penelitian, maupun faktor lainnya. Kekurangan yang terdapat pada penelitian ini hendaknya menjadi perhatian semua pihak yang berkompeten agar dapat diperbaiki. Adapun keterbatasan penelitian ini antara lain: 1. Keterbatasan Tempat Penelitian Penelitian yang dilakukan hanya terbatas pada satu tempat, yaitu di MA Tajul Ulum Brabo Grobogan. Apabila ada hasil penelitian di tempat lain yang berbeda, kemungkinannya penggunaan teori pemahamannya tidak jauh menyimpang dari penelitian yang peneliti lakukan. 2. Keterbatasan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama pembuatan skripsi. Waktu yang singkat ini termasuk sebagai salah satu faktor yang dapat mempersempit ruang gerak penelitian. Sehingga dapat berpengaruh terhadap hasil penelitian yang penulis lakukan. 3. Keterbatasan Kemampuan Penelitian tidak lepas dari pengetahuan, oleh karena itu peneliti menyadari keterbatasan kemampuan khususnya 80 pengetahuan ilmiah dan pemahaman akan teori yang digunakan untuk mengukur yaitu teori APOS. Tetapi peneliti sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menjalankan penelitian sesuai dengan kemampuan keilmuan serta bimbingan dari pembimbing. 81 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Tingkat pemahaman peserta didik kelas X MA Tajul Ulum Brabo menurut teori APOS, yaitu : pada sub bab besaran pada tahapan obyek 71(57,26%), untuk sub bab dimensi sampai pada tahapan aksi 18 (14,5%), untuk sub bab pengukuran sampai pada tahapan obyek 67 (54,03%), dan untuk sub bab angka penting sudah sampai tahap proses 33 (26,61%). Pemahaman peserta didik pada setiap sub materi besaran dan satuan belum ada yang mencapai tahap skema, sehingga dapat dikatakan bahwa peserta didik belum mampu memahami materi secara maksimal. Ketercapaian secara maksimal belum terjadi pada peserta didik karena beberapa faktor antara lain: 1. Peserta didik kurang memiliki modal pemahaman akan materi besaran dan satuan ketika peserta didik tersebut duduk di bangku SMP/MTs. 2. Alat-alat ukur yang masih minim dimiliki oleh sekolahan, terutama alat ukur massa. 3. Respon dari peserta didik kurang, karena peserta didik cenderung pendiam atau juga gaduh sendiri 4. Jam pembelajaran yang kurang panjang, karena terlalu banyak terpotong untuk materi-materi agama. 82 B. Saran Setelah diambil kesimpulan diatas, ada beberapa saran yang dapat diajukan kepada beberapa pihak yang terkait. Saran terhadap pihak-pihak tersebut adalah sebagai berikut: 1. Bagi Guru Mengingat adanya perbedaan tingkat pemahaman peserta didik dalam menguasai materi besaran dan satuan, hendaknya guru dapat menyusun pembelajaran yang bisa menuntut peserta didik lebih aktiv, serta memberikan himbauan, dukungan dan arahan kepada peserta didik untuk lebih meningkatkan aktivitas belajarnya. 2. Bagi Peserta Didik Peserta didik hendaknya lebih aktif dalam pembelajaran fisika. Sehingga diharapka proses pembelajaran akan lebih bermakna bagi peserta didik karena memiliki pengalaman mereka sendiri. Peserta didik hendaknya selalu mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru, tidak malu untuk bertanya ketika ada materi yang tidak dimengerti, mempersiapkan materi terlebih dahulu sebelum pelajaran dimulai serta selalu kreatif untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan fisika dan mencoba mengaitkan penyelesaian materi yang telah diberikan sebelumnya tanpa harus diperintahkan terlebih dahulu oleh guru. 83 3. Bagi Peneliti Saran bagi peneliti yang lain, hendaknya melakukan penelitian yang lebih spesifik tentang analisis tingkat pemahaman atau juga melakukan penelitian sejenis pada materi lain selain materi besaran dan penutup C. Penutup Alhamdulillah, kehadirat Allah SWT, puji syukur yang telah selalu terpanjatkan melimpahkan rahmat, hidayah dan inayahNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Dengan disertai do’a, semoga skripsi yang cukup sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta bagi pembaca pada umumnya. Sebagaimana pada umumnya karya setiap manusia, tentulah tidak ada yang sempurna secara total. Oleh karena itu penulis sangat menyadari hal tersebut, dengan mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca, mengingat skripsi yang penulis susun ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan ridho-Nya kepada kita semua dan memeberikan kemanfaatan yang besar pada skripsi yang penulis susun dengan segenap kemampuanini. Amin ya Rabbal ‘Alamin. 84 KEPUSTAKAAN Agustini, Prapanca, Analisis Pemahaman Tentang Himpunan Berdasarkan Teori APOS pada Siswa Kelas VII SMP Negeri I Karangrejo Tulungagung, Malang: Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang, 2007. Ardiantoro, Gigih, Analisis Tingkat Pemahaman Siswa Berdasarkan Teori APOS dalam Memperlajari Persamaan Garis Lurus Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa SMP Negeri 6 Nganjuk, Surakarta: Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, 2013. Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009. Bahri Djamarah, Syaiful dan Azwan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2006. Budiningsih, Asri, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2012. Departemen Agama RI, Alqur’an dan Terjemahnya, Bandung: Diponegoro, 2008. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006. Djoko Lesmono, dkk., Albertus, “Jurnal Pembelajaran Fisika”, Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember, http://library.unej.ac.id/client/en_US/default/search/asset/503; jsessionid=4EB6C34E7B3A9CDCD00F0DD9EA65BED0?qu =TEORI+FISIKA&ic=true&ps=300, diakses 14 November 2013. Drost, J.I.G.M., Sekolah: Mengajar atau Mendidik?, Yogyakarta: KANISIUS, 1998. Dubinsky & Mc Donald, “APOS: A Constructivist Theory of Learning in Undergraduate Mathematics Education Research”, link.springer.com/chapter/10.10070%2f0-306-74231-725page1, diakses 14 November 2013. Dubinsky, Ed, “ Using a Theory of Learning in College Mathematics Courses”, Newsletter, http://ltsn.mathstore.ac.uk/newsletter/ may2001/pdf/learning.pdf, diakses 14 November 2013. E-book: Karyono, dkk., Fisika untuk SMA dan MA Kelas X, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009. E-book: Setya Nurachmandani, Fisika 1:Untuk SMA/MA Kelas X, Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009. Herdiansyah, Haris, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Salemba Humanika, 2012. J. Moleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012. Kanginan, Marthen, Fisika untuk SMA Kelas X, Jakarta: Erlangga, 2006. Komsiyah, Indah, Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta: Teras, 2012. Mulyono, “ Pemahaman Mahasiswa Field Dependent dalam Merekonstruksi Konsep Grafik Fungsi”, Jurnal Matematika FMIPA UNNES (Vol. 3, No. 3, Juni/2012), http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/ kreano/article/view/2612/2671, diakses 13 November 2013. Mundilarto, “Pengembangan Skenario Pembelajaran Fisika Berbasis Kompetensi”, Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta,http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/130681033 /PENGEMBANGAN%20SKENARIO%20PEMBELAJARA N%20FISIKA%20BERBASIS.pdf, diakses 16 November 2013. Mustafa Al Maraghi, Ahmad, Tafsir Al Maraghi, terj. Bahrun Abubakar, Semarang: PT. Toha Putra Semarang, 1993. Nurdin, Lasmi, “Analisis Pemahaman Siswa Tentang Barisan Berdasarkan Teori APOS (Action, Process, Object, and Scheme)”, (Semarang: FMIPA UNNES, 2012), http://bagah.files.wordpress.com/ 2012/06/analisispemahaman-siswa-tentang-barisan-berdasarkan-teoriapos.pdf , diakses 14 November 2013. Purwanto, Ngalim , Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1997. Purwoko & Fendi, Physics for Senior High School year X, Jakarta: Yudhistira, 2009. Quinn Patton, Michael, Metode Evaluasi Kualitatif (terjemah), Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1991. Quraish Shihab, M., Tafsir Al Misbah, Jakarta: PT. Lentera Hati. Ruhyabi, Heri, Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik, Majalengka : Referens, 2012. Selamet, dkk., “Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual React Terhadap Pemahaman Konsep Fisika dan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas VIII SMP”, http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_ ipa/article/download/751/537, diakses 14 November 2013. Siregar, Eveline dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Ghalia Indonesia, 2011. Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1996. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D), Bandung: Alfabeta, 2010. Suparno, Paul, Metodologi Pembelajaran Universitas Sanata Dharma, 2007. Fisika, Yogyakarta: Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,1990. Vivi Purwindari, Ely, Implementasi Teori Belajar APOS (Action, Proses, Object, Schema) dengan Pendekatan Siklus ACE Activities, Class Discussion, Exercise) DI SMPN 1 UDANAWU BLITAR, Malang: Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang, 2007. Zuhair Zahid, Muh., Eksplorasi Konstruksi Pengetahuan Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Surakarta Menggunakan Teori Action, Process, Object, Scheme (APOS) pada Materi Pokok Faktor Bentuk Aljabar, Surakarta: Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, 2014. Lampiran 1 Pedoman Penilaian Observasi Materi Besaran Teori APOS Aksi Kriteria Menentukan macam-macam besaran Menyebutkan contoh dari besaran pokok dan besaran turunan Proses Obyek Skema Dimensi Aksi Proses Indikator Menghafal tujuh macam besaran pokok beserta satuannya Memberikan contoh dari besaran pokok dan besaran turunan Menjelaskan cara membedakan antara Memberikan alasan dalam penggolongan besaran pokok dan besaran turunan besaran pokok dan besaran turunan Menjelaskan definisi besaran Dapat menjawab pertanyaan guru ketika diminta menjelaskan pengertian besaran dengan lancar tanpa menoleh pada buku catatan atau LKS Menjelaskan hubungan antara besaran Menjabarkan dimensi dari besaran-besaran dengan dimensi yang telah ditentukan oleh guru untuk dikerjakan. Membaca skala yang ditunjukkan alat ukur Memberikan satuan yang sesua pada dan memberikan satuan untuk skala tersebut nilai hasil pengukuran dengan alat ukur dengan benar panjang, massa, dan waktu Menyebutkan dimensi dari besaran Menghafal dimensi pada setiap besaran besaran pokok pokok Menghafal rumus atau satuan pada suatu besaran fisika Menjelaskan cara pembentukan Menjabarkan cara pembentukan dimensi dimensi dari suatu besaran, baik yang telah dicontohkan di buku paket besaran pokok maupun besaran turunan dengan menggunakan aturan perpangkatan (besaran turunan yang masih sederhana, dengan benar. yang terkait hanya satu atau dua besaran pokok) Hasil Observasi Bisa Tidak Bisa Keterangan Materi Teori APOS Obyek Skema Pengukuran Aksi Proses Kriteria Indikator Menjelaskan cara pembentukan dimensi dari suatu besaran, untuk besaran turunan yang rumit yaitu besaran yang terkait lebih dari 3 Menjelaskan Kegunaan dari dimensi Menentukan dimensi dari suatu besaran fisika Menjelakan keterkaitan proses pembentukan dimensi antara energi potensial dengan enaergi kinetik Menyebutkan alat ukur panjang, massa dan waktu beserta satuannya Menjelaskan cara menggunakan alat ukur panjang, massa, dan waktu Menjelaskan cara membaca skala dalam suatu alat ukur panjang, massa, dan waktu Obyek Menjelaskan definisi pengukuran Menjelaskan cara mencari nilai ukur suatu benda Menjelaskan kegunaan dari alat ukur panjang, massa, dan waktu Menjelaskan bagian-bagian dari alat ukur panjang, massa, dan waktu Menjabarkan dimensi dari besaran-besaran yang telah ditentukan oleh guru untuk dikerjakan dengan tanpa meminta bantuan kepada guru lagi. Menggunakan alat ukur yang sesuai dan memberikan satuan yang sesuai Menempatkan benda yang akan diukur pada tempat yang tepat Mengetahui tata cara atau proses pengukuran dengan menggunakan alat ukur baik panjang, massa, maupun waktu Mengetahui besar skala-skala yang telah ditetapkan pada alat ukur panjang, massa, dan waktu Membaca nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur dengan mempertimbangkan pada skalaskala yang telah ditetapkan oleh masingmasing alat ukur Menjelaskan tentang definisi pengukuran tanpa melihat buku, ketika guru meminta menjelaskannya Menentukan alat ukur yang sesuai ketika diminta menentukan panjang, massa, maupun waktu gerak suatu benda Menentukan bagian-bagian alat ukur Hasil Observasi Bisa Tidak Bisa Keterangan Materi Teori APOS Skema Angka penting Aksi Proses Obyek Kriteria Melakukan pengukuran dan pemberian satuan dengan benar berkaitan dengan besaran pokok panjang, massa, dan waktu Membedakan antara angka penting dan angka tidak penting Menjelaskan cara menentukan jumlah angka penting dalam suatu pengukuran atau dalam suatu perhitungan Menjelaskan definisi angka penting Menjelaskan aturan-aturan dalam penentuan jumlah angka penting Skema Menentukan jumlah angka hasil operasi sesuai dengan aturan penulisan dan aturan operasi hitung angka penting Indikator panjang, massa, dan waktu Benar dalam menentukan nilai besaran yang ditunjukkan oleh alat ukur panjang, massa, dan waktu dengan satuan yang sesuai Menyebutkan jumlah angka penting pada kelompok angka hasil pengukuran Menentukan jumlah angka penting pada kelompok angka hasil pengukuran dengan aturan-aturan yang berlaku pada penentuan golongan angka penting Menjelaskan tentang definisi angka penting tanpa melihat buku, ketika guru meminta menjelaskannya Hafal aturan-aturan untuk menentukan golongan angka penting setiap operasi Memberikan contoh penentuan angka penting pada masing-masing aturan Menyelesaian soal operasi hitung angka penting dengan benar Hasil Observasi Bisa Tidak Bisa Keterangan Lampiran 2 Hasil Observasi Kelas X IPA A Materi Besaran Teori APOS Aksi Kriteria Menentukan macammacam besaran Menyebutkan contoh dari besaran pokok dan besaran turunan Proses Obyek Skema Menjelaskan cara membedakan antara besaran pokok dan besaran turunan Menjelaskan definisi besaran Indikator Menghafal tujuh macam besaran pokok beserta satuannya Memberikan contoh dari besaran pokok dan besaran turunan Memberikan alasan dalam penggolongan besaran pokok dan besaran turunan Dapat menjawab pertanyaan guru ketika diminta menjelaskan pengertian besaran dengan lancar tanpa menoleh pada buku catatan atau LKS Menjelaskan hubungan Menjabarkan dimensi dari antara besaran dengan besaran-besaran yang telah dimensi ditentukan oleh guru untuk dikerjakan. Memberikan satuan yang Membaca skala yang ditunjukkan alat ukur dan sesua pada nilai hasil memberikan satuan untuk pengukuran dengan alat skala tersebut dengan ukur panjang, massa, dan benar waktu Hasil Observasi Tidak Bisa Bisa Keterangan Proses pembelajaran untuk besaran, penekanannya pada penghafalan tujuh macam besaran pokok. Karena peserta didik sudah hafal tujuh macam besaran pokok, maka mampu memberikan contoh-contoh baik besaran pokok maupun besaran turunan Semua peserta didik sudah mampu membedakan antara besaran pokok dan besaran turunan, ketika guru bertanya kepada peserta didik Untuk definisi besaran, peserta didik belum mampu memahami atau menjelaskan kembali. Karena memang tidak ada penekanan dari guru untuk memahami apa itu besaran Peserta didik belum mampu menjabarkan dengan benar karena kendala operasi hitung variabel matematikanya Ketika proses pengukuran berlangsung, peserta didik sudah mampu menentukan besar nilai ukur dengan benar dan menentukan untuk satuan-satuan setiap alat ukurnya, hanya 1 atau 2 dari 6 kelompok yang belum mampu membaca nilai ukurnya. Materi Dimensi Teori APOS Aksi Proses Obyek Skema Kriteria Menyebutkan dimensi dari besaran-besaran pokok Menjelaskan cara pembentukan dimensi dari suatu besaran, baik besaran pokok maupun besaran turunan (besaran turunan yang masih sederhana, yang terkait hanya satu atau dua besaran pokok) Menjelaskan cara pembentukan dimensi dari suatu besaran, untuk besaran turunan yang rumit yaitu besaran yang terkait lebih dari 3 Menjelaskan Kegunaan dari dimensi Menentukan dimensi dari suatu besaran fisika Indikator Menghafal dimensi pada setiap besaran pokok Menghafal rumus atau satuan pada suatu besaran fisika Menjabarkan cara pembentukan dimensi yang telah dicontohkan di buku paket dengan menggunakan aturan perpangkatan dengan benar. Menjelakan keterkaitan proses pembentukan dimensi antara energi potensial dengan enaergi kinetik Menjabarkan dimensi dari besaran-besaran yang telah ditentukan oleh guru untuk dikerjakan dengan tanpa meminta bantuan kepada guru lagi. Hasil Observasi Tidak Bisa Bisa Keterangan Ketika peserta didik diminta mengahafalkan tujuh macam besaran pokok, peserta didik juga diminta menghafalkan dimensinya Untuk rumus semua peserta didik masih belum hafal satuan-satuannya. Peserta didik dari setiap kelompok hanya menghafal dimensi-dimensi dari tujuh besaran pokok, dan belum mengetahui pembentukan untuk besaran-besaran turunan yang rumit (yang terdiri dari 2 lebih macam besaran pokok) ditambah lagi dengan kurangnya pemahaman peserta didik dalam operasi hitung pangkat untuk materi matematikanya. Semua kelompok belum mengetahui keterkaitan antara keduanya, untuk menjabarkan saja mereka masih meminta bantuan kepada guru Semua perwakilan dari masing-masing kelompok mendatangi guru minimal 3 kali untuk meminta penjelasan tambahan, hal ini menujukkan bahwa peserta didik belim mampu menjabarkan suatu besaran fisika menjadi dimensi, mereka hanya hafal dimensi-dimensi dari besaran pokok saja, belum sampai kepada Materi Pengukuran Teori APOS Aksi Proses Kriteria Menyebutkan alat ukur panjang, massa dan waktu beserta satuannya Menjelaskan bagianbagian dari alat ukur panjang, massa, dan waktu Menjelaskan cara menggunakan alat ukur panjang, massa, dan waktu Menjelaskan cara membaca skala dalam suatu alat ukur panjang, massa, dan waktu Indikator Menggunakan alat ukur yang sesuai dan memberikan satuan yang sesuai Menentukan bagian-bagian alat ukur panjang, massa, dan waktu Menempatkan benda yang akan diukur pada tempat yang tepat Mengetahui tata cara atau proses pengukuran dengan menggunakan alat ukur baik panjang, massa, maupun waktu Mengetahui besar skalaskala yang telah ditetapkan pada alat ukur panjang, massa, dan waktu Membaca nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur dengan mempertimbangkan pada skala-skala yang telah ditetapkan oleh masingmasing alat ukur Hasil Observasi Tidak Bisa Bisa Keterangan besaran-besaran turunan Peserta didik sudah mampu menyebutkan alatalat ukur serta bagian-bagian strukturnya, karena mereka langsung memegang alat dan langsung menggunakannya dalam pengukuran . Peserta didik sudah mampu memasang benda dan menempatkannya di tempat yang tepat pada alat ukur Hanya 2 atau 3 peserta didik dari masingmasing kelompok yang masih belum mampu mengikuti tata cara pengukuran yang dicontohkan oleh guru Dengan ditunjukkan hasil pengukuran yang benar pada masing-masing kelompok, peserta didik sudah mampu membaca nilai ukur dan mempertimbangkan skala-skala pada alat ukur tersebut. Materi Teori APOS Obyek Skema Angka penting Aksi Proses Obyek Kriteria Indikator Menjelaskan definisi pengukuran Menjelaskan cara mencari nilai ukur suatu benda Menjelaskan kegunaan dari alat ukur panjang, massa, dan waktu Menjelaskan tentang definisi pengukuran tanpa melihat buku, ketika guru meminta menjelaskannya Menentukan alat ukur yang sesuai ketika diminta menentukan panjang, massa, maupun waktu gerak suatu benda Benar dalam menentukan nilai besaran yang ditunjukkan oleh alat ukur panjang, massa, dan waktu dengan satuan yang sesuai Melakukan pengukuran dan pemberian satuan dengan benar berkaitan dengan besaran pokok panjang, massa, dan waktu Membedakan antara angka penting dan angka tidak penting Menjelaskan cara menentukan jumlah angka penting dalam suatu pengukuran atau dalam suatu perhitungan Menjelaskan definisi angka penting Menyebutkan jumlah angka penting pada kelompok angka hasil pengukuran Menentukan jumlah angka penting pada kelompok angka hasil pengukuran dengan aturan-aturan yang berlaku pada penentuan golongan angka penting Menjelaskan tentang definisi angka penting tanpa melihat buku, ketika guru meminta Hasil Observasi Tidak Bisa Bisa Keterangan Peserta didik sudah mampu menjelaskan definisi pengukuran dengan benar, hanya sekitar 5 sampai 7 peserta didik yang belum mampu menjelaskan dengan lancar Dari 7 kelompok hanya kelompok 3 yang masih bingung ketika diminta mengukur suatu benda . Dalam membaca nilai ukur mikrometer skrup 5 dari 6 kelompok sudah mampu, tetapi untuk jangka sorong hanya 2 kelompok yang sudah mampu membaca nilai ukur dengan benar. Peserta didik sudah mampu memahami aturanaturan yang membedakan angka penting dengan angka tidak penting seperti pada tabel 2.5 Peserta didik sudah mampu memahami aturanaturan yang membedakan angka penting dengan angka tidak penting seperti pada tabel 2.5. sehingga mampu membedakan angka penting dan angka tidak penting sehingga mampu pula menentukan jumlah angka pentingnya Peserta didik belum mampu menjelaskan definisi angka penting karena guru tidak memberikan penekanan untuk maksud dari angka penting tersebut Materi Teori APOS Kriteria Menjelaskan aturanaturan dalam penentuan jumlah angka penting Skema Menentukan jumlah angka hasil operasi sesuai dengan aturan penulisan dan aturan operasi hitung angka penting Indikator menjelaskannya Hafal aturan-aturan untuk menentukan golongan angka penting setiap operasi Memberikan contoh penentuan angka penting pada masing-masing aturan Menyelesaian soal operasi hitung angka penting dengan benar Hasil Observasi Tidak Bisa Bisa Keterangan peserta didik masih bingung dengan aturan pada operasi hitung baik penjumlahan/pengurangan maupun perkalian/pembagian karena peserta didik belum mampu memahami aturan-aturan operasi hitung angka penting sehingga peserta didik belum mampu jika diminta memberikan contoh Peserta didik hanya mampu menentukan jumlah angka penting pada operasi hitungnya tetapi masih belum mampu menentukan jumlah angka yang benar pada setiap operasi Lampiran 3 Hasil Observasi Kelas X IPA B Materi Besaran Teori APOS Aksi Kriteria Menentukan macammacam besaran Menyebutkan contoh dari besaran pokok dan besaran turunan Proses Obyek Skema Menjelaskan cara membedakan antara besaran pokok dan besaran turunan Menjelaskan definisi besaran Menjelaskan hubungan antara besaran dengan dimensi Memberikan satuan yang sesua pada nilai hasil pengukuran Indikator Menghafal tujuh macam besaran pokok beserta satuannya Memberikan contoh dari besaran pokok dan besaran turunan Memberikan alasan dalam penggolongan besaran pokok dan besaran turunan Dapat menjawab pertanyaan guru ketika diminta menjelaskan pengertian besaran dengan lancar tanpa menoleh pada buku catatan atau LKS Menjabarkan dimensi dari besaran-besaran yang telah ditentukan oleh guru untuk dikerjakan. Membaca skala yang ditunjukkan alat ukur dan memberikan satuan untuk skala tersebut dengan Hasil Observasi Tidak Bisa Bisa . . Keterangan Proses pembelajaran untuk besaran, penekanannya pada penghafalan tujuh macam besaran pokok. Karena peserta didik sudah hafal tujuh macam besaran pokok, maka mampu memberikan contoh-contoh baik besaran pokok maupun besaran turunan Semua peserta didik sudah mampu membedakan antara besaran pokok dan besaran turunan, ketika guru bertanya kepada peserta didik Untuk definisi besaran, peserta didik belum mampu memahami atau menjelaskan kembali. Karena memang tidak ada penekanan dari guru untuk memahami apa itu besaran Peserta didik belum mampu menjabarkan dengan benar karena kendala operasi hitung variabel matematikanya Ketika proses pengukuran berlangsung, peserta didik belum mampu menentukan besar nilai ukur dengan benar dan menentukan untuk satuan-satuan setiap alat ukurnya, hanya kelompok4 dan 5 yang sudah mampu membaca Materi Dimensi Teori APOS Aksi Proses Obyek Skema Kriteria dengan alat ukur panjang, massa, dan waktu Menyebutkan dimensi dari besaran-besaran pokok Menjelaskan cara pembentukan dimensi dari suatu besaran, baik besaran pokok maupun besaran turunan (besaran turunan yang masih sederhana, yang terkait hanya satu atau dua besaran pokok) Menjelaskan cara pembentukan dimensi dari suatu besaran, untuk besaran turunan yang rumit yaitu besaran yang terkait lebih dari 3 Menjelaskan Kegunaan dari dimensi Menentukan dimensi dari suatu besaran fisika Indikator Hasil Observasi Tidak Bisa Bisa benar Menghafal dimensi pada setiap besaran pokok Menghafal rumus atau satuan pada suatu besaran fisika Menjabarkan cara pembentukan dimensi yang telah dicontohkan di buku paket dengan menggunakan aturan perpangkatan dengan benar. Menjelakan keterkaitan proses pembentukan dimensi antara energi potensial dengan enaergi kinetic Menjabarkan dimensi dari besaran-besaran yang telah ditentukan oleh guru untuk Keterangan nilai ukurnya. Ketika peserta didik diminta mengahafalkan tujuh macam besaran pokok, peserta didik juga diminta menghafalkan dimensinya Untuk rumus semua peserta didik masih belum hafal satuan-satuannya. Peserta didik dari setiap kelompok hanya menghafal dimensi-dimensi dari tujuh besaran pokok, dan belum mengetahui pembentukan untuk besaran-besaran turunan yang rumit (yang terdiri dari 2 lebih macam besaran pokok) ditambah lagi dengan kurangnya pemahaman peserta didik dalam operasi hitung pangkat untuk materi matematikanya. Semua kelompok belum mengetahui keterkaitan antara keduanya, untuk menjabarkan saja mereka masih meminta bantuan kepada guru Semua perwakilan dari masing-masing kelompok mendatangi guru minimal 3 kali untuk meminta penjelasan tambahan, hal ini Materi Teori APOS Kriteria Indikator Hasil Observasi Tidak Bisa Bisa dikerjakan dengan tanpa meminta bantuan kepada guru lagi. Pengukuran Aksi Proses Menyebutkan alat ukur Menggunakan alat ukur panjang, massa dan yang sesuai dan waktu beserta satuannya memberikan satuan yang sesuai Menjelaskan bagianbagian dari alat ukur Menentukan bagian-bagian panjang, massa, dan alat ukur panjang, massa, waktu dan waktu Menjelaskan cara menggunakan alat ukur panjang, massa, dan waktu Menjelaskan cara membaca skala dalam suatu alat ukur panjang, massa, dan waktu Menempatkan benda yang akan diukur pada tempat yang tepat Mengetahui tata cara atau proses pengukuran dengan menggunakan alat ukur baik panjang, massa, maupun waktu Mengetahui besar skalaskala yang telah ditetapkan pada alat ukur panjang, massa, dan waktu Membaca nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur dengan mempertimbangkan pada skala-skala yang telah Keterangan menujukkan bahwa peserta didik belim mampu menjabarkan suatu besaran fisika menjadi dimensi, mereka hanya hafal dimensi-dimensi dari besaran pokok saja, belum sampai kepada besaran-besaran turunan Peserta didik sudah mampu menyebutkan alatalat ukur serta bagian-bagian strukturnya, karena mereka langsung memegang alat dan langsung menggunakannya dalam pengukuran Peserta didik sebagian besar belum mampu memasang benda dan menempatkannya di tempat yang tepat pada alat ukur Hanya kelompok 2 yang masih belum mampu mengikuti tata cara pengukuran yang dicontohkan oleh guru . Dengan ditunjukkan hasil pengukuran yang masih salah pada masing-masing kelompok, peserta didik belum mampu membaca nilai ukur dengan benar, mereka hanya mampu mengetahui skala-skala pada alat ukur tersebut. Hanya kelompok 4 dan 5 yang sudah mampu membaca nilai ukur dengan benar. Materi Teori APOS Obyek Skema Angka penting Aksi Proses Obyek Kriteria Menjelaskan definisi pengukuran Menjelaskan cara mencari nilai ukur suatu benda Menjelaskan kegunaan dari alat ukur panjang, massa, dan waktu Melakukan pengukuran dan pemberian satuan dengan benar berkaitan dengan besaran pokok panjang, massa, dan waktu Membedakan antara angka penting dan angka tidak penting Menjelaskan cara menentukan jumlah angka penting dalam suatu pengukuran atau dalam suatu perhitungan Menjelaskan definisi angka penting Indikator ditetapkan oleh masingmasing alat ukur Menjelaskan tentang definisi pengukuran tanpa melihat buku, ketika guru meminta menjelaskannya Menentukan alat ukur yang sesuai ketika diminta menentukan panjang, massa, maupun waktu gerak suatu benda Hasil Observasi Tidak Bisa Bisa Benar dalam menentukan nilai besaran yang ditunjukkan oleh alat ukur panjang, massa, dan waktu dengan satuan yang sesuai Menyebutkan jumlah angka penting pada kelompok angka hasil pengukuran Menentukan jumlah angka penting pada kelompok angka hasil pengukuran dengan aturan-aturan yang berlaku pada penentuan golongan angka penting Menjelaskan tentang definisi angka penting Keterangan Peserta didik belum mampu menjelaskan definisi pengukuran, kurang dari 10 peserta didik yang sudah mampu menjelaskan dengan lancar, yang lainnya masih belum 4 dari 5 kelompok yang sudah mampu menentukan benda dengan benar, hany kelompok 3 yang belum mampu Hanya kelompok 4 dan 5 yang sudah mampu membaca dengan benar, kelompok yang lain hanya sebatas mampu menentukan skala alat ukurnya. Peserta didik sudah mampu memahami aturanaturan yang membedakan angka penting dengan angka tidak penting seperti pada tabel 2.5 Peserta didik sudah mampu memahami aturanaturan yang membedakan angka penting dengan angka tidak penting seperti pada tabel 2.5. sehingga mampu membedakan angka penting dan angka tidak penting sehingga mampu pula menentukan jumlah angka pentingnya Peserta didik belum mampu menjelaskan definisi angka penting karena guru tidak Materi Teori APOS Kriteria Menjelaskan aturanaturan dalam penentuan jumlah angka penting Skema Menentukan jumlah angka hasil operasi sesuai dengan aturan penulisan dan aturan operasi hitung angka penting Indikator tanpa melihat buku, ketika guru meminta menjelaskannya Hafal aturan-aturan untuk menentukan golongan angka penting setiap operasi Memberikan contoh penentuan angka penting pada masing-masing aturan Menyelesaian soal operasi hitung angka penting dengan benar Hasil Observasi Tidak Bisa Bisa Keterangan memberikan penekanan untuk maksud dari angka penting tersebut peserta didik masih bingung dengan aturan pada operasi hitung baik penjumlahan/pengurangan maupun perkalian/pembagian karena peserta didik belum mampu memahami aturan-aturan operasi hitung angka penting sehingga peserta didik belum mampu jika diminta memberikan contoh Peserta didik hanya mampu menentukan jumlah angka penting pada operasi hitungnya tetapi masih belum mampu menentukan jumlah angka yang benar pada setiap operasi Lampiran 4 Hasil Observasi Kelas X IPA C Materi Besaran Teori APOS Aksi Kriteria Menentukan macammacam besaran Menyebutkan contoh dari besaran pokok dan besaran turunan Proses Obyek Skema Menjelaskan cara membedakan antara besaran pokok dan besaran turunan Menjelaskan definisi besaran Indikator Menghafal tujuh macam besaran pokok beserta satuannya Memberikan contoh dari besaran pokok dan besaran turunan Memberikan alasan dalam penggolongan besaran pokok dan besaran turunan Dapat menjawab pertanyaan guru ketika diminta menjelaskan pengertian besaran dengan lancar tanpa menoleh pada buku catatan atau LKS Menjelaskan hubungan Menjabarkan dimensi dari antara besaran dengan besaran-besaran yang telah dimensi ditentukan oleh guru untuk dikerjakan. Memberikan satuan yang Membaca skala yang ditunjukkan alat ukur dan sesua pada nilai hasil memberikan satuan untuk pengukuran dengan alat skala tersebut dengan ukur panjang, massa, dan benar waktu Hasil Observasi Tidak Bisa Bisa Keterangan Proses pembelajaran untuk besaran, penekanannya pada penghafalan tujuh macam besaran pokok. Karena peserta didik sudah hafal tujuh macam besaran pokok, maka mampu memberikan contoh-contoh baik besaran pokok maupun besaran turunan Semua peserta didik sudah mampu membedakan antara besaran pokok dan besaran turunan, ketika guru bertanya kepada peserta didik Untuk definisi besaran, peserta didik belum mampu memahami atau menjelaskan kembali. Karena memang tidak ada penekanan dari guru untuk memahami apa itu besaran Peserta didik belum mampu menjabarkan dengan benar karena kendala operasi hitung variabel matematikanya Ketika proses pengukuran berlangsung, peserta didik sudah mampu menentukan besar nilai ukur dengan benar dan menentukan untuk satuan-satuan setiap alat ukurnya, hanya kelompok 5 yang masih belum mampu membaca nilai ukurnya. Materi Dimensi Teori APOS Aksi Proses Obyek Skema Kriteria Menyebutkan dimensi dari besaran-besaran pokok Menjelaskan cara pembentukan dimensi dari suatu besaran, baik besaran pokok maupun besaran turunan (besaran turunan yang masih sederhana, yang terkait hanya satu atau dua besaran pokok) Menjelaskan cara pembentukan dimensi dari suatu besaran, untuk besaran turunan yang rumit yaitu besaran yang terkait lebih dari 3 Menjelaskan Kegunaan dari dimensi Menentukan dimensi dari suatu besaran fisika Indikator Menghafal dimensi pada setiap besaran pokok Menghafal rumus atau satuan pada suatu besaran fisika Menjabarkan cara pembentukan dimensi yang telah dicontohkan di buku paket dengan menggunakan aturan perpangkatan dengan benar. Menjelakan keterkaitan proses pembentukan dimensi antara energi potensial dengan enaergi kinetic Menjabarkan dimensi dari besaran-besaran yang telah ditentukan oleh guru untuk dikerjakan dengan tanpa meminta bantuan kepada guru lagi. Hasil Observasi Tidak Bisa Bisa Keterangan Ketika peserta didik diminta mengahafalkan tujuh macam besaran pokok, peserta didik juga diminta menghafalkan dimensinya Untuk rumus semua peserta didik masih belum hafal satuan-satuannya. Peserta didik dari setiap kelompok hanya menghafal dimensi-dimensi dari tujuh besaran pokok, dan belum mengetahui pembentukan untuk besaran-besaran turunan yang rumit (yang terdiri dari 2 lebih macam besaran pokok) ditambah lagi dengan kurangnya pemahaman peserta didik dalam operasi hitung pangkat untuk materi matematikanya. Semua kelompok belum mengetahui keterkaitan antara keduanya, untuk menjabarkan saja mereka masih meminta bantuan kepada guru Semua perwakilan dari masing-masing kelompok mendatangi guru minimal 3 kali untuk meminta penjelasan tambahan, hal ini menujukkan bahwa peserta didik belim mampu menjabarkan suatu besaran fisika menjadi dimensi, mereka hanya hafal dimensi-dimensi dari besaran pokok saja, belum sampai kepada Materi Pengukuran Teori APOS Aksi Proses Kriteria Menyebutkan alat ukur panjang, massa dan waktu beserta satuannya Menjelaskan bagianbagian dari alat ukur panjang, massa, dan waktu Menjelaskan cara menggunakan alat ukur panjang, massa, dan waktu Menjelaskan cara membaca skala dalam suatu alat ukur panjang, massa, dan waktu Obyek Menjelaskan definisi pengukuran Indikator Menggunakan alat ukur yang sesuai dan memberikan satuan yang sesuai Menentukan bagian-bagian alat ukur panjang, massa, dan waktu Menempatkan benda yang akan diukur pada tempat yang tepat Mengetahui tata cara atau proses pengukuran dengan menggunakan alat ukur baik panjang, massa, maupun waktu Mengetahui besar skalaskala yang telah ditetapkan pada alat ukur panjang, massa, dan waktu Membaca nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur dengan mempertimbangkan pada skala-skala yang telah ditetapkan oleh masingmasing alat ukur Menjelaskan tentang definisi pengukuran tanpa Hasil Observasi Tidak Bisa Bisa Keterangan besaran-besaran turunan Peserta didik sudah mampu menyebutkan alatalat ukur serta bagian-bagian strukturnya, karena mereka langsung memegang alat dan langsung menggunakannya dalam pengukuran Peserta didik sudah mampu memasang benda dan menempatkannya di tempat yang tepat pada alat ukur Hanya kelompok 5 yang masih belum mampu mengikuti tata cara pengukuran yang dicontohkan oleh guru Dengan ditunjukkan hasil pengukuran yang benar pada masing-masing kelompok, peserta didik sudah mampu membaca nilai ukur dan mempertimbangkan skala-skala pada alat ukur tersebut. Hanya kelompok 5 yang masih belium benar dalam membaca nilai ukurnya. Materi Teori APOS Skema Angka penting Aksi Proses Obyek Kriteria Indikator Menjelaskan cara mencari nilai ukur suatu benda Menjelaskan kegunaan dari alat ukur panjang, massa, dan waktu melihat buku, ketika guru meminta menjelaskannya Menentukan alat ukur yang sesuai ketika diminta menentukan panjang, massa, maupun waktu gerak suatu benda Benar dalam menentukan nilai besaran yang ditunjukkan oleh alat ukur panjang, massa, dan waktu dengan satuan yang sesuai Melakukan pengukuran dan pemberian satuan dengan benar berkaitan dengan besaran pokok panjang, massa, dan waktu Membedakan antara angka penting dan angka tidak penting Menjelaskan cara menentukan jumlah angka penting dalam suatu pengukuran atau dalam suatu perhitungan Menjelaskan definisi angka penting Menjelaskan aturan- Menyebutkan jumlah angka penting pada kelompok angka hasil pengukuran Menentukan jumlah angka penting pada kelompok angka hasil pengukuran dengan aturan-aturan yang berlaku pada penentuan golongan angka penting Menjelaskan tentang definisi angka penting tanpa melihat buku, ketika guru meminta menjelaskannya Hafal aturan-aturan untuk Hasil Observasi Tidak Bisa Bisa Keterangan Hanya kelompok 5 yang belum mampu membaca dengan benar, kelompok yang lain sudah mampu membaca nilai ukur dengan benar dan juga mampu menentukan skala alat ukurnya. Peserta didik belum mampu memahami aturanaturan yang membedakan angka penting dengan angka tidak penting seperti pada tabel 2.5 Peserta didik belum mampu memahami aturanaturan yang membedakan angka penting dengan angka tidak penting seperti pada tabel 2.5. sehingga belum mampu membedakan angka penting dan angka tidak penting Peserta didik belum mampu menjelaskan definisi angka penting karena guru tidak memberikan penekanan untuk maksud dari angka penting tersebut peserta didik masih bingung dengan aturan pada operasi hitung baik penjumlahan/pengurangan Materi Teori APOS Skema Kriteria Indikator aturan dalam penentuan jumlah angka penting menentukan golongan angka penting setiap operasi Memberikan contoh penentuan angka penting pada masing-masing aturan Menyelesaian soal operasi hitung angka penting dengan benar Menentukan jumlah angka hasil operasi sesuai dengan aturan penulisan dan aturan operasi hitung angka penting Hasil Observasi Tidak Bisa Bisa Keterangan maupun perkalian/pembagian karena peserta didik belum mampu memahami aturan-aturan operasi hitung angka penting sehingga peserta didik belum mampu jika diminta memberikan contoh Peserta didik hanya mampu menentukan jumlah angka penting pada operasi hitungnya tetapi masih belum mampu menentukan jumlah angka yang benar pada setiap operasi Lampiran 5 Hasil Observasi Kelas X IPA D Materi Besaran Teori APOS Aksi Proses Obyek Skema Dimensi Aksi Kriteria Menentukan macammacam besaran Menyebutkan contoh dari besaran pokok dan besaran turunan Menjelaskan cara membedakan antara besaran pokok dan besaran turunan Menjelaskan definisi besaran pokok dan turunan Menjelaskan hubungan antara besaran dengan dimensi Memberikan satuan yang sesua pada nilai hasil pengukuran dengan alat ukur panjang, massa, dan waktu Menyebutkan dimensi dari besaran-besaran pokok Indikator Menghafal tujuh macam besaran pokok beserta satuannya Memberikan contoh dari besaran pokok dan besaran turunan Memberikan alasan dalam penggolongan besaran pokok dan besaran turunan Dapat menjawab pertanyaan guru ketika diminta menjelaskan pengertian besaran dengan lancar tanpa menoleh pada buku catatan atau LKS Menjabarkan dimensi dari besaran-besaran yang telah ditentukan oleh guru untuk dikerjakan. Membaca skala yang ditunjukkan alat ukur dan memberikan satuan untuk skala tersebut dengan benar Menghafal dimensi pada setiap besaran pokok Menghafal rumus atau satuan pada suatu besaran fisika Hasil Observasi Bisa Tidak Bisa Proses pembelajaran untuk besaran, penekanannya pada penghafalan tujuh macam besaran pokok. Karena peserta didik sudah hafal tujuh macam besaran pokok, maka mampu memberikan contohcontoh baik besaran pokok maupun besaran turunan Semua peserta didik sudah mampu membedakan antara besaran pokok dan besaran turunan, ketika guru bertanya kepada peserta didik Untuk definisi besaran, peserta didik sudah mampu memahami atau menjelaskan kembali. Karena dari guru ada penekanan dari guru untuk memahami apa itu besaran Keterangan Peserta didik belum mampu menjabarkan dengan benar karena kendala operasi hitung variabel matematikanya Ketika proses pengukuran berlangsung, peserta didik belum mampu menentukan besar nilai ukur dengan benar tetapi sudah mampu menentukan untuk satuan-satuan setiap alat ukurnya. Ketika peserta didik diminta mengahafalkan tujuh macam besaran pokok, peserta didik juga diminta menghafalkan dimensinya Untuk rumus semua peserta didik masih belum hafal satuan-satuannya. Materi Teori APOS Proses Obyek Skema Pengukuran Aksi Proses Kriteria Menjelaskan cara pembentukan dimensi dari suatu besaran, baik besaran pokok maupun besaran turunan (besaran turunan yang masih sederhana, yang terkait hanya satu atau dua besaran pokok) Menjelaskan cara pembentukan dimensi dari suatu besaran, untuk besaran turunan yang rumit yaitu besaran yang terkait lebih dari 3 Menjelaskan Kegunaan dari dimensi Menentukan dimensi dari suatu besaran fisika Menyebutkan alat ukur panjang, massa dan waktu beserta satuannya Menjelaskan bagian-bagian dari alat ukur panjang, massa, dan waktu Menjelaskan cara menggunakan alat ukur panjang, massa, dan waktu Indikator Menjabarkan cara pembentukan dimensi yang telah dicontohkan di buku paket dengan menggunakan aturan perpangkatan dengan benar. Menjelakan keterkaitan proses pembentukan dimensi antara energi potensial dengan enaergi kinetic Menjabarkan dimensi dari besaran-besaran yang telah ditentukan oleh guru untuk dikerjakan dengan tanpa meminta bantuan kepada guru lagi. Menggunakan alat ukur yang sesuai dan memberikan satuan yang sesuai Menentukan bagian-bagian alat ukur panjang, massa, dan waktu Menempatkan benda yang akan diukur pada tempat yang tepat Mengetahui tata cara atau proses pengukuran dengan Hasil Observasi Bisa Tidak Bisa Keterangan Peserta didik sudah mampu menghafal dimensidimensi dari tujuh besaran pokok, dan juga sudah mengetahui pembentukan untuk besaran-besaran turunan yang rumit (yang terdiri dari 2 lebih macam besaran pokok) ditambah lagi dengan kurangnya pemahaman peserta didik dalam operasi hitung pangkat untuk materi matematikanya. Semua kelompok sudah mengetahui keterkaitan antara keduanya, karena dari gurunya memberikan penekanan pada proses pembentukan energi potensial dan energi kinetik Semua peserta didik sudah mampu menjabarkan suatu besaran fisika menjadi dimensi, hanya peserta didik kurang dari 10 yang masih belum mampu menjabarkannya. Peserta didik sudah mampu menyebutkan alat-alat ukur serta bagian-bagian strukturnya, karena mereka langsung memegang alat dan langsung menggunakannya dalam pengukuran Peserta didik belum mampu memasang benda dan menempatkannya di tempat yang tepat pada alat ukur Hanya 4 atau 5 peserta didik yang sudah mampu mengikuti tata cara pengukuran yang dicontohkan Materi Teori APOS Kriteria Menjelaskan cara membaca skala dalam suatu alat ukur panjang, massa, dan waktu Indikator Obyek Menjelaskan definisi pengukuran Skema Angka penting Aksi Menjelaskan cara mencari nilai ukur suatu benda Menjelaskan kegunaan dari alat ukur panjang, massa, dan waktu Melakukan pengukuran dan pemberian satuan dengan benar berkaitan dengan besaran pokok panjang, massa, dan waktu Membedakan antara angka penting dan angka tidak penting Hasil Observasi Bisa Tidak Bisa menggunakan alat ukur baik panjang, massa, maupun waktu Mengetahui besar skala-skala yang telah ditetapkan pada alat ukur panjang, massa, dan waktu Membaca nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur dengan mempertimbangkan pada skala-skala yang telah ditetapkan oleh masingmasing alat ukur Menjelaskan tentang definisi pengukuran tanpa melihat buku, ketika guru meminta menjelaskannya Menentukan alat ukur yang sesuai ketika diminta menentukan panjang, massa, maupun waktu gerak suatu benda Benar dalam menentukan nilai besaran yang ditunjukkan oleh alat ukur panjang, massa, dan waktu dengan satuan yang sesuai Menyebutkan jumlah angka penting pada kelompok angka hasil pengukuran Keterangan oleh guru. Karena mereka yang melakukan pengukuran langsung dengan alat ukur, sedangkan yang lain hany melihat proses pengukurannya. Dengan ditunjukkan hasil pengukuran yang masih kurang benar, peserta didik belum mampu membaca nilai ukur, mereka hanya mampu menentukan skalaskala pada alat ukur tersebut. Peserta didik belum mampu menjelaskan definisi pengukuran dengan benar, hal tersebut karena guru hanya menjelaskan 2 kali tentang definisi pengukuran, tanpa ada tindak lanjut kepada peserta didiknya untuk memahami. Peserta didik belum mampu menentukan benda yang tepat karena ketika proses pembelajaran hanya pemberitahuan tentang alat ukurnya, belum samapai pada penggunaannya ketika pengukuran Dalam membaca nilai ukur hanya 4 atau 5 peserta didik yang sudah mampu membaca nilai ukur, yang lainnya hanya melihat proses pengukuran. Peserta didik sudah mampu memahami aturanaturan yang membedakan angka penting dengan angka tidak penting seperti pada tabel 2.5 Materi Teori APOS Proses Obyek Kriteria Menjelaskan cara menentukan jumlah angka penting dalam suatu pengukuran atau dalam suatu perhitungan Menentukan jumlah angka penting pada kelompok angka hasil pengukuran dengan aturan-aturan yang berlaku pada penentuan golongan angka penting Menjelaskan definisi angka penting Menjelaskan tentang definisi angka penting tanpa melihat buku, ketika guru meminta menjelaskannya Hafal aturan-aturan untuk menentukan golongan angka penting setiap operasi Memberikan contoh penentuan angka penting pada masing-masing aturan Menyelesaian soal operasi hitung angka penting dengan benar Menjelaskan aturan-aturan dalam penentuan jumlah angka penting Skema Indikator Menentukan jumlah angka hasil operasi sesuai dengan aturan penulisan dan aturan operasi hitung angka penting Hasil Observasi Bisa Tidak Bisa Keterangan Peserta didik sudah mampu memahami aturanaturan yang membedakan angka penting dengan angka tidak penting seperti pada tabel 2.5. sehingga mampu membedakan angka penting dan angka tidak penting sehingga mampu pula menentukan jumlah angka pentingnya Peserta didik sudah mampu menjelaskan definisi angka penting karena guru memberikan penekanan untuk maksud dari angka penting tersebut peserta didiksudah paham aturan pada operasi hitung baik penjumlahan/pengurangan maupun perkalian/pembagian Peserta didik sudah mampu memahami aturanaturan operasi hitung angka penting sehingga peserta didik juga mampu jika diminta memberikan contoh Peserta didik sudah mampu menentukan jumlah angka penting pada operasi hitungnya dan juga mampu menentukan jumlah angka yang benar pada setiap operasi Lampiran 6 PEDOMAN WAWANCARA UNTUK GURU Setelah bapak membeca artikel teori APOS, saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan kepada bapak/ibu: 1. Apakah yang bapak/ibu pahami tentang teori APOS? 2. Menurut pengamatan bapak/ibu, sampai di manakah tingkatan pemahaman peserta didik kelas X yang bapak/ibu ajar menurut tingkatan teori APOS? 3. Dilihat dari sudut pandang manakah, bapak/ibu bisa mengatakan bahwa pemahaman peserta didik bapak/ibu sampai tingkatan tersebut? 4. Apa yang menyebabkan tingkatan pemahaman peserta didik bapak/ibu sampai tingkatan tersebut? 5. Apakah tingkat pemahaman peserta didik bapak/ibu bisa meningkat pada tingkatan selanjutnya menurut kerangka teori APOS? 6. Apakah kendala-kendala peserta didik bapak/ibu dalam memehami materi besaran dan satuan? 7. Langkah apa saja yang akan bapak/ibu tempuh untuk mengatasi kendala-kendala peserta didik dalam memahami pelajaran fisika materi besaran dan satuan? Lampiran 7 TRANSKIP WAWANCARA Narasumber Hari/Tanggal Tempat Waktu Subjek Penelitian : : : : Ida Syarifah, S.Pd Rabu, 9 September 2014 Kantin MA Tajul Ulum Brabo 12.10 WIB Hasil Wawancara Peneliti Apakah yang ibu pahami tentang teori APOS? Narasumber Teori yang menjelaskan tentang pemahaman peserta didik, bahwa pemahaman peserta didik itu bertingkat-tingkat tergantung individual dalam menyerap materi Peneliti Menurut pengamatan ibu, sampai di manakah tingkatan pemahaman peserta didik kelas X yang ibu ajar menurut tingkatan teori APOS? Narasumber Saya kira sebagian besar baru sampai tingkatan proses Peneliti Dilihat dari sudut pandang manakah, ibu bisa mengatakan bahwa pemahaman peserta didik ibu sampai tingkatan tersebut? Narasumber Dari cara mereka melakukan pengukuran dan menyelesaikan soal. Mereka paham cara mengukur dan cara menghitung atau menyelesaikan baik soal dimensi ataupun angka penting, tetapi ketika mereka dihadapkan pada permasalahn yang lain, mereka masih bingung dan masih bertanya kepada saya. Peneliti Apa yang menyebabkan tingkatan pemahaman peserta didik ibu sampai tingkatan tersebut? Narasumber Karena mereka kurang pengalaman dalam melakukan pengukuran dan mengerjakan sola-soal tentang dimensi ataupun angka penting. Peneliti Apakah tingkat pemahaman peserta didik ibu bisa meningkat pada tingkatan selanjutnya menurut kerangka teori APOS? Narasumber Saya rasa bisa, asalkan mereka sering diberi soal-soal tentang materi besaran, seperti pembacaan nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur, dimensi dari suatu besaran, dan angka penting Subjek Penelitian Hasil Wawancara Peneliti Apakah kendala-kendala peserta didik ibu dalam memehami materi besaran dan satuan? Narasumber Karena kurangnya pengalaman dalam mengukur dan mengerjakan soal, serta modal awal materi yang seharusnya mereka kuasai di SMP ternyata mereka lupa. Karena pada saat di SMP mereka sudah dapat materi besaran dan satuan, di SMA seharusnya itu hanya melanjutkan materinya saja, tetapi berhubung mereka sudah lupa materi saat di SMP jadi saat di SMA mengulang lagi dari awal dan membutuhkan waktu yang lama untuk memahami kembali materinya. Peneliti Langkah apa saja yang akan ibu tempuh untuk mengatasi kendala-kendala peserta didik dalam memahami pelajaran fisika materi besaran dan satuan? Narasumber Dengan sering-sering memberikan soal-soal atau permasalahn yang harus mereka pecahkan. Lampiran 8 TRANSKIP WAWANCARA Narasumber Hari/Tanggal Tempat Waktu : : : : Saefudin, S.Si Rabu, 9 September 2014 Ruang guru MA Tajul Ulum Brabo 10.10 WIB Subjek Penelitian Hasil Wawancara Peneliti Apakah yang bapak pahami tentang teori APOS? Narasumber Teori dalam melihat sebuah proses pembelajaran oleh peserta didik yang didasarkan pada tahap pertahap. Intinya pembelajaran yang menitik beratkan pada proses dari suatu kegiatan pembelajaran. Peneliti Menurut pengamatan bapak, sampai di manakah tingkatan pemahaman peserta didik kelas X yang bapak ajar menurut tingkatan teori APOS? Narasumber Belum sampai ke tahap objek, berarti sampai ke tahap proses Peneliti Dilihat dari sudut pandang manakah, bapak bisa mengatakan bahwa pemahaman peserta didik bapak sampai tingkatan tersebut? Narasumber Dia itu hanya mampu membaca angka-angka pada jangka sorong, ketika diberi jangka sorong baru, mereka bertanya lagi. Soalnya dalam skala pembanding untuk jangka sorong berbeda-beda. Berarti mereka peserta didik masih pada tahap soal-soal, ketika diberi soal yang berbeda, mereka bingung. Peneliti Apa yang menyebabkan tingkatan pemahaman peserta didik bapak sampai tingkatan tersebut? Narasumber Karena anak-anak mungkin belum terbiasa, karena sifat kekanak-kanakannya masih terasa. Tapi memang ada sebagian anak paham betul jadi ketika diberi alat yang lain mereka langsung bisa tanpa harus bertanya. Peneliti Apakah tingkat pemahaman peserta didik bapak bisa meningkat pada tingkatan selanjutnya menurut kerangka teori APOS? Narasumber Bisa meningkat, dengan jalan diulang lagi. Jadi nanti ketika proses pembelajaran di bab berikutnya, materi besaran dan satuan ini akan terus Subjek Penelitian Hasil Wawancara disinggung-singgung sehingga peserta didik akan tetap ingat dengan materinya dan semakin paham. Peneliti Apakah kendala-kendala peserta didik bapak dalam memehami materi besaran dan satuan? Narasumber Kendalanya ada pada peserta didiknya, dan pada keterbatasan alat. Pada pembelajaran bab ini seharusnya itu hanya pengulangan dari materi yang sudah mereka pelajarai sebelumnya di SMP, hanya saja karena dulu mereka belum begitu paham maka jadi sekarang tambah bingung. Kemudian ditambah lagi ada beberapa peserta didik yang tidak tertarik pada pelajaran ini, bahkan buku-buku untuk belajarnyapun ada yang masih ketinggalan, ditambah lagi alat-alat pengukuran yang terbatas atau kurang. Peneliti Langkah apa saja yang akan bapak tempuh untuk mengatasi kendala-kendala peserta didik dalam memahami pelajaran fisika materi besaran dan satuan? Narasumber Dengan mengulang-ulang materi yang sekiranya masih dianggap sulit oleh peserta didik, memang tidak bisa menjangkau semuanya tetapi diambil materi yang sebagian besar masih belum bisa dikuasai oleh peserta didik Lampiran 9 Instrumen Tes 1. Sebutkan definisi : a. Besaran b. Satuan c. Pengukuran 2. Sebutkan 7 macam besaran pokok! 3. Tentukan dimensi dari: a. Energi potensial b. Energi kinetik 4. Tentukan hasil bacaan dari jangka sorong dan mikrometer skrup berikut! 5. Sesuai dengan aturan angka penting, maka tentukan hasil operasi perhitungan di bawah ini: 2,56 12,3 0,231 + 0, 473+ …….. ……. 24,1 2,5+ ….. Lampiran 10 Uji Instrumen Soal Tes No. Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 Siti Zumrotun Khoiroh Fitriyah Hidayatus Sholihiyyah Risa Uswatun Khoiriatul Mubarokah Nur Hidayah Nur Yunita S. Royhatul Jannarin N. Anis Maghfiroh Armiatul Falasifah Faiqotul Mubarokah Kunti Mustaghfiroh Mazroatul Akhiroh Erlina Devi Kusuma Minkhatul Khoiriyah Nuzulia KC Prima Neni F. Riadlotus S. Rokhmatul Laily Nailil Muna Arum Endah Wuryani Fatikhatul M. Miftakul Jannah Novi Retnosari Eki Wijayanti Faridatul Ni'mah Fitria Tisa' Tiffani Lina Fadhilliana Zulfa 1 2 1,5 2 2 2 1,5 1,5 1,5 2 2 2 1 1,5 2 2 1,5 1,5 1,5 1,5 2 1,5 1,5 2 1,5 1 0,5 1,5 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 No. Soal 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1,5 2 1 2 1,5 2 1 1 1,5 1 2 2 2 2 0,5 2 2 2 1 1 4 2 2 2 2 1,5 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1,5 2 1,5 2 1 2 1 0,5 1 2 2 1 1 1,5 5 2 2 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 2 1,5 1,5 1,5 1,5 0 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 0 1 1,5 2 0 0 1,5 1,5 1,5 Total 10 9,5 9,5 9,5 9 9 9 9 8,5 8,5 8,5 8,5 8,5 8 8 8 8 8 8 8 7,5 7,5 7,5 7,5 7 7 7 7 Nama Siswa 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 Fifi Anggraini Lailatun Nafi'ah Novia Putri A. Qorini Rif'ah Risalatul Khasanah Sofiatul Khasanah Ulfatin Rif'ah Afidatul Uluwiyah Ani Muji Nurkhayatun Dhini Okta Maghfiroh Nur Aini Richa Cahyani Zuhrotul Fitriyah Tri Erna Dwi R r_tabel Criteria BA BB JA JB DP Kriteria W TK P Kriteria Varians Xi Varians Total Reliabilitas Reliabilit Tingkat as Kesukaran Daya Pembeda Validitas No. 1 1,5 1 2 2 1,5 1,5 1,5 1 1 1 1,5 1,5 1 2 0,39603 0,304 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 No. Soal 3 1 1 1 2 2 1,5 2 1 1 2 1 2 1 0 4 2 1 1,5 0,5 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 -0,12073 0,463326 0,757324 0,304 0,304 0,304 5 0 1,5 0 0 1 1,5 0 1 1 0 1 0 1,5 1 Total 6,5 6,5 6,5 6,5 6,5 6,5 6,5 6 6 6 5,5 5,5 5,5 5 0,50251 0,304 valid tidak valid valid valid 36 41 36,5 37,5 29,5 29 42 29 18 17,5 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 0,333333 -0,04762 0,357143 0,928571 0,571429 cukup sgt jelek cukup sgt baik baik 9 41 15 19 16 42 42 42 42 42 0,214286 0,97619 0,357143 0,452381 0,380952 sukar mudah sedang sedang sedang 0,15 0,027778 0,233929 0,378373 0,459325 1,249405 1,633566 0,293959 Lampiran 11 Pedoman Analisis Jawaban Peserta Didik Menggunakan Teori APOS Materi pokok Besaran Sub Materi Soal yang Penilaian Soal Berkaitan dan Besaran Satuan Kerangka Kriteria Teori Apos 1 Benar, Kurang, Salah Aksi 1 (Kurang/Salah), 2 (Benar) 2 Benar, Salah Proses 1 (Kurang/Salah), 2 (Benar) 3 Rumus/Dimensi, pembentukan, Hasil Obyek 1 (Benar) dan 2 (Benar) akhir 4 Dimensi 3 Nilai ukur dan satuan, Operasi hitung, Skema 1 (Benar), 2 (Benar), 3 (Dimensi dan rumus besaran), Hasil akhir benar. dan 4 (Nilai ukur dan satuan) Penyebutan dimensi dan rumus Aksi Penyebutan dimensi dari satuan dan rumus dari besaran Pembentukan dan perhitungan Proses Penyebutan dimensi dari satuan dan rumus dari besaran Benar dan Runtut Obyek Pembentukan dan perhitungan benar tetapi hasil akhir salah Pengukuran Skema Benar dan runtut dalam penyelesaian soal Aksi 4 (Salah) 1 Benar, Hampir Benar, Salah 4 Nilai ukur dan satuan, Operasi hitung, Proses 4 (Nilai dan satuan) Hasil akhir benar. Perhitungan (Benar/Salah), Obyek Penyebutan jumlah AP (bukan hasil 1 (Benar), 4 (Operasi hitung benar , tetapi hasil akhir salah) Materi pokok Sub Materi Soal yang Penilaian Soal Berkaitan Kerangka Kriteria Teori Apos operasi), Penyebutan jumlah AP (hasil Skema 1 (Benar), 4 (Operasi, Hasil Akhir benar) operasi) Angka 5 Perhitungan (Benar/Salah) Aksi penting Perhitungan (salah), Penyebutan jumlah AP (bukan hasil operasi) Penyebutan jumlah AP (bukan hasil Proses Perhitungan (benar), Penyebutan jumlah AP (bukan operasi) hasil operasi) Penyebutan jumlah AP (hasil operasi) Obyek - Skema Penyebutan jumlah AP (hasil operasi). Lampiran 12 Hasil Jawaban Tes Peserta Didik Kelas X IPA A NO Nama 1. Ainatunikhlah 1. B/K/K 2. B 2. Aldiana B/K/- B 3. Aniq Fitriyah B/S/K B 4. Anna B/S/K B 5. Ayu Alfi Mabruroh B/K/K S 6. Diah Ayu Permata B/S/- B 7. Diah Sri Fitriani K/S/S B 8. Ellyana Lutfia N. B/S/K B 9. Fatimatuzzahroh B/K/K B 10. Fauzia Salsabila B/K/K B 11. Fina Ainurridho S/S/K B 12. Fitria Julaeha B/K/S B Jawaban 3. Ep = 3 Ek = 3 Ep = 3 Ek = 0 Ep = 3 Ek = 3 Ep = 0 Ek = 1 Ep = 3 Ek = 0 Ep = 0 Ek = 0 Ep = 3 Ek = 3 Ep = 0 Ek = 0 Ep = 3 Ek = 3 Ep = 1 Ek = 1 Ep = 3 Ek = 3 Ep = 0 4. JK = 0 MS = 0 JK = 2 MS = 0 JK = 3 MS = 2 JK = 2 MS = 1 JK = 0 MS = 3 JK = 1 MS = 0 JK = 2 MS = 0 JK = 3 MS = 3 JK = 0 MS = 3 JK = 3 MS = 3 JK = 2 MS = 0 JK = 2 5. (+) = 2 (X) = 2 (+) = 2 (X) = 2 (+) = 2 (X) = 0 (+) = 2 (X) = 0 (+) = 2 (X) = 2 (+) = 2 (X) = 2 (+) = 2 (X) = 2 (+) = 0 (X) = 0 (+) = 0 (X) = 0 (+) = 2 (X) = 2 (+) = 0 (X) = 0 (+) = 2 Besaran Obyek Dimensi Skema Kriteria Pengukuran Aksi Obyek Salah Aksi Proses Skema Skema Proses Salah Obyek Salah Proses Salah Salah Salah Aksi Proses Obyek Salah Aksi Proses Proses Skema Aksi Proses Obyek Salah Proses Salah Obyek Skema Aksi Salah Skema Aksi Proses Proses Proses Skema Aksi Salah Obyek Salah Proses Aksi Angka Penting Proses NO Nama 1. 2. 13. Iin Safitri B/K/S B 14. Kharisma A.Q B/S/K B 15. Laila Nur Halimah K/S/K B 16. Laili Nurfiana B/K/K B 17. Miftah Nur Sa’adah B/K/S B 18. Muhafidhotul Fatih B/K/K B 19. Nikmatul Khasanah B/K/K B 20. Novita Khulfiana B/K/K B 21. Nur Hikmatul H. B/K/K B 22. Nuzulul Mahsunah S/K/K B 23. Shihha Lutfiyah B/K/K S 24. Siti Khoffifah N. S. B/K/K B 25. Siti Zulaikhoh B/K/K B Jawaban 3. Ek = 3 Ep = 3 Ek = 1 Ep = 0 Ek = 0 Ep = 3 Ek = 3 Ep = 3 Ek = 3 Ep = 3 Ek = 2 Ep = 3 Ek = 3 Ep = 2 Ek = 1 Ep = 3 Ek = 0 Ep = 3 Ek = 0 Ep = 0 Ek = 0 Ep = 3 Ek = 0 Ep = 3 Ek = 3 Ep = 3 4. MS = 2 JK = 0 MS = 0 JK = 3 MS = 3 JK = 2 MS = 0 JK = 0 MS = 3 JK = 2 MS = 2 JK = 0 MS = 3 JK = 0 MS = 0 JK = 3 MS = 1 JK = 3 MS = 1 JK = 3 MS = 3 JK = 2 MS = 1 JK = 3 MS = 3 JK = 2 5. (X) = 1 (+) = 2 (X) = 1 (+) = 2 (X) = 2 (+) = 0 (X) = 0 (+) = 2 (X) = 2 (+) = 2 (X) = 3 (+) = 3 (X) = 1 (+) = 2 (X) = 0 (+) = 0 (X) = 0 (+) = 2 (X) = 2 (+) = 1 (X) = 1 (+) = 2 (X) = 2 (+) = 2 (X) = 2 (+) = 2 Besaran Dimensi Kriteria Pengukuran Obyek Aksi Aksi Aksi Obyek Salah Proses Proses Proses Skema Aksi Salah Obyek Skema Aksi Proses Skema Obyek Proses Proses Obyek Skema Aksi Aksi Obyek Aksi Aksi Salah Obyek Salah Proses Salah Obyek Salah Proses Proses Proses Salah Proses Aksi Salah Salah Proses Proses Skema Skema Proses Proses Obyek Skema Aksi Proses Angka Penting NO Nama 1. 2. 26. Sri Windayani B/K/K B 27. Ummi Sa’diyah K/K/K B 28. Wahidatul Lailis S. B/K/- B 29. Zunita Putri Utami B/K/K B Keterangan Penilaian Soal 1. B = Benar K = Kurang 2. B = Benar Jawaban 3. Ek = 3 Ep = 2 Ek = 3 Ep = 0 Ek = 1 Ep = 3 Ek = 0 Ep = 3 Ek = 3 4. MS = 0 JK = 0 MS = 3 JK = 3 MS = 3 JK = 3 MS = 2 JK = 0 MS = 0 5. (X) = 3 (+) = 0 (X) = 0 (+) = 2 (X) = 2 (+) = 2 (X) = 1 (+) = 2 (X) = 0 Besaran Dimensi Kriteria Pengukuran Obyek Obyek Aksi Salah Proses Salah Proses Proses Obyek Salah Proses Aksi Obyek Skema Aksi Salah S = Salah S = Salah 3. 1 = Penyebutan dimensi dan rumus besaran 4. 1 = Nilai/satuan 2 = Operasi hitung 2 = Pembentukan/Perhitungan 3 = Hasil akhir 5. Perhitungan (Salah) dan Penyebutan jumlah AP benar (bukan hasil operasi) =1 Perhitungan (Benar) dan Penyebutan jumlah AP benar (bukan hasil operasi) =2 Perhitungan (Benar) dan Penyebutan jumlah AP benar (hasil operasi) =3 3 = Jawaban Benar dan Runtut Angka Penting Lampiran 13 Hasil Jawaban Tes Peserta Didik Kelas X IPA B NO Nama 1. Alfiyatur R. 1. K/S/K 2. B 2. Amik Astuti B/K/S B 3. Anis Fitriyah S/S/S B 4. Eva Alvina B/K/K B 5. Hanifah Roisatul U. B/S/K B 6. Iin Mustaghfiroh B/S/K B 7. Inka Firdaus B/K/K B 8. Ismi Safitri B/K/K B 9. Istna Maulidatul H B/K/S B 10. Leny Kurnia Sari B/K/K B 11. Lina Nur’arifah B/K/K S 12. Lutfiyatul M. B/K/K B Jawaban 3. Ep = 0 Ek = 0 Ep = 0 Ek = 0 Ep = 0 Ek = 0 Ep = 0 Ek = 1 Ep = 0 Ek = 0 Ep = 0 Ek = 1 Ep = 0 Ek = 1 Ep = 0 Ek = 1 Ep = 1 Ek = 1 Ep = 0 Ek = 1 Ep = 0 Ek = 1 Ep = 0 Ek = 1 4. JK = 0 MS = 0 JK = 0 MS = 0 JK = 0 MS = 0 0 JK = 0 MS = 0 0 0 JK = 0 MS = 0 JK = 0 MS = 0 JK = 0 MS = 0 JK = 0 MS = 0 JK = 2 MS = 0 5. (+) = 2 (X) = 2 (+) = 3 (X) = 3 (+) = 0 (X) = 3 (+) = 0 (X) = 3 (+) = 0 (X) = 3 (+) = 2 (X) = 2 (+) = 0 (X) = 3 (+) = 0 (X) = 3 (+) = 0 (X) = 3 (+) = 0 (X) = 0 (+) = 0 (X) = 0 (+) = 2 (X) = 3 Besaran Aksi Dimensi Salah Kriteria Pengukuran Aksi Obey Salah Aksi Skema Aksi Salah Aksi Salah Obey Salah - Salah Obey Salah Aksi Salah Obey Salah - Proses Obey Salah - Salah Obey Salah Aksi Salah Obey Aksi Aksi Salah Obyek Salah Aksi Salah Salah Salah Aksi Salah Obey Salah Aksi Proses Angka Penting Proses NO Nama 13. Maulida Zahrotul U. 1. S/K/K 2. B 14. Muzdalifah K/S/K S 15. Nely Choiriyah B/K/K B 16. Nurul Hidayatul Fitri S/S/S B 17. Reny Arisatul Ilmah B/K/K B 18. Ria Tri Utami B/K/K B 19. Ro’isah Asna S/S/K S 20. Shiel Viyya Sa’ida B/K/K B 21. Tutik Choirul H. B/K/K B 22. Ulfi Mahmudatul A. B/S/K B 23. Wahyu Nur Aini B/K/S B 24. Zakiyatul Miskiyah K/S/K B 25. Zayina Ilmiyati B/K/K B Jawaban 3. Ep = 1 Ek = 0 Ep = 1 Ek = 0 Ep = 0 Ek = 1 Ep = 0 Ek = 0 Ep = 1 Ek = 1 Ep = 0 Ek = 1 Ep = 0 Ek = 1 0 Ep = 0 Ek = 0 Ep = 1 Ek = 0 Ep = 0 Ek = 1 Ep = 0 Ek = 1 Ep = 0 Ek = 1 4. JK = 0 MS = 0 JK = 0 MS = 0 JK = 0 MS = 0 JK = 0 MS = 0 JK = 2 MS = 0 JK = 0 MS = 0 JK = 0 MS = 0 JK = 3 MS = 0 JK = 3 MS = 0 JK = 0 MS = 0 JK = 0 MS = 0 JK = 0 MS = 0 JK = 0 MS = 0 5. (+) = 2 (X) = 0 (+) = 0 (X) = 0 (+) = 0 (X) = 0 (+) = 3 (X) = 0 (+) = 0 (X) = 3 (+) = 0 (X) = 3 (+) = 0 (X) = 0 (+) = 0 (X) = 3 (+) = 0 (X) = 3 (+) = 0 (X) = 0 (+) = 0 (X) = 3 (+) = 0 (X) = 0 (+) = 3 (X) = 2 Besaran Proses Dimensi Salah Kriteria Pengukuran Aksi Salah Salah Aksi Salah Obey Salah Aksi Salah Proses Salah Aksi Salah Obey Aksi Aksi Salah Obey Salah Aksi Salah Salah Salah Aksi Salah Obey - Aksi Salah Obyek Salah Aksi Salah Obey Salah Aksi Salah Obey Salah Aksi Salah Proses Salah Aksi Salah Obey Salah Aksi Proses Angka Penting Salah Keterangan Penilaian Soal 1. B = Benar K = Kurang 2. B = Benar S = Salah S = Salah 3. 1 = Penyebutan dimensi dan rumus besaran 4. 1 = Nilai/satuan 2 = Operasi hitung 2 = Pembentukan/Perhitungan 3 = Hasil akhir 5. Perhitungan (Salah) dan Penyebutan jumlah AP benar (bukan hasil operasi) =1 Perhitungan (Benar) dan Penyebutan jumlah AP benar (bukan hasil operasi) =2 Perhitungan (Benar) dan Penyebutan jumlah AP benar (hasil operasi) =3 3 = Jawaban Benar dan Runtut Lampiran 14 Hasil Jawaban Tes Peserta Didik Kelas X IPA C NO Nama 1. Adinda Restiana 1. K/K/K 2. B 2. Alfi Indah Sari B/K/- B 3. Alfina Wiqoyati W. B/K/- B 4. Alfiyatur Rohmah S/S/S Salah 5. Alifatut Tadzikiroh B/K/- B 6. Ana Kholifah A.K B/K/- B 7. Avit Izzana B/K/K B 8. Dewi Kusumawati -/-/- B 9. Erin Nariswati A. S/S/K S 10. Faridatun Nasikhah K/K/K B 11. Hana Nurul Fadilla K/K/S - 12. Hani Safitri B/K/S B Jawaban 3. 4. Ep = 0 JK = 1 Ek = 0 MS = 0 0 JK = 1 MS = 1 0 JK = 1 MS = 1 0 JK = 1 MS = 0 0 JK = 1 MS = 1 0 JK = 1 MS = 1 Ep = 0 0 Ek = 0 Ep = 1 JK = 0 Ek = 0 MS = 0 Ep = 1 JK = 0 Ek = 0 MS = 0 Ep = 0 JK = 0 Ek = 1 MS = 0 Ep = 0 JK = 1 Ek = 0 MS = 0 Ep = 0 JK = 1 Ek = 0 MS = 0 5. (+) = 2 (X) = 3 (+) = 0 (X) = 3 (+) = 0 (X) = 0 (+) = 2 (X) = 3 (+) = 2 (X) = 2 (+) = 0 (X) = 0 (+) = 3 (X) = 3 (+) = 0 (X) = 0 (+) = 2 (X) = 3 (+) = 3 (X) = 3 (+) = 2 (X) = 3 (+) = 2 (X) = 2 Besaran Proses Kriteria Dimensi Pengukuran Salah Aksi Angka Penting Proses Obyek - Proses Salah Obyek - Proses Salah Salah - Aksi Proses Obyek - Proses Proses Obyek - Proses Salah Obyek Salah - Skema Proses Salah Aksi Salah Salah Salah Aksi Proses Proses Salah Aksi Skema Salah Salah Aksi Proses Obyek Salah Aksi Proses NO Nama 2. B Jawaban 3. Ep = 1 Ek = 0 Ep = 1 Ek = 0 Ep = 1 Ek = 0 Ep = 0 Ek = 0 Ep = 1 Ek = 0 0 13. Izul Laichah 1. K/K/K 14. Milati Azka K/K/K B 15. Naela Afiliawati K/S/- B 16. Nailil Muna K/S/K B 17. Nila Umniyati K/S/- B 18. Putri Noor I. B/K/- B 19. Putri Nur Pita Sari S/S/S B 0 20. Qurroza A’yun B/K/S B 0 21. Rowaaniqul Ulyaa B/K/K B 22. Sa’diyah Nabila B/K/K B 23. Siti Kaswati B/K/- B 24. Siti Masrukah K/K/K B 25. Siti Nur Kholifah B/K/- B Ep = 1 Ek = 0 Ep = 1 Ek = 0 Ep = 0 Ek = 0 Ep = 1 Ek = 0 0 4. JK = 0 MS = 0 JK = 0 MS = 1 JK = 0 MS = 0 JK = 1 MS = 0 JK = 0 MS = 0 JK = 1 MS = 1 JK = 1 MS = 0 JK = 1 MS = 1 JK = 1 MS = 1 JK = 1 MS = 1 0 JK = 0 MS = 0 JK = 1 MS = 1 5. (+) = 3 (X) = 2 (+) = 2 (X) = 3 (+) = 2 (X) = 0 (+) = 0 (X) = 0 (+) = 0 (X) = 0 (+) = 0 (X) = 3 (+) = 2 (X) = 1 (+) = 2 (X) = 2 (+) = 0 (X) = 2 (+) = 2 (X) = 3 (+) = 2 (X) = 3 (+) = 2 (X) = 2 (+) = 2 (X) = 1 Besaran Proses Kriteria Dimensi Pengukuran Salah Aksi Angka Penting Proses Proses Salah Aksi Proses Proses Salah Aksi Salah Proses Salah Aksi Salah Proses Salah Aksi Salah Obyek - Proses Salah Proses - Aksi Aksi Obyek - Proses Proses Obyek Salah Proses Salah Obyek Salah Proses Proses Obyek Salah - Proses Proses Salah Aksi Proses Obyek - Proses Aksi NO Nama 26. Suci Ayu 1. B/K/- 27. Vina Rahmawati S/K/S B 28. Yuyuk Fitriani K/K/S S 29. Zida Mahamida -/-/- S Keterangan Penilaian Soal 1. B = Benar K = Kurang 2. B = Benar 2. B Jawaban 3. 4. 0 JK = 1 MS = 1 Ep = 0 JK = 1 Ek = 0 MS = 0 Ep = 0 JK = 1 Ek = 0 MS = 0 0 JK = 1 MS = 0 5. (+) = 2 (X) = 0 (+) = 0 (X) = 0 (+) = 0 (X) = 0 (+) = 1 (X) = 1 Besaran Obyek Kriteria Dimensi Pengukuran Proses Proses Salah Aksi Salah Salah Salah Aksi Salah Salah - Aksi Aksi S = Salah S = Salah 3. 1 = Penyebutan dimensi dan rumus besaran 4. 1 = Nilai/satuan 2 = Operasi hitung 2 = Pembentukan/Perhitungan 3 = Hasil akhir 5. Perhitungan (Salah) dan Penyebutan jumlah AP benar (bukan hasil operasi) =1 Perhitungan (Benar) dan Penyebutan jumlah AP benar (bukan hasil operasi) =2 Perhitungan (Benar) dan Penyebutan jumlah AP benar (hasil operasi) =3 Angka Penting Salah 3 = Jawaban Benar dan Runtut Lampiran 15 Hasil Jawaban Tes Peserta Didik Kelas X IPA D NO Nama 1. K/S/S 2. B 1. Abdur Rouf 2. B/B/B B B/0/B B 4. Achmad Ali Saifudin Achmad Irham M Afif Fahruddin B/K/S B 5. Agung Prakoso B/B/K B 6. Ahmad Lutfi F.S Ahmad Muzahid Ahmad Saifudin Z. Aldi Rizki K. B/B/K B K/S/K B B/B/B B B/K/K B Anggy Kokoh H.R Arif Nur Sukiman Denis Faisal A. K/B/S B K/B/K B B/S/B S 3. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Jawaban 3. 4. Ep = 3 JK = 3 Ek = 1 MS =0 Ep = 3 JK = 2 Ek = 2 MS = 3 Ep = 3 JK = 2 Ek = 2 MS = 2 0 JK = 3 MS = 3 Ep = 2 JK = 0 Ek = 2 MS = 0 Ep = 3 JK = 0 Ek = 2 MS = 0 Ep = 3 0 Ek = 2 Ep = 2 JK = 3 Ek = 2 MS = 0 Ep = 3 JK = 3 Ek = 2 MS = 3 Ep = 2 JK = 1 Ek = 2 MS = 1 Ep = 3 JK = 3 Ek = 1 MS = 0 Ep = 3 JK = 1 5. (+) = 0 (X) = (+) = 0 (X) = (+) = 2 (X) = 3 (+) = 3 (X) = 3 (+) = 0 (X) = (+) = 1 (X) = 0 (+) = 1 (X) = 1 (+) = 2 (X) = 3 (+) = 0 (X) = 0 (+) = 2 (X) = 3 (+) = 0 (X) = 0 (+) = 0 Besaran Proses Kriteria Dimensi Pengukuran Aksi Aksi Angka Penting Salah Skema Obyek Obyek Salah Skema Obyek Obyek Proses Obyek - Proses Skema Obyek Obyek Aksi Salah Obyek Obyek Aksi Salah Proses Obyek - Aksi Obyek Obyek Aksi Proses Skema Obyek Proses Salah Proses Obyek Proses Proses Proses Aksi Aksi Salah Salah Obyek Proses Salah NO Nama 1. 2. S/B/S B 14. Faah Sikul Ahlaq Fasikhul Alfat B/S/K B 15. Habib Solikhin B/K/K B 16. Ibnu Absori Abdul A. Imam Rofi’i Kusnul Kitam B/S/S B B/S/K B/B/K B B M. Abdul Wahid M. Afif M.A B/K/0 B K/B/S B M. Asihif Muhyil H. M. Fahmi Idris B/S/S B B/B/K B M. Faizul Umam M. Fajar Kurniawan M. Hamam N. B/K/S B B/B/K B B/S/0 B 13. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. Jawaban 3. 4. Ek = 2 MS = 1 Ep = 3 JK = 2 Ek = 2 MS = 1 Ep = 3 JK = 0 Ek = 2 MS = 2 Ep = 1 JK = 3 Ek = 1 MS = 0 Ep = 3 JK = 3 Ek = 2 MS = 3 0 0 Ep = 0 JK = 3 Ek = 0 MS = 3 0 JK = 2 MS = 0 Ep = 0 JK = 1 Ek = 0 MS = 1 Ep = 0 JK = 1 Ek = 0 MS = 0 Ep = 0 JK = 2 Ek = 0 MS = 0 Ep = 0 JK = 3 Ek = 0 MS = 0 Ep = 0 JK = 3 Ek = 0 MS = 0 Ep = 0 JK = 3 Ek = 0 MS = 3 5. (X) = 0 (+) = 0 (X) = 0 (+) = 0 (X) = 0 (+) = 0 (X) = 0 (+) = 0 (X) = 0 0 (+) = 0 (X) = 0 (+) = 3 (X) = 0 (+) = 2 (X) = 1 (+) = 0 (X) = 0 (+) = 1 (X) = 1 (+) = 0 (X) = 0 (+) = 1 (X) = 2 (+) = 0 (X) = 0 Besaran Kriteria Dimensi Pengukuran Angka Penting Proses Obyek Proses Salah Obyek Obyek Aksi Salah Obyek Aksi Aksi Salah Skema Obyek Proses Salah Obyek Obyek Salah Proses Salah Obyek - Aksi Salah Proses Salah Proses Aksi Obyek Salah Aksi Salah Obyek Salah Aksi Aksi Obyek Salah Aksi Salah Obyek Salah Aksi Aksi Obyek Salah Proses Salah NO Nama 1. K/S/S 2. B B/S/K B K/S/S B B/S/K B B/S/K B 31. M. Rizam Muamam M. Zaenur Syafi’ Ma’mun Hafi B/S/K B 32. Ma’ruf Ali B/S/S B 33. Maftuchu Choiron Masbukhin B/S/0 B B/K/K B Muhammad Umar Nanda Briliyandika Roychan Ihza I.A Sirat Abdul Rahim B/S/0 B B/B/K B B/K/- B B/B/B B 26. 27. 28. 29. 30. 34. 35. 36. 37. 38. M. Ilham Indra W. M. Misbakhul Munir M. Riyanto Jawaban 3. 4. Ep = 0 JK = 0 Ek = 0 MS = 0 Ep = 3 JK = 3 Ek = 2 MS = 2 Ep = 1 JK = 1 Ek = 1 MS = 0 Ep = 0 JK = 3 Ek = 0 MS = 3 Ep = 3 JK = 3 Ek = 2 MS = 3 Ep = 1 JK = 1 Ek = 1 MS = 1 Ep = 3 JK = 0 Ek = 2 MS = 0 0 JK = 0 MS = Ep = 3 JK = 3 Ek = 2 MS = 3 Ep = 2 JK = 0 Ek = 2 MS = 0 Ep = 0 JK = 3 Ek = 0 MS = 3 Ep = 0 JK = 3 Ek = 0 MS = 3 0 JK = 0 MS = 1 5. (+) = 0 (X) = 0 (+) = 0 (X) = 0 (+) = 0 (X) = 0 (+) = 0 (X) = 0 (+) = 0 (X) = 0 (+) = 0 (X) = 0 (+) = 0 (X) = 0 (+) = 0 (X) = 0 (+) = 0 (X) = 0 (+) = 0 (X) = 0 (+) = 0 (X) = 0 (+) = 0 (X) = 0 (+) = 0 (X) = 0 Besaran Prose Kriteria Dimensi Pengukuran Salah Aksi Angka Penting Salah Skema Obyek Proses Salah Proses Aksi Aksi Salah Obyek Salah Proses Salah Skema Obyek Proses Salah Skema Aksi Proses Salah Obyek Obyek Aksi Salah Obyek - Aksi Salah Skema Obyek Proses Salah Obyek Obyek Aksi Salah Obyek Salah Proses Salah Obyek Salah Proses Salah Obyek - Aksi Salah NO 39. Nama 1. B/K/K 2. B B/S/S B B 40. Taufiqur Rahman Ulul Albab 41. Zaki Hidayat K/S/K Keterangan Penilaian Soal 1. B = Benar K = Kurang S = Salah 2. B = Benar Jawaban 3. 0 Ep = 3 Ek = 2 0 4. 0 JK = 0 MS = 1 JK = 0 MS = - 5. (+) = 0 (X) = 0 (+) = 0 (X) = 0 (+) = 0 (X) = 0 Besaran Obyek Kriteria Dimensi Pengukuran - Angka Penting Salah Obyek Obyek Aksi Salah Proses - Aksi Salah S = Salah 3. 1 = Penyebutan dimensi dan rumus besaran 4. 1 = Nilai/satuan 2 = Operasi hitung 2 = Pembentukan/Perhitungan 3 = Hasil akhir 5. Perhitungan (Salah) dan Penyebutan jumlah AP benar (bukan hasil operasi) =1 Perhitungan (Benar) dan Penyebutan jumlah AP benar (bukan hasil operasi) =2 Perhitungan (Benar) dan Penyebutan jumlah AP benar (hasil operasi) =3 3 = Jawaban Benar dan Runtut Lampiran 16 No Sub Bab Kelas Observasi Tes X IPA A Proses Obyek X IPA B Proses Obyek X IPA C Proses Obyek X IPA D Obyek Obyek X IPA A Aksi - X IPA B Aksi - X IPA C Aksi - X IPA D Obyek Proses Pengukuran X IPA A Obyek Aksi Besaran 1 2 3 Dimensi Hasil Wawancara Keterangan Narasumber 1 (pengajar X IPA D) = pemahaman peserta didik sampai tahap proses Perbedaan antara hasil observasi dengan metode tes terjadi karena ketika proses pembelajaran peserta didik kurang serius untuk memahami tentang definisi dari besaran, sedangkan ketika tes peserta didik cenderung lebih memahami definisi yang terkait dengan bab besaran dan satuan tak terkecuali definisi besaran itu sendiri. Untuk kelas X IPA, karena gurunya memberi penekanan atau penjelasan yang lebih sehingga peserta didik mampu memahami tentang besaran Pada kelas X IPA A, X IPA B, X IPA C dengan guru yang sama dan proses pembelajaran yang hampir sama, guru kurang memberi penekanan pada konversi energi potensial (Ep) dan energi kinetik (Ek). Sehingga peserta didik kurang terfokus pada Ep dan Ek, mereka menganggap sama untuk proses konversi pada besaran dan dimensinya. Untuk kendala dari peserta didik yaitu kurang hafalnya mereka pada rumus-rumus besaran fisika yang akan dikonversikan kedalam dimensi. Untuk kelas X IPA D guru mencontohkan cara konversi dan kegunaan dari dimensi dengan menggunakan satuan Ep dan Ek, sehingga peserta didik langsung mengena pada konversi keduanya yang menjadikan peserta didik mampu hafal akan rumus dan konversi dalam satuan Ep dan Ek, tetapi mereka kurang mampu dalam prosesnya. Ketika observasi, peserta didik sudah mampu membaca nilainilai dan menentukan satuan dari setiap alat ukur karena peserta didik langsung membaca nilai ukur pada alat ukurnya dan Narasumber 2 (pengajar kelas X IPA A, X IPA B, X IPA C) = pemahaman samapi proses No 4 Sub Bab Kelas Observasi Tes X IPA B Proses Aksi X IPA C Proses Proses X IPA D Obyek - X IPA A Proses Proses X IPA B Proses - Angka Penting Hasil Wawancara Keterangan langsung dicontoh oleh guru untuk satuannya. Tetapi ketika pembacaan pada soal yang mana nilai ukurnya berupa gambar, peserta didik masih kebingungan karena ketika proses pembelajaran belum ada penjelasan tentang pembacaan nilai ukur pada soal. Sehingga ketika observasi hasil pemahamanannya sudah sampai pada tahap obyek tetapi ketika mengerjakan soal hanya mampu pada tahap aksi. Ketika proses pembelajaran peserta didik sudah mampu menggunakan alat ukurnya, tetapi masih belum ada penjelasan jika pembacaan nilai ukur ketika masuk kedalam bentuk soal. Sehingga ketika peserta didik diminta mengerjakan soal tentang pembacaan nilai ukur pada alat ukur jangka sorong dan mikrometer skrup, peserta didik masih kesusahan menentukan nilai ukur yang sesuai. Untuk peserta didik kelas X IPA A peserta didik sudah mampu membedakan angka penting dengan bukan angka penting, mereka mampu memahami aturan-aturan penentuan angka penting dan juga mampu melakukan operasi hitung penjumlahan dan perkalian tetapi mereka masih belum mampu mengaplikasikan aturan-aturan operasi hitung angka penting. Sehingga ketika dihadapkan pada soal operasi hitung angka penting, mereka mampu menganalisa angka penting dengan yang bukan angka penting tetapi belum mampu menyelesaikan dengan benar sampai akhir. Untuk kelas X IPA B, peserta didik ketika proses pembelajaran berlangsung mereka mampu memahami aturan-aturan penentuan angka penting dengan bukan angka penting, tetapi ketika mereka dihadapkan pada suatu soal mereka bingung dalam penentukan angka penting, dan ditambah lagi mereka juga belum paham tentang aturan operasi hitung angka penting No 1 2 Sub Bab Besaran Dimensi Kelas Observasi Tes X IPA C - Proses X IPA D Obyek - X IPA A Proses Obyek X IPA B Proses Obyek X IPA C Proses Obyek X IPA D Obyek Obyek X IPA A Aksi - X IPA B Aksi - X IPA C Aksi - Hasil Wawancara Narasumber 1 (pengajar X IPA D) = pemahaman peserta didik sampai tahap proses Narasumber 2 (pengajar kelas X IPA A, X IPA B, X IPA C) = pemahaman samapi proses Keterangan Kelas X IPA C merupakan kebalikan dari kelas X IPA B, ketika proses pembelajaran peserta didik belum mampu memahami aturan angka penting tetapi ketika dihadapkan pada suatu soal, mereka mampu mebedakan angka penting dengan angka yang bukan. Kelas X IPA D, sertingkat lebih paham jika dibandingkan dengan kelas X IPA A, X IPA B, maupun kelas X IPA C. Kelas X IPA D sudah mampu memahami aturan angka penting dan juga aturan operasi hitungnya, tetapi ketika dihadapkan pad suatu soal hanya sebagian kecil dari mereka yang mampu menyelesaikannya ( hanya satu peserta didik). Hal ini menujukkan bahwa peserta didik kelas X IPA D hanya sebatas memahami konsep tetapi belum mampu menerapkannya dalam suatu soal. Perbedaan antara hasil observasi dengan metode tes terjadi karena ketika proses pembelajaran peserta didik kurang serius untuk memahami tentang definisi dari besaran, sedangkan ketika tes peserta didik cenderung lebih memahami definisi yang terkait dengan bab besaran dan satuan tak terkecuali definisi besaran itu sendiri. Untuk kelas X IPA, karena gurunya memberi penekanan atau penjelasan yang lebih sehingga peserta didik mampu memahami tentang besaran Pada kelas X IPA A, X IPA B, X IPA C dengan guru yang sama dan proses pembelajaran yang hampir sama, guru kurang memberi penekanan pada konversi energi potensial (Ep) dan energi kinetik (Ek). Sehingga peserta didik kurang terfokus pada Ep dan Ek, mereka menganggap sama untuk proses konversi pada besaran dan dimensinya. Untuk kendala dari peserta didik yaitu kurang hafalnya mereka pada rumus-rumus besaran fisika No Sub Bab Kelas Observasi Tes Hasil Wawancara Keterangan X IPA D 3 Obyek Proses Pengukuran X IPA A Obyek Aksi X IPA B Proses Aksi X IPA C Proses Proses X IPA D 4 Obyek - Angka Penting X IPA A Proses Proses yang akan dikonversikan kedalam dimensi. Untuk kelas X IPA D guru mencontohkan cara konversi dan kegunaan dari dimensi dengan menggunakan satuan Ep dan Ek, sehingga peserta didik langsung mengena pada konversi keduanya yang menjadikan peserta didik mampu hafal akan rumus dan konversi dalam satuan Ep dan Ek, tetapi mereka kurang mampu dalam prosesnya. Ketika observasi, peserta didik sudah mampu membaca nilainilai dan menentukan satuan dari setiap alat ukur karena peserta didik langsung membaca nilai ukur pada alat ukurnya dan langsung dicontoh oleh guru untuk satuannya. Tetapi ketika pembacaan pada soal yang mana nilai ukurnya berupa gambar, peserta didik masih kebingungan karena ketika proses pembelajaran belum ada penjelasan tentang pembacaan nilai ukur pada soal. Sehingga ketika observasi hasil pemahamanannya sudah sampai pada tahap obyek tetapi ketika mengerjakan soal hanya mampu pada tahap aksi. Ketika proses pembelajaran peserta didik sudah mampu menggunakan alat ukurnya, tetapi masih belum ada penjelasan jika pembacaan nilai ukur ketika masuk kedalam bentuk soal. Sehingga ketika peserta didik diminta mengerjakan soal tentang pembacaan nilai ukur pada alat ukur jangka sorong dan mikrometer skrup, peserta didik masih kesusahan menentukan nilai ukur yang sesuai. Untuk peserta didik kelas X IPA A peserta didik sudah mampu membedakan angka penting dengan bukan angka penting, mereka mampu memahami aturan-aturan penentuan angka penting dan juga mampu melakukan operasi hitung penjumlahan dan perkalian tetapi mereka masih belum mampu mengaplikasikan aturan-aturan operasi hitung angka penting. No Sub Bab Kelas Observasi Tes X IPA B Proses - X IPA C - Proses X IPA D Obyek - Hasil Wawancara Keterangan Sehingga ketika dihadapkan pada soal operasi hitung angka penting, mereka mampu menganalisa angka penting dengan yang bukan angka penting tetapi belum mampu menyelesaikan dengan benar sampai akhir. Untuk kelas X IPA B, peserta didik ketika proses pembelajaran berlangsung mereka mampu memahami aturan-aturan penentuan angka penting dengan bukan angka penting, tetapi ketika mereka dihadapkan pada suatu soal mereka bingung dalam penentukan angka penting, dan ditambah lagi mereka juga belum paham tentang aturan operasi hitung angka penting Kelas X IPA C merupakan kebalikan dari kelas X IPA B, ketika proses pembelajaran peserta didik belum mampu memahami aturan angka penting tetapi ketika dihadapkan pada suatu soal, mereka mampu mebedakan angka penting dengan angka yang bukan. Kelas X IPA D, sertingkat lebih paham jika dibandingkan dengan kelas X IPA A, X IPA B, maupun kelas X IPA C. Kelas X IPA D sudah mampu memahami aturan angka penting dan juga aturan operasi hitungnya, tetapi ketika dihadapkan pad suatu soal hanya sebagian kecil dari mereka yang mampu menyelesaikannya ( hanya satu peserta didik). Hal ini menujukkan bahwa peserta didik kelas X IPA D hanya sebatas memahami konsep tetapi belum mampu menerapkannya dalam suatu soal. RIWAYAT HIDUP A. Identitas Diri 1. Nama Lengkap 2. Tempat dan Tgl. Lahir 3. Alamat rumah : Sumiatul Mahmudah : Grobogan, 2 Agustus 1992 : Ds. Brabo Rt/8 Rw/2 Kec.Tanggungharjo Kab. Grobogan : 08995651202 : [email protected] HP E-mail B. Riwayat Pendidikan 1. Pendidikan Formal: a. TK Darma Wanita Brabo Tanggungharjo Grobogan b. SD Negeri 2 Brabo Tanggungharjo Grobogan c. MTs Tajul Ulum Brabo Tanggungharjo Grobogan d. MA Tajul Ulum Brabo Tanggungharjo Grobogan e. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo Semarang 2. Pendidikan Non-Formal a. Madrasah Diniyah Tajul Ulum Brabo Tanggungharjo Grobogan b. Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin Brabo Tanggungharjo Grobogan c. Pondok Pesantren Al-Hikmah Tugu Rejo Tugu Semarang Semarang, 1 Desember 2014 Sumiatul Mahmudah NIM: 103611022