PROPOSAL KEGIATAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ORIENTASI REALITA Oleh : Kelompok II Novida Ema Permata Sari Jamilah Normia Agustina Malfi Rofikoh Ningsih Winda Rusanti DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INTAN MARTAPURA YAYASAN BANJAR INSAN PRESTASI TAHUN AJARAN 2018/2019 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas kasih dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Keperawatan Jiwa ini dengan baik. Adapun pembahasan yang kami ambil pada saat ini adalah mengenai Proposal Kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realita yang memuat tentang kegiatan bermain/permainan. Makalah ini memuat dan memberikan gambaran kepada Mahasiswa/mahasiswi agar mampu memahami dan mengetahui cara yang dilakukan untuk memberikan terapi pada pasien yang mengalami gangguan jiwa. Sehingga dalam pemberian Asuhan keperawatan, perawat mempunyai pedoman dan kiat yang baik kepada masyarakat. Kiranya materi ini dapat menambah ilmu dan wawasan kita sebagai perawat dalam menjalani proses keperawatan, sehingga dalam memberikan terapi bagi pasien/klien, kita sudah bisa memahami konsep pemberian terapi yang baik pada klien. Kami menyadari bahwa makalah ini perlu dikaji dan disempurnakan kembali, dengan kritik dan saran yang mendukung dan membangun dari berbagai pihak, terlebih bila kita diskusikan bersama-sama untuk perbaikan yang akan datang. Akhir kata kami sampaikan Terima Kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini sehingga bermanfaat bagi kita semua. Martapura, 26 Agustus 2019 Penyusun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai mahluk social yang hidup berkelompok dimana satu dengan yang lainnya saling berhubungan untuk memenuhi kebutuhan social. Kebutuhan social yang dimaksud antara lain : rasa menjadi milik orang lain atau keluarga, kebutuhan pengakuan orang lain, kebutuhan penghargaan orang lain dan kebutuhan pernytaan diri. Secara individu selalu berada dalam kelompok, sebagai contoh individu berada dalam satu keluarga. Dengan demikian ada dasarnya individu memerlukan hubungan timbal balik, hal ini bisa melalaui kelompok. Penggunaan kelompok dalam praktek keperawatan jiwa memberikan dampak positif dalam upaya pencegahan dalam upaya pencegahan, pengobatan atau terapi serta pemulihan kesehatan seseorang. Meningkatnya penggunaan kelompok terapeutik, modalitas merupakan bagian dan memberikan hasil yang positif terhadap perubahan perilaku pasien/klien, dan meningkatkan perilaku adaptif dan mengurangi perilaku maladaptive. Beberapa keuntungan yang diperoleh individu atau klien melalui terapi aktivitas kelompok melalui dukungan (support), pendidikan meningkatkan pemecahan masalah, meningkatkan hubungan internasional dan juga meningkatkan uji realitas (reality testing) pada klien dengan gangguan orientasi realitas ( Birckhead, 1989). Terapi aktifitas kelompok sering digunakan dalam praktek kesehatan jiwa, bahkan dewasa ini terapi aktivitas kelompok merupakan hal yang penting dari keterampilan terapeutik dalam keperawatan. Terapi kelompok telah diterima profesi kesehatan. Pimpinan kelompok dapat menggunakan keunikan individu untuk mendorong anggota kelompok untuk mengungkapkan masalah dan mendapatkan bantuan penyelesaian masalahnya dari kelompok, perawat juga adaptif menilai respon klien selama berada dalam kelompok. Klien dengan gangguan jiwa sikotik, mengalami penurunan daya nilai realitas (reality testing ability). Klien tidak lagi mengenali tempat, waktu, dan orang-orang di sekitarnya. Hal ini dapat mengakibatkan klien merasa asing dan menjadi pencetus terjadinya ansietas pada klien. Untuk menanggulangi kendala ini, maka perlu ada aktivitas yang memberi stimulus secara konsisten kepada klien tentang realitas di sekitarnya. Stimulus tersebut meliputi stimulus tentang realitas lingkungan, yaitu diri sendiri, orang lain, waktu, dan tempat. 1.2. Rumusan Masalah 1.2.1. Apa Pengertian Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realita? 1.2.2. Apa Tujuan Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realita? 1.2.3. Bagaimana Masalah Keperawatan/ Sasarannya? 1.2.4. Bagaimana Aktivitas dan indikasi TAK orientasi realitas? 1.2.5. Bagaimana Penilaian Pada Kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realita ? 1.3 Tujuan 1.3.1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu mempraktekkan dan memahami terapi aktivitas kelompok orientasi realita pada pasien gangguan jiwa. 1.3.2. Tujuan Khusus 1.3.2.1. Memahami Pengertian Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realita 1.3.2.2. Memahami Tujuan Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realita 1.3.2.3. Mengetahui Masalah Keperawatan/ Sasarannya 1.3.2.4. Mengerti Aktivitas dan indikasi TAK orientasi realitas 1.3.2.5. Mengerti Cara Penilaian Pada Kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realita. 1.4. Manfaat Terapi aktivitas kelompok mempunyai manfaat yaitu (Fauzan, 2011): 1. Umum a. Meningkatkan kemampuan mengujikenyataan(realitytesting)melaluikomunikasi dan umpan balik dengan atau dari orang lain. b. Membentuk sosialisasi c. Meningkatkan fungsi psikologis, yaitu meningkatkan kesadaran tentang hubungan antara reaksi emosional diri sendiri dengan perilaku defensive (bertahan terhadap stress) dan adaptasi. d. Membangkitkan motivasi bagi kemajuan fungsi-fungsi psikologis seperti kognitif dan afektif. 2. Khusus a. Meningkatkan identitas diri. b. Menyalurkan emosi secara konstruktif. c. Meningkatkan keterampilan hubungan sosial untuk diterapkan sehari-hari. d. Bersifat rehabilitatif: meningkatkan kemampuan ekspresi diri, keterampilan sosial, kepercayaan diri, kemampuan empati, dan meningkatkan kemampuan tentang masalah-masalah kehidupan dan pemecahannya. BAB 2 PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realitas Gangguan orientasi realitas adalah ketidakmampuan membedakan lamunan dan kenyataan sehingga muncul perilaku yang sukar dimengerti dan menakutkan. Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu dengan yang lain,saling bergantungan dan mempunyai norma yang sama (struart & laraia, 2001). Terapi Aktivitas Kelompok ( TAK ) Orientasi Realitas adalah upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain, lingkungan/tempat, dan waktu. TAK Orientasi Realita berupaya dalam mengorientasikan keadaan nyata kepada klien baik diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan (waktu, tempat). Dimana Jenis TAK Orientasi Realita yaitu : 2.1.1. Orientasi Realitas pengenalan orang 2.1.2. TAK Orientasi Realitas pengenalan tempat 2.1.3. TAK Orientasi Realitas pengenalan waktu. 2.2. Tujuan Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realita Sedangkan tujuan dari pelaksanaan TAK Orientasi Realita yaitu : 2.2.1. Tujuan Umum Tujuan umum TAK Orientasi realitas adalah klien mampu mengenali orang, tempat dan waktu sesuai kenyataan. 2.2.2. Tujuan Khusus 1. Klien mampu mengenal tempat ia berada dan pernah berada. 2. Klien mengenal waktu dengan tepat 3. Klien dapat mengenal diri sendiri dan orang-orang di sekitarnya dengan tepat 2.3. Masalah Keperawatan Therapi aktivitas kelompok orientasi realita ditujukan pada klien dengan masalah keperawatan : 1. Salah mengenal orang lain, tempat dan waktu 2. Halusinasi 3. Waham 4. Dimensia 5. Kebingungan 6. Tidak kenal dirinya 2.4. Aktivitas dan indikasi TAK orientasi realitas Aktivitas TAK orientasi realitas, dimana aktivitas yang dilakukan tiga sesi berupa aktivitas pengenalan orang, tempat, dan waktu. Klien yang mempunyai indikasi TAK orientasi realitas adalah klien halusinasi, dimensia, kebingungan, tidak kenal dirinya, salah mengenal orang lain, tempat dan waktu (Keliat dan Akemat, 2005). TAK orientasi realitas terdiri dari 3 sesi, yaitu sesi 1: pengenalan orang, sesi 2: pengenalan tempat dan sesi 3: pengenalan waktu (Keliat dan Akemat, 2005). Selengkapnya pelaksanaan TAK orientasi realitas, adalah sebagai berikut: 2.4.1. Sesi 1 Pengenalan Orang 1. Tujuan 1) Klien mampu mengenal nama-nama perawat. 2) Klien mampu mengenal nama-nama klien lain. 2. Setting 1) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran. 2) Ruangan nyaman dan tenang 3. Persiapan 1) Analisa situasi meliputi : waktu pelaksanaan, jumlah perawat, pembagian tugas perawat, alat bantu yang dipakai dan persiapan ruangan. 2) Persiapan alat yang biasa digunakan antara lain : (1) Spidol (2) Papan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK (3) Bola tenis (4) Tape recorder (5) Gambar-gambar berpasangan (6) Kaset lagu (7) Kalender (8) Jam dinding 4. Setting Posisi TAK Orientasi Realita 1) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran 2) Ruangan nyaman dan tenang 5. Uraian tugas perawat (therapist) 1) Leader dan Co-Leader bertugas menganalisa dan mengobservasi pola-pola komunikasi dalam kelompok, membantu anggota kelompok untuk menyadari dinamisasi kelompok, menjadi motivator, membantu kelompok untuk menetapkan tujuan dan membuat peraturan. Pemimpin dan anggota kelompok mendiskusikan apa yang harus dilakukan selanjutnya, memotivasi kesatuan kelompok dan membantu kelompok untuk berkembang dan bergerak secara dinamis 2) Fasilitator bertugas memberikan stimulus kepada anggota kelompok lain agar dapat mengikuti jalannya kegiatan dalam kelompok 3) Observer bertugas mencatat serta mengamati respon klien, jalannya aktivitas therapi, peserta yang aktif dan pasif dalam kelompok serta yang drop out (tidak dapat mengikuti kegiatan sampai selesai) 6. Proses Seleksi Berdasarkan observasi prilaku sehari-hari klien yang dikelola oleh perawat 1) Berdasarkan informasi dan diskusi mengenai prilaku klien sehari-hari serta kemungkinan dilakukan therapi kelompok pada klien tersebut dengan perawat ruangan 2) Melakukan kontak pada klien untuk mengikuti aktivitas yang akan dilakukan 7. Program antisipasi masalah Suatu intervensi keperawatan yang dilakukan dalam mengantisipasi keadaan yang bersifat darurat atau emergensi yang dapat mempengaruhi proses pelaksanaan kegiatan therapi aktivitas kelompok. 8. Kegiatan 1) Perkenalan Kelompok perawat memperkenalkan identitas diri masing-masing dipimpin oleh leader. Leader menjelaskan peraturan kegiatan dalam kelompok. (1) Bila akan mengemukakan perasaannya klien diminta untuk lebih dulu menunjukkan tangannnya (2) Bila klien ingin keluar untuk minum, BAB/BAK harus minta ijin pada perawat (3) Pada akhir perkenalan pemimpin mengevaluasi kemampuan identifikasi terhadap perawat dengan menanyakan nama perawat yang ditunjuk oleh leader. 2) Kerja Klien mencari pasangan yang tepat, melakukan perkenalan dengan pasangan, melakukan perkenalan di depan kelompok, melakukan perintah permainan dan memberikan jawaban atas pertanyaan dari kelompok. Klien yang telah diseleksi dikumpulkan di tempat yang cukup luas dan duduk membentuk lingkaran (1) Leader memberikan lembaran kertas yang bergambar pasangan dari alat-yang setiap hari digunakan : piring dengan sendok, sapu dengan tempat sampah, pensil dengan buku, sepatu dengan kaus kaki, meja dengan kursi, dan membagikan pada setiap peserta secara acak. (2) Selanjutnya peserta mencari pasangannya yang sesuai dengan gambar yang dipegang. Selanjutnya berkenalan dan menanyakan identitas selengkapnya : nama, alamat, hobby, yang disukai tentang dirinya, serta ketrampilan yang dimiliki. (3) Selanjutnya masing-masing peserta menerangkan pada kelompok identitas dirinya dan pasangannya selengkap-lengkapnya. (4) Kemudian dilanjutkan sesuai SOP yang telah dibuat. (5) Selama kegiatan berlangsung observer mengamati jalannya acara. 3) Evaluasi Setelah mengikuti kegiatan klien dipersilahkan untuk mengemukakan perasaan dan pendapatnya tentang kegiatan (1) Klien dapat mengemukakan perasaannya setelah memperkenalkan dirinya (2) Klien mengemukakan perasaannya setelah disapa oleh klien lain dengan menyebut nama, alamat, dan ruangan di rumah sakit. (3) Klien mengemukakan pendapat tentang kegiatan ini 4) Terminasi/Penutup Leader menjelaskan kembali tujuan dan manfaat kegiatan, klien menyebutkan kembali tujuan dan manfaat kegiatan. 2.4.2. Sesi 2 Pengenalan Tempat 1. Tujuan 1) Klien mampu mengenal nama rumah sakit. 2) Klien mampu mengenal nama ruangan tempat dirawat 3) Klien mampu mengenal kamar tidur. 4) Klien mampu mengenal tempat tidur. 5) Klien mengenal ruang perawat, ruang istirahat, ruang makan, kamar mandi, dan WC. 2. Setting 1) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran. 2) Ruangan tempat perawatan klien 3. Alat 1) Tape recorder 2) Kaset lagu “dangdut”. 3) Bola tenis 4. Metode 1) Diskusi kelompok. 2) Orientasi lapangan 5. Langkah kegiatan 1) Persiapan (1) Mengingatkan kontrak pada klien peserta Sesi 1 TAK Orientasi Realitas (2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan 2) Orientasi (1) Salam terapeutik, salam dari terapis kepada klien. (2) Evaluasi dan validasi (3) Terapis menanyakan perasaan klien saat ini. (4) Menanyakan apakah klien masih mengingat nama-nama klien lain. (5) Kontrak (6) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal tempat yang biasa dilihat. (7) Menjelaskan aturan main yaitu : a. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta ijin pada terapis. b. Lama kegiatan 45 menit c. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai. 3) Tahap kerja (1) Terapis menanyakan kepada klien nama rumah sakit,nama ruangan, klien diberi kesempatan menjawab. Beri pujian pada klien yang mampu menjawab dengan tepat. (2) Terapis menjelaskan dengan menyalakan tape recorder lagu dangdut, sedangkan bola tenis diedarkan dari satu peserta ke peserta yang lain searah jarum jam. Pada saat lagu berhenti, klien yang sedang memegang bola tenis akan diminta menyebutkan nama rumah sakit dan nama ruangan tempat klien dirawat. (3) Terapis menyalakan tape recorder, menghentikan lagu,dan meminta klien yang memegang bola tenis untuk menyebutkan nama ruangan dan nama rumah sakit. Kegiatan ini diulang sampai semua peserta mendapat giliran. (4) Terapis memberikan pujian saat klien telah menyebutkan dengan benar. (5) Terapis mengajak klien berkeliling serta menjelaskan nama dan fungsi ruangan yang ada. Kantor perawat, kamar mandi, WC, ruang istirahat, ruang TAK,dan ruangan lainnya. 4) Tahap terminasi (1) Evaluasi a. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK b. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok. (2) Tindak lanjut Terapis menganjurkan klien untuk menghapal nama-nama tempat. (3) Kontrak yang akan datang a. Menyepakati kegiatan yang akan datang, yaitu mengenal waktu. b. Menyepakati waktu dan tempat. 5) Evaluasi Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk Tak Orientasi Realitas tempat, kemampuan klien yang diharapkan adalah mengenal tempat dirumah sakit. 2.4.3. Sesi 3 : Pengenalan Waktu 1. Tujuan 1) Klien dapat mengenal waktu dan tempat 2) Klien dapat mengenal tanggal dengan tepat. 3) Klien dapat mengenal hari dengan tepat 4) Klien dapat mengenal tahun dengan tepat 2. Setting 1) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran. 2) Klien berada di ruangan yang ada kalender dan jam dinding 3. Alat 1) Kalender 2) Jam dinding 3) Tape recorder 4) Kaset lagu dangdut 5) Bola tenis 4. Metode 1) Diskusi 2) Tanya jawab 5. Langkah kegiatan 1) Persiapan (1) Mengingatkan kontrak dengan klien peserta Sesi 2 TAK orientasi realitas. (2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan. 2) Orientasi (1) Salam terapeutik, salam dari terapis kepada klien, Terapis dan klien memakai nama (2) Evaluasi/Validasi a. Terapis menanyakan perasaan klien saat ini b. Menanyakan apakah klien masih mengingat nama-nama ruangan yang sudah dipelajari 3) Kontrak (1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal waktu. (2) Menjelaskan aturan main yaitu : a. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta ijin pada terapis. b. Lama kegiatan 45 menit c. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai. 4) Tahap kerja (1) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dikerjakan. (2) Terapis menjelaskan akan menghidupkan tape recorder, sedangkan bola tenis diedarkan dari satu klien ke klien lain. Pada saat musik berhenti, klien yang memegang bola menjawab pertanyaan dari terapis (3) Terapis menghidupkan musik,dan mematikan musik. Klien mengedarkan bola tenis secara bergantian searah jarum jam. Saat musik berhenti, klien yang memegang bola siap menjawab pertanyaan terapis tentang tanggal, bulan, tahun, hari, dan jam saat itu. Kegiatan ini diulang (4) sampai semua klien mendapat giliran. (5) Terapis memberikan pujian kepada klien setelah memberi jawaban tepat 5) Tahap terminasi (1) Evaluasi a. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK b. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok. (2) Tindak lanjut Terapis meminta klien memberi tanda/mengganti kalender setiap hari (3) Kontrak yang akan datang a. Menyepakati TAK yang akan datang sesuai dengan indikasi klien. b. Menyepakati waktu dan tempat. 6) Evaluasi Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK Orientasi Realitas waktu kemampuan klien yang diharapkan adalah mengenal waktu, hari, tanggal, bulan, dan tahun. 2.5. Penilaian Kegiatan TAK Orientasi Realita 2.5.1. Sesi 1: Pengenalan Orang Tujuan 1. Klien mampu mengenal nama-nama perawat. 2. Klien mampu mengenal nama-nama klien lain. NO Nama Klien Aspek yang dinilai 1 Menyebutkan nama klien 2 Menyebutkan nama pangilan klien 3 Menyebutkan nama klien lain 4 Menyebutkan asal klien lain. 5 Menyebutkan hobi klien lain 2.5.2. Sesi 2: Pengenalan Tempat Tujuan: 1. Klien mampu mengenal nama rumah sakit. 2. Klien mampu mengenal nama ruangan tempat dirawat. 3. Klien mampu mengenal kamar tidur 4. Klien mampu mengenal tempat tidur 5. Klien mampu mengenal ruan perawata, ruang istirahat, ruang makan, kamar mandi, dan WC. NO Nama Klien Aspek yang dinilai 1. Menyebutkan nama rumah sakit 2. Menyebutkan nama ruangan 3. Menyebutkan letak kantor perawat. 4. Menyebutkan letak kamar mandi dan WC 5. Menyebutkan letak kamar tidur 2.5.3. Sesi 3: Pengenalan Waktu Tujuan 1. Klien dapat mengenal waktu dengan tepat 2. Klien dapat mengenal tanggal dengan tepat 3. Klien dapat mengenal hari dengan tepat 4. Klien dapat mengenal tahun dengan tepat NO Nama Klien Aspek yang dinilai 1. Menyebutkan jam 2. Menyebutkan hari 3. Menyebutkan tanggal 4. Menyebutkan bulan 5. Menyebutkan tahun Petunjuk: 1. Tulis nama pangilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien. 2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengetahui nama, pangilan, asal dan hobi klien lain. Beri tanda (V) jika klien mampu dan tanda (X) jika klien tidak mampu. BAB 3 PENUTUP 3.1. Simpulan TAK Orientasi Realita berupaya dalam mengorientasikan keadaan nyata kepada klien baik diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan (waktu, tempat). Dimana Jenis TAK Orientasi Realita yaitu : 2.1.1. Orientasi Realitas pengenalan orang 2.1.2. TAK Orientasi Realitas pengenalan tempat 2.1.3. TAK Orientasi Realitas pengenalan waktu. Tujuan umum TAK Orientasi realitas adalah klien mampu mengenali orang, tempat dan waktu sesuai kenyataan. TAK orientasi realitas terdiri dari 3 sesi, yaitu sesi 1: pengenalan orang, sesi 2: pengenalan tempat dan sesi 3: pengenalan waktu (Keliat dan Akemat, 2005). 3.2. Saran Diharapkan makalah ini mampu menjadi pedoman dan dapat kita pahami mengenai pentingnya kita sebagai perawat memahami adanya terapi yang dapat diberikan pada klien gangguan jiwa. Kami selaku kelompok berharap makalah ini dapat kita bahas secara bersama agar dapat lebih sempurna dan proses penyusunannya kedepan kami harapakan lebih dapat sempurna dengan mencari buku–buku mengenai Keperawatan Komunitas serta referensi lain. Karena kami menyadari dalam proses penyusunan makalah ini kami masih belum sepenuhnya lengkap mengumpulkan referensi yang ada dan terlebih yang terbaru. Demikianlah makalah yang dapat kami sampaikan. Kritik dan saran selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah kami. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan maupun pemaparan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin… DAFTAR PUSTAKA Keliat dan Akemat, 2005. Terapi Aktivitas Kelompok : Terapi Klien Gangguan Jiwa. Jakarta: EGC Isaacs, Ann. 2004. Panduan Belajar Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatrik. Edisi 3. Jakarta: EGC. Mallapiang.2003.Keperawatan Jiwa.Jakarta:EGC. Niven, Neil. 2000. Psikologi Kesehatan. Jakarta. EGC.