Uploaded by michaelsitohang2030

AMANDEMEN UUD 1945 DEMI TERWUJUDNYA STABILITAS SISTEM POLITIK DI INDONESIA

advertisement
Adnan Buyung Nasution
Rahmawati
u 1945
AMANDEMEN KELIMA UUD
DEMI TERWUJUDNYA STABILITAS
SISTEM POLITIK DI INDONESIA
Purnawirawan
Jendral
DPD
IDENTIFIKASI
MASALAH
FAKTOR
PENGHAMBAT
memengaruhi
STABILITAS SISTEM
POLITK INDONESIA
TIDAK DIDUKUNG
MAYORITAS
Kesimpulan oleh Penulis
PERSOALAN
MOMENTUM
UUD 1945 adalah hukum tertinggi maka
MEMPERBAIKI
KONSEP DALAM
UUD 1945
PERUBAHAN UUD
RIGID
PERSOALAN
MOMENTUM
FAKTOR
PENDUKUNG
MENATA KEMBALI
LEMBAGA NEGARA
PENYEMPURNAAN
PASAL
Identifikasi masalah
Konstitusi merupakan hukum tertinggi suatu negara yang mengatur
penyelenggaraan kekuasaan negara dan sebagai jaminan atas hak-hak warga
negara, konstitusi memuat beberapa ketentuan pokok sebagai berikut ;
organisasi negara, hak-hak asasi manusia dan kewajibannya, prosedur
mengubah konstitusi, konstitusi yang juga dapat dipahami sebagai sebagai
bagian dari sosial contract ( kontrak sosial ) yang memuat aturan main dalam
berbangsa dan bernegara. 1 Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa
konstitusi merupakan pedoman, acuan dan dasar agar negara Indonesia
dapat bergerak serta melakukan proses penyelenggaraan negara. Konstitusi
sangat berhubungan dengan sistem politik suatu negara bahkan konstitusi
sangat mempengaruhi sistem politik suatu negara karena pengertian sistem
politik menurut Robert Dahl adalah suatu pola yang tetap dari hubungan
manusia yang melibatkan makna yang luas dari kekuasaan, aturan aturan dan
kewenangan. Dari pengertian konstitusi menurut Robert Dahl memperjelas
bahwa Konstitusi sangat mempengaruhi sistem politik suatu negara.
Negara Indonesia memiliki konstitusi yaitu UUD 1945 yang telah
mengalami empat kali amandemen. MPR periode 1999-2002 dalam empat
tahun telah 4 kali melakukan perubahan UUD 1945. Empat perubahan UUD
1945 yang ditetapkan itu adalah sebagai berikut 2 : a) perubahan I tahun 1999,
intinya menetapkan pengurangan kekuasaan presiden, baik kekuasaan
legislasinya, kekuasaan pemerintahnya, maupun kekuasaannya sebagai
kepala negara; b) perubahan II tahun 2000, intinya melanjutkan menetapkan
pengurangan kekuasaan presiden, khususnya sebagai pemegang kekuasaan
pemerintahan pusat dan kekuasaan pemerintahan umum; c) perubahan III
tahun 2001, intinya menetapkan perubahan beberapa hubungan kekuasaan
antar organ negara tertentu; d) perubahan IV tahun 2002, intinya menetapkan
kelanjutan perubahan beberapa hubungan kekuasaan antar organ negara.
Namun demikian, keempat perubahan UUD tersebut tidak tertata dalam
suatu rangkaian ketentuan hukum yang mewujudkan satu sistem. Perubahan
itu lebih merupakan perubahan tambal sulam sesuai dengan kebutuhan sesaat
itu.3 Menurut Adnan Buyung Nasution, dikatakan bahwa perubahan UUD
1945 yang sekarang berlangsung, tidak ada desain, tidak ada konsep dan
salah secara metodologi4. Dan memang diakui oleh Jimly Asshiddiqie, yang
merupakan anggota tim ahli panitia Ad Hoc I Badan Pekerja MPR, dengan
mengatakan bahwa paradigma perubahan UUD 1945 itu baru diketemukan
belakangan5. Maka dapat disimpulkan bahwa tahapan agenda setting
reformasi konstitusi Indonesia masih amburadul.
Walaupun sudah empat kali amandemen masih banyak yang harus
diperbaiki dalam UUD 1945, dan menurut saya amandemen kelima harus
segera dilakukan agar terciptanya struktur yang jelas, tugas dan fungsi yang
jelas, lembaga yang jelas kedudukannya serta ada patokan dari segala
kegiatan negara dan masyarakat. Prof Mafud MD mengatakan bahwa isi
konstitusi itu merupakan pilihan politik, maka upaya mengubah konstitusi
tidak harus diartikan bahwa yang sudah ada itu jelek atau salah, karena yang
pokok dari upaya perubahan kostitusi itu adalah membuat kesepakatan
politik (resultante) baru karena ada perkembangan, ada pemikiran baru yang
relevan dan ada hal hal penting yang terlewatkan atau karena ditemukan
masalah ( kekurangan) pada konstitusi yang sudah ada atau sedang berlaku
(Mahfud MD; 2008,17). Oleh karena itu perubahan konstitusi merupakan
suatu keniscayaan dan gagasan perlunya amandemen lanjutan terhadap UUD
1945 patut diapresiasi dengan terlebih dahulu menyiapkan grand design yang
jelas atas materi konstitusi yang perlu diamandemen tidak hanya sekedar
tambal sulam.6
Pendukung dan Penentang UUD 1945 dilakukan amandemen kelima
Pendukung amandemen kelima UUD 1945, Adnan Buyung Nasution pada
waktu itu sebagai ketua panitia rapat kerja wantimpres untuk memberikan
pertimbangan Amandemen UUD 1945dan selaku koordinator Wantimpres
Bidang Hukum. Mengatakan bahwa UUD 1945 yang asli dapat
menimbulkan permasalahan sehingga harus di amandemen, amandemen
keempat sudah memberikan perubahan yang baik meskipun masih ada
3
1
Erman Hermawan, Politik Membela yang Benar, Teori Kritik dan Nalar, Jakarta: Garda Bangsa,2001,
hlm. 58.
2
Aminoto, “Kedudukan Lembaga-Lembaga Negara Dalam UUD 1945 Sebelum dan Sesudah
Amandemen”, Seminar Nasional dengan tema Urgensi Amandemen ke-5 UUD 1945 Dalam Rangka
Pembenahan Sistem Ketatanegaraan RI, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 17 Nopember 2017, hlm. 2.
Ibid.
Perubahan UUD 1945 Tak Ada Konsep, Metodologi Salah, Kompas, 2 Mei 2002.
5
Seharusnya dibuat Naskah Baru UUD 1945, Kompas 2 Juli 2002; dan Menyeimbangkan Pilar-Pilar
Kekuasaan, Kompas, 1 Juli 2002.
6
Nuruddin Hady, “Peran DPD dan Gagasan Amandemen Kelima UUD 1945”, Jurnal Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan,Volume 25,Nomor 1,2012, hlm. 32.
4
kekurangan.7 Didukung juga oleh DPD yang diwakili bambang suroso
dengan masukan 56 perguruan tinggi dan dukungan Stakeholder dari 32
gubernur, ratusan bupati, walikota dan ribuan elemen masyarakat. 8
Penentang amandemen kelima UUD 1945, Rachmawati yang pada saat itu
sebagai Wantimpres Bidang Politik mengatakan bahwa UUD 1945 yang asli
merupakan karya agung yang tidak dapat diotak atik, amandemen UUD
1945sampai yang keempat dinilai sudah sudah kebablasan. Purnawirawan
jendral juga mendesak sehingga posisi presiden SBY pada saat itu terdesak. 9
Faktor Penghambat terjadinya Amandemen Kelima UUD 1945
a) Prosedur perubahan UUD 1945 Terlalu Rigid, menurut K.C Wheare
sebagaimana dikutip oleh Ellydar Chaidir dan Sudi Fahmi, untuk mencapai
suatu sasaran maka dalam pembentukan perubahan harus melalui berbagai
prosedur supaya; i) dilakukan dengan pertimbangan masak dan secara sadar,
bukan secara serampangan; ii) rakyat mempunyai kesempatan memberikan
pendapat sebelum perubahan benar benar dilakukan; iii) kekuasaan negara
bagian dan pemerintah pusat dinegara federal tidak dibah secara sepihak; iv)
hak-hak individumasyarakat seperti kaum minoritas dari segi agama,bahasa
dan kebudayaan terjamin. Tentu saya setuju dengan pendapat K.C. Wheare,
memang butuh pertimbangan dan proses yang panjang agar ada konsep dan
grand design yang jelas dalam melakukan perubahan. Dan kalau perubahan
itu pada UUD 1945, tentu harus dipertimbangkan dengan matang karena
pasti akan mempengaruhi struktur dan peraturan yang ada dibawahnya.
Dalam UUD 1945 pada pasal 37 sudah disebutkan yaitu harus diajukan 1/3
dari jumlah anggota MPR, kedua harus ada alasan yang jelas pada pasal pasal
yang ingin diubah, ketiga sidang MPR harus di hadiri sekurang kurangnya
2/3 dari jumlah anggota MPR, keempat putusan untuk mengubah pasal pasal
harus disetujui 50% + 1 dari seluruh anggota MPR, kelima yaitu pasal khusus
yang berisi bentuk NKRI tidak dapat dilakukan perubahan. Maka kalau kita
buat kalkulasinya yaitu sebagai berikut ; jumlah anggota MPR periode 20142019 yaitu 692 orang, berarti perubahan dapat diusulkan oleh 232 orang,
anggota DPD yaitu 132 orang, dan 560 adalah anggota DPR. Kalau seluruh
DPD mengusulkan diubah maka perlu 100 orang lagi dari DPR, dan hal itu
sangat sulit karena sudah berbicara fraksi dan kepentingan.
b) Tidak didukung oleh kekuatan mayoritas, tadi sudah disebutkan bahwa
MPR adalah DPR + DPD sesuai dengan pasal 2 ayat 1 UUD 1945. Ternyata
anggota anggota MPR yang berasal dari DPR sedikit mendukung atau
bahkan tidak mendukung. Penolakan anggota- anggota anggota MPR dari
anggota DPR akan amandemen kelima sesungguhnya lebih dalam rangka
menjaga kewenangan yang begitu mapan secara konstitusional yang mereka
miliki dibidang legislasi. 10 Bagaimana tidak dalam pasal 20 ayat 1 dikatakan
bahwa DPR memegang kekuasaan untuk membentuk Undang- Undang.
Karena persetujuan pembentukan Undang Undang hanya ada di tangan DPR,
sedangkan DPD hanya membantu dalam memberikan usulan dan
pembahasan. Kalau menurut saya, memang sulit walaupun semua DPD
sudah menyepakati untuk melakukan amandemen sisanya sangat sulit untuk
diajak konsolidasi, mungkin mereka sudah nyaman dengan situasi saat tidak
ada yang membatasi kekuasaan mereka.
c) Persoalan Momentum, maksudnya adalah tidak ada momentum yang tepat
untuk melakukan amandemen karena seperti kita ketahui sangat sulit
melakukan konsolidasi terhadap DPR. Karena anggota DPR yang mayoritas
dalam MPR, maka banyak yang tidak sependapat ataupun tidak setuju untuk
perubahan ini, maka harus ada momentum tertentu untuk mewujudkan hal
ini. Lebih lanjut ada delapan peristiwa yang memicu pembuatan konstitusi
yaitu;11 krisis sosial dan ekonomi, revolusi, runtuhnya rezim, ketakutan akan
runtuhnya rezim, kekalahan perang, rekonstruksi pasca perang, pembentukan
sebuah negara baru dan kemerdekaan dari kekuasaan kolonial. Bangsa
Indonesia pun mengubah konstitusinya ketika ada momentum yaitu pada saat
mundurnya Presiden Soeharto pada 21 mei 1998.
d) Terjadinya Masa Transisi, apabila dilakukan amandemen maka akan
berpengaruh kepada sistem-sistem yang ada di Indonesia, baik itu ekonomi,
politik pemerintahan dan lain-lain, sehingga berpengaruh terhadap
masyarakat, begitupun Undang Undang dengan diberlakukannya konstitusi
10
7
8
9
Adnan Buyung Nasution , Nasihat Untuk SBY, Jakarta: PT Kompas Media Nusantara,2012, hlm. 44.
Ibid, hlm.47.
Ibid, hlm.44-45.
Wira Atma, Rahdiansyah, “Menghidupkan Undang-Undang Dasar 1945 Tanpa Amandemen”, Jurnal
Hukum IUS QUIA IUSTUM,Volume 24,Nomor 4,2017, hlm. 564.
11
Denny Indrayana, Amandemen UUD 1945 Antara Mitos dan Pembongkaran, Jakarta: PT. Mizan
Pustaka,2007, hlm. 79.
yang baru maka akan mengubah peraturan perundang undangan. Menurut
saya banyak yang harus dikorbankan untuk mencapai sesuatu yang lebih baik
dan paripurna. Demi memperbaiki dan menyelesaikan masalah masalah
dalam bidang kenegaraan maka menurut saya haruslah dilakukan
amandemen dengan konsep yang jelas dan pertimbangan yang matang
dengan mengajak ahli dan masyarakat berpartisipasi. Saya yakin kalau
mayoritas mempertimbangkan amandemen ini dan mempersiapkannya
dengan sebaik mungkin, rakyat Indonesia akan mendapatkan buah atau hasil
yang terbaik.
Faktor yang Mendukung terjadinya Amandemen Kelima UUD 1945
a.Memperbaiki konsep, paradigma baru terhadap penjelasan Pancasila dalam
UUD 1945, Menurut Adnan Buyung Nasution, bahwa perubahan UUD 1945
yang sekarang berlangsung, tidak ada desain, tidak ada konsep dan salah
secara metodologi12,dan lebih cenderung tambal tambal saja, dan memang
hal ini diakui oleh Jimly Asshiddiqie. Dari hal itu menurut saya konsep yang
baik dan jelas harus segera dibuat untuk negara ini, sehingga negara ini
kedepannya dapat tercapai cita-citanya.
b.Penataan kembali
lembaga dalam UUD 1945, maksudnya adalah
dikarenakan banyak lembaga yang memang tujuannya dan fungsinya
strategis, tetapi tidak mendapatkan kedudukan dan mandat yang jelas dari
UUD 1945 dalam melakukan tugasnya, sehingga sering terjadi
penyimpangan atau sering diabaikan karena tidak mempunyai kedudukan
hukum yang tinggi yaitu diatur pada UUD 1945, maka tugasnya ada yang
tidak jelas dan ada pula lembaga yang selalu kalah dalam menangani kasus
karena tidak kuatnya hukum yang mendasari lembaga tersebut. Sehingga
dengan penataan tersebut akan memunculkan tata pemerintahan yang baik
(Good Governance).
c.Penyempurnaan dalam pasal UUD 1945, perbaikan dalam pasal mengenai13
; kekuasaan pemerintahan negara; lembaga perwakilan ;otonomi daerah
12
13
Perubahan UUD 1945 Tak Ada Konsep, Metodologi Salah, Kompas, 2 Mei 2002, Loc.cit.
Sonia Farah Diba, “Naskah Akademis Usulan Amandemen Komprehensif”,
https://www.academia.edu/6463059/Naskah_Akademis_Usulan_Amandemen_Komprehensif_DASARDASAR_PEMIKIRAN_USULAN_PERUBAHAN_KELIMA_UNDANGUNDANG_DASAR_NEGARA_REPUBLIK_INDONESIA_TAHUN_1945, diunduh 07 Juni 2019.
pemerintah daerah dan dewan perwakilan daerah; pemilihan umum;
keuangan negara; kekuasaan kehakiman; komisi negara; wilayah negara; Hak
Asasi Manusia; pertahanan dan keamanan negara; perekonomian nasional
dan kesejateraan sosial; pengaturan tentang perubahan Undang Undang
dasar; aturan peralihan dan aturan tambahan , peraturan Perundang
Undangan.
Kesimpulan saya dengan adanya amandemen kelima maka akan
menciptakan stabilisasi dalam sistem politik, bagaimana hal itu dapat terjadi?
Saya akan menciptakan sebuah pengandaian, saya memiliki rumah, didalam
rumah tersebut ada beberapa anggota keluarga, ketika saya tidak membuat
aturan dirumah maka rumah akan amburadul seperti tidak ada yang
membersihkan rumah, tidak ada yang memotong rumput, membuang sampah
sembarangan, tidak bertutur kata dengan baik dan semua orang bertindak
sesuka hati , maka yang terjadi adalah kekacauan, orang orang di rumah tidak
bahagia dan suasana tidak tenang. Sehingga tetangga pun mengeluh dan
kesal terhadap rumah kami karena mereka juga terganggu. Sehingga kedepan
belum tentu rumah tangga kita bisa berdiri utuh. Tetapi ketika saya membuat
peraturan dan semua orang di dalam rumah diikutsertakan dalam membuat
peraturan yang dirancang dengan lengkap, seperti tugas dan kewajiban setiap
anggota, bertutur kata dengan baik dengan orang lain, saling menjaga barang
yang ada dalam rumah tersebut, maka akan terjadi kedamaian, rasa senang ,
rasa bahagia dan rasa saling memiliki satu sama yang lain, tentunya
terjadilah stabilisasi yang ada dirumah tersebut. Tetangga pun merasakannya
dan pastinya ingin menjalin hubungan yang baik sehingga menambah relasi
dengan tetangga yang ada di sekitar rumah kita.
Seperti itulah sistem politik, sistem politik baru bisa berjalan ketika
hukum tertinggi atau kostitusi yang ada disuatu negara sudah tercipta.
Konstitusi yang baik maka akan menciptakan sistem politik yang baik. Tetapi
harus diketahui juga bahwa konstitusi itu bisa saja ada yang terlewatkan atau
ada masalah ataupun ada perkembangan serta ada pemikiran baru yang
relevan sama seperti UUD 1945 amandemen ke-empat masih ditemukan
kekurangan dan butuh segera perbaikan , maka kita harus mengubahnya dan
memperbaikinya sebelum akibat akibat yang ditimbulkan oleh konstitusi
yang dipaksakan atau dibiarkan amburadul, dapat mengancam “rumah kita”
sendiri.
Download