Uploaded by kartikaharyokusumo

Identification Of Illegal Mining(PETI) In Kapuas River

advertisement
JGISE Vol. 1 No. 1 (2019), pp. 1 - 9
|
https://doi.org/10.22146/jgise.xxxxx
JGISE
Journal of Geospatial Information Science and Engineering
E-ISSN: 2623-1182
|
https://jurnal.ugm.ac.id/jgise
Identification of Illegal Mining (PETI) in Kapuas River Which Flows Along
Sintang District, West Kalimantan With Landsat 8 OLI/TIRS Using Prost
Method
Kartika Haryo Kusumo1, Rifan Yunantara2, Septian Moufti Galih3
Departement Of Geodetic Engineering, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
ARTICLE INFO
ABSTRACT
Article History:
-
Borneo is known for its abundant mineral and rock content. One of them is on
Sintang District, which has a variety of mineral commodities, including gold,
coal, zircon and bauxite. The existence of a large number of economical mineral
deposits in Sintang District has triggered the seizure of strategic sources of
mining materials by the industry with communities which has led to problems
with rampant Illegal Mining (PETI) conducted by the communities. The method
used in identifying the distribution of mineral locations in Sintang District is the
band ratio with the Prost method (3/1: 5/4: 5/7). The mineral distribution of the
composite band ratio, clay minerals is displayed in red and light purple because
it indicates the presence of hydrated minerals which are used areas or mine fields
along the Kapuas river are illegal mining.
Keywords:
PETI, Prost Method, Landsat 8 OLI/TIRS,
Sintang District, West Kalimantan, Kapuas
River
Corresponding Author:
Kartika Haryo Kusumo
Email: [email protected]
industri dengan masyarakat sekitar. Hal tersebut
menimbulkan masalah maraknya Penambangan Tanpa
Izin (PETI) yang dilakukan oleh masyarakat umum.
Berdasarkan berita yang ditulis oleh Faiz dalam
kalbar.antaranews.com pada tanggal 27 Oktober 2014,
Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Sintang tidak
pernah mengeluarkan izin untuk wilayah pertambagan
rakyat.
PETI merupakan usaha penambangan yang dilakukan
oleh perseorangan, sekelompok orang, atau perusahaan
yayasan berbadan hukum yang dalam operasinya tidak
memiliki Izin dan instansi pemerintah sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku (Redi, 2016). Lokasi
penambangan tanpa izin dapat diidentifikasi dengan citra
Landsat 8 OLI/TIRS yang telah dilakukan operasi Band
Ratio. Data satelit seri Landsat dengan resolusi spasial 30
meter adalah ideal untuk pendeteksian, pengukuran, dan
untuk menganalisis perubahan-perubahan objek-objek
pada permukaan Bumi pada level yang rinci, dimana
pengaruh alamiah dan aktifitas yang diakibatkan manusia,
dapat diidentifikasi dan dinilai secara akurat (Sitanggang,
2011). Sekarang ini data citra dari satelit Landsat 8 yang
secara rutin digunakan di Amerika Serikat dan di seluruh
dunia adalah salah satunya eksplorasi energi.
1. Pendahuluan
Kalimantan Barat merupakan salah satu provinsi yang
ada di Pulau Kalimantan. Pulau Kalimantan sendiri
terkenal dengan kandungan mineral dan batuannya yang
sangat melimpah. Hal tersebut terbukti dengan banyaknya
perusahan-perusahaan tambang yang tersebar di seluruh
provinsi di pulau Kalimantan. Seorang peneliti bernama
Theo M Van Leeuwen telah melakukan penelitian yang
berjudul Twenty five more years of mineral exploration
and discovery in Indonesia(1993-2017) yang berisi
informasi tentang sejarah eksplorasi mineral-mineral
ekonomis di Indonesia yang salah satunya terletak di
Kalimantan Barat, lebih tepatnya di Kabupaten Sintang
(Leeuwen, 2018).
Melalui website http://kalbarprov.go.id/file/miverbaesdm/14%20kab-sintang.pdf Provinsi Kalimantan Barat
mengeluarkan daftar perusahaan pemegang izin usaha
pertambangan (IUP) di Kabupaten Sintang. Berdasarkan
tabel tersebut dapat diketahui bahwa Kabupaten Sintang
memiliki komoditas mineral (tambang) yang sangat
beragam antara lain emas, batubara, zircon dan bauksit.
Keberadaan endapan mineral ekonomis yang tersebar
sangat banyak di Kabupaten Sintang tersebut memicu
perebutan sumber-sumber strategis bahan tambang oleh
1
Walaupun telah banyak dilakukan penelitian yang
mengidentifikasi potensi kandungan mineral yang ada di
Pulau Kalimantan, tetapi masih sedikit penelitian yang
membahas mengenai persebaran daerah penambangan
tanpa izin (PETI) terutama di Kabupaten Sintang. Oleh
karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
persebaran daerah
yang telah dilakukan usaha
penambangan tanpa izin di Kabupaten Sintang.
Metode yang digunakan dalam band ratio adalah metode
Prost untuk mengidentifikasi lokasi tambang yang
menggunakan rasio band (3/1 : 5/4 : 5/7) (Julzarika &
Susanto, n.d.). Rasio band 3/1 akan memunculkan
karakteristik besi oksida. Rasio band 5/4 akan
memunculkan perbedaan antara dominasi besi oksida
dengan hidroksil dikarenakan penyerapan yang kuat pada
band 4 (Ali et al., 2016). Mineral tanah liat yang
mengandung bound dan unbound water, karbonat, sulfat
dan mika lebih mudah diidentifikasi dengan rasio band
5/7 (Taylor & Kaufmann, 2007). Dapat dilihat pada
diagram 1 seluruh tahapan yang dilakukan dalam
mengidentifikasi persebaran pertambangan pada Sungai
Kapuas menggunakan software ENVI 5.1.
2. Data dan Metodologi
2.1. Data dan Lokasi
Penelitian ini menggunakan data citra Landsat 8
OLI/TIRS dengan path/row 120/60 di Kabupaten Sintang,
Kalimantan Barat yang diakuisisi pada tanggal 24 Juni
2013. Data citra Landsat 8 OLI/TIRS memiliki sensor optik
yang terdiri dari sensor multispektral dan pankromatik
dengan jumlah band 11. Sensor pencitra OLI mempunyai
kanal-kanal baru yaitu kanal 1 untuk coastal aerosol dan
kanal 9 untuk cirrus, namun tidak mempunyai kanal
inframerah. Untuk menghasilkan kontinuitas kanal
inframerah termal, Landsat 8 dikembangkan sensor
pencitra TIRS.
Lokasi penelitian berada di Kabupaten Sintang,
Kalimantan Barat yang memiliki koordinat geografis 0 0 04’
05” Lintang Utara dan 1110 29’ 53” Bujur Timur dengan
luas area 21.638,20 km2 .
2.2. Metodologi
Penelitian ini diawali dengan mengunduh citra yang
disediakan oleh USGS (U.S. Geological Survey)
https://earthexplorer.usgs.gov/ yang bertanggungjawab
untuk operasi-operasi satelit maupun pengumpulan,
pengarsipan, pengolahan dan distribusi data. Tahap
selanjutnya ialah pengolahan data menggunakan software
ENVI 5.1. Tahapan pengolahan citra satelit Landsat 8
diawali dengan melakukan koreksi radiometrik.
Koreksi radiometrik merupakan proses untuk
menghilangkan distorsi radiometrik yang disebabkan oleh
posisi matahari yang berubah seiring dengan waktu
perekaman dan lokasi obyek yang direkam. Metode yang
digunakan dalam korekai radiometrik adalah reflectance ,
yaitumetode untuk mengubah nilai DN ke nilai reflektansi
yang bertujuan untuk mengevaluasi karakteristik
reflektansi dari setiap obyek (Rahayu & Candra, 2014).
Dari proses ini dihasilkan nilai refletansi dari setiap band
yang nilainya berada pada rentang 0 sampai 1.
Citra yang telah dikoreksi radiometrik, selanjutnya akan
dilakukan proses band rasio. Teknik band rasio
didasarkan pada perbedaan spektral yang unik pada
daerah yang dipetakan. Permukaan tanah dengan
karakteristik yang unik dapat memberikan nilai kecerahan
yang berdeda-beda karena pengaruh dari topografi,
kemiringan, slope dan bayangan atau perubahan musim
dan intensitas pencahayaan sinar matahari. Band rasio
dilakukan untuk tujuan meningkatkan kontrasspektral
diantara band yang dipertimbangkan saat operasi rasio.
Operasi band rasio telah banyak digunakan dengan sukses
untuk memtakan zona alterasi (Ali, Abdegalil, & Musa,
2016).
Diagram 1. Tahap Pengolahan Citra Satelit Landsat 8
dengan Software ENVI 5.1
3. Hasil dan Pembahasan
3.1. Koreksi Radiometrik
Koreksi radiometrik merupakan tahap paling awal
pengolahan citra sebelum citra ersebut dilakukan analisis
untuk keperluan identifikasi ataupun klasifikasi. Pada
kegiatan ini telah dilakukan koreksi radiometrik pada
band multispectral pada citra Landsat 8 OLI/TIRS tanggal
24 Juni 2013.
2
Gambar 1. Hasil Koreksi Radiometrik Citra Satelit Landsat
8 OLI/TIRS
Gambar 4. Hasil Band Rasio Metode Prost (3/1;5/4;5/7)
Kabupaten Sintang
Berdasarkan
hasil
teknik
pengidentifikasian
persebaran mineral tambang dari komposit rasio band
tersebut (gambar 3) mineral tanah liat ditampilkan
dengan warna merah dan warna ungu terang atau ungu
muda karena mengindikasikan keberadaan mineral yang
terhidrasi. Besi oksida ditampilkan dengan warna biru
muda karena keberadaan oksida besi. Sedangkan mineral
besi yang kaya alumunium silikat ditampilkan dengan
warna hijau gelap.Namun pengecualian pada hasil
penelitian ini yaitu dikeranakan data citra Landsat 8 pada
Kabupaten Sintang yang berda di Kalimantan Barat ini
berada dekat dengan khatuliswa, maka banyak sekali
gumpalan awan pada citra ini yang juga ditampilkan
dengan warna merah dan biru muda untuk bayangannya.
Sehingga apabia ditemukan warna merah yang di
sekitarnya dikelilingi oleh warna biru dapat disimpulkan
obyek tersebut adalah awan bukan mineral.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat dilakukan
deliniasi daerah yang kaya akan mineral tanah liat berada
pada pinggiran sungai Kapuas yang ada di Kabupaten
Sintang (gambar 4). Daerah tersebut merupakan lokasi
bekas atau lahan tambang di sepanjang sungai Kapuas
yang merupakan pertambangan illegal, hal ini didukung
dengan data daftar perusahaan pemegang izin usaha
pertambangan (IUP) di Kabupaten Sintang (gambar 5)
yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah serta berita
yang dikeluarkan oleh kalbar.antaranews.com.
Gambar 2. Citra Satelit Landsat 8 OLI/TIRS Sebelum
Koreksi Radiometrik
Perbedaan antara citra yang telah dikoreksi
radiometrik (gambar 1) dengan citra yang belum
dikoreksi radiometrik (gambar 2) adalah secara visual
kualitas citra yang telah dikoreksi tampak lebih bagus. Hal
tersebut dikarenakan nilai digital number sudah sesuai
dengan nilai pantulan spektral obyek yang sebenarnya.
3.2. Metode Prost
Band
rasio
(3/1;5/4;5/7)
digunakan
untuk
mengidentifiki persebaran lokasi tambang. Rasio band
tersebut juga dikenal ebagai metode prost atau dalam
penelitian lain yang dilakukan oleh Ali, Abdegalil, dan
Musa pada tahun 2016 kombinasi dari tiga rasio band
tersebut disebut sebagai rasio Abram.
Gambar 3. Hasil Band Rasio Metode Prost (3/1;5/4;5/7)
Gambar 5. Daftar Perusahaan Pemegang Izin Usaha
Pertambangan (IUP) Kabupaten Sintang
3
4. Kesimpulan
Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh untuk
Parameter Geologi (Geomorfologi dan Hidrotermal).
Leeuwen, T. Van. (2018). Twenty Five More Years Of
Mineral Exploration And Discovery In Indonsia (19932017).
Rahayu, & Candra, D. S. (2014). Koreksi Radiometrik Citra
Landsat-8 Kanal Multispektral Menggunakan Top of
Atmosphere ( Toa ). Prosiding Seminar Nasional
Penginderaan Jauh 2014, (Ldcm), 2014.
Redi, A. (2016). Dilema Penegakan Hukum Penambangan
Mineral dan Batubara Tanpa Izin Pada
Pertambangan Skala Kecil. Jurnal Rechts Vinding,
5(3), 399–420.
Sitanggang, G. (2011). KAJIAN PEMANFAATAN SATELIT
MASA DEPAN : SISTEM PENGINDERAAN JAUH
SATELIT LDCM ( LANDSAT-8 ).
Taylor, P., & Kaufmann, H. (2007). International Journal of
Remote Sensing Concepts , processing and results.
(November 2014), 37–41.
Berdasarkan hasil pengolahan data citra Landsat 8
OLI/TIRS pada tahun 2013, ditemukan banyak lokasi
penambangan yang diduga merupakan penambangan
tanpa izin (PETI) apabila dibandingkan dengan data daftar
perusahaan pemegang izin usaha pertambangan (IUP) di
Kabupaten Sintang yang dikeluarkan oleh pemerintah
daerah Kabupaten Sintang, disekitar sungai Kapuas dan
bahkan pada tepi sungai secara langsung.
Namun
demikian, hasil analisis hanya berdasarkan interpretasi
visual citra setelah dilakukan band rasio dengan metode
prost dan tidak disertai pengecekan langsung dilapangan.
5. Ucapan Terima Kasih
Ucapan terimakasih diberikan kepada dosen pengampu
beserta asisten dosen praktikum matakuliah Pengolahan
Citra Didital Teknik Geodesi FT UGM yang telah
memberikan saran/komentar dan bimbingan bagi penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini
dengan baik.
Provinsi
Kalimantan
Barat,
2017.
(URL
:
http://kalbarprov.go.id ) diakses pada tanggal 16 Mei
2019 pukul 13.30 WIB.
ANTARA NEWS, 2014. Semua Pertambangan Emas di
Sintang
Ilegal
(URL
:
https://kalbar.antaranews.com/berita/327790/semuapertambangan-emas-di-sintang-ilegal )
diakses pada
tanggal
16
Mei
2019
pukul
14.00
WIB.
6. Referensi
Ali, E., Abdegalil, M. Y., & Musa, A. E. (2016). Assessment of
Image Ratio Technique for Gold Exploration in Arid
Region Using Landsat ETM + 7 : Limitations and
Possible Source of Misinterpretations. 4(1), 17–23.
Julzarika, A., & Susanto. (n.d.). Petunjuk Teknis
4
Download