Uploaded by andrenggara

ANDREAN NGGARA IMANUEL 1604115675 PLANKTONOLOGI

advertisement
1
I.
1.1.
PENDAHALUAN
Latar Belakang
Perairan Sungai Dumai yang bermuara ke Selat Rupat digunakan untuk
berbagai keperluan, antara lain sebagai alur transportasi, pelabuhan, perikanan dll.
Pemanfaatan Sungai Dumai untuk berbagai kegiatan dari waktu ke waktu terus
meningkat. Oleh karena itu, peningkatan pemanfaatan Sungai Dumai tersebut
telah berdampak terhadap penurunan kualitas Sungai Dumai. Selain itu,
perkembangan kota Dumai khususnya di sekitar bantaran Sungai Dumai, juga
telah memberikan dampak negatif terhadap perairan Sungai Dumai. Hal ini
mendorong pembangunan di wilayah daratan ditandai dengan adanya peningkatan
pembangunan pemukiman, pembangunan sarana prasarana, perkebunan dan
industri-industri kecil penunjang kegiatan industri utama. Sebagai daerah yang
penggunaannya cukup penting dan beragam, maka kondisi lingkungan perairan
sungai perlu mendapat perhatian dan penjagaan (Rena et all, 2016).
Umumnya penurunan kualitas badan air saat ini sudah mencapai tingkat
mengkhawatirkan. Keadaan ini diperparah dengan bertambahnya beban
pencemaran yang berasal dari limbah industri dan domestik. Menurunnya kualitas
air sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup organisme akuatik, khusunya
organisme plankton yang berada di perairan tersebut.
Plankton adalah organisme mikroskopis yang berada di permukaan
perairan dan berfungsi sebagai produsen ekosistem perairan . Sebagai biota
mikroskopis perairan, plankton sangaat berperan sebagai produsen primer dan
sekunder. Plankton sebagai sumber makanan bagi organism yang hidup di
2
perairan. Plankton juga sering digunakan sebagai tolak ukur kesuburan perairan,
dengan melihat dominansi jenis-jenis atau berkurangnya suatu jenis karena adanya
gangguan terhadap ekosistem perairan, seperti adanya pencemaran. Oleh sebab itu
plankton perlu dianalisis keanekaragamannya.
Plankton terdiri dari fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton adalah
plankton yang menyerupai tumbuhan, sehingga mampu melakukan fotosintesis
dan merupakan pensuplai utama oksigen terlarut di perairan, sedangkan
zooplankton meskipun sebagai pemanfaat langsung fitoplankton, merupakan
produsen sekunder perairan.
Plankton dapat ditemukan di hampir seluruh habitat perairan dengan
kelimpahan dan komposisinya yang bervariasi. Variasi kelimpahan dan
komposisinya bergantung pada kondisi suatu lingkungan. Beberapa faktor
lingkungan abiotik seperti paramater fisik-kimia (suhu, intensitas cahaya,
salinitas, dan pH) merupakan faktor-faktor yang berperan penting dalam
menentukan perkembangbiakan zooplankton di perairan. Di samping itu, faktor
biotik seperti tersedianya pakan (fitoplankton) dan banyaknya predator serta
perilaku jenis-jenis zooplankton dalam bersaing memperebutkan makanan
merupakan faktor lainnya yang dapat mempengaruhi kelimpahan dan komposisi
jenis-jenis zooplankton itu sendiri.
1.2.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara pengambilan
sampel dan cara penanganan sampel serta mengetahui keanekaragaman,
keseragaman, kelimpahan, dominansi plankton epifit, epipelik serta planktonik di
perairan Purnama Dumai.
3
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat
memperdalam pengetahuan tentang plankton serta mengetahui keanekaragaman,
keseragaman, kelimpahan, dominansi plankton epifit, epipelik serta planktonik di
perairan Purnama Dumai.
4
II.
2.1.
TINJAUAN PUSTAKA
Plankton
Plankton merupakan organisme perairan yang keberadaannya dapat
menjadi indikator perubahan kualitas biologi perairan sungai. Plankton memegang
peran penting dalam mempengaruhi produktivitas primer perairan sungai.
Beberapa organisme plankton bersifat toleran dan mempunyai respon yang
berbeda terhadap perubahan kualitas perairan. Salah satu pendekatan yang
dilakukan adalah dengan menggunakan indeks saprobik, dimana indeks ini
digunakan untuk mengetahui tingkat ketergantungan atau hubungan suatu
organisme dengan senyawa yang menjadi sumber nutrisinya, sehingga dapat
diketahui hubungan kelimpahan plankton dengan tingkat pencemaran suatu
perairan (Hutabarat, 2010).
Plankton adalah organisme ( tumbuhan dan hewan yang hidupnya
melayang dalam air dan pergerakannya dipengaruhi oleh arus. Jadi plankton dapat
berupa tumbuhan yang biasa disebut “ PHYTOPLANKTON ” dan plankton
hewan yang biasa disebut “ ZOOPLANKTON “ dan jumlahnya tentu jauh lebih
banyak dari pada ikan. Banyaknya jumlah plankton tidak terlepas dari perannya
yang sangat penting, dimana phytoplankton bisa menghasilkan energi melalui
proses fotosintesis ) yang secara langsung atau tidak dibutuhkan semua makhluk
hidup melalui proses rantai makanan dalam ekosistem yang kompleks. Plankton
termasuk kelompok algae, kelompok taksonomi yang dominan berbeda antara air
tawar dan laut (Apridayani, 2008).
5
Plankton terdiri dari fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton adalah
plankton menyerupai tumbuhan yang bebas melayang dan hanyut dalam perairan
serta mampu berfotosintesis. Zooplankton adalah organisme renik yang hidup
melayang-layang mengikuti pergerakan air yang berasal dari jasad hewani
(Gusrina, 2008).
Plankton mempunyai massa yang aktif yang mirip dengan organisme
tingkat tinggi, dimana untuk phytoplankton akan terdapat dalam jumlah besar
pada siang hari dan zooplankton pada malam hari. (Fajri, 2013).
Keberadaan plankton merupakan parameter penduga kualitas perairan.
Semakin banyak dan beraneka ragam jenis plankton maka makin banyak jenis dan
jumlah ikan. Selain itu keberadaan plankton juga mempengaruhi daya penetrasi
sinar matahari. Apabila perairan berwarna dipermukaannya, tapi setelah diambil
dari permukaan dan menjadi tidak berwarna maka air tersebut mengandung
banyak plankton dan warna akibat plankton ini disebut warna tampak (Prajitno,
2011).
Fitoplankton disebut juga plankton nabati, adalah tumbuhan yang
hidupnya mengapung atau melayang dilaut.Ukurannya sangat kecil sehingga tidak
dapat dilihat oleh mata telanjang. Umumnya fitoplankton berukuran 2 – 200μm (1
μm = 0,001mm). fitoplankton umumnya berupa individu bersel tunggal, tetapi
juga ada yang berbentuk rantai (Siregar, 2009).
Fitoplankton merupakan pensuplai utama oksigen terlarut di perairan,
sedangkan zooplankton meskipun sebagai pemanfaat langsung fitoplankton,
merupakan produsen sekunder perairan (Yazwar, 2008).
6
2.2.
Pengelompokan Plankton
Menurut Handayani (2009), berdasarkan siklus hidupnya plankton dibagi
menjadi:

Holoplnkton
Dalam kelompok ini termasuk plankton yang seluruh siklus hidupnya
dijalani sebagai plankton, mulai dari telur, larva, hingga dewasa.

Mesoplankton
Plankton dari golongan ini menjalani kehidupannya sebagai plankton haya
pada awal dari siklus hidup biota tersebut, yakni pada tahap sebagai telur
saja. Beranjak dewasa ia akan berubah menjadi nekton yakni hewan yang
aktif berenang bebas atau sebagai benthos yang hidup menetap atau
melekat di dasar laut. Oleh sebab itu, mesoplankton sering disebut
plankton sementara.

Tikoplankton
Tikoplankton sebenarnya bukanlah plankton yang sejati karena biota ini
dalam keadaan normalnya hidup di dasar laut sebagai benthos. Namun
karena gerak air menyebabkan ia terlepas dari dasar dan terbawa arus
mengembara sementara sebagai plankton.
Menurut Rifqi (2009), berdasarkan bentuk hidupnya plankton dibagi
menjadi dua golongan yaitu Phytoplankton (plankton nabati) dan Zooplankton
(plankton hewani). Phytoplankton mempunyai sifat autotrof yang mampu
merubah bahan anorganik menjadi organik dan menghasilkan oksigen yang sangat
mutlak diperlukan bagi kehidupan makhluk hidup yang lebih tingkatannya.
Sedangkan zooplankton tidak dapat memproduksi zat-zat organik. Zooplankton
7
bersifat herbivora dan karnivora. Zooplankton bersifat herbivora memakan
phytoplankton sedangkan karnivora memakan zooplankton herbivor.
Menurut Adani et al (2013), pengelompokan plankton berdasarkan
habitatnya, yaitu :

Holiplankton (plankton bahari)
a. Plankton oseanik : plankton yang hidupnya diluar paparan benua
b. Plankton neritik : plankton yang hidupnya di atas paparan benua
(mulut suangai, perairan pantai dan perairan lepas pantai)
c. Plankton air payau : plankton yang hidupnya di perairan yang
bersalinitas rendah

Limnology (perairan tawar)
Semua plankton yang hidupnya di perairan yang bersalinitas rendah
(<5% ).
8
III.
3.1.
METODOLOGI PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat
Lokasi pengambilan sampel dilakukan pada hutan mangrove dibelakang
Marine Stasiun Dumai pada hari kamis, 5 april 2018 serta waktu penelitian dan
pengidentifikasian plankton dilakukan pada hari Rabu 11 april 2018 di
Laboratorium Planktonologi Laut Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan Dan
Kelautan Universitas Riau
3.2.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah petakan kuadran karet ban
berukuran 5x5 cm2, sikat gigi, corong kecil, semprotan, botol sampel berukuran
250 ml, penggaris dan pipet tetes untuk pengambilan sampel plankton epifit.Alat
yang digunakan untuk pengambilan sampel plankton epipelik adalah antara lain
petakan kuadran triplek 5x5 cm2, scrap, corong dan botol sampel berukuran 250
ml.
Sedangkan alat yang digunakan untuk pengambilan sampel plankton
planktonik adalah planktonnet nomor 25, ember berukuran 10 liter dan botol
sampel berukuran 250 ml. Bahan yang digunakan adalah larutan lugol 4%,
akuades dan lem label.
3.3.
Metode Praktikum
Metode yang dilakukan pada praktikum terpadu ini adalah insitu untuk
melakukan pengukuran kualitas air laut (PKA) serta eksitu untuk pengamatan dan
pengidentifikasian plankton di laboratorium
9
3.4.
Prosedur Praktikum
3.4.1. Prosedur Pengambilan Sampel Plankton Epifit
Pengambilan sampel plankton dilakukan dengan cara :

Pertama melakukan pengamatan terhadap kondisi lingkungan sekitar
seperti cuaca, jam pengambilan, kondisi lingkungan, substrat dan lain lain
yang sekiranya penting.

Penentuan plot dilakukan pada pohon mangrove yang selalu terendam
90% oleh air laut pada saat pasang dengan luas kerikan 5x5 cm.

Lakukan pengerikan pada mangrove pada ketinggian 10 cm atau lebih dari
permukaan sedimen.

Pengerikan dilakukan dengan menggunakan sikat gigi pada permukaan
kulit mangrove sambil menyemprotkan akuades dan ditampung pada botol
sampel hingga volumenya menjadi 100 ml.

Kemudian botol sampel diberi label dengan kode stasiun dan jam
pengambilan sampel.

Sampel kemudian diawetkan dengan menambahkan larutan lugol 4%
sebanyak 3 sampai 4 tetes dan disimpan dalam cool box untuk kemudian
diamati dilaboratorium
3.4.2. Prosedur Pengambilan Sampel Plankton Epipelik

Pertama melakukan pengamatan terhadap kondisi lingkungan sekitar
seperti cuaca, jam pengambilan, kondisi lingkungan, substrat dan lain lain
yang sekiranya penting.

Pengambilan sampel epipelik dilakukan di permukaan sedimen pada saat
surut rendah dengan cara mengerik permukaan sedimen kurang lebih
10
sedalam 1 cm dengan menggunakan spatula dan petakan kuadran
berukuran 5x5 cm.

Sampel yang sudah diambil kemudian dimasukkan kedalam botol sampel
menggunakan corong dan semprot dengan akuades sampai volumenya 100
ml.

Kemudian botol sampel diberi label dengan kode stasiun dan jam
pengambilan sampel.

Sampel kemudian diawetkan dengan menambahkan larutan lugol 4%
sebanyak 3 sampai 4 tetes dan disimpan dalam cool box untuk kemudian
diamati dilaboratorium.
3.4.3. Prosedur Pengambilan Sampel Plankton Planktonik.

Pertama melakukan pengamatan terhadap kondisi lingkungan sekitar
seperti cuaca, jam pengambilan, kondisi lingkungan, substrat dan lain lain
yang sekiranya penting.

Pengambilan sampel sebaiknya dilakukan pada siang hari pukul 11.00
sampai dengan pukul 15.00 WIB.

Pengambilan sampel dengan cara menyaring air laut sebanyak 100 liter
dengan menggunakan planktonnet nomor 25 sampai terkumpul sebanyak
100 ml.

Air hasil saringan kemudian dimasukkan kedalam botol sampel dan diberi
lugol 4% sebanyak 3 sampai 4 tetes.

Botol sampel kemudian diberi label sesuai dengan waktu pengambilan dan
lokasi stasiun dan disimpan dalam ice box untuk kemudian dianalisis di
laboratorium.
11
3.5.
Analisis Data
Pengamatan dan pengidentifikasian plankton dilakukan di laboratorium
biologi laut dengan menggunakan mikroskop olympus CX 21 dengan perbesaran
10x10 (untuk mencari plankton) dan perbesaran 10x40 (untok memfoto plankton).
Menggunakan metode lapang pandang dengan cara pengamatan sebanyak 12
lapang pandang dan diulang sebanyak 3 kali pengulangan.
Plankton diamati dan diidentifikasi dengan menggunakan buku Yamaji
(1976) dan Davis. Untuk menghitung kelimpahan plankton epifit dan epipelik
menggunakan rumus modifikasi Lackey Drop Microtransecting Methods (APHA,
1992):
𝐍=
𝟑𝑶𝒊 𝑽𝒓 𝟏 𝒏
𝒙
𝒙 𝐱
𝑶𝒑 𝟑𝑽𝒐 𝑨 𝟑𝒑
Keterangan :
N
= Jumlah diatom persatuan luas (individu/cm2)
Oi = Luas gelas penutup (25x25 mm = 625 mm2).
Op = Luas satuan pandang mikroskop olympus CX 21 perbesaran 100x (1,306
mm2)
Vr = Volume air sampel dalam botol sampel (100 ml)
Vo = Volume 1 tetes air sampel (0,06 ml)
A
= Volume air yang tersaring (L)
n
= Jumlah diatom epifit/epipelik yang tercacah
P
= Jumlah lapang pandang yang diamati (12)
Sedangkan sampel planktonik perhitungan dilakukan dengan perhitungan
kelimpahan menggunakan metode Lakey Drop Macrotransec Counting (LDMC)
dari APHA (1992) :
12
𝐣𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐢𝐧𝐝𝐢𝐯𝐢𝐝𝐮/𝐋𝐢𝐭𝐞𝐫 =
𝑻 𝑽𝟎 𝟏 𝟏
𝒙
𝒙 𝐱
𝒙𝑵
𝑰 𝑽𝟏 𝑷 𝑾
Keterangan :
N
= Jumlah individu diatom yang ditemukan pada tiap preparat
T
= Luas gelas penutup (25x25 mm2).
L
= Luas 1 lapang pandang mikroskop (1.306 mm2)
Vo = Volume air sampel dalam botol sampel (100 ml)
V1 = Volume 1 tetes air sampel (0,06 ml)
P
= Jumlah lapang pandang yang diamati (12)
W = Volume air yang disaring (100 liter)
a. Indeks Keanekaragaman (H’)
H’ = -∑ Pi log2 Pi
Keterangan :
H’ = Indeks keanekaragaman Jenis
Pi = n/N
ni = Jumlah total individu jenis ke-1 (individu/cm2)
N
= Jumlah total individu (individu/cm2)
Dengan kriteria :
H’ < 1
= Komunitas biota tidak seimbang atau kualitas air tercemar berat.
1≤ H’ ≤ 3
= Keseimbangan komunitas biota sedang dan kualitas perairan
tercemar sedang.
H’ > 3
= Keseimbangan biota dalam kondisi baik dan kualitas air baik.
13
b. Indeks Dominasi (D)
𝑫 = ∑(
𝒊
𝒏𝒊
)𝟐
𝑵
Keterangan :
D
= Indeks dominasi
ni
= Jumlah total individu jenis ke-1 (individu/cm2)
N
= Jumlah total individu (individu/cm2)
c. Indeks Keseragaman Jenis (E)
E=
𝑯′
𝑯 𝒎𝒂𝒙
Keterangan :
E
= Indeks keseragaman (0-1)
H’
= Indeks keanekaragaman jenis
H max
= Log S
S
= Jumlah spesies yang ditemukan
14
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil
4.1.1. Kondisi Umum Lokasi Praktikum
Adapun kondisi umum lokasi pengambilan sampel epifit dan epipelik
yaitu :
Stasiun
:X
Titik Koordinat
: LU 1o 42’ 52. 9”, BT 101o 23’ 18. 0”
Waktu
: Rabu, 4 April 2018 Pukul 17.24- 17.29 WIB
Sedimen
: Lumpur
Cuaca
: Cerah
Kondisi perairan
: Surut
Vegetasi
: Mangrove
Batas Wilayah pengambilan sampel sekitar 50 m kedalm hutan menuju laut
dihitung dari tepi hutan yang berada dibatas daratan. Kesamping sekitar 200 m.
Pengambilan sampel di Stasiun I-V berada disebelah kiri dan VI-X disebelah
kanan.
I
MaM
X
Gambar 1. Lokasi Stasiun X
15
Kelebihan lokasi pengambilan sampel di Marine Satsion;
1.
Redup
2.
Dekat dengan camp
3.
Terdapat jenis sampel yang diinginkan
Kekurangan lokasi pengambilan sampel di Marine Stasion:
1.
Tempat yang redup, membuat fitoplankton yang berada disedimen tidak
dipermukaan
2.
Waktu pengambilan sampel yang kurang tepat
Sedangkan kondisi umum lokasi pengamiblan sampel plankton planktonik
yaitu;
Stasiun
:I
Titik Koordinat
: N 01o 41.685’, E 101o 25.618’
Waktu
: Kamis, 5 April 2018 Pukul 08.45 WIB
Sedimen
: Lumpur
Kondisi Cuaca
: Cerah
Kondisi Perairan
: Keruh
Vegetasi
:-
Batas wilayah pengambilan sampel planktonik yaitu
Kelebihan lokasi pengambilan sampel di Selat Rupat;
1.
Cuaca yang cerah membuat Fitoplankton berada dipermukaan
Kekurangan lokasi pengambilan sampel di Selat Rupat;
1.
Air yang keruh membuat fitoplankton yang ada dipermukaan sedikit
2.
Banyak lalu lintas kapal
3.
Terdapat sumber pencemaran udara
16
4.1.2. PKA
Adapun data PKA yang terdapat di Selart Rupat adalah sebagai berikut;
Tabel 1. PKA
PKA
Waktu
Stasiun
Pengambil
Titik Koordinat
Suhu
Salinitas
Kedalaman
Kecepatan
(○c)
(ppt)
(m)
Arus (m/s)
29,7
27
9,1
11,1
29,7
27
9,1
11.6
29,7
27
7,8
11,5
29,7
27
7,8
11,3
29,8
27
10,6
11,5
29,8
27
10,6
11,5
29,8
27
10,6
11,8
29,8
27
10,6
11,8
29,9
27
13,2
11,4
29,9
27
13,2
11,4
an
1
08:45 WIB
2
08:45 WIB
E 101○ 25.618’
N 01○41.685’
E 101○ 25.618’
N 01○41.778’
3
E 101○ 25.302’
N 01○41.778’
4
E 101○ 25.302’
N 01○41.681’
5
E 101○ 25.616’
N 01○41.681’
6
7
N 01○41.685’
E 101○ 25.616’
10:00 Wib
N 01○41.681’
E 101○ 25.616’
N 01○41.681’
8
E 101○ 25.616’
N 01○41.681’
9
E 101○ 25.616’
N 01○41.681’
10
E 101○ 25.616’
4.1.3. Jenis Plankton yang Ditemukan di Lokasi Praktikum
Adapun jenis plankton yang ditemukan yaitu;
Tabel 2. Plankton Epipelik
Keberadaan di Setiap Stasiun
No
Jenis
1
1
Nitzchia sigma
2
3
4
5
6
*
7
8
9
10
17
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Coconcois pediculus
Rhizosolenia castroconci
Synedra sp
Rhizosolenia sp
Gyrosigma sp
Planktoniella sp
Pinnularia sp
Grammathopora marina
Eulinilannus lusus undae
Stepahonopyris palmeriana
Climascophenia moniligera
Pleurosigma
Pleurotaenium
Hemialus
Navicula
Striatella
Thallasiothrix
Leptocylindrus mediteranaeus
Hemphonema exignium
Coscorediscus oculus
Slapingella sp
Nitzchia pungens grunolis
Lyngbya conferuoicles
Eury temora hidrundoides
Valvox aures
Cocconcies placanula
Fragilaria striatura
Cumocospheniamo moniligera
Thalassiosira sp
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
Tabel 3. Plankton Epifitik
Keberadaan di Setiap Stasiun
No
Jenis
1
1
2
3
4
5
6
Nitzchia sigma
Synedra sp
Melasia undulata
Pleurosigma sp
Cirmacesphenia moniligerum
Sirogonium sticticum
*
*
*
2
*
3
*
4
5
*
6
*
7
8
9
*
*
*
10
18
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
*
Nelosira moliniformis
Thalasiiothrix sp
Prorocentum sp
Cocconeis
Navicula
Gloetrichia echilunata
Mesocyclops leucinarti
Nitzchia delicatissima
Rhizosolenia slyliformes
Rhizosolenia alala
Ceratium fusus
Ceratium fusca
Lyngbya conferuoides
Thalssionema nitzsechiones
Fragilaria islandica
*
*
8
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
Tabel 4. Plankton Planktonik
Keberadaan di Setiap Stasiun
No
Jenis
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Grammastophora marina
Nitzchia sigma
Nitzchia plingens
Synedra sp
Bacillariaciae hemidus
Melosira sp
Tricerolium sp
Rhizosolenia begoni
Rhizosolenia alala
Thalassiothrix deliculata
Rhizosolenia slyliformis
Rhizosolenia nerbetata
Rhizosolenia delicaluca
Nitzchia delicatisma
2
3
4
5
*
6
*
*
*
7
8
9
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
4.1.4. Klasifikasi Jenis Plankton yang Ditemukan
Adapaun klasifikasi jenis palnkton yang ditemukan pada semua stasiun
adalah sebagai berikut;
10
19
Tabel 5. Klasifikasi Plankton di Stasiun X
No
Nama spesies
Phylum
Klasifikasi
Ordo
Famili
Genus
Fragilariales
Fragilariaceae
Fragilaria
Bacillariophyc
eae
Bacillariophyc
eae
Bacillariophyc
eae
Fragilariophyc
eae
Bacillariophyc
eae
Bacillariophyc
eae
Bacillariophyc
1.
eae
Achnanthales
Cocconeis
Climacospheni
ales
Thalassiosirale
s
Thalassionema
tales
Fragilariales
Cocconeidace
ae
Climacospheni
aceae
Thalassiosirac
eae
Thalassionema
taceae
Fragilariaceae
Bacillariales
Bacillariaceae
Nitzschia
Rhizosoleniale
1.
s
Rhizosoleniac1.
eae
Rhizosolenia
Bacillariales
Bacillariaceae
Nitzschia
Tintinnida
Tintinnidiidae
Salpingella
Kelas
1
Fragilaria striatula
Ochrophyta
2
Cocconeis placentula
Ochrophyta
3
Climacosphenia
moniligera
Thalassiosira sp
Ochrophyta
6
Thalassionema nitzsc
hioides
Fragilaria islandica
Bacillariophyt
a
Ochrophyta
7
Nitzshia delicatissma
Chromista
8
Rhizosolenia alata
Ochrophyta 1.
9
Nitzschia sigma
Chromista
11
Salpingella sp
Ciliophora
Bacillariophy
ceae
Spirotrichia
12
Nitzchia
pungensgrunow
Bacillariophyt
a
Bacillariophyc
eae
Bacillareales
Bacillariaceae
Pseudonitzschia
13
Lyngbya
conferuoides
Gloeotrichia
echilunata
Cyanobacteria
Cyanophyceae
Oscillatoriales
Oscillatoriceae
Lyngbya
Cyanobacteria
Cyanophyceae
Nostocales
Gloeotrichiace
ae
Gloeotrichia
Arthropoda
Hexanauplia
Cyclopoida
Cyclopidae
Mesocyclops
Rhizosolenia
Bacillareales
1.
Thalassionema
1.
tales
Rhizosoleniac
eae
Thalassionema
1.
taceae
Rhizosolenia
Thalassiothrix
Coscinodiscop
hyceae
Bacillariophyc
eae
Bacillariophyc
eae
Bacillariophyc
1.
eae
Rhizosoleniac
eae
Fragilariaceae
19
Bacillariophyt
a
Bacillariophyt
a
Bacillariophyt
a
Ochrophyta
Rhizosoleniale
s
Pennales
18
Mesocyclops
leuekarti
Rhizosotenia
slyliformis
Thalassiothrix
delicatula
Rhizosolenia alala
201. Navicula
1.
Ochrophyta 1.
Navicula
Naviculales 1.
Naviculaceae1.
Navicula
Striatella
1.
Ochrophyta
Striatellales
Striatellaceae1.
Striatella
1.
Ochrophyta 1.
Bacillariophyc
1.
eae
Bacillariophyc
1.
eae
Hemiaulales 1.
Hemiaulaceae1.
Hemiaulus
1.
Ochrophyta 2.
Bacillariophyc
1.
eae
Leptocylindral
1.
es
Leptocylindra1.
ceae
Leptocylindrus
4
5
14
15
16
17
21
221. Hemiaulus
23
Leptocylindrus
mediterraneus
chrophyta
Bacillariophyc
eae
1.
Climacosphenia
Thalassiosira
Thalassionema
Fragilaria
Thalassiothrix
Thalassiothrix
20
1. Gomphonema
241. Gomphonema exignk1. Ochrophyta 1. Cymbellales 1. Cymbellales 1. Gomphonemat
irking
251. Pleurosigma
aceae
1.
Ochrophyta 1.
Bacillariophyc
1.
eae
Naviculales 1.
Pleurosigmata1.
ceae
Pleurosigma
Cocconeis
1.
Ochrophyta 1.
Bacillariophyc
1.
eae
Achnanthales1.
Cocconeidace1.
ae
Cocconeis
271. Synedra sp
1.
Ochrophyta 1.
Bacillariophyc
1.
eae
Fragilariales 1.
Fragilariaceae1.
Synedra
281. Ceratium fusus
1.
Myzozoa
1.
Dinophyceae1.
Gonyaulacales
1.
Ceratiaceae 1.
Ceratium
Ochrophyta 1.
Bacillariophyc
1.
eae
Bacillariales 1.
Bacillariaceae1.
Nitschia
Myzozoa
Dinophyceae1.
Gonyaulacales
1.
Ceratiaceae 1.
Ceratium
26
291. Nitschia sp
301. Ceratium furca
1.
1.
311. Melosira undulata 1. Ochrophyta 1. Bacillariophyc1. Melosirales 1. Melosiraceae1. Melosira
eae
321. Sirogonium sticticum1. Charophyta 1. Conjugatophy1. Zygnematales1. Zygnematales1. Sirogonium
ceae
331. Melosira
Melosira
1.
Bacillariophyc
1.
eae
Melosirales 1.
Melosiraceae1.
2.
Melosira
Melosira
Bacillariophyc
eae
Melosirales 2.
Melosiraceae3.
Melosira
1.
Ochrophyta 1.
Bacillariophyc
1.
eae
Rhizosoleniale
1.
s
Rhizosoleniac1.
eae
Rhizosolenia
1.
Ochrophyta 1.
Bacillariophyc
1.
eae
Rhizosoleniale
1.
s
Rhizosoleniac1.
eae
Rhizosolenia
moniliformis
34
Melosira
351. Rhizosolenia
hebetata
361. Rhizosolenia
delicatula
21
4.1.5. Kelimpahan Plankton yang Ditemukan di Lokasi Praktikum
Adapun plankton epipelik yang ditemukan di St. X yaitu:
Tabel 6. Kelimpahan Plankton
Stasiun
(ind/cm2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Epipelik
44,3073
5,317
8.862,2312
2.657,6055
2.658,6694
1,7739
7.089,78
4.431,1157
3,5448
Jenis Plankton
Epifitik (ind/cm2)
3.657,6057
0,2659
8,862
3.5444,8925
2.544,5357
886,2231
1,7739
1.772,45
3,5428
1,7724
4.2.
Pembahasan
4.2.1
Kondisi Umum Lokasi Praktikum
Planktonik (ind/liter)
1,9940
1,994
5.208,333
1772,2687
4.431,1576
1,7739
2.604,16
2.624,16
0,6646
Lokasi praktikum lapangan mata kuliah Planktonologi terdiri dari 2 lokasi.
Lokasi pertama terletak di hutang mangrove Marine station. Pada lokai tersebut
dibuat 10 stasiun, dimana stasiun 1-5 terletak disebelah kiri dan statsiun 6-10
terletak di sebelah kanan. Stasiun 10 terletak pada titik koordinat LU 01o 42’ 52.
9”, BT 101o 23’ 18. 0”. Stasiun ini mempunyai sedimen berupa lumpur dengan
vegetasi yang mendominasi yaitu vegetasi mangrove. Pada saat pengambilan
sampel cuaca cerah di sore hari dan air sedang surut. Kelebihan yang didapatkan
dari stasiun ini yaitu redup, dekat dengan camp penginapan dan terdapat substrat
dimana jenis sampel ingin diambil. Sedangkan kekurangan dari lokasi ini yaitu
tempat yang redup, sehingga plankton yang mempunyai pototaksis positif tidak
22
berada di permukaan, apalagi waktu pengambilan sampel pada sore hari yang
membuat fitoplankton cenderung berada di dasar.
Lokasi ke 2 berada di Selat Rupat. Pada lokasi ini dibagi menjadi 10
stasiun. Statsiun 10 berada pada koordinat N 01o 41.685’, E 101o 25.618’. Lumpur
menjadi substrat dasar sehingga air di lokasi ini keruh. Cuaca cerah sangat tepat
untuk waktu pengambilan sampel. Karena di laut, maka tidak ada vegetasi di
lokasi ini. Kelebihan pengambilan sampe ini yaitu karena tempat yang tepat yaitu
laut dengan cuaca cerah dan waktu sinar matahari sedang terik, sehingga
kemungkinan di temukannya plankton lebih besar. Sedangkan kekurangan lokasi
ini yaitu air keruh, banyak lalu lintas dan disekitar perairan terdapat industri yang
menimbulkan pencemaran perairan.
4.2.2. PKA
Waktu pengambilan sampel yaitu jam 08:45 WIB terletak pada titik
koordinat N 01o 41.685’ E 101o 25.618’. Suhu pada lokasi dan waktu tersebut
29,9oC, kecepatan arus 2,967 m/s, salinitas 28 ppt dan kecerahan 62,5 cm.
Sedangkan untuk pH, kedalaman dan ecepatan angin diukur di stasiun yang
ditetapkan pada praktikum Oseanografi Fisika. Nilai pH pada perairan selat rupat
yaitu 8, kecerahan 62,5 cm dan kecepatan angin 2,3 m/s.
4.2.3. Jenis Plankton yang Ditemukan di Lokasi Praktikum
Plankton epipelik yang ditemukan pada di semua statsiun yaitu berjumlah
30 jenis. Stasiun I terddapat 8 plankton, Stasiun II 4 palnkton, Stasiun III 6
plankton, Stasiun IV 3 palnkton, Stasiun V 3 plankton, Stasiun VI 5 palnkton,
Stasiun VII 2 plankton, Stasiun VIII 3 plankton Stasiun IX 5 plankton dan Stasiun
X 5 palnkton.
23
Sedangkan untuk plankton epifitik ditemukan sekitar 21 spesies. Stasiun 1
terdiri dari 4 ekor plankton, Stasiun II 3 ekor plankton, Stasiun III 10 ekor
plankton, Stasiun IV 4 ekor plankton, Stasiun 5 4 ekor plankton, Stasiun VI 1 ekor
palnkton, Stasiun VII 2 ekor plankton, Stasiun VIII 2 ekor plankton, Stasiun IX 4
ekor plankton dan Stasiun X 4 ekor palnkton.
Untuk plankton planktonik, ditemukan 14 spesies plankton. Stasiun I
terdapat 1 plankton, Stasiun II dan III masing-masing 3 palnkton, Stasiun IV ekor
plankton, Stasiun V dan VI 4 ekor plankton, Stasiun VII 2 ekor plankton, Stasiun
VIII dan IX 3 ekor plankton dan Stasiun X 10 ekor plankton.
4.2.4. Klasifikasi Plankton Stasiun X
Stasiun X mempunyai 5 jenis palnkton. Spesies pertama yaitu
Grammothopora marina, Nitzchia sigma dan Nitzchia plinens merupakan
plankton dari kelas Diatomphyceae, ordo Bacillariales dan Famili Bacillariceae.
Sedangkan genus untuk masing-masing spesies yaitu Grammothopora dan
Nitzchia.
Spesies
Coconceis
pediculus
termasuk
kedalam
kelaas
Bacillariophyceae, ordo Pennales, famili Achnatacheae dan genus Coconceis.
Sedangkan untuk spesies Rhizosolenia castroconci termasuk kedalam kelas
Coscinodiscophyceae, ordo Rhizosoleniales, famili Rhizosoleniaceae dan genus
Rhizosolenia.
4.2.5. Kelimpahahan Plankton yang Ditemukan di Lokasi Praktikum
Data kelimpahan plankton yang didapat pada stasiun 10 berupa yakni pada
plankton epipelik didapat 4 jenis spesies yaitu: Hemiaulus, Navicula, Striatella,
Thallassiothrix dan memiliki nilai kelimpahan sebesar 3,5448. Sedangkan pada
plankton epifit didapat 2 jenis spesies yakni : Cocconeis dan Navicula yang
24
memiliki nilai kelimpahan sebesar 1,7724. Pada plankton planktonin hanya
dijumpai 1 spesies yakni : Nitzchiasigma yang memiliki nilai kelimpahan sebesar
0,6646.
25
V.
5.1.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa
kondisi perairan di sekitar Purnama Dumai memiliki kondisi yang stabil dan
mampu menopang kehidupan plankton yang ada di sana.
Adapun jenis plankton epipelik (substrat akar mangrove) yang didapat
sejumlah 30 spesies, plankton epifit (substrat lumpur) 21 spesies dan plankton
planktonik 14 spesies yang didapat dari 10 lokasi stasiun yang berbeda. Hal ini
menunjukan kondisi indeks keaenkaragaman (H), Indeks dominansi (D) dan
Indeks keseragaman (E) serta kelimpahan plankton yang ada di perairan tersebut
dalam kondisi yang cukup baik.
5.2.
Saran
Seharusnya waktu pelaksanaan praktikum yang telah dilakukan dilapangan
dapat dilakukan pada waktu yang lebih tepat agar sampel yang diperoleh dapat
lebih maksimal lagi. Dan juga dalam pelaksanaan praktikum yang berlokasi di
laboratorium biologi laut agar alat dan prasarana lebih dilengkapi lagi agar
jalannya praktikum dapat berjalan lebih efektif dan baik.
26
DAFTAR PUSTAKA
Adani, N. G., M. R. Muskanonfola, I. B. Hendrarto. 2013. Kesuburan Perairan
Ditinjau dari Kandungan Klorofil-A Fitoplankton: Studi Kasus di Sungai
Wedung, Demak. 2 (4) : 38-45.
Apridayanti, Eka. 2008. Evaluasi Pengelolaan Lingkungan Perairan Waduk Lahur
Kabupaten Malang, Jawa Timur. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas
Diponegoro : Semarang.
Fajri, Nur El dan Agustina. 2013. Penuntun Praktikum dan Lembar Kerja
Praktikum Ekologi Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UR.
Pekanbaru.
Gusrina, 2008. Budidaya Ikan Jilid I. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan. Klaten: PT. Macaan Jaya Cemerlang.
Handayani, Dian. 2009. Kelimpahan dan Keanekaragaman Plankton di Perairan
Pasang Surut Tambak Blanakan Subang. Fakultas Sains dan Ilmu
Teknologi . UIN Syarif Hidayatullah : Jakarta.
Hutabarat, H. 2010. Keanekaragaman Plankton dan Hubungannya dengan Faktor
Fisik-Kimia Air di Sungai Batang Serangan Kabupaten Langkat Sumatera
Utara. Skripsi. USU. Medan.
Prajitno, A., 2011. Sifat-sifat Fisik Air. Unibraw Press. Malang.
Rifqi, Arif. 2009. Hubungan Ekologi Dengan Ilmu Lain, Populasi Dan
Komunitas. Fakultas Biologi. Universitas Nasional : Jakarta Selatan.
27
Siregar, Miran Hasudungan. 2009. Studi Keanekaragaman Plankton di Hulu
Sungai Asahan Porsea. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetauan
Alam Universitas Sumatera Utara : Medan.
Yazwar. 2008. Keanaekargaman Plankton dan Keterkaitannya dengan Kualitas
Air di Parapat Danau Toba. Sumatera Utara : Universitas Sumatera Utara.
28
LAMPIRAN
29
Lampiran 1. Hasil Perhitungan Kelimpahan Plankton
Tabel 7. Perhitungan Kelimpahan Plankton Epipelik
Epipelik
Spesies
ni Pi =
ni/N
(C)
Pi2
Log
Pi
Log2
Pi
(H’) Pi
Log2Pi
Hemiaulus
1
0,2
0,04
-0,6989
-2,3216
-1,6225
Navicula
1
0,2
0,04
-0,6989
-2,3216
-1,6225
Striatella
1
0,2
0,04
-0.6989
-2,3216
-1,6225
Thalassiothrix
2
0,2
0,16
-0,7958
-2,6435
-2,1036
N
5
1
0,28
-2,8925
-9,5915
-6,9711
Perhitungan Plankton Epipelik

Kelimpahan :
𝐍=
𝟑𝑶𝒊 𝑽𝒓 𝟏 𝒏
𝒙
𝒙 𝐱
𝑶𝒑 𝟑𝑽𝒐 𝑨 𝟑𝒑
N=
3(625)
100
1
4
𝑥
𝑥 x
1,306 3(0,06) 25 3(12)
N=
750.000
211.572
N = 3,5448

Indeks Keanekaragaman (H’) :
H’ = -∑ Pi log2 Pi
H’ = - (-6,9711)
H’ = 6,9711

Indeks Dominansi (D) :
𝒏𝒊
𝑫 = ∑( )𝟐
𝑵
𝒊
D = 0,28
N
3,5448
E=
H’/Log2
S
0,5246
30

𝑯′
E=
E=
Indeks Keseragaman (E) :
𝑯 𝒎𝒂𝒙
6,9711
3,3219𝑥4
E = 0,5246
Tabel 8. Perhitungan Kelimpahan Plankton Epifit
Epifit
Spesies
n Pi =
i ni/N
(C)
Pi2
Log
Pi
Log2
Pi
(H’) Pi
Log2Pi
Cocconeis
2 0,6667
0,4444
-0,3522
-0,1169
-0,0411
Navicula
1 0,3333
0,1108
-0,4771
-1,5848
-0,7561
N
3 1
0,5552
-0,8293
-1,7017
-7972
Perhitungan Plankton Epifit

Kelimpahan
𝐍=
𝟑𝑶𝒊 𝑽𝒓 𝟏 𝒏
𝒙
𝒙 𝐱
𝑶𝒑 𝟑𝑽𝒐 𝑨 𝟑𝒑
N=
3(625)
100
1
2
𝑥
𝑥 x
1,306 3(0,06) 25 3(12)
N = 1,7724

Indeks Keanekaragaman (H’) :
H’ = -∑ Pi log2 Pi
H’ = - (-0,7972) = 0,7972

Indeks Dominansi (D) :
𝒏𝒊
𝑫 = ∑( )𝟐
𝑵
𝒊
D = 0,5552
N
1,7724
E=
H’/Log2
S
0,1199
31

𝑯′
E=
E=
Indeks Keseragaman (E) :
𝑯 𝒎𝒂𝒙
0,7972
3,3219𝑥2
= 0,1199
Perhitungan Plankton Plantonik

Kelimpahan :
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐢𝐧𝐝𝐢𝐯𝐢𝐝𝐮/𝐋𝐢𝐭𝐞𝐫 =
Jumlah individu/Liter =
𝑻 𝑽𝟎 𝟏 𝟏
𝒙
𝒙 𝐱
𝒙𝑵
𝑰 𝑽𝟏 𝑷 𝑾
625 100 1
1
𝑥
𝑥 x
𝑥1
1306 0,06 12 100
Jumlah individu/Liter =
62.500
94.032
= 0,6646
32
Lampiran 2. Alat dan Bahan
Corong
Semprotan
Mikroskop Olympus CX 21
Sikat
Buku Identifikasi Plankton
Sampel
33
34
Lampiran 3. Dokumentasi di Lapangan
35
LAPORAN PRAKTIKUM PLANKTONOLOGI LAUT
STRUKTUR KOMUNITAS PLANKTON EPIPELIK, EPIFIT DAN
PLANKTONIK DI PERAIRAN PURNAMA DUMAI
OLEH :
ANDREAN NGGARA IMANUEL
1604115675
KELOMPOK 10
JURUSAN ILMU KELAUTAN
LABORATORIUM BIOLOGI LAUT
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2018
36
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum dengan
judul “Struktur Komunitas Plankton Epipelik, Epifit Dan Planktonik Di Perairan
Purnama Dumai”. Laporan praktikum ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk
dapat menyelesaikan mata kuliah Planktonologi Laut pada Fakultas Perikanan dan
Kelautan Universitas Riau. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada Ibu/Bapak Dosen serta asisten kelompok 10 M.Afriansyah dan
seluruh rekan-rekan yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan
laporan praktikum ini.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyelesaian laporan
praktikum ini. Oleh sebab itu, jika terdapat kesalahan kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan praktikum ini
untuk kedepannya.
Pekanbaru, 30 April 2018
ANDREAN NGGARA IMANUEL
37
DAFTAR ISI
Isi
Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................
i
DAFTAR ISI ............................................................................................
ii
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................
iii
DAFTAR TABEL ...................................................................................
iv
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................
v
I.
PENDAHULAN
1.1
1.2
Latar Belakang .....................................................................
Tujuan dan Manfaat .............................................................
II.
TINJAUAN PUSTAKA
III.
BAHAN DAN METODE
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
IV.
Waktu dan Tempat ...............................................................
Bahan dan Alat.....................................................................
Metode Praktikum................................................................
Prosedur Praktikum..............................................................
Analisis Data ........................................................................
1
2
7
7
7
8
10
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil .....................................................................................
4.1.1 Kondisi Umum Lokasi Praktikum ...............................
4.1.2 Pengukuran Kualitas Air .............................................
4.1.3 Jenis Plankton Yang Ditemukan .................................
4.1.4 Klasifikasi Jenis Plankton............................................
4.1.5 Kelimpahan Plankton Yang Ditemukan ......................
4.2 Pembahasan ..........................................................................
4.2.1 Kondisi Umum Lokasi Praktikum ...............................
4.2.2 Pengukuran Kualitas Air .............................................
4.2.3 Jenis Plankton Yang Ditemukan...................................
4.2.4 Klasifikasi Jenis Plankton............................................
4.2.5 Kelimpahan Plankton Yang Ditemukan ......................
14
14
16
16
18
21
21
21
22
22
23
23
38
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
5.2
Kesimpulan ..........................................................................
Saran ...................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
25
25
39
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Gambar Lokasi Stasiun X ...................................................................
14
40
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1.
PKA....................................................................................................
16
2.
Plankton Epipelik ...............................................................................
16
3.
Planton Epifilik ..................................................................................
17
4.
Plankton Planktonik ...........................................................................
18
5.
Klasifikasi Plankton di Stasiun X ......................................................
19
6.
Kelimpahan Plankton ........................................................................
21
7.
Perhitungan Kelimpahan Plankton Epipelik ......................................
29
8.
Perhitungan Kelimpahan Plankton Epifit ..........................................
30
41
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1.
Rumus Perhitungan ............................................................................
29
2.
Alat dan Bahan ...................................................................................
32
3.
Dokumentasi Lapangan......................................................................
34
Download