MAKALAH GEOGRAFI TANAH DAN LINGKUNGAN (ABKA 531) SUMBER DAYA TANAH DAN KEHIDUPAN DIMUKA BUMI Disusun untuk memenuhi mata kuliah geografi tanah dan lingkungan DOSEN PENGAMPU: Dr. H. SidhartaAdyatma, M.Si. Dr. DeasyArisanty, M.Sc. Disusunoleh: Erwin (1710115210006) Juliza M Ersyad (1710115210007) Maulana Hadi Rahman (1710115210010) M Wahyu Saputra (1710115210009) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 2018 Kata Pengantar Dengan menyebut nama Allah swt. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah geografi tanah dan Lingkungan, dan disusun secara maksimal dengan memuat sumber dari sebuah buku pegangan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini baik dari segi susunan maupun tata bahasanya.Karena itu, kami mengharapkan para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang dapat membangun hingga kami dapat memperbaiki dan menyempurnakan makalah ini. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih dan kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan para pembaca. Banjarmasin, 09 September 2018 Penulis i Daftar Isi MAKALAH ............................................................................................................................ 1 Kata Pengantar..................................................................................................................... i Daftar Isi .............................................................................................................................. ii BAB I .................................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1 1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................... 1 BAB II ................................................................................................................................... 2 PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 2 2.1 Tanah dan Peradaban Manusia ................................................................................ 2 2.1.1 Keterkaitan Tanah dengan Peradaban Kuno ...................................................... 2 2.1.2 Pelajaran Untuk Membangun Peradaban Masa Depan ...................................... 8 2.2 Sejarah Perkembangan Ilmu Tanah ......................................................................... 9 2.2.1 Edapologi ......................................................................................................... 10 2.2.3 Pedologi ........................................................................................................... 11 2.3 Konsep Tanah ......................................................................................................... 11 2.3.1 Definisi Tanah .................................................................................................. 11 2.3.2 Tanah dan Ekosistem Bumi ............................................................................. 12 2.4 Komponen Tanah .................................................................................................... 13 2.5 Fungsi Tanah Dalam Ekosistem ............................................................................. 14 2.5.1 Medium Untuk Tumbuhan ............................................................................... 14 2.5.2 Pengendalian Pasokan Air ............................................................................... 15 2.5.3 Habitat Organisme Tanah ................................................................................ 15 2.5.4 Pendaur Ulang Alami ....................................................................................... 16 BAB III ................................................................................................................................ 17 PENUTUP ........................................................................................................................... 17 3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 17 Daftar Pustaka................................................................................................................... 18 ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah adalah sumber dayà yang penting bagi kehidupan di muka bumi. Tanah menyediakan air, udara, dan ratrisi yang dibutuhkan bagi makhluk hidup seperti organisme tanah dan tumbuhan. Melalui penggunaan tanah seperti pertanian dan produksi biomassa, sumber daya tanah dapat menghasilkan pangan, pakan, sandang papan dan bioenergi yang dapat mendukung kehidpan manusia. karena itu, sejarah penggunaan tanah berkaitan erat dengan sejarah dan peradaban manusia. Keberhasilan dari kegagalan dalam membangun peradaban, ditentukan oleh kualitas tanah dan manajemen penggunaan tanahnya Pentingnya sumber daya tanah dan lingkungan secara umum. 1.2 Rumusan Masalah A. Apa yang disebut tanah dan kaitannya terhadap peradaban manusia. B. Apa saja sejarah perkembangan ilmu tanah. C. Apasaja konsep dari ilmu tanah. D. Apa saja komponen tanah. E. Apa saja fungsi tanah dalam ekosistem. 1.3 Tujuan Penulisan A. Mengetahui definisi tanah. B. Mengetahui apa keterkaitan tanah terhadap peradaan. C. Mengetahui tentang sejarah perkembangan ilmu tanah. D. Mengetahui konsep ilmu tanah. E. Mengetahui komponen tanah. F. Mengetahui fungsi tanah dalam ekosistem. 1 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Tanah dan Peradaban Manusia Tanah adalah sumber dayà yang penting bagi kehidupan di muka bumi. Tanah menyediakan air, udara, dan ratrisi yang dibutuhkan bagi makhluk hidup seperti organisme tanah dan tumbuhan. Melalui penggunaan tanah seperti pertanian dan produksi biomassa, sumber daya tanah dapat menghasilkan pangan, pakan, sandang papan dan bioenergi yang dapat mendukung kehidpan manusia. karena itu, sejarah penggunaan tanah berkaitan erat dengan sejarah dan peradaban manusia. Keberhasilan dari kegagalan dalam membangun peradaban, ditentukan oleh kualitas tanah dan manajemen penggunaan tanahnya Pentingnya sumber daya tanah dan lingkungan secara umum. 2.1.1 Keterkaitan Tanah dengan Peradaban Kuno A. Peradaban Mesopatamia Hubungan keterkaitan Tanah pertanian untuk menghasilan pangan dan produk lainnya sama tuanya dengan sejarah peradapan manusia. Pertanian Kuno pertama dari peradaban yang dapat dilihat pada peradaban Mesopotamia. Tanah di Mesopatamia terdapat juga jenis tanah alluvial yang subur. Topografinya datar serta iklimnya hangat tetapi kering, dan cahaya matahari 2 menerpa berlimpah . air sungai mesoponimia juga cukup, dan saat itu jarang terjadi kakeringan atau banjir. Hal itu dikarenakan hutan didaerah hulu masih baik. Tahun 3500 SM, bangsa sumeria berhasil menyulap tanah rawa diantara dua sungai tigris dan sungai eupharates itu menjadi wilayah penghasil biji-bijian, pakan ternak dan kebun yang subur. Produktivitas lahan pertanian disana juga dapat beberapa kali panen tanpa sistem irigasi. Dengan berkembangnya pertanian, ekonomi disana juga berkembang dengan pesat, hal ini kemudian melahirkan kota kota baru. Invensi ilmu pengetahuan kuno seperti cara penulisan dengan tanah liat, cara-cara akuntansi, buku sastra dan hukum, dan inovasi teknik seperti alat transportasi laut, dan lain-lain. Sayangnya, mulai milenium ketiga sebelum Masehi, zaman keemasan bangsa Sumeria kemudian mulai pudar setelah terjadi pergantian kekuasaan dari bangsa Sumeria (dari Mesopotamia Selatan) ke bangsa Babilonia (dari Mesopotama Utara). Oleh penguasaan Babilonia, pusat kekuasaannya pun dipindah ke utara yang merupakan daerah tangkapan air Sungai Tigris dan Sungai Euphrates. perpindahan tersebut memacu penggundulan hutarn pinus dan penggembalaan liar (overgrazing) di daerah hulu. Akibatnya, erosi yang terjadi ratusan tahun itu hanya membawa sedimen debu (silt) yang telah mendangkalkan Sungai Tigris dan Sungai Euphrates, tetapi juga menutup saluran-saluran irigasi. Selain itu, di daerah beriklim kering seperti di Mesopotamia, evaporasi air 3 permukaan mengakibatkan kandungan garam meningkat (salinasi), sehingga terjadi pengendapan garam di permukaan tanah. Adanya salinasi permukaan tanah ini telah meracuni tanaman pertanian yang kemudiann berdampak pada menurunnya produktivitas lahan. B. Peradaban Lembah NIL, Mesir Kuno Seperti di Masopotamia, peradaban Mesir Kuno yang berkembang sepanjang lembah Sungai Nil sekitar 5000 SM u'uga ditopang oleh pertanian beririgasi kuno. Akan tetapi berbeda dengan di Mesnpocauia, sedimen (sil) yang terbawa setiap banjir dari sungai Nil justru nembawa berkah. Di lembah Sungai Nil. sedimen yang terbawa banjir tidak menutup saluran irigasi dan tidak menimbulkan samitasi seperti di Mesopotamia, tetapi justru menyuburkan tanah karena mengandung hara dan humus. Karena kesuburan tanahnya, pertanian kuno di delta sungai Nil produktif berkelanjutan sehingga menghasilkan surplus pangan. Air Sungai Nil berasal dari pegunungan di Etiopia yang kaya akan humns dan hara. Dengan basis irigasi seperti Mesopotamia, petani Mesir Kuno bisa panen sampai 4 kali pertahun karena cukup air dan cahaya matahari yang berlimpah Pada saat itu, ekologi dan manajemen air terus berkembang dari yang sederhana dengan menggunakan ember beralih ke shadoof. Lalu beralih lagi ke tambor. kemudian saqiya yang lebin canggih sehingga mampu miningkatkan produktivitas lahan. 4 Demikian makmurnya masyarakat Mesir Kuno waktu itu, sehingga mereka mampu membangun piramida-piramida yang terkenal. Akan tetapi, jika dahulu Mesir Kuno selalu surplus pangan dan mampu membantu bangsa Romawi. tetapi sekarang dengan tanah dan tata air yang sama, Mesir justru mengimpor lebih dari separuh kebutuhan pangannya. C. Peradaban Lembah Indus Lembah indus (sering disebut dengan Peradaban Harappan) di wilayah Pakista dan sebagian India, Afganistan dan Iran. Peradaban yang masih berbasis sistem irigas ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh Peradaban Mesopetania dan berkembang pada tahun 3303-1300 SM di lembah Daerah Aliran Sungai (DAS) indus. Teknologi kerajinan dan metalurgi (tembaga, perak. lead, dan timah) berkembang di era Peradaban Lembah Indus. Kota-kota dengan banguinan bertingkat dengan bahan bangunan dari bata bakar dan badan jalan dengan sistem drainase juga berkembang pesat. 5 Sama seperti halnya di Mesopotamia dan mesir, peradaban Lembah Indus juga mengalami kemunduran dan kemudian runtuh. Salah satu sebab runtuhnya Peradaban Indus adalah karena deforestasi akibat banyaknya kebutuhan kayu untuk bahan bakar bata dan penggembalaan. Akibatnya, pada musim hujan, banjir dan erosi sering melanda Lembah Indus. sehinga banyak kanal-kanal tersumbat sedimen, sedangkan pada musim kemarau terjadi saliniasi yang tinggi. D. Peradaban Mesoamerika Seperti peradaban kuno di Asia tengah, peradaban kuno di Mesoamerika (peradaban Maya) juga dimulai dari Iahan basah. Peringgalan peradaban bangsa Maya yang bernilai tinggi dijumpai di Guatemala, Meksiko, Beliza, dan Honduras sekarang. Perkembangan peradaban bangsa Maya dimulai sekitar tahun 2000 SM Periode awal hangsa Maya dimulai deagan pertanian sistem babat bakar dengan jagung sebagai tanama utamanya. Setelah itu berkembang chinampas, suatu sistem pertanian bangsa Maya yang monumental. 6 Setiap tahun, kanal-kanal dibersihkan serasah, dan serasahnya ditaruh di atas bedengan untuk menyuburkan tanah. Dalam kanal dipelihara ikan dan kurakura sedangkan bedengannya ditanami jagung, mantang, ubikayu, kacangkacangan, gambas, dan kakao. Untuk mengurangi erosi di lahan kering di daerah hulu yang berlereng, dibangun teras-teras bahkan ada yang diisi dengalu tanah subur dari lahan dataran rendah di bawahnya. Bangsa Maya waktu itu sudah mampu membangun pertanian secara komprehensif dan sudah berbasis lanskap. Selain itu pertanian konservasi model bangsa Maya yang dikembangkan tahun 2000 SM menjadi modal dasar pembangunan peradaban tinggi bangsa Maya. Kota-kota besar, tempat peribadatan, bahkan ilmu pengetahuan matematik, sastra, dan lain-lainpun ber kembang pesat. Akan tetapi, peradaban Maya secara misterius pada tahun 800-900 mulai jatuh. jatuhnya peradaban Maya adalah terjadinya kelaparan dahsyat alkibat daya dukung pertanian waktu itu sudah tidak mampu lagi memberi makan bangsa Maya akibat adanya ledakan penduduk dan kekeringan. E. Peradaban Mediterania Peradaban mediterania tidak hanya berkembang didaratan rendah. Akan tetapi juga di lahan kering tadah hujan (rain-fed upland) bagian hulu wilayah Mediterania banyak terdapat pertanian lahan kering tadah hujan di Mediterania yang memacu perkembangan peradaban kuno Mediterania seperti di Lebanon , Yunani, dan Romawi. 7 Lebanon adalah tanah airny Bangsa Phoenicia yang terkenal sebagai navigator dan pedagang ulung disekitar tahun 1000-500 SM. Tetapi oleh karena tingginya de gradasi tanah, maka lahan pertaniannya sudah tidak mampu lagi mendukung populasi Untuk memasok kebutuhan hidup mereka, bangsa Phoenicia kemudian menaklukkan Carthage (Afrika Utara). Sardinia. Sisilia, dan Spanyol. Seperti di negara asalnya, teknologi unluk mengolah lahan pertanian jarahannya tidak mengindahkan aspek konservasi altanah. Sehingga lahan pertanian mengalami degradasi dan produktivitas menurun sehingga kakuatan yunani melemah. 2.1.2 Pelajaran Untuk Membangun Peradaban Masa Depan Sumber daya tanah merupakan komponen penting bagi pertanian untuk membangun peradaban manusia. Pelajaran berharga dari sejarah peradaban kuno di Mesopotamia, Mesir, Lembah Indus, Maya, dan peradaban kuno lainnya adalah bahwa peradaban yang mengeksploitasi sumber daya tanah terbukti gagal dalam mendukung peradaban manusia itu sendiri secara berkelanjutan. Sumber daya tanah saat ini pun masih berlangsung khususnya di wilayah tropika seperti Indonesia. Eksploitasi sumber daya tanah dikhawatirkan akan menimbulkan kepanikan global, sebab dapat menurunkan kapasitas tanah dalam mendukung kehidupan dibumi. Di masa datang, dengan makin meningkatnya penduduk dunia, kebutuhan pangan dan energi semakin tinggi. Ini berarti tugas pertanian akan semakin berat, karena bukan hanya harus menyediaka pangan, ttapi juga menyediakan bioenergi untuk mengantisipasi makin menipisnya ketersediaan energi fosil. Namun berbeda dengan masa peradaban kuno, tantangan pertanian di masa datang lebih kompleks, yaitu bukan hanya makin meningkatnya 8 degradasi tanah, tetapi juga makin terbatasnya lahan pertanian produktif dan dampak perubahan iklim. Oleh karena itu, posisi pertanian kedepan, semakin sulit, sebab pertanian bukan hanya yang paling terkena dampak perubahan iklim, tetapi juga sebagai kontributor emisi gas rumah kaca. Oleh karena iu, untuk memenuhi kebutuhan hidup di muka bumi secara berkelanjutan diperlukan upaya terobosan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mampu mengatasi permasalahan penting tersebut Dengan mempelajari dan memahami sifat dan ciri sumber daya tanah secara komprehensif diharapkan kita dapat mengelola tanah secara berkelanjutan dalam rangka membangun peradaban baru umat manusia itu sendiri. 2.2 Sejarah Perkembangan Ilmu Tanah Ilmu tanah dibagi menjadi dua cabang ilmu, yaitu edafologi dan pedologi. Edafologi adalah imu yang mempelajari tanah sebagai habitat mikroorganisme dan medium untuk pertumbulan tanaman. Ilmu turunan edafologi antara lain ilmu kehutanan. agronomi, ekologi, dan biologi Adapun pedologi adalah ilmu yang mempelajari tanah sebagai entitas geologi. Khususnya yang berkaitan dengan asal usul, morfologi, geografi, dan taksonomi tanah. Untuk tujuan pengembangan pertanian dan ilmu terkait, ke dua cabang ilmu tanah tersebut pada dasarnya saling berkaitan Tanah sebagai sumber daya penting untuk mendukung kehidupan manusia sudah tercermin sejak ribuan lahun lalu. Sebagai contoh, adama adalah kosakata bangsa Yahudi yang arlinya "tanah' diambil dari nari nama Nabi Adam, yang menurut kitab suci berasal dari tanah. Kata "human" sendiri merupakan akar kata bahasa Latin Humus yang artinya bahan organik . Bukti bahwa air itu penting untuk pertumbuhan tanaman, tetapi jika tidak dikelola dengan baik bisa menyebabkan erosi sudah ada sejak peradaban kuno. Kanal-kanal kuno merupakan teknologi untuk irigasi sudah dijumpai di wilayah Mesopotamia (3500 SM), begitu juga teras kuno diumpai di Lebanon (3000 SM) dan sistem drainase di Puiau Crete (2000 SM). Di Babilonia diumpai peninggalan kanal kuno berbatu bata dan aspal (1800SM). 9 Di Cina, sistem pemetaan klasifikasi tanah pertama sudah dijumpai pada zaman dinasti Yao (2357-2261 SM). Untuk tujuan perpajakan, kekaisaran Cina waktu itu telah menetapkan sembilan jenis kelas tanah yang didasarkan pada penggunaan tanman. Selain itu, pada Peradaban Cina Kuno, peran cacing tanah untuk meningkatka kesuburan tanah juga sudah diakui, Mereka menyebut cacing tanah sebagai "angel of the soil" (Coleman dkk., 2004). Teknologi konservasi tanah dan air seperti teras juga telah dikembangkan oleh bangsa Maya di Amerika Latin. Walaupun teknologi teras yng dibangun bangsa Maya secara fisık sudah tidak ada, tetapi teknologinya sekarang banyak diterapkan di daerah lain (Donahue dkk. 198.) 2.2.1 Edapologi Seorang ahli sejarah Yunani menulis manfaat gulma sama baiknya dengan pupuk kandang kalau dicampurkan ke dalam tanah. Cato (234-149 SM) melanjutkaa konsep tersebut dengan menulis buku praktis tentang pembajakan tanah, rotasi tanaman. pemanfaatan legum untuk meningkatkan kesuburan tanah dan penggunakan pupuk kandang dalam sisiem pertanian-peternakan. Cato juga mengembangkan sistem penggunaan lahan berdasarkan nilai relatif suatu tanaman. Akan tetai, stelah pada tahun 1600 bangsa barbar dan mongolia menguasai Mediterania dan menghancurkan peradabannya, maka perkembangan imu tanah pun terherti. 10 Baru pada awal abad ke-17 Helmont (1577-1644) dari Inggris memulai percobaan dengan menggunakan willow. Oleh karena pohon willow hanya diberi air hujan. Maka stelah itu melmont menyimpulan bahwa air hujan merupakan bahan dasar vgetasi (C, H, dan O) 2.2.3 Pedologi Konsep pedologi berkembang setelah konsep elopołogi di atas. Pada awalnya, pedologis tanah dipandang sebagai produk pelapukan batuan di bawahnya. Mulai tahun 1887, Sekolah Tinggi Ilmu Tanah di rusia mengembangkan konsep baru tentang proses pembentukan tanah. Tanah dipandang sebagai timbuh alam (natural body) yang independen. Setiap tanah adalah unik, dibentuk dari kombinasi iklim, organisme hidup, bahan induk, relief, dan waktu. tanah menjadi tanah "normal" (lahan kering), "transisional" (penggembalaan, kalkareous dan alkali), dan "abnormal" (organik dan aluvial). pada tanah normal kemudian dibagi dalam 7 zona berdasarkan warna tanahnya. 2.3 Konsep Tanah 2.3.1 Definisi Tanah Untuk mendefinisikan apa itu tanah tidak mudah, sebab permukaan lahan di lapang sangat bervariasi. Misalnya di suatu lanskap ada lahan pertanian, lahan hutan, padang rumut dan ada juga lahan yang tidak ada tanamannya. Belum lagi ada lahan kering yang datar, bergelomhang sampai bergurung, dan ada juga lahan sawah dan rawa. Pandangan seseorang terhadap tanah juga bervariasi tergantung dari profesi dan latar belakang disiplin ilmu masing-masing Ahli tanah, ahli agronomi dan ahli kehutanan misalnya mendefinisikan tanah tentu akan berbeda dibandingkan para insinyur sipil dan perencana. Dari kedua kelompok pandangan tersebut, maka pada dasarnya ada dua konsep tanah yang berbeda, yaitu : Tanah sebagai bahan lpas atau soil material Tanah sebagai tubuh alam atau soil. 11 Dalam konsep pertama,, tanah merupakan bahan material yang mengandung mineral, bahan organik dan biota tanah. Tanah pada konsep ini banyak digunakan oleh para agronomis, insyinyur teknis, praktisi bahkan ahli kimia. 2.3.2 Tanah dan Ekosistem Bumi Tanah yarg merupakan bagian dari ekosistem terestrial di planet disebut pedosfer. tanah bisa sebagai ekosistem sendiri dan bagian dari ekosistem yang lebih besar. Sebagai barisan dari ekosistem lahan misalnya, tanah bisa sebagai media tumbuh agroekosistem di perdesaan atau media infrastruktur di perkotaan. Tanah bisa juga sebagai bagian dari ekosistem hutan alami atau ekosistem buatan. Artinya dalam konteks ekologi, tanah merupakan contoh tubuh alam tiga dimensi yang kompleks. 12 2.4 Komponen Tanah Sebagai bagian dari ekosistem bumi (pedosfer), tanah berinteraksi dengan atmosfer. hidrosfer, litosfer, dan biosfer. itulah sebabnya, tanah mengandung udara dari atmosfer, air, dan mineral, dan bahan organik. Preporsi relatif keempat komponen tersebut sangat memengaruhi sifat-sifat dan produktivitas tanah. Di dalam tanah, udara, air, mineral, dan bahan organik bercampur dengan pola yang rumit dengan proporsi volumetrik tertentu. Walaupun sepertiunya saat itu seluruhnya bbahan padat, tetani sebenarnya sekitar separuh volume tanah adalah padatan minerai dan banan organik dan separuhnya lagi ruang pori yang berisi air dan udara. Pada padatan tanah, proporsi volumetrik ideal komponen mineral sekitar 45% dan komponen organik 5 % . Walaupun volume komponen organik dalam tanah sekitar 5 % (persentase berdasar berat sekitar 2 % ) , akan tetapi pengaruhnya terhadap sifat tanah sangat besar. Jika proporsi komponen padat lebih dari 50%, maka kompaksi tanah terjadi sehingga akan mengganggu pertumbuhan akar. Ruang Pori tanah juga sama pentingnya dengan fase padatan tanah. Dalam ruang pori yang proporsi volumetriknya sekitar 25 % udara dan 25 % air , air dan udara dapat bersirkulasi. akar tanaman bisa tumbuh dan jasad renik tanah dapat hidup dengan baik. Jika proporsi airnya terlalu banyak, tanah menjadi tergenang, dan sebalikya jika airnya kurang, tanah menjadi kekeringan. Dibanding lapisan atas, lapisan bawah tanah cenderuing mengandung lebih sedikit bahan organik dan total ruang porinya, dan lebih banyak pori mikronya sehingga lehih banyak diisi oleh air daripada udara. 13 2.5 Fungsi Tanah Dalam Ekosistem 2.5.1 Medium Untuk Tumbuhan Tumbun-tumbuhan di bumi, mulai dari rerumputan, semak belukar, tananan pangan, tanaman perkebunan sampai hutan tidak bisa hidup tanpa dukungan tanah. Secara umum, komponen yang berperan penting dalam mendukungnya pertumbuhan tumbuh-tumbuhan adalah akar. Melalui peran akar, fungsi ekosistein tarnah dalam mendukung pertumbuhan tumbuh tumbuhan dapat dipenuhi. Sebagai medium tumbuh, tanah berfungsi sebagai : Penyangga secara fisik penyedia udara penyedia air pengatur suhu pengendali bahan beracun, dan penyedia hara Di dalam tanah banyak dijumpai bahan beracun. Bahan beracun tersebut merupakan hasil dari aktivitas manusia, akar tanaman, mikroorganisme ataupun hasil darı reaksi kimia alami di dalam tanah. Tanah secara alami mampu melindungi tanaman dari bahan beracun melalui proses ventilasi gas, dekomposisi bahan beracun organik atau melalui organisme perghancur bahan beracun Selain itu beberapa mikrooiganisme tanah ada yang menghasilkan senyawa pengatur tumbuh organik yang jika diserap tanaman dalam jumlah kecil mampu memperbaiki viger tumbuhan. 14 Tanah juga berfungsi memasok hara yang dibutuhkan tumbuhan dalam bentuk ion anorganik. Tanah subur secara terus-menerus akan menyediakan hara terlarut dalam jumlah dan preporsi relatif yang sesuai untuk pertumbuhan optimum tumbuh tumbuhan. 2.5.2 Pengendalian Pasokan Air hujan merupakan sumber air segar di daerah aliran sungai (DAS). Sekitar dua pertiga dari hujan yang jatuh ke DAS disimpan dalam tanah dan dimanfaatkan oleh tanaman (green water) . Kualitas dan kuantitas air dalam bentuk green water maupun blue water, banyak ditentukan oleh sifat-sifat tanah. Pada tanah yang mempunyai permeabilitas tinggi air hujan dengan mudah diserap tanah, disimpan, dan sepertiga lainnya masuk ke akuifer sungai, dan dalam tanah dan kmudian dimanfaatkan oleh tumbuhan secara berkelanjutan. 2.5.3 Habitat Organisme Tanah Tanah bukanlah benda mati yang steril, tetapi merupakan rumah jutaan organism dari ribuan spesies. Segenggam tanah, disitu kemungkinan ada organisme predator, mangsa, produser, ataupun konsumer dan bahkan parasit. Dalam tanah ada bahan organik tanah, ada yang asam, ada yang basa. Suhu tanah 15 bervariasi. Dibandingkan dengan keragaman hayati diatas lahan hutan, savana atau penggunaan lahan lainnya. Keragaman hayati tanah lebih tinggi. 2.5.4 Pendaur Ulang Alami Sumber daya tanah mempunyai kemampuan untuk mendekomposisi sisasisa bahan organik mnjadi humus, dan melepas mineral untuk dimanfaatkan kembali menjadi biota tanah. Hasil dekomposisi CO2 akan terlepas ke atmosfer, akan tetapi sebelum terlepas CO2 tersebut diserap dulu oleh tumbuhan melalui proses fotosintetis untuk mmbentuk biomassa. Sisa tumbuhan kemudian kembali ketanah dan mengalami pross dekomposisi menjadi bahan organik tanah. 16 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Tanah adalah sumber dayà yang penting bagi kehidupan di muka bumi. Tanah menyediakan air, udara, dan ratrisi yang dibutuhkan bagi makhluk hidup seperti organisme tanah dan tumbuhan. Melalui penggunaan tanah seperti pertanian dan produksi biomassa, sumber daya tanah dapat menghasilkan pangan, pakan, sandang papan dan bioenergi yang dapat mendukung kehidpan manusia. karena itu, sejarah penggunaan tanah berkaitan erat dengan sejarah dan peradaban manusia. Keberhasilan dari kegagalan dalam membangun peradaban, ditentukan oleh kualitas tanah dan manajemen penggunaan tanahnya Pentingnya sumber daya tanah dan lingkungan secara umum. Ilmu tanah dibagi menjadi dua cabang ilmu, yaitu edafologi dan pedologi. Edafologi adalah imu yang mempelajari tanah sebagai habitat mikroorganisme dan medium untuk pertumbulan tanaman. Ilmu turunan edafologi antara lain ilmu kehutanan. agronomi, ekologi, dan biologi Adapun pedologi adalah ilmu yang mempelajari tanah sebagai entitas geologi. Khususnya yang berkaitan dengan asal usul, morfologi, geografi, dan taksonomi tanah. Untuk tujuan pengembangan pertanian dan ilmu terkait, ke dua cabang ilmu tanah tersebut pada dasarnya saling berkaitan 17 Daftar Pustaka Prof. Ir. Muhajir Utomo, M.Sc., Ph.D. dkk. ILMU TANAH Dasar-dasar dan Pengelolaan. 2016. Prenamedia Group. Pedro A. Sanchez. Sifat Dan Pengelolaan Tanah Tropika. 1992. Penerbit ITB Sutanto Rachman. Dasar-dasar ilmu tanah. Konsep dan kenyataan. 2005. Penerbit kanisius Prof Dr. Ir. H. Sarwono Hardjowigeno, M.Sc. ILMU TANAH. 2015. AKADEMIKA PRESSINDO Efendi Hefni. Telaah Kualitas Air bagi pengelolaan sumber daya dan lingkungan perairan.2003. Penerbit Kanisius Notohadiprawiro Tejoyuwono. Tanah dan Lingkungan. 2000. Pusat Studi Sumber Daya Lahan UGM Prof. Dr. Ir. Soemarno, MS. Pengelolaan Sumber Daya Tanah : Kimia dan Kesuburan.2010. 18