Uploaded by User19300

Fiqih Kartika Murti BAB II

advertisement
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kemampuan Motorik Halus Anak
1.
Pengertian Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini
Menurut Hurlock (1978: 150) perkembangan motorik berarti
pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat
syaraf, dan otot terorganisasi. Sedangkan Saputra dan Rudyanto (2005;
114) mengatakan perkembangan motorik adalah suatu perubahan dalam
perilaku motorik yang memperlihatkan interaksi dari kematangan
makhluk dan lingkungannya.
Perkembangan
motorik
diawal
kehidupannya
terdiri
dari
perkembangan motorik kasar dan motorik halus. Perkembangan motorik
kasar yang melibatkan bagian badan yang luas yang digunakan dalam
berjalan, berlari, melompat, berenang dan sebagainya. Sedangkan
perkembangan motorik halus merupakan pengendalian koordinasi yang
lebih baik yang melibatkan kelompok otot yang lebih kecil yang
digunakan untuk meggenggam, melempar, menangkap bola, menulis, dan
menggunakan alat. (Hurlock, 1978: 150)
Menurut Santrock (2007: 216) ketrampilan motorik halus
merupakan keterampilan yang melibatkan gerakan yang lebih halus, yang
melibatkan otot-otot halus. Menggemgam mainan, mengancingkan baju,
8
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Fiqih Kartika Murti, FKIP UMP, 2013
9
atau melakukan apapun yang memerlukan keterampilan tangan
menunjukkan keterampilan motorik halus seorang anak.
Menurut Rahyubi (2012: 222-223) aktivitas motorik halus (fine
motor activity) didefinisikan sebagai keterampilan yang memerlukan
kemampuan
untuk
mengkoordinasikan
atau
mengatur
otot-otot
kecil/halus ketrampilan koordinasi mata dan tangan, misalnya gerakan
mata dan tangan yang efisien, tepat dan adaptif.
Saputra dan Rudiyanto (2005: 118) juga mengatakan bahwa
“motorik
halus
adalah
kemampuan
anak
beraktivitas
menggunakan otot-otot halus (kecil) seperti menulis,
dengan
meremas,
menggenggam, menggambar, menyusun balok, dan memasukkan
kelereng.”
Demikin juga menurut Sumantri (2005: 143) ketrampilan motorik
halus adalah pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil
seperti jari-jemari dan tangan sering membutuhkan kecermatan dan
koordinasi
mata
dengan
tangan,
ketrampilan
yang
mencakup
pemanfaatan dengan alat-alat untuk bekerja dengan obyek yang kecil
atau pengontrolan terhadap mesin misalnya mengetik, menjahit, dan lainlain.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
kemampuan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan
pengorganisasian otot-otot kecil yang berkoordinasi dengan mata dan
tangan dan membutuhkan kecermatan. Motorik halus yang terlihat pada
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Fiqih Kartika Murti, FKIP UMP, 2013
10
setiap tahap perkembangannya membantu anak untuk berkreasi menurut
imajinasinya, dalam melakukan motorik halus anak memerlukan
dukungan ketrampilan fisik lain serta kematangan mental anak.
2.
Tahap Perkembangan Motorik Halus Anak Secara Umum
Menurut Santrock (2007, 216: 218 ) tahap perkembangan motorik
halus pada anak meliputi:
a.
Umur 1-2 tahun
Seorang anak umur 1-2 tahun masih sedikit memiliki
kemampuan kontrol terhadap keterampilan motorik halus yang akan
menjadi gerakan lengan, tangan, dan jari yang terkoordinasi. Selama
dua tahun bayi memperhalus tindakan meraih dan menggenggam.
Pada awal mula tahap perkembangannya, anak belajar meraih dan
menggenggam, hal ini sebagai prestasi yang paling penting dalam
interaksi anak. Anak usia 4 bulan mulai belajar menggenggam
menggunakan ibu jari dan jari telunjuk mereka. Menganjak usia 8
bulan, anak mulai menggenggam dengan menggunakan bantuan
indera penglihatannya yang semakin berkembang.
b.
Umur 3 tahun
Anak telah mampu mengambil objek terkecil diantara ibu jari
dan jari telunjuk untuk beberapa waktu, tetapi dalam melakukannya
masih belum baik. Anak usia 3 tahun dapat membangun menara
yang terbuat dari balok yang tinggi, setiap balok diletakkan dengan
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Fiqih Kartika Murti, FKIP UMP, 2013
11
konsentrasi yang tinggi, terkadang anak memaksa meletakkan balok
pada ruang kosong dan berusaha menekannya sekuat mungkin.
Penyusunan menara tersebut belum berada pada garis lurus.
c.
Umur 4-5 tahun
Anak merasa kesulitan ketika membangun sebuah menara
tinggi dari balok-balok kayu, hal ini karena anak berulangkali
membongkar menara tersebut. ketika beranjak usia 5 tahun
perkembangan motorik halusnya sudah mulai meningkat, tangan,
lengan, dan jari semua bergerak secara bersama sesuai denga
perintah mata. Anak sudah mulai tidak tertarik untuk membuat
sebuah menara dari balok.
d.
Umur 6 tahun
Anak mulai memiliki ketrampilan memalu, mengelem,
mengikat tali sepatu, dan merapikan baju.
e.
Umur 7 tahun
Kemampuan tangan anak sudah mulai stabil, coretan-coretan
yang di buat anak sudah mulai membentuk coretan kecil.
Hurlock (1978: 156) mengatakan masa kecil sangat ideal untuk
mempelajari keterampilan motorik karena pertama,tubuh anak lebih
lentur daripada tubuh remaja atau ornag dewasa, sehingga anak lebih
mudaj untuk menerima semua pelajaran. Kedua,anak belum banyak
mempunyai ketermpilan ang akan berbenturan dengan keterampilan yang
baru dipelajarinya, maka bagi anak mempelajari keterampilan baru lebih
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Fiqih Kartika Murti, FKIP UMP, 2013
12
mudah. Ketiga, secara keseluruhan anak lebih berani pada waktu masih
kecil dari pada ketika dia sudah dewasa. Keempat, anak tidak merasa
bosan untuk melakukan pengulangan hingga pola otot terlatih untuk
melakukannya secara efektif. Kelima, anak memiliki kewajiban dan
tanggung jawab yang lebih kecil dari pada ketika mereka dewasa
sehingga mereka memiliki waktu yang lebih banyak untuk belajar
menguasai keterampilan daripada orang dewasa.
Menurut Gasell, Ames dan Illingsworth ( dalam Suyanto, 2005:
51) mengatakan tahap perkembangan anak mengikuti delapan pola
diantaranya: Pertama, Continuity (bersifat kontinyu) tahap yang dimulai
dari sederhana ke kompleks sesuai dengan bertambahnya usia. Kedua,
Uniform Sequence (memiliki tahapan yang sama) untuk semua anak
meskipun kecepatan setiap anak untuk mencapai tahapannya berbeda.
Ketiga, Maturity (kematangan) taitu tahap yang dipengaruhi oleh sel
syaraf yang telah terbentuk saat anak lahir. Keempat, umum ke khusus
yang dimulai dari gerak yang bersifat umum ke yang khusus menyeluruh
dari badan terjadi terlebih dahulu sebelum kebagian-kebagian, yang
disebabkan otot besar berkembang terlebih dulu dari otot-otot halus.
Kelima, dimulai dari gerak refleks bawaan kearah gerak yang
terkoordinasi. Keenam, bersifat chepalo-caudaldirection yang berarti
bagian yang mendekati kepada perkembangan lebih dulu dari bagian
yang mendekati kepada perkembangan lebih dulu dari bagian yang
mendekati ekor. Ketujuh, bersifat proximo-distal yang berarti juga bahwa
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Fiqih Kartika Murti, FKIP UMP, 2013
13
bagian yang mendekati sumbu tubuh (tulang belakang) berkembang dulu
dari bagian yang lebih jauh. Kedelapan, koordinasi bilateral menuju
crosslatera yang berarti bahwa koordonasi sama berkembnag terlebih
dahulu sebelum melakukan koordinasi bersilangan.
3.
Tujuan dan Fungsi Pengembangan Kemampuan Motorik Halus
Menurut Hurlock (1978: 150) kemampuan motorik halus anak
diharapkan agar anak mmapu menyesuaikan diri terhadap tuntutan sekolah
dan berperan serta dalam kegiatan bermain dengan teman sebaya.
Sebagian tugas yang paling penting dalam masa prasekolah dan tahun
pertama sekolah, terdiri atas perkembangan motorik yang didasarkan atas
penggunaan kumpulan otot yang berbeda secara terkoordinasi.
Hurlock (1978: 150) juga mengatakan perkembangan motorik
halus anak yang kurang berkembang secara baik, dapat mengakibatkan
gangguan dalam melakukan penyesuaian diri dan social yang buruk.
Perasaan tidak mampu akan berkembang dalam diri anak yang akan
melemahkan semangat anak untuk mencoba sesuatu yang dilakukan oleh
teman sebayanya.
Saputra
dan
Rudyanto
(2005:
115)
menjelaskan
tujuan
pengembangan motorik halus yaitu “mampu memfungsikan otot-otot kecil
seperti gerakan jari tangan, mampu mengkoordinasikan kecepatan tangan
dengan mata, dan mampu mengendalikan emosi”.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Fiqih Kartika Murti, FKIP UMP, 2013
14
Saputra
dan
Rudyanto
(2005:
116)
mengatakan
fungsi
perkembangan motorik halus adalah sebagai alat untuk mengembangkan
ketrampilan gerak kedua tangan, sebagai alat untuk mengembangkan
koordinasi kecepatan tangan engan gerakan mata, dan sebagai alat untuk
melatih penguasaan emosi.
Menurut Sumantri (2005: 16) tujuan pengembangan motorik halus
di usia 4-6 tahun adalah mampu mengembangkan kemampuan motorik
halus yang berhubungan dengan keterampilan gerak kedua tangan, mampu
menggerakan anggota tubuh yang berhubungan dengan gerak jari jemari
seperti kesiapan menulis, menggambar dan memanipulasi benda-benda,
dan
tujuan
pengembangan
mengkoordinasikan
indera
motorik
mata
dan
halus
adalah
mampu
aktivitas
tangan,
mampu
mengendalikan emosi dalam beraktivitas motorik halus.
Menurut Hurlock (1978: 158) perkembangan motorik halus
seorang anak yang semakin berkembang akan berpengaruh juga pada
peningkatan kecepatan, akurasi, kekuatan, dan efisiensi gerakan.
Peningkatan yang terjadi sejalan dengan bertambahnya usia anak yang
semakin tahun semakin membaik.
Sedangkan menurut Suyanto (2005: 51) motorik halus berfungsi
untuk melakukan gerakan-gerakan bagian-bagian tubuh yang lebih
spesifik, seperti menulis, melipat, merangkai, mengancing baju, menali
sepatu dan menggunting. Berbagai kegiatan seperti melipat, mengelem,
menggunting kertas dapat melatih motorik halus pada anak.demikian pula
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Fiqih Kartika Murti, FKIP UMP, 2013
15
menggambar bebas dengan kuas besar, lalu kecil, dan mewarnai
mengembangkan otot-otot halus pada jari tangan. Hal itu sangat
bermanfaat untuk melatih jari anak agar bisa memegang pensil dan
menulis kelak.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas peneliti menyimpulkan
bahwa kemampuan motorik halus adalah untuk mengembangkan
kemampuan motorik halus anak yang berhubungan dengan gerakangerakan yang mampu memfungsikan otot-otot kecil untuk menggerakkan
anggota tubuh terutama koordinasi mata dengan tangan. Kemampuan
motorik halus anak yang baik akan membantu anak untuk mudah
menyesuaikan dengan lingkungan sekitarnya, terutama ketika anak
bermain dengan teman sebayanya. Kemampuan motorik halus juga
bermanfaat untuk anak mengembangkan daya kretifitasnya sesuai dengan
daya eksplorasinya.
4. Metode Pengembangan Motorik Halus
Menurut Moeslihatoen (2004: 7) metode merupakan bagian dari
strategi kegiatan, metode dipilih berdasarkan strategi kegiatan yang
sudah dipilih dan ditetapkan. Metode merupakan cara, yang dalam
bekerjanya merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan.
Metode yang digunakan dalam pembelajaran di Taman KanakKanak adalah untuk meletakkan dasar kearah perkembangan sikap
bekerjanya merupakan alat untuk mencapai tujuan, pengetahuan,
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Fiqih Kartika Murti, FKIP UMP, 2013
16
keterampilan, melatih anak untk mengurus dirinya sehingga anak mampu
menyesuiakan diri dengan lingkukannya. (Moeslihatoen, 2004: 9).
Menurut Moeslihatun (2004: 24-28) ada beberapa metode
pengajaran yang sesuai dengan karakteristik anak usia TK yaitu pertama,
Bermain yaitu merupakan kegiatan yang memberikan kepuasan bagi diri
sendiri, melalui bermain anak memperoleh pembatasan dan memahami
tentang dirinya. Kedua, Karyawisata yang berarti membawa nak TK ke
objek-objek tertentu sebagai pengayaan, pengajaran, pengalaman belajar
yang tidak mungkin diperoleh anak didalam kelas dan juga memberikan
kesempatan anak untuk mengobservasi dan mengalami sendiri dari dekat.
Ketiga, bercakap-cakap yaitu mengkomunikasikan pikiran dan perasaan
secara verbal atau mewujudkan kemampuan bahasa reseptif dan bahasa
ekspresif. Keempat, bercerita merupakan cara utnuk meneruskan warisan
budaya dari satu generasi ke genari berikutnya. Kelima, Demonstrasi
merupakan menunjukkan, mengerjakan dan menjelaskan cara-cara dalam
mengerjakan sesuatu. Keenam, Proyek adalah metode untuk melatih
kemampuan anak memecahkan masalah yang dialami anak dalam
kehidupan sehari-hari. Ketujuh, Pemberian Tugas merupakan pekerjaan
tertentu yang dengan sengaja harus dikerjakan oleh anak yang mendapat
tugas.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Samsudin (2008: 33)
mengatakan bahwa metode adalah cara yang dapat dilakuakn guru untuk
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Fiqih Kartika Murti, FKIP UMP, 2013
17
membelajarakan anak agar mencapai kompetensi yang ditetapkan.
Metode yang digunakan antara lain adalah:
Pertama, metode bercerita yaitu cara bertutur kata dan
penyampaian cerita atau memberikan penjelasan kepada anak secara
lisan. Kedua, Bercakap-cakap merupakan metode yang berupa kegiatan
bercakap-cakap antara anak ddengan guru atau antara anak dengan ank.
Ketiga, Tanya Jawab metode ini dilaksanakan dengan cara mengajukan
pertanyaan tertentu kepada anak. Keempat, Karyawisata metode ini
dilakukan dengan mengajak anak mengunjungi objek-objek yang sesuai
dengan tema. Kelima, Demonstrasi metodi ini dilakukan dengan cara
mempertunjukkan
atau
memperagakan
suatu
cara
atau
suatu
keterampilan. Keenam, Sosiodrama atau bermain peran adalah cara untuk
memberikan pengalaman pada anak melalui kegiatan bermain peran.
Ketujuh, eksperimen adalah cara memberikan pengalaman pada anak di
mana anak memberi perlakuan terhadap sesuatu dan mengamati
akibatnya. Kedelapan, proyek adalah metode yang memberikan
kesempatan kepada anak untuk menggunakan alam sekitar dan kegiatan
sehari-hari sebagai bahan pembahasan melalui berbagai kegiatan.
Kesembilan,
Pemberian Tugas adalah metode yang memberikan
kesempatan kepada anak untuk melaksanakan tugas yang telah
disediakan oleh guru.
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan dua metode
yaitu metode demonstrasi dan metode pemberian tugas karena dalam
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Fiqih Kartika Murti, FKIP UMP, 2013
18
pembelajaran ini peneliti akan memberikan penjelasan pada anak
bagaimana cara menempel lidi berwarna pada garis yang ada di kertas
setelah lidi ditempel sesuai dengan bentuk garis anak diberi tugas untuk
meraba tempelan lidi tersebut, kemudian mereka diberi tugas untuk
menebalkan garis putus-putus yang terdapat pada lembar kerja anak.
B. Kegiatan Bermain Lidi Warna
1.
Pengertian Bermain Lidi Warna
Pada
hakekatnya
semua
anak
suka
bermain,
mereka
menggunakan sebagian besar waktunya untuk bermain baik sendiri,
dengan teman sebaya, maupun dengan orang yang lebih dewasa dimana
bentuk permainan yang mereka lakukan beragam jenisnya.(Suyanto,
119:2005).
Setiap anak memiliki keterampilan motorik halus yang berbeda
yang memungkinkan seorang anak memiliki tanggung jawab yang lebih
besar terhadap dirinya, keterampilan ini dapat dilatih melalui mengancing
baju dan melukis gambar, keterampilan motorik halus (fine motor skill)
melibatkan koordinasi mata-tangan dan otot kecil (Papalia dkk, 2010
316)
Sedangkan menurut Saprutra dan Rudyanto (2005: 120)
keterampilan motorik halu sdi tandai dengan anak memiliki kemampuan
untuk menempel, mengerjakan puzzle (menyusun potongan-potongan
gambar), menjahit sederhana, mewarnai dengan rapi, mengisi pola
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Fiqih Kartika Murti, FKIP UMP, 2013
19
sederhana menggunakan sobekan kertas dan stempel, mengancingkan
baju, menggambar dengan gerakan naik turun bersambung 9seperti
gunung atau bukit), menarik garis (lurus, lengkung dan miring), melipat
kertas.
Menurut Moeslichatoen (2004: 33),
“Dengan bermain anak akan memperoleh kesempatan memilih
kegiatan yang disukainya, bereksperimen dengan bermacam
bahan dan alat, berimajinasi, memecahkan masalah dan
bercakap-cakap secara bebas, berperan dalam kelompok, bekerja
sama dalam kelompok, dan memperoleh pengalaman yang
menyenangkan.”
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1976: 1044) menempel
mempunyai arti melekatkan, dalam kegiatan ini berarti melekatkan lidi
berwarna pada garis dengan media kertas.
Santrock (2007: 218) mengatakan perkembangan anak di usia 6
tahun, anak sudah mampu mengelem benda. Mengelem dengan cara
menempelkan benda dengan media lem dan kertas. Suyanto (2005: 51)
mengatakan mengelem merupakan salah satu kemampuan motorik harus
yang dimiliki oleh anak. Dalam penelitian ini media yang digunakan
untuk mengelem adalah lidi yang sebelumnya diwarnai agar lebih
menarik minat anak.
Sumantri (2005: 143) ketrampilan motorik halus adalah
pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jarijemari dan tangan sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata
dengan tangan. Agar koordinasi mata dengan tangan berjalan dengan
baik, maka anak diberikan tugas untuk meraba hasil tempelan lidi
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Fiqih Kartika Murti, FKIP UMP, 2013
20
berwara. Ada beberapa bentuk garis yang ditempeli lidi berwarna, yaitu
garis garis tegak, datar, miring dan lengkung. Seringkali anak sudah
memahami
tentang
konsep
garis
tersebut,
akan
tetapi
dalam
pengaplikasikannya dalam mengerjakan tugas pembuatan garis seringkali
tidak sesuai dengan konsep yang telah mereka miliki.
Permainan lidi warna merupakan permainan yang disesuaikan
dengan konsep DAP, dimana permainannya sesuai dengan karakteristik
anak dan memliki tahapan permainan yang sesuai untuk umurnya.
Permainan lidi warna memiliki tahapan menempel, kemudian meraba
hasil tempelan, kemudian baru membuat garis. Pada saat meraba
tempelan akan melatih sensor anak mengenai bentuk garis yang ada pada
konsep pemikirannya. Tahapan permainan ini mendukung perkembangan
motorik halusnya melalui tahapan yang sesuai untuk anak, selain itu lidi
yang sudah diberi warna akan lebih menarik untuk anak.
Berdasarkan dari beberapa pengertian dan pendapat di atas
penulis menyimpulkan pengertian bermain lidi warna merupakan suatu
permainan yang ditunjukan untuk anak usia dini dengan menggunakan
media lidi yang telah diberi warna. Kegiatan bermain ini dilakukan
dengan cara mengelem lidi sesuai dengan bentuk garis yang telah
ditentukan, kemudian meraba bentuk garis tersebut, lalu anak di beri
tugas untuk membuat garis sesuai dengan bentuk garis yang di raba.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Fiqih Kartika Murti, FKIP UMP, 2013
21
2.
Langkah-Langkah Bermain Lidi Warna
Kemampuan anak dalam membuat suatu garis sebelumnya
melalui beberapa tahapan. Diawali dari seorang anak tidak terlepas dari
daya tariknya untuk melakukan coretan-coretan, hal ini merupakan suatu
tahapan menulis anak. Menebalkan garis tidak terlepas dari kegiatan
menulis.
Menurut Buncil (2010) tahapan menulis anak usia dini
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Creative Center for
Childhood Research and Training, Inc. (CCCRT) adalah Pertama,
coretan anak mulai membuat coretan; random scribbling; coretan awal;
coretan acak; coretan-coretan seringkali digabungkan seolah-olah
“krayon” tidak pernah lepas dari kertas. Warna-warna coretan dapat
dikelompokkan bersama dan menyatu atau terpisah dalam kelompokkelompok setiap halaman dimana coretannya satu warna atau beberapa
warna. Kedua,
coretan terarah, Coretan terarah dimunculkan dalam
bentuk garis lurus ke atas atau mendatar yang diulang-ulang; garis-garis,
titik-titik, bentuk lonjong, atau lingkaran (huruf tiruan) mungkin terlihat
tidak berhubungan dan menyebar secara acak di seluruh permukaan
kertas. Ketiga, garis dan bentuk khusus diulang-ulang atau menulis garis
tiruan diwujudkan melalui bentuk, tanda, dan garis-garis yang terarah,
dapat terlihat mengarah dari sisi kiri ke kanan halaman dengan hurufhuruf yang sebenarnya atau titik-titik sepanjang garis. Keempat, latihan
huruf-huruf acak atau nama, huruf-huruf muncul berulang-ulang
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Fiqih Kartika Murti, FKIP UMP, 2013
22
diwujudkan dari namanya; beberapa dapat diakui dan lainnya sebagai
simbol.
Kelima, menulis nama, nama mungkin yang pertama, terakhir
atau gabungan dan tulisan dapat muncul berulang-ulang dalam berbagai
warna alat-alat tulis (spidol krayon, pensil), nama dapat ditulis di depan
atau sebagai cerminan pikiran, di dalam kotak dengan latar belakang atau
bayangan berwarna. Keenam, mencontoh kata-kata di lingkungan,
menulis kata-kata dari lingkungan secara acak dan diulang-ulang dalam
berbagai ukuran, orientasi dan warna, termasuk nama anggota keluarga
lainnya. Ketujuh, menemukan ejaan Usaha pertama untuk memeriksa dan
mengeja kata-kata dengan menggabungkan huruf yang bermacammacam untuk mewujudkan sebuah kata. Kedelapan, ejaan umum, usahausaha mandiri untuk memisahkan huruf dan mencatatnya dengan benar
menjadi kata lengkap.
Coretan-coretan yang telah dibuat oleh anak, melalui tahap
perkembangan dan diimbangi dengan stimulus yang tepat, maka
coretan tersebut akan menajdi lebih terarah. Anak belajar melalui
meniru, anak meniru membuat garis dengan menebalkan bentuk
garis yang sebelumnya telah dibuat di lembar kerja anak.
Langkah-langkah kegiatan bermain lidi warna:
a.
Guru menyiapkan alat bahan
b.
Guru menjelaskan cara menempel lidi berwarna
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Fiqih Kartika Murti, FKIP UMP, 2013
23
c.
Anak melaksanakan tugas menempel lidi berwarna pada garis
yang telah di bentuk sesuai kreativitasnya .
d.
Guru memberi pujian pada anak yang berhasil dan memotivasi
anak yang belum berhasil
e.
f.
g.
Guru mengajak anak untuk meraba hasil tempelan lidi tersebut
Guru menjelaskan cara menebalkan garis
Anak melaksanakan tugas menebalkan garis sesuai dengan
kreativitasnya
h.
Guru memberi pujian pada anak yang berhasil dan memotivasi
anak yang belum berhasil
3.
Media Pengembangan Motorik Halus
a. Pengertian media
Secara umum media merupakan kata jamak dari medium yang
berarti perantara atau pengantar. Kata media berlaku untuk berbagai
kegiatan atau usaha seperti media dalam penyampaian pesan media
pengantar magnet atau panas dalam bidang teknik. Istilah media
digunakan juga dalam bidang pengajaran atau pendidikan, sehingga
istilahnya menjadi media pendidikan atau media pembelajaran.
Vernon S. Gerlach dan Donald P. Ely menyatakan bahwa
secara umum media meliputi orang, bahan, peralatan atau kegiatan
yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh
pengetahuan, ketrampilan dan sikap. (Sanjaya, 2008: 163).
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Fiqih Kartika Murti, FKIP UMP, 2013
24
b. Nilai media pendidikan
Nilai media pendidikan adalah:
1) Meletakkan dasar-dasar yang konkrit untuk berpikir, sehingga
mengurangi pemahaman yang bersifat verbalisme.
2) Memperbesar perhatian para siswa
3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar,
sehingga membuat pelajaran lebih mantap.
4) Memberikan
pengalaman
yang
nyata,
sehingga
dapat
menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa.
5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu
6) Membantu
tumbuhnya
pengertian,
sehingga
membantu
perkembangan kemampuan berbahasa
7) Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah diperoleh
dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi yang
lebih mendalam serta keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
(Hamalik, 1994: 15-16)
c. Media dalam pembelajaran motorik halus
Media yang peneliti persiapkan untuk pembelajaran adalah:
1) Lidi berwarna panjang ± 3 cm
2) Pensil
3) Lem
4) Kertas
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Fiqih Kartika Murti, FKIP UMP, 2013
25
Pada garis miring, media yang digunakan menggukan kertas
karton yang d buat garis lengkung dicat warna biru. garis lengkung
tidak bisa di buat dengan lidi, ketika d lengkungkan lidi akan kembali
lurus.
C. Pedoman Penilaian Hasil Belajar Siswa
1.
Pedoman Penilaian Hasil Belajar
Penilaian merupakan usaha mengumpulkan data dan menafsirkan
berbagai informasi secara sistematis, berkala, berkelanjutan, menyeluruh
tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah
dicapai oleh anak didik melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran. Menurut
Dimyati (2013:95) cara pencatatan hasil penilaian harian dilaksanakan
sebagai berikut:
o
: untuk anak yang perilakunya belum sesuai dengan apa yang
diharapkan.
 : untuk anak yang berada pada tahap proses menuju apa yang
diharapkan
: anak yang perilakunya melebihi dengan yang diharapkan dan sudah
dapat menyelesaikan tugas melebihi yang direncakanan guru.
Menurut Depdiknas (2006) cara penilaian hasil penilaian harian
dilaksanakan sebagai berikut:
o
:
dapat
digunakan
juga
untuk
menunjukkan
bahwa
anak
melakukan/menyelesaikan tugas selalu dengan bantuan guru.
: dapat digunakan juga untuk menunjukkan bahwa anak mampu
melakukan/ menyelesaikan tanpa bantuan guru.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Fiqih Kartika Murti, FKIP UMP, 2013
26
 : artinya kemampuan anak cukup
Pedoman penilaian dalam penelitian ini menggunakan buku
pedoman penilaian dari Kemendiknas ( 2010 ) pencatatan hasil penilaian
harian dilaksanakan sebagai berikut :
a.
Anak yang belum berkembang ( BB ) penilaian dituliskan nama anak
dan diberi tanda satu bintang (  )
b.
Anak yang sudah mulai berkembang ( MB ) sesuai dengan indikator
RKH mendapatkan tanda dua bintang (  )
c.
Anak yang sudah berkembang sesuai dengan harapan ( BSH ) pada
indikator dalam RKH mendapatkan tanda tiga bintang ()
d.
Anak yang berkembang sangat baik ( BSB ) melebihi indikator seperti
yaang diharapkan dalam RKH mendapatkn tanda empat bintang
()
2. Kriteria dan Indikator Hasil Belajar
Hurlock (1978: 163) mengatakan bahwa pada tahun permulaan
sekolah, sebagaian besar pekerjaan melibatkan keterampilan motorik
seperti melukis, menulis, menggambar, membuat keramik, menari dan
bertukang kayu. Semakin banyak kemampuan motorik halus yang dimiliki
anak, maka akan mempermudah anak untuk melakukan penyesuaian diri
terhadap lingkungan di sekolah. Selain itu kemampuan motorik halus anak
membantu mereka menyelesaikan tugasnya sesuai indikator yang telah
ditentukan dan menentukan prestasi belajarnya di sekolah.
Menurut Hidayat dan Badrujaman (2009: 3) indikator keberhasilan
merupakan kriteria yang ditetapkan sebagai dasar menentukan apakah
tindakan yang dilakukan berhasil atau tidak, mengacu pada proses
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Fiqih Kartika Murti, FKIP UMP, 2013
27
pelaksanaan tindakan serta sejauh mana peningkatan/penurunan variabel
masalah. Dalam penelitian ini anak dikatakan berhasil ketika anak
memperoleh bintang tiga (★★★) atau BSH. Penilain BSH dicapai minimal
3 indikator yang telah ditentukan.
Tabel 2.1 Indikator yang akan diteliti
No.
Indikator
Kriteria Penilaian
★
★★
★★★
★★★★
1.
Kesiapan memegang pensil dengan benar
(antara ibu jari dan dua jari)
2.
Keluwesan jari-jari tangan
3.
Kelincahan dan kekuatan tangan ketika
merekat/menempel sehingga lidi merekat
dengan kuat
4.
Koordinasi mata dengan tangan
5.
Anak mampu membuat garis dengan
garis yang rapi dan rigis/lurus
Sumber: Depdiknas (2010)
D. Kerangka Berpikir
Menurut Suyanto (2005: 53) kegiatan yang dapat mengembangkan
kemmapuan motorik halus, seperti menempel, menggunting, mengancing
baju, menali sepatu, dan menggambar.
Sebelumnya guru menjelaskan kepada anak tentang konsep dan
bentuk garis. Agar anak lebih matang dalam pemahaman tentang konsep
garis, maka kegiatan dimulai dari menempel lidi berwarna pada kertas sesuai
dengan bentuk garis yang teah ditentukan. Agar fisual motor anak berjalan
dengan baik, maka anak diminta untuk meraba bagaimana bentuk garis lurus,
miring, datar, tegak, dan lengkung tersebut. setelah itu anak di beri tugas
untuk menebalkan garis.
Guru mengamati kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh anak. Setelah
itu guru mencari solusi untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami oleh
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Fiqih Kartika Murti, FKIP UMP, 2013
28
danak dan memotivasi mereka agar tetap berusaha menyelesaikan tugasnya
dengan baik.
Peningkatan motorik halus anak dapat dikembangkan melalui kegiatan
bermain lidi warna pada anak kelompok A2 TK IT Annida Sokaraja
Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas disusun dalam bagan kerangka
berfikir yang merupakan landasan pelaksanaan penelitian tindakan kelas.
Kondisi awal
a. Minat siswa terhadap motorik
halus masih rendah.
b. Motorik halus siswa masih
rendah, cara memegang pensil
masih salah
c. Guru
menonton
dalam
mengajar
Kondisi
sudah
meningkat,
ada
perbaikan
tapi belum
maksimal
Siklus II
Metode
kegiatan
berman
warna
lidi
3 x pertemuan
1. Minat siswa sedikit
meningkat
pada
kegiatan motorik halus
2. Kemampuan motorik
halus ada peningkatan
tapi belum maksimal
3. Guru sudah bervariasi
dalam menyampaikan
materi
a. Minat
siswa
meningkat
pada kegiatan
motorik halus
b. Keampuan
siswa
dalam
kegiatan
motorik halus
meningkat
maksimal
Dilakukan
upaya
perbaikan
dengan PTK
Siklus 1
Metode
kegiatan
bermain lidi warna
3x pertemuan
Terjadi
perbaikan yang
optimal dalam
kemampuan
motorik halus
dan penelitian
berhasil
Gambar 1.1 Keranngka Berfikir
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Fiqih Kartika Murti, FKIP UMP, 2013
29
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori diatas maka hipotesis dalam penelitian ini
adalah “Melalui kegiatan bermain lidi warna dapat
meningkatkan
kemampuan motorik halus pada anak kelompok TK A2 di TK IT Annida
Sokaraja Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas semester genap tahun
ajaran 2012/2013”.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Fiqih Kartika Murti, FKIP UMP, 2013
Download