Uploaded by User19032

cecilia 2012

advertisement
Jurnal ilmiah mahasiswa akuntansi
Unika Widya Mandala Surabaya
Volume 1, Nomor 4, Juli 2012
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAAN, NILAI PERUSAHAAN,
PROFITABILITAS DAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP
TINDAKAN PERATAAN LABA (PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2009-2012)
Cecilia
Fakultas bisnis Jurusan Akuntansi
UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, nilai
perusahaan, profitabilitas dan financial leverage terhadap tindakan perataan laba pada
perusahaan maunfaktur sub sektor otomotif & komponen yang terdaftar di BEI tahun
2009-2012.
Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan
perusahaan manufaktur tahun 2009-2012 yang telah diaudit dan dipublikasikan.
Populasi penelitian ini adalah perusahaan sub sektor otomotif & komponen yang
terdaftar di BEI dari tahun 2009-2012 sebanyak 12 perusahaan. Teknik pengambilan
sampel dengan purposive sampling sehingga diperoleh sampel sebnayak 10
perusahaan sub sector otomotif & komponen yang memenuhi kriteria dan
mengahasilkan 10 sampel penelitian dengan pengamatan 4 tahun (2009-2012).
Teknik analisis data penelitian menggunakan analisis regresi berganda dengan
bantuan SPSS versi 20.0.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, nilai perusahaan,
profitabilitas dan financial leverage secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
tindakan perataan laba. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa ukuran perusahaan,
nilai perusahaan, profitabilitas dan financial leverage secara bersama-sama (simultan)
berpengaruh signifikan terhadap tindakan perataan laba. Besarnya pengaruh yang
diberikan oleh variabel independen terhadap variabel dependen adalah 65%.
Sedangkan sisanya sebesar 35% dipengaruhi oleh variabel yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
Kata kunci :Ukuran Perusahaan, Nilai Perusahaan, Profitabilitas, Financial
Leverage dan tindakan Perataan Laba.
Jurnal ilmiah mahasiswa akuntansi
Unika Widya Mandala Surabaya
Volume 1, Nomor 4, Juli 2012
1. Pendahuluan
Laporan keuangan merupakan sarana atau alat penting yang digunakan untuk
menghubungkan manajer dan pemilik. Tujuan dari laporan keuangan adalah untuk
menyampaikan informasi yang berguna dalam menilai kemampuan manajemen dalam
menggunakan sumber daya perusahaan secara efektif guna mencapai sasaran utama
perusahaan (Belkaoui, 2006 dalam Rita, 2011). Laporan keuangan haruslah memuat
informasi yang yang lengkap. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) No. 1 (2004: 1.3) dalam Rita (2011), laporan keuangan yang lengkap terdiri
dari komponen neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas,
dan catatan atas laopran keuangan. Kecenderugan pemakai laporan keuangan hanya
memperhatikan laba yang terdapat di laporan laba rugi dalam meneliti perusahaan,
situasi ini didasari oleh manajemen terutama dari kalangan manajer yang kinerjanya
diukur berdasarkan informasi tersebut, sehingga mendorong timbulnya dysfunctional
behavior (perilaku yang tidak semestinya).
Perataan laba (income smooting) adalah pengurangan fluktuasi laba tahun ke
tahun dengan memindahkan pendapatan dari tahun – tahun yang tinggi
pendapatannya ke periode – periode yang kurang menguntungkan (Riahi dan
Belkaoui, 2011). Perataan laba itu sendiri adalah bentuk akuntansi yang telah
dirancang. Tindakan perataan laba telah dianggap tindakan yang rasional dan logis
tetapi perataan laba ini sendiri dapat merugikan pihak yang lainnya.
Tujuan perusahaan melakukan perataan laba, yaitu :
1. Memperbaiki citra perusahaan dimata pihak luar, bahwa perusahaan memiliki
resiko yang rendah,
2. Memberikan informasi yang relevan dalam melakukan prediksi terhadap laba
dimasa yang akan datang,
3. Meningkatkan kepuasan relasi bisnis.
4. Meningkatkan persepsi pihak ekternal terhadap kemampuan manajemen
perusahaan dalam laporan keuagannya,
5. Ancaman pergantian manajer, dan
6. Untuk mengurangi pajak.
2. Landasan Teoritis
2.1 Teori Keagenan (Agency Theori)
Jurnal ilmiah mahasiswa akuntansi
Unika Widya Mandala Surabaya
Volume 1, Nomor 4, Juli 2012
Teori yang menjelaskan hubungan antara pihak-pihak tersebut (pihak
principal dan pihak agent) disebut teori keagenan (agency theory). Menurut Anthony
& Govindarajan (2005) dalam Igan (2009) teori agensi adalah hubungan atau kontrak
antara principal dan agent.
2.1.1 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar
kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, nilai pasar saham,
dan lainnya. Ukuran perusahaan ini juga hanya terbagi dalam tiga kategori, yaitu
perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium-size), dan perusahaan
kecil (smaal frim). Penentuan ini ukuran perusahaan ini didasarkan kepada total asset
perusahaan (Machfoedz, 1994) dalam (Suwito dan Arleen, 2005).
2.1.2 Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan merupakan ukuran keberhasilan manajemen perusahaan dalam
operasi masa lalu dan prospek dimasa yang akan datang untuk meyakinkan pemegang
saham yang diindikatori oleh rasio-rasio seperti market book value dan price earning
ratio (PER) (Mas’ud, 2009). Nilai perusahaan di ukur dengan indikator-indikator sebagai
berikut:
a. PER (price earning ratio)
PER = Harga pasar saham
Laba perlembar saham
b. MBV (Market to book value of Assets Ratio)
Market price per share
MBV = Book valur per share
2.1.3 Rasio Profitabilitas
Menurut Kasmir (2010) “ Rasio Profitabilitas adalah rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Berikut ini adalah beberapa rasio
yang digunakan untuk mengukur profitabilitas (Kasmir, 2010):
1. Net Profit Margin (NPM)
Laba setelah bunga dan pajak
NPM=
X 100%
Penjualan
2. Hasil Pengembalian Investasi (Return On Invesment atau ROI)
Laba setelah bunga dan pajak
ROI =
X100%
Total aktiva
3.
Hasil Pengembalian Ekuitas (Return On Equity atau ROE)
Laba setelah bunga dan pajak
ROE =
X100%
Modal sendiri
Jurnal ilmiah mahasiswa akuntansi
Unika Widya Mandala Surabaya
Volume 1, Nomor 4, Juli 2012
2.1.4 Financial Leverage (tingkat hutang)
Financial leverage ini sendiri menunjukan seberapa besar efisien perusahaan
dalam memanfaatkan pemegang saham dalam mengantisifasi hutang jangka panjang
dan jangka pendek dari perusahaan sehingga hutang-hutang tersebut tidak menganggu
operasi perusahaan secara kesluruhan untuk jangka waktu yang panjang. Rasio
leverage yang sering kali digunakan antara lain (Umar, 2003 dalam Ria, 2013):
1. Rasio Hutang atau Debt Ratio (Debt to Total Asset Ratio)
Total hutang
DR =
X100%
Total aktiva
2. Debt to Equity Ratio (DER)
Total hutang
DER =
X100%
Total modal sendiri
3.
Times interest Earned
laba setelah bunga dan pajak
TIR =
X100%
Beban bunga
2.1.6 Perataan Laba (Income Smooting)
Perataan laba merupakan tindakan yang dilakukan dengan sengaja untuk
mengurangi variabilitas laba yang dilapokan agar dapat mengurangi risiko pasar atas saham
perusahaan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan harga saham perusahaan (Assih dkk,
2000 dalam Igan, 2009)
Pengaruh Ukuran perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba
Ukuran perusahaan adalah skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil
perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, nilai pasar saham, dan
lain-lain (Widaryanti, 2009). Penentuan ukuran perusahaan ini didasari kepada total
asset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut, jika nilai yang dihasilkan besar maka
perusahaan tersebut semakin besar Karen perusahaan tersebut mempunyai asset yang
lebih banyak. Moses (1987) dalam Widaryanti menemukan bukti bahwa perusahaanperusahaan yang lebih besar memiliki dorongan yang lebih besar pula untuk
melakukan perataan laba dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil karena
perusahaan-perusahaan yang lebih besar menjadi subjek pemerisaan (pengawan yang
lebih ketat dari pemerintah dan masyarakt umunya atau general public).
H1
: Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap tindakan perataan laba
Pengaruh Nilai Perusahaan (PER) Terhadap Tindakan Perataan Laba
Jurnal ilmiah mahasiswa akuntansi
Unika Widya Mandala Surabaya
Volume 1, Nomor 4, Juli 2012
Nilai perusahaan merupakan ukuran keberhasilan manajemen dalam operasi
dimasa lalu dan prospek dimasa yang akan datang untuk meyakinkan pemegang
saham (Rahmawati, 2001 dalam Mas’ud 2008). Pada saat kondisi perusahaan rugi
atau pada saat laba yang diperoleh terlalu tinggi, perusahaan akan dihadapkan pada
resiko penurunan tingkat kesejahteraan mereka, hal ini disebabkan karena perusahaan
harus mampu membayar hutang terlebih dahulu, baru kemudian membagikan dividen
kepada pemegang saham. Dari hal tersebut kemungkinan besar pemegang saham
tidak mendapatkan apa-apa, karena asset yang dimiliki telah habis untuk melunasi
kewajiban perusahaan dalam membayar hutang. Jika hal ini terjadi manajemen akan
cenderung malakukan perataan laba menunjukan kepada pemegang perusahaan tidak
mengalami masalah keuangan apapun termasuk fluktuasi laba.
H2 :Nilai Perusahaan (PER) berpangaruh terhadap tindakan perataan laba
Pengaruh Profitabilitas (ROE) Terhadap Tindakan Perataan Laba
Profitabilitas salah satu indikator penting yang dapat digunakan untuk menilai
suatu perusahaan (Rita, 2011). Selain digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba, profitabilitas adalah hasil bersih berbagai
kebijakan dan keputusan (Riyanto (1993) dalam Rita (2010) yang mengatakan bahwa
profitabilitas mempunyai pengaruh positif terhadap perataan laba dengan demikian
hasil penelitian ini mendukung Ha dan menolak Ho. Sedangkan hasil yang didapat
oleh Suwito dan Arleen (2010) profitabilitas tidak berpengaruh yang signifikan
terhadap tindakan perataan laba.
H3 : Profitabilitas (ROE) berpengaruh terhadap tindakan perataan laba
Pengaruh Financial Leverage Terhadap Tindakan Perataan Laba
Financial leverage menunjukan seberapa efisien perusahaan memanfaatkan
ekuitas pemilik dalam rangka mengantisifasi hutang jangka panjang dan jangka
pendek perusahaan sehingga tidak akan mengganggu operasi perusahaan secara
keseluruhan dalam jangka panjang (Andhini (2005) dalam Widaryanti (2009). Hasil
pengujian yang dilakukan Widaryanti (2009) bahwa variabel independen leverage
perusahaan tidak berpangaruh terhadap tindakan perataan laba. Hal ini menunjukan
bahwa leverage tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tindakan pertataan laba.
H4 :Financial Leverage (DER) berpengaruh terhadap tindakan perataan laba
Jurnal ilmiah mahasiswa akuntansi
Unika Widya Mandala Surabaya
Volume 1, Nomor 4, Juli 2012
Berdasakan keempat uraian hipotesis diatas dapat ditarik suatu hipotesis secara
keseluruhan yaitu:
H5 :Ukuran Perusahaan, Nilai Perusahaan (PER), Profitabilitas (ROE), dan Financial
Leverage (DER) berpengaruh terhadap tindakan perataan laba.
III. METODE PENELITIAN
3.1.
Variabel Bebas (Independen)
Ada lima variabel bebas yang akan dilteliti dalam peneltian ini, yaitu: (X1) ukuran
usaha, (X2) nilai perusahaan, (X3) ROE, dan (X4) financial leverage.
3.1.1
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dihitung dengan cara (Harahap, 2002 dalam Rina dan Aprillia,
2011):
Ukuran Perusahaan = Total Aktiva
3.1.2
Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan merupakan ukuran keberhasilan manajemen perusahaan
dalam operasi masa lalu dan prospek dimasa yang akan datang untuk meyakinkan
pemegang saham (Mas’ud, 2008). Nilai perusahaan diukur dengan cara berikut:
PER =
3.1.3
Harga pasar saham
Laba perlembar saham
X100%
Rasio Profitabilitas
Variabel ini dihitung dengan menggunakan ROE (return on equity). Dimana
ROE menunjukan bahwa modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih
(net income) sesudah pajak dengan modal sendiri. Dengan rumus pengukuran rasio
sebagai berikut:
Laba setelah bunga dan pajak
ROE =
X100%
Modal sendiri
Jurnal ilmiah mahasiswa akuntansi
Unika Widya Mandala Surabaya
Volume 1, Nomor 4, Juli 2012
3.1.4 Financial Leverage (Tingkat Hutang)
Dalam variabel ini, peneliti menggunakan debt to equity ratio (DER)
dikenal sebagai ratio financial leverage untuk menggukur suatu leveragenya yang
dapat dihitung melalui rumus total hutang dibagi dengan total modal sendiri.
Tingginya debt to equity ratio atau rasio financial leverage mencerminkan tingginya
resiko pada keuangan perusahaan. Dengan rumus pengukuran ratio sebagai berikut:
DER =
3.2
Total hutang
Modal aktiva
X100%
Variabel Terikat atau Tidak Bebas (Dependen)
Penelitian ini menggunakan indeks Eckel untuk menetukan tindakan
perataan laba. Indeks Eckel ini dapat menbandingkan antara koefisien variasi dari
perubahan laba dalam satu periode dengan koefisien korelasi dari perubahan
penjualan dalam satu periode. Indeks perataan laba dihitung sebagai berikut (Eckel,
1981 dalam Diastiti, 2010):
Indeks perataan laba =
CV ∆I
CV ∆S
Keterangan:
∆I : Perubahan Laba dalam suatu periode
∆S : Perubahan Pendapatan dalam suatu periode
CV : Koefisien variasi dari variabel yaitu standar deviasi dibagi dengan nilai yang
diharapkan.
Apabila CV ∆I > CV ∆S, maka perusahaan tidak digolongkan sebagai perusahaan
yang melakukan tindakan perataan laba.
CV ∆I
: Koefisien variasi untuk perubahan laba.
CV ∆S : Koefisien variasi untu perubahan penjualan. CV ∆I dan
CV ∆S dapat dihitung sebagai berikut:
variance
CV ∆I dan CV ∆S =
Expected value
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Analisis Data
Jurnal ilmiah mahasiswa akuntansi
Unika Widya Mandala Surabaya
Volume 1, Nomor 4, Juli 2012
- Uji Normalitas
Model alternative yang dapat digunakan adalah statistika nonparametik, dalam
penelitian ini akan digunakan uji Lilliefors dengan melihat nilai pada KolmogrovSmirnov ketentuan signifikansi lebih besar dari 0,05.
Table 4.2
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
40
a,b
Normal Parameters
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences
,0000000
,06153505
Absolute
,069
Positive
Negative
,067
-,069
Test Statistic
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
,069
,200
c,d
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2014
Setelah dilakukan kembali pengujian oleh penulis dengan menggunakan uji
Kormogrov-Smirnov (K-S) dapat dilihat dari tabel diatas nilai Asymp Sig (2-tailed)
0,200 > 0,05 dan hal ini menunjukkan data berdistribusi normal. Maka dapat
disimpulkan bahwa uji normalitas terpenuhi.
-
Uji Multikolinieritas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
kolerasi antar bariabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel independen, terjadi atau tidaknya Multikolinieritas dapat
dilihat dari nilai tolerance value yang lebih tinggi dari 10 maka dapat disimpulkan
tidak terjadi Multikolinieritas. Sebaliknya jika nilai
Jurnal ilmiah mahasiswa akuntansi
Unika Widya Mandala Surabaya
Volume 1, Nomor 4, Juli 2012
tolerance value lebih kecil dari 0,10 maka dapat disimpulkan terjadi Multikolinierita.
Table 4.3
Hasil Uji Multikolinieritas
a
Coefficients
Collinearity Statistics
Model
1
Tolerance
VIF
X1
,849
1,177
X2
,878
1,139
X3
,980
1,021
X4
,942
1,062
a. Dependent Variable: Y
Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2014
Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai tolerance semua variable independen
yaitu ukuran usaha sebesar 0.849, nilai perusahaan 0.878, profitabilitas 0.980 dan
financial leverage sebesar 0.942 > 0,10 sedangkan nilai VIF variable independen
yaitu ukuran perusahaaan sebesar 1.177, nilai perusahaan 1.139, profitabilitas 1.021
dan financial leverage sebesar 1.062 < 10. Dari hasil nilai tolerance dan VIF tersebut
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolonieritas.
-
Uji Heterokkedastisitas
Uji ini untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variance dan residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.
Tabel 4.4
Spearman's rho
Correlations
X1
X2
X3
X4
Unstandard
ized
Residual
Jurnal ilmiah mahasiswa akuntansi
Unika Widya Mandala Surabaya
X1
Volume 1, Nomor 4, Juli 2012
Correlation
Coefficient
Sig. (2-tailed)
1.000
N
X2
Correlation
Coefficient
Sig. (2-tailed)
Spearman's
rho
X3
Correlation
Coefficient
Sig. (2-tailed)
**
.158
-.008
.001
.000
.331
.961
40
40
40
40
.141
.213
**
1.000
-.565
**
.001
.
.000
.386
.186
40
40
40
40
40
**
**
1.000
-.194
-.100
-.565
.000
.000
.
.231
.541
40
40
40
40
40
Correlation
Coefficient
.158
.141
-.194
1.000
-.190
Sig. (2-tailed)
.331
.386
.231
.
.239
40
40
40
40
40
-.008
.213
-.100
-.190
1.000
.961
.186
.541
.239
.
40
40
40
40
40
N
Correlation
Unstandardized
Residual
.653
.
.653
N
X4
**
40
-.490
N
-.490
Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2014
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai korelasi keempat variabel
independen dengan Unstandardized Residual memiliki nilai signifikansi lebih besar
dari 0,05. Karena signifikansi dari empat variabel independen lebih besar dari 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model
regresi
- Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi
terdapat antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu
pada periode t-1 (sebelumnya) model regresi yang baik sebaiknya bebas dari
autokolerasi. Uji autokolerasi dapat dilihat dari angka pada D-W, jika D-W terletak
antara -2 sampai +2 maka tidak ada autokolerasi.
Tabel 4.5
Uji Autokorelasi
Jurnal ilmiah mahasiswa akuntansi
Unika Widya Mandala Surabaya
Volume 1, Nomor 4, Juli 2012
Model Summary
Model
R
1
,806 a
R Square
b
Adjusted R
Square
,650
Std. Error of the
Estimate
,610
Durbin-Watson
,06496
2,027
a. Predictors: (Constant), X4, X3, X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil dari uji autokorelasi menunjukkan
tidak adanya autokorelasi dengan nilai hitung Durbin Watson sebesar 2.027 atau
mendekati dan berada diangka 2. Sehingga uji autokorelasi terpenuhi.
-
Hasil Uji t atau Uji Parsial
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen secara
parsial berpengaruh terhadap variabel dependent. Apabila nilai signifikan lebih kecil
dari derajat yang digunakan maka hipotesis alternative yang berarti variabel
independent secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.
Tabel 4.7
a
coeficients
a
Coefficients
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
Std. Error
(Constant)
,003
,042
X1
,013
,006
X2
,003
X3
,012
X4
,014
a. Dependent Variable: Y
Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2014
Standardized
Coefficients
Beta
t
Sig.
,082
,935
,257
2,366
,024
,000
,851
7,967
,000
,000
,006
2,057
,045
,006
,231
2,241
,031
Jurnal ilmiah mahasiswa akuntansi
Unika Widya Mandala Surabaya
Volume 1, Nomor 4, Juli 2012
Dari tabel di atas menunjukkan nilai thitung X1 = 2.366, thitung X2 =
7.967, thitung (X3) = 2.057, dan thitung (X4) = 2.241, sedangkan nilai ttabel
dengan dk (40-5-1=34) pada tarif signifikan 0,05 adalah 2.02269. berikut
uraiannya:
1. Pengaruh ukuran usaha (X1) terhadap perataan laba (Y).
a
Dari tabel coeffisients di atas dapat dilihat nilai sig variabel ukuran
perusahaan (X1) sebesar 0.024. Dimana nilai 0.024 < 0.05 maka dapat
disimpulkan bahwa variabel X1 berpengaruh signifikan terhadap tindakan
perataan laba (Y). dari nilai thitung dapat dilihat nilai sebesar 2.366. Dimana
thitung > dari ttabel yaitu 2.366 > 2.02269 maka dapat disimpulkan X1
memiliki kontribusi terhadap variabel Y. dalam hal ini X1 berpengaruh
positif terhadap Y, dimana jika variabel X1 naik maka variabel Y juga akan
naik dan sebaliknya jika variabel X1 menurun maka variabel Y juga akan
menurun.
2. Pengaruh nilai perusahaan (X2) terhadap perataan laba (Y).
a
Dari tabel coeffisients di atas dapat dilihat nilai sig variabel nilai
perusahaan (X2) sebesar 0.000. Dimana nilai 0.000 < 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa variabel X2 berpengaruh signifikan terhadap tindakan
perataan laba (Y). dari nilai thitung dapat dilihat nilai sebesar 7.967. Dimana
thitung > dari ttabel yaitu 7.967 > 2,02269 maka dapat disimpulkan X2
memiliki kontribusi terhadap variabel Y. dalam hal ini X2 berpengaruh
positif terhadap Y, dimana jika variabel X2 naik maka variabel Y juga akan
naik dan sebaliknya jika variabel X2 menurun maka variabel Y juga akan
menurun.
3. Pengaruh profitabilitas (X3) terhadap perataan laba (Y).
a
Dari tabel coeffisients di atas dapat dilihat nilai sig variabel profitabilitas
(X3) sebesar 0.045. Dimana nilai 0.045 < 0.05 maka dapat disimpulkan
bahwa variabel X3 berpengaruh signifikan terhadap tindakan perataan laba
(Y). dari nilai thitung dapat dilihat nilai sebesar 2.057. Dimana thitung > dari
ttabel yaitu 2.057 > 2.02269 maka dapat disimpulkan X3 memiliki
kontribusi terhadap variabel Y. dalam hal ini X3 berpengaruh positif
terhadap Y, dimana jika variabel X3 naik maka variabel Y juga akan naik
dan sebaliknya jika variabel X3 menurun maka variabel Y juga akan
menurun.
4. Pengaruh financial leverage (X4) terhadap perataan laba (Y).
a
Dari tabel coeffisients di atas dapat dilihat nilai sig variabel financial
leverage (X4) sebesar 0.031. Dimana nilai 0.031 < 0.05 maka dapat
Jurnal ilmiah mahasiswa akuntansi
Unika Widya Mandala Surabaya
-
Volume 1, Nomor 4, Juli 2012
disimpulkan bahwa variabel X4 berpengaruh signifikan terhadap tindakan
perataan laba (Y). dari nilai thitung dapat dilihat nilai sebesar 2.241. Dimana
thitung > dari ttabel yaitu 2.241 > 2,02269 maka dapat disimpulkan X4
memiliki kontribusi terhadap variabel Y. dalam hal ini X4 berpengaruh
positif terhadap Y, dimana jika variabel X4 naik maka variabel Y juga akan
naik dan sebaliknya jika variabel X4 menurun maka variabel Y juga akan
menurun.
Uji Simultan atau Uji F
Uji simultan digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen
Table 4.8
ANOVA
ANOVA
Sum of
Squares
Model
1
a
Df
Mean Square
Regression
,274
4
,068
Residual
,148
35
,004
Total
,422
39
F
16,233
Sig.
,000
b
a. Dependent Variable: Y
s
b. Predictors: (Constant), X4, X3, X2, X1 u
mber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2014
Dari tabel diatas menunjukkan ukuran perusahaan (X1), nilai perusahaan
(X2), profitabilitas (X3) dan financial leverage (X4) mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap perataan laba (Y) karena probabilitas signifikan lebih kecil dari
0.05 yaitu 0.000 (0.000 < 0.05) dan nilai Fhitung 16.233 > Ftabel 2.64 maka Ho
ditolak dan H1 diterima yang dapat disimpulkan bahwa secara simultan ukuran
perusahaan (X1), nilai perusahaan (X2), profitabilitas (X3) dan financial leverage
(X4) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perataan laba (Y)
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Jurnal ilmiah mahasiswa akuntansi
Unika Widya Mandala Surabaya
Volume 1, Nomor 4, Juli 2012
Berdasarkan pada hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1.
Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap tindakan perataan laba pada
perusahaan manufaktur dibidang sub sektor otomotif & komponen periode 20092012.
2. Nilai perusahaan diukur melalui PER (price earning ratio) berpengaruh terhadap
tindakkan perataan laba pada perusahaan manufaktur dibidang
sub sektor otomotif & komponen periode 2009-2012.
3.
Profitabilitas diukur melalui ROE (return on equity) memiliki pengaruh terhadap
tindakkan perataan laba pada perusahaan manufaktur dibidang sub sektor
otomotif & komponen periode 2009-2012.
4.
Financial leverage diukur melalui DER (debt to equity ratio) berpengaruh
terhadap tindakan perataan laba pada perusahaan manufaktur dibidang sub sektor
otomotif & komponen periode 2009-2012.
5.
Ukuran perusahaan, nilai perusahaan (per), profitabilitas (roe), dan financial
leverage (der) mempunyai pengaruh terhadap tindakan perataan laba pada
perusahaan manufaktur dibidang sub sektor otomotif & komponen periode 20092012.
5.2 Saran
Beberapa saran yang dapat disampaikan oleh penulis yang berkaitan dengan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Penelitian yang akan datang sebaiknya menggunakan sampel perusahaan yang
lebih banyak lagi dan dalam rentang waktu yang lebih lama lagi agar hasil
pengujian lebih akurat lagi nantinya.
2.
Untuk penelitian yang akandatang diharapkan juga agar dapat menguji beberapa
variabel atau menambah variabel lain yang diduga memiliki pengaruh terhadap
tindakan perataann laba, seperti: umur perusahaan, harga saham, sector industry,
kebijakan akuntansi, net profit margin, dan dividend payout ratio.
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki. 2008. Intermediate Accounting (Edisi ke-8). Yogyakarta: BPFE.
Dewi, Diastiti okkarisma. 2010. “Pengaruh Jenis Usaha, Ukuran Perusahaan dan
Finacial Leverange Terhadap Tindakan Perataan Laba pada Perusahaan
yang Terdaftar di BEI”. Skripsi. Universitas Diponegoro.
Jurnal ilmiah mahasiswa akuntansi
Unika Widya Mandala Surabaya
Volume 1, Nomor 4, Juli 2012
Ginanjar Indra Kusuma, dkk. 2012. “Analisis Pengaruh Profitabilitas dan Tingkat
Pertumbuhan (Growth) Terhadap Struktur Modal dan Nilai Perusahaan”.
Jurnal Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang.
Igan Budiasih. 2009. “ Faktor-Faktor yang Mempegaruhi Praktik Perataan
Laba”. Jurnal Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana.
Indira Januarti. 2004. “Pendekatan dan Kritik Teori Akuntansi Positif”. Jurnal
Akuntansi dan Auditing Vol. 1 No. 1 November 2004.
Kasmir. 2010. “Analisis Laporan Keuangan Cetakaan ke-3. Jakarta: PT. Raja
grafindo Persada.
Mas’ud, Masdar. 2009. “Faktor-Faktor Penentu Struktur Modal serta Dampaknya
Terhadap Nilai Perusahaan”. Jurnal Aplikasi Manajemen Vol. 7 No. 1
Februari.
Mursalim. 2003. Analisis Persepsi Dimensi Income Smooting Terhadap
Motivasi
Investor
untuk Berinvestasi pada Perusahaan yang
Terdaftar di BEJ (Studi
pada Investor di Jateng dan DIY). Jurnal
Magister Akuntansi Volume 6 (2) Agustus 2006. Semarang: UNDIP
Rianse, Usman dan Abdi. 2009. “Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi”.
Surabaya: ALFABETA.
Rina Moestika Setyaningrum dan Aprilia Yunita Sari. 2011. “Pengaruh
Asimetri
Informasi dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen
Laba pada Perusahaan Food and Beverages yang Go Public di
BEI”. The Accounting
Review Vol. 1 No. 2 July. Tahun 2011.
Riahi, Ahmed dan Belkaoui. 2011. “Accounting Theory (Edisi ke-5)”. Jakarta:
Salemba Empat.
Ria Yunita Pratiwi. 2013. “Pengaruh Profitabilitas, Financial leverage, dan
Perutumbuhan Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba”.
Skripsi.
Universitas Negeri Padang.
Jurnal ilmiah mahasiswa akuntansi
Unika Widya Mandala Surabaya
Volume 1, Nomor 4, Juli 2012
Rita J.D Atawarman. 2011. “Analisis Pengaruh Ukuran perusahaan,
Profitabilitas,
dan Kepemilikan
Manajerial Terhadap Praktik
Perataan laba yang
Dilakukan
oleh Perusahaan Manufaktur
pada BEI”. Jurnal Ilmu Ekonomi Advantage Vol 2 No 2, 19 Februari 2011.
Riyanto, Bambanh. 2010. Dasar-Dasar Pembelajaran Perusahaan Edisi ke-4.
Yogyakarta. BPFE.
Rumengan, Jeremmy. 2010. Metodologi Penelitian dengan SPSS. Batam: Uniba Press.
Sagadji, Etta Mamang dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: ANDI.
S.K, Purwanto dan Suharyadi. 2009. Statistik: Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern (Jilid Ke2). Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta, CV.
Sunyoto, Danang. 2011. Metodologi Peneltitian untuk ekonomi. Yogyakarta: CAPS.
Suwito, Edy dan arleen Herawaty. 2005. “Analisis Pengaruh karakteristik
Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba yang Dilakukan oleh Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Symposium
Nasional
Akuntansi VIII. Solo.
15-16 September.
Widaryanti. 2009. “Analisis Perataan Laba dan Faktor-Faktor
Mempengaruhi
pada Perusahaan
Manufaktor di BEI.
Ekonomi Vol. 4 No. 2 Desember 2009: hal 60-77.
www.idx.co.id
www.sahamok.com
yang
Focus
Download