RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Topik Sub Topik Alokasi Waktu : SMP Negeri 18 Semarang : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) : IX (Sembilan) / I (Ganjil) : Sistem Reproduksi pada Manusia : Pembelahan Sel : 3 x 40 menit ( 1x Pertemuan ) A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 1. 3.1 Menghubungkan sistem reproduksi 3.1.1 Mendeskripsikan fase – fase pembelahan pada manusia dan gangguan pada mitosis dan meiosis. sistem reproduksi dengan penerapan 3.1.2 Menjelaskan ciri setiap fase pembelahan pola hidup yang menunjang kesehatan mitosis dan meiosis. reproduksi. 3.1.3 Menjelaskan karakter atau sifat sel anakan 4.1 Menyajikan hasil penelusuran hasil pembelahan mitosis dan meiosis. informasi dari berbagai sumber terkait kesehatan dan upata pencegahan gangguan pada organ reproduksi C. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Peserta didik mampu mendeskripsikan fase – fase pada pembelahan mitosis dan meiosis secara lengkap. 2. Peserta didik mampu menjelaskan ciri fase – fase pada pembelahan mitosis dan meiosis secara tepat. 3. Peserta didik mampu Menjelaskan karakter atau sifat sel anakan hasil pembelahan mitosis dan meiosis secara benar. D. MATERI Pembelahan Sel Kita wajib bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena diberi kesempatan untuk lahir di dunia dan dapat me lihat keindahan berbagai ciptaan-Nya. Pada awalnya, manusia berasal dari satu sel, selanjutnya sel tersebut mengalami pembelahan secara terus menerus, sehingga pada saat dewasa manusia memiliki sekitar 200 triliun sel. Selsel tersebut mengalami perubahan bentuk dan fungsi. Sel-sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama akan bergabung menjadi suatu kesatuan untuk membentuk suatu jaringan. Pembelahan sel sangat penting bagi kelangsungan hidup semua makhluk hidup. Ada 3 alasan mengapa sel mengalami pembelahan, yaitu untuk pertumbuhan, perbaikan, dan reproduksi. Berikut ini akan dijelaskan masing-masing alasan pentingnya sel mengalami pembelahan. Alasan pertama sel mengalami pembelahan adalah untuk pertumbuhan. Mahluk hidup dapat tumbuh karena sel-selnya bertambah banyak. Semakin banyak sel dalam suatu makhluk hidup maka semakin besar ukuran mahkluk hidup itu. Alasan selanjutnya adalah untuk perbaikan. Perbaikan jaringan yang rusak pada tubuh tersebut adalah hasil dari proses pembelahan sel. Alasan terakhir sel mengalami pembelahan adalah untuk reproduksi. Reproduksi atau perkembangbiakan adalah ciri lain dari makhluk hidup. Pada proses reproduksi seksual, diperlukan sel kelamin untuk membentuk individu baru (anakan). Proses pembentukan sel kelamin ini dilakukan dengan cara pembelahan sel. Menurut teori sel, semua sel hidup berasal dari sel yang sudah ada sebelumnya (omnis cellula e cellula). Teori ini dinyatakan oleh Rudolf Virchow pada tahun 1855. Pembentukan sel-sel baru atau anakan dari sel yang sudah ada sebelumnya dapat terjadi melalui proses pembelahan sel. Pembelahan Mitosis dan Meiosis Pembelahan sel dibedakan menjadi pembelahan mitosis dan meiosis. Pembelahan mitosis terjadi pada sel-sel tubuh (sel somatik) makhluk hidup. Pada pembelahan ini, dihasilkan sel anak yang mempunyai kromosom yang jumlahnya sama dengan kromosom sel induk. Pembelahan secara meiosis hanya terjadi pada organ kelamin. Pembelahan ini berfungsi untuk menghasilkan sel gamet (sel telur dan sel sperma). Melalui pembelahan ini akan dihasilkan sel anak yang mempunyai kromosom setengah dari kromosom sel induk. 1. Pembelahan Mitosis Pembelahan mitosis merupakan tipe pembelahan sel yang menghasilkan 2 sel anakan. Sel anakan tersebut mempunyai karakter identik secara genetik dengan sel induk. Artinya, kedua sel anakan yang terbentuk mempunyai susunan genetika yang sama, termasukn sama dalam jumlah kromosom dengan induknya. Jumlah kromosom yang dimiliki oleh sel anakan adalah 2n atau disebut dengan diploid. Sel diploid adalah sel-sel yang kromosomnya berpasangan (2n). Pembelahan mitosis merupakan proses yang berkesinambungan yang terdiri atas empat fase pembelahan, yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase. Setiap fase pembelahan tersebut memiliki ciri-ciri yang berbeda. Pada tahap akhir dari pembelahan mitosis, yaitu fase telofase, umumnya selalu diikuti dengan pembelahan sitoplasma yang disebut dengan sitokinesis. Pada saat sitokinesis, terbentuk cincin pembelahan yang berfungsi membagi sitoplasma sehingga terbentuk dua sel anakan. Gb: Fase- fase Pembelahan Mitosis dan Ciri Setiap Fase Pembelahan Mitosis 2. Pembelahan Meiosis Pembelahan meiosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan 4 sel anakan yang masingmasing sel anakan hanya memiliki separuh dari jumlah kromosom sel induk. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa jumlah kromosom yang dimiliki oleh sel anakan adalah n atau disebut dengan haploid. Pembelahan meiosis disebut juga sebagai pembelahan reduksi. Pembelahan meiosis berlangsung dalam dua tingkat, yaitu meiosis I dan meiosis II. Meskipun demikian, fase-fase pembelahan meiosis mirip dengan fasefase pembelahan mitosis. Gambar berikut menunjukkan terjadinya fase-fase pembelahan meiosis pada tingkat meiosis I dan meiosis II. Gb. Fase -fase Pembelahan Meiosis E. PENDEKATAN/STRATEGI/METODE PEMBELAJARAN 1. Pendekatan : Scientific Learning 2. Metode : Ceramah, Diskusi, Presentasi 3. Model : GI F. ALAT, BAHAN, MEDIA DAN SUMBER BELAJAR 1. Alat : Laptop, proyektor 2. Bahan :- 3. Media : LKPD (lembar diskusi peserta didik) 4. Sumber belajar a. : Nuh, Muhammad. 2018. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMP/MTs Kelas I Semester 2. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud. b. Tim Abdi Guru : Purjiyanta, Eka dkk. 2018. IPA Terpadu Untuk SMP/MTs Kelas IX. Jakarta : Erlangga. G. KEGIATAN PEMBELAJARAN (Pertemuan pertama (1 x 40 menit) KEGIATAN ALOKASI DESKRIPSI KEGIATAN WAKTU Pendahuluan - Guru memberi salam dan ketua kelas memimpin doa. 10 menit - Guru mempresensi kehadiran Siswa. - Siswa diingatkan oleh guru tentang materi sebelumnya, guru memberikan pertanyaan mengenai “ darimanakah manusia berasal?” dari satu sel (zigot). Sel yang ada di dalam tubuh manusia mengalami pembelahan secara terus-menerus sehingga pada saat manusia telah dewasa jumlah seluruh sel yang ada di dalam tubuhnya sekitar 200 triliun. - Salah satu Siswa yang ditunjuk dapat menjawab dengan tanggung jawab. Kemudian diberikan pertanyaan lagi mengenai “Adakah yang dapat menyebutkan alasan mengapa sel mengalami pembelahan?” - Guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada hari itu. Kegiatan Inti Mengamati : Siswa mengamati gambar fase – fase pembelahan mitosis dan meiosis. Menanya : Siswa melakukan tanya jawab tentang ketidakpahaman terhadap gambar yang disajikan. Mengumpulkan data : Siswa melakukan pengamatan mengenai fase – fase pembelahan mitosis dan meiosis dengan tepat Mengasosiasi : Siswa dibentuk menjadi 5 kelompok serta melakukan 70 menit diskusi kelompok untuk menyimpulkan hasil pengamatan mengenai fase – fase pembelahan mitosis dan meiosis. Mengkomunikasikan: Siswa secara berkelompok mempresentasikn hasil diskusi di depan kelas. Penutup a. Siswa dan guru mereview hasil kegiatan pembelajaran 40 menit b. Guru memberikan penghargaan (misalnya pujian atau bentuk penghargaan lain yang relevan) kepada kelompok yang berkinerja baik c. Siswa menjawab soal tentang indera penglihatan pada manusia. d. Guru memberikan penugasan e. Guru menutup pembelajaran dan mengucapkan salam. Semarang, 29 Juli 2019 Mengetahui, Kepala SMP Negeri 18 Semarang Guru Mata Pelajaran IPA NIP. Elma Nabella NIP. 4001415065 H. Penilaian Skor maksimal= 100 Kategori nilai: Predikat Nilai Sangat Baik (SB) 81-100 Baik (B) 71-80 Cukup (C) 61-70 Kurang (K) < 60 a) Instrumen Penilaian Afektif Lembar Pengamatan Sikap No Nama Sikap yang dinilai Peserta didik Kerjasama Keaktifan Keingintahuan Kedisiplinan Tanggung jawab Rubik Penilaian Afektif: No 1. 2. Sikap yang Skor dinilai 1 Kerjasama Tidak Keaktifan 2 dapat 3 kurang dapat dapat bekerjasama bekerjasama bekerjasama dengan baik dalam dengan baik dalam dengan kelompok kelompok dalam kelompok Aktif bertanya saat Aktif diskusi, menjawab tidak namun aktif diskusi bertanya, saat namun Aktif baik bertanya, menjawab saat diskusi dan turut menjawab tidak dan turut serta tidak turut serta serta dalam dalam praktikum praktikum Bertanya namun Bertanya tentang tidak sesuai dengan kurang sesuai bab bab yang dibahas apa yang sedang yang dengan jelas menjadi bahasan namun dalam praktikum 3. Keingintahuan Bertanya namun dibahas masih dalam lingkupnya 4. Kedisiplinan Tidak disiplin Kurang dalam KBM, dalam KBM KBM memenuhi kurang dengan hanya mendengarkan dari memenuhi 2 kriteria disiplin 2 dengan dalam dengan baik, mendengarkan kriteria dengan mendengarkan dan tenang saat dengan waktunya tenang baik, memperhatikan dan tenang saat waktunya tenang dari Disiplin baik, memperhatikan memperhatikan dan tenang saat waktunya tenang 5. Tanggung Kurang Jawab mampu Mampu Mampu mempertanggung mempertanggung mempertanggung jawabkan apa yang jawabkan apa yang jawabkan dikatan dikatan yang dikatan dan dan dilakukan namun kurang pada apa apa dilakukan yang dilakukan Keterangan: Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1 sampai dengan 3. 1 = kurang; 2 = cukup; 3 = baik. Untuk penilaian sikap, angka ini berfungsi sebagai alat peringkas profil peserta didik, bukan sebagai harga mati untuk KKM. Nilai = (skor/15) * 100 Kategori A (Sangat Baik) untuk nilai >79 Kategori B (Baik) untuk nilai 65-79 Kategori C (Cukup) untuk nilai 50-64 Kategori D (Kurang) untuk nilai 35- 49 Kategori E (Sangat Kurang) untuk nilai 20-34 b) Instrumen Penilaian Psikomotorik Penilaian No Aspek yang dinilai 1 Keterampilan menganalisis dalam diskusi 3 Hasil pengamatan dalam diskusi 4 Penarikan simpulan dalam diskusi 1 2 3 Rubik Penilaian Psikomotorik Aspek yang Penilaian dinilai 1 Keterampilan menganalisis dalam diskusi 2 Siswa hanya melihat temannya dalam diskusi 3 Aktif melakukan dalam diskusi namun kurang sesuai langkah kerja yang ada di LDS Data tidak Hasil pengamatan menunjukkan hasil pengamatan yang cermat, lengkap, dan aman Data hanya menunjukkan dua aspek dari cermat, lengkap, aman; masih mencampurkan data Aktif dalam melakukan dan diskusi sesuai langkah kerja yang ada di LDS Data hanya menunjukkan dua aspek dari cermat, lengkap,aman; bebas dari inferensi dengan inferensi Penarikan Simpulan dituliskan Simpulan salah Simpulan dituliskan Simpulan benar namun kurang dengan lengkap lengkap dituliskan benar dan Nilai = (Skor/9) * 100 Skor min = 3 Skor maks = 9 Nilai maks = 100 Kategori A (Sangat Baik) untuk nilai >76 Kategori B (Baik) untuk nilai 66-76 Kategori C (Cukup) untuk nilai 55-65 Kategori D (Kurang) untuk nilai 44- 54 Kategori E (Sangat Kurang) untuk nilai 33-43 Semarang, 3 Mei 2016 Mengetahui, Kepala SMP Negeri 1 Muntilan Guru Mata Pelajaran IPA Parmin, M.Pd NIP. 197901232006041003 Rahmania Sukmawati NIP. 4001413032