BAB II TEKANAN HIDROSTATIS (HYDROSTATIC PRESSURE) II.1. Pendahuluan Tekanan hidrostatis menyatakan bahwa tekanan suatu zat cair sangat tergantung pada kedalamannya. Makin tinggi kedalamannya makin tinggi pula tinggi tekanan hidrostatisnya. Pada percobaan ini dilakukan pengukuran dengan rumus-rumus yang didasari pada prinsip keseimbangan momen. Adapun tekanan hidrostatis dilakukan dengan menggunakan alat seperempat lingkaran atau kwadran dalam 2 kondisi yaitu : II.4.1. Kondisi benda tenggelam sebagian L 0 a d Y m.g b Gambar II.1. Kondisi Benda Tenggelam Sebagian Mo =0 m.g.L = 0,5..g.b.Y2 ( a + d - Y/3 ) m.L = 0,5..b.Y2 ( a + d - Y/3 ) I-26 Y/3 II-27 dimana : m = massa anak timbangan L = 0,275 m b = 0,075 m a = 0,1 m d = 0,l m Y = tinggi paras air = kerapatan air II.4.2. Kondisi benda tenggelam seluruhnya L 0 a (Y-d)/3 Y d Y/3 m.g b Gambar II.2. Kondisi Benda Tenggelam Seluruhnya Mo =0 m.g.L = 0,5..g.b.Y2 (a + d -Y/3 ) - 0,5..b (Y - d)2(a - 1/3 (Y - d)) m.L = 0,5..b.Y2 (a + d - Y/3 ) - 0,5..b.(Y - d)2 (a - 1/3 (Y - d)) m.L = 0,5..b { Y2 (a + d - Y/3 ) - (Y - d)2 (a- 1/3 (Y - d)) II-28 dimana : m = massa anak timbangan L = 0,275 m b = 0,075 m a = 0,1 m d = 0,l m Y = tinggi paras air = kerapatan air II.2. Tujuan Percobaan 1. Untuk menentukan besarnya tekanan dan besarnya gaya yang bekerja pada bidang rata yang tenggelam sebagian. 2. Untuk menentukan besarnya tekanan dan besarnya gaya yang bekerja pada bidang rata yang tenggelam seluruhnya. II.3. Alat – Alat yang Digunakan 1. Bejana yang dilengkapi dengan kaki berulir 2. Alat untuk menggantung massa 3. Benda kwadran dengan skala 4. Sekrup pemegang kwadran 5. Lengan timbangan 6. Poros yang tajam 7. Pengatur keseimbangan 8. Katup penguras 9. Nivo 10. Termometer 11. Meteran / Mistar II-29 II.4. Prosedur Percobaan 1. Kosongkan bejana dari air, kemudian ukur L, b, a, dan d. 2. Letakkan bejana di atas meja dalam keadaan seimbang. Letakkan lengan timbangan pada poros yang tajam dan gantung piringan tempat anak timbangan pada ujung lengan timbangan. Untuk meratakan bejana dapat dilakukan dengan mengatur penyangga berulir, rata tidaknya dapat dilihat pada nivo. Kemudian atur posisi beban pengatur keseimbangan pada lengan timbangan sehingga kedudukan lengan tersebut menjadi horizontal (setimbang). 3. Sambungkan potongan selang dalam katup penguras untuk mengalirkan air ke luar bejana. 4. Tutup katup penguras dan isikan air sampai permukaannya menyentuh ujung bagian bawah dari benda kwadran. Kemudian mulailah meletakkan anak timbangan, lalu secara perlahan masukkan atau tambahkan air ke dalam bejana hingga lengan timbangan menjadi horizontal kembali. Catat paras air pada bejana dan berat anak timbangan. Untuk ketelitian pengukuran paras air dalam bejana dapat dilakukan dengan mengisi air pada bejana terlebih dahulu baru setelah itu secara perlahan-lahan dikurangi air melalui pipa penguras. 5. Lakukan percobaan ini berulang kali untuk anak timbangan yang berbeda dengan jalan yang sama seperti di atas. II-30 II.4.1. Alat Percobaan / Peraga Tekanan Hidrostatis Tujuan percobaan 1 : Untuk menentukan pusat tekanan pada bidang rata yang terbenam sebagian. Quadran Clamping screw Pivot Leam level adication Adjustable Counterbalance Scale Weight hanger End Face Drain cock Spirit level Levelling feet Pivot (lulcrum) Mass m W=mg Gambar II.3. Alat Peraga Tekanan Hidrostatis II-31 Pengaturan Alat : 1. Sebuah benda berbentuk seperempat lingkaran (5), terletak pada suatu lengan timbangan (7), yang terletak pada suatu poros yang tajam (8). 2. Garis kontak dari poros tajam tadi berimpit dengan garis aksis dari benda seperempat lingkaran tadi. Dengan demikian maka gaya hidrostatis yang bekerja pada benda tersebut bila dibenamkan, hanya gaya yang bekerja pada bidang permukaan segi empat pada ujung benda tersebut (11), yang mengakibatkan timbulnya momen pada poros yang tajam tadi. 3. Selain sekrup pemegang benda tadi pada lengan timbangan (6), pada salah satu ujung lengan dikaitkan sebuah piringan untuk anak timbangan dan sebuah beban pengatur keseimbangan pada ujung lainnya (19). 4. Bejana atau tangki (1) dapat diatur kerataan dan levelnya melalui kaki berulir (13). Pengaturan alat rata tidaknya dapat dilakukan dengan bantuan sebuah penyipat datar yang diletakkan pada alas tangki/bejana. Alat penunjuk apakah lengan timbangan (4) horizontal atau tidak, terpasang pada sisi tangki di bagian dekat lengan yang memikul piringan timbangan. 5. Air dialirkan ke dalam tangki/bejana dengan pipa lentur dan dikosongkan melalui katup penguras (12), yang dapat disambungkan dengan pipa lentur sepanjang setengah inci. Suplai air bisa didapat dari suatu meja hidraulika atau dapat juga secara terpisah. 6. Paras air dalam tangki/bejana pada skala yang tertera pada benda seperempat lingkaran (10). II-32 Langkah – Langkah Percobaan : 1. Satukan benda seperempat lingkaran/kwadran dengan lengan timbangan, menggunakan sekrup. 2. Ukur besarnya nilai L, a, d, dan b dari permukaan sisi ujung kwadran tersebut. 3. Tempatkan bejana di atas meja hidrolika dan letakkan lengan timbangan pada poros tajam. 4. Gantungkan piringan tempat anak timbangan pada ujung lengan timbangan. 5. Sambungkan sepotong selang dengan katup peguras dan sepotong lagi pada bagian suplai dari meja hidrolika untuk dialirkan ke dalam bejana. 6. Ratakan letak bejana di atas meja hidraulika dengan mengatur kaki penyangga yang berulir, dengan bantuan alat penyipat datar. 7. Atur posisi beban pengatur kesetimbangan pada lengan timbangan sehingga lengan tersebut menjadi horizontal. 8. Tutup katup penguras dan alirkan air hingga permukaannya menyentuh ujung bagian bawah dari benda kwadran. 9. Mulai letakkan sebuah anak timbangan, kemudian secara pelan, tambahkan air ke dalam bejana sampai lengan timbangan menjadi horizontal kembali. 10. Catat paras air dalam bejana dan berat anak timbangannya. 11. Untuk ketelitian pengaturan paras air dalam bejana dapat dilakukan dengan kelebihan mengisi air terlebih dahulu, baru kemudian secara pelan dikurangi melalui katup penguras. 12. Ulangi prosedur percobaan di atas untuk setiap penambahan beban anak timbangan di atas piringan, sampai paras air di dalam bejana mencapai bagian atas kwadran pada sisi bagian ujung kwadran. II-33 13. Kurangi kembali anak timbangan di atas piringan, dan catat setiap kali pengurangan beratnya, sekaligus juga catat tinggi paras airnya pada masing-masing kondisi beban. 14. Lanjutkan hingga dipindahkan. semua anak timbangan sudah habis II-34 II.5. Analisa Perhitungan Suhu air = 24 °C ρ air = 997,2 kg/m3 II.5.1. Interpolasi Dengan menggunakan cara interpolasi linier diperoleh ρ, dan μ, pada suhu 23 °C adalah sebagai berikut: T °C ρair (kg/m3) 20 998 24 x 30 996 ρ21C 24 30 20 30 998 x 998 996 (24-30) (998 - 996) = (20 - 30) (998 - x) -12 = -9980 + 10x 9968 = 10x ρ24°C = 997,2 kg/m3 II.5.2. Untuk Beban Tenggelam Sebagian Diketahui : L = 0,275 m b = 0,075 m a = 0,1 m d = 0,1 m = 997,2 kg/m3 g = 9,81 m/s II.5.2.1. Massa Massa diperoleh dari data hasil percobaan dalam satuan gram (gr) diubah dalam satuan kilogram (kg). II-35 II.5.2.2. Tinggi Paras Air (y) Tinggi paras air diperoleh dari data hasil percobaan dalam satuan mm diubah dalam satuan m. II.5.2.3. Mencari Massa Anak Timbangan (M)(Kg) y 0,5. .b. y 2 . a b 3 M L Contoh : y 0,049 m 0,052 0,5 997,2 0,075 (0,052) 2 0,1 0,075 3 M 0,0580 kg 0,275 II.5.2.4. Mencari Gaya Tekanan (Fh) Gaya Tekan Air ( Fh ) = massa anak timbangan x gaya grafitasi Fh = massa x g Contoh : M = 0,0580 kg g = 9,81 m/s2 Fb =Mxg = 0,0580 x 9,81 = 0,568831 N II.5.2.5. Mencari Gaya Beban (Fp) Gaya Beban (Fp) = massa x gaya grafitasi Fp = massa x g Contoh : Fp =mxg = 0,060 x 9,81 = 0.5886 N II-36 II.5.2.6. Mencari Efisiensi Efisiensi Fp 100% Fh Contoh : Fh = 0,568831 N Fp = 0.5886 N Efisiensi Fp 100 Fb 0.5886 100 0.568831 103,4753% II.5.2.7. Rata – Rata Efisiensi Rata – rata effisiensi dihitung dengan menjumlahkan seluruh nilai effisiensi dibagi dengan jumlah data effisiensi . Rata-rata effisiensi 1073,1680 107,317 % 10 II.5.2.8. Sudut ( ) : β arc tan Rata rata efisiensi 100 Contoh : Rata – rata effisiensi = 107,317 % β arc tan 107,317 47,021 100