LEMBAR PENGESAHAN Makalah ini telah dipresentasikan pada tanggal …..............……. Dan dibaca, dikoreksi serta disetujui oleh : Pembimbing (Erni Dwi Widyana,SST,M.Kes) 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Sistem Perkemihan ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang. Tim Penulis 2 DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………………….1 KATA PENGANTAR………………………………………………………………….2 DAFTAR ISI……………………………………………………………………………3 BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………5 A. Latar belakang………………………………………………………………..........5 B. Rumusan Masalah……………………………………………………………..…..6 C. Tujuan Penulisan………………………………………………………………..…6 BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………….7 1. Pengertian Sistem Urinaria…………………………………………………………..7 2. Ginjal………………………………………………………………………………...7 a. Anatomi dan Ciri-ciri Ginjal……………………………………………………..7 b. Daerah Teritorial Ginjal……………………………………………………….....9 c. Fungsi Ginjal…………………………………………………………………….10 d. Uji Fungsi Ginjal………………………………………………………………...11 e. Tahapan Pembentukan Urin……………………………………………………..11 f. Kelainan pada ginjal…………………………………………………………......12 3. Ureter………………………………………………………………………………...21 a. Anatomi dan Ciri-ciri ureter……………………………………………………..21 b. Perbedaan Ureter Pria dan Wanita…………………………………………….....23 c. Pembuluh Darah dan Persyarafan Ureter………………………………………...24 4. Vesika Urinaria (Kandung Kemih)…………………………………………………..24 a. Anatomi dan Bagian-bagian Kandung Kemih…………………………………...24 b. Peredaran Darah, Lapisan Otot, dan Persyarafan Vesika Urinaria……………....25 c. Fisiologi Vesika Urinaria………………………………………………………...26 5. Uretra………………………………………………………………………………...26 a. Anatomi dan Bagian-bagian Uretra……………………………………………...27 b. Perbedaan Uretra pada Pria dan Wanita…………………………………………29 3 c. Mikturisi………………………………………………………………..………..30 6. Urin………………………………………………………………………..………...32 a. Ciri-ciri Urin…………………………………………………………..…………32 b. Kandungan Urin……………………………………………………..…………..33 BAB III PENUTUP………………………………………………………..…………….34 A. Kesimpulan………………………………………………………..………………34 B. Saran……………………………………………………………..………………..34 DAFTAR RUJUKAN……………………………………………………………………35 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia, seperti makhluk hidup lainnya, berusaha untuk mempertahankan homeostasis, yang berarti keseimbangan. Otak dan organ tubuh lainnya bekerja sama untuk mengatur suhu tubuh, keasaman darah, ketersediaan oksigen dan variabel lainnya. Mengingat bahwa organisme hidup harus mengambil nutrisi dan air, satu fungsi homeostatis penting adalah eliminasi, atau kemampuan untuk mengeluarkan bahan kimia dan cairan, sehingga dapat menjaga keseimbangan internal. Sistem kemih memainkan peran ekskretoris dan homeostatik penting. Kelangsungan hidup dan berfungsinya sel secara normal bergantung pada pemeliharaan kosentrasi garam, asam, dan elektrolit lain di lingkungan cairan internal. Kelangsungan hiduop sel juga bergantung pada pengeluaran secara terus menerus zat-zat sisa metabolism toksik dan dihasilkan oleh sel pada saat melakukan berbagai reaksi semi kelangsungan hidupnya. Traktus urinarius merupakan system yang terdiri dari organ-organ dan struktur-struktur yang menyalurkan urin dari ginjal ke luar tubuh. Ginjal berperan penting mempertahankan homeostasis dengan mengatur konsentrasi banyak konstituen plasma, terutama elektrolit dan air dan dengan mengeliminasi semua zat sisa metabolisme. Sistem urin adalah bagian penting dari tubuh manusia yang terutama bertanggung jawab untuk menyeimbangkan air dan elektrolit tertentu seperti kalium dan natrium, membantu mengatur tekanan darah dan melepaskan produk limbah yang disebut urea dari darah. Sistem kemih terdiri terutama pada ginjal, yang menyaring darah, sedangkan ureter, yang bergerak urin dari ginjal ke kandung kemih, kandung kemih, yang menyimpan urin, dan saluran kencing, urin keluar melalui tubuh. Peran dari sistem urin dengan yang biasa bagi kebanyakan orang adalah bahwa ekskresi; melalui air seni, manusia membebaskan diri dari air tambahan dan bahan kimia dari aliran darah. Aspek penting lain dari sistem urin adalah kemampuannya untuk membedakan antara senyawa 5 dalam darah yang bermanfaat untuk tubuh dan harus dijaga, seperti gula, dan senyawa dalam darah yang beracun dan harus dihilangkan. 1.2 Rumusan Masalah A. Apakah sIstem urinaria itu? B. Bagaimanakah anatomi, fisiologi, dan kelainan yang ada pada ginjal? C. Seperti apakah tahapan dari pembentukan urin? D. Bagaimanakah anatomi dan fisiologi dari ureter, vesika urinaria dan uretra? E. Apakah perbedaan dari uretra serta ureter yang ada pada pria dan wanita? F. Apakah miknutrisi itu? G. Bagaimanakah cirri dan kandungan yang terdapat dalam urin? 1.3 Tujuan Penulisan A. Kita bisa mengetahui apa itu sistem urinaria B. Kita bisa mengetahui bagaimanakah anatomi, fisiologi, dan kelainan yang ada pada ginjal C. Kita bisa mengetahui tahapan dari pembentukan urin D. Kita bisa mengetahui anatomi dan fisiologi dari ureter, vesika urinaria dan uretra E. Kita bisa mengetahui perbedaan dari uretra serta ureter yang ada pada pria dan wanita F. Kita bisa mengetahui apa miknutrisi itu G. Kita bisa mengetahui ciri dan kandungan yang terdapat dalam urin 6 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Sistem Urinaria Sistem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air kemih). Sistem perkemihan terdiri dari : 2 Ginjal atau renal yang menghasilkan urin 2 Ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih) 1 Vesika urinaria (kandung kemih) tempat urin terakumulasi 1 Uretra untuk menyalurkan urin yang dikeluarkan dari Vesika Urinaria (kandung kemih) Sistem urinaria bekerja dengan kulit (sebagai bagian dari sistem integumen) dan usus untuk menjaga keseimbangan zat kimia dan kadar air dalam tubuh. Manusia dewasa mengeluarkan sekitar 27-68 ons cairan (800ml sampai 2000 ml) per hari berdasarkan asupan cairan harian 68 ons (2 Liter). Faktor-faktor lain dalam sistem urinaria termasuk cairan, dikeluarkan melalui keringat dan pernapasan. Selain itu, beberapa jenis zat kimia, seperti diuretik yang kadang-kadang digunakan untuk merawat seseorang yang memiliki tekanan darah tinggi, juga dapat mempengaruhi produksi dan eliminasi kadar urin. Beberapa minuman, seperti alkohol dan kopi, diketahui juga dapat menyebabkan terjadinya peningkatan frekuensi buang air kecil pada beberapa orang. 2.1.1 Ginjal a. Anatomi dan Ciri-ciri Ginjal Bentuknya seperti biji buah kacang merah (kara/ercis), jumlahnya ada 2 buah yaitu kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari pada ginjal kanan. Pada orang dewasa berat ginjal ± 200 gram. Dan pada umumnya ginjal laki – laki lebih panjang dari pada ginjal wanita. Satuan 7 struktural dan fungsional ginjal yang terkecil di sebut nefron. Tiap – tiap nefron terdiri atas komponen vaskuler dan tubuler. Komponen vaskuler terdiri atas pembuluh – pembuluh darah yaitu glomerolus dan kapiler peritubuler yang mengitari tubuli. Dalam komponen tubuler terdapat kapsul Bowman, serta tubulus – tubulus, yaitu tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, tubulus pengumpul dan lengkung Henle yang terdapat pada medula. Kapsula Bowman terdiri atas lapisan parietal (luar) berbentuk gepeng dan lapis viseral (langsung membungkus kapiler golmerlus) yang bentuknya besar dengan banyak juluran mirip jari disebut podosit (sel berkaki) atau pedikel yang memeluk kapiler secara teratur sehingga celah – celah antara pedikel itu sangat teratur. Kapsula bowman bersama glomerolus disebut Korpuskel Renal, bagian tubulus yang keluar dari korpuskel renal disabut dengan tubulus kontortus proksimal karena jalannya yang berbelok – belok, kemudian menjadi saluran yang lurus yang semula tebal kemudian menjadi tipis disebut ansa Henle atau loop of Henle, karena membuat lengkungan tajam berbalik kembali ke Korpuskel Renal asal, kemudian berlanjut sebagai tubulus kontortus distal. Struktur Atau Anatomi Ginjal 1. Kulit Ginjal (Korteks) Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan penyaringan darah yang disebut nefron. Pada tempat penyaringan darah ini banyak mengandung kapiler – kapiler darah yang tersusun bergumpal – gumpal disebut glomerolus. Tiap glomerolus dikelilingi oleh simpai bownman, dan gabungan antara glomerolus dengan simpai bownman disebut badan malphigi. Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu diantara glomerolus dan simpai bownman. Zat – zat yang terlarut dalam darah akan masuk kedalam simpai bownman. Dari sini maka zat – zat tersebut akan menuju ke pembuluh yang merupakan lanjutan dari simpai bownman yang terdapat di dalam sumsum ginjal. 2. Sumsum Ginjal (Medula) Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut piramid renal. Dengan dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks atau 8 papila renallis, mengarah ke bagian dalam ginjal. Satu piramid dengan jaringan korteks di dalamnya disebut lobus ginjal. Piramid antara 8 hingga 18 buah tampak bergaris – garis karena terdiri atas berkas saluran paralel (tubuli dan duktus koligentes). Diantara pyramid terdapat jaringan korteks yang disebut dengan kolumna renal. Pada bagian ini berkumpul ribuan pembuluh halus yang merupakan lanjutan dari simpai bownman. Di dalam pembuluh halus ini terangkut urine yang merupakan hasil penyaringan darah dalam badan malphigi, setelah mengalami berbagai proses. 3. Rongga Ginjal (Pelvis Renalis) Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong lebar. Sabelum berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis bercabang dua atau tiga disebut kaliks mayor, yang masing – masing bercabang membentuk beberapa kaliks minor yang langsung menutupi papila renis dari piramid. Kliks minor ini menampung urine yang terus kleuar dari papila. Dari Kaliks minor, urine masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renis ke ureter, hingga di tampung dalam kandung kemih (vesikula urinaria). Garis-garis yang terlihat di piramid disebut tubulus nefron yang merupakan bagian terkecil dari ginjal yang terdiri dari glomerulus, tubulus proksimal (tubulus kontorti satu), ansa henle, tubulus distal (tubulus kontorti dua) dan tubulus urinarius (papilla vateri). Pada setiap ginjal diperkirakan ada 1.000.000 nefron, selama 24 jam dapat menyaring darah 170 liter. Arteri renalis membawa darah murni dari aorta ke ginjal, lubang-lubang yang terdapat pada piramid renal masing-masing membentuk simpul dari kapiler satu badan malpigi yang disebut glomerulus. Pembuluh aferen yang bercabang membentuk kapiler menjadi vena renalis yang membawa darah dari ginjal ke vena kava inferior. Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter, dan nervus. b. Daerah Teritorial Ginjal Organ utama dari sistem urinaria adalah ginjal yang terletak tepat di bawah tulang rusuk di bagian tengah belakang. Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen di belakang 9 peritoneum pada kedua sisi vertebra thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke 3. Ginjal kanan sedikit lebih rendah daripada ginjal kiri, karena adanya lobus hepatis dexter yang besar. c. Fungsi Ginjal 1. Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan asam atau basa. 2. Fungsi hormonal dan metabolisme. Ginjal menyekresi hormon renin yang mempunyai peranan penting mengatur tekanan darah (sistem renin angiotensin aldesteron) membentuk eritripoiesis mempunyai peranan penting untuk memproses pembentukan sel darah merah (eritropoiesis). 3. Mengekskresikan zat-zat yang jumlahnya berlebihan, misalnya gula dan vitamin serta zat-zat berbahaya lainnya seperti obat-obatan, bakteri, dan zat warna. 4. Mengatur keseimbangan mempertahankan osmotik keseimbangan ion dengan yang cara osmoregulasi optimal dalam dan plasma (keseimbangan elektrolit). Bila terjadi pemasukan/pengeluaran yang abnormal ion-ion akibat pemasukan garam yang berlebihan/penyakit perdarahan (diare, muntah) ginjal akan meningkatkan ekskresi ion-ion yang penting (misalnya Na, K, Cl, Ca dan posfat). 5. Mengatur volume air (cairan dalam tubuh). Kelebihan air dalam tubuh akan diekskresikan oleh ginjal sebagai urine (kemih) yang encer dalam jumlah besar, kekurangan air (kelebihan keringat) menyebabkan urine yang diekskresi berkurang dan konsentrasinya lebih pekat sehingga susunan dan volume cairan tubuh dapat dipertahankan relatif normal. 6. Ekskresi sisa hasil metabolisme (ureum, asam urat, kreatinin) zat-zat toksik, obat-obatan, hasil metabolisme hemoglobin dan bahan kimia asing (pestisida). 7. Mengatur keseimbangan asam-basa cairan tubuh bergantung pada apa yang dimakan, campuran makanan menghasilkan urine yang bersifat agak asam, pH kurang dari 6 ini disebabkan hasil akhir metabolisme protein. Apabila banyak makan sayur-sayuran, urine akan bersifat basa. pH urine bervariasi antara 4,88,2. Ginjal menyekresi urine sesuai dengan perubahan pH darah. 10 d. Uji Fungsi Ginjal a. Tes konsentrasi Dilarang makan atau minum selama 12 jam untuk melihat sampai seberapa tinggi berat jenisnya naik. b. Mengukur konsentrasi urenum darah Bila ginjal tidak cukup mengeluarkan urenum maka urenum darah naik di atas kadar normal (20 – 40) mg%. c. Tes untuk protein albumin Bila kerusakan pada glomerolus atau tubulus, maka protein dapat bocor masuk ke dalam urine. e. Tahapan Pembentukan Urin a. Filtrasi Pada proses ini darah memasuki jaringan kapiler yang disebut glomerulus. Dinding kapiler pada glomerulus sangat mudah dilalui oleh air dan molekulmolekul kecil yang terlarut di dalam air tetapi tidak dapat dilalui oleh proteinprotein besar yang terdapat pada darah, seperti albumin. Hasil akhir dari proses ini disebut filtrat. Filtrat ini berbentuk cairan yang terdiri dari plasma darah minus plasma proteinnya yang dikumpulkan pada kapsula Bowman untuk selanjutnya dialirkan melalui nephron. b. Reabsorbsi Tubular Filtrat yang terkumpul pada Kapsula Bowman mengandung campuran kotoran dan nutrien penting, termasuk sebagian besar air yang sebelumnya terdapat pada darah. Nephron selanjutnya berperan mengembalikan nutrien dan air ke darah dan meneruskan kotoran untuk dikeluarkan dari tubuh melalui proses reabsorbsi tubular dan sekresi tubular. 11 Reabsorbsi tubular adalah suatu proses dimana sel-sel pada tubulus kontortur proksimal mengambil air dan nutrien penting, termasuk sebagian besar air yang sebelumnya terdapat pada darah. Reabsorbsi dari garam dan nutrien seperti asam amino dan glukisa, secara umum dilakukan dengan proses transpor aktif. Nutrien ini selanjutnya memasuki kapiler darah yang menyelubungi tubulus proksimal dengan proses difusi. Air memasuki kapiler yang sama dengan proses osmosis. Kotoran seperti urea tetap berada pada tubulus proksimal dan menjadi semakin terkonsentrat karena kehilangan air. c. Sekresi Tubular Proses ini adalah suatu proses dimana senyawa-senyawa lain yang tidak tersaring oleh proses filtrasi ditambahkan pada filtrat. Proses ini terjadi pada tubulus kontortus distal. Pada daerah ini juga terjadi proses penting dalam mengendalikan konsentrasi ion kalium dan NaCl pda cairan tubuh. Pengendalian ini dilakukan dengan menggunakan kemampuan tubulus distal untuk menentukan jumlah ion kalium yang disekresikan ke flitrat dan NaCl yang diserap kembali dari flitrat. f. Kelainan pada ginjal 1. Uremia 12 Uremia adalah keadaan toksik yang disebabkan gagal ginjal. Hal ini terjadi bila fungsi ginjal tidak dapat membuang urea keluar dari tubuh sehingga urea menumpuk dalam darahkarena ginjal tidak dapat bekerja secara efektif. Gejala-gejalanya termasuk mual, muntah, kehilangan nafsu makan, lemah, dan kebingungan mental. 2. Batu Ginjal Penyakit batu ginjal atau nefrolitiasis adalah suatu kondisi ketika material keras yang menyerupai batu terbentuk di dalam ginjal. Material tersebut berasal dari sisa zat-zat limbah di dalam darah yang disaring oleh ginjal yang kemudian mengendap dan mengkristal seiring waktu. Pada sebagian besar kasus, penyakit batu ginjal dialami oleh orang-orang yang berusia 30-60 tahun. Diperkirakan 10 persen wanita dan 15 persen pria pernah mengalami kondisi ini selama hidup mereka. Endapan batu di dalam ginjal bisa disebabkan oleh makanan atau masalah kesehatan lain yang mendasari. Berdasarkan jenisnya, batu ginjal dibagi menjadi empat, yaitu batu kalsium, batu asam urat, batu struvit, dan batu sistin. 3. Nefritis 13 Nefritis adalah kerusakan pada bagian glomerulus ginjal akibat infeksi kuman umumnya bakteri streptococcus. Akibat nefritis ini seseorang akan menderita uremia atau edema. Uremia adalah masuknya kembali urine (C5H4N4O3) dan urea ke dalam pembuluh darah sedangkan edema adalah penimbunan air di kaki karena terganggunya reabsorpsi air. Nefritis akut banyak diderita oleh anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh infeksi penyakit menular. Sedangkan nefritis kronis yang diderita oleh orangtua ditandai dengan tekanan darah tinggi dan pengerasan pembuluh darah ginjal. Penyebab Peradangan ginjal biasanya disebabkan oleh infeksi, seperti yang terjadi pada pielonefritis atau suatu reaksi kekebalan yang keliru dan melukai ginjal. Suatu reaksi kekebalan yang abnormal bisa terjadi melalui 2 cara: Suatu antibodi dapat menyerang ginjalnya sendiri atau suatu antigen (zat yang merangsang reaksi kekebalan) menempel pada ginjal Antigen dan antibodi bergabung di bagian tubuh yang lain dan kemudian menempel pada sel-sel di dalam ginjal. Gejala Tanda-tanda dari nefritis adalah hematuria (darah di dalam air kemih), proteinuria (protein di dalam air kemih) dan kerusakan fungsi hati, yang tergantung kepada jenis, lokasi dan beratnya reaksi kekebalan. 14 4. Diabetes Melitus Diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin atau gangguan kerja insulin atau keduanya. Tubuh pasien dengan diabetes mellitus tidak dapat memproduksi atau tidak dapat merespon hormon insulin yang dihasilkan oleh organ pankreas, sehingga kadar gula darah meningkat dan dapat menyebabkan komplikasi jangka pendek maupun jangka panjang pada pasien tersebut. Diabetes mellitus (DM) dibagi menjadi beberapa tipe. DM tipe I biasanya menimbulkan gejala sebelum usia pasien 30 tahun, walaupun gejala dapat muncul kapan saja. Pasien DM tipe I memerlukan insulin dari luar tubuhnya untuk kelangsungan hidupnya. DM tipe II biasanya dialami saat pasien berusia 30 tahun atau lebih, dan pasien tidak tergantung dengan insulin dari luar tubuh, kecuali pada keadaan-keadaan tertentu. Tipe DM lainnya adalah DM gestasional, yakni DM yang terjadi pada ibu hamil, yang disebabkan oleh gangguan toleransi glukosa pada pasien tersebut. Saat ini jumlah pasien DM tipe II semakin meningkat, dikarenakan pola hidup yang semakin tidak sehat, misalnya kurang aktivitas fisik serta pola makan yang tidak sehat. Faktor risiko untuk DM tipe II antara lain: genetik, lingkungan, usia tua, obesitas, kurangnya aktivitas fisik, riwayat DM gestasional, serta ras atau etnis tertentu. 5. Hematuria Hematuria adalah penyakit yang ditandai dengan adanya sel darah merah pada urine. Penyebab hematuria adalah terdapat peradangan pada organ ginjal yang timbul akibat terjadi gesekan dengan batu ginjal. Hematuria juga dapat disebabkan oleh adanya kelainan pada glomerulus atau terdapat tumor pada saluran kemih. Ciri-ciri hematuria adalah saat buang air kecil muncul darah pada urine. Cara mengobati hematuria adalah dengan menyembuhkan penyakit yang menyebabkannya. 15 6. Pyelonephritis Infeksi ginjal (pyelonephritis) adalah jenis infeksi saluran urin spesifik yang umumnya dimulai dari uretra atau kandung kemih dan menjalar ke ginjal. Infeksi ginjal membutuhkan perhatian medis segera. Jika tidak diobati secara benar, infeksi ginjal dapat merusak ginjal anda secara permanen atau menyebar ke aliran darah dan menyebabkan infeksi yang mengancam jiwa. Pengobatan infeksi ginjal biasanya terdiri dari antibiotik dan seringkali membutuhkan rawat inap. 16 7. Sindrom Nefrotik Sindrom nefrotik adalah kelainan ginjal ketika ginjal mengeluarkan terlalu banyak proteindalam urin yang keluar dari dalam tubuh. Setiap ginjal mengandung 1 juta saringan untuk membersihkan darah beracun. Ginjal yang sehat akan menyimpan zat penting bernama protein di dalam darah. Tubuh memerlukan protein untuk tumbuh dan memperbaiki diri sendiri. Dengan sindrom ini, ginjal membuang protein dan zat sampah lainnya selama buang air kecil. Sindrom nefrotik menyebabkan pembengkakan (edema), terutama pada kaki dan pergelangan kaki serta meningkatkan risiko masalah kesehatan lainnya. Penyakit ini dapat muncul pada semua golongan umur. Namun, anak‐anak paling sering terkena penyakit ini. Anda dapat membatasi peluang terkena penyakit dengan mengurangi faktor risiko. Konsultasikanlah kepada dokter untuk informasi lebih lanjut. 17 8. Anuria Merupakan kegagalan ginjal dalam memproduksi urin. Anuria diakibatkan oleh kurangnya tekanan untuk melakukan filtrasi darah dalam ginjal. Penyakit anuria juga bisa muncul akibat radang di glomerulus, yakni organ penyaring darah pada ginjal. Penyempitan arterial efferent oleh hormon epinefrin dan radang menjadi penyebab utama terjadinya penyakit ini. Sebagai akibat terjadinya penyakt anuria pada ginjal, maka akan timbul gangguan keseimbangan di dalam tubuh. Misalnya, penumpukan cairan, elektrolit, dan sisa-sisa metabolisme tubuh yang seharusnya keluar bersama urine. Kegagalan manfaat ginjal, yang bisa mempunyai pemicu ganda terhitung obatobatan atau racun ( contohnya, antibeku ), diabetes, tekanan darah tinggi. batu atau tumor dalam saluran kemih juga bisa mengakibatkan obstruksi dengan menciptakan untuk aliran urin. kalsium darah yang tinggi, oksalat, atau asam urat, bisa berkontribusi pada risiko pembentukan batu. pada lelaki, kelenjar prostat membesar yaitu pemicu umum dari penyakit anuria obstruktif. Penyakit anuria akut, dimana penurunan produksi urin berlangsung dengan cepat, umumnya adalah sinyal obstruksi atau gagal ginjal akut. Gagal ginjal akut bisa 18 dikarenakan oleh faktor-faktor yang tidak terkait dengan ginjal, layaknya gagal jantung, infeksi, serta situasi lain yang mengakibatkan ginjal dapat kekurangan aliran darah. 9. Glomerulonefritis Glomerulonefritis adalah salah satu jenis penyakit ginjal berupa kerusakan yang terjadi pada glomeruli. Glomeruli adalah penyaring kecil di dalam ginjal yang berfungsi membuang cairan berlebih, elektrolit, dan sampah dari aliran darah. Kerusakan ini akan menyebabkan terbuangnya darah serta protein melalui urine. Kondisi glomerulonefritis pada masing-masing penderita bisa berbeda-beda. Ada yang mengalaminya dalam waktu singkat (akut) dan ada yang jangka panjang (kronis). Penyakit ini juga bisa berkembang pesat sehingga mengakibatkan kerusakan ginjal dalam beberapa minggu atau bulan. Glomerulonefritis jarang menyebabkan gejala yang spesifik. Tetapi jika bertambah parah, kondisi ini bisa memicu munculnya darah pada urine. Beberapa indikasi lain yang mungkin menyertai gejala utama tersebut meliputi: Urine yang berbuih Hipertensi Pembengkakan pada wajah, tangan, kaki, dan perut Kelelahan karena anemia atau gagal ginjal. 10. Albuminuria Albuminuria adalah penyakit yang ditandai dengan adanya protein albumin di dalam urine. Penyebab albuminuria adalah terjadi kerusakan pada glomerulus sehingga partikel besar seperti albumin bisa lolos. Kerusakan tersebut bisa terjadi karena terdapat luka di glomerulus, iritasi akibat logam berat, dan bakteri. 19 Cara mencegah albuminuria adalah dengan mengkonsumsi makanan dengan jumlah zat gizi seimbang dan minum air 8 gelas setiap hari. Cara mengobati albuminuria adalah dengan melakukan cangkok ginjal. 11. Gagal Ginjal Gagal ginjal akut merupakan istilah untuk kondisi di mana ginjal seseorang mengalami kerusakan secara mendadak, sehingga tidak bisa berfungsi. Gagal ginjal akut terjadi ketika ginjal tiba-tiba tidak bisa menyaring limbah kimiawi dari darah yang bisa memicu penumpukan atau penimbunan limbah tersebut di dalam tubuh. Penumpukan limbah kimia dan garam dalam tubuh bisa menghentikan organ lain untuk berfungsi dengan benar. Biasanya, gagal ginjal akut terjadi sebagai komplikasi dari penyakit serius lainnya. Penyakit ginjal seperti ini umumnya diidap oleh lansia atau pasien perawatan intensif di rumah sakit. Sedangkan Penyakit ginjal kronis atau yang lebih dikenal di masyarakat dengan istilah gagal ginjal kronis (GGK) adalah kondisi saat fungsi ginjal mulai menurun 20 secara bertahap. Indonesia Renal Registry mendefinisikan gagal ginjal kronis sebagai kerusakan ginjal, dapat berupa kelainan jaringan, komposisi darah dan urine atau tes pencitraan ginjal, yang dialami lebih dari tiga bulan. Status GGK berubah menjadi gagal ginjal tahap akhir (End-Stage Renal Disease/ESRD) ketika ginjal tidak lagi berfungsi. Pada stadium ini biasanya telah terjadi penumpukan limbah tubuh, cairan, dan elektrolit yang bisa membahayakan tubuh jika tanpa dilakukan penyaringan buatan (dialisis/cuci darah) atau transplantasi ginjal. 12. Polisistik Polisistik adalah penyakit yang ditandai dengan kerusakan saluran ginjal yang menyebabkan munculnya kista (pertumbuhan sel abnormal berbentuk seperti benjolan) di sepanjang saluran ginjal sehingga nefron menjadi rusak. Penyakit ini dapat berkembang menjadi gagal ginjal pada usia empat puluh tahun ke atas. Polisistik umumnya disebabkan oleh faktor keturunan. Cara mengatasi polisistik adalah dengan diet, obat, atau infus. 2.1.2 Ureter a. Anatomi dan Ciri-ciri ureter 21 Ureter adalah suatu saluran muskuler berbentuk silinder yang menghantarkan urin dari ginjal menuju kandung kemih. Panjang ureter adalah sekitar 20-30 cm dengan diameter maksimum sekitar 1,7 cm di dekat kandung kemih dan berjalan dari hilus ginjal menuju kandung kemih. Ureter dibagi menjadi pars abdominalis, pelvis,dan intravesikalis. Dinding ureter terdiri dari mukosa yang dilapisi oleh sel-sel transisional, otot polos sirkuler dan longitudinal yang dapat melakukan gerakan kontraksi guna mengeluarkan urin ke buli-buli. Ureter dibagi menjadi dua bagian yaitu; ureter pars abdominalis, berada dari pelvis renalis sampai menyilang vasa iliaka dan ureter pars pelvika, berada dari mulai persilangan vasa iliaka sampai masuk ke buli-buli. Secara radiologis, ureter dibagi menjadi 3 bagian: (1) ureter 1/3 proksimal mulai dari pelvis renalis dsampai batas atas sakrum (2) ureter 1/3 medial mulai dari batas atas sakrum sampai batas bawah sakrum (3) ureter 1/3 distal mulai batas bawah sakrum sampai masuk ke buli-buli. Pars abdominalis ureter dalam kavum abdomen ureter terletak di belakang peritoneum sebelah media anterior psoas mayor dan ditutupi oleh fasia subserosa. Vasa spermatika/ovarika interna menyilang ureter secara oblique, selanjutnya ureter akan mencapai kavum pelvis dan menyilang arteri iliaka eksterna. Ureter kanan terletak pada parscdesendens duodenum. Sewaktu turun ke bawah terdapat di kanan bawah dan disilang oleh kolon dekstra dan vosa iliaka iliokolika, dekat apertura pelvis akan dilewati oleh bagian bawah mesenterium dan bagian akhir ilium. Ureter kiri disilang oleh vasa koplika sinistra dekat apertura pelvis superior dan berjalan di belakang kolon sigmoid dan mesenterium. Pars pelvis ureter berjalan pada bagian dinding lateral pada kavum pelvis sepanjang tepi anterior dari insura iskhiadikamayor dan tertutup olehperitoneum. Ureter dapt ditemukan di depan arteri hipogastrikabagian dalam nervus obturatoris arteri vasialia anterior dan arteri hemoroidalis media. Pada bagian bawah insura iskhiadika mayor, ureter agak miring ke bagian medial untuk mencapai sudut lateral dari vesika urinaria. 22 Lapisan dinding abdomen terdiri dari: 1. Dinding luar jaringan ikat (jarinagn fibrosa) 2. Lapisan tengah lapisan otot polos 3. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa Lapisan didnding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kamih (vesika urinaria). Gerakan peristaltik mendorong urine melalui ureter yang diekskresikan oleh ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung kemih. Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi oleh peritoneum. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe berasal dari pembuluh sekitarnya mempunyai saraf sensorik. b. Perbedaan Ureter Pria dan Wanita Ureter pada pria terdapat di dalam visura seminalis atas dan disilang oleh duktus deferens dan dikelilingi oleh pleksus vesikalis. Selanjutnya ureter berjalan oblique sepanjang 2 cm di dalam dinding vesika urinaria pada sudut lateral dari trigonum vesika. Sewaktu menembus vesika urinaria, dinding atas dan dinding bawah ureter akan tertutup dan pada waktu vesika urinaria penuh akan membentuk katup (valvula) dan mencegah pengambilan urine dari vesika urinaria. Ureter pada wanita terdapat di belakang fossa ovarika urinaria dan berjalan ke bagian medial dan ke depan bagian lateralis serviks uteri bagian atas, vagina untuk mencapai fundus vesika urinaria. Dalam perjalanannya, ureter didampingi oleh arteri uterina sepanjang 2,5 cm dan selanjutnya arteri ini menyilang ureter dan menuju ke atas di antara lapisan ligamentum. Ureter mempunyai 2 cm dari sisi serviks uteri. Ada tiga tempat yang penting dari ureter yang mudah terjadi penyumbatan yaitu pada sambungan ureter pelvis diameter 2 mm, penyilangan vosa iliaka diameter 4 mm dan pada saat masuk ke vesika urinaria yang berdiameter 1-5 cm. 23 c. Pembuluh Darah dan Persyarafan Ureter Pembuluh darah ureter 1. Arteri renalis 2. Arteri spermatika interna 3. Arteri hipogastrika 4. Arteri vesika inferior Persarafan ureter Persarafan ureter merupakan cabang dari pleksus mesenterikus inferior, pleksus spermatikus, dan pleksu pelvis; seperti dari nervus; rantai eferens dan nervus vagusrantai eferen dari nervus torakalis ke-11 dan ke-12, nervus lumbalis ke-1, dan nervus vagus mempunyai rantai aferen untuk ureter. 2.1.3 Vesika Urinaria (Kandung Kemih) a. Anatomi dan Bagian-bagian Kandung Kemih Bagian vesika urinaria terdiri dari : 24 a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa) b. Lapisan tengah lapisan otot polos c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa- Bermula dari hilum kemudian berjalan kebawah melalui rongga abdomen ke dalamrongga pelvis dengan arah obliq, dan bermuara di posterior kandung kencing. Dinding kandung kemih terdiri dari lapisan: a. Lapisan sebelah luar (peritoneum) b. Lapisan otot (tunika muskularis) c. Tunika submukosa d. Lapisan bagian dalam (lapisan mukosa)- Ada 3 saluran yang berhubungan dengan kandung kencing, yaitu 2 ureter yang bermuara ke dalam kandung kencing dan 1 uretra yang keluar dari kandung kencing. Kandung Kemih terletak di belakang simfisis pubis, di dalam rongga panggul. Bentuknya seperti buah pir (kendi). Bagian terbawah disebut basis, bagian atas (fundus) naik kalau kandung kencing mengembang karena urin, puncaknya (apeks) mengarah ke depan bawah dan berada di belakang simfisis pubis. Daerah segitiga antara 2 lubang ureter dan 1 lubang uretra ini disebut trigonum vesika urinaria. Pada wanita, kandung kemih terletak di antara simfisis pubis, uterus dan vagina. Dari uterus kandung kemih dipisahkan oleh lipatan peritoneum, membentuk suatu ruang yang disebut cavum Douglas. b. Peredaran Darah, Lapisan Otot, dan Persyarafan Vesika Urinaria Vesica urinaria terletak di lantai pelvis (pelvic floor), bersama-sama dengan organ lain seperti rektum, organ reproduksi, bagian usus halus, serta pembuluh-pembuluh darah, limfatik dan saraf. 25 Dalam keadaan kosong vesica urinaria berbentuk tetrahedral yang terdiri atas tiga bagian yaitu apex, fundus/basis dan collum. Serta mempunyai tiga permukaan (superior dan inferolateral dextra dan sinistra) serta empat tepi (anterior, posterior, dan lateral dextra dan sinistra). Dinding vesica urinaria terdiri dari otot m.detrusor (otot spiral, longitudinal, sirkular). Terdapat trigonum vesicae pada bagian posteroinferior dan collum vesicae. Trigonum vesicae merupakan suatu bagian berbentuk mirip-segitiga yang terdiri dari orifisium kedua ureter dan collum vesicae, bagian ini berwarna lebih pucat dan tidak memiliki rugae walaupun dalam keadaan kosong. Vesicae urinaria diperdarahi oleh a.vesicalis superior dan inferior. Namun pada perempuan, a.vesicalis inferior digantikan oleh a.vaginalis. Sedangkan persarafan pada vesica urinaria terdiri atas persarafan simpatis dan parasimpatis. Persarafan simpatis melalui n.splanchnicus minor, n.splanchnicus imus, dan n.splanchnicus lumbalis L1-L2. Adapun persarafan parasimpatis melalui n.splanchnicus pelvicus S2-S4, yang berperan sebagai sensorik dan motorik. c. Fisiologi Vesika Urinaria Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini berbentuk seperti buah pir (kendi). letaknya d belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Vesika urinaria dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet. Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis medius. 2.1.4 Uretra Uretra adalah tabung penyalur utama untuk pembuangan urin dari kandung kemih ke luar tubuh. Pada laki-laki, uretra berjalan melalui penis dan menyalurkan semen serta urin. Pada wanita, uretra lebih pendek daripada pada pria dan keluar di atas bukaan vagina di bawah klitoris. 26 a. Anatomi dan Bagian-bagian Uretra Anatomi Uretra Pria Uretra pada pria , memiliki dua otot sphincter yaitu m.sphincter interna (otot polos terusan dari m.detrusor dan bersifat involunter) dan m.sphincter externa (di uretra pars membranosa, bersifat volunter), sedangkan pada wanita hanya memiliki m.sphincter externa (distal inferior dari kandung kemih dan bersifat volunter). Pada pria, secara anatomis terdiri atas tiga bagian, yaitu: pars prostatika (yang berjalan menembus prostat), pars membranosa (yang menyilang oto sfingter uretra dan membran perinealis) dan pars spongiosa (yang berjalan melalui korpus spongiosum dan glas penis). 1. Pars prostatika Saluran terlebar, panjangnya 3 cm berjalan hamper vertical melalui glandula prostat, mulai dari basis sampai ke apeks dan lebih dekat ke permukaan anterior. Bentuk salurannya seperti kumparan, bagian tengahnya lebih luas, makin ke tengah makin dangkal kemudian bergabung dengan pars membrane. Potongan transversal saluran ini menghadap ke depan. Pada dinding posterior terdapat Krista uretralis yang berbentuk kulit, dibentuk oleh penonjolan membrane mukosa, jaringan dibawahnya 15-17 cm, tinggi 3 cm. Pada kiri dan kanan Krista uretralis terdapat sinus prostatikus yang ditembus oleh orifisium duktus prostatikus dari lobus lateralis glandula prostat dan duktus dari lobus medial glandula prostat lalu bermuara di belakang Krista uretralis. Bagian depan Krista uretralis terdapat tonjolan yang disebut kolikus seminalis. Pada orifisium utrikulus, prostatikus berbentuk kantong sepanjang 6 cm yang berjalan ke atas dan ke belakang lobus medial. Dindingya terdiri atas jaringan ikat lapisan muskularis dan membrane mukosa, beberapa glandula kecil terbuka ke permukaan dalam. Pars prostatika uretra dibatasi oleh epitel transisional, lammina propia terdiri atas jaringan ikat longgar dan pada bagian yang lebih dalam banyak vaskularisasi. Mukosa dikelilingi oleh selapis otot polos, yang merupakan lanjutan lapisan otot longitudinal sebelah luar. 27 2. Pars membranosa Panjangnya (12-19 mm), merupakan bagian yang terpendek dan tersempit. Bagian ini menghubungkan dari apex prostat menuju bulbus penis melintasi diafragma urogenital (diafragma pelvis). Urethra bagian ini berdinding tipis dan merupakan bagian yang mudah robek saat dilakukan kateterissi urin. Diliputi otot polos dan di luarnya oleh m.sphincter urethrae eksternal yang berada di bawah kendali volunter (somatis). Epitel yang membatasi adalah epitel berlapis kolumnar. Otot polos selanjutnya dikelilingi otot skelet di membran perinealis dalam nentuk sfingter uretra yang disadari. 3. Pars spongiosa Panjangnya (15 cm), merupakan bagian uretra paling panjang, membentang dari pars membranosa sampai orifisium di ujung kelenjar penis. Bagian ini dilapisi oleh korpus spongiosum di bagian luarnya. Ditemukan pelebaran lumen yang kemudian menjadi sempit lagi sampai mencapai glans penis. Dan lumen melebar lagi membentuk fossa navikularis. Epitelnya berlapis kolumnar sampai fossa navikularis, yang dibatasi oleh epitel berlapis gepeng, berhubungan langsung dengan epidermis bagian luar. Anatomi Uretra Wanita Uretra pada wanita berukuran lebih pendek (3.5 cm) dibanding uretra pada pria. Setelah melewati diafragma urogenital, uretra akan bermuara pada orifisiumnya di antara klitoris dan 28 vagina (vagina opening). Terdapat m. spchinter urethrae yang bersifat volunter di bawah kendali somatis. Jenis epitelnya bervariasi, tetapi yang utama epitel berlapis gepeng. Namun, di dekat kandung kemih biasanya terdapat epitel transisional yang mungkin juga terdapat bercak-bercak epitel bertingkat atau epitel berlapis kolumnar. Lumen berbentuk seperti bulan sabit pada irisan melintang dan mukosa membentuk lipatan longitudinal. Lamina propia terdiri atas jaringan ikat longgar dan berisi pleksus vena berdinding tipis, mirip seperti korpus spongiosum pada pria. Mukosa terutama dikelilingi otot polos yang berjalan longitudinal, yang merupakan lanjutan otot polos di lapisan kandung kemih. Pada bagian permulaan uretra, serat-serat berjalan melintang dan ini merupakan lanjutan otot detrusor yang berfungsi sebagai sefingter yang tidak disadari. Lapisan otot polos dikelilingi oleh sfingter otot skelet, yaitu sfingter uretra yang disadari. Tunika adventisia sebagai lapisan vagina yang terdiri dari jaringan ikat. Urethra akan berakhir pada Orificium (Ostium) Urethra Externum (OUE) pada vestibulum vagina. Lapisan uretra wanita terdiri atas: a. Lapisan otot polos, merupakan kelanjutan otot polos dari Vesika urinaria mengandung jaringan elastis dan otot polos. Sphincter urethra menjaga agar urethra tetap tertutup. b. Lapisan submukosa, lapisan longgar mengandung pembuluh darah dan saraf. c. Lapisan mukosa yang membentuk lipatan longitudinal b. Perbedaan Uretra pada Pria dan Wanita Terdapat beberapa perbedaan antara sistem urin antara laki-laki dan perempuan, yaitu: 29 1) Pria memiliki uretra yang panjang daripada perempuan. Hal ini karena uretra laki-laki meluas melalui penis. 2) Satu-satunya fungsi dari uretra wanita adalah untuk mengangkut urin dari kandung kemih ke ruang eksternal. Namun pada laki-laki, uretra terlibat dalam mengangkut urin dari kandung kemih ke ruang eksternal, serta ejakulasi cairan mani melalui uretra. 3) Tidak seperti pada wanita, pada pria uretra dianggap sebagai bagian dari baik sistem urin dan sistem reproduksi. 4) Pembukaan uretra pada wanita lebih dekat ke anus dari pada laki-laki. 5) Infeksi Urinal lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pria c. Mikturisi Mikturisi dalam bahasa sehari-hari sering disebut sebagai berkemih. Secara istilah mikturisi yang juga disebut urinasi adalah keluarnya urine dari vesika urinaria.Mikturisi merupakan tahap akhir dari sistem ekskresi yang melibatkan ginjal sebagai organ tempat terbentuknya urine. Urine yang terbentuk di ginjal selajutnya melewati ureter, saluran yang menghubungkan ginjal dengan kantung kemih atau vesika urinaria. Urine bisa sampai di vesika urinaria berkat gerak peristaltik dinding ureter yang panjangnya mencapai 30 cm. Ketika sudah sampai di vesika urinaria, urine akan ditampung terlebih dahulu hingga mencapai volume tertentu yang akan memunculkan suatu keinginan untuk buang air kecil (membuang urin melalui uretra) yang diatur oleh suatu koordinasi yang disebut refleks mikturisi. Refleks Mikturisi Mikturisi atau biasa disebut kencing. Dalam mekanisme mikturisi sistem yang dilibatkan adalah organ ginjal dan saluran kemih, yang terdiri dari ginjal, ureter, vesica urinaria (kandung kemih) dan uretra. Masing-masing dari organ ini memiliki peran yang akan dibahas satu per satu. a. Peran Vesica Uriniaria Vesica urinaria atau kandung kemih dapat mengakomodir fluktuasi sejumlah besar dari volume urin. Dindingnya tersusun atas otot polos visera. Otot polosnya bersifat plastis, artinya meskipun teregang tidak akan terjadi peningkatan tekanan (berbeda dengan elastic). Permukaan 30 epitelnya dapat meningkat dan berkurang dengan proses recycling dari penuh-kosongnya kandung kemih. Otot polos kandung kemih dipersarafi oleh serat parasimpatis, di mana rangsangnya akan menyebabkan kontraksi kandung kemih. Jika jalan dari uretra menuju keluar terbuka, kontraksi kandung kemih akan menyebabkan pengosongan kandung kemih. Keluarnya kandung kemih, sayangnya, dijaga oleh dua sfingter. Sfingter uretral internal dan external. b. Peran Sfingter Uretra Sfingter merupakan cincin otot yang ketika berkontraksi, menutup pembukaan. Sfinter uretra internal merupakan otot polos, berada di bawah Kontrol involunter. Ketika kandung kemih berelaksasi, susunan anatomi dari sfingter ini menutup kandung kemih. Di bawahnya lagi, uretra dikelilingi oleh otot rangka, sfingter ureter eksternal. Diperkuat oleh diafragma pelvis, suatu otot polos yang membentuk lantai pelvis. Neuron motor yang mempersarafi sfingter ini dan diafragma pelvis secara terus menerus memberikan rangsangan kecuali mereka dihambat, sehingga urin dapat keluar melewati uretra. Refleks mikturisi melibatkan sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Sistem saraf pusat yang terlibat dalam refleks mikturisi adalah medula spinalis bagian sakrum dan otak di bagian korteks serebri. Sedangkan sistem saraf perifer yang terlibat adalah sistem saraf otonom yakni saraf parasimpatis. Meski diatur oleh saraf otonom, refleks ini nantinya dapat ditahan secara sadar dan melibatkan kerja dari korteks serebri. Berikut ini adalah urutan bagaimana timbulnya rasa ingin buang air kecil. Ketika vesika urinaria terisi oleh sedikitnya 200 ml urin, tekanan di dalam vesika urinaria naik, dan strecth receptor pada dinding vesika urinaria mengirimkan impuls melalui saraf aferen menuju medula spinalis bagian sakrum segmen S2 dan S3 yang memicu terjadinya refleks mikturisi.1,2 Serabut motorik parasimpatis pada saraf pelvis membawa impuls kembali ke vesika urinaria dan merangsang otot detrusor untuk berkontraksi dan berakibat pada meningkatnya tekanan hidrostatis dalam vesika urinaria.3Kontraksi otot detrusor inilah yang merupakan aktor utama dalam pengosongan vesika urinaria. Saraf parasimpatis juga membuat sfingter uretra internal berelaksasi, dan menghambat saraf motorik yang membuat sfingter uretra eksternal berkontraksi. Ketika kontraksi otot detrusor 31 dan relaksasi otot sfingter uretra inilah mikturisi terjadi. Namun, tidak secepat itu karena nyatanya kita dapat menahan rasa ingin buang air kecil dan di sinilah peran saraf somatis. Impuls pada medulla spinalis tersebut juga diteruskan oleh interneuron menuju thalamus dan menimbulkan sensasi Selanjutnya sensasi penuhnya kantung kemih itu diteruskan ke korteks serebri hingga seseorang sadar bahwa ia ingin buang air kecil Saat itulah, otot sphincter urethra eksterna akan berkontraksi secara sadar untuk menahan buang air kecil sampai orang tersebut menemukan waktu dan tempat yang pas untuk buang air kecil. Namun, perlu diketahui bahwa waktu untuk menahan rasa ingin buang air kecil ini terbatas. Jika volume urin dalam vesika urinaria sudah mencapai kurang lebih 500 ml, tekanannya yang semakin tinggi itu cukup untuk membuka sfingter uretra internal yang otomatis merelaksasikan sfingter uretra eksternal, sehingga mikturisi pun terjadi. 2.1.5 Urin a. Ciri-ciri Urin Terdapat beberapa cirri urin bagi orang yang normal, yaitu: 1. Jumlahnya rata-rata 1-2 liter sehari, tetapi berbeda beda sesuai jumlah cairan yang dimasukkan. Banyaknya bertambah pula bila terlampau banyak protein yang dimakan , sehingga tersedia cukup cairan yang diperlukan untuk melarutkan ureanya. 2. Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan, tetapi adakalanya jonjot lendir tipis tampak terapung didalamnya. 3. Baunya tajam. 4. Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6. 5. Berat jenis berkisar dari 1010 sampai 1025. 32 b. Kandungan Urin Urine terutama terdiri atas air, urea, dan natrium klorida. Pada seseorang yang menggunakan diet yang rata-rata berisi 80 sampai 100 gram protein dalam 24 jam, jumlah persen air dan benda padat dalam urine adalah sebagai berikut: 1. Air 96% 2. Benda padat 4% (terdiri atas urea 2% dan produk metabolik lain 2%) 3. Ureum Adalah hasil akhir metabolisme protein. Berasal dari asam amino yang telah dipindah amonianya di dalam hati dan mencapai ginjal, dan diekskresikan rata-rata 30 gram sehari. Kadar ureum darah yang normal adalah 30 mg setiap 100 ccm darah, tetapi hal ini tergantung dari jumlah normal protein yang dimakan dan fungsi hati dalam pembentukan ureum. 4. Asam urat. Kadar normal asam urat di dalam darah adalah 2 sampai 3 mg setiap 100cm, sedangkan 1,5 smapai 2 mg setiap hari diekskresikan kedalam urine. 5. Kreatin adalah hasil buangan kreatin dalam otot. Produk metabolisme lain mencakup benda-benda purin, oksalat, fosfat, sulfat, urat. 6. Elektrolit atau garam, seperti natrium dan kalium klorida, diekskresikan untuk mengimbangi jumlah yang masuk melalui mulut. 33 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Sistem urinary adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter, kandung kemih, dua otot sphincter, dan uretra. Sistem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah sehingga dara bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang dipergunakan oleh tubuh larutan dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air kemih). Sistem urinaria terdiri atas: Ginjal, yang mengeluarkan sekret urine. Ureter, yang menyalurkan urine dari ginjal ke kandung kencing. Kandung kencing, yang bekerja sebagai penampung. Uretra, yang menyalurkan urine dari kandung kencing. 3.2 Saran Menyadari bahwa tulisan kami masih jauh dari kata sempurna, mohon kepada para pembaca untuk memberikan kritik serta saran yang membangun guna meningkatkan tulisan kami kedepannya 34 DAFTAR RUJUKAN http://kamuskesehatan.com/arti/uretra/ http://anfisdeny.blogspot.co.id/p/anatomi-urogenital_09.html http://irfanahb.blogspot.co.id/2013/03/anatomi-fisiologi-sistem-perkemihan.html http://brainly.co.id/tugas/3628171 http://medicina-islamica-lg.blogspot.co.id/2013/08/anatomi-vessica-urinaria-kandung-kemih.html http://diadianita.blogspot.co.id/2012/12/refleks-mikturisi.html http://resikopenyakit.blogspot.co.id/2013/03/proses-mikturisi-berkemih-kencing.html 35