Uploaded by fuad.albaqi

121567163-Analisa-Modal-kerja

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya zaman, baik dalam bidang ekonomi, sosial budaya,
teknologi, politik, komunikasi yang satu sama lainnya saling berkaitan dan saling mempengaruhi
khususnya dalam bidang ekonomi yang saat ini banyak didominasi oleh adanya persaingan antar
pelaku-pelaku ekonomi yakni Badan Usaha Milik Negara, Perusahaan-perusahaan Swasta dan
Perusahaan-perusahaan Jasa. Perusahaan yang kuat akan bertahan hidup dan sebaliknya
perusahaan yang tidak mampu bersaing kemungkinan akan dilikuidasi atau mengalami
kebangkrutan.
Pada dasarnya tujuan perusahaan didirikan adalah untuk mencapai keuntungan maksimal,
menjaga kelangsungan hidup perusahaan dan mencapai kesejahteraan masyarakat sebagai
tanggung jawab sosial perusahaan, disamping itu setiap perusahaan akan selalu mengembangkan
atau memperluas usahanya. Untuk itu, maka bagi setiap perusahaan di dalam mengelola
usahanya selalu membutuhkan modal kerja yang cukup. Kebutuhan modal kerja perlu
diperhitungkan secara cermat dan tepat, sehingga perusahaan dapat mengalokasikan modal kerja
secara baik dan tepat, dalam arti menggunakannya secara efektif dan efisien.
Adanya modal kerja yang cukup adalah sangat penting karena dengan modal kerja yang
cukup dalam artian modal kerja yang tersedia sesuai dengan kapasitas usahanya, hal tersebut
memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi dengan se-ekonomis mungkin dan perusahaan
tidak mengalami kesulitan dalam menghadapi bahaya-bahaya yang mungkin timbul karena
adanya krisis atau kesulitan keuangan, akan tetapi dengan modal kerja yang berlebihan
menunjukkan adanya dana yang tidak produktif dan hal tersebut akan menimbulkan kerugian
bagi perusahaan karena adanya kesempatan untuk memperoleh keuntungan telah disia-siakan,
sebaliknya adanya ketidak cukupan dalam modal kerja merupakan sebab utama kagagalan suatu
perusahaan, oleh karena itu alat analisis perputaran kas, perputaran piutang, perputaran
persediaan dan perputaran modal kerja merupakan suatu analisis yang menggambarkan seberapa
besar kebutuhan modal kerja dan perubahan unsur-unsur modal kerja selama periode yang
bersangkutan serta dapat mengetahui seberapa efektif modal kerja dalam perusahaan tersebut,
dimana modal kerja merupakan dana yang harus tersedia dalam perusahaan yang dapat
digunakan untuk menjalankan kegiatan operasinya sehari-hari.
Manajemen Modal Kerja
Page 1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan Kasus yang ada masalah utama dari perusahaan Superior Outboard Motors
adalah terjadinya penurunan Margin Laba dan EPS, padahal pada tahun tersebut Penjualan naik
sebesar 8%. Berdasarkan hal tersebut kami merumuskan masalah sebagai Berikut:
1. Bagaimanakah Analisa Rasio dan Manajemen modal kerja perusahaan Superior Outboard
Motors ?
2. Hal apa yang menyebabkan penurunan Margin Laba dan EPS?
3. Bagaimanakah cara mengatasi penurunan Margin Laba dan EPS?
Manajemen Modal Kerja
Page 2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Modal Kerja
Modal kerja didefinisikan sebagai modal yang digunakan untuk membiayai oprasional
perusahaan sehari-hari, terutama yang memiliki jangka waktu pendek. Modal kerja juga diartikan
seluruh aktiva lancar yang dimiliki suatu perusahaan atau setelah aktiva lancar dikurangi dengan
utang lancar. Modal kerja yang diartikan seluruh aktiva lancar dikurangi dengan utang lancar
dinamakan modal kerja bersih
Sedangkan manajemen modal kerja merupakan suatu pengelolaan investasi perusahaan
dalam aset jangka pendek. Artinya bagaimana mengelola investasi dalam aktiva lancar
perusahaan. Manajemen modal kerja melibatkan sebagian besar jumlah asset perusahaan.
Bahkan terkadang bagi perusahaan tertentu jumlah aktiva lancar lebih dari setengah jumlah
investasinya tertanam di dalam perusahaan.
Dalam manajemen modal kerja terdapat beberapa konsep modal kerja yang sering
digunakan. Konsep modal kerja dibagi menjadi 3:
a. Konsep kuantitatif, menyebutkan bahwa modal kerja adalah seluruh aktiva lancar. Seluruh
investasi dalam aktiva lancar, Konsep ini sering disebut dengan modal kerja kotor (gross
working capital).
b. Konsep kualitatif, merupakan konsep yang menitik beratkan kepada kualitas modal kerja.
Dalam konsep ini melihat selisih antara jumlah aktiva lancar dengan kewajiban lancar.
Konsep ini disebut modal kerja bersih atau (net working capital).
c. Konsep fungsional, menekankan kepada fungsi dana yang dimiliki perusahaan dalam
memperoleh laba. Artinya, sejumlah dana yang dimiliki dan digunakan perusahaan untuk
meningkatkan laba perusahaan.
Dari konsep di atas, modal kerja perusahaan dibagi 2 jenis:
a. Modal kerja kotor( gross working capital), adalah semua komponen yang ada di aktiva
lancar secara keseluruhan dan sering disebut modal kerja.
b. Modal kerja bersih( net working capital), merupakan seluruh komponen aktiva lancar
dikurangi dengan seluruh total kewajiban lancar(utang jangka pendek).
2.2 Arti Penting dan Tujuan Manajemen Modal Kerja
Pentingnya manajemen modal kerja perusahaan, terutama bagi kesehatan keuangan dan
kinerja perusahaan adalah:
a. Bahwa kegiatan seorang manajer keuangan lebih banyak dihabiskan di dalam kegiatan
oprasional perusahaan dari waktu kewaktu.
Manajemen Modal Kerja
Page 3
b. Investasi dalam aktiva lancar, cepat sekali berubah. Perubahan tersebut akan berpengaruh
terhadap modal kerja perusahaan. Oleh karena itu, perlu manajemen modal kerja.
c. Dalam praktiknya sering kali bahwa lebih dari separuh dari total aktiva merupakan bagian
dari aktiva lancar (modal kerja perusahaan).
d. Khusus bagi perusahaan kecil manajemen modal kerja sangat penting karena investasi dalam
aktiva tetap dapat ditekan dengan menyewa, tetapi investasi lancar dalam piutang dan sedian
tidak dapat dihindarkan harus segera terpenuhi.
e. Bagi perusahaan yang relatif kecil fungsi modal kerja juga amat penting. Hal ini disebabkan
perusahaan kecil, relative terbatas untuk memasuki pasar dengan modal besar dan jangka
panjang. Pendanaan perusahaan lebih mengandalkan pada utang jangka pendek, yang
tentunya dapat mempengaruhi modal kerja.
f. Terdapat hubungan yang sangat erat antara pertumbuhan penjualan dengan kebutuhan modal
kerja. Kenaikan penjualan berkaitan dengan tambahan, piutang, sedian, dan juga saldo kas.
Demikian pula sebaliknya.
Tujuan manajemen modal kerja bagi perusahaan adalah sebagai berikut:
a. Modal kerja digunakan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas perusahaan, artinya likuiditas
perusahaan sangat tergantung kepada manajemen modal kerja.
b. Dengan modal kerja yang cukup perusahaan memiliki kemampuan untuk memenuhi
kewajiban pada waktunya. Pemenuhan kewajiban yang sudah jatuh tempo dan segera harus
dibayar secara tepat waktu merupakan ukuran keberhasilan manajemen modal kerja.
c. Memungkinkan perusahaan untuk memiliki sediaan yang cukup dalam rangka memenuhi
kebutuhan pelanggannya.
d. Memungkinkan perusahaan untuk memperoleh tambahan dana dari para kreditor, apabila
rasio keuangannya, memenuhi syarat seperti likuiditas yang terjamin.
e. Guna memaksimalkan penggunaan aktiva lancar guna meningkatkan penjualan dan laba.
f. Perusahaan mampu melindungi diri apabila terjadi krisis modal kerja akibat turunnya nilai
aktiva lancar.
Tujuan di atas akan dapat tercapai apabila modal kerja perusahaan dapat dikelola secara
benar sesuai dengan konsep manajemen modal kerja. Dan ini merupakan tanggung jawab utama
dari seorang manajer keuangan untuk mampu mengelolanya.
2.3 Hubungan Likuiditas Dan Modal Kerja
Seperti diketahui bahwa salah satu nilai penting dari likuiditas perusahaan adalah untuk
memenuhi sejumlah dana yang diperlukan pada saat dibutuhkan. Sementara itu dalam
manajemen modal kerja kebutuhan dana juga merupakan bagian penting, baik dalam hal
penyediaan dana maupun penggunaan dana yang berkaitan dengan aktivitas usahanya. Oleh
karena itu terdapat hubungan yang erat antara keduanya.
Manajemen Modal Kerja
Page 4
2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja
Dalam peraktiknya terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi modal kerja antara
lain tergantung dari:
a. Jenis perusahaan dalam praktiknya meliputi perusahaan yang bergerak dibidang jasa dan
non jasa (industry). Kebutuhan dalam perusahaan industry lebih besar jika dibandingkan
dengan perusahaan jasa.
b. Syarat kredit atau penjualan yang pembayarannya dengan cara mencicil juga sangat
mempengaruhi modal kerja. Untuk meningkatkan penjualan bisa dilakukan dengan berbagai
cara salah satunya adalah melalui penjualan secara kredit. Penjulan barang secara kredit
memberikan kelonggaran kepada konsumen untuk membeli barang dengan cara pembayaran
diangsur.
c. Waktu produksi, artinya jangka waktu atau lamanya memproduksi suatu barang. Makin
lama waktu yang digunakan untuk memproduksi suatu barang, maka akan makin besar
modal kerja yang dibutuhkan, begitu pula sebaliknya.
d. Pengaruh tingkat perputaran persediaan terhadap modal kerja cukup penting bagi
perusahaaan. Makin kecil atau rendah tingkat perputaran, maka kebutuhan modal kerja
makin tinggi, begitu pula sebaliknya.
Secara umum kenaikan dan penurunan modal kerja disebabkan tiga faktor, yaitu:
a. Adanya kenaikan modal. Artinya, adanya tambahan modal dari pemilik atau perolehan laba
dalam priode tertentu yang dimasukan ke aktiva lancar.
b. Adanya pengurangan aktiva tetap, artinya adanya penjualan aktiva tetap, terutama yang
tidak produktif dimana uangnya dimasukkan ke aktiva lancar atau digunakan untuk
membayar utang jangka pendek.
c. Adanya penambahan utang, artinya perusahaan menambah utang baru.
2.5 Sumber Modal Kerja
Berikut ini beberapa sumber modal kerja yang dapat digunakan, yaitu:
a. Hasil operasi perusahaan, maksudnya adalah pendapatan atau laba yang diperoleh pada
periode tertentu.
b. Keuntungan penjualan surat berharga, juga dapat digunakan untuk keperluan modal kerja.
Besarnya selisih antara harga beli dan harga jual surat berharga tersebut.
c. Penjualan saham, artinya perusahaan melepas sejumlah saham yang masih dimiliki untuk
dijual kepada berbagai pihak.
d. Penjualan aktiva tetap, maksudnya yang dijual aktiva tetap yang kurang produktif atau
masih menganggur.
e. Penjualan obligasi, artinya perusahaan mengeluarkan sejumlah obligasi untuk dijual kepada
pihak lainnya.
Manajemen Modal Kerja
Page 5
f. Memperoleh pinjaman dari kreditor, terutama pinjaman jangka pendek. Khusus untuk
pinjaman jangka panjang juga dapat digunakan, hanya saja peruntukan pinjaman jangka
panjang biasanya digunakan untuk kepentingan investasi.
g. Memperoleh dana hibah dari berbagai lembaga. Dana ini biasanya tidak digunakan beban
biaya sebagai mana pinjaman dan tidak ada kewajiban pengembalian.
2.6 Penggunaan Modal Kerja
Secara umum dikatakan bahwa penggunaan modal kerja biasa dilakukan perusahaan untuk:
a. Pengeluaran untuk gaji, upah, dan biaya oprasi perusahaan.
b. Pengeluran untuk membeli bahan baku atau barang dagangan.
c. Untuk menutupi kerugian akibat penjualan surat berharga.
d. Pembelian aktiva tetap(tanah, bangunan, kendaraan, mesin dan lain-lain)
e. Pembayaran utang jangka panjang
f. Pengambilan uang atau barang untuk kepentingan pribadi.
Penggunaan modal kerja di atas jelas akan mengakibatkan perubahan modal kerja, namun
perubahan modal kerja tergantung dari penggunaan modal kerja itu sendiri. Dalam praktiknya
modal kerja suatu perusahaan tidak akan berubah apabila terjadi:
a. Pembelian barang dagang dan bahan lainnya secara tunai
b. Pembelian surat berharga secara tunai
c. Perubahan bentuk piutang misalnya dari piutang dagang kepiutang wasel
2.7 Siklus arus kas modal kerja.
Adalah lamanya jangka waktu sejak bahan baku yang dibeli dibayarkan hingga piutang usaha
dan barang tertagih.
a. Periode Konversi Persediaan (Inventory Conversion Period)
Adalah jangka yang diperlukan untuk mengkonversi menjadi barang jadi dan kemudian
menjual-nya.
Hari dalam Setahun
Periode Konversi Persediaan=
Perputaran Persediaan
b. Periode Konversi Piutang (Receivables Conversion Period = DSO)
Adalah jangka waktu yang diperlukan untuk mengkonversikan piutang perusahaan menjadi
kas, yaitu jangka waktu sejak penjualan hingga realisasi penagihan.
Hari dalam Setahun
DSO =
Perputaran Piutang
c. Periode Penangguhan Utang Usaha (Payable Deferral Period).
Manajemen Modal Kerja
Page 6
Adalah jangka waktu rata-rata sejak pembelian bahan atau pengkaryaan pekerja hingga
terlaksana-nya pembayaran atas bahan dan pekerja tersebut.
Utang x Hari dalam Setahun
Periode Penangguhan utang Usaha =
Pembelian secara kredit tahunan
d. Cash Conversion Cycle
Adalah lamanya jangka waktu sejak bahan baku yang dibeli dibayarkan hingga piutang
usaha ditagih atas penjualan barang jadi
Hari dalam Setahun
Periode Konversi Penjualan =
Perputaran Persediaan
Siklus
Konversi
Kas
Siklus
Siklus
Siklus
= Konversi + Konversi - Konversi
Persediaan
Piutang
Utang
Siklus
Konversi
Operasi
Siklus
Siklus
= Konversi + Konversi
Persediaan
Piutang
Rumus yang digunakan untuk mencari perputaran modal kerja adalah sebagai berikut:
Penjualan Bersih
Perputaran modal kerja =
Modal Kerja
2.8 Kebijakan Investasi dan Pembiayaan Modal Kerja
Ada 3 alternatif kebijakan investasi dalam aktiva lancar.
a. Kebijakan modal kerja yang longgar (Relaxed working capital assets policy)
Adalah kebijakan yang mengendaki terjadinya kas, sekuritas dan persediaan dalam jumlah
relatif besar dan berupaya menggalakkan penjualan dengan kebijakan penjualan kredit yang
longgar sehingga menimbulkan banyak piutang usaha.
b. Kebijakan modal kerja yang ketat (Restricted working capital assets policy)
Adalah kebijakan yang berupaya meminimumkan jumlah kas, sekuritas, persediaan dan
piutang usaha perusahaan.
c. Kebijakan modal kerja moderat.
Diantara kedua kebijkanan modal kerja yang ekstrim tersebut terdapat kebijakan yang
Manajemen Modal Kerja
Page 7
moderat.
Beberapa alternatif kebijakan pem-biayaan modal kerja.
a. Pendekatan “Maturity matching atau Self Liquidating”
Adalah kebijakan pembiyaan yang menyelaraskan/menyamakan saat jatuh tempo aktiva
dengan kewajiban.
b. Pendekatan Agresif/Nonkonservatif
Adalah kebijakan perusahaan membiayai kebutuhan musiman dan sebagian dari kebutuhan
tetapnya dengan dana jangka pendek dan sisanya merupakan kebutuhan permanen dengan
dana jangka panjang.
c. Pendekatan Konservatif.
Adalah kebijakan perusahaan membiayai semua proyek yang memerlukan dana dengan
menggunakan dana jangka panjang sedangkan pengeluaran yang mendesak atau darurat dan
tidak diharapkan menggunakan dana jangka pendek.
 Aktiva lancar permanen (Permanent Current Assets)
Adalah jumlah aktiva lancar yang tetap dimiliki perusahaan dalam setiap siklus usaha.
 Aktiva lancar temporer (Temporary current assets).
Adalah aktiva lancar yang berfluktuasi sesuai dengan variasi penjualan musiman atau
siklus.
Kelebihan dan kelemahan kredit jangka pendek.
1. Proses permohonan yang cepat.
2. Fleksibilitas.
3. Biaya utang jangka panjang vs utang jangka pendek.
4. Resiko bagi perusahaan peminjam
a. Resiko suku bunga.
b. Resiko jatuh tempo
2.9 Pengelolaan Kas dan Sekuritas
2.9.1 Pengelolaan Kas
Kas adalah jumlah rekening giro bank ditambah dengan uang tunai kadang-kadang ditambah
dengan “near cash marketable securities”.
Dasar pemikiran untuk menyimpan kas.
1. Saldo transaski (Transaction balance).
2. Saldo kompensasi (Compensating balance)
Manajemen Modal Kerja
Page 8
3. Saldo untuk berjaga-jaga (Precautionary balance).
4. Saldo untuk berspekulasi (Speculative balance).
Manfaat uang kas dan “near cash assets” yang memadai.
1. Agar dapat memanfaatkan potongan dagang
2. Agar dapat meningkatkan credit rating
3. Agar dapat memanfaatkan peluang bisnis yang menguntungkan.
4. Untuk keadaan darurat.
Meningkatkan efisiensi pengelolaan kas Sinkronisasi arus kas,Arus kas yang disinkronkan
(Synchronized cash flow) adalah situasi dimana arus kas masuk diseleraskan dengan arus keluar
sehingga saldo kas untuk keperluan transaksi dapat diminimumkan.
-
Memanfaatkan masa mengambang (Using Float)
Ambang (float) adalah berkaitan dengan dana yang telah dikirim/ ditransfer oleh pembayar
(perusa-haan/perorangan) akan tetapi belum dalam bentuk yang dapat dibelanjakan oleh
penerima.
Pada umumnya saldo rekening koran lebih besar dari saldo pembukuan, karena ada sejumlah
cek/giro yang sudah diterbitkan oleh perusahaan tetapi belum diuangkan di bank oleh si
penerima.
Perbandingan biaya-biaya pada berbagai mekanisme transfer akan dapat mempengaruhi biaya,
sehingga perlu dibandingkan biaya dan peng-gunaan mekanisme transfer.
-
Mempercepat penagihan :
1. Proses pengiriman cek.
2. Kotak pos khusus.
3. Pra otoritas pemindahbukuan.
-
Menyimpan sekuritas lawan meminjam.
Kriteria untuk memilih sekuritas jangka pendek.
1. Resiko penunggakan (Default risk)
2. Resiko suku bunga (Interest rate risk)
3. Resiko daya beli (Purchasing power risk)
4. Resiko likuiditas atau penjualan sekuritas (Liquidity/marketable risk)
5. Tingkat pengembalian sekuritas.
Manajemen Modal Kerja
Page 9
2.9.2 Strategi Modal Kerja Bersih.
Ada tiga dasar strategi keuangan perusahaan :
a. Strategi Agresif
Adalah suatu perusahaan mem-biayai kebutuhan modal kerja musiman / variabel (seasonal
working capital or variable) dan sebagian dari kebutuhan tetapnya dengan dana jangka
pendek dan sisanya merupakan kebutuhan modal kerja permanen. Pada strategi ini resikonya
cukup tinggi tetapi dapat menghasilkan laba yang tinggi.
 Modal kerja musiman/variabel adalah pembiayaan yang dibutuh-kan untuk aktiva lancar
yang bersifat sementara dan selalu bervariasi sepanjang tahun.
 Modal kerja permanen (jangka panjang) adalah pembiayaan yang dibutuhkan untuk
aktiva tetap ditambah bagian tertentu dari yang tetap dari aktiva lancar perusahaan dan tidak
berubah sepanjang tahun.
b. Strategi Keuangan Konservatif
Adalah dimana suatu perusahaan membiayai seluruh proyek yang ada dengan menggunakan
dana jangka panjang, dan pengeluaran darurat yang mendadak dan tidak diharapkan
menggunakan dana jangka pendek.
Pada strategi ini mempunyai resiko kecil tetapi juga hanya dapat menghasilkan laba yang
kecil.
c. Strategi Keuangan Kombinasi
Adalah suatu perusahaan mene-tapkan pembiayaan campuran dengan kombinasi strategi
agresif dan strategi konservatif yaitu menggunakan dana jangka pendek dan juga
menggunakan dana jangka panjang.
Manajemen Modal Kerja
Page 10
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Analisa Modal kerja, Rasio Likuiditas Dan Rasio Utang
- Modal kerja bruto :
- Kas
=
918.280
- Piutang Usaha =
129.600
- Persediaan
=
4.060.000
5.107.880
- Modal kerja neto = aktiva lancar - hutang lancar
= 5.107.880 – 1.680.000 = 3.427.880
- Rasio Likuiditas
Aktiva Lancar
5.107.880
Rasio Lancar =
=
= 3.04 x
Hutang Lancar
1.680.000
Rasio ini menunjukkan bahwa ke likuid an perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya seandainya semua aktiva lancar di rubah menjadi kas. Rasio Lancar perusahaan
tampak tinggi.
Kas + Piutang
918.280+129.600
Rasio Cepat =
=
= 0.62 = 6.2 %
Hutang Lancar
1.680.000
Rasio ini mempunyai perspektif lebih pendek dari pada rasio lancar karena aktiva yang kurang
likuid merupakan aktiva lancar yabg tidak diperhitungkan untuk memenuhi kewajiban jangka
panjang.
-
Rasio Leverage
Total Utang
12.500.000
Rasio Utang terhadap Ekuitas =
=
= 2,17
Ekuitas Pemegang Saham
5.760.000
Perhitungan Rasio ini menunjukkan seberapa besar hutang digunakan dalam pembiayaan
perusahaan. Hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa para kreditur memberikan 217 sen
pendanaan untuk setiap 1$ yang diberikan oleh pemegang saham.
Total Utang
12.500.000
Rasio Utang terhadap Asset =
=
= 0,68 = 68%
Total Aset
18.260.000
Rasio ini menunjukkan bahwa 68% dari aset perusahaan di danai dari Utang dan sisanya 32% di
danai dari Modal/ Ekuitas.
Dari hasil perhitungan Rasio Laverage cukup tinggi dan mengartikan bahwa perlindungan
terhadap para kreditur rendah sebab rendahnya tingkat pendanaan yang dikelurkan oleh para
pemegang saham.
Manajemen Modal Kerja
Page 11
EBIT
2.830.400
Rasio Cakupan Bunga (TIE) =
=
= 1,89
Beban Bunga
1.500.000
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar bunga. Rasio ini cukup rendah
sehingga memberikan indikasi bahwa kecenderungan perusahaan kesulitan membayar bunganya,
3.2 Rasio Aktivitas, Siklus Operasi dan Kas Perusahaan
Siklus Operasi adalah lamanya waktu dari komitmen kas untuk pembelian hingga
penagihan piutang yang merupakan hasil dari penjualan barang atau jasa.
Siklus Kas adalah Lamanya waktu dari pengeluaran kas yang sesungguhnya untuk
pembelian hingga penagihan piutang yang merupakan hasil dari penjualan barang atau jasa.
Siklus
Siklus
Siklus
Konversi
= Konversi + Konversi
Operasi
Persediaan
Piutang
Hari dalam Setahun
Periode Konversi Persediaan=
Perputaran Persediaan
Harga pokok Penjualan
Perputaran Persediaan =
20.160.000
=
50,943,000 : 12
Persediaan rata-rata
20.160.000
=
= 4,75 kali
4.245.250
Perhitungan ini Menunjukkan bahwa Persediaan diputar sebanyak 4,75 kali dalam tahun
tersebut.
365
Periode Konversi Persediaan=
= 76,8 =77 hari
4,75
Rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan membutuhkan waktu 77 hari untuk mengubah
persediaan menjadi piutang melalui penjualan.
Hari dalam Setahun
Periode Konversi Piutang/ DSO =
Perputaran Piutang
Penjualan Kredit Tahunan Netto
Perputaran Piutang =
=
Piutang Rata-Rata
17.280.000
=
28.800.000 x 60%
(28.800.000 x 60%) : 12
= 12 kali
1.440.000
Perhitungan ini Menunjukkan bahwa Piutang usaha dalam tahun tersebut berputar sebanyak 12
kali.
Manajemen Modal Kerja
Page 12
365
ACP/DSO =
= 30,42 = 31 hari
12
Nilai ACP/ DSO ini menunjukkan bahwa rata-rata penagihan piutang adalah 31 hari.
Siklus Operasi = 77 hari + 31 hari = 108 hari
Siklus
Konversi
Kas
Siklus
Siklus
Siklus
= Konversi + Konversi - Konversi
Persediaan
Piutang
Utang
Utang x Hari dalam Setahun
Periode Penangguhan utang Usaha =
Pembelian secara kredit tahunan
Karena tidak ada info jumlah pembelian kredit selama satu tahun gantinya dapat digunakan:
Pembelian secara kredit tahunan = Hp.Penjualan – (+)Peningkatan (Penurunan) persediaan
= 20.160.000 – (5.740.000 – 4.060.000)
= 18.480.000
1.680.000 x 365
Periode Penangguhan utang Usaha =
= 33,18 =33 hari
18.480.000
Siklus konversi kas = 108 hari – 33 hari = 75 hari
Interval
Menahan/memproduksi
Interval
Penjualan Penagihan
--------------------------------------------------------Komitmen Pembelian
Kas yang diterima
Siklus Operasi
Interval Penundaan
Utang (PTD)
Siklus Kas
-------------------- -----------------------------------Pengeluaran kas
Dilihat dari siklus operasi tahunan perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan membutuhkan
waktu 108 hari untuk memproduksi, menjual dan mengubahnya menjadi piutang. Sedangkan
Siklus kas Perusahaan menunjukkan lamanya waktu pengeluaran kas yang sesungguhnya untuk
pembelian dan penagihan piutang yaitu selama 75 hari.
- Perputaran Total Aset
Penjualan Neto
28.800.000
Perputaran Total Aset =
=
= 1,57
Total Aset
18.260.000
Manajemen Modal Kerja
Page 13
3.3 Rasio Profitabilitas dan Persamaan Dupont
EBIT
2.830.400
Margin Laba bruto =
=
= 9,8%
Penjualan
28.800.000
EAT
864.000
Margin Laba Neto =
=
= 3%
Penjualan
28.800.000
Perhitungan diatas menunjukkan bahwa tingkat pendapatan yang rendah. Hal ini disebabkan
biaya yang tinggi karena operasi tidak efisien.
- Pengembalian atas total aset
Laba Bersih
864.000
ROA =
=
= 4,7%
Total Aset
18.260.000
Tingkat beban bunga yang tinggi menyebabkan pengembalian atas total aset rendah.
- Rasio kemampuan dasar untuk menghasilkan Laba
EBIT
2.830.400
BEP =
=
= 15,5%
Total Aset
18.260.000
Kemampuan Perusahaan dalam menghasilkanlaba 15,5%
Pengembalian Ekuitas Biasa
Laba Bersih
864.000
ROE =
=
= 15%
Ekuitas Biasa
5.760.000
Menunjukan tingkat pengembalian saham kepada para pemegang saham yaitu 15%
Persamaan Du Pont
ROA = Margin Laba x Peputaran Total Aset
Laba Bersih
Penjualan
ROA =
x
Penjualan
Total Aset
864.000
28.800.000
ROA =
x
= 3% x 1,57 = 4,7%
28.800.000
18.260.000
Perhitungan diatas menunjukkan bahwa perusahaan memperoleh 3% atas setiap dolar penjualan
dan aset diputar 1,57 kali sepanjang tahun tersebut. Oleh karena itu perusahaan memperoleh
pengembalian 4,7% atas asetnya.
Total Aset
18.260.000
Multiplier Ekuitas =
=
= 3,1
Ekuitas Biasa
5.760.000
Imbal Hasil Atas Ekuitas
ROE = Margin Laba x Peputaran Total Aset x Multiplier Ekuitas
= 3% x 1,57 x 3,1 = 15%
Manajemen Modal Kerja
Page 14
Penjabaran Perhitungan ROE diatas menunjukkan bahwa margin laba,perputaran total aset dan
Penggunaan utang bersama-sama menentukan pengembalian atas ekuitas.
Dengan melihat penjabaran ROE diharapkan
- Bagian penjualan untuk terus berusaha meningkatan penjualan
- Bagian Akun biaya berusaha untuk menekan biaya.
- Bagian produksi, pemasaran dan staf keuangan dapat bekerjasama dalam hal perputaran
berbagai jenis aset.
- Bagian Keuangan dapat menganalisis dampak dari penerapan pendanaan.
3.4 Analisa Rasio Perputaran Persediaan Perbulan
Harga pokok Penjualan
Analisis Rasio perputaran Persediaan =
Persediaan Rata-Rata
Persediaan Rata-Rata = Total Persediaan Satu tahun : 12
Total
Persediaan
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
$
4,060,000
5,740,000
7,420,000
8,540,000
8,540,000
6,860,000
4,340,000
1,428,000
308,000
28,000
1,148,000
2,531,000
Persediaan
Rata-Rata
$ 4,245,250
$ 4,245,250
$ 4,245,250
$ 4,245,250
$ 4,245,250
$ 4,245,250
$ 4,245,250
$ 4,245,250
$ 4,245,250
$ 4,245,250
$ 4,245,250
$ 4,245,250
Harga Pokok
Penjualan
$
$
$
560,000
$ 1,680,000
$ 3,360,000
$ 4,200,000
$ 4,592,000
$ 2,800,000
$ 1,960,000
$
560,000
$
296,800
$
151,200
Rasio Perputaran
Persediaan
Bulanan
0
0
0.13 kali
0.4 kali
0.8 kali
0.99 kali
1.1 kali
0.66 kali
0.46 kali
0.13 kali
0.07 kali
0.04 kali
Rasio Perputaran persediaan memberi tahu kita seberapa banyak persediaan berputar menjadi
piutang melalui penjualan selama periode tertentu. Dari perhitungan rasio diatas dapat terlihat
bahwa perputaran persediaan setiap bulannya berbeda.Perputaran persediaan yang tinggi
menunjukkan efisiensi manajemen dalam mengelolah persediaan perusahaan, namun rasio yang
rendah menunjukkan bahwa barang yang tersedia berlebih. Perputaran persediaan efektif
perusahaan ini hanya terjadi kisaran bulan mei – september dan puncaknya pada bulan juli,
selebihnya sangatlah rendah. Penumpukkan persediaan terjadi dikarenakan perusahaan terus
memproduksi unit produksi tetap setiap bulannya tanpa menyesuaikan dengan unit yang terjual.
Manajemen Modal Kerja
Page 15
Sehingga menyebabkan tumpukan persediaan yang pada akhirnya akan mengikat modal
Perusahaan/ kas lancar serta akan memperbesar modal kerja. Hal ini akan menjadi masalah jika
perusahaan tidak mempunyai dana yang cukup besar, karena untuk memenuhi siklus operasinya,
perusahaan perlu melakukan pinjaman. Perusahaan menambah dana tersebut dari utang jangka
pendek, disini aset lancar didanai dari utang jangka pendek (Tabel 4. Anggaran kas). Ketika
jatuh tempo pun perusahaan meminjam utang jangka pendek lagi untuk membayar utang jangka
pendek sebelumnya. Sehingga perusahaan mengeluarkan biaya bunga yang cukup tinggi (guna
membiayai pinjaman modal kerja) tanpa ada profitabilitas yang masuk ( Tak adanya penjualan)
dan akhirnya hal ini akan menekan laba bersih perusahaan. Namun hal ini tidak terjadi sepanjang
bulan berjalan hanya terjadi pada awal tahun dan puncaknya pada bulan april,setelah bulan
tersebut perusahaan mulai melunasi utang jangka pendek dengan pendapatan penjualannya
sendiri sampai pada akhirnya utang jangka pendek nol.
3.5 Modal Kerja Bersih Perusahaan Perbulan
Modal Kerja Bersih Perbulan = Aktiva Lancar - Utang Lancar
Aktiva Lancar
= Kas + Piutang Usaha + Persediaan
Utang Lancar
= Utang Usaha + Utang jangka Pendek
Total Aset
Lancar
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
Septembe
r
Oktober
Nopember
Desember
Modal Kerja
Bersih
$ 4,380,000
$ 5,940,000
$ 7,620,000
$ 9,220,000
$ 10,180,000
$ 9,940,000
$ 8,140,000
$ 5,564,000
Total utang
Lancar
$
3,765,800
$
5,971,600
$
7,980,400
$
8,765,400
$
7,649,600
$
4,740,000
$
1,680,000
$
1,680,000
$
$
$
$
$
$
$
$
$
6,206,200
$
1,680,000
$ 4,526,200
$
$
$
6,381,400
6,089,200
5,687,008
$
$
$
1,680,000
1,680,000
1,680,000
$ 4,701,400
$ 4,409,200
$ 4,007,008
Bulan
614,200
(31,600)
(360,400)
454,600
2,530,400
5,200,000
6,460,000
3,884,000
Dari perhitungan diatas menunjukkan bahwa kebutuhan modal kerja setiap bulannya berubah
atau bervariasi. Modal kerja tinggi terjadi pada bulan juli, Sebab penjualan bulan juli paling
tinggi,kenaikan penjualan selalu diikuti dengan kenaikan modal kerja.
Manajemen Modal Kerja
Page 16
3.6 Kebijakan Pendanaan Perusahaan
Superior outboard Motors dalam mendanai usahanya menggunakan kebijakan Konservatif
yaitu Kebijakan dimana perusahaan mendanai aset tetap, aktiva lancar permanen dan
pembelanjaan bersifat permanen didanai dengan utang jangka panjang dan ekuitas. Pada waktu
tertentu/musiman ketika pembelanjaan mencapai puncak barulah perusahaan memanfaatkan
utang jangka pendek. Strategi ini mempunyai resiko kecil karena jangka waktu sumber dana
lebih panjang dari waktu yang dibutuhkan perusahaan dan perusahaan dapat memperkirakan
tanggal jatuh tempo pembayaran. Sedangkan hutang jangka pendek yang dibutuhkan akan
mampu terbayar dari penerimaan penjualan musiman yang tinggi sehingga ada penerimaan kas
yang mampu membayarnya. Namun, kebijakan Ini menekan laba perusahaan dikarenakan
Perusahaan harus membiayai utang jangka panjang yang tinggi nilainya.
3.7
Penyebab dan Solusi Penurunan NPM dan EPS
Dari hasil analisa diatas dapat diketahui bahwa penyebab penurunan EPS dan NPM
perusahaan adalah
- Kebijakan Produksi, Proses Produksi dilakukan secara terus menerus memproduksi unit
produksi yang sama setiap bulannya tanpa menyelaraskan dengan unit yang dijual.
Sehingga menyebabkan perusahaan mengambil pinjaman lagi untuk memenuhi
kebutuhan operasinya. Pada saat jatuh tempo perusahaan pun belum mampu
membayarnya sehingga perusahaan meminjam kembali dana untuk membayarnya. Biaya
yang dikeluarkan perusahaan untuk membiayai pinjaman pun tidak diimbangi dengan
adanya profitabilitas ( Tak adanya penjualan). Pada dasarnya kebijakan produksi
bukanlah masalah utama dari penurunan laba ini, apabila manejemen mampu membuat
kebijakan yang sesuai untuk pendanaannya kebijakan ini tidak terlalu bermasalah
- Kebijakan Pendanaan, kebijakan konservatif memang merupakan kebijakan pendanaan
dengan resiko paling rendah namun juga memberikan tingkat suku bunga yang tinggi
yang harus dibayar terus menerus serta biaya untuk memperolehnya juga cukup banyak.
Manajemen Modal Kerja
Page 17
Perusahaan ini adalah perusahaan musiman yang tidak membutuhkan dana secara terus
menerus, sehingga dana dari utang jangka panjang dapat menimbulkan dana
menganggur.
Sebagai akibat dari hal diatas perusahaan perlu mengeluarkan biaya tinggi untuk membiayai
pinjamannya dan akibatnya menekan laba perusahaan..
Solusi dari permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan Superior Outboard Motors adalah
- Mengubah kebijakan produksi,dengan cara menyelaraskan jumlah unit yang produksi
dengan unit yang dijual, sehingga tidak terjadi penumpukan modal yang dapat mengikat
modal serta tidak menimbulkan kekurangan dana operasi. Hal ini dilakukan agar tidak
terjadi penumpukan persediaan dan untuk membantu kerja dari manajemen modal
kerja.Serta berusaha menekan biaya produksi.
- Mengubah kebijakan pendanaan dari kebijakan konservatif ke kebijakan moderat ataupun
pendekatan lindung nilai yaitu metode pendanaan yang menyeimbangkan semua aset
dengan instrumen pendanaan yang waktu jatuh temponya mendekati. Perubahan jangka
pendek atau musiman dalam aset lancar serta semua aset tetap lainnya. Jadwal
peminjaman dan pembayaran jangka pendek diatur agar sesuai dengan perkiraan
perubahan aset lancar dikurangi dengan pendanaan spontan. Diluar pembayaran cicilan
utang jangka panjang perusahaan tidak akan dibebani lagi dengan adanya pembayaran
jangka pendek, karena utang jangka pendek akan dibayar dari pelepasan aset sementara
(musiman) yang didanai terakhir.
Manajemen Modal Kerja
Page 18
BAB IV
KESIMPULAN
1. Kemampuan Perusahaan dalam pemberian perlindungan terhadap kreditur sangatlah rendah.
Karena lebih dari 50% aset perusahaan di danai dari utang. Serta berada dibawah rata-rata
industri.
2. Siklus operasi dan kas perusahaan secara tahunan perusahaan ini efektif.
3. Kemampuan Perusahaan dalam menghasilkan laba rendah dan berada dibawah rata-rata
industri.
4. Dengan Penjabaran ROE dapat diketahui bahwa margin laba, perputaran total aset dan
Penggunaan utang bersama-sama menentukan pengembalian atas ekuitas
5. Pada dasarnya kebijakan produksi bukanlah masalah utama dari penurunan laba, apabila
manejemen mampu membuat kebijakan yang sesuai untuk pendanaannya kebijakan ini tidak
terlalu bermasalah.
6. Kebijakan Pendanaan, kebijakan konservatif memang merupakan kebijakan pendanaan
dengan resiko paling rendah namun juga memberikan tingkat suku bunga yang tinggi yang
harus dibayar terus menerus serta biaya untuk memperolehnya juga cukup banyak.
Manajemen Modal Kerja
Page 19
DAFTAR PUSTAKA
Van Home James C., Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, 2012, salemba empat, Jakarta
Khasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, 2010, kencana, Jakarta
Brigham F.Eguene, Houston F.Joel., Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, 2010, salemba empat,
Jakarta
Helfert A.Erich., Teknik Analisa Keuangan, 1997, Erlangga, Jakarta
Harmono Dr., Manajemen Keuangan,2009, bumi aksara, Jakarta
Manajemen Modal Kerja
Page 20
Download