Uploaded by vukudr

3.BKPM BDR

advertisement
BKPM Basis Data Relasional
/
Praktikum
:1
Judul Praktikum
: Database
Alokasi Waktu
:
1. Tujuan Instruksional Khusus
Mahasiswa diharapkan mampu :
a. Mendefinisikan pengertian database
b. Menjelaskan Keuntungan penggunaan database
2. Teori
Pembicaraan basis data tidak dapat dipisahkan dengan teknologi komputer,
karena teknologi basis data dan komputer berkembang beriringan.
Perkembangan teknologi pengelolaan basis data mempunyai pengaruh besar
terhadap perkembangan penggunaan komputer. Sebagai contoh pemakaian
teknologi basis data dalam pengelolaan data yang berjumlah besar untuk
keperluan bisnis, keteknikan, pendidikan, kesehatan, hukum, perpustakaan,
dan sebagainya akan sangat efisien bila komputer digunakan.
Basis data dapat diartikan sebagai kumpulan data tentang suatu benda atau
kejadian yang saling berhubungan satu sama lain. Sedangkan data merupakan
fakta yang mewakili suatu obyek seperti manusia, hewan, peristiwa, konsep,
keadaan, dan sebagainya yang dapat dicatat dan mempunyai arti yang implisit.
Data dapat dicatat atau direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol,
gambar, bunyi, atau kombinasinya. Sebagai contoh terdapat daftar nama,
nomor telepon, dan alamat orang – orang yang menjadi anggota suatu
organisasi. Data tersebut dicatat dalam buku daftar anggota atau disimpan
dalam disket menggunakan komputer personal dan perangkat lunak.
1
Akademik Komunitas
BKPM Basis Data Relasional
Istilah Basis Data menurut Elmasri R. (1994) lebih dibatasi pada arti
implisit yang khusus, yaitu :
1. Basis Data merupakan penyajian suatu aspek dari dunia nyata (“real world
atau miniworld”). Misalnya basis data perbankan, perpustakaan,
pertanahan, perpajakan, dan sebagainya.
2. Basis data merupakan kumpulan data dari berbagai sumber yang secara
logika mempunyai arti implisit. Sehingga data yang terkumpul secara acak
dan tanpa mempunyai arti, tidak dapat disebut basis data.
3. Basis data perlu dirancang, dibangun, dan data dikumpulkan untuk suatu
tujuan. Basis data dapat digunakan oleh beberapa pemakai dan beberapa
aplikasi yang sesuai dengan kepentingan pribadi.
Dari batasan tersebut diatas, dapat dikatakan bahwa basis data mempunyai
berbagai sumber data dalam pengumpulan data, bervariasi derajad interaksi
kejadian dari dunia nyata, dirancang dan dibangun agar dapar digunakan oleh
beberapa pemakai untuk berbagai kepentingan. Suatu hal yang perlu
diperhatikan dalam penyimpanan data pada basis data adalah dihindarkan
adanya data yang rangkap (“redundant”).
Data yang tersimpan dalam basis data dapat bervariasi dalam hal jumlah
dan tingkat kompleksitasnya. Misalnya saja daftar alamat anggota seperti
contoh sebelumnya hanya terdiri atas ratusan rekaman saja yang dapat
disimpan dalam stuktur yang sederhana. Akan tetapi untuk menyimpan basis
data perpajakan yang pengelolaan data wajib pajak obyek pajak seluruh
negara akan memerlukan penanganan yang seksama, karena data yang
dikelola sangat besar jumlahnya dan tingkat kompleksitasnya tinggi.
2
Akademik Komunitas
BKPM Basis Data Relasional
3. Alat dan Bahan
 BKPM
 Komputer
 LCD
 Alat Tulis Kantor
4. Pelaksanaan Praktikum
Mahasiswa menjawab pertanyaan pada selembar kertas sesuai dengan
arahan dosen pembimbing
5. Tugas dan Latihan
1. Jelaskan pengertian dari Basis Data ?
2. Pengertian Basis Data secara implisit ialah ?
3. Apa yang dimaksud dengan data Redundant ? beri contohnya ?
3
Akademik Komunitas
BKPM Basis Data Relasional
Praktikum
: 2 dan 3
Judul Praktikum
: Data Base Management System
Alokasi Waktu
:
1. Tujuan Instruksional Khusus
Mahasiswa diharapkan mampu :
a. Mendefinisikan pengertian Data Base Management System
b. Menjelaskan Keuntungan penggunaan Data Base Management System
2. Teori
Definisi Data Base Management System ( DBMS ) pada sejumlah literatur
sangatlah bervariasi. Secara umum, DBMS diartikan sebagai suatu program
komputer yang digunakan untuk memasukkan, mengubah, menghapus,
memanipulasi, dan memperoleh data /informasi dengan praktis dan efisien.
Dibandingkan dengan sistem berbasis kertas, DBMS memiliki empat
keunggulan yaitu :
1.
Kepraktisan : Sistem yang berbasis kertas akan menggunakan kertas
yang sangat banyak untuk menyimpan informasi, sedangkan DBMS
menggunakan media penyimpanan sekunder yang berukuran kecil tetapi
padat informasi.
2.
Kecepatan : Mesin dapat mengambil atau mengubah data jauh lebih
cepat daripada manusia.
3.
Mengurangi Kejemuan : Orang cenderung menjadi bosan kalau
melakukan tindakan – tindakan berulang yang menggunakan tangan
( misalnya harus mengganti suatu informasi )
4
Akademik Komunitas
BKPM Basis Data Relasional
4.
Kekinian : Informasi yang tersedia pada DBMS akan bersifat mutakhir
dan akurat setiap saat.
Komponen Utama Data Base Management System yaitu :
1.
Perangkat Keras : Perangkat keras berupa komputer dan bagian –
bagian di dalamnya, seperti prosesor, memori, dan hardisk. Komponen
inilah yang melakukan pemrosesan dan juga untuk menyimpan data.
2.
Data : Data di dalam basis data mempunyai sifat terpadu (integrated) dan
berbagi (shared).

Terpadu (interated) : Berarti bahwa berkas – berkas data yang ada
pada basis data saling terkait, tetapi kemubaziran data tidak akan
terjadi atau hanya terjadi sedikit sekali. Sebagai contoh, berkas
PEGAWAI terdiri atas nama, alamat, bagian, dan gaji pegawai serta
atribut – atribut lainnya dan berkas PELATIHAN menyatakan kursus
atau pelatihan yang diikuti oleh para pegawai.
Pada saat mencatat pelatihan yang diikuti oelh seseorang , tentu saja
data seperti bagian tempat pegawai bekerja tidak perlu disertakan,
karena informasi mengenai hal ini bisa diperoleh dari tabel
PEGAWAI. Dengan demikian kemubaziran dapat dihindari.

Berbagi Data : Berbagi data berarti bahwa data dapat dipakai oleh
sejumlah pengguna. Lebih tegas lagi, sesuatu data dapat diakses oleh
sejumlah pengguna dalam waktu bersamaan. Sifat ini biasa terdapat
pada sistem Multiuser (kebalikan dari sistem yaitu sistem Single –
User, yakni sistem yang hanya memungkinkan satu orang yang bisa
mengakses suatu data pada suatu waktu.
5
Akademik Komunitas
BKPM Basis Data Relasional
3.
Perangkat Lunak : Dalam hal ini, DBMS berkedudukan antara basis
data (data yang disimpan dalam harddisk) dan pengguna. Perangkat
lunak inilah yang berperan melayani permintaan – permintaan pengguna.
4.
Pengguna : Pengguna dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori :

Pemrograman Aplikasi : adalah orang yang membuat program
aplikasi yang menggunakan basis data. Program aplikasi yang dibuat
tentu saja sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Pengguna Akhir : Dibedakan menjadi dua macam yaitu
- Pengguna Aplikasi : adalah orang yang mengoperasikan program
aplikasi yang dibuat oleh pemrograman aplikasi.
- Pengguna Interaktif : adalah orang yang dapat memberikan
perintah – perintah berasas tinggi pada antarmuka basis data yang
tersedia (misalnya menggunakan perintah SELECT, INSERT dan
sebagainya) atau melakukan perintah – perintah melalui antarmuka
berbasis menu.

Administrator Basis Data (DBA / Database Administrator) :
adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan basis
data. Secara lebih detail tugas DBA adalah sebagai berikut :
- Mendefinisikan Basis Data
- DBA menentukan isi basis data
- Menentukan sekuritas basis data
6
Akademik Komunitas
BKPM Basis Data Relasional
Setiap pengguna diberi hak ases terhadap basis data secara
tersendiri. Tidak semua pengguna bisa menggunakan data yang
bersifat sensitif. Penentuan hak akses disesuaikan dengan wewenang
pengguna dalam organisasi :
- Memantau Kinerja Sistem : Secara periodik DBA memantau
kinerja DBMS. Termasuk dalam hal ini adalah pemantauan waktu
tanggapan selama beban puncak. Informasi yang diperoleh dapat
digunakan untuk menentukan perlu tidaknya pengembangan sistem
perangkat keras di masa mendatang ataupun melakukan perubahan
organisasi di dalam basis data.
- Merencanakan Back Up dan Recovery : DBA – lah yang
membuat panduan, prosedur, serta standar untuk melakukan
pencadangan data (backup) terhadap basis data. Begitu juga untuk
proses pemulihan data (recovery) bila terjadi keerusakan data pada
sistem.
- Mengikuti Perkembangan Produk : DBA juga bertanggung
jawab terhadap produk (versi DBMS yang baru, tool, dan
perangkat pendukung) sehingga dapat memberikan usulan kepada
organisasi untuk melakukan hal – hal yang dipandang perlu, seperti
melakukan pelatihan kepada pemrograman aplikasi.
Keuntungan Pendekatan Basis Data adalah sebagai berikut :

Pemusatan Kontrol Data : Dengan satu DBMS di bawah kontrol satu
orang atau kelompok dapat menjamin terpeliharanya standar kualitas data
dan keamanan pembatasan pemakaian. Disamping itu adanya konfllik
dalam persyaratan pemakaian data dapat dinetralkan, serta integritas data
dapat dijaga.
7
Akademik Komunitas
BKPM Basis Data Relasional

Pemakaian Data Bersama : Dengan menggunakan DBMS, informasi
yang ada dalam basis data dapat digunakan secara efektif oleh beberapa
pemakai dengan kontrol data yang terjaga. Fasilitas penanganan data
dalam DBMS juga memberi kemungkinan untuk mengembangkan
program aplikasi yang baru (dengan menggunakan basis data yang ada).

Data yang Bebas : Program aplikasi terpisah atau bebas dengan bentuk
secara fisik data disimpan dalam komputer.

Kemudahan dalam Pembuatan Program Aplikasi Baru : Program
aplikasi yang baru dan pencarian basis data yang tunggal aakn lebih
mudah jika menggunakan fasilitas yang ada pada DBMS.

Pemakaian Secara Langsung : Sistem basis data saat ini biasanya
menyediakan jendela pemakai, sehingga pemakai (bukan pemograman)
dapat melakukan analisis data yang rumit sekalipun. Pada saat yang sama
sistem basis data berperan sebagai pengontrol penggunaan dan operasi
basis data untuk menjaga konsistensi, dan adanya perlindungan pada
integritas basis data.

Data yang Berlebihan dapat Dikontrol : Dalam pemrosesan berkas
untuk tiap aplikasi menggunakan berkas – berkas yang terpisah. Sehingga
tidak jarang akan menghasilkan data yang rangkap (redundant). Hal
demikian menyebabkan pemborosan biaya. Sedangkan tujuan penggunaan
basis data salah satunya adalah apabila dilakukan penambahan data pada
salah satu berkas, maka berkas data yang lain dengan sendirinya juga ikut
diperbaharui. DBMS dapat digunakan untuk menurunkan tingkat
redundancy dan pengelolaan proses pembaruan data.
8
Akademik Komunitas
BKPM Basis Data Relasional

Pandangan Pemakai (“user views”) : DBMS dapat memberikan
kemudahan untuk membuat dan memelihara jendela pemakai (user
interface) sesuai dengan pandangan pemakai terhadap basis data. Sehingga
ada kemungkinan basis data yang diakses sama, tetapi jendela pemakai
akan berbeda disesuaikan dengan pemahaman tiap pemakai terhadap basis
data menurut kebutuhan.
Kelemahan Pendekatan Basis Data adalah sebagai berikut :

Biaya : Biaya yang digunakan untuk mendapatkan perangkat lunak dan
perangkat keras yang tepat sangatlah mahal. Dan paling tidak harus ada
untuk memperoleh kedua perangkat tersebut, termasuk biaya untuk
pemeliharaannya (“maintenance coast”) dan penyediaan sumberdaya
manusia untuk mengelola basis data tersebut.

Sangat Kompleks : Sistem basis data kompleks dibanding proses berkas.
Menurut teori, semakin kompleks suatu sistem akan semakin mudah
terjadi kesalahan dan semakin sulit dalam pemeliharaan data. Dalam
prakteknya, DBMS yang baik mampu membuat “bak up” secara efektif
termasuk pemeliharaan data.

Resiko Data yang Terpusat : Menurut teori, data yang terpusat dalam
satu lokasi dengan selalu mejaga adanya data yang rangkap yang kecil,
akan terjadi resiko kehilangan data selama proses aplikasi. Namun
demikian biasanya DBMS mampu menjaga agar resiko ini sangat kecil.
3. Alat dan Bahan

BKPM

Komputer

LCD

Alat Tulis Kantor
9
Akademik Komunitas
BKPM Basis Data Relasional
4. Pelaksanaan Praktikum
Mahasiswa menjawab pertanyaan pada selembar kertas sesuai dengan
arahan dosen pembimbing
5. Tugas dan Latihan
1. Jelaskan pengertian Data Base Management System ?
2. Sebutkan keunggulan dari Data Base Management System ?
3. Jelaskan keunggulan dan kelemahan penggunaan Data Base Management
System ?
10
Akademik Komunitas
BKPM Basis Data Relasional
Praktikum
: 4 dan 5
Judul Praktikum
: Desain Basis Data
Alokasi Waktu
:
1. Tujuan Instruksional Khusus
Mahasiswa diharapkan mampu :
a. Menjelaskan tahapan – tahapan dalam penyusunan basis data
b. Menjelaskan model desain basis data
2. Teori
Pokok persoalan dalam perancangan basis data adalah:
Bagaimana merancang stuktur logikal dan fisikal dari satu atau lebih basis
data untuk memenuhi kebutuhan informasi yang diperlukan oleh pemakai
sesuai dengan aplikasi – aplikasi yang telah ditentukan.
Dari problem di atas dapat dikatakan bahwa tujuan perancangan basis data
adalah :
1. Memenuhi kebutuhan informasi sesuai dengan yang diperlukan oleh
pemakai untuk aplikasi tertentu.
2. Mempermudah pemahaman terhadap struktur informasi yang tersedia
dalam basis data.
3. Memberikan keterangan tentang persyaratan pemrosesan dan kemampuan
sistem, seperti lama pengaksesan data, kapasitas memori yang harus ada.
Tujuan tersebut sangatlah sukar untuk dipenuhi secara mutlak. Hal ini
disebabkan tidak jarang terjadi bahwa perancangan basis data dimulai dengan
pendefinisian persyaratan yang seadanya.
11
Akademik Komunitas
BKPM Basis Data Relasional
Sebaliknya hasil dari rancangan basis data merupakan pendefinisian skema
yang kompak dan tidak mudah untuk diubah jika sistem basis data sudah
diimplementasikan. Oleh karena itu, diperlukan tahapan proses perancangan
basis data yang dapat diharapkan memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan
yaitu :
a. Koleksi dan analisis persyaratan
b. Perancangan konseptual basis data
c. Pemilihan DBMS
d. Perancangan logikal basis data
e. Perancangan fisikal basis data
f.
Implementasi sistem basis data
Proses perancangan basis data terlepas dari masalah yang ditangani
dibagi menjadi tiga tahapan yaitu :
a.
Perancangan basis data secara konseptual : Perancangan basis data
seara konseptual merupakan upaya untuk membuat model yang masih
bersifat konsep.
Tahapan perancangan konseptual meliputi dua kegiatan yang tak dapat
dipisahkan, yaitu :
 Rancangan skema konseptual tentang organisasi data yang harus
disimpan dalam basis data. Hasil rancangan konseptual merupakan
pemodelan data dari pemahaman dunia nyata yang dituliskan dalam
bahasa tingkat tinggi dan tidak terikat dengan DBMS yang akan
digunakan. Dalam penyusunan rancangan konseptual ini dimulai dengan
identifikasi komponen utama dari skema yaitu jenis entiti, jenis
hubungan, dan atribut tiap entiti. Setiap entiti juga ditentukan
identitasnya, derajat, dan partisipasi hubungan, dan konstrin. Pada
proses ini tidak jarang terjadi perbedaan pandangan antar pemakai,
sebagai contohnya ialah :
12
Akademik Komunitas
BKPM Basis Data Relasional
-
Perbedaan pemberian nama. Misal pemakai yang satu memberikan
nama jenis entiti PERSIL sebagai representasi petak tanah, sedang
pemakai lain menyebut BIDANG.
-
Perbedaan klasifikasi. Misal pemakai satu mengklasifikasikan
FAKULTAS sebagai jenis entiti, tetapi pemakai lain memandang
sebagai atribut.
-
Perbedaaan nilai data. Hal ini sering terjadi pada pendefinisian tipe
data. Misalnya saja pada skema yang satu memberi nilai atribut
sebagai integer, tetapi pada skema pemakai lain sebagai karakter.
-
Perbedaan konstrin. Misal terjadi perbedaan dalam hal penentuan
identitas tiap entiti,atau perbedaan dalam penentuan derajat dan
partisipasi hubungan.
Oleh karena itu, sebagai acuan dalam perancangan konseptual
dipakai karakteristik sebagai berikut :
-
Model
data
harus
cukup
memberikan
tampilan
yang
menggambarkan perbedaaan jenis data, hubungan dan konstrin
(ekspresif).
-
Model harus dibuat sederhana dan mudah dipahami serta digunakan
oleh pemakai yang awam sekalipun (sederhana).
-
Penyajian model data dibuat dalam diagram yang mudah
diinterprestasi (penyajian diagramatik).
-
Penyajian model data dalam skema harus teliti dan tidak
menimbulkan interpretasi yang bisa (akurat).
13
Akademik Komunitas
BKPM Basis Data Relasional
 Rancangan transaksi yang dilakukan untuk memperoleh informasi
dari sistem basis data hasil analisis persyaratan. Penyusunan rancangan
transaksi tidak dapat lepas dari pemahaman isi basis data yang dibuat
pada rancangan konseptual. Dengan kata lain rancangan transaksi
ditentukan setelah mengetahui isi data dalam basis data. Dalam kasus
tertentu tidak jarang rancangan transaksi ditentukan setelah sistem basis
data diimplementasikan.
Suatu hal yang penting dalam perancangan basis data adalah pembuatan
spesifikasi fungsional dari transaksi data. Hal ini akan menjamin bahwa
skema basis data akan mengikutkan semua data yang diperlukan dalam
transaksi untuk memperoleh informasi yang diperlukan.
Teknik pembuatan spesifikasi transaksi dilakukan dengan melakukan
identifikasi data masukan dan data keluaran serta sifat fungsional
transaksi. Dengan membuat spesifikasi data masukan, data keluaran dan
kontrol alur internal transaksi data, maka perancang dapat membuat
model konseptual transaksi yang tidak terikat dengan sistem.
Secara umum model transaksi dapat dikelompokkan menjadi tiga fungsi
yaitu :
-
Transaksi pemanggilan : Pemangggilan data untuk ditampilkan di
layar monitor atau dicetak sebagai laporan. Misalnya pemanggilan
nama dosen yang mengajar mata kuliah tertentu.
-
Transaksi pembaharuan : Digunakan untuk pemasukan data baru
atau perubahan data yang ada dalam basis data. Misal pemasukan
nama dosen baru untuk mengajar mata kuliah tertentu.
14
Akademik Komunitas
BKPM Basis Data Relasional
-
Transaksi gabungan : Digunakan untuk kombinasi pemanggilan
data dan pembaharuan data. Misalnya saja dalam kasus revisi
perubahan pengisian KRS mahasiswa. Pekerjaan pertama adalah
melakukan pemanggilan semua mahasiswa yang ikut suatu mata
kuliah, kemudian dilakukan penghapusan yang membatalkan kuliah
dan pembaharuan data mahasiswa yang mengambil mata kuliah.
b.
Perancangan basis data secara logis : Perancangan basis data secara
logis merupakan tahapan untuk memetakan model konseptual ke model
basis data yang akan dipakai (model relasional, hirarkis, atau jaringan).
Namun sebagaimana halnya perancangan basis data secara konseptual,
perancangan ini tidak tergantung pada DBMS yang akan dipakai. Itulah
sebabnya perancangan basis data secara logis terkadang disebut pemetaan
model data.
Tujuan dari tahap ini adalah menyusun rancangan konseptual dan skema
eksternal yang sesuai dengan DBMS yang dipilih. Dalam pekerjaan ini
dilakukan transformasi model konseptual dan skema eksternal
yang
dihasilkan pada tahap sebelumnya ke dalam model data yang sesuai
dengan DBMS yang digunakan. Secara umum dilakukan dengan dua
langkah yaitu :

Pemetaan (transformasi data) yang tidak terikat sistem. Dalam hal ini
dilakukan transformasi model data belum menunjuk pada DBMS
yang akan digunakan. Yang diperhatikan adalah jenis DBMS yang
dipilih apakah hirarki, jaringan, relasional, atau orientasi obyek.

Penyusunan skema sesuai dengan DBMS. Tiap DBMS mempunyai
kekhususan dalam mengimplementasikan model data dengan
menggunakan pemodelan obyek dan konstrin. Oleh karena ini model
dan skema harus disesuaikan dengan pemodelan obyek untuk
diimplementasikan dengan DBMS yang digunakan.
15
Akademik Komunitas
BKPM Basis Data Relasional
c. Perancangan basis data secara fisis : Perancangan basis data secara fisis
merupakan tahapan untuk menuangkan perancangan basis data yang
bersifat logis menjadi basis data fisis yang tersimpan pada media
penyimpan eksternal (yang spesifik terhadap DBMS yang dipakai).
Perancangan fisikal basis data bertujuan untuk membuat spesifikasi
struktur penyimpanan dan jalur akses data sehingga diperoleh kemampuan
sistem yang baik untuk berbagai aplikasi. Tiap DBMS akan menawarkan
berbagai pilihan untuk melakukan organisasi berkas dan jalur akses data
yang meliputi variasi cara membuat indeks, pengelompokkan rekaman
dalam blok cakram penyimpan, mengkaitkan data yang berhubungan
dengan pointer dan sebagainya. Apabila suatu jenis DBMS sudah dipilih,
maka penyusunan basis data harus mengikuti fasilitas dan ketentuan yang
ada pada sistem yang telah dipilih.
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam perancangan fisikal
adalah :
-
Waktu tanggap : Waktu yang digunakan oleh sisitem sejak transaksi
basis data dimasukkan untuk dieksekusi sampai mendapat tanggapan
dari sistem. Faktor yang mempengaruhi waktu tanggap adalah waktu
akses basis data yang dikontrol oleh DBMS. Selain itu juga
dipengaruhi oleh sistem pemuatan data pada komputer, sistem oerasi
yang digunakan atau adanya penundaan sistem komunikasi.
-
Penggunaan memori komputer : Merupakan
kapasitas memori
komputer yang digunakan untuk menyimpan berkas – berkas basis
data dan struktur jalur akses.
16
Akademik Komunitas
BKPM Basis Data Relasional
-
Transaksi data : Kemampuan melakukan transaksi data tiap satuan
waktu merupakan suatu hal yang kritis. Transaksi data dalam sistem
cepat merupakan dambaaan setiap pengguna sistem.
Dalam perancangan fisikal juga dilakukan transformasi struktur data
yang akan disimpan dengan membuat spesifikasi stuktur tiap berkas
data.
3. Alat dan Bahan

BKPM

Komputer

LCD

Alat Tulis Kantor
4. Pelaksanaan Praktikum
Mahasiswa menjawab pertanyaan pada selembar kertas sesuai dengan
arahan dosen pembimbing
5. Tugas dan Latihan
1. Jelaskan tentang tujuan perancangan sistem basis data ?
2. Jelaskan tentang perancangan basis data secara konseptual ?
3. Jelaskan tentang perancangan basis data secara logis ?
4. Jelaskan tentang perancangan basis data secara fisis ?
17
Akademik Komunitas
BKPM Basis Data Relasional
Praktikum
: 6 dan 7
Judul Praktikum
: Implementasi Basis Data
Alokasi Waktu
:
1. Tujuan Instruksional Khusus
Mahasiswa diharapkan mampu :
a. Menjelaskan implementasi basis data
b. Menjelaskan Centralized dan Distributed Database System
2. Teori
Sistem basis data merupakan bagian dari sistem informasi yang digunakan
pada suatu organisasi. Banyak organisasi yang menggunakan sistem basis data
terpusat (“Centralized Database System”) yang dikontrol oleh DBMS
tunggal. Hal yang mendorong pemakaian sistem basis data terpusat adalah :

Jumlah data yang diperlukan dalam suatu organisasi adalah sangat besar,
dan setiap saat memerlukan data yang baru.

Perkembangan program aplikasi yang semakin rumit, hubungan antar data
yang semakin kompleks untuk dibuat model data dan dikelola.

Terdapat kecendenrungan untuk mengadakan konsolidasi sumberdaya
informasi antar organisasi.

Program dan data saling bebas yang memungkinkan tiap organisasi
mengembangkan program aplikasi sesuai dengan kepentingannya.

Skema eksternal memungkinkan dengan data yang sama dapat digunakan
oleh beberapa program aplikasi, dimana tiap program aplikasi mempunyai
pandangan yang berbeda dengan program aplikasi lain.
18
Akademik Komunitas
BKPM Basis Data Relasional
Disamping itu penetapan untuk berpindah dari sistem pemrosesan berkas
ke sistem basis data ditentukan juga oleh faktor biaya yang lebih murah dalam
pengembangan program aplikasi baru dari pada pembuatan program pada
sistem lama.
Sekarang dominasi sistem basis data terpusat bergeser kembali dengan
adanya kecenderungan tiap organisasi untuk mengelola sistemnya sendiri. Hal
ini disebabkan adanya beberapa faktor berikut ini yaitu :

Penggunaan komputer pribadi dan perangkat lunak memberi peluang
para pemakai untuk mengelola data sendiri. Dalam hal ini dengan sistem
yang dikelola sendiri juga dapat melakukan pemrosesan data yang
diperoleh dari sistem basis data terpusat, dan kemudian menyimpan data
hasil proses tersebut dalam sistem sendiri atau sistem basis data yang
ada.

Kehadiran Sistem Manajemen Basis Data Terdistribusi (“Distributed
Database Management System”) memberi peluang menyebarkan basis
data pada beberapa sistem komputer dengan kontrol lokal yang lebih
baik. Pada saat yang bersamaan pemakai pada sistem lokal dapat
mengakses data dari sistem lokal yang lain.

Penggunaan sistem kamus data (“Data Dictionary System”) yang
dilakukan oleh banyak organisasi untuk mengelola data dalam basis data
sebagai alat untuk integrasi manajemen sumberdaya. Sistem kamus data
merupakan DBMS mini untuk manajemen data yang meliputi dekripsi
struktur basis data, konstrin, aplikasi, otoritas pemakai, hak mengakses
data, dan sebagainya. Informasi ini sangat penting untuk perancangan
sistem dan para pemakai yang mempunyai otoritas. Dalam organisasi
yang besar sistem kamus data sama pentingnya dengan DBMS.
19
Akademik Komunitas
BKPM Basis Data Relasional
Pada
perkembangan
terakhir,
penekanan
lebih
cenderung
pada
kemampuan sistem pemrosesan transaksi (“transaction processing systems”)
yang tidak pernah berhenti selama sistem berjalan. Sistem basis data
kemungkinan diakses oleh banyak pemakai dan sistem harus melakukan
pemrosesan ratusan transaksi per-menit dari terminal lokal atau terminal jauh.
Dalam hal ini kemampuan sistem baik harus mampu melakukan proses
transaksi tersebut. Hal ini dapat berjalan jika didukung oleh perancangan basis
data fisikal yang seksama dengan memperhatikan proses transaksi yang
dikehendaki oleh pemakai sistem.
Centralized dan Distributed Database System
Physical
Creation
2
Design
1
Conversion
3
For New
Aplication
Growth change
& Maintenance
6
Integration
4
Operation
5
20
Akademik Komunitas
BKPM Basis Data Relasional
Centralized Database System : adalah database yang dikontrol secara
terpusat
Keuntungannya :

Redundansi dapat dikurangi

Inconcistency dapat dihilangkan

Memudahkan shared data

Data dapat distandarkan dengan data dictionary

Kontrol security dapat dilakukan

Integritas dapat dipertahankan

Pertentangan kebutuhan antar user dapat diatasi
Distributed Database System : adalah database yang ada tersebar pada
masing – masing terminal yang saling berhubungan lewat jalur komunikasi.
Database tersebar pada tingkat konseptual dan logikal hendaknya dianggap seperti
database terpusat, perbedaannya hanya pada tingkat inernal / fisikal
Keuntungannya :

Kontrol local oleh Database Administrator ditambah proteksi terhadap
transmisi komunikasi

Pengontrolan sedikit ditetankan
3. Alat dan Bahan

BKPM

Komputer

LCD

Alat Tulis Kantor
4. Pelaksanaan Praktikum
Mahasiswa menjawab pertanyaan pada selembar kertas sesuai dengan
arahan dosen pembimbing
21
Akademik Komunitas
BKPM Basis Data Relasional
5. Tugas dan Latihan
1. Jelaskan mengapa perlunya pemakaian sistem basis data secara terpusat ?
2. Jelaskan pengertian dari Centralized Database System dan Distributed
Database System ?
3. Jelaskan keuntungan dari Centralized Database System dan Distributed
Database System ?
22
Akademik Komunitas
BKPM Basis Data Relasional
Praktikum
: 8 dan 9
Judul Praktikum
: Teori E - R Model
Alokasi Waktu
:
1. Tujuan Instruksional Khusus
Mahasiswa diharapkan mampu :
a. Mendesain Database Relational dengan Teori E - R Model
b. Menjelaskan penggunaan Teori E - R Model
2. Teori
Notasi dan Penamaan untuk Konstruksi Skema Diagram E – R Model
yaitu :
No
Simbol
Keterangan
Entity Type
1.
Suatu yang ada ( secara eksplisit ada )
namun keberadaannya dapat nyata, dapat
virtual, serta perbedaan antar entity harus
jelas.
Example :
Pegawai, Departemen
Weak Entity Type
Suatu entity yang tidak punya key atribut,
2.
keberadaannya tidak perlu berdiri sendiri
atau diluar system.
Di dalam weak entity dimungkinkan satu
weak mempunyai banyak entity atau setidak
– tidaknya memiliki satu relasi.
23
Akademik Komunitas
BKPM Basis Data Relasional
Example :
Karyawan
Departemen
Salary
Attribute
Keterangan yang dimiliki Entity atau sifat –
sifat yang melekat pada entity yang perlu
3.
dicatat
Example : Pegawai
Nopeg, Nama, Alamat, Jenis Kel, Tgl Masuk
Key Atrtribute
Bila didalam attribute terdapat nilai sama,
maka kita perlu membuat “ Key Attribute “
sehingga dipastikan tidak akan terjadi nilai
atau record yang sama
4.
Example : Pegawai
Sebagai Key adalah NoPeg
NoPeg
Nama
Alamat
P01
Friska
Bandung
P02
Friska
Malang
24
Akademik Komunitas
BKPM Basis Data Relasional
Multivalued Attribute
Satu Entity yang memiliki dua attribute
sama
Example :
5.
Departemen yang memiliki dua lokasi pabrik
Departemen
Lokasi
Hal ini bukan berarti bias untuk orang yang
mempunyai dua nama dua alamat
Composite Attribute
Attribute yang mempunyai nilai attribute
lebih dari satu
Example :
Nama :
6.
- Nama Depan
- Nama Tengah
- Nama Belakang
Alamat :
- Jalan
- Nomer
- Kota
Derived Attribute
Merupakan kombinasi
dari attribute
–
attribute dimana keberadaannya tidak perlu
disimpan
7.
Example :
25
Akademik Komunitas
BKPM Basis Data Relasional
Mata Kuliah
MHS
Nilai
Relationship Type
Menyatakan
hubungan
antar
attribute
sehingga terjadi pemetaan
Example :
M
MHS
Bisa
Ambil
N
Mata Kuliah
8.
#
*
#
.
#
*
#
Range
Domain
9.
26
Akademik Komunitas
Kodoman
BKPM Basis Data Relasional
Identifying Relationship Type
Bila entity mempunyai hubungan lebih dari
satu entity lain
F1
F2
3. Alat dan Bahan

BKPM

Komputer

LCD

Alat Tulis Kantor
4. Pelaksanaan Praktikum
Mahasiswa menjawab pertanyaan pada selembar kertas sesuai dengan
arahan dosen pembimbing
5. Tugas dan Latihan
A. Untuk keperluan penjelasan konsep dan penggunaan E – R Model,
digunakan satu contoh basis data “ Pabrik “ yang didalamnya terdapat :
- Data Pegawai
- Data Divisi
- Data Proyek
27
Akademik Komunitas
BKPM Basis Data Relasional
Keterangan dari basis data Pabrik yaitu :
1. Pabrik terdiri dari sejumlah Divisi dimana setiap Divisi mempunyai
satu nama yang unik, nomor yang unik. Dan seorang pegawai yang
bertindak sebagai Manager dari Divisi, tanggal mulai bekerja dan
Manager juga dicatat dalam database ( tanggal pengangkatan sebagai
manajer ). Satu Divisi dapat tersebar di sejumlah lokasi.
2. Satu Divisi dapat mengendalikan sejumlah Proyek. Setiap Proyek
mempunyai satu nama yang unik, nomor yang unik dan satu lokasi
tertentu.
3. Data Pegawai yang perlu dicatat berupa : Nama, Social Security,
Number,
Address,
Salary,
Sex,
Birthdate.
Seorang
Pegawai
ditempatkan di satu Divisi, tetapi dapat bekerja di sejumlah Proyek
yang tidak harus dikendalikan oleh Divisi, dimana Pegawai tersebut
ditempatkan. Jumlah jam per minggunya dari Pegawai yang bekerja
pada suatu Proyek perlu dicatat, juga perlu dicatat Supervisor langsung
dari setiap pegawai.
4. Untuk tujuan atau keperluan asuransi pegawai, maka perlu dicatat
anggota keluarga dari setiap pegawai. Data yang dicatat berupa :
Nama, Anggota keluarga, Sex, Birthdate, Hubungan keluarga.
a. Buat dan Gambarkanlah E – R Model dari masing – masing
keterangan diatas ?
b. Dari keempat contoh diatas dapat digabungkan gambarnya menjadi
satu gambar E – R model ?
28
Akademik Komunitas
BKPM Basis Data Relasional
B. Gambarkan E – R Model dari kebutuhan aplikasi di bawah ini :
Kebutuhan aplikasi Basis data dari suatu jasa pendidikan yang melakukan
proses penjadwalan kursus dan nilai siswa serta pelatihan tutor, yang
didalamnya mencatat Entity sebagai berikut :
-
Siswa
-
Tutor
-
Mata Kuliah
-
Pelatihan
Adapun informasinya kebutuhannya adalah sebagai berikut :
1. Pendidikan jasa tersebut memiliki beberapa Mata Kuliah yang
mencatat nomor mata kuliah ( unik untuk setiap mata kuliah ), nama
mata kuliah, sks mata kuliah. Juga memiliki beberapa Tutor yang
mencatat NoTutor ( unik setiap Tutor ), Nama Tutor ( dibagi dalam
Fname, Nnama ), Alamat, Telp, Jenis Kelamin, Sejumlah Keahlian.
Serta beberapa Siswa yang mencatat NoSiswa ( unik setiap siswa ),
Nama, Alamat, Telp, Jenis Kelamin.
2. Setiap Tutor diwajibkan mengikuti Pelatihan yang diselenggarakan
lembaga dimana mencatat NoPelatihan ( unik ), Jenis Pelatihan, Nama
Pelatihan. Dimana setiap Tutor boleh mengikuti beberapa jadwal
Pelatihan dan setiap jadwal Pelatihan boleh diikuti oleh beberapa Tutor
dimana perlu mencatat Nojadwal ( unik ), Hari, Jam , Lokasi.
3. Setiap Siswa mempunyai transkip dari beberapa mata kuliah dan setiap
mata kuliah bisa ada di beberapa transkip siswa dimana perlu dicatat
semester ( unik setiap transkip ), Nilai akhir, Grade ( keberadaannya
tidak perlu disimpan )
29
Akademik Komunitas
BKPM Basis Data Relasional
4. Setiap Mata Kuliah akan dijadwalkan ke beberapa Tutor dan Tutor
mempunyai beberapa jadwal Mata Kuliah dimana perlu dicatat, hari,
dan jam ( unik untuk setiap jadwal ) dan ruang kelas.
30
Akademik Komunitas
BKPM Basis Data Relasional
Praktikum
: 10, 11 dan 12
Judul Praktikum
: Teori Normalisasi
Alokasi Waktu
:
1. Tujuan Instruksional Khusus
Mahasiswa diharapkan mampu :
a. Menjelaskan pengertian dari Teori Normalisasi
b. Mendesain Database Relational dengan menggunakan Teori Normalisasi
2. Teori
Istilah Normalisasi berasal dari E. F. Codd, salah seorang perintis
teknologi basis data. Selain dipakai sebagai metodologi tersendiri untuk
menciptakan struktur tabel ( relasi ) dalam basis data ( dengan tujuan untuk
mengurangi kemubaziran data ), normalisasi terkadang hanya dipakai sebagai
perangkat verifikasi terhadap tabel – tabel yang dihasilkan oleh metodologi
lain ( misalnya E – R ). Normalisasi memberikan panduan yang sangat
membantu bagi pengembang untuk mencegah penciptaan struktur tabel yang
kurang fleksibel atau mengurangi ketidakefisienan.
Kronkoe mendefinisikan normalisasi sebagai proses untuk mengubah
suatu relasi yang memiliki masalah tertentu ke dalam dua buah relasi atau
lebih yang tak memiliki masalah tersebut. Masalah yang dimaksud oleh
Kroenke ini sering disebut dengan isitilah Anomali.
Proses Normalisasi
Proses untuk memecahkan suatu transaksi, kemudian mengelompokkan
atribut – atribut seseuai dengan jenisnya tetapi mempunyai ketergantungan
antar grup atribut dan membutuhkan formulir dan data.
31
Akademik Komunitas
BKPM Basis Data Relasional
Bentuk Normal
Aturan – aturan normalisasi dinyatakan dalam istilah bentuk normal.
Bentuk normal adalah suatu aturan yang dikenakan pada relasi – relasi dalam
basis data dan harus dipenuhi oleh relasi – relasi tersebut pada level – level
normalisasi. Suatu relasi dikatakan berada dalam bentuk normal tertentu jika
memenuhi kondisi – kondisi tertentu. Misalnya suatu relasi berada dalam
bentuk normal pertama ( biasa disebut INF ) jika hanya jika setiap atribut
bernilai tunggal untuk setiap baris. Beberapa level yang biasa digunakan pada
normalisasi adalah :

Bentuk Normal Pertama ( INF ) :
Bentuk normal pertama biasa dikenakan pada tabel yang belum
ternormalisasi. Tabel yang belum ternormalisasi adalah tabel yang
memiliki atribut yang berulang. Sebagai contoh berikut adalah data
dalam keadaan belum ternormalisasi.
NIP
NAMA
115 Riska
109 Dea
178 Farel
JABATAN
KEAHLIAN
Analisis Yunior
Ms SQL Server
2
Ms SQL
2
Linux
5
Oracle
5
Delphi
3
Fox Pro
3
Linux
3
Analisis Senior
Pemrogramer
LAMA (Tahun)
Pada contoh di atas, Keahlian menyatakan atribut yang berulang
( misalnya, Farel memiliki tiga keahlian, dan Riska memiliki dua keahlian ).
Bentuk seperti ini perlu diubah menjadi bentuk normal pertama.
32
Akademik Komunitas
BKPM Basis Data Relasional
Definisi bentuk Normal pertama adalah sebagai berikut :
Suatu relasi dikatakan dalam bentuk normal pertama jka dan hanya jika
setiap atribut bernilai tunggal untuk setiap baris.
Data yang tak ternormalisasi dapat diubah ke dalam bentuk normal
pertama dengan cara membuat setiap baris berisi kolom dengan jumlah yang
sama dan setiap kolom hanya mengandung satu nilai.
NIP
JABATAN
KEAHLIAN
115 Riska
Analisis Yunior
Ms SQL Server
2
115 Riska
Analisis Yunior
Ms SQL
2
109 Dea
Analisis Senior
Linux
5
109 Dea
Analisis Senior
Oracle
5
178 Farel
Pemrogramer
Delphi
3
178 Farel
Pemrogramer
Fox Pro
3
178 Farel
Pemrogramer
Linux
3

NAMA
LAMA (Tahun)
Bentuk Normal Kedua ( 2NF ) :
Suatu relasi berada dalam bentuk normal kedua jika dan hanya jika :
-
Berada pada bentuk normal kedua.
-
Semua atribut bukan kunci memiliki depedensi sepenuhnya terhadap
kunci primer.
Dalam ungkapan yang lebih praktis, bentuk normal kedua mesyaratkan
setiapatribut bergantung kepada kunci primer. Untuk mengubah suatu
relasi yang tergolong sebagai bentuk normal pertama ke bentuk normal
kedua
dilakukan
dekomposisi
dapat
dekomposisi
dilakukan
terhadap
dengan
relasi
tersebut.
menggambarkan
Proses
diagram
dependensi fungsional terlebih dahulu. Berdasarkan diagram ini, relasi
dalam bentuk normal pertama dipecah ke dalam sejumlah relasi.
33
Akademik Komunitas
BKPM Basis Data Relasional
NIP
NAMA
JABATAN
KEAHLIAN
LAMA (Tahun)
115 Riska
Analisis Yunior
Ms SQL Server
2
115 Riska
Analisis Yunior
Ms SQL
2
109 Dea
Analisis Senior
Linux
5
109 Dea
Analisis Senior
Oracle
5
178 Farel
Pemrogramer
Delphi
3
178 Farel
Pemrogramer
Fox Pro
3
178 Farel
Pemrogramer
Linux
3
Diagram depedensi fungsional untuk relasi di atas diperlihatkan sebagai
berikut :
Nama
NIP
Jabatan
Lama
Keahlian
Diagram dependensi fungsional di atas menjelaskan bahwa :
-
NAMA dan JABATAN memiliki dependensi fungsional terhadap NIP
-
LAMA mempunyai dependensi fungsional terhadap gabungan NIP dan
KEAHLIAN
34
Akademik Komunitas
BKPM Basis Data Relasional
Berdasarkan
diagram
dependensi
fungsional
tersebut,
pendekomposisiannya menghasilkan dua buah relasi, yang katakanlah saja
disebut NNJ dan NKP. Kedua relasi tersebut adalah sebagai berikut :
NNJ ( NIP, NAMA, JABATAN )
NKP ( NIP, KEAHLIAN, LAMA )
Pada kedua relasi di atas, tanda garis bawah digunakan untuk
menyatakan kunci primer masing – masing relasi.
Dengan pendekomposisian seperti di atas, isi kedua relasi tersebut
akan berupa sebagaimana dibawah ini :
Relasi NNJ
NIP
NAMA
JABATAN
115
Riska
Analisis Yunior
109
Dea
Analisis Senior
178
Farel
Pemrogramer
Relasi NKP
NIP
KEAHLIAN
LAMA
115
Ms SQL Server
2
115
Ms SQL
2
109
Linux
5
109
Oracle
5
178
Delphi
3
178
Fox Pro
3
178
Linux
3
35
Akademik Komunitas
BKPM Basis Data Relasional
Contoh berikut menggambarkan proses dekomposisi relasi yang
tergolong dalam bentuk normal pertama ke bentuk normal kedua seperti
berikut :
Terdapat relasi R :
R ( A, B, C, D )
Kunci Primer ( A, B )
A -----) D
R dapat digantikan dengan dua proyeksi R1 dan R2
R1 ( A, D )
Kunci Primer ( A )
R2 ( A, B, C )
Kunci Primer ( A, B )
Kunci Tamu ( A ) Referensi R1
Bila rumusan di atas dikenakan pada relasi berikut :
Nomer_Pesanan
Tgl_Pesanan
Item
Total
50001
12-05-1997
P1
45.000
50001
12-05-1997
P2
45.000
50001
12-05-1997
P3
45.000
50001
12-05-1997
P4
45.000
50002
12-05-1997
P3
32.500
50002
12-05-1997
P5
32.500
50002
12-05-1997
P6
32.500
50003
13-05-1997
P1
12.000
50003
13-05-1997
P2
12.000
36
Akademik Komunitas
BKPM Basis Data Relasional
Maka akan diperoleh dua relasi yaitu :

Pesanan1 ( Nomer_Pesanan, Tgl_Pesanan, Total )

Pesanan2 ( Nomer_Pesanan, Item )
Dalam hal ini Nomer_Pesanan bertindak sebagai kunci primer
Pesanan1 dan gabungan Nomer_Pesanan dan Item bertindak sebagai kunic
primer pada Pesanan2. Pada Pesanan2, Nomer_Pesanan menjadi kunci
tamu yang mereferensi ke Pesanan1.
Berikut adalah isi masing – masing relasi Pesanan1 dan Pesanan2
Relasi Pesanan1
Nomer_Pesanan
Tgl_Pesanan
Total
50001
12-05-1997
45.000
50002
12-05-1997
32.500
50003
13-05-1997
12.000
Relasi Pesanan2
Nomer_Pesanan
Item
50001
P1
50001
P2
50001
P3
50001
P4
50002
P3
50002
P5
50002
P6
50003
P1
50003
P2
37
Akademik Komunitas
BKPM Basis Data Relasional
Masalah yang masih sering terjadi pada relasi yang tergolong pada
bentuk normal kedua diakibatkan oleh adanya dependensi transitif.
Dependensi
transitif
mengakibatkan
kemungkinan
munculnya
permasalahan sebagaimana pada bentuk normal pertama.

Bentuk Normal Ketiga ( 3NF ) :
Definisi bentuk normal ketiga ialah:
Suatu relasi dapat dikatakan dalam bentuk normal ketiga ( 3NF ) jika :

Berada dalam bentuk normal kedua

Setiap atribut bukan kunci tidak memiliki dependensi transitif
terhadap kunci primer.
Relasi NNJ dan NKP pada contoh didepan memenuhi kriteria di atas,
sehingga kedua relasi tersebut masuk ke dalam bentuk normal ketiga.
Begitu juga halnya dengan relasi Pesanan1 dan Pesanan2
Contoh suatu relasi yang memenuhi bentuk normal kedua tetapi tidak
memenuhi bentuk normal ketiga sebagai berikut :
Nomer_Pesanan
Nomer_Urut
Kode_Item
Nama_Item
50001
0001
P1
Pensil
50001
0002
P2
Buku Tulis
50001
0003
P3
Penggaris
50001
0004
P4
Penghapus
50002
0001
P3
Penggaris
50002
0002
P5
Pulpen
50002
0003
P6
Spidol
50003
0001
P1
Pensil
50003
0002
P2
Buku Tulis
Pada contoh di atas, kunci primer relasi berupa gabungan
Nomer_Pesanan dan Nomer_Urut. Baik Kode_Item maupun Nama_Item
38
Akademik Komunitas
BKPM Basis Data Relasional
mempunyai dependensi fungsional terhadap kunci primer tersebut. Namun
perlu diperhatikan bahwa bila Kode_Item bernilai sama, Nama_Item juga
bernilai sama.
Hal ini menunjukkan adanya suatu depedensi diantara kedu atribut
tersebut. Lalu manakah yang menjadi penentu ? Apakah Kode_Item
bergantung pada Nama_Item atau sebaliknya ? Suatu item bisa saja
memiliki nama sama, tetapi mempunyai karakteristik yang berbeda.
Sebagai contoh, dua buah mobil bisa saja diberi nama sama, tetapi
masing – masing mempunyai warna tersendiri.
Pada keadaan seperti ini tidaklah bisa dikatakan bahwa Nama_Item-lah
yang menentukan Kode_Item. Lebih tepat kalau Kode_Item yang menjadi
penentu. Jadi Nama_Item memiliki dependensi fungsional terhadap
Kode_Item. Adanya dependensi Nama_Item terhadap Kode_Item pada
relasi ini menunjukkan bahwa Nama_Item tidak memiliki dependensi
secara langsung terhadap kunci primer ( gabungan Nomer_Pesanan dan
Nomer_Urut ). Dengan kata lain, Nama_Item memiliki dependensi
transitif terhadap kunci primer.
Agar relasi memenuhi bentuk normal ketiga maka diperlukan langkah
normalisasi dengan pendekatan berikut :
Bila terdapat relasi R seperti berikut :
R ( A, B, C )
Kunci Primer ( A )
B -----) C
Maka relasi R dapat digantikan dengan dua proyeksi R1 dan R2,
dengan bentuk sebagai berikut :
R1 ( B, C )
39
Akademik Komunitas
BKPM Basis Data Relasional
Kunci Primer ( B )
R2 ( A, B )
Kunci Primer ( A )
Kunci Tamu ( B ) Referensi R1
Dengan
menggunakan
pendekatan
diatas,
maka
relasi
didekomposisi menjadi dua relasi.
Nomer_Pesanan
Nomer_Urut
Kode_Item
50001
0001
P1
50001
0002
P2
50001
0003
P3
50001
0004
P4
50002
0001
P3
50002
0002
P5
50002
0003
P6
50003
0001
P1
50003
0002
P2
Kode_Item
Nama_Item
P1
Pensil
P2
Buku Tulis
P3
Penggaris
P4
Penghapus
P5
Pulpen
P6
Spidol
40
Akademik Komunitas
dapat
BKPM Basis Data Relasional

Bentuk Normal Boyce – Codd ( BCNF ) :
Definisi bentuk normal Boyce – Codd ialah:
Suatu relasi disebut memenuhi bentuk normal Boyce – Codd jika
hanya jika semua penentu ( determinan ) adalah kunci kanditat ( atribut
yang bersifat unik )
BCNF merupakan bentuk normal sebagai perbaikan terhadap 3NF.
Suatu relasi yang memenuhi BCNF selalu memenuhi 3NF, tetapi tidak
untuk sebaliknya. Suatu relasi yang memenuhi 3NF belum tentu
memenuhi BCNF. Dalam banyak literatur disebutkan bahwa BCNF
adalah perbaikan dari 3NF, karena bentuk normal ketigapun mungkin
masih mengandung anomali sehingga masih perlu dinormalisasikan lebih
lanjut.
Untuk melukiskan relasi yang tergolong sebagai 3NF tetapi tidak
memenuhi BCNF, perhatikan relasi Siswa Kursus Tutor ( SKT ) di
bawah ini :
Siswa
Kursus
Tutor
Adi
Bahasa Prancis
Pierre
Adi
Bahasa Inggris
Richard
Toni
Bahasa Prancis
Pierre
Faisal
Bahasa Inggris
Suzanne
Relasi di atas didasarkan oleh fakta :
-
Seseorang siswa dapat mengambil sejumlah kursus bahasa
-
Setiap tutor hanya mengajar pada sebuah kursus bahasa ( misalnya,
Pierre hanya mengajar bahasa Prancis )
-
Setiap siswa pada setiap kursus bahasa hanya diajar oleh seseorang
tutor ( misalnya, tutor bahasa Inggris pada kelas Adi hanyalah
Richard )
41
Akademik Komunitas
BKPM Basis Data Relasional
-
Suatu kursus bahasa yang sama bisa saja memiliki lebih dari satu
tutor
( misalnya, ada kelas bahasa Inggris yang diajar Richard dan
ada kelas bahasa Inggris yang lain yang diajar oleh Suzanne ).
Pada keadaan ini, kunci relasi SKT berupa gabungan :
-
Siswa dan Kursus
-
Siswa dan Tutor
Relasi SKT memenuhi bentuk normal ketiga, mengapa ? Sebab tak
ada depedensi transitif pada relasi tersebut. Namun relasi SKT tidak
memnuhi BCNF lantaran adanya determinan Tutor ( yang menentukan
Kursus ) dan determinan ini tidak berdiri sebagai kunci kanditat. Dibawah
ini menunjukkan diagram dependensi fungsional pada relasi SKT.
Siswa
Tutor
Kursus
Relasi SKT masih menimbulkan anomali. Sebagai contoh, bila baris
yang berisi siswa bernama Faisal dihapus maka informasi yang menyatakan
bahwa Suzanne adalah tutor bahasa Inggris akan ikut hilang
Cara mengkonversi relasi yang telah memenuhi bentuk normal ketiga
ke BCNF adalah :
a. Carilah semua penentu
b. Bila terdapat penentu yang bukan berupa kunci kanditat, maka
42
Akademik Komunitas
BKPM Basis Data Relasional
c. Pisahkan relasi tersebut dan
d. Buat penentu tersebut sebagai kunci primer
Itulah
sebabnya,
agar
memenuhi
BCNF,
relasi
SKT
perlu
didekomposisi menjadi :
ST ( Siswa, Tutor )
TK ( Tutor, Kursus )
Komposisi data kedua relasi di atas dapat digambarkan sebagai berikut
Relasi ST
Siswa
Tutor
Adi
Pierre
Adi
Richard
Toni
Pierre
Faisal
Suzanne
Relasi TK
Tutor

Kursus
Pierre
Bahasa Prancis
Richard
Bahasa Inggris
Suzanne
Bahasa Inggris
Depedensi Nilai Banyak dan Bentuk Normal Keempat ( 4 NF )
Depedensi nilai banyak merupakan terjemahan dari multivalued
dependency ( MVD ). Depedensi ini pertama kali diperkenalkan oleh R.
Fagin pada tahun 1997, dipakai pada bentuk normal Keempat ( 4NF ).
Depedensi ini dipakai untuk menyatakan hubungan satu ke banyak.
43
Akademik Komunitas
BKPM Basis Data Relasional
Contoh hubungan satu ke banyak dapat dilihat dibawah ini :
Dosen
Farrell
Pebasket
Pendaki
Untuk memahami konsep dependensi nilai banyak, perhatikan tabel
berikut :
Mata Kuliah
Dosen
Pengetahuan Komputer
Isi
Keysa
Dasar Komputer
Friska
Pengenalan Pengolah Kata
Pengenalan Lembar Kerja
Matematika 1
Friska
Diferensial
Integral
Tabel di atas mengungkapan tentang dosen yang mengajar
matakuliah dan isi matakuliah bersangkutan. Sebagai contoh, ada dua
dosen yang mengajar Pengetahuan Komputer, yaitu Keysa dan Friska.
Adapun isi matakuliah Pengetahuan Komputer berupa : Dasar Komputer,
Pengenalan Pengolah Kata, Pengenalan Lembar Kerja.
Tabel
di
bawah
ini
memperlihatkan
relasi
yang
dinormalisasikan :
Mata Kuliah
Dosen
Isi
Pengetahuan Komputer
Keysa
Dasar Komputer
Pengetahuan Komputer
Keysa
Pengenalan Pengolah Kata
Pengetahuan Komputer
Keysa
Pengenalan Lembar Kerja
Pengetahuan Komputer
Friska
Dasar Komputer
44
Akademik Komunitas
telah
BKPM Basis Data Relasional
Pengetahuan Komputer
Friska
Pengenalan Pengolah Kata
Pengetahuan Komputer
Friska
Pengenalan Lembar Kerja
Matematika 1
Friska
Diferensial
Matematika 1
Friska
Integral
Relasi di atas merupakan contoh relasi yang memiliki kemubaziran dan
tentu saja membawa kemungkinan terjadinya berbagai anomali. Salah satu
contoh, bila matakuliah Matematika 1 diajar oleh seseorang dosen baru
maka ada dua baris yang perlu diciptakan. Baris pertama untuk
menyatakan ISI Diferensial dan bars kedua untuk menyatakan ISI Integral.
Contoh lain, bila Friska tidak lagi mengajar Matematika 1 maka informasi
bahwa isi matematika adalah Diferensial dan Integral ikut menghilang.
Meskipun demikian relasi ini memenuhi persyaratan BCNF. Hal ini
disebabkan kunci primer relasi ini berupa gabungan Matakuliah, Dosen,
dan Isi.
Masalah relasi yang memenuhi BCNF sebagaimana kasus diatas
sebenarnya dapat dipecahkan melalui dekomposisi. Hal ini disebabkan
adanya kenyataan bahwa antara Dosen dan Isi tidak ada ketergantungan.
Solusi yang tepat terhadap masalah ini diajukan oleh R. Fagin melalui
konsep dependensi nilai banyak.
Secara umum depedensi nilai banyak muncul pada relasi yang paling
tidak memiliki tiga atribut dan dua di antaranya bernilai banyak dan nilai
nilai tergantung hanya pada atribut ketiga.
Pada suatu relasi R dengan atribut A, B, C, atribut B dikatakan bersifat
multidependen terhadap A jika :
-
Sekumpulan nilai B yang diberikan pada pasangan ( A, C ) hanya
tergantung pada nilai A dan
-
Tak tergantung pada nilai C
45
Akademik Komunitas
BKPM Basis Data Relasional
Hubungan di atas dinyatakan dengan :
A -----) B
( dibaca : “ A menentukan banyak nilai B “ atau “ B multidependen
terhadap A “ ).
Teorema Fagin yang berkaitan dengan dependensi nilai banyak
Bila R (A, B, C ) merupakan suatu relasi, dengan A, B, C adalah
atribut – atribut relasi tersebut, maka proyeksi dari R berupa
( A, B ) dan ( A, C ) jika R memenuhi MVD A -----) B | C
Perlu diketahui bila terdapat :
A -----) B
A -----) C
Maka keduanya dapat ditulis menjadi :
A -----) B | C
Berdasarkan
teorema
Fagin
diatas,
relasi
tersebut
dapat
didekomposisi menjadi dua relasi sebagaimana terlihat dibawah ini :
Matakuliah
Dosen
Pengetahuan Komputer
Keysa
Pengetahuan Komputer
Friska
Matematika 1
Friska
Relasi - relasi seperti di atas memenuhi bentuk normal keempat ( 4 NF )
Secara praktis, suatu relasi memenuhi bentuk normal keempat ( 4 NF )
jika :
-
Telah berada pada BCNF dan
-
Tidak mengandung dua atribut atau lebih yang bernilai banyak
46
Akademik Komunitas
BKPM Basis Data Relasional

Depedensi Gabungan dan Bentuk Normal Kelima ( 5 NF )
Depedensi gabungan mendasari bentuk normal kelima
Suatu relasi R ( X, Y,…..Z ) memenuhi dependensi gabungan jika
gabungan dari proyeksi A, B,……C dengan A, B,….C merupakan
subhimpunan dari stribut – atribut R. Dependensi gabungan seseuai
dengan definisi di aas dinyatakan dengan notasi :
* ( A, B, ……., C )
Dengan A = XY, B = YZ, C = ZX
Sebagai contoh, terdapat hubungan dealer yang mengageni suatu
perusahaan distributor kendaraan. Dalam hal ini distributor memiliki
sejumlah produk kendaraan
Dealer
Distributor
Kendaraan
PT Makmur Sentosa
Honda
Honda Jazz
PT Makmur Sentosa
Toyota
Toyota Camry
PT Makmur Sentosa
Toyota
Kijang Innova
PT Maju Sejahtera
Honda
Honda Odissey
Relasi di atas memenuhi depedensi gabungan * ( Dealer
Distributor, Distributor Kendaraan, Dealer Kendaraan ). Oleh karena itu,
relasi Dealer, Distributor, Kendaraan ( DDK ) dapat didekomposisi
menjadi tiga relasi :
Deal_Dist ( Dealer, Distributor )
Dist_Kend ( Distributor, Kendaraan )
Deal_Kend ( Dealer, Kendaraan )
Gabungan ketiga relasi di atas akan membentuk relasi DDK
47
Akademik Komunitas
BKPM Basis Data Relasional
Perlu diketahui bahwa gabungan dari dua proyeksi - proyeksi di atas
bisa jadi menghasilkan relasi antara yang mengandung baris yang salah.
Namun gabungan ketiga proyeksi akan menghasilkan relasi yang sesuai
dengan aslinya.
Bentuk normal kelima ( 5 NF ) yang terkadang disebut PJ / NF (
Projection – Join / Normal Form ), menggunakan acuan depedensi
gabungan. Suatu relasi berada dalam 5 NF jika hanya jika setiap depedensi
gabungan dalam R tersirat oleh kunci kanditat relasi R. Secara praktis
dapat dikatakan bahwa suatu relasi R berada dalam 5 NF jika data yang
ada padanya tak dapat lagi didekomposisi menjadi relasi - relasi yang lebih
kecil dengan kumci kanditat relasi – relasi yang lebih kecil ini tidak sama
dengan kunci kandidat relasi. Relasi – relasi seperti Deal_Dist, Disi_Kend
dan Deal_Kend memenuhi 5 NF, sedangkan relasi DDK tidak memenuhi
bentuk normal kelima.
3. Alat dan Bahan

BKPM

Komputer

LCD

Alat Tulis Kantor
4. Pelaksanaan Praktikum
Mahasiswa menjawab pertanyaan pada selembar kertas sesuai dengan
arahan dosen pembimbing
5. Tugas dan Latihan
48
Akademik Komunitas
Download