Uploaded by User14416

gasoil-diesel-oil

advertisement
MOTOR DIESEL
Menurut kecepatan putarannya,
dikelompokkan menjadi 3 jenis :
• Motor diesel putaran tinggi
( > 1000 rpm )
• Motor diesel putaran sedang
( 300 – 1000 rpm )
• Motor diesel putaran rendah
( < 300 rpm )
Motor diesel putaran tinggi ( > 1000 rpm )
Disebut juga High Speed Diesel ( HSD )
atau Automatic Diesel Oil ( ADO ) atau
yang sering dikenal dengan nama SOLAR.
Solar merupakan fraksi gasoil (C15 -C20 )
dihasilkan dari proses pengolahan minyak
(distilasi atmosfir, Hydrocracker)
mempunyai trayek titik didih 230 – 350 °C
Mutu bahan bakar solar ditentukan oleh
beberapa macam sifat, yaitu :
•
•
•
•
•
•
Sifat umum
Sifat penguapan
Sifat pembakaran
Sifat mudah alir
Sifat kebersihan
Sifat pengkaratan
Sifat umum
Sifat umum ditentukan dengan pemeriksaan :
• Spesifik gravity, ASTM D-1298 (0,860)
• API Gravity
Kegunaan spesifik gravity untuk dapat
menghitung massa minyak bila volumenya telah
diketahui maupun untuk mengetahui ada
tidaknya kontaminasi sehingga mengubah
besarnya spesifik gravity
API Gravity diperoleh setelah spesifik
gravity diketahui, persamaannya adalah
sebagai berikut :
141,5
API Gravity at 60 °F = ────────── SG at 60/60 ° F
131,5
Sifat penguapan
Ditentukan melalui pemeriksaan :
• Distilasi, ASTM D – 86
• Flash point, ASTM D- 93
Distilasi, ASTM D – 86
Kecepatan penguapan (Volatility) merupakan sifat yang penting dari
bahan bakar cair terutama dalam pembentukan campuran bahan
bakar dan udara.
Apabila bahan bakar terlalu mudah menguap → campuran bahan
bakar dan udara yang tidak sempurna karena alasan-alasan
sebagai berikut :
• Penguapan yang terlalu cepat dari butir-butir cairan dari bahan
bakar akan menyebabkan jet dari injektor mengandung udara uap
hidrokarbon yang sangat tinggi, sehingga phase cairan dari bahan
bakar yang disemprotkan kedalam udara di ruang pembakaran akan
sangat berkurang.
• Penguapan yang berlebihan didalam jet akan mengambil panas
untuk penguapan dari udara sekelilingnya.
Sebaliknya bila campuran gemuk dengan fraksifraksi yang tidak mudah menguap maka
campuran akan memerlukan waktu penyalaan
yang terlalu lama
Batasan minimum distilat yang tertampung
pada 300 ° C adalah 40 % volume
Flash point, ASTM D- 93
Suhu terendah dimana campuran uap
minyak dan udara terbakar sesaat pada
saat api pencoba dilewatkan diatasnya
pada kondisi pengujian
Batasan minimal titik nyala pada solar
adalah : 60 ° C.
• Pengujian titik nyala sangat diperlukan
berhubung dengan adanya pertimbanganpertimbangan dari segi keamanan
terhadap bahaya kebakaran bahan bakar
tersebut disimpan, ditransport atau selama
dalam tangki bahan bakar itu sendiri
• Titik nyala tidak berhubungan langsung
dengan kinerja motor.
Sifat pembakaran
Sifat pembakaran ditunjukkan oleh
pemeriksaan :
• Angka Setana ( Cetane Number ), ASTM
D-613
• Kalkulasi Indeks Setana, ASTM D-976
Angka Setana ( Cetane Number )
Kemampuan bahan bakar menyala
dengan sendirinya (autoignition) dalam
ruang bakar dari motor diesel
Besarnya angka setana tergantung dari
komposisi hidrokarbonnya
Angka setana yang tinggi
menggambarkan autoignition yang cepat
dari bahan bakar motor diesel/ minyak
Solar
Batasan minimal Cetane Number solar
adalah 45
Angka setana diukur dengan
menggunakan :
• Mesin CFR F-5, ASTM D.613 - 65
Dengan bahan bakar Reference campuran
Cetane (N.Hexadecane = C16H34), dan
Heptamethyl Nonane
Calculated Cetane Index
Merupakan parameter bila angka setana
tidak diukur
Calculated Cetane index diperoleh melalui
pembacaan nomograph, ASTM D-976
Data yang diperlukan untuk pembacaan
nomograph adalah :
• Mid boiling point pada distilasi ASTM D-86
• API Gravity at 60 °F
Batasan minimal Cetane Index solar adalah
48
Sifat mudah mengalir
Sifat mudah mengalir ditunjukkan oleh
pemeriksaan :
• Kinematic Viscosity, ASTM D-445
• Titik tuang ( pour point ), ASTM D-97
Kinematic Viscosity
Waktu yang diperlukan oleh suatu cairan untuk
mengalir melalui pipa kapiler karena gaya
gravitasi
Viskositas sangat penting bagi bahan bakar
minyak baik yang digunakan untuk bahan
bakar motor diesel maupun ketel-ketel uap,
karena berpengaruh terhadap sistem
pemompaan dan sistem injeksi artinya bahan
bakar harus mudah dipompakan dari tangki
ke pompa injector
• Selain itu bahan bakar harus
mempunyai sifat pelumasan yang juga
tergantung pada viskositas
• Untuk menjamin keadaan mekanik dari
pompa injektor dan nozzle dalam
keadaan beroperasi atau berjalan.
Batasan nilai viscositas pada bahan
bakar solar adalah 1,6 - 5,8 cst
(centistokes)
Titik tuang ( pour point )
Suhu terendah dimana minyak masih bisa mengalir
apabila didinginkan pada kondisi pengujian
Penentuan titik tuang sangat diperlukan sehubungan
dengan adanya perubahan suhu selama dalam
penimbunan dan transportasi
Pada suhu yang dingin saringan bahan bakar dapat
tersumbat oleh kristal-kristal parafin yang sangat
tipis yang terpisah dari pase cairan
Pada umumnya minyak Solar mempunyai
titik tuang yang lebih rendah dari suhu
minimum dimana motor beroperasi
Batasan maksimum titik tuang bahan
bakar solar adalah 65 °F
Sifat kebersihan
•
•
•
•
•
Sifat kebersihan bahan bakar solar ditunjukkan
oleh pemeriksanaan :
Warna, ASTM D-1500
Kadar air, ASTM D-95
Sediment, ASTM D-473
Ash content, ASTM D-482
Conradson Carbon Residue, ASTM D- 189
Warna, ASTM D-1500
• Warna dan kejernihan adalah suatu kontrol
mencegah kemungkinan adanya kontaminasi oleh
bahan bakar yang lebih berat, atau air dan partikelpartikel lain
• Zat warna yang ditambahkan ke dalam minyak Solar
dimaksudkan untuk meningkatkan daya tarik dalam
penjualan, mengidentifikasikan berbagai jenis
(grade) minyak
Batasan maximum warna pada solar adalah 3
Kadar air (ASTM D-95)
Kadar air dalam bahan bakar solar tidak
diharapkan karena akan mempengaruhi
sifat pembakarannya.
Batasan maximum kadar air pada solar
adalah 0.05 % volume
Sediment, ASTM D - 473
Sediment yang berlebihan pada solar
akan mengakibatkan pembuntuan pada
nosle
Batasan maximum sediment pada solar
adalah 0.01 % berat.
Kandungan air dan sedimen di dalam
minyak Solar dapat mengganggu operasi
motor dan menimbulkan korosi
Penentuan kandungan air dan sedimen
dapat digunakan untuk ketetapan
perhitungan volume dalam penyaluran
minyak Solar
Ash content, ASTM D-482
Analisa untuk mengidentifikasi adanya logam pada solar
Kadar abu itu sendiri adalah sisa-sisa minyak yang
ketinggalan setelah semua bagian yang dapat
terbakar dalam minyak terbakar habis, bila ash ini
tinggal dalam dinding-dinding dan permukaan ruang
bakar mesin dapat menimbulkan kerusakan pada
nozzle, disamping dapat menambah deposit dalam
ruang bakar
Batasan maximum kadar abu pada solar adalah 0.01
% berat.
Conradson Carbon Residue ( CCR )
Ukuran kecenderungan terbentuknya deposit karbon dari bahan
bakar
Deposit karbon yang terbentuk harus dihindari sekecil mungkin
karena arang atau karbon tersebut akan tetap membara meskipun
mesin sudah dimatikan dan juga terbentuk deposit secara terus
menerus, deposit akan menjadi keras dan akan mempercepat
proses pengausan
Deposit karbon juga dapat menyumbat lubang penyemprotan atau
injektor-injektor dari mesin Diesel.
Batasan maximum CCR pada solar adalah 0.1 % berat.
Sifat pengkaratan
•
•
•
•
Sifat pengkaratan ditunjukkan oleh
pemeriksaan :
Strong Acid Number, ASTM D-974
Total Acid Number, ASTM D-974
Sulfur content, ASTM D-1552
Copper Strip Corrosion, ASTM D-130
Strong Acid Number
ASTM D-974
Analisa yang bertujuan untuk mengetahui
adanya senyawa asam kuat dalam solar.
Total Acid Number
ASTM D-974
Analisa yang bertujuan untuk mengetahui
adanya senyawa asam kuat maupun
lemah dalam solar
Batasan max. Total Acid Number pada
Solar adalah 0,6 mgr KOH/ gram.
Perbedaan antara mesin yang berbahan
bakar solar dengan mesin yang
berbahan bakar mogas adalah sebagai
berikut :
• Mesin diesel tidak menggunakan nyala api
busi, mesin motor bensin menggunakan
nyala api busi.
• Pada motor bensin, yang dikompresikan
adalah campuran bahan bakar + udara,
pada mesin diesel yang dikompresikan
adalah udara tanpa bahan bakar.
Sifat utama bahan bakar Solar adalah :
• Mudah terbakar dengan sendirinya
( Self ignition / autoignition)
• Mudah pengkabutannya ( Atomizing )
• Dilengkapi dengan filter dan catridge
catalist untuk menyaring carbon pada gas
buang
KISI-KISI UTS
•Flow diagram CDU / Primary
process
•Distilasi
•Crude Oil
•LPG
•Gasoline
•Gasoil/Diesel
Motor diesel putaran sedang & rendah
Disebut juga solar hitam atau Industrial
Diesel Oil (IDO), yang proses
pembakarannya menggunakan burner.
Dipergunakan pada pembakaran pada
dapur-dapur Industri, pembangkit tenaga
listrik, ketel uap dan untuk bunker kapal
laut.
Karakteristik Industrial Diesel Oil
•
•
•
•
•
•
Sifat Umum
Sifat Pembakaran
Sifat Pengaliran
Sifat Korosifitas
Sifat Kebersihan
Sifat Keamanan
Sifat Umum
Sifat umum ditunjukkan oleh pemeriksaan
• Spesifik Gravity, ASTM D-1298.
Semakin berat Spesifik Gravity, maka
kekentalannya semakin tinggi.
Spesifik Gravity dibatasi min. 0,84 dan
max. 0,92
Tujuan pemeriksaan density :
• Untuk perhitungan penjualan
• Mengetahui secara cepat terjadinya
kontaminasi
• Perhitungan material balance dalam
pengolahan
• Menghitung nilai kalori secara kasar
Sifat Pembakaran
• Untuk mengetahui jumlah panas yang
dihasilkan sejumlah bahan bakar. Dari
nilai kalorinya dapat diperkirakan jumlah
bahan bakar yang diperlukan.
• Nilai kalori dipengaruhi oleh jenis senyawa
hidrokarbon.
Ada 2 macam panas pembakaran, yaitu :
▪ Gross Heating Value
▪ Net Heating Value
• Gross panas pembakaran adalah panas yang
dihasilkan pada pembakaan sejumlah tertentu
bahan bakar dalam volume tetap dimana semua
air dikondensasikan dalam bentuk cair.
• Net panas pembakaran adalah panas yang
dihasilkan pada pembakaran sejumlah berat
tertentu bahan bakar pada tekanan 1 atm
semua air dalam bentuk uap.
Sifat Pengaliran
Untuk mengetahui sifat mengalirnya
dilakukan melalui pemeriksaan :
• Viskositas, ASTM D-445
• Pour point, ASTM D-97
Viskositas
Viskositas sangat menentukan dalam
pengkabutan. Apabila viscositas terlalu
encer maka pengkabutan akan sukar
terjadi
Viscositas dibatasi min 35 dan max 45
Pour point
Pemeriksaan pour point, untuk
menentukan temperatur terendah IDO
dapat disimpan dan dipompa tanpa terjadi
pembekuan pada tanki atau pipa
Pour point dibatasi max. 65 °F
Sifat Korosifitas
Sifat korosifitas untuk mengetahui
kemungkinan dapat menimbulkan
kerusakan pada alat, karena proses
pengkaratan dalam penyimpanan dan
transportasi.
Pemeriksaan korositas dilakukan melalui :
• Sulfur Content, ASTM D-1552
• Strong Acid Number, ASTM D-974
Sulfur Content
Sulfur content, untuk mengetahui
kandungan sulfur. Semakin tinggi
kandungan sulfur, maka semakin besar
pula kecenderungan terbentuknya SO2
dan SO3
Kandungan sulfur dibatasi max. 1,5 % wt.
Strong Acid Number
Pemeriksaan Strong Acid Number, untuk
menentukan asam kuat
Strong Acid Number dibatasi max. Nil,
karena adanya asam kuat sangat
berperan dalam aktifitas korosi
Sifat Kebersihan
Kandungan kotoran selain dapat
menimbulkan kerusakan pada peralatan
juga dapat menimbulkan kebuntuan pada
burner sehingga akan menganggu proses
pembakaran.
Sifat kebersihan dilakukan
dengan pengujian
• Kadar air, ASTM D-95
• Residue Carbon Conradson, ASTM D-189
• Kadar endapan, ASTM D-473
Kadar air
Dapat menyebabkan menurunnya kualitas
pembakaran dan mempercepat proses
pengkaratan, karena selalu diikuti garamgaram yang dengan proses hidrolisa
menyebabkan pengkaratan
Kandungan air dibatasi max. 0,25 % vol.
Residue Carbon Conradson
Uji CCR dilakukan untuk memperkirakan
kecenderungan terbentuknya deposit
selama proses pembakaran, yang jika
berlebihan akan menyebabkan kebuntuan
pada burner
Kandungan CCR dibatasi max. 1 % wt.
Kadar endapan
Endapan yang terjadi berupa sejumlah
garam yang terlarut dan lumpur asphaltik.
Endapan ini mengakibatkan korosi dan
kebuntuan pada burner
Kadar endapan dibatasi max. 0,02 % wt.
Sifat Keamanan
Pengujian sifat keamanan dilakukan untuk
mengetahui kecenderungan timbulnya
kebakaran, sehingga dalam
penanganannya tidak akan terjadi
kebakaran pada keadaan dan kondisi
tertentu.
Sifat keamanan dilakukan dengan
pengujian
Flash point, ASTM D-93
Titik nyala ( Flash point ) dibatasi min. 150 °F
Download