Laporan Kasus | Nadia Trijayanti BAB I IDENTITAS PASIEN No. Rekam Medis : 00.11.XX Tanggal Masuk Rumah Sakit : 4 Mei 2011 Pukul : 16.30 WIB Kelas Perawatan : III Dokter yang merawat : dr. R, SpKJ Riwayat Perawatan : Perawatan ke – XX Catatan Perawatan di Sanatorium Dharmawangsa : I. Tanggal 15 Agustus 1986 – 4 September 1986 II. Tanggal 23 Desember 1986 – 17 Januari 1987 III. Tanggal 24 Februari 1988 – 9 Maret 1988 IV. Tanggal 26 Maret 1988 – 8 April 1988 V. Tanggal 22 April 1989 – 10 Mei 1989 VI. Tanggal 25 Desember 1996 – 5 Februari 1997 VII. Tanggal 14 Juli 1997 – 6 Agustus 1997 VIII. Tanggal 20 Juli 1998 – 21 Agustus 1998 IX. Tanggal 5 Mei 1999 – 14 Mei 1999 X. Tanggal 5 Agustus 1999 – 1 September 1999 XI. Tanggal 1 Desember 1999 – 5 Januari 2000 XII. Tanggal 26 Agustus 2000 – 13 Oktober 2000 XIII. Tanggal 3 September 2001 – 31 Oktober 2001 XIV. Tanggal 21 Agustus 2002 – 14 September 2002 XV. Tanggal 7 November 2002 – 5 Desember 2002 XVI. Tanggal 9 November 2003 – 12 Desember 2003 XVII. Tanggal 3 Januari 2004 – 21 Februari 2005 XVIII. Tanggal 29 Maret 2009 – 29 Maret 2010 XIX. Tanggal 1 September 2010 – 24 November 2010 XX. Tanggal 4 Mei 2011 – sekarang Universitas Tarumanagara 1 Laporan Kasus | Nadia Trijayanti Nama : Ny. E Jenis Kelamin : Wanita Umur : 58 tahun Tempat /Tanggal Lahir : Jakarta, 7 November 1958 Bangsa / Suku : Indonesia/ Jawa Agama : Katolik Pendidikan terakhir : Sarjana Sastra Perancis (S1) Pekerjaan : Penerjemah Status Pernikahan : Bercerai Alamat : Jakarta Selatan Universitas Tarumanagara 2 Laporan Kasus | Nadia Trijayanti BAB II STATUS PSIKIATRI Anamnesis diperoleh melalui alloanamnesis dan autoanamnesis: I. AUTOANAMNESIS Hari/ tanggal : Sabtu, 27 Mei 2017 Waktu : 09.00 WIB - selesai Tempat : Di ruang makan bangsal wanita Sanatorium Dharmawangsa Hari/ tanggal : Senin, 29 Mei 2017 Waktu : 09.00 WIB - selesai Tempat : Di ruang makan bangsal wanita Sanatorium Dharmawangsa II. ALLOANAMNESIS Didapat dari : Ny. U Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 47 tahun Bangsa/Suku : Indonesia Pekerjaan : Perawat Sanatorium Dharmawangsa Pendidikan terakhir : Sarjana Keperawatan Hubungan dengan pasien : Perawat pasien Hari/tanggal wawancara : Sabtu, 27 Mei 2017 Waktu/tempat wawancara : 10.00 WIB / Ruang Perawat Keluhan Utama Pasien sering mengamuk, berteriak-teriak dan mengurung diri di kamar selama tiga hari. Universitas Tarumanagara 3 Laporan Kasus | Nadia Trijayanti Riwayat Penyakit Sekarang Pada tanggal 4 Mei 2011 sekitar pukul 16.30 WIB pasien tiba di Sanatorium Dharmawangsa setelah dijemput oleh petugas dari Sanatorium Dharmawangsa. Pasien dijemput atas permintaan keluarga pasien yang khawatir dengan kondisi pasien akibat tingkah laku pasien yang sering mengamuk, berteriak-teriak dan mengurung diri sejak 3 hari sebelum masuk Sanatorium Dharmawangsa. Menurut pasien, hal itu terjadi karena Zeus berniat untuk menyandera pasien, sehingga pasien merasa ketakutan. Sejak tahun 2004, pasien mengatakan bahwa dirinya dapat melihat Zeus dan mulai sering diganggu oleh Zeus. Pasien mengaku Zeus berniat mencelakakan dan menculik pasien. Saat malam hari ketika tidur, Zeus menarik-narik kaki pasien dan membuat luka pada kakinya. Zeus juga pernah mencekik pasien. Karena ketakutan, pasien berdoa kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria. Selain Zeus, pasien mengaku pernah melihat Yesus, Bunda Maria, dan Santo Yohanes. Pasien mengatakan Yesus menolong pasien dengan melenyapkan Zeus. Pasien mengetahuinya karena pasien dapat melihat dan bertemu dengan Yesus. Menurut pasien Yesus memakai baju putih, bercahaya, tampan dan memiliki rambut sebahu. Saat bertemu Yesus pasien juga mengaku mencium aroma yang enak, seperti roti yang baru saja dipanggang. Selain itu, pasien juga merasa Yesus terus menjaga pasien, sebagai contoh suatu hari ada tangan “setan” yang ingin melukai pasien, kemudian Yesus menepis tangan tersebut. Menurut pasien setan tersebut adalah anak buah Zeus. Terkadang yang menolong pasien adalah Santo Yohanes, pasien mendeskripsikan Santo Yohanes sebagai seorang muda yang tampan. Pasien juga pernah mendengar suara-suara yang memperingati dirinya dan menurut pengakuan pasien suara itu adalah suara Bunda Maria. Pasien mengaku telah mengarang dua buah buku, yaitu “Ya Inspirasiku” pada tahun 2010, dan “Human Condition” pada tahun 2006. Buku Human Condition laku keras dan telah dialih bahasa ke Bahasa Mandarin, terjual 5 juta buku di Korea, dan jutaan lainnya di Vietnam, Universitas Tarumanagara 4 Laporan Kasus | Nadia Trijayanti Singapore dan negara Asia lainnya. Selain itu, pasien telah menerima email dari Pangeran Charles untuk mengucapkan pujian atas buku pasien. Sejak 1,5 bulan sebelum dirawat, pasien tidak mau minum obat karena bosan dan merasa tidak ada perbaikan setelah minum obat. Pasien juga tidak mau kembali kontrol ke dokter. Sejak saat itu, pasien mulai suka mengurung diri di kamar, tidak makan, minum, serta mandi. Pasien merasa nyaman tinggal di RS Dharmawangsa karena merasa banyak tetangganya yang mengincar rumah pasien di daerah Cinere semenjak ayah pasien meninggal. Pasien juga mengatakan bahwa para tetangganya dapat mengetahui isi pikiran atau aktivitas pasien, walau pasien tidak mengetahui bagaimana mekanismenya. Sejak menjalani perawatan di Sanatorium Dharmawangsa, pasien sudah dapat merawat kebersihannya walaupun terkadang masih harus diingatkan oleh perawat. Pasien juga sudah mau minum obat dengan teratur. Keseharian pasien selama di Sanatorium Dharmawangsa banyak dihabiskan dengan menonton televisi, membaca koran sepanjang hari, bermain kartu dan berbincang-bincang bersama pasien lain serta koas. Riwayat Penyakit Sebelumnya 1. Riwayat Penyakit Psikiatri Pada tahun 1986, keluarga pasien mulai merasakan munculnya halhal yang aneh pada diri pasien. Keluhan ini muncul ketika pasien sedang menyusun skripsi dan perilaku pasien mulai berubah sejak skripsinya ditolak. Saat itu pasien juga merasa tersaingi dan pasien menjadi sering marah-marah di rumah tanpa sebab yang jelas, mudah curiga, melempar-lempar barang jika sedang marah, dan sering tidak mau mandi. Pada tanggal 15 Agustus 1986 pasien di bawa ke Sanatorium Dharmawangsa untuk dirawat. Hampir setiap tahun sampai saat ini pasien dirawat di Sanatorium Dharmawangsa karena alasan yang sama, yaitu pasien tidak mau makan, tidak mau minum obat, tidak mau kontrol ke dokter, tidak mau Universitas Tarumanagara 5 Laporan Kasus | Nadia Trijayanti mandi, tidak mau merawat diri dan mengurung diri di kamar serta berhalusinasi mengenai Zeus, Yesus, Bunda Maria dan Santo Yohanes. 2. Riwayat Kondisi Medik Umum Sebelum timbul gejala, pasien tidak pernah mengalami trauma kepala maupun riwayat perawatan di rumah sakit. Namun, pada tahun 2004 pasien mengidap diabetes melitus. Saat ini pasien mengkonsumsi obat-obatan psikotropika dan obat anti diabetes oral. 3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif (NAPZA) Pasien tidak pernah menggunakan obat-obatan terlarang maupun mengkonsumsi rokok dan alkohol. Riwayat Keluarga Ayah pasien bernama Tn. S adalah seorang Kolonel Angkatan Darat (purnawirawan) berasal dari Jawa Timur dan sudah meninggal pada bulan Mei 2004 dikarenakan usia yang sudah tua dan sering sakit-sakitan terutama gangguan pencernaan. Sedangkan ibu pasien yang bernama Ny. R adalah ibu rumah tangga, berasal dari Solo dan sudah meninggal pada bulan April 1993 karena penyakit diabetes mellitus yang dideritanya. Pasien sangat dimanja oleh keluarganya. Pasien dibesarkan dalam keluarga yang berekonomi cukup mapan sehingga pasien juga seringkali bepergian ke luar negeri bersama orang tuanya. Hubungan pasien dengan orang tua cukup baik, dan anggota keluarga yang lain juga memperhatikan pasien. Pada tahun 2002 pasien menikah dengan Tn. I, namun tidak memiliki anak. Selama pernikahannya, hubungan pasien dengan suaminya kurang harmonis dan suami pasien lebih sering memanfaatkan harta kekayaan pasien dan keluarganya. Kemudian suami pasien meninggalkan pasien karena merasa malu atas kondisi pasien. Akhirnya berdasarkan saran Tn. W (saudara sepupu pasien), pasien bercerai dengan Tn. I. Sampai saat ini tidak diketahui keberadaan mantan suami pasien. Sejak kedua orangtuanya meninggal, pasien hidup sendiri dan tinggal bersama pembantunya. Walaupun saudara sepupu pasien, Tn. W Universitas Tarumanagara 6 Laporan Kasus | Nadia Trijayanti terkadang menjenguk pasien, namun pasien merasa sendirian dan tidak ada yang memperhatikan. Diketahui bahwa nenek pasien dari pihak ibu kandung pasien pernah mengalami gangguan jiwa, namun tidak pernah mendapatkan perawatan. Pohon Keluarga Kandung Pasien : Keterangan : : Wanita (pasien) : Wanita meninggal dan pernah menderita gangguan jiwa (nenek pasien) : Laki-laki meninggal (kakek dan ayah pasien) : Wanita meninggal (ibu pasien) : Laki-laki (mantan suami pasien) : Bercerai Susunan Anggota Keluarga Kandung Pasien : 1. Nama : Tn. S (Alm.) Pekerjaan : Kolonel AD (Purnawirawan) Agama : Islam Status perkawinan : Menikah Hubungan dengan pasien : Ayah kandung Universitas Tarumanagara 7 Laporan Kasus | Nadia Trijayanti 2. Nama : Ny. R (Alm.) Pekerjaan : Ibu rumah tangga Agama : Islam Status perkawinan : Menikah Hubungan dengan pasien : Ibu kandung 3. Nama : Ny. A (Alm.) Pekerjaan : Ibu rumah tangga Agama : Islam Status perkawinan : Menikah Hubungan dengan pasien : Nenek pasien 4. Nama : Tn. T (Alm.) Pekerjaan : Petani Agama : Islam Status perkawinan : Menikah Hubungan dengan pasien : Kakek pasien 5. Nama : Tn. I Pekerjaan : Karyawan Agama : Islam Status perkawinan : Bercerai Hubungan dengan pasien : Mantan suami pasien Riwayat Kehidupan Pribadi : 1. Riwayat Prenatal dan Perinatal Berdasarkan alloanamnesis, pasien lahir cukup bulan dalam keadaan normal. Selama kehamilan ibu pasien dalam keadaan sehat. Pasien lahir secara spontan pervaginam atas pertolongan dokter di Rumah Sakit. Universitas Tarumanagara 8 Laporan Kasus | Nadia Trijayanti 2. Riwayat masa kanak awal (0-3 tahun) Waktu bayi, pasien tumbuh sehat dan normal sesuai dengan usianya. Hubungan dengan anggota keluarga yang lain baik. Tidak ada riwayat sakit yang cukup berat. 3. Riwayat masa kanak pertengahan (3-11 tahun) Pasien tumbuh dan berkembang normal sesuai dengan usianya, bergaul dengan baik dengan teman seusianya. 4. Riwayat masa kanak akhir (pubertas) dan remaja Pasien sukar berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain. Pasien lebih suka membaca dan menyendiri di kamar. Pasien adalah anak yang dimanja oleh orang tuanya sehingga segala keinginannya selalu dipenuhi. Hal ini menyebabkan pasien selalu ingin menang sendiri. Pasien jarang bergaul dan tidak punya teman dekat. 5. Riwayat Masa Dewasa a. Riwayat Pendidikan Dari TK sampai SD, pasien bersekolah di Budi Asih. Pasien sudah belajar membaca sejak usia 3 tahun. Saat SMP, pasien bersekolah di Trisula dan pasien senang belajar. Ketika SMA, pasien bersekolah di Sumbangsih. Dari SD sampai dengan SMA, pasien tidak pernah tinggal kelas dan prestasinya tergolong baik sehingga pasien lulus tepat waktu. Pasien juga menyelesaikan kuliahnya di Universitas Indonesia jurusan sastra Perancis, walaupun ada kesulitan dalam menyelesaikan skripsi, pasien mampu menyelesaikan kuliahnya. b. Riwayat Pekerjaan Pasien pernah bekerja sebagai penerjemah di salah satu kantor swasta di Jakarta dan pernah bekerja sebagai guru bahasa Universitas Tarumanagara 9 Laporan Kasus | Nadia Trijayanti Perancis di Jakarta. Pasien sering merasa disaingi rekan – rekan kerjanya. c. Riwayat Psikoseksual / Pernikahan Pasien sudah pernah menikah kurang lebih 4 bulan dan kemudian bercerai. Sekarang keberadaan mantan suaminya tidak diketahui. Pasien juga mengaku pernah menjalin hubungan namun tidak menikah saat dirinya di Jepang dengan seorang laki-laki yang dikenalkan oleh temannya. d. Riwayat Kehidupan Beragama Pasien adalah penganut agama Katolik dan pasien rajin beribadah. Pasien mengaku pindah agama saat dirinya berusia 17 tahun dimana sebelumnya memeluk agama Islam. Pasien pindah agama karena merasa Bunda Maria sangat baik kepada dirinya. e. Riwayat Pelanggaran Hukum Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum sebelumnya. f. Kehidupan Sosial Ekonomi Sekarang : Sejak orang tua pasien meninggal, pasien tinggal hanya bersama pembantunya. Sumber biaya selama perawatan di Sanatorium Dharmawangsa berasal dari deposito almarhum ayahnya yang sampai saat ini masih dikelola oleh Tn. W (saudara sepupu pasien). Universitas Tarumanagara 10 Laporan Kasus | Nadia Trijayanti BAB III PEMERIKSAAN STATUS MENTAL A. Deskripsi Umum 1. Penampilan Pasien seorang perempuan berusia 58 tahun, tampak sesuai dengan usianya, tampak sehat, tinggi badan sekitar 155 cm dan berat badan 70 kg, dengan perut membuncit, kulit berwarna kecoklatan. Potongan rambut cepak, tampak sebagian rambut sudah memutih. Tampak beberapa gigi yang tanggal. Pasien menggunakan baju kaos berwarna merah, celana panjang bewarna hitam serta sandal jepit bewarna biru. Cara berpakaian rapi dan kebersihan diri cukup baik. 2. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor Sebelum wawancara: Sebelum wawancara pasien sedang duduk di sofa bangsal wanita Sanatorium Dharmawangsa. Pasien sedang membaca koran, dan pasien juga mau menjalin komunikasi apabila diajak bicara oleh pasien lain. Selama wawancara: Pasien cukup kooperatif, tenang dan santai selama wawancara. Pasien juga mampu menjawab pertanyaan sesuai dengan apa yang ditanya. Pasien perhatian, bicara dengan baik dan dapat dimengerti. Selama wawancara, pasien cukup terbuka dan bersemangat untuk menceritakan pengalaman hidupnya. Setelah wawancara: Setelah wawancara pasien biasanya kembali melakukan aktivitas seperti menonton televisi, membaca koran, atau berbincang-bincang bersama dengan pasien lain. 3. Sikap terhadap Pemeriksa Pasien bersikap sopan dan kooperatif terhadap pemeriksa. Universitas Tarumanagara 11 Laporan Kasus | Nadia Trijayanti 4. Pembicaraan Wawancara berlangsung cukup lancar dan kontak mata baik selama wawancara. 5. Karakteristik dalam Berbicara Kuantitas pembicaraan pasien cukup banyak, arus bicara normal, volume suara sedang, dan artikulasi jelas. Secara garis besar, jawaban pasien masih sesuai dengan pertanyaan pemeriksa. B. Alam Perasaan 1. Mood : Eutimik 2. Afek : Appropriate 3. Keserasian : Serasi C. Fungsi Intelektual 1. Sensorium / Taraf Kesadaran dan Kesigapan Compos Mentis 2. Fungsi Kognitif a. Intelegensi dan kemampuan Informasi Cukup, sesuai dengan tingkat pendidikannya b. Orientasi Waktu : Baik, pasien mengenal tanggal dan hari pemeriksaan Tempat : Baik, pasien mengetahui tempat dimana dia tinggal sekarang Orang : Baik, pasien mengenal dokter muda yang mewawancarainya dan mengenal teman-teman di lingkungannya saat ini 3. Daya Ingat a. Daya ingat segera Baik, pasien dapat mengulang dengan segera kata yang baru saja diucapkan Universitas Tarumanagara 12 Laporan Kasus | Nadia Trijayanti b. Daya ingat jangka pendek Baik, pasien dapat mengingat apa yang dimakan pada pagi hari c. Daya ingat jangka panjang Baik, pasien dapat mengingat nama sekolah dari SD hingga SMA dengan baik 4. Konsentrasi dan perhatian Baik, pasien dapat mengikuti wawancara dengan seksama 5. Kemampuan membaca, menulis dan berhitung Baik, pasien dapat membaca tulisan di koran dan dapat menuliskan dengan baik namanya sendiri. Pasien juga dapat berhitung dengan benar 6. Kemampuan Visuospasial Baik, pasien dapat menggambarkan jam dan waktu dengan tepat 7. Pikiran Abstrak Baik, pasien mengetahui arti peribahasa “ada udang dibalik batu“ 8. Kemampuan menolong diri sendiri Baik, pasien masih dapat pergi ke kamar mandi, makan, membaca koran, dan mengambil barang-barang keperluannya sendiri. Pasien dapat melakukan semua aktivitasnya tanpa bantuan orang lain. 9. Intelegensia Baik, karena pasien sering menonton TV dan membaca koran sehingga mengetahui informasi dan berita-berita terbaru. Intelegensia pasien sesuai dengan tingkat pendidikannya. D. Gangguan Persepsi 1. Halusinasi : Ada a. Halusinasi Auditorik : Zeus mengancam pasien. Pasien mendengar suara Bunda Maria yang memperingati dirinya untuk berserah pada-Nya. b. Halusinasi Visual : Pasien melihat Yesus sebagai pria tampan, berambut panjang sebahu dan memakai baju putih. Universitas Tarumanagara 13 Laporan Kasus | Nadia Trijayanti Pasien melihat Zeus dalam berbagai bentuk seperti laki-laki tua yang buruk rupa atau dewa tinggi berbadan besar. Pasien melihat tangan setan yang mengganggunya. c. Halusinasi Olfaktorik: Pasien mencium aroma roti panggang saat melihat Yesus. 2. Ilusi : Tidak ada 3. Depersonalisasi : Tidak ada 4. Derealisasi : Tidak ada E. Pikiran 1. Bentuk Pikir a. Produktivitas : Cukup, spontan dan lancar b. Kontinuitas : Cukup c. Hendaya berbahasa : Tidak terganggu d. Asosiasi Longgar : Tidak ada e. Flight of ideas : Tidak ada f. Inkoherensi : Tidak ada g. Verbigerasi : Tidak ada h. Perseverasi : Tidak ada i. : Tidak ada Ambivalensi 2. Isi pikir a. Fobia : Tidak ada b. Obsesi : Tidak ada c. Kompulsi : Tidak ada d. Waham : Ada Waham Bizzare Pasien mengeluh bahwa Zeus berniat untuk menyandera pasien dan marik- narik kaki pasien ketika tidur Waham Kejar Pasien merasa bahwa rumah peninggalan ayahnya diincar para tetangganya dan tetangga sering membicarakan pasien Universitas Tarumanagara 14 Laporan Kasus | Nadia Trijayanti Waham Kebesaran Pasien mengatakan buku karangan pasien laris terjual jutaan kopi di Asia. Karena larisnya buku tersebut pasien akan di undang untuk mendapatkan award di Taiwan dan pasien di email Pangeran Charles atas suksesnya buku tersebut. e. Thought insertion : Tidak ada f. Thought withdrawal : Tidak ada g. Thought broadcasting : Ada F. Pengendalian Impuls Selama wawancara tidak ditemukan adanya gangguan impuls pada pasien. Pasien dapat mengendalikan emosinya dengan baik. Pasien dapat berlaku sopan. G. Uji Daya Nilai a) Kemampuan menilai realita (RTA) : Terganggu b) Discriminative insight : Terganggu (tilikan derajat 5) c) Discriminative judgement : Tidak terganggu d) Social judgement : Tidak terganggu H. Observasi Tingkah Laku Pasien Sehari-hari Pasien cukup dapat bergaul dengan pasien lain, pasien juga mau menjalin komunikasi apabila diajak bicara oleh pasien lain. Pasien juga terlihat duduk bersama dengan pasien lain di sofa, menonton TV, membaca koran, main kartu ataupun karaoke dan bersama dengan pasien lain. Universitas Tarumanagara 15 Laporan Kasus | Nadia Trijayanti I. Kelainan Dorongan Instingual dan Perbuatan 1. Hipobulia : Tidak ada 2. Stupor : Tidak ada 3. Echopraxia : Tidak ada 4. Echolalia : Tidak ada 5. Piromania : Tidak ada Universitas Tarumanagara 16 Laporan Kasus | Nadia Trijayanti BAB IV PEMERIKSAAN UMUM A. STATUS INTERNIS Keadaan umum : Baik Kesadaran : Compos mentis Tekanan darah : 130/70 mmHg Frekuensi nadi : 86 x/menit Frekuensi napas : 20 x/menit Suhu : Afebris Pemeriksaan Fisik a. Kepala : Bentuk normal, tidak teraba benjolan, rambut hitam putih, terdistribusi merata, tidak terlihat rontok b. Mata : Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis c. Hidung : Bentuk normal, tidak ada sekret, mukosa tidak hiperemis d. Telinga : Bentuk normal, tidak ada sekret e. Mulut : Bibir lembab, lidah tidak kotor, kebersihan mulut kurang terjaga, caries dentis (+), beberapa gigi terlihat tanggal f. Jantung : - Inspeksi : Pulsasi iktus kordis tidak terlihat - Palpasi : Iktus kordis tidak teraba - Perkusi : Batas jantung dalam batas normal - Auskultasi : BJ I & II murni, gallop (-), murmur (-) g. Paru-paru : - Inspeksi : Simetris dalam keadaan diam dan bergerak - Palpasi : Stem fremitus kanan dan kiri sama kuat. - Perkusi : Sonor - Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronchi (-), wheezing (-) h. Abdomen : - Inspeksi : Tampak membuncit - Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba Universitas Tarumanagara 17 Laporan Kasus | Nadia Trijayanti - Perkusi : Timpani - Auskultasi : Bising usus normal i. Ekstremitas atas dan bawah (kanan / kiri) : akral hangat (+/+), edema (-/-), deformitas (-/-), nyeri (-/-) Kesan: Tidak ditemukan kelainan bermakna pada pemeriksaan fisik. B. STATUS NEUROLOGIK Rangsang meningeal : (-) Peningkatan TIK : (-) Nn. Cranialis : Baik Pupil : Bulat, isokor, diameter 3/3 mm. Sensibilitas : Baik Motorik : Baik Fungsi Cerebellum dan Koordinasi : Baik Fungsi luhur : Baik Refleks fisiologis : (+/+) Refleks patologis : (-/-) Kesan: Tidak ada kelainan yang bermakna pada pemeriksaan neurologik. Universitas Tarumanagara 18 Laporan Kasus | Nadia Trijayanti C. PEMERIKSAAN PENUNJANG Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 13 Maret 2015 yang dilakukan oleh Sanatorium Dharmawangsa adalah sebagai berikut: PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL 11.1* g/dl 12 – 14 8 ribu/ul 5 – 10 Basofil 0 % <1 Eosinofil 2 % 1–3 Batang 2 % 2–6 Segmen 60 % 50 – 70 Limfosit 34 % 20 – 40 Monosit 3 % 2–8 Laju endap darah 20 mm/jam < 20 Jumlah eritrosit 4,3 juta/ul 4–5 Jumlah hematokrit 38 % 37 – 45 Jumlah trombosit 251 ribu/ul 150 – 400 Trigliserida 198 mg/dl <200 Cholesterol total 190 mg/dl <200 HDL-cholesterol 49 mg/dl 45-65 LDL-cholesterol 112 g/dl <130 Glukosa puasa 88 mg/dl 70-110 Glukosa 2 Jam PP 108 mg/dl <140 Hematologi Hemoglobin Jumlah leukosit Hitung jenis Lemak Karbohidrat Kesan : Tidak ditemukan kelainan dari pemeriksaan laboratorium Universitas Tarumanagara 19 Laporan Kasus | Nadia Trijayanti BAB V IKHTISAR Pasien adalah seorang perempuan berumur 58 tahun, beragama Katolik, bersuku Jawa, lahir dan besar di Jakarta. Pasien adalah anak tunggal dalam keluarganya, dibesarkan dalam keluarga yang berekonomi cukup mapan. Pasien sangat dimanja oleh orang tuanya, sehingga setiap keinginan pasien selalu dipenuhi. Pasien sudah menikah pada tahun 2004 namun suaminya meninggalkan dia dikarenakan malu akan penyakit pasien. Pasien menikah atas dasar dijodohkan oleh temannya. Penampilan sesuai dengan usianya, tampak sehat, tinggi badan sekitar 155cm dan berat badan 70kg dan sedikit gemuk, kulit berwarna kuning kecoklatan dan rambut sebagian beruban dan potongan cepak. Pasien tampak cukup rapi, bersih, dan terawat. Pada masa kanak-kanak pergaulan pasien dengan teman-teman seusianya cukup baik. Namun mulai awal masa remaja, pasien sukar berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain. Pasien lebih suka membaca dan menyendiri di kamarnya, sehingga pasien tidak mempunyai teman dekat. Sampai saat ini pasien tampak mengobrol hanya dengan beberapa pasien saja, serta lebih suka menonton TV dan membaca koran. Dari SD sampai SMA pasien termasuk siswa yang berprestasi dalam pendidikannya, sehingga pasien berhasil menyelesaikan pendidikannya tepat waktu. Saat kuliah pasien sempat kesulitan dalam menyelesaikan skripsi, namun akhirnya mampu menyelesaikan kuliahnya. Pasien juga sempat bekerja beberapa waktu sebagai penerjemah di sebuah kantor swasta, namun tidak bertahan lama karena mendapat tekanan dari rekan-rekan kerjanya yang lebih senior. Semenjak kedua orangtuanya meninggal, pasien hidup sendiri dan tinggal bersama pembantunya. Pasien merasa sendirian dan tidak ada yang memperhatikan. Saat ini pasien dirawat (perawatan ke-XX) di Sanatorium Dharmawangsa sejak 4 Mei 2011. Keluarga pasien memutuskan untuk merawat pasien kembali di Sanatorium Dharmawangsa, karena 3 hari sebelum dirawat pasien mengamuk dan berteriak-teriak meminta pertolongan kepada Bunda Maria karena Zeus berusaha untuk membunuh pasien. Pasien juga tidak mau minum obat dan kontrol ke Universitas Tarumanagara 20 Laporan Kasus | Nadia Trijayanti dokter, akibatnya pasien menjadi mudah marah-marah, pasien juga sering melihat Yesus, Zeus dan Bunda Maria. Di rumah, pasien juga kurang mampu mengurus diri terutama dalam hal kebersihan diri, pasien banyak berdiam diri, menarik diri dari pergaulan, dan curiga terhadap orang lain. Pasien tidak pernah mengalami trauma kepala ataupun riwayat perawatan di rumah sakit. Pasien juga tidak pernah menggunakan zat-zat terlarang dan tidak mengkonsumsi alkohol serta tidak merokok. Pasien memiliki riwayat diabetes mellitus yang saat ini terkontrol. Dari wawancara ditemukan adanya mood eutimik, afek sesuai, terdapat halusinasi visual, halusinasi auditorik dan halusinasi olfatorik. Selain itu, terdapat pula waham bizzare, waham kejar, dan waham kebesaran. Orientasi terhadap waktu, tempat dan orang masih baik. Daya konsentrasi dan daya ingat masih baik. Fungsi intelektual sesuai dengan pendidikan. Higiene personal cukup baik, pergaulan dengan sesama penghuni Sanatorium Dharmawangsa baik, dan tilikan derajat 5. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan. Dari hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 13 Maret 2015 tidak ditemukan kelainan yang bermakna dan gula darah pasien terkontrol. Universitas Tarumanagara 21 Laporan Kasus | Nadia Trijayanti BAB VI DIAGNOSIS AXIS I : 1. Berdasarkan gejala-gejala adanya pola perilaku atau psikologik yang secara klinik bermakna yang ditemukan pada pasien yaitu: A. Adanya hendaya dalam daya nilai: RTA : Terganggu Discriminative insight : Terganggu Discriminative judgement : Tidak terganggu Social judgement : Tidak terganggu B. Lingkungan mengeluh C. Aktivitas sehari-hari terganggu D. Kebersihan diri terganggu E. Adanya gejala psikopatologi (waham, halusinasi) Maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita suatu PSIKOSIS. 2. Berdasarkan : a) Kesadaran : Compos mentis b) Orientasi : Baik c) Daya ingat : Baik d) Kemunduran intelektual : Tidak ada e) Tidak terdapat kelainan organik yang dapat dikaitkan dengan gangguan jiwa atas dasar riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik. f) Penggunaan zat psikoaktif : Tidak ada Maka dapat disimpulkan bahwa pasien TIDAK menderita suatu GANGGUAN MENTAL ORGANIK serta TIDAK menderita suatu GANGGUAN MENTAL DAN GANGGUAN PERILAKU AKIBAT ZAT PSIKOAKTIF. 3. Berdasarkan penemuan bermakna yang didapat dari autoanamnesis, didapatkan : A. Waham bizzare, waham kebesaran, waham kejar, halusinasi auditorik, halusinasi visual dan halusinasi olfaktorik. Universitas Tarumanagara 22 Laporan Kasus | Nadia Trijayanti B. Berlangsung lebih dari 1 bulan. Maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita SCHIZOPHRENIA 4. Berdasarkan adanya : Memenuhi kriteria umum diagnosis Schizoprenia. Waham bizzare, waham kebesaran, dan waham kejar yang menonjol. Halusinasi yang menonjol. Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik tidak menonjol. Maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita SCHIZOPHRENIA TYPE PARANOID (F20.0). AXIS II : Berdasarkan autoanamnesis dan alloanamnesis diketahui bahwa pasien tidak memiliki Retardasi Mental. Berdasarkan hasil anamnesis, diketahui bahwa : Sejak remaja pasien lebih senang menyendiri dan pasien tidak memiliki teman dekat. Maka dapat disimpulkan bahwa pasien memiliki CIRI KEPRIBADIAN SKIZOID. AXIS III : Pasien menderita Diabetes Mellitus Tipe II dan sekarang ini dalam keadaan terkontrol. AXIS IV : Dari autoanamnesis ditemukan adanya stresor psikososial, yaitu : pasien merasa dirinya hidup sebatang kara terutama sejak kedua orangtua pasien meninggal. Tidak ada keluarga yang peduli dan memperhatikan pasien, serta pasien ditinggalkan oleh suaminya yang malu pada keadaan pasien. Universitas Tarumanagara 23 Laporan Kasus | Nadia Trijayanti AXIS V : GLOBAL ASSESMENT OF FUNCTIONING (GAF) SCALE 100-91 = Gejala tidak ada, berfungsi maksimal, tidak ada masalah yang tidak tertanggulangi 90-81 = Gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah harian biasa. 80-71 = Gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam pekerjaan, sosial, sekolah dll. 70- 61 = Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik 60- 51 = Gejala sedang (moderate), disabilitas sedang 50- 41 = Gejala berat (serious), disabilitas berat 40- 31 = Beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi 30- 21 = Disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak mampu berfungsi dalam hampir semua bidang 20- 11 = Bahaya mencederai diri sendiri atauapun orang lain, disabilitas sangat berat dalam komunikasi dan mengurus diri 10- 01 = Seperti diatas persisten dan lebih serius 0 = Informasi tidak adekuat Berdasarkan Skala Global Assesment of Functioning (GAF) pada kasus ini yang dinilai pada masa saat ini (current) berada dalam rentang 90 - 81, yaitu gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah harian biasa. (Sekarang pasien bersosialisasi baik dengan penghuni dan perawat, juga aktif dalam mengikuti kegiatan). Universitas Tarumanagara 24 Laporan Kasus | Nadia Trijayanti BAB VII DIAGNOSIS MULTI AXIAL Aksis I : F 20.0 Skizofrenia Paranoid. Aksis II : Tidak ditemukan adanya retardasi mental. Memiliki ciri kepribadian skizoid. Aksis III : Diabetes Melitus tipe II terkontrol. Aksis IV : Adanya stresor psikososial yang berkaitan dengan masalah keluarga. Aksis V : Current 90-81 Universitas Tarumanagara 25 Laporan Kasus | Nadia Trijayanti BAB VIII FORMULASI TERAPI A. Rawat Inap B. Psikofarmaka Antipsikotik Aripiprazole 1x15 mg P.O (pagi) Quetiapine 1x400mg P.O (malam) Haloperidol 3x5mg P.O Trihexyphenidyl 3x2mg P.O Fluphenazine decanoate 1amp / 2minggu inj. Obat untuk Diabetes: Glimepiride 1x2mg P.O (pagi) Obat lainnya C. Forneuro 2x1tab P.O Vitalong C 1x500mg P.O Non farmakologi Psikoterapi (Supportive Therapy) Pengawasan minum obat agar gejala dan keluhan berkurang. Memotivasi pasien untuk mengkonsumsi obat secara teratur. Memotivasi dan memberi dukungan kepada pasien untuk dapat beraktivitas seoptimal mungkin. Terapi Psikososial Family Counseling : memberi informasi kepada keluarga pasien tentang penyakit yang diderita pasien dan pentingnya dukungan serta motivasi dalam kepatuhan pengobatan pasien. Occupational Therapy: mengikutsertakan pasien dalam kegiatan melatih keterampilan berupa kerajinan tangan. Art/ music Therapy : mengikut sertakan pasien dalam kegiatan kesenian berupa melukis dan bernyanyi. Universitas Tarumanagara 26 Laporan Kasus | Nadia Trijayanti Terapi Perilaku (Behavioral Therapy) Memperdengarkan musik, bernyanyi, dan mengembangkan hobi pasien, tujuannya untuk menghilangkan beban pikiran pasien. Pasien diingatkan untuk rajin beribadah. Pasien diingatkan untuk menjaga kebersihan dirinya sendiri termasuk mandi. Mendorong pasien untuk mengikuti kegiatan aerobic mingguan di Sanatorium Dharmawangsa. Menjaga asupan makanan/ mengatur diet pasien. Universitas Tarumanagara 27 Laporan Kasus | Nadia Trijayanti BAB IX PROGNOSIS Quo ad vitam : dubia ad bonam Quo ad functionam : dubia ad malam Quo ad sanationam : dubia ad malam Alasan: 1. Onset usia muda 2. Terdapat riwayat gangguan jiwa dalam keluarga (nenek) 3. Kronis berulang 4. Dukungan keluarga yang kurang adekuat 5. Pasien malas minum obat apabila tidak diingatkan 6. Tidak punya pekerjaan dan teman dekat 7. Status pernikahan pasien bercerai Universitas Tarumanagara 28 Laporan Kasus | Nadia Trijayanti BAB X LAMPIRAN WAWANCARA I Hari/ tanggal : Sabtu, 27 Mei 2017 Waktu : 09.00 WIB Tempat : Di ruang makan bangsal wanita Sanatorium Dharmawangsa Penampilan : Pasien tampak serius menonton acara berita di televisi. Penampilan pasien cukup baik dan bersih. Pasien memakai baju kaos berwarna merah, celana panjang bewarna hitam dan sendal jepit berwarna biru. Aktivitas : Menonton televisi Keterangan : A = Pemeriksa B = Pasien A : Selamat pagi Bu E B : Pagi dokter A : Perkenalkan bu nama saya N B : Halo dokter N A : Ibu sudah sarapan? B : Sudah dok A : Sarapan apa tadi pagi bu? B : Tadi makan nasi goreng dok. (Memori jangka pendek baik). Ada kue juga tapi aku ga begitu suka dok soalnya aku punya kencing manis jadinya ngga boleh makan yang terlalu manis dok. A : Ohh iya bener tuh bu, ibu mesti dibatasi makannya supaya gulanya jangan terlalu tinggi. B : Iya juga sih dok, mau ga mau juga ya kurangin makan yang manis-manis dok. A : Ibu tau ga nama tempat ibu sekarang tinggal? Universitas Tarumanagara 29 Laporan Kasus | Nadia Trijayanti B : tau dokter, namanya Sanatorium Dharmawangsa kan dok. (Orientasi tempat baik). Saya sudah beberapa kali dirawat disini, yang terakhir ini tahun 2011 karena saya kumat lagi, karena ngga minun obat. Dokter dari universitas mana? A : Saya dari Universitas Tarumanagara bu. Dulu ibu kuliah dimana? B : Oh dari Untar ya dok. Aku dulu kuliah di Universitas Indonesia jurusan sastra Perancis. Terus aku kuliah lagi dapat gelar Master of Business Administration di Prasetya Mulya. A : Wah hebat ya bu, sudah lancar donk bu ngomong bahasa Perancisnya? B : Ah enggak juga dok, aku udah rada lupa. A : Kalau bahasa Perancis halo apa bu? B : Bonjour. (Sesuai intelektual) A : Tuh masih inget bu. Ibu udah lama ada disini? B : Yah gitu deh dok. Iya dok aku udah lama banget disini. Dulu kan aku pernah ngajar bahasa Perancis di Jakarta Intenational School loh dok. A : Oh dulu ibu pernah ngajar juga, hebat ya ibu. Ngomong-ngomong tadi ibu bilang ibu dibawa kesini karena ga mau minum obat. Memangnya ibu kenapa gamau minum obat bu? B : Iya dok aku males minum obat, aku ngerasa sudah baikan dulu lagipula ga ada lagi yang merhatiin aku jadi buat apa minum obat. A : Keluarga ibu dimana memangnya? B : Orangtua saya sudah tidak ada dok (wajah sedih). Saya anak tunggal. (Afek appropriate) A : Maaf ibu, saya turut sedih. Waktu ibu dibawa kesini itu tahun 2011 ya bu? B : Iya dokter, tahun 2011 saya dibawa kesini karena kumat lagi dok. A : Kumat bagaimana bu? Boleh ibu ceritakan? B : Ya, aku marah-marah terus dok. Ribut terus. Aku ini takut dok karena Zeus selalu mau nyakitiin aku terus? A : Memangnya kenapa Zeus mau nyakitin ibu? Universitas Tarumanagara 30 Laporan Kasus | Nadia Trijayanti B : Jadi dia mau menyandera saya dok. Kaki saya ditarik-tarik, mau di culik saya. Karena saya menganut Tuhan Yesus (Waham bizzare) A : Wah Zeus jahat ya bu. Memangnya Zeus seperti apa bu? B : Zeus itu laki-laki tua, bertanduk, mukanya jelek banget deh dok. (Halusinasi visual) A : Sekarang ibu masih melihat Zeus? B : Sekarang udah ngga dok. Yesus melenyapkan Zeus A : Oh begitu ya bu. Ibu tahu darimana Yesus sudah melenyapkan Zeus? B : Yesus yang memberi tahu saya dok. Dia pernah datang menemui saya, jam tiga pagi. Lucu deh dok, saya terbangun karena ada harum roti kepanggang. Wanginya enak gitu, kemudian saya melihat Yesus. (Halusinasi visual dan olfaktorik) A : Ibu bisa melihat Yesus? B : Bisa dok, Yesus itu ganteng, rambutnya sebahu, yaa kayak yang sering di gambar gereja, dia juga bercahaya dan memakai baju putih. (Halusinasi visual). Dulu, saya pernah diganggu tangan setan. Untung ada Yesus yang nolongin aku dok dia menepis tangan itu. Selain itu Bunda Maria juga suka mengingatkan saya untuk rajin berdoa (Halusinasi auditorik) A : Ibu seneng tinggal disini? B : Pengennya sih pulang dok, namun saya nyaman aja disini. Dirumah suka diganggu tetangga (waham kejar) A : Diganggu gimana ibu? B : Sejak ayah saya meninggal, banyak yang mengincar rumah saya. Saya jadi pusing urusinnya. Terus tetangga sering omongin yang jelek tentang saya, mereka bisa tiba-tiba tau isi pikiran saya (thought broadcasting) A : Oh begitu ya bu. Sebelumnya ibu pernah menikah? B : Pernah dok, tapi cuma 4 bulan doang. Saya malas sama dia, sukanya mainin uang orangtua saya. Gatau sekarang dia dimana. Universitas Tarumanagara 31 Laporan Kasus | Nadia Trijayanti A : Oh begitu ya bu, kalau begitu saya tinggal dulu ya bu, besok kita ngobrol lagi. Makasih ya bu. B : Iya dok. Kesan Wawancara I : Kesadaran : Compos mentis Kontak mata : Baik Higiene pribadi : Baik Mood : Eutimik Afek : Appropriate Asosiasi longgar : Tidak ada Ambivalensi : Tidak ada Orientasi orang : Baik Orientasi tempat : Baik Daya ingat jangka pendek : Baik Waham : Kejar, bizzare Halusinasi visual : Visual, auditorik dan olfaktorik Depersonalisasi : Tidak ada Tilikan : Derajat 5 Intelektual : Baik Universitas Tarumanagara 32 Laporan Kasus | Nadia Trijayanti WAWANCARA II Hari/ tanggal : Senin, 29 Mei 2017 Waktu : 09.00 WIB Tempat : Di meja makan bangsal wanita Sanatorium Dharmawangsa Penampilan : Pasien sedang membaca koran Penampilan pasien cukup baik Aktivitas : Membaca koran Keterangan : A = Pemeriksa B = Pasien A : Selamat siang Bu E. B : Siang dok. A : Ibu masih ingat saya ga bu? B : Ingat dong dok. Dokter N kan? A : Iya bener bu. Oh iya ibu bisa gambar ga bu? B : Gambar apa dok? A : Gambar jam ibu. Ibu tau ga sekarang jam berapa? B : Jam 9 lewat dok (Orientasi waktu baik) A : Nah sekarang coba ibu gambarin jam di sini bu. Bisa ga bu? B : Bisa dong dok, sini aku gambarin. A : Nah ini coba ya bu ya. B : (pasien menggambarkan gambar jam saat ini). (Kemampuan visuospasial baik) A : Coba nanti dibawahnya ibu tulis nama lengkapnya ibu. Saya mau lihat tulisannya ibu. B : (pasien menulis dengan huruf nama lengkapnya) (Kemampuan menulis baik) A : Wah bagus ya tulisan ibu. Ngomong-ngomong dulu ibu sekolah dimana? B : Saya SD di Budi Asih, SMP di Trisula terus SMA di Sumbangsih dok. (Memori jangka panjang baik) Universitas Tarumanagara 33 Laporan Kasus | Nadia Trijayanti A : Wah sekolahnya beda-beda semua ya bu. Teman-teman sekolah ibu bagaimana? Baik-baik ga bu? B : Saya sih sebenernya biasa-biasa aja dok. Tapi aku lebih suka aktivitas sendiri dok, kaya membaca buku gitu. Kalau sama temen paling ya saya bertemen sama beberapa orang aja, ga banyak juga dok. (Ciri kepribadian skizoid) A : Oh begitu takut ada udang di balik batu ya bu? B : Hahahaha ga dok, saya memang malas aja (Berpikir abstrak baik) A : Bu kemarin kan ada berita tentang gangster-gangster tuh bu, ibu takut ga kalua di jalan tiba-tiba ketemu gangster? B : takutlah dok, aku pasti lari, teriak minta tolong (Discriminative judgement baik) A : Ahahaha betul juga bu. Saya juga takut bu. Sekarang kita tebak matematika yah bu. Kalau 100 dikurang 5 berapa? B : 100 dikurang 5 itu 95 dok. A : Kalau dikurangi 7 lagi berapa bu? B : 88. A : Dikurangi 7 lagi? B : Hmmm 81. A : Dikurangi 7 lagi? B : 74. A : Dikurangi 7 lagi? B : 67 dok. (Berhitung baik) A : Nah iya betul bu. Kalau gitu coba ibu eja kata MAKAN tapi dari belakang ya bu? B : N-A-K-A-M. (Konsentrasi baik) A : Betul ibu. Ibu biasa sukanya makan apa? B : Saya suka banget dok sama spaghetti. A : Kalau misalkan sekarang ibu lagi laper nih, terus di meja ada spaghetti tapi ibu ga tau itu punya siapa, kira-kira ibu bakal ngapain? Universitas Tarumanagara 34 Laporan Kasus | Nadia Trijayanti B : Kalau itu sih saya tanya dulu dok siapa yang punya. A : Ooh, kenapa ga langsung dimakan aja bu, kan ibu lagi laper? B : Nggaklah. Kan itu bukan punya aku, mesti tau dulu itu punya siapa, kalau ga ada yang punya baru deh aku makan dok. (social judgement baik) A : Oh begitu ya bu. Ibu hobinya apa? B : Aku suka banget menulis dok, ngomong-ngomong saya sudah meluncurkan dua buku loh dok A : Wow, buku apa saja bu? B : sudah ada dua dok, yang pertama judulnya “Ya Inspirasiku” dan “Human Condition” A : Wah keren banget bu. B : Terimakasih dok. Ini saya lagi senang, buku saya yang Human Condition itu sudah laku terjual lima juta di Korea, berapa juta juga di Vietnam, Malaysia, China dan lainnya. Di translate jadi Bahasa mandarin juga. A : Wah, hebat ya bu sampai lari begitu. B : Iya dok, bahkan pangeran Charles sampai email saya dok. Ngasih pujian ke saya (Waham Kebesaran) A : Wah, keren banget ya bu. Ibu saya permisi dulu ya bu, besok kita ngobrol-ngobrol lagi. Permisi ya bu. B : Oh iya dokter. Kesan Wawancara II : Kesadaran : Compos mentis Higiene pribadi : Baik Orientasi orang : Baik Orientasi waktu : Baik Waham : Kebesaran Daya ingat segera : Baik Daya ingat jangka panjang : Baik Masalah keluarga (Aksis IV) : Ada Universitas Tarumanagara 35 Laporan Kasus | Nadia Trijayanti Kemampuan visuospasial : Baik Kemampuan menulis : Baik Konsentrasi dan kalkulasi : Baik Kemampuan berpikir abstrak : Baik Discriminative judgement : Baik Universitas Tarumanagara 36