FEATURES KKN KULIAH KERJA NYATA REGULER UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN PERIODE LXXI TAHUN AKADEMIK 2018/2019 Dusun/RW : Soka Desa/Kelurahan : Mertelu Kecamatan : Gedangsari Kabupaten : Gunungkidul Propinsi : Daerah Istimewa Yogyakarta Disusun Oleh: 1. Firda Amalia Hayati 2. Rivda Anifiyanti 1500004011 3. Yasinta Eka Utami 4. Yogi Bangkit Prasetyo 5. Mitha Melinda Gusmaningsih 1500007050 6. Desti Dwi Kusumandari 1500018199 7. Irfan Daniarkan 8. Adetiya Putri Widhaningrum 1500012199 9. Nurul Wafiah 1500029111 UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA 2019 Soka dengan Kehangatannya Sembilan orang dengan prodi yang berbeda dipertemukan menjadi satu dalam sebuah kelompok KKN reguler, orang baru kemudian menjadi kenal dan berusaha untuk saling mengerti satu sama lain karena selama satu bulan akan tinggal bersama. Susah memang mengerti orang baru, namun inilah kami dengan keluarga baru. Setelah itu kami juga harus berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan dan warga di Dusun Soka. Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu prasyarat mahasiswa untuk bisa lulus dari sebuah universitas, selain itu agar mahasiswa mampu beradaptasi dan menerapkan ilmu yang didapat untuk masyarakat salah yang ada di pedesaan. Dusun Soka, Mertelu, Gedangsari, Gunungkidul merupakan salah satu daerah yang ada di wilayah DIY dan menjadi salah satu lokasi KKN Universitas Ahmad Dahlan untuk divisi XVI A3. Posko yang kami tempati adalah rumah pak dukuh yang terletak cukup strategis di tengah-tengah wilayah dusun Soka. Saat survey, lokasi KKN untuk divisi XVI A3 melewati medan yang cukup sulit dan jauh dari kantor kecamatannya. Pak Samta sebagai pak dukuh di Dusun Soka memberikan informasi yang cukup banyak terkait warganya seperti pekerjaan dan beberapa potensi yang dimiliki Soka. Kebiasaan masyarakat di Dusun Soka tergantung dari musim karena pekerjaan masyarakatnya adalah petani, saat musim kemarau mereka lebih banyak dirumah dan musim hujan lebih banyak di sawah atau ladang untuk bercocok tanam karena daerah disini merupakan daerah tadah hujan. Masyarakat yang lebih banyak ke sawah mempengaruhi kegiatan mahasiswa KKN yang periodenya bertepatan dengan musim hujan. Untuk daerah yang tadah hujan, musim hujan menjadi musim yang paling ditunggu karena masyarakat lebih banyak bekerja di sawah. Selain menjadi petani, masyarakat di Soka juga memiliki hewan ternak seperti kambing dan sapi. Pertama kali sampai di Soka pada tanggal 24 januari 2019 sedangkan penerjunan KKN tanggal 25 januari 2019. Kami disambut cukup baik dan antusias dari warga Soka. Menjadi keluarga baru di Dusun Soka adalah sesuatu yang istimewa untuk kami. Keluarga baru dengan segala kehangatannya. Namun pekerjaan masyarakat yang sebagian besar petani membuat kami merasa khawatir bahwa program kerja yang kami rencanakan tidak akan bisa maksimal pelaksanaannya karena warga banyak menghabiskan waktu di sawah. Namun diluar dugaan, antusias warga Soka cukup besar. Hampir semua kegiatan yang kami laksanakan mendapat respon dan partisipasi aktif dari masyarakat Soka mulai dari anak-anaknya, remaja dan pemuda, bahkan para orang tua juga ikut serta. Masyarakat yang ada di Soka cukup hangat karena hampir semua mahasiswa dari berbagai universitas yang pernah KKN di sini dianggap keluarga dan masih tetap menjalin komunikasi dengan masyarakatnya meskipun sudah selesai KKN. Hal ini menandakan betapa hangatnya mereka dengan orang baru. Meskipun masyarakat Soka terbelakang dari segi pembangunan dan infrastruktur, mereka memiliki sesuatu yang cukup mahal dan bahkan tidak semua tempat memilikinya, solidaritas dan kekompokan mereka yang sangat besar adalah modal mereka dalam kehidupan sosial. Soka memiliki tempat pariwisata yang dinamai Pangok Sokadrono, tempat yang cukup indah dan tidak kalah bagus dengan tempat wisata lainnya. Pongok adalah salah satu wisata alam, awalnya hanya savana kosong diatas gunung namun disulap menjadi tempat wisata yang indah karena dibuatkan rumah pohon dan beberapa spot untuk foto. Semua yang ada di Pangok secara mandiri dibuat oleh masyarakat. Mereka melakukan gotong-royong dan kerja bakti untuk membangun wisata Pangok, semua ikut serta tanpa membedakan status sosial. Selain itu warga Soka juga iuran dalam membangun wisata Pongok Sokadrono. Sisi religious dari warga Soka adalah hampir setiap hari ada pengajian di masjid AlHidayat Soka, mulai dari pengajian warga, pengajian remaja dan pemuda pada pukul 19.00 wib, pembahasannya tentang tadabbur Al-Qur’an dan Hadits. Selain itu masjid tersebut selalu ramai karena dalam satu minggu hanya dua hari saja TPA untuk anak-anak libur. Masjid selalu ramai selama kami mengikuti kegiatan tersebut dan kami cukup dekat dengan masyarakatnya. Pada tanggal 27 januari 2019 ada kerja bakti mengangkut pasir untuk dibawa ke atas Pongok, kegiatan ini dilakukan pukul 07.00 wib sampai selesai dan bertepatan dengan pengajian untuk pemuda sehingga yang melakukan keja bakti hanya para orang tua yang dibantu mahasiswa KKN. Jalan yang nanjak dan licin menjadi tantangan untuk membawa pasir ke atas karena tidak bisa menggunakan kendaraan. Namun hal ini tidak menjadi kendala untuk ikut membantu kerja bakti karena suasana akrab dan penuh canda tawa membuat kami bersemangat dalam bekerja. Semua membaur menjadi satu, itulah sisi unggul Soka yang selalu hangat dalam setiap kegiatan. Semua warga dari setiap RT ikut membantu, ada yang menggali lubang untuk pembuatan toilet dan yang lain mengangkut pasir. Setelah selesai kami menikmati teh dan makanan yang dibawa oleh warga lainnya. Gambar 1. Kerja bakti Ibu-ibu di Dusun Soka juga tidak kalah antusiasnya dari pada bapak-bapak, seperti pada salah satu kegiatan yang dilaksanakan dengan sasaran ibu rumah tangga yaitu pelatihan pembuatan kerajinan tangan dari sampah plastik pada tanggal 8 februari 2019 pukul 14.00 wib. Kegiatan ini adalah salah satu program kerja dari Sinta dan Firda dengan mendatangkan pemateri yang memang berkompeten dan sering memberikan pelatihan terkait pemanfaatan sampah plastik. Kegiatan seperti ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan para ibu rumah tangga dalam memanfaatkan sampah terutama limbah rumah tangga. Gambar 2. Pelatihan kerajinan tangan dari sampah plastik Sampah plastik bisa dibuat menjadi bunga, tas, maupun sebagai wadah atau media tanam. Sampah yang sudah di kreasikan ini bernilai ekonomis dan dapat membantu pemasukan keuangan keluarga, selain itu juga berdampak positif pada lingkungan karena sampah plastik sulit terurai oleh tanah dan bahkan menjadi pencemar lingkungan. Kegiatan seperti ini sangat dibutuhkan oleh para ibu rumah tangga maupun remaja di Soka. Setiap kegiatan yang diadakan oleh mahasiswa KKN, para ibu selalu kompak dan bersemangat untuk ikut serta. Selain para orang tua, anak di Dusun Soka terbilang cukup banyak karena hampir setiap rumah memiliki lebih dari dua orang anak. Namun anak-anak di sini cukup terbuka dengan orang baru seperti kami mahasiswa KKN. Antusias mereka dalam setiap kegiatan cukup besar mulai dari semangat mereka mengikuti TPA, kegiatan penyuluhan kesehatan, pelatihan kerajinan, ikut bermain permainan tradisional dengan mahasiswa KKN, dan masih banyak lagi yang lainnya. Pada hari Jum’at tanggal 9 februari 2019 dilaksanakan lomba mewarnai dan menggambar dan hampir semua anak TPA ikut serta. Mereka terlihat cukup senang dengan kegiatan seperti itu tanpa mengharapkan hadiah. Mereka selalu tulus dalam melakukan sesuatu meskipun kadang kejahilan dan keaktifan mereka yang membuat kami kewalahan. Gambar 3. Lomba menggambar dan mewarnai Kemampuan anak-anak TPA dalam menggambar dan mewarnai tidak kalah dengan anakanak ditempat lain. Setelah dilihat dan dinilai gambar dan pewarnaannya cukup bagus sehingga kami memutuskan tiga orang yang mendapat hadiah pada mata lomba mewarnai dan tiga hadiah di mata lomba menggambar. Kriteria anak-anak yang ikut lomba juga dipisah, seperti untuk lomba mewarnai hanya anak-anak TK-SD kelas 3 dan sisanya menggambar. Partisipasi aktif dari mereka membuat kegiatan berjalan dengan sangat lancar Perekonomian masyarakat di Soka terbilang menengah kebawah, namun kekompakan dan ketulusan mereklah yang membuat mereka cukup, padahal di Soka terdapat Batik Soka yang bahkan sudah di kenal dan menjadi cirri khas dari Soka. Kurangnya promosi dan peralatan membatik menjadikan budaya batik tulis khas Soka ini menjadi terhambat sehingga sudah tidak banyak lagi para ibu yang membatik. Samping posko ada rumah mbah Sri Kudel yang memang membatik dari jamannya kecil dan menjadi sumber pemasukan bagi keluarganya, sehingga beliau masih terus membatik meskipun hanya menjadi buruh batik. Batik tulis yang mbah Sri buat adalah pesanan yang setiap minggunya harus dikembalikan dan diambil lagi kain yang baru. Setiap satu potong kain hanya dihargai Rp. 20.000-25.000 saja, padahal membatik itu memerlukan waktu dan tenaga yang cukup banyak. Inilah cara mbah Sri untuk terus melestarikan budaya batik di Soka. Kesulitan kami selama berada di Dusun Soka ini lebih pada kondisi jalan yang berbatu, licin saat hujan dan belum diaspal, kadang susah sinyal. Selain itu rumah warga yang letaknya cukup jauh membuat kami kesusahan untuk menjangkau, namun untuk informasi terkait kegiatan yang kami adakan sudah cukup baik karena di Soka cepat penyebaran informasi dari mulut ke mulut. Banyak hal positif yang kami dapatkan di soka, terutama kerukunan dan kekompakan mereka yang bahkan jarang ada di tempat lain, banyak hal yang dapat diambil dari pola kehidupan warga Soka. Semoga Soka akan terus seperti ini meski suatu saat akan banyak pembangunan yang lebih maju, namun adab tetap menjadi hal paling penting dalam kehidupan bermasyarakat.