1 TUGAS KOMUNITAS KANKER SERVIKS DAN HUBUNGANNYA DENGAN KEHIDUPAN MASYARAKAT BALI NAMA KELOMPOK 6 1. ASIH WIRATNI (11E20870) 2. FELISIA JUITA DAHUR (11E20936) 3. FELYZEA YOGISWARA (11E20937) 4. GERADANI RAKA SIWI (11E20939) 5. HITA CAHYANI (11E20943) 6. NENNY ARNITASARI (11E20981) 7. NITI DARMASARI (11E20987) 8. RAHAYU SUKMA DEWI (11E21013) 9. SRI PARAMITHA (11E21032) 10. YUNIARI (11E21060) PRODI D III KEBIDANAN STIKES BALI TAHUN AJARAN 2012-2013 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan perkembangan zaman di indonesia belakangan ini seringkali kita mendengar mengenai “kanker serviks”. Kanker ini memang sangat berbahaya bagi kaum perempuan. Menurutdata, di Indonesia ini diperkirakan setiap satu jam ada satu orang yang meninggal akibat dari kanker serviks. Pemicu munculnya kanker serviks ini adalah gaya hidup yang kurang sehat. Bagi wanita yang menderita kanker serviks ini terkadang tidak mengetahui dirinya jika terkena kanker serviks, karena kanker serviks ini pada awalnya tidak memunculkan sebuah gejala, sehingga banyak menimbullkan kematian karena keterlambatan dalam penanganan. Hal ini sangat menakutkan sangat menakutkan bagi kaum perempuan. Menurut data Departemen Kesehatan RI dalam www.cegahkankerserviks.com, penyakit kanker leher rahim saat ini menempati urutan pertama daftar kanker yang diderita kaum wanita Indonesia. Saat ini ada sekitar 100 kasus per 100 ribu penduduk atau 200 ribu kasus setiap tahunnya Kanker serviks yang sudah masuk ke stadium lanjut sering menyebabkan kematian dalam jangka waktu relatif cepat. Selain itu, lebih dari 70 persen kasus yang datang ke rumah sakit ditemukan dalam keadaan stadium lanjut. www.cegahkankerserviks.com. Peringkat kanker serviks menduduki urutan ke-1 diantara kanker pada perempuan sebelum kanker payudara. Setiap tahun diperkirakan ada 500.000 perempuan ditemukan menderita kanker serviks dan setengahnya akan meninggal. Di tingkat dunia diperkirakan setiap dua menit ada seorang perempuan meninggal di Indonesia, berdasar data kanker leher rahim menempati urutan pertama yang diderita perempuan. Terkadang ada wanita tertentu yang sudah mengetahui bahwa dirinya sudah terkena kanker serviks tetapi tidak ingin memeriksakan diri karena mereka menganggap bahwa hal itu tidak terlalu bahaya bagi kehidupan mereka kedepannya. Karena banyaknya kasus kanker serviks tersebut , maka adanya berbagai tindakan pencegahan dan pengobatan telah dibuat untuk mengatasi kanker serviks atau kanker leher rahim. Dimana kanker ini disebabkan oleh Virus HPV (Human papillomavirus). Diharapkan dengan adanya 3 program pencegahan ini dapat mengurangi kejadian akibat kanker serviks ini.Berdasarkan latar bekakang diatas, maka penulis merasa tertarik membuat makalah tentang kanker serviks. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Bagaimanakah insiden kanker serviks di Bali? 1.2.2 Apakah penyebab kanker serviks di Bali? 1.2.3 Bagaimanakah solusi pencegahan kanker serviks di Bali? 1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1 Untuk mengetahui insiden kanker serviks di Bali? 1.3.2 Untuk mengetahui penyebab kanker serviks di Bali? 1.3.3 Untuk mengetehui solusi pencegahan kanker serviks di Bali? 1.4 Manfaat Penulisan Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah menambah pengetahuan penulis dan pembaca tentang kanken serviks. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian kanker Serviks Menurut http://www.djamilah-najmuddin.com, Kanker adalah penyakit dari sel-sel dalam tubuh. Tubuh terdiri dari jutaan sel kecil. Ada berbagai jenis sel dalam tubuh, dan ada berbagai jenis kanker yang timbul dari berbagai jenis sel. Apa semua jenis kanker memiliki kesamaan adalah bahwa sel-sel kanker tidak normal dan berkembang biak tak terkendali. Menurut Setiati (2009: 1), kanker adalah istilah umum untuk semua jenis tumor ganas. Sebuah tumor ganas adalah benjolan atau pertumbuhan jaringan terdiri dari sel-sel kanker yang terus berkembang biak. Tumor-tumor ganas menyerang ke jaringan di dekatnya dan organ, yang dapat menyebabkan kerusakan. Tumor-tumor ganas juga bisa menyebar ke bagian lain dari tubuh. Ini terjadi jika beberapa sel putus dari tumor (primer) pertama dan dicatat di saluran aliran darah atau getah bening ke bagian lain dari tubuh. Kelompok-kelompok kecil sel kemudian dapat berkembang biak untuk membentuk tumor sekunder (metastasis) dalam satu atau lebih bagian tubuh. Tumor sekunder kemudian dapat tumbuh, menyerang dan merusak jaringan di sekitarnya, dan menyebar lagi. Beberapa kanker lebih serius daripada yang lain. Ada yang lebih mudah diobati daripada yang lain (terutama jika didiagnosis pada tahap awal). Beberapa memiliki pandangan yang lebih baik (prognosis) dari yang lain. Jadi, kanker bukan hanya satu syarat. Dalam setiap kasus penting untuk tahu persis apa jenis kanker telah berkembang, seberapa besar itu telah menjadi, dan apakah telah menyebar. Ini akan memungkinkan Anda untuk mendapatkan informasi yang dapat dipercaya tentang pilihan pengobatan dan pandangan. Jadi ,kanker serviks merupakan keganasan yang menyerang leher rahim atau cervix, yaitu bagian terendah dari rahim yang menonjol ke puncak liang sanggama (vagina). Kanker serviks merupakan jenis kanker yang paling banyak nomor tiga di 5 dunia. Bahkan di Indonesia saja, setiap satu jam seorang wanita meninggal karena kanker ini. Kanker servik disebut juga "silent killer" karena perkembangan kanker ini sangat sulit dideteksi. Perjalanan dari infeksi virus menjadi kanker membutuhkan waktu cukup lama, sekitar 10-20 tahun (http://www.djamilah-najmuddin.com). Proses ini seringkali tidak disadari hingga kemudian sampai pada tahap pra-kanker tanpa gejala. Menurut www.cegahkankerserviks.com, Ada dua jenis utama kanker serviks: 1. Sel kanker serviks skuamosa adalah yang paling umum. Ini berkembang dari sebuah sel kulit seperti (sel skuamosa) yang menutupi leher rahim yang menjadi kanker. 2. Adenokarsinoma kanker serviks kurang umum. Ini berkembang dari sebuah sel kelenjar (sel yang membuat lendir) di dalam saluran leher rahim yang menjadi kanker. Stadium Kanker serviks (www.cegahkankerserviks.com) Penentuan stadium pada pasien kanker serviks sangat penting. Hal ini berkaitan dengan jenis pengobatan dan prospek pemulihan yang akan dilakukan. Stadium kanker serviks sebagai berikut : Stadium Keterangan 0 Kanker serviks stadium 0 bisa disebut karsinoma in situ. Sel abnormal hanya ditemukan di dalam lapisan serviks. I Kanker hanya ditemukan pada leher rahim. II Kanker yang telah menyebar diluar leher rahim, tetapi tidak menyebar ke kedinding pelvis atau sepertiga bagian bawah Vagina. III Kanker yang telah menyebar hingga sepertiga bagian bawah Vagina. Mungkin telah menyebar kedinding panggul dan atau telah menyebabkan ginjal tidak berfungsi. IV Kanker telah menyebar kekandung kemih, rektum, atau bagian tubuh lain seperti paru-paru, tulang, dan hati. 6 2.2 Tanda dan Gejala Klinis Kanker Serviks Menurut www.cegahkankerserviks.com, secara umum Kanker mempunyai 3 fase yaitu sebagai berikut: 1. Pada fase prakanker, sering tidak ada gejala atau tanda-tanda yang khas. Namun, kadang bisa ditemukan gejala-gejala sebagai berikut : 1) Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina. Getah yang keluar dari vagina ini makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis jaringan 2) Perdarahan setelah sanggama (post coital bleeding) yang kemudian berlanjut menjadi perdarahan yang abnormal. 3) Timbulnya perdarahan setelah masa menopause. 2. Pada fase invasif dapat keluar cairan berwarna kekuning-kuningan, berbau dan dapat bercampur dengan darah. 1) Timbul gejala-gejala anemia bila terjadi perdarahan kronis. 2) Timbul nyeri panggul (pelvis) atau di perut bagian bawah bila ada radang panggul. Bila nyeri terjadi di daerah pinggang ke bawah, kemungkinan terjadi hidronefrosis. Selain itu, bisa juga timbul nyeri di tempat-tempat lainnya. 3. Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kurang gizi, edema kaki, timbul iritasi kandung kencing dan poros usus besar bagian bawah (rectum), terbentuknya fistel vesikovaginal atau rektovaginal, atau timbul gejala-gejala akibat metastasis jauh. Menurut Setiati (2009, 23), stadium awal kanker leher rahim memang sulit terdeteksi. Pada tahap prakanker atau displasia sampai stadium 1, tidak ada keluhan yang dirasakan oleh penderita. Namun menginjak stadium 1A-3B keluhan muncul, misalnya keluar 7 darah sewaktu berhubungan seks. Yang lebih parah lagi pada stadium 4B, sel kanker sudah menjalar ke otak dan paru-paru sehingga nyawa penderita sulit di selamatkan. Berikut dibawah ini adalah gambar perubahan yang terjadi pada serviks sesuai stadium kanker serviks. 2.3 Penyebab Terjadinya Kanker serviks Penyebab utama kanker serviks adalah infeksi Human Papilloma Virus (HPV atau virus papiloma manusia) (www.cegahkankerserviks.com). Perjalanan penyakit karsinoma serviks merupakan salah satu model karsinogenesis yang melalui tahapan atau multistep, dimulai dari karsinogenesis yang awal sampai terjadinya perubahan morfologi hingga menjadi kanker invasif. Studi-studi epidemiologi menunjukkan 90% lebih kanker serviks dihubungkan dengan jenis human papilomma virus (HPV). Beberapa bukti menunjukkan kanker dengan HPV negatif ditemukan pada wanita yang lebih tua dan dikaitkan dengan prognosis yang buruk. HPV merupakan faktor inisiator kanker serviks. Oncoprotein E6 dan E7 yan berasal dari HPV merupakan penyebab terjadinya degenerasi keganasan. Onkoprotein E6 akan mengikat p53 sehingga TSG p53 akan kehilangan fungsinya. Sedangkan onkoprotein E7 akan mengikat TSG Rb, ikatan ini menyebabkan 8 terlepasnya E2F yang merupakan faktor transkripsi sehingga siklus sel dapat berjalan tanpa kontrol. Faktor risiko atau penyebab kanker serviks: 1. Wanita berusia di atas 40 tahun lebih rentan terkena kanker serviks. Semakin tua maka semakin tinggi risiko. 2. Faktor genetik tidak terlalu berperan dalam terjadinya kanker serviks. Namun hal ini bukan berarti jika keluarga Anda bebas kanker serviks 3. Hubungan seksual di usia yang terlalu muda, berganti-ganti partner seks, atau berhubungan seks dengan pria yang sering berganti pasangan. Virus HPV dapat menular melalui hubungan seksual. Seandainya seorang pria berhubungan seks dengan seorang wanita yang menderita kanker servik, kemudian pria tersebut berhubungan sex dengan Anda, maka virus HPV dapat menular dan menginfeksi Anda. 4. Memiliki terlalu banyak anak (lebih dari 5 anak). Pada saat Anda melahirkan secara alami, janin akan melewati serviks dan menimbulkan trauma pada serviks, yang dapat memicu aktifnya sel kanker. Semakin sering janin melewati serviks, semakin sering trauma terjadi, semakin tinggi resiko kanker serviks. 5. Keputihan yang berlangsung terus-menerus dan tidak diobati. Ada dua macam keputihan, yaitu normal dan tidak normal. Pada keputihan yang normal, lendir berwarna bening, tidak bau dan tidak gatal. Jika salah satu dari ketiga syarat tersebut tidak terpenuhi, artinya keputihan Anda tidak normal. Segera konsultasi dengan dokter. 6. Membasuh atau membersihkan genital dengan air yang tidak bersih, misalnya air sungai atau air di toilet umum yang tidak terawat. Air yang kotor banyak mengandung kuman dan bakteri. 7. Pemakaian pembalut wanita yang mengandung bahan dioksin (bahan pemutih yang dipakai untuk memutihkan pembalut hasil daur ulang dari barang bekas). 8. Daya tahan tubuh yang lemah, kurangnya konsumsi vitamin C, vitamin E dan asam folat. Kebiasaan merokok juga menambah risiko kanker serviks. 9 2.4 Penanganan kanker leher rahim Kanker serviks sama dengan kanker pada umumnya yang dapat dicegah melalui beberapa upaya. Berikut dibawah ini adalah cara untuk mencegah kanker serviks (www.cegahkankerserviks.com): 1. Jauhi kegiatan merokok Menjauhi kegiatan merokok sangatlah penting bagi kaum wanita,terutama bagi mereka yang merokok. Akibat yang di timbulkan dari kegiatan merokok bukan saja dapat menyebabkan terjadinya penyakit paru-paru dan jantung,tetapi kadar nikotin yang terdapat dalam rokok juga dapat mengakibatkan kanker serviks (kanker leher rahim). Hal itu terjadi karena nikotin yang masuk kedalam tubuh akan menempel pada semua selaput lendir sehingga sel-sel darah dalam tubuh bereaksi atau terangsang,baik pada mukosa tenggorokan,paru-paru,juga srviks. 2. Hindari mencuci vagina dengan antiseptic Banyak wanita yang mencuci vagina dengan antiseptic dengan alasan kesehatan. Padahal,kebiasaan tersebut dapat menyebabkan kanker serviks,baik dengan obat cuci vaginayang berupa antiseptic maupun deodoran. Mencuci vagina dengan antiseptic justru dapat menyebabkan iritasi pada leher rahim. Iritasi yang berlebihan dan terlalu sering akan merangsang terjadinya perubahan sel,yang akhirnya akan menjadi kanker. Oleh karena itu,pencucian vagina dengan bahanbahan kimia sebaiknya tidak di lakukan secara rutin,kecuali jika ada indikasi,misalnya infeksi memang memerlukan pencucian dengan zat-zat kimia. Penanganan infeksi itu pun harus dilakukan atas saran dokter. Jadi,jangan membeli obat-obat pencuci vagina dengan sembarangan. Selain menimbulkan iritasi,obat pencuci tersebut umumnya akan membunuh kumankuman,termasuk kuman Basillus doderlainyang terdapat di vagina,yang berfungsi memproduksi asam laktat untuk mempertahankan pH vagina. Jika kuman-kuman ini mati,maka penyakit-penyakit lain justru dapat muncul dengan mudah. 3. Hindari menaburi bedak talk pada vagina Sering kali saat daerah vagina mengalami gatal atau merah-merah,banyak wanita menaburkan bedak talkdi sekitar vagina. Padahal,perbuatan tersebut berbahaya. Pada wanita berusia subur,menaburkan bedak talk pada vagina dapat memicu terjadinya kanker indung telur (ovarium). 10 4. Lakukan diet rendah lemak Penting untuk diketahui,timbulnya kanker berkaitan erat dengan pola makan. Wanita yang banyak mengonsumsi lemak memiliki resiko yang lebih besar terkena kanker endometrium (badan rahim). Lemak memproduksi hormon esterogen,sementara endometrium yang sering terpapar hormon esterogen mudah berubah sifat menjadi kanker. Oleh karena itu,untuk mencegah timbulnya kanker endometrium,sebaiknya hindarilah mengonsumsi makanan berlemak tinggi. Makanlah makanan yang sehat dan segar dan jagalah agar berat badan kita ideal,tidak terlalu gemuk,Karena kanker endometrium banyak diderita oleh wanita yang bertubuh terlalu gemuk. 5. Penuhi kebutuhan Vitamin C (buah dan sayur-sayuran) Selain pola hidup yang terlalu banyak mengonsumsi “makanan berlemak tinggi”,wanita yang kekuranga zat-zat lain,seperti beta karoten,vitamin C,dan asam folat,dapat terserang kanker serviks. Oleh karena itu,jika tubuh kekurangan zat-zat gizi tersebut,maka rangsangan sel-sel mukosa lebih mudah menimbulkan kanker. Beta karoten banyak terdapat dalam wortel,vitamin C terdapat dalam buah-buahan berwarna oranye,sedangkan asam folat terdapat dalam makanan hasil laut. 6. Hindari hubungan seks terlalu dini Idealnya,hubungan seks di lakukan setelah wanita sudah memasuki usia yang matang. Ukuran kematangan seorang wanita bukan hanya dilihat dari sudah menstruasi atau belum,tetapi mukosa,yang terdapat juga bergantung pada kematangan pada selaput kulit bagian dalam sel-sel rongga tubuh. Umumnya,sel-sel mukosa baru matang setelah wanta berusia 20 tahun. Oleh karena itu,wanita yang sudah melakukan hubungan seks sejak usia remaja cendrung mudah terkena penyakit kanker rahim. 7. Hindari berganti-ganti pasangan seks Penyebab lain dari kanker leher rahim adalah kebiasaan berganti-ganti pasangan seks. Kebiasaan tersebut dapat menyebabkan tertularnya penyakit kelamin,salah satunya adalah karena virus Human Papilloma Virus (HPV). Virus ini akan mengubah sel-sel di permukaan mukosa sehingga membelah menjadi lebih banyak. 11 8. Terlambat menikah Kaum wanita yang terlambat menikah juga berisiko terkena kanker ovarium dan kanker endometrium. Hal terebut disebabkan wanita ini akan terus-menerus. Akibatnya,sel-sel pada endometrium berubah sifat menjadi kanker. Risiko yang sama pun akan di hadapi wanita menikah yang tidak mau mempunyai anak karena ovulasi terjadi secara terus-menerus.Bila menstruasi pertama terjadi di bawah usia 12 tahun,maka paparan ovulasinya semakin panjang. Hal itu mengakibatkan kemungkinan terkena kanker ovarium akan semakin besar. Salah satu upaya pencegahan terkena kanker rahim adalah dengan menikah dan hamil. Mengonsumsi pil KB juga merupakan salah satu cara yang dapt dilakukan. Penggunaan pil KB akan mempersempit peluang terjadinya ovulasi. Jika seorang wanita sejak usia 15 tahun hingga 45 tahun mengalami ovulasi terusmenerus,kemudian melakukan program KB selama 10 tahun,maka masa ovulasinya lebih pendek di bandingkan jika terus-menerus mengalami masa menstruasi. Berdasarkan hasil penelitian,penggunaan pil KB sebagai alat kontrasepsi dapat menurunkan timbulnya kanker ovarium sampai 50%. 9. Penggunaan estrogen Resiko yang sama terjadi pada wanita yang terlambat mengalami menopause. Karena rangsangan terhadap endometrium lebih lama,maka endometrium akan lebih sering terpapar estrogen. Kondisi tersebut sangat memungkinkan terjadinya kanker. Wanita yang banyak memakai estrogen tanpa terkontrol sangat berisiko terkena penyakit kanker rahim. Banyak wanita menopause menggunakan estrogen untuk mencegah terjadinya osteoporosis dan serangan jantung. Padahal,pemakaian esterogen dapat mengakibatkan semakin menebalnya dinding endometrium dan merangsang sel-sel endometrium sehingga berubah sifat menjadi kanker. Oleh karena itu,pengunaan hormon esterogen harus di lakukan atas pengawasan dokter agar zat antinya pun juga diberikan sehingga sel-sel endometrium tidak berkembang menjadi kanker. Sedangkan menurut Ahmad (2012:28), Tindakan pencegahan dapat dilakuikan dengan cara sebagai berikut: 1. Kanker Serviks dapat dicegah dengan “skrining” yang dinamakan PAP SMEAR dan skrining ini sangat Efektif karena pemeriksaan ini mudah dikerjakan, cepat dan 12 tidak sakit.Skrining bertujuan untuk mengetahui adanya kegansan (kanker) dengan Mikroskop. Lihat pedoman ACOG (American Congress of Obstetricians and Gynecologists) di bawah ini untuk tahun 2010: 1) Skrining kanker servik harus dimulai pada usia 21 tahun. Skrining sebelum usia 21 harus dihindari karena dapat menyebabkan evaluasi dan perlakuan yang tidak perlu dan berbahaya bagi wanita berisiko kanker sangat rendah. 2) Test Pap Smear dianjurkan setiap 2 tahun sekali bagi wanita berusia 21 - 29 tahun. 3) Wanita berusia 30 tahun dan lebih tua yang telah tiga kali (3x) berturutturut hasil test Pap Smear-nya negatif dan yang tidak memiliki riwayat CIN 2 atau CIN 3, tidak terinfeksi HIV, tidak memiliki masalah dengan kekebalan tubuh, dan tidak terkena dietilstilbestrol dalam rahim, dapat memperpanjang interval antara test Pap Smear menjadi setiap 3 tahun. 4) Metode Pap Smear konvensional atau Sitologi Berbasis Cairan, dapat digunakan pada wanita yang telah mengalami total histerektomi (operasi pengangkatan rahim), untuk tumor rahim jinak dan tidak memiliki riwayat CIN bermutu tinggi, tes Pap Smear rutin harus dihentikan. 5) Kombinasi test Pap Smear dengan test HPV DNA adalah skrining yang sesuai untuk wanita berusia lebih tua dari 30 tahun. Setiap wanita berisiko rendah, yang berusia 30 tahun atau lebih, dan yang menerima hasil tes negatif pada kedua skrining diatas, harus melakukan skrining kembali, tapi tidak lebih cepat dari 3 tahun kemudian. 6) Karena kanker servik berkembang perlahan-lahan dan faktor risiko menurun dengan bertambahnya usia, adalah wajar untuk menghentikan skrining kanker servik pada wanita berusia antara 65-70 tahun, yang memiliki tiga atau lebih hasil tes Pap Smear negatif secara berurutan dan tidak ada hasil tes Pap Smear abnormal dalam 10 tahun terakhir. 7) Wanita yang dimasa lalu memiliki pengobatan untuk CIN 2/CIN 3, atau kanker servik tetap berisiko kanker servik selama paling sedikit 20 tahun setelah pengobatan dan setelah melewati masa pengamatan awal, dan harus terus memiliki skrining tahunan untuk paling sedikit 20 tahun ke depan. 13 8) Wanita yang telah menerima imunisasi atas virus HPV-16 dan HPV-18, tetap harus melakukan uji skrining kanker servik sebagaimana diatas. 2. Sekarang juga sudah ditemukan Vaksin untuk mencegah kanker serviks, bahkan Vaksin ini dapat diberikan pada perempuan usia 10-55 tahun dengan jadwal suntikan sebanyak 3 kali, yaitu pada bulan 0, 1 dan 6. Vaksin HPV akan meningkatkan daya imun anak sehingga lebih resistan terhadap virus Pada pertengahan tahun 2006 telah beredar vaksin pencegah infeksi HPV tipe 16 dan 18 yang menjadi penyebab kanker serviks. Vaksin ini bekerja dengan cara meningkatkan kekebalan tubuh dan menangkap virus sebelum memasuki sel-sel serviks. Selain membentengi dari penyakit kanker serviks, vaksin ini juga bekerja ganda melindungi perempuan dari ancaman HPV tipe 6 dan 11 yang menyebabkan kutil kelamin. Yang perlu ditekankan adalah, vaksinasi ini baru efektif apabila diberikan pada perempuan berusia 9 sampai 26 tahun yang belum aktif secara seksual (http://nutrisiuntukbangsa.org). Dengan vaksinasi, risiko terkena kanker serviks bisa menurun hingga 75%. 3. Memiliki pola makanan yang sehat, yang kaya dengan sayuran, buah sereal untuk merangsang sistem kekebalan tubuh. 4. Hindari merokok termasuk perokok pasif. 5. Hindari seks sebelum menikah atau di usia sangat muda. 6. Hindari berhubungan seks dengan banyak partner. 7. Selalu menjaga kebersihan, terutama kebersihan alat kelamin dan pakaian dalam. Imunisasi 1. Vaksin cervarix Vaksin Cervarix adalah vaksin yang ditujukan untuk pencegahan kanker serviks bagi remaja putri maupun perempuan dewasa usia 10 tahun s/d 55 tahun. Vaksin ini memberikan 100% perlindungan terhadap human papillomavirus (HPV) tipe 16 dan 18 yang terkait dengan lesi pra-kanker. Cervarix juga memberikan perlindungan tambahan terhadap type HPV onkogenik yang lain yaitu tipe HPV 45, 31 dan 52 (http://bersamapundimulai.blogspot.com). Cervarix diformulasikan dengan teknologi sistem ajuvan ASO4. ASO4 mendorong terbentuknya respon kekebalan yang lebih kuat dan tahan lama dibandingkan dengan ajuvan alumunium tradisional.5 14 Indikasi Cervarix: Di Indonesia, vaksin kanker serviks dari GSK ditujukan untuk remaja putri dan perempuan dewasa untuk pencegahan kanker serviks dengan melindungi dari kejadian infeksi dan infeksi menetap pada tahap CIN 2 dan lesi yang lebih parah yang disebabkan oleh human papillomavirus (HPV) tipe 16 dan 18. Vaksin ini telah menunjukkan khasiat melawan infeksi menetap yang disebabkan oleh tipe HPV onkogenik lainnya selain HPV 16 dan HPV 18. 20 Jadwal vaksinasi untuk vaksin kanker serviks GSK terdiri dari 3 dosis, diberikan pada bulan ke-0, ke-1 dan ke-6. Keamanan Cervarix telah diujikan pada 40.000 subyek penelitian dan telah menunjukkan tingkat toleransi yang baik. Vaksin yang menargetkan HPV tipe 16 dan 18 ini berpotensi untuk mencegah lebih dari 70 % kejadian kanker serviks 19. http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=13326.0 2. Vaksin Gardasil Gardasil (Merck & Co), juga dikenal sebagai Gardasil atau Silgard, adalah vaksin untuk mencegah beberapa jenis human papillomavirus (HPV), khusus HPV jenis 16, 18, 6 dan 11. HPV jenis 16 dan 18 saat ini menyebabkan sekitar 70% dari leher rahim, 26% kepala, leher, dan banyak kasus vulva, vagina, kanker. HPV jenis 6 dan 11 menyebabkan sekitar 90% dari kasus genital warts. Gardasil hanya mencegah, sebelum HPV infeksi terjadi, sehingga efektif itu harus diberikan sebelum HPV infeksi terjadi. Beberapa strain HPV menular seksual. HPV-16 memiliki tingkat per pasangan transmisi 60%. US Food and Drug Administration (FDA) merekomendasikan vaksinasi sebelum remaja dan potensi aktivitas seksual. Penelitian yang mengarah pada pengembangan vaksin dimulai pada 1980-an oleh kelompok-kelompok di University of Rochester, Georgetown University dan US National Cancer Institute (NCI). Pada tahun 1991, peneliti Australia di Universitas Queensland menemukan cara untuk membentuk non-infeksi virus-seperti partikel (VLP), yang juga sangat bisa mengaktifkan sistem kekebalan tubuh. Namun, VLPs ini berkumpul buruk dan tidak memiliki struktur yang sama seperti HPV menular. Pada tahun 1993, laboratorium di US National Cancer Institute mampu 15 menghasilkan HPV16 VLPs yang morfologi benar. VLPs ini adalah dasar untuk komponen HPV16 dari vaksin Gardasil. Sejarah penemuan vaksin ini digambarkan oleh McNeil. Setelah komersialisasi vaksin, timbul kontroversi yang melibatkan intelektual antara berbagai kelompok yang berperan dalam mengembangkan vaksin. Uji klinis Merck & Co melakukan penelitian fase III yang bernama wanita Amerika secara sepihak mengurangi Endo/Ectocervical penyakit (masa depan II). Ini uji klinis adalah studi double-buta acak dengan satu dikendalikan placebo kelompok dan satu vaksinasi group. Lebih dari 12.000 perempuan umur 16–26 dari tiga belas negara berpartisipasi dalam studi. Setiap wanita disuntik dengan Gardasil atau plasebo pada hari 1, 2 bulan, dan bulan 6. Secara total, perempuan 6,082 diberi Gardasil dan 6,075 menerima plasebo. Merck vaksin yang telah diuji pada beberapa ratus 11 dan 12-tahun gadis. Pada tanggal 27 Februari 2006, Data yang independen dan pemantauan Dewan keselamatan direkomendasikan uji klinis dihentikan pada dasar-dasar etika, sehingga wanita muda di plasebo dapat menerima Gardasil. Gardasil terdiri dari bahan berikut 1. Protein jenis HPV 6, 11, 16 dan 18 2. aluminium (sebagai amorf aluminium hydroxyphosphate sulfat ajuvan) 3. ragi protein 4. natrium klorida 5. L-histidina 6. polysorbate 80 7. natrium Borat 8. air untuk injeksi. Gardasil diberikan dalam tiga 0,5 mililiter suntikan selama enam bulan. Injeksi kedua adalah dua bulan setelah yang pertama, dan injeksi ketiga adalah empat bulan setelah tembakan kedua diatur 16 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Insiden Kanker Serviks di Bali Kanker serviks menjadi salah satu penyakit yang sangat menakutkan bagi wanita di seluruh dunia. Berdasarkan data, tiap tahun terdapat 493.242 wanita di seluruh dunia yang terdeteksi terkena kanker serviks dan sebanyak 273.505 wanita meninggal. Tiap hari di seluruh dunia sekitar 700 wanita harus meninggal karena kanker serviks (http://www.deherba.com). Berdasarkan patologi di 13 center, kanker serviks menempati urutan pertama dengan angka 16 persen, yang kemudian disusul dengan kanker payudara (15 persen). Artinya, perempuan Indonesia lebih berisiko terkena kanker. Menurut Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Titik Kuntari,dalam http://pembalutherbal.herbalife35.com, berdasarkan data yang ada, setiap tahun sekitar 500.000 perempuan di Indonesia didiagnosis terinfeksi kanker serviks. Dari jumlah itu, 270.000 penderita meninggal dunia. Bersamaan dengan itu, kanker serviks di Bali semakin merajalela. Bayangkan saja dari 400 kasus yang terjadi di Indonesia pada tahun 2010, sebanyak 70 persennya sudah stadium lanjut. Di Bali sendiri menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Bali pada tahun 2010 ada sekitar 75 kasus perempuan yang positif terinfeksi HPV. Dari data tersebut kebanyakan sudah stadium lanjut (http://www.balisruti.or.id). Menurut http://www.balipost.co.id, total penduduk Bali sebanyak 3,9 juta jiwa, sekitar 553.000 perempuan usia subur di antaranya berisiko terkena kanker serviks pada tahun 2010. Di Bali angka kejadian kanker serviks adalah 43/100.000 (0,89%). 3.2 Penyebab Kanker Serviks di Bali Banyak hal yang dapat menyebabkan seseorang menderita kanker servik, baik dari faktor dalam maupun faktor luar diri. Bali merupakan salah satu icon pariwisata dunia. Pada setiap tahunnya banyak wisatawan yang berkunjung ke Bali, baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Banyaknya wisatawan yang datang berkunjung mempengaruhi pergaulan masyarakat Bali. Antara negara yang satu dengan negara yang lain memiliki budaya yang berbeda. 17 Apabila masyarakat Bali tidak memiliki pendirian yang kuat, maka akan sangat mudah terpengaruh oleh budaya asing. Jika tidak dapat membentengi diri di jaman global, maka akan menjadi awal dari munculnya pergaulan bebas. Berganti-ganti pasangan merupakan hal biasa dilakukan, tanpa memikirkan efek sampingnya. Sehingga bersamaan dengan itu menyakit menular seksual juga semakin merajalela. Kurangnya kesadaran akan kesehatan diri juga menjadi salah satu penyebab maraknya penderita kanker serviks. Masyarakat Bali yang cenderung masih memakai sistem patrilineal atau suatu sistem yang lebih mengutamakan laki-laki dan menganggap laki-laki lebih mempunyai tempat baik di keluarga maupun di masyarakat dibandingkan dengan perempuan. Akibatnya, wanita di nomor duakan derajatnya dibandingkan dengan laki-laki dalam berbagai bidang, termasuk juga dalam kesehatan. Karena kurangnya pengetahuan tentang kesehatan, perempuan bali cenderung acuh tak acuh terhadap keadaan dirinya sehingga mereka tidak menyadari tentang penyakit yang diderita, akibatnya terlambat dalam penanganannya. Menurut Kumalasari (2012: 90), higiene dan sirkumsisi diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kanker serviks pada perempuan yang pasangannya belum sirkumsisi. Hal ini karena pada pria nonsirkumsisi, higiene penis tidak terawat sehingga terdapat banyak kumparan spegma. Namun ini tidak dapat dijadikan penyebab langsung, karena tergantung dari kebersihan organ intim. Namun kenyataannya masyarakat Bali sangat jarang melakukan sirkumsisi, karena tidak ada sirkumsisi dalam budaya mereka. Disamping itu faktor gaya hidup yang kurang sehat seperti kebiasaan merokok yang tanpa mereka sadari dapat memicu timbulnya penyakit kanker. Makanan yang cepat saji mungkin lebih praktis, namun terlepas dari itu apabila dikonsumsi terlalu sering dan diimbangi dengan olahraga yang kurang maka akan sangat mudah menderita kanker. 3.3 Solusi Pencegahan kanker Serviks di Bali Berdasarkan penyebab diatas, maka beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah kanker serviks di Bali adalah sebagai berikut: 1. Hindari pergaulan bebas seperti berganti-ganti pasangan. 2. Tingkatkan pengetahuan masyarakan tentang kesehatan, khususnya kanker servik, baik melalui penyuluhan, memberikan konseling maupun dengan KIE. Dengan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang bahaya kanker servik, 18 diharapkan adanya perubahan prilaku masyarakat sehingga mereka lebih peduli dan tidak segan-segan memeriksakan diri secara dini ke fasilitas kesehatan. 3. Lakukan skrening atau deteksi dini untuk mendeteksi secara dini tanda atau gejala terjadinya kanker serviks. Apabila kanker servik dideteksi dini maka kemungkinan untuk sembuh sangat besar. 4. Pencegahan berupa imunisasi atau vaksin juga sangat efektif mencegah kanker serviks. Oleh karena itu peran petugas kesehatan sangat penting untuk memberikan pengetahuan tentang imunisasi kanker serviks. 5. Tenaga kesehatan bekerjasama dengan berbagai pihak yang terkait untuk menurunkan angka kejadian kanker serviks. 19 BAB IV PENUTUP 3.1 Simpulan Berdasarkan kajian pustaka dan pembahasan maka dapat dibuat kesimpulan yaitu insiden kanker serviks di bali masih sangat tinggi. Ada beberapa penyebab tingginya angka penderita kanker serviks terkait dengan kehidupan masyarakat Bali yaitu pergaulan yang bebas sehingga memungkinkan terjadinya seks bebas, kurangnya kesadaran terhadap kebersihan diri dan pola hidup yang tidak sehat. Ada beberapa solusi penanganan masalah tersebut yaitu hindari hubungan seks yang bebas, ubah pola hidup menjadi pola hidup sehat, dan perhatikan kesehatan diri dengan melakukan deteksi dini seperti Pap smear,dan IVA serta lakukan pencegahan seperti imunisasi. 3.2 Saran Di masa yang akan datang, vaksinasi bersama screening dapat mengurangi resiko terkena kanker serviks dibandingkan hanya dengan screening saja. Selain itu dibutuhkan kerjasama semua pihak, tidak hanya petugas kesehatan tetapi juga melibatkan pihak lain yang terkait. 20 21