Uploaded by Pamungkas

BAB I

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Indonesia termasuk negara yang kaya akan kesenian, musik adalah salah satu kesenian
yang sudah lama beredar dan menjadi bahasa universal sejak tahun 1950, pertama kali
hadirnya Industri Musik Tanah Air Indonesia. Musik menjadi bagian perjalanan bangsa
Indonesia. Dikutip dari buku “100 Tahun Musik Indonesia” karya Denny Syakrie, Industri
Musik Indonesia diawali dengan 4 kelompok lagu dimasa Revolusi, lagu tanah air (mars)
seperti Halo Bandung, lagu Tanah Air bersuasana tenang seperti Padamu Negri, lagu
percintaan seperti Gugur Bunga dan kelompok lagu yang terakhir, lagu sindiran seperti lagu
Ibu, Aku Tak Sudi Tukang Catut.
Perkembangan Industri Musik Indonesia bergerak dengan cepat, media untuk menjual
musik berubah-ubah sepanjang tahun. Mulai dari piringan hitam, kaset, Compact Disc (CD)
sampai hilangnya media fisik, bersamaan dengan munculnya sebuah teknologi pemutar lagu
bernama iPod dari perusahaan Apple pada tahun 2001. Sejak saat itu, Industri Musik Dunia
dikuasai oleh toko musik digital yang dimiliki oleh perusahaan Apple, iTunes Store.
Walaupun secara umum, penjualan CD tetap diharapkan menjadi cash cow di musik
industri, pada kenyataannya penjualan CD tetap menurun dan bergeser ke dunia digital. Pada
hari ini, social media (Instagram, Youtube, Twitter) dan digital streaming platforms seperti
Spotify, iTunes, Joox dan Deezer menjadi wajah sekaligus tempat berjualan musik. Sejak
tahun 2010, terjadi perdebatan di Industri Musik Dunia yang disebut-sebut sudah memasuki
streaming age. Dengan bermunculannya social media dan digital streaming platforms,
Industri Musik menjadi sangat terbuka dan menghilangkan banyak peran perusahan rekaman
karena dengan social media, hubungan antara pendengar dan artist menjadi dekat dan
transparan. Hal ini pula yang membuka peluang besar para musisi-musisi muda di Indonesia
untuk menelurkan karyanya tanpa adanya perusahan rekaman, bukan hanya di Industri Musik
Indonesia tetapi juga dalam lingkup Dunia.
Keterbukaan Industri Musik ini dikhawatirkan menimbulkan overlapping di kalangan
musisi muda, mengurangnya peran perusahaan rekaman dan ketidaktahuan akan banyaknya
1
informasi tentang Industri Musik menimbulkan kebingungan dikalangan musisi muda di
Indonesia untuk menulis, memproduksi dan menjual musiknya secara independent, hal ini
dapat menimbulkan bumerang terhadap permusikan Indonesia sendiri. Dengan kolaborasi
kerja sama antara SAE Institute dengan Believe Digital Music, direncakan sebuah program
“Independent Music Seminar Camp” yang akan memberikan banyak pengetahuan, wawasan
dan informasi secara teori dan juga praktik kepada musisi muda di Indonesia pada tahun 2019
di Jakarta. “Independent Music Seminar” adalah sebuah program seminar tentang bagaimana
menulis, merekam, menjual musik, juga akan ada talk show tentang pehaman konsep atau
situasi musik di era streaming age.
SAE Institute adalah sebuah institusi kreatif di dunia yang berdiri sejak 1976. SAE
Institute mempunyai 54 sekolah di 28 negara, salah satunya Jakarta, Indonesia. Di Indonesia
SAE Institute menawarkan sertifikat gelar dalam animasi, audio, musik dan musik bisnis.
Believe Digital Music adalah sebuah perusahaan agregator musik yang memberikan jasa
untuk mengolah, menjual dan mempromosikan musik melalui digital music platforms seperti
Spotify, iTunes, Joox dan Deezer. Believe Digital Music banyak berkerja sama dengan
banyak perusahaan rekaman seperti JUNI Records, Double Deer Records, Locker Media,
Ismaya untuk merilis musik beberapa artists secara digital.
Berlatar belakang musik, SAE Institute dan Believe Music Digital berharap dengan
adanya “Independent Music Seminar Camp” dapat mewadahi musisi muda untuk belajar lebih
dalam tentang musik dan juga dapat membantu pendatang baru di Industri Musik Indonesia
maupun dunia untuk merilis musiknya secara digital. “Independent Music Seminar Camp”
akan berlangsung selama seminggu dan akan diisi oleh beberapa tokoh besar di Indonesia
diantaranya seperti Adib Hidayat (ex-Rolling Stone Indonesia), Sarah Desita (Ismaya), Kimo
(Vocalist Kimokal & Excecutive Producer of Double Deer Records), Marco Steffiano
(Drummer Barasuara, Producer), Noor Kamil (Director of Music Bussines at SAE Institute),
Kara Mindy (CEO of Believe Music Digital), Raisa (Singer-Songwriter, Excecutive Producer
of JUNI Records), Dipha Barus (DJ, Producer, Songwriter). “Independent Music Seminar
Camp” akan melibatkan musisi muda dari berbagai kota besar di Indonesia. Melalui
“Independent Music Seminar Camp” diharapkan dapat membuka wawasan dan meningkatkan
kualitas permusikan Indonesia. Namun, program “Independent Music Seminar Camp”
tersendat dikarenakan masih memiliki kendala, salah satunya dalam aspek komunikasi visual
seperti logo, key visual, dan media komunikasi.
2
Berdasarkan pernyataan diatas yang juga diungkapkan oleh Noor Kamil selaku
Director of Music Bussines at SAE Institute dan Kara Mindy CEO of Believe Music Digital,
penulis berencana merancang event berupa camp seminar “Independent Music Seminar
Camp” pada tahun 2019 di Jakarta, yang nantinya akan melibatkan musisi muda dari beberapa
kota besar di Indonesia.
1.2
Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dari penulisan ini adalah:
1. Program “Independent Music Seminar Camp” masih memiliki kendala dalam aspek
komunikasi visual seperti logo, key visual, dan media komunikasi.
2. SAE Institute dan Believe Digital Music telah lama ingin membuat event yang
melibatkan masyarakat muda tingkat mahasiswa.
3. Masih minimnya pengetahuan musisi muda di Indonesia tentang pengetahuan musik.
1.3
Batasan Masalah
Pada tugss akhir ini, penulis diberikan batasan masalah agar lebih fokus dan tujuan
dapat dicapai secara efektif dan efisien. Penulis akan merancang event untuk Believe Digital
Music dan SAR Institute berupa seminar camp “Independent Music Seminar Camp” untuk
tahun 2019. Pada penulisan ini penulis membatasi perancangan pada pembuatan master
desain untuk seminar camp, media publikasi dan komunikasi, serta media promosi.
Selain itu, penulis juga membuat batasan segmentasi untuk menciptakan efektifitas
komunikasi pada target audience atau sasaran. Target audience atau sasaran yang dimaksud
oleh penulis yaitu musisi muda.
3
1.4
Rumusan Masalah
Dari identifikasi masalah diatas dapat disimpulkan rumusan masalah yang akan
dibahas dalam penulisan ini:
1. Bagaimana merancang desain visual untuk event seminar camp “Independent
Music Seminar Camp”?
2. Bagaimana merancang konsep visual dan media komunikasi untuk seminar camp
“Independent Music Seminar Camp”?
1.5
Maksud
Adapun maksud dari penulisan ini adalah merancang template design event seminar
camp yang akan digunakan SAE Institute dan Believe Digital Music untuk seminar camp di
Jakarta dengan nama “Independent Music Seminar Camp” guna menambah wawasan tentang
musik dan industri musik khususnya di Indonesia sesuai dengan mandatory nya.
1.6
Tujuan
Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan dari penulisan proposal seminar adalah
sebagai berikut:
1. Memberi solusi bagi SAE Institute dan Believe Music Digital dalam merancang
event seminar camp “Independent Music Seminar Camp”.
2. Merancang aplikasi visual dan komunikasi yang mewakili konsep “Independent
Music Seminar Camp”.
3. Membantu SAE Institute untuk mempromosikan sekolahnya kepada musisi muda
di Indonesia dan juga untuk mencari dan menambah talent yang akan merilis
musiknya melalui Believe Digital Music.
4
1.7
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode penelitian kualitatif.
Metode kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna
yang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan.
Proses penelitian kualitatif ini melibatkan upaya-upaya penting seperti mengajukan
sejumlah pertanyaan dan prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari para partisipan,
menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke tema-tema umum, dan
menafsirkan makna data.
Namun di dalam suatu penelitian dibutuhkan pendekatan yang lebih spesifik untuk
mempermudah proses pengumpulan data. Maka dari itu penulis mengerucutkan metode
penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan etnografi. Etnografi merupakan
rancangan penelitian yang berasal dari antropologi dan sosiologi yang di dalamnya peneliti
menyelidiki pola perilaku, bahasa, dan tindakan dari suatu kelompok kebudayaan.
1.7.1
Cara Pengumpulan Data
Sesuai dengan metode penelitian kualitatif melalui pendekatan etnografi, teknik
pengumpulan data yang digunakan pada penulisan ini adalah sebagai berikut:
A. Studi Literatur
Studi literatur adalah metode penulisan yang dilakukan dengan cara membaca
buku literatur. Hal ini dilakukan untuk memperoleh sumber informasi yang
berkaitan dengan penulisan, contohnya sumber-sumber mengenai kesenian musik
tradisional Indonesia dan musik eksperimental, juga teori-teori yang dapat
digunakan sebagai tinjauan teoritis tentang teori brand activation, event roadshow,
elemen dalam desain komunikasi visual.
5
B. Wawancara / In-depth Interview
Wawancara merupakan metode penulisan yang dilakukan dengan memberikan
beberapa pertanyaan terhadap narasumber yang memahami permasalahan tertentu,
lalu menyimpulkan hasil wawancara tersebut untuk memperoleh data yang
dibutuhkan.
C. Forum Group Discussion (FGD)
Forum Group Discussion merupakan cara untuk mendapatkan sejumlah data
melalui diskusi yang diperoleh dari sejumlah narasumber secara langsung
D. Document Review
Document review merupakan salah satu cara memperoleh informasi melalui kajian
terhadap data-data yang bersumber dari dokumen, naskah, surat, serta bahan yang
berupa data tulisan lainnya. Salah satu yang dilakukan dengan metode ini adalah
melakukan kajian terhadap data-data website, foto, video, social media activity,
artikel, poster, dan event-event KunoKini. Data tersebut kemudian diolah dengan
teori yang sudah didapat dari studi literatur.
1.7.2
Cara Olah Data
Cara pengolahan data dalam penulisan ini yaitu dengan mengumpulkan data yang
diperoleh dari studi literatur, indepth interview dan document review. Kumpulan dari data
yang diperoleh selanjutnya dilakukan analisis disesuaikan dengan topik kasus yang diangkat.
Dari analisis tersebut akan mendapatkan gambaran interpretasi terhadap kelompok sasaran
yang dituju, visualisasi yang sesuai dengan kelompok sasaran, penyampaikan komunikasi
yang dipakai, media dan rangkaian acara yang tepat untuk kelompok sasaran tersebut.
1.7.3
Cara Merancang
Kesimpulan dari hasil data kemudian diolah ke dalam mind mapping untuk
memperoleh kata kunci. Pengembangan key visual dituangkan dalam konsep kreatif. Konsep
kreatif ini menghasilkan konsep visual dan konsep verbal merujuk pada kelompok sasaran.
Dalam penulisan ini konsep visual berupa logo event, visual pendukung dan elemen estetis.
Untuk konsep verbal berupa tagline, headline dan bodycopy.
6
1.8 Kerangka Berfikir
Objek Penelitian
Subjek Penelitian
Seminar “Independent
Music Seminar camp”
sebagai event SAE Institute
& Believe Digital Music
SAE Institute & Believe
Digital Music
Topik/Judul Penelitian
Perancangan Event SAE Institute & Believe Digital
Music “Independent Music Seminar Camp” di
Jakarta Tahun 2019
Seminar “Independent Music
Seminar camp” sebagai event SAE
Institute & Believe Digital Music
SAE Institute &
Believe Music
Digital
Musisi muda
di Indonesia
5W1H
What
Event seminar
“Independent Music
Seminar Camp”
Who
Musisi muda di
Indonesia
When
Where
December 2019
Di SAE Institue,
Pejaten, Jakarta Selatan.
Why
Sebagai event
Bagi SAE Institute &
Believe Digital Music
How
Dengan membuat aspek
komunikasi visual, seperti
logo event, key visual dan
media komunikasi.
Rumusan
1.
2.
Bagaimana merancang desain visual untuk event seminar camp “Independent Music Seminar Camp”?
Bagaimana merancang konsep visual dan media komunikasi untuk seminar camp “Independent Music Seminar Camp”?
Maksud
Merancang template design event seminar camp yang akan digunakan SAE Institute dan Believe Digital
Music untuk seminar camp di Jakarta dengan nama “Independent Music Seminar Camp” guna menambah
wawasan tentang musik dan industri musik khususnya di Indonesia sesuai dengan mandatory nya.
Tujuan
1.
2.
3.
Memberi solusi bagi SAE Institute dan Believe Music Digital dalam merancang event seminar camp “Independent Music Seminar
Camp”.
Merancang aplikasi visual dan komunikasi yang mewakili konsep ““Independent Music Seminar Camp”.
Membantu SAE Institute untuk mempromosikan sekolahnya kepada musisi muda di Indonesia dan juga untuk mencari dan
menambah talent yang akan merilis musiknya melalui Believe Digital Music.
Strategi Komunikasi
Strategi Kreatif
Strategi Media
Pemecahan Masalah
Perancangan event SAE Institute & Believe Digital Music
“Independent Music Seminar Camp” di Jakarta Tahun 2019
7
Download