Uploaded by dairina.aceh

PEMBAHASAN SOAL PEDAGOGIK 1

advertisement
PEMBAHASAN SOAL PEDAGOGIK 1
1. Pedagogik merupakan kajian pendidikan, secara etimologis berasal dari kata Yunani, yaitu "Paedos"
yang berarti anak laki-laki dan "Agogos" yang berarti mengantar, membimbing.
2. Ilmu yang mempelajari masalah membimbing anak ke arah tujuan tertentu, yaitu supaya ia kelak
mampu secara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya, merupakan pengertian dari Pedagogik yang
dinyatakan oleh Prof. Dr. J. Hoogveld.
3. Pedagogik merupakan ilmu yang membahas pendidikan, yaitu ilmu pendidikan anak.
4. Kemampuan, kecakapan, keterampilan dan pengetahuan seseorang di bidang tertentu disebut
Kompetensi.
5. Yang dimaksud dengan "Seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,
dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya",
menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal
1 ayat (10) adalah Kompetensi.
6. Dalam bahasa Belanda, istilah pedagogik disebut dengan paedagogiek.
7. Seni dan ilmu dalam membantu warga belajar (orang dewasa) untuk belajar disebut andragogik.
8. Suatu model proses pembelajaran peserta didik (warga belajar) dewasa disebut dengan
andaragogik.
9. Orang yang membimbing anak agar si anak tersebut bisa menuju ke arah kedewasaan, dalam
pelaksanaannya dalam keluarga maupun di luar lembaga keluarga disebut sebagai pendidik.
10. Bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai
kedewasaannya disebut dengan istilah pendidikan.
11. Objek material pedagogik adalah manusia.
12. Objek formal pedagogik adalah situasi pendidikan.
13. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16
Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 5 Tahun
2017 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 25
Tahun 2016 tentang Nomenklatur Jabatan Pelaksana Bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan
Instansi Pemerintah.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 23
Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Perawat Gigi dan Angka Kreditnya.
14. Kompetensi Pedagogik yang menjadi salah satu materi yang diujikan dalam penilaian kinerja guru,
terdiri dari 7 Aspek, yaitu:
1. Mengenal Karakteristik Peserta Didik
2. Menguasai Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran
3. Pengembangan Kurikulum
4. Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik
5. Pengembangan Potensi Peserta Didik
6. Komunikasi dengan Peserta Didik
7. Penilaian dan Evaluasi
15. Kompetensi Pedagogik yang menjadi salah satu materi yang diujikan dalam penilaian kinerja guru,
terdiri dari 7 Aspek, yaitu:
1. Mengenal Karakteristik Peserta Didik
2. Menguasai Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran
3. Pengembangan Kurikulum
4. Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik
5. Pengembangan Potensi Peserta Didik
6. Komunikasi dengan Peserta Didik
7. Penilaian dan Evaluasi
16. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN).
17. Kegiatan Guru dalam menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan pembelajaran yang bermutu,
menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran, menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan
pengayaan terhadap peserta didik disebut dengan Kegiatan Pembelajaran.
18. Kegiatan Guru dalam menyusun rencana bimbingan, melaksanakan bimbingan, mengevaluasi proses
dan hasil bimbingan, serta melakukan perbaikan tindak lanjut bimbingan dengan memanfaatkan
hasil evaluasi disebut dengan Kegiatan Bimbingan.
19. Tim yang dibentuk dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit dan
bertugas menilai prestasi kerja Guru disebut Tim penilai Jabatan Fungsional Guru.
20. Yang dimaksud dengan "Daerah Khusus" di dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 adalah daerah yang terpencil atau
terbelakang, daerah dengan kondisi masyarakat adat yang terpencil, daerah perbatasan dengan
negara lain, daerah yang mengalami bencana alam, bencana sosial, atau daerah yang berada dalam
keadaan darurat lain.
21. Satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai
oleh seorang Guru dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya disebut Angka
Kredit.
22. Kegiatan orientasi, pelatihan di tempat kerja, pembimbingan, dan praktik pemecahan berbagai
permasalahan dalam proses pembelajaran bagi Calon Pegawai Negeri Sipil Guru disebut Program
Induksi.
23. Yang dimaksud dengan Jabatan tingkat keahlian termasuk dalam rumpun pendidikan tingkat taman
kanak-kanak, dasar, lanjutan, dan sekolah khusus adalah Jabatan Fungsional Guru.
24. Jenis Guru berdasarkan sifat, tugas, dan kegiatannya adalah sebagai berikut:
1. Guru Kelas
2. Guru Mata Pelajaran
3. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor
25. Guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 adalah jabatan karir yang hanya dapat
diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil.
26. Menurut Suparlan (2008:93), standar kompetensi guru dipilah ke dalam tiga komponen yang saling
berkaitan, yaitu Pengelolaan Pembelajaran, Pengembangan Profesi, dan Penguasaan Akademik.
27. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
28. Berikut ini adalah macam-macam kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga guru, antara lain:
kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial.
29. Kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar, merupakan
penjabaran dari Kompetensi Sosial.
30. Penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi
kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta
penguasaan terhadap stuktur dan metodologi keilmuannya, merupakan penjabaran dari Kompetensi
Profesional.
31. Memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep dan metode
keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar; memahami hubungan konsep antar
mata pelajaran terkait; dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari,
merupakan indikator esensial dari Penguasaan substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi.
32. Bertindak sesuai dengan norma religius (iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki
perilaku yang diteladani peserta didik merupakan indikator esensial dari Akhlak Mulia dan dapat
menjadi teladan. Pernyataan tersebut adalah Sub kompetensi dari Kompetensi Kepribadian.
33. Robert Coe, Cesare Aloisi, Steve Higgins dan Lee Elliot Major dari Durham University, United
Kingdom, dalam tulisan mereka yang berjudul What makes great teaching? Review of the
underpinning research mengungkapkan setidaknya terdapat enam komponen yang bisa membuat
proses pembelajaran menjadi sebuah proses yang sangat berhasil. Dalam istilah Coe, proses
pembelajaran tersebut dinamakan Great Teaching (Mengajar yang Hebat).
34. Cabang ilmu pendidikan yang dikembangkan oleh para ahli untuk pendidikan manula disebut
Gerogogi.
35. Meski terkadang rangkaian teori pedagogik dapat berlainan dengan praktek di lapangan, namun
pedagogik sebagai suatu sistem pengetahuan tentang pendidikan anak diperlukan, karena akan
menjadi dasar bagi praktek mendidik anak.
36. Gaya belajar dan berpikir adalah cara yang dipilih oleh seseorang untuk menggunakan
kemampuannya.
37. Siswa yang memiliki standar tinggi dalam menyelesaikan tugasnya, dapat digolongkan ke dalam
siswa yang memiliki gaya belajar reflektif.
38. Gaya belajar dimana siswa mempelajari materi pelajaran dengan satu cara untuk membantu mereka
memahami makna materi tersebut dikenal dengan nama gaya mendalam.
39. Gaya belajar yang tidak dapat mengaitkan apa-apa yang dipelajari dengan kerangka konseptual yang
lebih luas dan seringkali hanya mengingat informasi dan bersikap pasif, dikenal dengan gaya belajar
dangkal.
40. Memberitahukan pada siswa bahwa ada yang lebih penting dari sekedar mengingat materi.
Kemudian, rangsang mereka untuk menghubungkan materi pelajaran sekarang dengan apa yang
mereka pelajari sebelumnya, merupakan strategi pembelajaran untuk gaya belajar dangkal agar
belajar mendalam.
41. Menurut Rose & Nicholl, gaya belajar melalui aktivitas fisik dan keterlibatan langsung disebut
kinestetik.
42. Gaya berpikir yang utamanya berfokus pada pengambilan pesan dan menghasilkan atau
mengkonversi suatu jawaban tunggal yang tepat atas sesuatu masalah disebut Gaya Berpikir
Konvergen.
43. Gaya berpikir yang tidak berfokus pada suatu jawaban yang tepat–penekanannya pada kemampuan
untuk menghasilkan jawaban-jawaban yang jangkauannya luas disebut Gaya Berpikir Divergen.
44. Masalah-masalah yang bersifat tertutup membutuhkan pemikiran konvergen.
45. Gaya berpikir yang menggunakan pendekatan yang fleksibel dalam pemecahan masalah disebut
dengan Gaya Berpikir Lateral.
46. Dalam melaksanakan langkah-langkah perbaikan pembelajaran yang telah dirancang melalui
Penelitian Tindakan Kelas antara lain guru mengevaluasi kembali rancangan, mengatasi kelemahan
yang ada.
47. Usaha dalam membimbing siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial mereka antara lain
dapat dilihat dalam usaha guru mendiskusikan bagaimana mengatasi permasalahan sosial di sekitar
siswa.
48. Usaha guru dalam menggunakan hasil analisis untuk menentukan ketuntasan belajar dapat dilihat
dalam pernyataan berikut, yaitu merencanakan pengajaran remedi.
49. Salah satu tindakan guru dalam mengolah hasil penilaian tes belajar untuk soal pilihan ganda, yaitu
memberikan pembobotan nilai untuk tiap soal.
50. Kemampuan dalam proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika tapi masih terikat
dengan objek-objek bersifat kongkrit merupakan ciri-ciri kemampuan anak yang berada dalam
rentang usia 7 - 11/12 tahun.
Menurut teori perkembangan kognisi, seorang kanak-kanak mempelajari segala sesuatu mengenai
dunia melalui tindakan-tindakan dari perilakunya dan kemudian baru melalui bahasa.
Piaget mengelompokkan tahap-tahap perkembangan kognitif menjadi 4 tahap, yaitu :
1. Tahap Sensorimotor (0-2 tahun)
Pada tahap ini, pemikiran anak dilandaskan pada tindakan inderawinya.
2. Tahap PraOperasi (2-7 tahun)
Pada tahap ini, anak mulai berpikir dengan menggunakan simbol-simbol untuk menghadirkan
suatu benda atau pemikiran, khususnya penggunaan bahasa.
3. Tahap Operasi Konkret (8-11 tahun)
Pada tahap ini, anak mulai berpikir dengan menggunakan aturan-aturan logis yang jelas.
4. Tahap Operasi Formal (11 tahun ke atas)
Pada tahap ini, anak mulai berpikir abstrak, hipotesis, deduktif dan induktif.
Download