LAPORAN PENDAHULUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA (NUTRISI) I. Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi 1.1 DEFINISI Nutrisi adalah proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh. Dimana zat makanan itu terdiri atas zat-zat gizi dan zat lain yang dapat menghasilkan energi dan tenaga. Nutrisi juga berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahanbahan penting dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah keadaaan dimana individu yang mengalami kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolic.( Wilkinso Judith M. 2007. 1.2 Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rectum dan anus. a. Mulut Gigi berfungsi untuk menghancurkan makanan pada awal proses pencernaan. Mengunyah dengan baik dapat mencegah terjadinya luka parut pada permukaan saluran pencernaan. Setelah dikunyah lidah mendorong gumpalan makanan ke dalam faring, dimana makanan bergerak ke esophagus bagian atas dan kemudian ke bawah ke dalam lambung. b. Esofagus Esofagus adalah sebuah tube yang panjang. Sepertiga bagian atas adalah terdiri dari otot yang bertulang dan sisanya adalah otot yang licin. Permukaannya diliputi selaput mukosa yang mengeluarkan secret mukoid yang berguna untuk perlindungan. c. Lambung Gumpalan makanan memasuki lambung, dengan bagian porsi terbesar dari saluran pencernaan. Pergerakan makanan melalui lambung dan usus dimungkinkan dengan adanya peristaltic, yaitu gerakan konstraksi dan relaksasi secara bergantian dari otot yang mendorong substansi makanan dalam gerakan menyerupai gelombang. Pada saat makanan bergerak ke arah spingter pylorus pada ujung distal lambung, gelombang peristaltik meningkat. Kini gumpalan lembek makanan telah menjadi substansi yang disebut chyme. Chyme ini dipompa melalui spingter pylorus kedalam duodenum. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk mengosongkan kembali lambung setelah makan adalah 2sampai 6 jam. d. Usus halus Usus halus yang terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum yang panjangnya kirakira 6 meter dengan diameter 2,5 cm. Usus besar terdiri dari rectum, colon dan rectum yang kemudian bermuara pada anus. Panjang usus besar sekitar 1,5 meter dengan diameter kira-kira 6 cm. Usus menerima makanan yang sudah berbentuk chime (setengah padat) dari lambung untuk mengabsorbsi air, nutrient, potassium, bikarbonat dan enzim. Chyme bergerak karena adanya peristaltik usus dan akan berkumpul menjadi feses di usus besar. Dari makan sampai mencapai rectum normalnya diperlukan waktu 12 jam. Gerakan colon dibagi menjadi 3 bagian yaitu, pertama houstral shuffing adalah gerakan mencampur chyme untuk membantu mengabsorbsi air, kedua kontraksi haustrl yaitu gerakan untuk mendorong materi air dan semi padat sepanjang colon, ketiga gerakan peristaltic yaitu gerakan maju ke anus yang berupa gelombang. Makanan yang sudah melewati usus halus : Chyme, akan tiba di rectum 4 hari setelah ditelan, jumlah chime yang direabsorbsi kurang lebih 350 ml. e. Usus besar (kolon) Kolon orang dewasa, panjangnya kurang lebih 125-150 cm atau 50-60 inch, terdiri dari :Sekum, yang berhubungan langsung dengan usus halus. Kolon terdiri dari kolon asenden, transversum, desenden dan sigmoid. Rektum, 10-15 cm/ 4-6 inch. Fungsi utama usus besar (kolon) adalah : 1. Absorbsi air dan nutrient 2. Proteksi/ perlindungan dengan mensekresikan mucus yang akan melindungi dinding usus trauma oleh feses dan aktivitas bakteri. 3. Menghantarkan sisa makanan sampai ke anus dengan cara berkontraksi. 4. Anus/ anal/ orifisium eksternal Panjangnya kurang lebih 2,5-5 cm atau 1-2 inch, mempunyai 2 spingter yaitu internal (involunter) dan eksternal (volunter). Panjang rectum bervariasi, sesuai dengan usia : Bayi : 2,5-3,8 cm Toddler : 4 cm Pra sekolah : 7,6 cm Sekolah : 10 cm Dewasa : 10-15 cm 1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi a. Pengetahuan Rendahnya pengetahuan tentang manfaat makanan bergiri dapat memengaruhi pola konsumsi makan, hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan pemenuhan kebutuhan gizi. b. Prasangka Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan yang bernilai gizi tinggi, dapat memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah, tempe yang merupakan sumber protein yang baik dan murah, tidak digunakan dalam makanan sehari-hari, karena masyarakat menganggap bahwa mengonsumsi tempe dapat merendahkan derajat mereka. c. Kebiasaan Adanya kebiasaan yang buruk atau pantangan terhadap makanan tertentu dapat juga memengaruhi status gizi. Misalnya, di beberapa daerah, terdapat larangan makan pisang, pepaya, bagi para gadis remaja. Padahal, makanan itu merupakan sumber vitamin yang baik. Ada pula larangan makan ikan bagi anak-anak, karena ikan dianggap mengakibatkan cacingan. Padahal, ikan mcrupakan sumber protein yang sangat baik bagi anak-anak. d. Kesukaan Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh rat-zat gizi yang dibutuhkan secara cukup. Kesukaan dapat mengakibatkan banyak terjadi kasus malnutrisi pada rcmaja karcna asupan gizinya tidak sesuai dengan yang dibutuhkan tubuh. e. Ekonomi Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi, penyediaan makanan bergizi, membutuhkan dana yang tidak sedikit karena perubahan status gizi dipengaruhi oleh status ekonomi. Dengan kata lain, orang dengan status ekonomi kurang biasanya kesulitan dalam mcnyediakan makanan bergizi. Sebaliknya orang dengan status ekonomi cukup lebih mudah untuk menyediakaan makanan yang bergizi. 1.4 Macam – Macam Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi 1. Protein Calorie Malnutrition (PCM/PEM) Suatu kondisi status nutrisi buruk akibat kurangnya kualitas dan kuantitas konsumsi nutrisi, dengan kategori sebagai berikut : a. PCM/ PEM ringan : BB < 80 % BB Normal sesuai umur. b. PCM/ PEM sedang : BB 60 % BB Normal sesuai umur s/d 80 % BB Normal. c. PCM/ PEM berat : BB < 60 % BB Normal sesuai umur. PCM yang terjadi di lingkungan fasilitas kesehatan : a. Status defisiensi Protein Keadaan defisiensi protein dapat terjadi dalam jangka pendek pada klien yang mengalami stres berat akibat berbagai gangguan tubuh (pembedahan penyakit akut, dll) Tanda klinis : lelah, apatis, edema, kadar protein menurun, penurunan berat badan, kemunduran otot, wajah tampak tua. b. Cachexia Dapat terjadi secara gradual akibat kurangnya intake nutrisi yang adekuat dalam jangka panjang. Gejala klinis (menyerupai marasmus) : lapar, berat badan menurun drastis, kemunduran otot, diare. c. Mixed stated Kondisi ini dapat terjadi pada pasien yang mengalami cachexia dan stres yang akut. Efek dari mixed state dapat berakibat buruk akibat hilangnya nutrisi-nutrisi vital, vitamin, dan zat besi. Tanda klinis : defisit neurologis, gangguan kulit, gangguan penglihatan. d. Obesitas Status obesitas dapat ditegakkan apabila berat badan lebih dari normal (20%-30% > Normal) e. Overweight Suatu keadaan BB 10 % melebihi berat badan ideal. 2. Kwashiorkor Malnutrisi yang terjadi akibat diet protein yang tidak adekuat pada bayi ketika sudah tidak mendapatkan asi. Defisiensi dapat berakibat : retardasi mental, kemunduran pertumbuhan, apatis, edema, otot-otot tidak tumbuh, depigmentasi kulit, dermatitis. 3. Marasmus Sindrom akibat defisiensi kalori dan protein. Defisiensi kalori berkibat : kelaparan, hilangnya jaringan-jaringn tubuh, BB kurang dari normal, diare. PCM juga dapat terjadi akibat kurang baiknya penanganan klien selama menjalani proses perawatan di berbagai fasilitas kesehatan. II. Rencana Asuhan Klien Dengan Gangguan Kebutuhan Nutrisi 2.1 PENGKAJIAN 2.1.1 Riwayat keperawatan Usia, jenis kelamin, dan tingkat aktivitas Kesulitan makan (gangguan mengunyah atau menelan) Perubahan nafsu makan Perubahan berat badan Ketidakmampuan fisik Kepercayaan budaya dan agama yang mempengaruhi dalam pemilihan makanan Status kesehatan umum dan kondisi medis Riwayat pengobatan 2.1.2 Pemeriksaan fisik Pengkajian tidak hanya berfokus pada jaringan yang berproliferasi secara cepat seperti kulit, rambut, kuku, mata, dan mukosa tetapi juga meliputi tinjauan sistematis yang dapat dibandingkan dengan setiap pemeriksaan fisik yang rutin. Tanda Klinis malnutrisi : Area pemeriksaan Tanda- tanda Penampilan umum Apatis, tidak bersemangat, lelah, mudah letih BB Berlebih/ kurang Kulit Kering, berlapis, bersisik, pucat/ berpigmen, ada petekie/ memar, lemak subkutan kurang Kuku Rapuh, pucat, melengkung, bentuk seperti sendok Rambut Kering, kusam, jarang, warna memudar, rapuh Mata Konjungtiva pucat/merah,, kering, kornea lunak, kornea berawan Bibir Bengkak, pecah berwarna merah di pinggir mulut, fisura vertical Lidah Bengkak, berwarna merah, penampakan halus Gusi Berspons, bengkak, mudah berdarah, meradang Otot Lemah, mengecil System Anoreksia, tidak mampu mencerna, diare, konstipasi, gastrointestinal pembesaran hati Saraf Penurunan refleks, kehilangan sensorik, rasa terbakar, kesemutan di tangan dan kaki, iritabilitas 2.1.3 PEMERIKSAAN PENUNJANG a. Pemeriksaan Laboratorium 1) Albumin (N:4-5,5 mg/100ml) 2) Transferin (N:170-25 MG/100 ML) 3) Hb (N: 12 MG%) 4) BUN (N:10-20 mg/100ml) 5) Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N :LAKI-LAK1: 0,6-1,3 MG/100 ML,WANITA: 0,5 1,0 MG/ 100 ML) b. Pengukuran antropometri : - BB ideal : (TB – 100) ± 10 % - Lingkar pergelangnan tangan - Lingkar lengan atas (LLA) Nilai normal wanita : 28,5 cm Pria : 28,3 cm - Lipatan kulit pada otot trisep (TSF) Nilai normal wanita : 16,5 – 18 cm Pria : 12,5 -. 16,5 cm c. Clinis Metode ini didasarkan atas perubahan yang terjadi yang digunakan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel seperti : kulit, rambut, dan mata. d. Diet Makanan yang dimakan jenisnya dan porsinya. 2.2 Diagnosa Keperawatan Diagnosa 1 : Ketidak seimbangan nutrisi , Kurang dari kebutuhan tubuh. 2.2.1 DEFINISI : Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebuthan metabolik 2.2.2 BATASAN KARAKTERISTIK Kram abdomen Nyeri abdomen Menghindari makan Berat badan 20% atau lebih dibawah berat badan ideal Kerapuhan kapiler Diare Kehilangan rambut berlebihan Bising usus hiperaktif Kurang makanan Kurang informasi Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat Kurang minat pada makanan Kesalahan konsepsi Kesalahan informasi Membrane mukosa pucat Ketidakmampuan memakan makanan Tonus otot menurun Menegluh asupan makanan kurang dari RDA (recommended daily allowance) Cepat kenyang setelah makan Sariawan rongga mulut Stetorea Kelemahan otot pengunyah Kelemahan otot untuk menelan 2.2.3 FAKTOR YANG BERHUBUNGAN Factor biologis Factor ekonomi Ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrient Ketidakmampuan untuk mencerna makanan Ketidakmampuan untuk menelan makanan Factor psikologis. Diagnosa 2 : Hipertermi 2.2.4 Definisi : yaitu Suhu tubuh meningkat di atas kisaran normal. 2.2.5 Batasan Karakteristik : Hiperthermia ditandai oleh tanda dan gejala berikut: 2.2.6 Suhu tubuh di atas kisaran normal Kulitnya panas dan memerah Meningkatnya detak jantung Peningkatan laju pernafasan Kehilangan selera makan Malaise atau kelemahan Kejang Faktor Yang Berhubungan Berikut adalah beberapa faktor yang mungkin terkait dengan Hyperthermia: Anestesi Dehidrasi Terkena lingkungan yang panas Penyakit atau trauma Ketidakmampuan untuk berkeringat Meningkatnya tingkat metabolisme Obat-obatan Aktivitas yang kuat B. DAFTAR DIAGNOSAKEPERAWATAN/MASALAH KOLABORATIF BERDASARKAN PRIORITAS No. Tanggal,Jam Diagnosa Keperawatan ditemukan 1 17Agustus 2011 Hipertermi b/d proses penyakit d/d badan teraba panas, kondisi lemas, dan suhu tubuh menigkat 2 17 Agustus 2011 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d tidak mampu dalam memasukkan, Tanggal Teratasi Ttd mencerna, mengabsorbsi makanan karena faktor biologis, psikologi d/d mual, muntah 3 17 Agustus 2011 Gangguan pola tidur b/d suhu tubuh tinggi d/d adanya kantong mata, mata tampak sayu dan konjungtiva anemis. 4 18 Agustus 2011 Difisit self care ; mandi b/d penurunan motivasi d/d bau badan, kulit kusam dan kotor. C. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN Hari/tgl NoDx RENCANA KEPERAWATAN Tujuan & KH Rabu Intervensi Ttd Rasional Diagnosa Setelah dilakukan 1) Kaji intake px 1) Sebagai informasi 17/8/2011 1 asuhan 2) keperawatan Tingkatkan dasar intake makan perencanaan awal selama 3 x 24 jam melalui : diharapkan pemenuhan dan validasi data 2) Kurangi gangguan terpenuhi Jaga privasi px 3) dengan KH : Cara khusus dari tingkatakan nafsu kebutuhan nutrisi luar px untuk makan Memudahkan BB meningkat Sajikan makanan masuk 4) Mulut yang bersih makanan dalam Px tidak mual kondisi hangat Px tidak muntah 3) meningkatkan Selingi makan nafsu makan Meningkatkan Nafsu makan px dengan minum 5) 4) Jaga kebersihan intake makanan meningkat 6) Memberikan mulut px IMT : 20 – 25 5) mampu Px Berikan makan asupan diit yang menghabiskan sedikit makanan 1 porsi sering 6) tapi tepat Kolaborasi dengan ahli gizi Rabu Diagnosa Setelah dilakukan 1) 17/8/2011 2 Observasi 1) Sebagai informasi asuhan perubahan suhu dasar keperawatan px perencanaan awal selama 3 x 24 jam 2) diharapkan untuk Berikan dan validasi data suhu kompres hangat2) Untuk tubuh px kembali 3) Anjurkan pasien menurunkan suhu normal dengan untuk KH : banyak tubuh px minum air putih3) Px tidak terlihat 4) Badan px teraba pakaian hangat TD : 120/80 mmHg 5) RR : 20 x/mnt tidak Anjurkan kekurangan cairan memakai lemas Agar dan eletrolit yang 4) Agar keringat menyerap tidak mengendap keringat dan penguapan Delegatif lebih cepat Nadi : 100 x/mnt pemberian Suhu : 36 C antiperatik 5) Untuk dan menurunkan panas antiseptik serta memperkuat pertahanan tubuh px Rabu 17/8/2011 3 Setelah dilakukan 1) Kaji masalah 1) Memberikan asuhan gangguan tidur informasi keperawatan px, karakteristik dalam menentukan selama 1 x 30 dan penyebab menit diharapkan 2) pola kembali tidur dengan KH : rencana Bunyi hp/alarm keperawatan px dikecilkan normal 3) dasar 2) Mengurangi Lakukan gangguan tidur massagepada 3) Mengurangi Px dapat tidur + 8 daerah belakang gangguan tidur -10 jam leher, tutup tidak jendela/pintu Px terbangun pada malam hari Tidak terdapat kantong mata Konjungtiva ananemis Kamis 4 Setelah dilakukan 1) 18/8/2011 Kaji 1) Memberikan asuhan kemampuan px informasi keperawatan dalam dasar dalam menentukan selama 1 x 20 perawatan diri ; rencana menit diharapkan mandi kebutuhan 2) keperawatan Berikan 2) perawatan diri ; penjelasan kepercayaan mandi dan motivasi px sebelum terpenuhi dengan tindakan KH : Meningkatkan 3) 3) tempat perawatan diri ; tidur mandi 4) Px terlihat bersih4) Jaga privasi dan Kulit px bersih Px Nampak segar5) keamanan Memberikan keamanan dan Observasi TTV kenyamanan px 6) Untuk memenuhi Lakukan mandi kebutuhan Tidak tercium bau diatas badan diri 5) Berikan HE perubahan tentang keadaan px perawatan diri 6) ; mandi, Mengecek Meningkatkan pengethauan memotong kuku, motivasi dann hygiene dan dalam oral perawatan diri DAFTAR PUSTAKA Akper PPNI Solo. 2009. Konsep-Pengkajian-Nutrisi-dan- Cairan. http://askep-akper. Blogspot.com/2009/06/konsep-pengkajian-nutrisi-=dan-cairan.html. Dewi Christyawati,Maria.2010.Modul KDM II Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi.Surakarta: Politeknik Kesehatan Surakarta Mubarak, dkk. 2008. Buku Ajar KDM. Jakarta: EKG Potter and Perry.2003. Fundamental of Nursing. Australia: Mosby Tarwoto dan Wartowah. 2004. KDM dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika