Uploaded by alviandeny03

Proposal Skripsi David

advertisement
STUDI KUALITAS CAMPURAN BRIKET BERBAHAN DASAR KULIT
KEMIRI DAN TEMPURUNG KLUWAK DENGAN VARIASI PEREKAT TEPUNG
TAPIOKA
PROPOSAL SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Teknik
Oleh :
DAVID KHOIRUL MUSTOFA
155100200111014
JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul
: Studi Kualitas Campuran Briket Berbahan Dasar Kulit
Kemiri Dan Tempurung Kluwak Dengan Variasi Perekat
Tepung Tapioka.
Nama Mahasiswa
: David Khoirul Mustofa
NIM
: 155100200111014
Jurusan
: Keteknikan Pertanian
Fakultas
: Teknologi Pertanian
Menyetujui
Pembimbing Pertama,
Pembimbing Kedua,
Dr. Yusuf Wibisono, STP, M.Sc
Dr. Ir. Musthofa Lutfi, MP
NIP. 19800107 200212 1 003
NIP. 19691113 199802 1 002
Tanggal Persetujuan:
Tanggal Persetujuan:
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Judul
: Studi Kualitas Campuran Briket Berbahan Dasar Kulit
Kemiri Dan Tempurung Kluwak Dengan Variasi Perekat
Tepung Tapioka.
Nama Mahasiswa
: David Khoirul Mustofa
NIM
: 155100200111014
Jurusan
: Keteknikan Pertanian
Fakultas
: Teknologi Pertanian
Pembimbing Pertama,
Pembimbing Kedua,
Dr. Yusuf Wibisono, STP, M.Sc
Dr. Ir. Musthofa Lutfi, MP
NIP. 19800107 200212 1 003
NIP. 19691113 199802 1 002
Ketua Jurusan,
La Choviya Hawa, STP, MP,PhD
NIP. 19780307 200012 2 001
iii
David Khoirul Mustofa. 155100200111014. Studi Kualitas Campuran Briket
Berbahan Dasar Kulit
Kemiri Dan Tempurung Kluwak Dengan Variasi
Perekat Tepung Tapioka. TA. Pembimbing: Dr. Yusuf Wibisono, STP, M.Sc
dan Dr. Ir. Musthofa Lutfi, MP.
RINGKASAN
Kata kunci: Biomassa, Kulit Kemiri, Tempurung Kluwak, Briket
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkah dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir (TA) yang berjudul “Studi
Kualitas Campuran Briket Berbahan Dasar Kulit Kemiri Dan Tempurung Kluwak
Dengan Variasi Perekat Tepung Tapioka”.
Tujuan penyusunan TA ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan
gelar Sarjana Teknik bagi penulis. Gelar tersebut sesuai dengan studi yang
dtempuh oleh penulis yaitu Teknik Pertanian Universitas Brawijaya.
Selama penyusunan TA ini penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan,
arahan, semangat, dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Yusuf Wibisono, STP, M.Sc. selaku dosen pembimbing utama dan
Bapak Dr. Ir. Musthofa Lutfi, MP. selaku dosen pembimbing kedua yang telah
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.
2. Ibu La Choviya Hawa, STP, MP, Phd. selaku ketua Jurusan Keteknikan
Pertanian Universitas Brawijaya Malang.
3. Kedua orang tua saya, Bapak Rofi’i dan Ibu Farida, yang selalu memberikan
do’a, dorongan semangat, dan motivasi yang tak henti-hentinya serta mendidik
dan merawat penulis mulai dari kecil hingga saat ini.
4. Plato Vrendito, Raka Ari, dan Alvian deny selaku rekan penelitian.
5. Teman-teman Teknik Pertanian 2015 yang telah memberikan semangat dan
doa kepada penulis dalam penyelesaian proposal skripsi ini.
Malang,
Penulis
v
DAFTAR ISI
COVER......................................................... Ошибка! Закладка не определена.
LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iii
RINGKASAN ...................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1
Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2
Rumusan Masalah ......................................................................................... 3
1.3
Tujuan Penelitan............................................................................................. 3
1.4
Manfaat Penelitian ......................................................................................... 4
1.5
Batasan Masalah ............................................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 5
2.1
Biomassa................................................ Ошибка! Закладка не определена.
2.2
Kemiri ...................................................... Ошибка! Закладка не определена.
2.3
Kluwak..................................................... Ошибка! Закладка не определена.
2.4
Perekat Tepung Tapioka .................... Ошибка! Закладка не определена.
2.5
Briket Arang........................................... Ошибка! Закладка не определена.
2.6
Prinsip Pembuatan Briket Arang ..... Ошибка! Закладка не определена.
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 11
3.1
Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................................... 11
3.2
Alat dan Bahan ............................................................................................. 11
3.2.1
Peralatan yang Digunakan ......................................................... 11
3.2.2
Bahan yang Digunakan .............................................................. 11
3.3
3.4
Metode Penelitian
Prosedur Kerja ...................................... Ошибка! Закладка не определена.
3.4.1
Proses Karbonisasi .............. Ошибка! Закладка не определена.
3.4.2
Pembuatan Briket Arang ....... Ошибка! Закладка не определена.
3.5
Uji Kualitas Mutu Briket ...................... Ошибка! Закладка не определена.
DAFTAR PUSTAKA .......................................... Ошибка! Закладка не определена.
vi
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kandungan Unsur Kulit Kemiri ......................................................... 5
Tabel 2.2 Standar Mutu Briket Arang ............................................................... 7
Tabel ................................................................................................................ 11
Tabel 3.1 Kombinasi Perlakuan ...................................................................... 14
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Diagram Alir Pembuatan Bioplastik ........................................... 16
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan energi semakin meningkat seiring dengan bertambahnya
jumlah populasi manusia dan peningkatan perekonomian masyarakat. Pada
umumnya energi yang digunakan di Indonesia merupakan energi fosil yang
berasal dari dalam perut bumi. Penggunaan energi fosil yang dilakukan secara
terus – menerus, akan mengakibatkan cadangan minyak bumi semakin menipis.
Hal tersebut yang mendorong pemerintah Indonesia menerbitkan peraturan
presiden nomor 5 tahun 2006 tentang kebijakan energi untuk mengembangkan
sumber energi alternatif sebagai pengganti BBM (Haryadi, 2009). Oleh karena itu,
perlu dilakukan ekplorasi dan eksploitasi terhadap sumber energi alternatif yang
tersedia. Salah satu energi alternatif yang dapat dikembangkan adalah energi
biomassa. Biomassa merupakan bahan organik yang dihasilkan melalui proses
fotosintetik, baik berupa produk maupun buangan (Arhamsyah, 2010). Contoh
dari biomassa antara lain yaitu tanaman, pepohonan, rumput, ubi, limbah
pertanian dan limbah
hutan. Salah satu biomassa yang banyak terdapat di
Indonesia adalah limbah pertanian, contohnya yaitu kulit kemiri dan tempurung
kluwak (kulit buah kepayang). Limbah pertanian tersebut dapat diolah dan
dimanfaatkan menjadi bahan bakar padat buatan. Bahan bakar padat buatan lebih
luas penggunaannya sebagai bahan bakar alternatif yang disebut bio briket. Briket
bioarang merupakan salah satu sumber energi alternatif yang dapat digunakan
untuk menggantikan sebagian dari penggunaan minyak tanah. Briket bioarang
merupakan bahan bakar yang berwujud padat dan berasal dari sisa-sisa bahan
organik (Budiman et al., 2011).
Tumbuhan kepayang atau sering disebut kluwak (Pangium edule) adalah
tumbuhan liar yang tumbuh di Melanesia dan Asia Tenggara, termasuk juga
Indonesia. Tumbuhan ini menyebar di dataran rendah hingga daerah perbukitan
(Arif et al, 2015). Karena termasuk dalam tumbuhan liar, maka tanaman ini masih
belum dimanfaatkan secara maksimal. Hal tersebut menyebabkan banyak bagian
dari tanaman yang terbuang, salah satunya yaitu bagian kulit kluwak. Tempurung
kluwak merupakan salah satu biomassa yang mengandung kadar karbon cukup
tinggi karena memiliki ketebalan kulit antara 10 – 20 cm, sehingga dapat digunakan
sebagai bahan dasar pembuatan briket bioarang.
1
Kemiri merupakan tanaman perkebunan yang termasuk dalam Family
Euphorbiaceae. Kemiri mempunyai dua lapis kulit yaitu kulit buah dan tempurung.
Setiap kilogram bijih kemiri dapat menghasilkan 30% buah dan 70% tempurung.
Bagian tempurung pada buah kemiri selama ini hanya menjadi limbah, karena
belum sama sekali dimanfaatkan oleh masyarakat. Padahal tempurung kemiri
memiliki potensi untuk diolah menjadi briket. Hal tersebut dikarenakan tempurung
kemiri memiliki nilai kalor sebesar 7.958.33 kal/gr ketika telah diolah menjasi briket
(Sihombing, 2006).
Pembuatan briket arang dari limbah pertanian dapat dilakukan dengan
menambahkan bahan perekat, dimana bahan baku diarangkan terlebih dahulu,
kemudian ditumbuk, diayak, dicampur dengan perekat, dicetak dengan sistem
hidrolik maupun manual dan selanjutnya dikeringkan. Pembuatan briket dengan
penggunaan bahan perekat akan lebih baik hasilnya jika dibandingkan tanpa
menggunakan bahan perekat. Disamping meningkatkan nilai bakar dari bioarang,
kekuatan briket arang oleh tekanan luar juga lebih baik (tidak mudah pecah)
(Ndraha, 2009). Pembuatan briket arang harus memenuhi standar, agar diperoleh
kualitas briket yang baik. Menurut Lawalata (2016), kualitas briket yang baik
adalah briket yang memiliki nilai kalor tinggi, kadar air rendah, kadar abu rendah,
kadar karbon terikat tinggi dan keteguhan tekan tinggi. Berdasarkan latar belakang
tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan studi kualitas campuran briket
berbahan dasar kulit kemiri (Aleurites moluccanus) dan tempurung kluwak
(Pangium edule) dengan variasi perekat tepung tapioka.
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut rumusan masalah dari penelitian ini
adalah:
1. Bagaimana proses pembuatan briket arang berbahan dasar kulit kemiri dan
tempurung kluwak?
2. Bagaimana pengujian hasil kualitas briket arang berbahan dasar kulit kemiri
dan tempurung kluwak?
3. Bagaimana perbedaan hasil pengujian kualitas briket arang berbahan dasar
kulit kemiri dan tempurung kluwak dibandingkan dengan standar kualitas
briket arang
1.3 Tujuan Penelitan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui proses pembuatan briket arang berbahan dasar kulit kemiri dan
tempurung kluwak
2. Melakukan pengujian kualitas briket berdasarkan kadar air, kadar abu, nilai
kalor, laju pembakaran, dan kerapatan massa briket arang berbahan dasar
kulit kemiri dan tempurung kluwak
3. Mengidentifikasi hasil pengujian kualitas briket arang berbahan dasar kulit
kemiri dan tempurung kluwak untuk mengetahui perbandingan dengan
standar kualitas briket arang.
3
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Dapat menjadi salah satu alternatif energi bahan bakar biomassa untuk
pengganti bahan bakar fosil
2. Dapat dijadikan sebagai salah satu solusi pelestarian lingkungan karena
memanfaatkan limbah bahan pertanian yang dapat merusak lingkungan
menjadi energi bahan bakar biomassa terbarukan yang dapat bermanfaat
bagi masyarakat.
3. Bagi peneliti, dapat dijadikan sebagai acuan dan perbandingan untuk
penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan objek ini.
1.5 Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi dengan:
1. Penelitian yang dilakukan hanya untuk mengetahui kualitas briket arang
berbahan dasar kulit kemiri dan tempurung kluwak
2. Parameter dalam penelitian ini hanya melakukan pengujian terhadap kadar
air, kadar abu, nilai kalor, laju pembakaran, dan kerapatan massa briket
arang berbahan dasar kulit kemiri dan tempurung kluwak
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Biomassa
Biomassa didefinisikan sebagai material tanaman, tumbuh-tumbuhan, atau
sisa hasil pertanian yang digunakan sebagai bahan bakar atau sumber bahan
bakar. Biomassa merupakan produk fotosintesis, yakni butir-butir hijau daun yang
bekerja sebagai sel surya, menyerap energi matahari dan mengkonversi karbon
dioksida dengan air menjadi suatu senyawa karbon, hidrogen dan oksigen.
Senyawa ini dapat digunakan sebagai suatu penyerapan energi yang dapat
dikonversi menjadi suatu produk lain. Hasil konversi dari senyawa itu dapat
berbentuk arang atau karbon, alkohol kayu, dan sebagainya (Hidayah, 2014).
Biomassa merupakan bahan-bahan organik berumur relatif muda dan
berasal dari tumbuhan, hewan, produk dan limbah industri budidaya (pertanian,
perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan). Unsur utama dari biomassa
adalah bermacam – macam zat kimia (molekul) yang sebagian besar mengandung
atom karbon (C). Biomassa secara garis besar tersusun dari selulosa dan lignin
(sering disebut lignin selulosa). Keunggulan dari biomassa adalah harganya yang
lebih murah dibandingkan dengan sumber energi lainnya. Kondisi ini dapa terjadi
karena jumlahnya yang sangat melimpah dan umumnya merupakan limbah dari
suatu aktivitas masyarakat. Namun demikian, dengan range nilai kalor antara
3.000–4.500 cal/gr, energi yang dikandungnya masih sangat potensial untuk
dimanfaatkan terutama dalam rangka membangkitkan energi panas. Biomassa
juga dikategorikan sebagai bahan bakar karbon netral (Arni et al., 2014).
2.2
Kemiri
Aleurites moluccana Willd, atau lebih dikenal dengan nama kemiri,
merupakan salah satu pohon serbaguna yang sudah dibudidayakan secara luas
di dunia. Jenis ini merupakan jenis asli Indo-Malaysia dan sudah diintroduksikan
ke Kepulauan Pasifik sejak jaman dahulu. Di Indonesia, kemiri telah lama ditanam,
baik untuk tujuan komersial maupun subsisten untuk menunjang kehidupan
masyarakat sehari-hari, terutama bagi masyarakat Indonesia bagian timur. Jenis
ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan; bijinya dapat digunakan sebagai bahan
media penerangan, masakan dan obat-obatan, sedangkan batangnya dapat
digunakan untuk kayu. Kemiri tergolong pohon berukuran sedang dengan tajuk
5
lebar yang dapat mencapai ketinggian hingga 20 m dan diameter setinggi dada
hingga 90 cm. Pada tempat terbuka, jenis ini umumnya hanya dapat mencapai
ketinggian pohon 10–15 m. Buah kemiri berwarna hijau sampai kecoklatan,
berbentuk oval sampai bulat dengan panjang 5–6 cm dan lebar 5–7 cm. Kulit biji
kemiri umumnya kasar, hitam, keras dan berbentuk bulat panjang sekitar 2,5–3,5
cm (Krisnawati et al., 2011).
Tabel 2.1 Kandungan Unsur Kulit Kemiri
Unsur
Kulit Kemiri (%)
C
47,50
H
5,80
N
0,16
S
-
O
46,50
Sumber: Turmuzi, 2005
Kemiri (Aleurites moluccana Wild), merupakan salah satu komoditas Hasil
Hutan Non Kayu (HHNK) penting, biasa digunakan sebagai bahan dasar cat,
pernis, tinta, sabun, pengawet kayu, minyak rambut, bahan pembatik, dan bumbu
masak. Kegunaan kemiri sangat beragam. Bagian tanaman kemiri dapat
dimanfaatkan untuk keperluan manusia. Batang kayunya digunakan sebagai
bahan pembuat pulp dan batang korek, daunnya dapat digunakan sebagai obat
tradisonal, bijinya biasa digunakan sebagai bumbu masak, sedangkan tempurung
bijinya digunakan untuk obat nyamuk bakar dan arang (Yovial et al., 2017).
2.3
Kluwak
Pangi (Pangium edule Reinw) merupakan salah satu jenis tumbuhan
berhabitus pohon yang tersebar sangat luas di wilayah Indonesia, Malaysia,
Filipina, Papua Nugini, Mikonesia, dan Melanisia. Dalam khasanah flora Indonesia,
pangi (nama lain pakem, kluwek) memiliki berbagai khasiat baik sebagai bahan
rempah, sayur, atau obat-obatan. Di ekosistem alaminya, pangi dapat tumbuh
hingga mencapai 40 meter, memiliki banir, tajuk yang lebat, namun cabang dan
rantingnya mudah patah. Buahnya berbentuk bulat telur sampai lonjong dengan
diameter 10-25 cm, daging buah berwarna putih sampai kuning pucat, memiliki
tekstur lunak dan dapat dimakan. Setiap buahnya dapat berisi hingga18 biji. Biji
pangi memiliki tempurung yang keras jika sudah kering. Tempurung pangi dapat
dimanfaatkan sebagai media karbon aktif yang dapat menurunkan konsentrasi
6
senyawa organik khususnya fenol. Semua bagian dari pohon pangi mengandung
racun namun dalam kadar yang berbeda-beda (Irawati, 2012).
Tempurung kluwak merupakan bahan organik yang selalu terdiri dari
beberapa komponen berupa selulosa, hemiselulosa dan lignin.
Selulosa
merupakan senyawa organik dengan formula (C6H10O5)n yang terdapat pada
dinding sel dan berfungsi untuk mengokohkan struktur. Kandungan selulosa
inilah yang membuat tempurung kluwak memiliki struktur yang keras sama seperti
tempurung kelapa. Sedangkan hemiselulosa adalah polimer polisakarida
heterogen yang tersusun dari unit D-Glukosa, L-Arabiosa dan D-Xilosa yang
mengisi ruang antara serat selulosa didalam dinding sel tumbuhan. Dengan begitu
hemiselulosa adalah matrix pengisi serat selulosa. Selain selulosa dan
hemiselulosa pada tumbuhan juga terdapat lignin yang merupakan senyawa kimia
yang sangat kompleks dan berstruktur amorf. Lignin juga merupakan polimer
dengan berat molekular yang tinggi dengan struktur yang bervariasi.
Lignin
berfungsi sebagai pengikat untuk sel-sel yang lain dan juga memberikan kekuatan
(Latifan, 2012).
2.4
Tepung Tapioka Sebagai Perekat
Dalam pembuatan briket arang, dibutuhkan penambahan perekat hal
tersebut dimaksudkan agar partikel arang saling berikatan dan tidak mudah hancur
dan dapat menurunkan nilai karbon yeng terdapat pada bahan (arang). Perekat
organik menghasilkan abu yang relatif sedikit setelah pembakaran briket dan
umumnya bahan perekat yang efektif, misalnya tepung tapioka (kanji).
Penggunaan perekat kanji memiliki beberapa keuntungan, yaitu: harga murah,
mudah pemakaiannya, dan dapat menghasilkan kekuatan rekat yang tinggi (lestari
et al, 2010)
Tepung tapioka berasal dari umbi ketela pohon yang dibuat menjadi tepung,
yang sering digunakan sebagai bahan untuk pembuatan kue-kue dan aneka
masakan. Pemanfaatan tepung tapioka sebagai bahan perekat karena zat pati
yang terdapat dalam bentuk karbohidrat pada umbi ketela pohon yang berfungsi
sebagai cadangan makanan. Tepung tapioka apabila dibuat sebagai perekat
mempunyai daya rekat yang tinggi dibandingkan dengan tepung-tepung jenis lain.
Penggunaan tepung tapioka sebagai perekat dapat menghasilkan sedikit abu
setelah pembakaran briket (Nuwa, 2018).
7
2.5
Briket Arang
Briket merupakan salah satu sumber energi alternatif yang dapat digunakan
untuk menggantikan sebagian dari kegunaan minyak tanah. Biobriket merupakan
bahan bakar yang berwujud padat dan berasal dari sisa – sisa bahan organik.
Bahan baku pembuatan arang biobriket pada umumnya berasal dari, tempurung
kelapa, serbuk gergaji, dan bungkil sisa pengepresan biji – bijian dan bahan bahan
yang mengandung kadar selulosa yang tinggi (Fitri, 2017).
Briket merupakan baha bakar padat yan terbua dari limbah organik, limbah
pabrik maupun dari limbah perkotaan. Bahan bakar padat ini merupakan bahan
bakar alternatif atau merupakan pengganti bahan bakar minyak yang paling murah
dan dimungkinkan untuk dikembangkan secara masal dalam waktu yang relatif
singkat mengingat teknologi dan peralatan yang digunakan relatif sederhana
(Amanda, 2012). Standar kualitas briket arang dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut:
Tabel 2.2. Standar Kualitas Briket Arang
Standar
Sifat Kualitas Briket Arang
P3HH*
SNI 01-6235-2000
Jepang
Inggris
Amerika
>0,7
-
1-2
0,84
1
Kadar Air (%)
<8
<8
6-8
3-4
6
Keteguhan Tekan (kg/cm2)
>12
-
60
12,7
62
Zat Mudah Menguap (%)
<30
<15
15-30
16
19
Kadar Abu (%)
<8
<8
3-6
8-10
18
Karbon Terikat (%)
>60
-
60-80
75
58
>5.000
6.000-7.000
Kerapatan (g/cm3)
Nilai Kalor (kal/g)
>6.000
7.300
*Puslitbang Hasil Hutan-Bogor (Sudrajat, 1982)
2.6
Prinsip Pembuatan Briket Arang
a. Prinsip karbonisasi
Proses karbonisasi atau pengarangan adalah proses mengubah bahan baku
asal menjadi karbon berwarna hitam melalui pembakaran dalam ruang tertutup
dengan udara yang terbatas atau seminimal mungkin. Proses pengarangan
8
6.500
(pirolisasi) merupakan proses penguraian biomassa menjadi panas pada suhu
lebih dari 150oC. Selama proses pengarangan dengan alur konveksi pirolisa perlu
diperhatikan asap yang ditimbulkan selama proses yaitu jika asab tebal dan putih
berarti bahan sedang mengering, jika asap tebal dan kuning berarti pengkarbonan
sedang berlangsung pada fase ini sebaiknya tungku ditutup dengan maksud agar
oksigen pada ruang pengarangan rendah, sedangkan jika asap semakin menipis
dan berwarna biru berarti pengarangan hampir selesai kemudian drum dibalik dan
proses pembakaran selesai (Rosmiati et al, 2013).
b. Penggilingan dan Pengayakan
Arang yang dihasilkan dari proses karbonisasi biasanya masih berbentuk
bahan aslinya. Oleh karena itu agar diperoleh bentuk dan ukuran arang yang
seragam, diperlukan alat atau mesin penggiling yang dilengkapi saringan sebesar
0,1-0,5 mm. Tipe mesin penggiling yang digunakan biasanya penggilingan tepung
atau juga bisa digunakan blender, namun sebelumnya dihancurkan terlebih dahulu
dalam ukuran yang kecil-kecil tergantung dari ukuran dan tingkat kekerasan
arangnya, kemudian disaring dengan menggunakan saringan dengan ukuran
tertentu (Fitri, 2013).
c. Pencampuran dengan Bahan Perekat
Perekat kanji dibuat dengan cara memasak tepung kanji dengan air
sebanyak 750 mL pada suhu 70ºC sampai membentuk gel. Berat kanji dapat
divariasikan sesuai dengan komposisi terhadap berat serbuk arang. Perekat kanji
yang telah terbentuk selanjutnya dicampur dengan serbuk arang secara merata
hingga membentuk adonan (Maryono, 2013).
d. Mencetak dan Mengeringkan Briket
Pencetakan arang bertujuan untuk memperoleh bentuk yang seragam
dan memudahkan dalam pengemasan serta penggunaannya. Dengan kata lain,
pencetak briket akan memperbmaiki penampilan dan meningkatkan nilai
jualnya. Oleh karena itu bentuk ketahanan briket yang dinginkan tergantung dari
alat pencetak yang digunakan. Umumnya kadar air briket yang telah dicetak
masih sangat tinggi sehingga bersifat basah dan lunak. Oleh karena itu, briket
perlu dikeringkan. Pengeringan bertujuan mengurangi kadar air dan
mengeraskannya hingga aman dari gangguan jamur dan bantuan fisik.
Berdasarkan caranya, dikenal 2 metode pengeringan yaitu penjemuran dengan
sinar matahari dan pengeringan dengan oven (Purnomo, 2015).
9
2.7 Klasifikasi Briket Arang
10
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April 2019 di
Laboratorium Mekatronika Alat dan Mesin Pertanian, Universitas Brawijaya,
Malang. Sedangkan pengujian yang dilakukan dilaksanakan di Laboratorium Motor
Bakar, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, Malang.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1
Peralatan yang Digunakan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sebagai
berikut:
1.
Mesin Pencetak Briket, digunakan untuk mencetak adonan briket
2.
Ayakan 60 Mesh, digunakan untuk menyaring serbuk arang agar
diperoleh ukuran yang seragam
3.
Blender, digunakan untuk mencampur adonan briket arang
4.
Oven, digunakan untuk mengeringkan briket arang
5.
Timbangan Digital, digunakan untuk menimbang massa bahan
6.
Baskom, digunakan sebagai wadah bahan briket
7.
Mortar, digunakan untuk menghancurkan bongkahan arang
menjadi serbuk arang
8.
Cawan, digunakan sebagai wadah sampel
9.
Bomb Kalorimeter, digunakan untuk mengukur nilai kalor
10. Label Nama, digunakan untuk menandakan sampel dari perlakuan
11. Furnace, digunakan sebagai tempat karbonisasi dan pengabuan
bahan
3.2.2
Bahan yang Digunakan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain
sebagai berikut:
1.
Kulit Kemiri dan Tempurung Kluwak, digunakan sebagai bahan
utama pembuatan briket arang
2.
Tepung Tapioka, digunakan sebagai bahan perekat untuk adonan
briket
11
3.
Air, digunakan sebagai bahan tambahan untuk menampur adonan
briket
3.3 Metode Penelitian
Metode
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
adalah
penelitian
eksperimental, yaitu mengadakan percobaan secara langsung untuk memperoleh
data yang teliti. Penelitian ini menggunakan variasi konsentrasi perekat tepung
tapioka,
3.4 Prosedur Kerja
3.4.1
Proses Karbonisasi Sampel Kulit Kemiri dan tempurung Kelapa
3.4.2
Proses Pembuatan Briket Arang
3.4 Uji Kualitas Mutu Briket
3.5
12
18
Download