BAB I ( TA LUTHFI )

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Tahun 1990 awal dikenalnya sistem pembumian (grounding), sebelumnya
sistem-sistem tenaga listrik tidak menggunakan grounding karena ukuran
peralatannya masih kecil dan tidak membahayakan. Seiring berjalannya waktu
sistem-sistem tenaga listrik berkembang pesat dengan tegangan yang semakin
tinggi dan jarak jangkauan yang semakin jauh, oleh sebab itu diperlukannya
sistem pembumian (grounding), untuk mencegah terjadinya potensi bahaya listrik
yang tinggi, baik bagi keselamatan manusia, keamanan peralatan listrik dan juga
sistem pelayanannya itu sendiri.
Sistem pembumian dulunya disebut sistem pentanahan, definisi dari sistem
pembumian itu sendiri adalah sistem hubungan penghantar yang menghubungkan
sistem. Badan peralatan dan instalasi dengan bumi atau tanah sehingga dapat
mengamankan manusia dari sengatan listrik, dan mengamankan komponen –
komponen instalasi dari bahaya tegangan atau arus abnormal. Oleh karena itu,
sistem pembumian menjadi bagian esensial dari sistem tenaga listrik
(Sumardjati, 2005)
Susunan elektroda pembumian dapat dibedakan menjadi empat, yaitu
pembumian elektroda yang ditanam secara vertikal, pembumian elektroda yang
ditanam secara horizontal, penanaman elektroda secara grid, penanaman
elektroda gabungan antara grid dan vertikal. Pembumian secara horizontal
biasanya digunakan pada daerah yang tanahnya keras dan berbatu, Karena lebih
praktis dalam penanamannya tidak terlalu dalam, Sedangkan pembumian vertikal
biasanya digunakan pada struktur tanah yang tidak terlalu keras, Karena
penanamannya lebih dalam. (Hermawan, 1985; Hutahuruk, 1987)
Tahanan pembumian pada elektroda dapat diperkecil dengan mengubah
kedalaman penanaman elektroda, Semakin dalam kedalaman penanaman
elektroda, maka semakin kecil tahanan pembumian. (Tadjudin, 1998).
Perubahan kedalaman penanaman elektroda, tahanan pembumian dapat
diperkecil dengan soil treatment atau perlakuan khusus terhadap nilai tahanan
jenis tanah (Wiwik, PW, 2009). Penambahan arang dengan komposisi tertentu
sangat berpengaruh terhadap besarnya nilai tahanan pembumian pada tanah
kering. Nilai tahanan pembumian tanpa arang adalah 135 Ω pada kedalaman
penanaman 70 cm, sedangkan nilai tahanan pembumian dengan penambahan
arang 100% adalah 26,5 Ω pada kedalaman penanaman 70 cm. Prosentase
penurunan nilai tahanan pembumian setelah ditambahkan arang adalah 81.45%
pada kedalaman penanaman 70 cm. Sistem pembumian yang paling baik adalah
pada penambahan arang 100%. (S. Chandra, 2012).
Pengujian sistem pembumian pada umumnya diperlukan untuk mengetahui
besaran nilai tahanan yang disalurkan ke dalam tanah dengan menggunakan
elektroda utama dan juga elektroda bantu sebagai medianya. Alat ukur nya sendiri
bernama earth resistance tester, banyaknya kejadian terutama pada alat elektronik
yang mengalami kerusakan diakibatkan oleh sistem pembumian yang masih
belum
sesuai
dengan
standar
atau
belum
menggunakan
cara
soil
treatment/perlakuan tanah secara khusus.
Arang adalah salah satu soil treatment yang baik, salah satu keuntungan
menggunakan arang yaitu dapat menurunkan nilai tahanan yang ada di dalam
tanah untuk waktu yang cukup lama. Pengujian nilai tahanan pada sistem
pembumian itu sendiri supaya mendapatkan nilai tahanan yang kecil juga bisa
dilakukan dengan cara memparalel rangkaian elektroda. Pengujian ini perlu
dilakukan untuk menunjang praktikum. Elektroda yang digunakan dalam
percobaan ini yaitu menggunakan elektroda plat. Pengujian ini bertujuan untuk
menurunkan nilai tahanan yang ada di dalam tanah dengan menggunakan soil
treatment arang.
1.2 Perumusan Masalah
Penyusunan tugas akhir pengujian nilai tahanan tanah menggunakan
paralel elektroda plat dengan soil treatment arang ini memiliki rumusan masalah
sebagai berikut :
a. Bagaimana pengaruh ketinggian soil treatment arang terhadap nilai tahanan
pembumian
b. Melakukan analisis pengaruh paralel elektroda plat dengan soil treatment
arang terhadap tahanan pembumian
1.1
Manfaat Pembuatan
Manfaat yang diharapkan dari pengujian nilai tahanan pembumian
menggunakan paralel elektroda plat dengan soil treatment arang di lingkungan
jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang adalah :
1. Menambah topik praktikum sistem proteksi
2. Menambah referensi judul topik dalam praktikum sistem proteksi
3. Mengembangkan laboratorium di Prodi Teknik Konversi Energi Politeknik
Negeri Semarang
1.2
Tujuan Tugas Akhir
Tujuan utama dari tugas akhir ini yang berjudul “Analisis Paralel Elektroda
Plat Ukuran ( 3x4x0,1) cm dengan Soil Treatment Arang untuk Menurunkan
Tahanan Pembumian  10%” dapat dirumuskan tujuan khusus sebagai berikut :
1. Melakukan uji nilai tahanan tanah menggunakan paralel elektroda plat dengan
soil treatment arang dan mencatat data hasil pengujian.
2. Melakukan analisis nilai tahanan tanah menggunakan paralel elektroda plat
dengan soil treatment arang
1.3
Batasan Masalah
Adapun yang menjadi batasan masalah dalam pembahasan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Penelitian hanya difokuskan pada pengujian nilai tahanan tanah menggunakan
paralel elektroda plat dengan soil treatment arang
2. Pengujian dilakukan dengan memparalel elektroda plat ukuran ( 3x4x0,1 ) cm
diletakkan pada kedalaman tanah 50 cm
3. Pengujian dilakukan dengan jarak elektroda utama dan bantu 5 m dan 10 m,
dengan variasi ketinggian soil treatment arang 10 cm, 20 cm, 30 cm, 40 cm,
dan 50 cm
1.4
Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penulisan laporan Tugas Akhir ini, penulis menyusun
sistematika penulisan sebagai berikut :
1. BAB I PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, manfaat penelitian, tujuan
penelitian, batasan masalah, sistematika penulisan.
2. BAB II LANDASAN TEORI & TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi landasan teori dan tinjauan pustaka yang mendasari, relevan dan
terkait dengan subyek dan permasalahan yang dihadapi dalam penyusunan
Laporan Tugas Akhir. Teori tersebut berisi tentang tahanan jenis tanah,
metode pengukuran tahanan jenis tanah, elektroda pembumian, dan soil
treatment/perlakuan tanah secara khusus. Landasan teori ini diambil dari
internet, buku referensi perkuliahan dan jurnal yang berhubungan dengan
topik laporan.
3. BAB III KEGIATAN PENGAMBILAN DATA
Bab ini berisi tentang tahapan dan prosedur pengujian nilai tahanan tanah
menggunakan paralel elektroda plat dengan soil treatment arang
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN DATA PENGUJIAN
Bab ini berisi tentang hasil dan pembahasan data pengujian nilai tahanan tanah
menggunakan paralel elektroda plat dengan soil treatment arang
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil akhir penelitian yang disimpulkan
dalam bentuk narasi kesimpulan dan saran serta berisikan masukan-masukan
yang membangun untuk manfaat pengembangan lebih lanjut.
Download