TERMODINAMIKA KIMIA Studi bagaimana kalor dan kerja berhubungan satu terhadap yang lain baik pada perubahan keadaan dan reaksi kimia. Studi ini mencakup beberapa aturan dan hukum yang menjelaskan kenapa suatu proses dapat berjalan sedangkan proses yang lain tidak dapat berjalan. 1 I. HUKUM KE NOL DAN PERTAMA TERMODINAMIKA 1. Beberapa konsep dan pengertian dasar 2. Hukum ke-Nol Termodinamika 3. Hukum Pertama Termodinamika 4. Fungsi Entalpi dan Perubahan Entalpi 5. Kapasistas Kalor 6. Proses ekspansi Joule-Thomson 7. Termokimia 2 1.1. Beberapa Konsep dan Pengertian Dasar 1.1.1. Sistem dan Lingkungan Sistem : - bagian dari alam semesta yang menjadi pusat perhatian. - dapat berupa zat atau campuran zat yang dipelajari sifat-sifatnya 3 Lingkungan : Segala sesuatu di luar sistem Sistem terpisah dari lingkungannya melalui batas-batas tertentu Antara sistem dan lingkungan dapat terjadi pertukaran energi dan materi 4 Berdasarkan pertukaran energy dan materi, system dapat dibedakan atas: (a) Sistem terbuka pertukaran materi dan energi (a) Sistem tertutup pertukaran energi (a) Sistem tersekat tidak ada pertukaran 5 1.1.2. Keadaan Sistem dan Fungsi Keadaan Suatu sistem berada dalam keadaan tertentu jika semua sifat-sifatnya mempunyai harga tertentu yang tidak berubah dengan waktu. Keadaan sistem ditentukan oleh sejumlah parameter atau variabel (suhu, tekanan, volume, jumlah zat, komposisi, energi dalam, entropi). 6 Jumlah parameter yang bergantung pada sistem. diperlukan Contoh : Suatu gas tunggal memerlukan tiga variabel : - jumlah mol - tekanan - volume 7 Variabel sistem: - tidak bergantung pada ukuran sistem (variabel intensip) contoh : tekanan, suhu, medan listrik, rapat massa, dsb. - bergantung pada ukuran sistem (variabel ekstensip) contoh : massa, volume, energi dalam, entropi dsb. 8 Fungsi keadaan: variabel yang harganya hanya bergantung pada keadaan sistem (keadaan awal dan akhir) dan tidak bergantung pada bagaimana mencapai keadaan itu. Contoh fungsi keadaan : suhu, tekanan, volume, energi dalam, entropi 9 Setiap fungsi keadaan dapat dinyatakan sebagai fungsi dari variable-variabel yang cukup untuk menentukan keadaan sistem. Untuk gas ideal, V = V (n, T, P) P = P (n, T, V) atau T = T (n, P, V) 10 Diferensial dari setiap fungsi keadaan : diferensial total x : fungsi keadaan dx : diferensial total Sifat-sifat dx 1. 2 1 2. dx x 2 x1 dx 0 11 Jika x adalah fungsi dari y dan z, maka x = f (y,z) x x dx dy dz M dy N dz y z z y dimana M x y z dan N x z y 12 M z y N y z 1.1.3. Perubahan Keadaan Jika suatu sistem mengalami perubahan keadaan, maka perubahan ini sudah tertentu jika keadaan awal dan keadaan akhir sistem diketahui Urutan keadaan yang dilalui sistem dalam perubahan : jalannya perubahan 13 Perubahan keadaan yang berlangsung melalui jalan tertentu : proses Reversibel Tidak reversibel - Proses dapat dibalikkan arahnya - Proses harus berlangsung sedemikian lambatnya sehingga setiap keadaan yang dilewati berada dalam kesetimbangan 14 1.1.4. Kalor dan Kerja Kalor, q Energi yang dipindahkan melalui batasbatas sistem sebagai akibat langsung dari perbedaan suhu antara sistem dan lingkungan Perjanjian : q : +, kalor masuk ke dalam sistem q : -, kalor keluar dari sistem 15 Jumlah kalor yang dipertukarkan antara sistem dan lingkungan bergantung pada cara perubahan berlangsung q bukan fungsi keadaan dq bukan diferensial total Kalor hanya punya arti dalam suatu perubahan 16 Kerja, w : Energi (bukan kalor) yang dipertukarkan antara sistem dan lingkungan dalam suatu perubahan keadaan. Perjanjian : w : +, lingkungan melakukan kerja (proses pemampatan gas) w : -, sistem melakukan kerja (gas memuai thp tekanan atmosfer) 17 Besarnya w bergantung pada jalannya perubahan. w bukan fungsi keadaan dw bukan diferensial total Salah satu bentuk kerja yang penting: kerja yang berhubungan dengan perubahan volume sistem - Kerja ekspansi (terjadi kenaikan volume) - Kerja kompresi (terjadi penurunan volume) 18 1.2. Hukum ke Nol Termodinamika Hukum kesetimbangan, hukum ke nol termodinamika : prinsip penting. Untuk mengilustrasikan hukum ke nol digunakan dua sampel gas. Satu gas dibatasi dalam volume V1, yang lain oleh volume V2 dengan tekanan berturut-turut P1 dan P2 19 (a) Sistem terisolasi, berada dalam kesetimbangan sempurna (b) Sistem dengan kontak termal 2 kemungkinan : = sistem saling mempengaruhi = sistem tidak saling mempengaruhi 20 Jika sistem tidak saling mempengaruhi, dinding merupakan dinding yang terisolasi atau adiabatik. Tekanan kedua sistem tidak dipengaruhi dengan adanya kontak 21 Jika sistem saling mempengaruhi setelah dilakukan kontak, tekanan berubah dengan waktu sampai mencapai dua nilai baru P1’ dan P2’. Dinding : konduktor panas Setelah sifat-sifat kedua sistem yang berhubungan secara termal mencapai nilai yang tidak berubah lagi dengan waktu, kedua sistem berada dalam kesetimbangan termal. 22 Kedua sistem mempunyai sifat yang umum.. Jika ada tiga sistem A, B dan C. Sistem A dan B berada dalam kontak termal, demikian juga dengan sistem B dan C (Gambar a) 23 Sistem dibiarkan beberapa saat sampai tercapai kesetimbangan termal, A berada dalam kesetimbangan termal dengan B dan B dengan C Jika kontak A dan C dihilangkan dari B (gambar b), tidak ada perubahan sifat A dan C dengan waktu. A dan C berada dalam kesetimbangan termal. 24 Hukum ke nol termodinamika: Dua sistem yang berada dalam kesetimbangan termal dengan sistem ketiga, memiliki kesetimbangan termal satu terhadap yang lain. Konsep suhu dapat dibuat presisi dengan pernyataan : Sistem yang berada dalam kesetimbangan termal dengan yang lain mempunyai suhu yang sama. 25 1.3. Hukum Pertama Termodinamika Dalam termodinamika, energi total sistem disebut energi dalam, U. Bentuk-bentuk energi : energi translasi, rotasi, vibrasi, elektronik dsb) U, perubahan energi dalam U = Uf - Ui Energi dalam : fungsi keadaan 26 Satuan energi dalam, kalor dan kerja sama Satuan SI untuk ketiganya adalah Joule, J Kekekalan energi Secara eksperimen, energi dalam sistem dapat diubah dengan melakukan kerja pada sistem atau dengan pemanasan 27 Transfer energi dapat diketahui melalui : - naik turunnya suatu piston (transfer energi dengan melakukan kerja). - pencairan es di sekitar lingkungannya (transfer energi sebagai kalor) Perbedaan antara kerja dan kalor terhadap lingkungannya: Kerja : transfer energi yang mengubah gerakan atom pada lingkungannya dengan cara yang seragam 28 Kalor : transfer energi yang mengubah gerakan atom dalam lingkungannya secara acak. 29 Perubahan energi dalam dari sistem tertutup sama dengan energi yang ditransfer melalui batas-batas sistem sebagai kalor atau kerja U = q + w (2.1) Persamaan ini merupakan bentuk matematik dari hukum pertama termodinamika. Hukum kekekalan energi, energi tidak dapat diciptakan atau dimusnakan. 30 U = q + w atau dU = dq + dw dq dan dw harus dapat dihubungkan dengan kejadian-kejadian yang terjadi pada lingkungannya. Kerja ekspansi, kerja yang timbul karena adanya perubahan volume. Kerja ini termasuk kerja yang dilakukan gas karena mengalami ekspansi. 31 Kerja ekspansi Dalam termodinamika, perhatian sering diberikan pada kerja yang dilakukan pada atau oleh sistem karena adanya ekspansi. Kerja ini dapat dihitung dengan memperhatikan gambar berikut: 32 Perhatikan sejumlah gas yang berada dalam sebuah silinder yang dilengkapi dengan piston (pengisap). Jika tekanan luar = Pe, gaya pada permukaan luar dari piston adalah : F = - Pe A 33 Misalkan gerakan piston : kuasistatik (sangat lambat dibandingkan dengan tiap proses yang menyebarkan energi dan materi ke lingkungan). Cara lain untuk mengekspresikan sifat kuasistatik dari proses adalah dengan menyatakan bahwa lingkungan harus tetap dalam kesetimbangan internal (tidak ada energi atau materi mengalir dari satu daerah lingkungan ke daerah lingkungan lainnya jika piston berhenti). 34 Perhitungan kerja dimulai dari definisi yang digunakan dalam fisika : kerja yang diperlukan untuk menggerakan suatu obyek sejauh dz terhadap gaya, F adalah : dw = - F dz Tanda negatif menunjukkan bahwa jika sistem menggerakan obyek sejauh dz terhadap gaya, energi dalam sistem yang melakukan kerja akan berkurang. 35 Jika sistem terekspansi secara kuasistatik melalui jarak dz terhadap tekanan eksternal Pe, kerja yang dilakukan adalah : dw = - Pe A dz A dz = dV dw = - Pe dV Kerja yang dilakukan oleh gas jika volume berubah dari V1 ke V2 dapat diperoleh dengan mengintegralkan persamaan. 36 V2 dw - Pe dV V1 Harga dari integral ini hanya dapat dihitung jika Pe dapat dinyatakan sebagai fungsi dari V Beberapa keadaan khusus : 1. Pe = 0, jika gas memuai terhadap keadaan vakum, dw = 0 atau w = 0. Proses ini disebut ekaspansi bebas 37 2. Pe tetap (ekspansi terhadap tekanan tetap), V2 dw - Pe dV V1 V2 w Pe dV Pe (V2 V1 ) V1 Pe V 38 3. Pe = P + dP, yaitu bila proses pemuaian berlangsung reversibel V2 w rev - Pe dV V1 V2 w rev - (P dP) dV V1 V2 V2 V1 V1 w rev - P dV dP dV 39 Oleh karena suku kedua pada ruas kanan sangat kecil dibandingkan suku pertama, maka V2 w rev - P dV V1 dimana P = tekanan gas Harga integral ini dapat dihitung jika persamaan keadaan dari gas yang bersangkutan diketahui. 40 Untuk gas ideal (P = nRT/V), V2 w rev V2 nRT dV - dV - n R T V V V1 V1 w rev V2 - n R T ln V1 Jika persamaan keadaan tidak diketahui, maka harga integral dapat dievaluasi secara grafik. 41 Selain kerja ekspansi, ada kerja-kerja yang lain yang dapat dinyatakan dengan paramater-parameter sistem jika perubahan berlangsung reversibel. Secara umum dapat dinyatakan sebagai : dwrev = X dx, X = faktor intensip, x = faktor ekstensip 42 Jenis Kerja Faktor Intensip X Faktor Ekstensip x K. ekspansi Tekanan P Volume, K. mekanik Gaya, F Jarak, K. listrik Potensial, E Muatan listrik, C EdC K. magnetik Med. Magnet, x Magnetisasi, M x dM K. permukaan Teg. Perm, A dA Luas, V Kerja dw = X dx - P dV l Fdl 43 2.4. Fungsi Entalpi dan Perubahan Entalpi 44 Karena P1 = P2 = P (U2 + P2 V2 ) - (U1 + P1 V1 ) = qP Oleh karena U, P dan V adalah fungsi keadaan, maka (U + PV) juga merupakan fungsi keadaan. Fungsi ini disebut entalpi, H H = U + PV Jadi, H2 – H1 = qP 45 atau H = qP H = kalor reaksi pada tekanan tetap 2.5. Kapasitas kalor Kapasitas kalor suatu sistem didefinisikan sebagai jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu sistem sebanyak satu derajat 46 C dq dT Karena dq bergantung pada jalannya perubahan, maka sistem mempunyai harga-harga untuk kapasitas kalor. Yang paling penting adalah kapasitas kalor pada volume tetap dan pada tekanan tetap. 47 2.5.1. Kapasitas kalor pada volume dan tekanan tetap Jika kerja yang dilakukan oleh sistem terbatas pada kerja ekspansi, maka dq = dU + P dv dU P dV C dT Pada volume tetap, C = CV dan dV = 0 dq V U CV dT dT V 48 Menurut persamaan ini, kapasitas kalor pada volume tetap sama dengan perubahan energi dalam per derajat kenaikan suhu pada volume tetap. Kapasitas kalor pada tekanan tetap dapat diturunkan sebagai berikut dq P CP dT U V P T P T P 49 H=U + PV Pada P tetap, dH = dU + P dV H T P U V P T P T P Sehingga CP dq P dT H T P 50 Jadi, kapasitas kalor pada tekanan tetap sama dengan penambahan entalpi sistem per derajat kenaikan suhu pada tekanan tetap. 2.5.2. Hubungan antara CP dan CV H U T P T V CP CV H T P U V P T P T P 51 Sehingga CP CV U V U P T P T P T V Energi dalam, U, dapat ditinjau sebagai fungsi dari suhu dan volume. U = f (T, V) U U dU dT dV T V V T 52 Jika persamaan dibagi dT pada P tetap, maka U U U V T P T V V T T P Sehingga, CP CV U U V V U P T V V T T P T P T V 53 CP CV CP CV U V V P V T T P T P U V P V T T P Untuk gas ideal, energi dalam hanya terdiri atas energi kinetik translasi sehingga energi ini hanya bergantung pada suhu. U 0 V T 54 CP CV V P T P Untuk gas ideal, P = nRT/V nR V P T P Sehingga untuk gas ideal berlaku CP – CV = n R Untuk n = 1, CP – CV = R 55 2.5.3. Pengaruh Suhu terhadap Kapasitas kalor Pada umumnya kapasitas kalor merupakan fungsi dari suhu. Fungsi ini biasanya dinyatakan secara empiris sebagai : CP = a + b T + c T2 atau CP = a’ + b’T + c’/T2 56