KAPASINTANSI 4.1 Pengertian Kapasitansi Kapasitansi Yaitu ukuran jumlah muatan listrik yang di simpan atau di pisahkan untuk sebuah potensi listrik yang sudah di tentukan sebelumnya. Coulombs pada abad ke 18 menghitung bahwa 1 coulomb = 6.25 x 1018 elektron. membuat postulat bahwa sebuah kapasitor akan mempunyai kapasitans sebesar 1 farad jika dengan tegangannya 1 volt dapat Menyimpan muatan elektron sebanyak 1 coulombs. Dengan rumusnya yaitu : π=πΆπ Q = Muatan Elektron dalam C (Coulumbs) C = Nilai kapasitansi dalam F (Farad) V = Besar tegangan dalam V (Volt) Dalam praktek pembuatannya kapasitor, kapasitansi dapat dihitung dengan mengetahui luas dari area plat metal (A), jarak (t) antara kedua plat metal (tebal dielektrik) dan konstanta (k) bahan dielektrik. Dengan rumusnya yaitu : π΄ πΆ = (8.85π₯10−12 )(π ) π‘ Berikut adalah tabel contoh dari konstanta (K) dari beberapa bahan dielektrik yang telah disederhanakan. Tabel 1 Konstanta K Untuk rangkaian dari elektronik praktis, satuan farad yaitu sangat besar sekali. Umumnya kapasitor yang ada dipasaran memiliki satuan yaitu: µF, nF dan pF. 1 Farad = 1.000.000 µF (mikro Farad) 1 µF = 1.000.000 pF (piko Farad) 1 µF = 1.000 nF (nano Farad) 1 nF = 1.000 pF (piko Farad) 1 pF = 1.000 µµF (mikro-mikro Farad) 1 µF = 10 F-6 1 nF = 10 F-9 1 pF = 10 F-12 Konversi satuan penting kita ketahui untuk mempermudah membaca besaran sebuah kapasitor. Misalnya yaitu 0.047µF dapat juga dibaca sebagai 47nF, atau contoh lain 0.1nF sama dengan 100pF. Kondensator dapat diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif (+) dan negative () serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung. Gambar 1 Simbol berbentuk Tabung Sedangkan jenis yang satunya lagi paling banyak nilai kapasitas lebih rendah dan tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, paling banyak berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing baju yang sering kita sebut kapasitor (Capacitor). Gambar 2 Tablet kapasitor Berdasarkan penggunaannya kondensator dibagi menjadi 3 : 1. Kondensator Tetap (Nilai kapasitasnya tetap tidak dapat diubah atau tetap) 2. Kondensator Elektrolit (Electrolit Condenser = Elco) 3. Kondensator Variabel (Nilai dari kapasitas dapat diubah-ubah atau tidak tetap) Pada kapasitor yang ukuranya besar nilai kapasitansinya dapat kita tulis dengan angka yang jelas dan lengkap dengan nilai tegangan maksimum dan polaritasnya.Misalnya yaitu pada kapasitor elco tertera kapasitansinya sebesar 100µF25v yang artinya kapasitor/kondensator mempunyai nilai kapasitansi 100 µF dengan tegangan kerja maksimal sebesar 25 volt. Tabel 2 Kapasitor Kapasitor yang fisiknya berukuran kecil biasanya hanya bertuliskann 2 atau 3 angka saja. Jika hanya 2 angka, satuannya adalah pF (Pico Farads). Sebagai contohnya yaitu, kapasitor yang bertuliskan 2 angka 47 maka kapasitansi dari kapasitor tersebut adalah 47pF Jika ada 3 digit, angka pertama dan kedua menunjukkan nilai nominal, sedangkan angka ke3 adalah faktor pengali. Faktor pengali sesuai dengan angka nominalnya, berturutturut 1 = 10, 2 = 100, 3 = 1.000, 4 = 10.000, 5 = 100.000 dan seterusnya. Contohnya Untuk kapasitor dari polyester nilai kapasitansi bisa di tebak berdasarkan warna seperti pada resistor. Gambar 3 Tabel warna kapasitor Cara membacanya yaitu Seperti komponen lainnya, yaitu besar kapasitansinya nominal ada toleransi. Dapat terlihat nilai toleransi dengan kode-kode angka ataupun huruf tertentu. Dengan table dibwah kita dapat dengan mudah mengetahui toleransi kapasitor yang tertera menyertai dari nilai nominal kapasitor. Misalnya yaitu jika tertulis 104 X7R, maka kapasitansinya yaitu 100nF dengan toleransinya +/-15%. Sekaligus dapat diketahui juga bahwa suhu kerja yang dianjurkan adalah -55Co sampai +125Co . Tabel 3 Toleransi Tabel 4 Suhu kapasitor Dari penjelasannya bisa diketahui bahwa karakteristik kapasitor selain kapasitansi juga tak kalah penting yaitu tegangan kerja dan temperatur kerja. Tegangan kerja yaitu tegangan maksimum yang diperbolehkan sehingga kapasitor dapat bekerja dengan baik. Misalnya kapasitor 10uF25V, maka tegangan yang bisa diberikan tidak boleh lebih dari 25 volt dc. Biasanya kapasitor polar bekerja pada tegangan DC dan kapasitor non-polar bekerja pada tegangan AC. Sedangkan temperatur kerjanya yaitu batasan temperatur dimana kapasitor masih bisa bekerja dengan optimal. Misalnya jika pada kapasitor tertulis X7R, maka kapasitor tersebut mempunyai suhu kerja yang direkomendasikan antara -55Co sampai +125Co. Fungsi kegunaan dari Kapasitor dalam suatu rangkaian yaitu : 1. Sebagai kopling antara rangkaian yang satu dengan rangkaian yang lain (pada PS) 4.2 2. Sebagai filter dalam rangkaian PS 3. Sebagai pembangkit frekuensi dalam rangkaian Antenna 4. Untuk menghemat daya listrik pada lampu Neon 5. Menghilangkan bouncing (loncatan api) bila dipasang pada saklar Tipe Kapasitor Bahan di Elektrik Kapasitor terdiri dari beberapa tipe, tergantung dari bahan dielektriknya. Untuk lebih sederhana dapat dibagi menjadi 2 bagian ialah kapasitor electrostatic dan electrolytic 1. Kapasitor Electrostatic Kapasitor electrostatic yaitu kelompok kapasitor yang terbuat dengan bahan dielektrik dari keramik, film dan mika. Keramik dan mika bahan yang popular serta murah untuk membuat kapasitor yang kapasitansinya rendah. Tersedia dari besaran pF sampai beberapa µF, yang biasanya untuk aplikasi rangkaian dengan frekuensi tinggi. Termasuk kelompok bahan dielektrik film adalah bahan material seperti polyester (polyethylene. terephthalate atau biasa dikenal dengan sebutan mylar),polystyrene, polyprophylene, polycarbonate, metalized paper dan lainnya. 2. Kapasitor Electrolytic Kelompok kapasitor electrolytic terdiri dari kapasitor yang bahan dielektriknya adalah lapisan metal-oksida. Pada umumnya kapasitor yang termasuk kelompok ini adalah kapasitor polar dengan tanda positif (+) dan negatif (- ) dibadannya. Mengapa kapasitor ini dapat memiliki polaritas menggunakan elektrolisa sehingga terbentuk karena proses pembuatannya kutub positif anoda dan kutub negatif katoda. Telah lama diketahui beberapa metal seperti tantalum, aluminium, magnesium, titanium, niobium, zirconium dan seng (zinc) permukaannya dapat dioksidasi sehingga membentuk lapisan metal oksida (oxide film). Lapisan oksidasi terbentuk dari proses elektrolisa, seperti proses penyepuhan emas. Elektroda metal yang dimasukan kedalam larutan elektrolit (sodium borate) kemudian diberi tegangan positif (anoda) dan larutan electrolit diberi tegangan negatif (katoda). Oksigen pada larutan electrolyte terlepas dan mengoksidasi permukaan plat metal. Contohnya, jika digunakan Aluminium, maka akan terbentuk lapisan Aluminium-oksida (Al2O3) pada permukaannya. Gambar 4 Terbentuk kutub anoda katoda Dengan demikian plat metal (anoda), lapisan-metal-oksida dan electrolyte (katoda) membentuk kapasitor. Dalam hal ini lapisan-metal-oksida sebagai dielektrik. Dari rumus dapat diketahui besar dari kapasitansi berbanding terbalik dengan tebal dielektrik. Lapisan metal-oksida ini sangat tipis, sehingga dengan demikian dapat kita buat kapasitor yang kapasitansinya cukup besar. Karena alasan ekonomis dan praktis, umumnya bahan metal yang banyak digunakan yaitu aluminium dan tantalum. Tetapi yang paling banyak digunakan untuk mendapatkan permukaan yang dan luas, murah bahan plat adalah Aluminium digulung radial. Sehingga dengan cara itu dapat kapasitor yang kapasitansinya besar. aluminium biasanya