BAB 3 SIAP

advertisement
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan melakukan
uji hipotesis. Data yang digunakan adalah data primer dengan membagikan
kuesioner pada Badan Keuangan Daerah di Kabupaten Sukoharjo pada tahun
2017, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner yang berstruktur, dimana
jawaban pertanyaan yang diajukan
kepada responden sudah disediakan.
Objek penelitian ini adalah Badan Keuangan Daerah di Kabupaten Sukoharjo.
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai pada Badan
Keuangan Daerah di Kabupaten Sukoharjo.
2. Sampel
Sampel
dalam
penelitian
ini
adalah
pegawai
bagian
akuntansi/keuangan pada Badan Keuangan Daerah di Kabupaten
Sukoharjo.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel (sampling method) terhadap responden
dilakukan secara purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan/kriteria tertentu. (Sugiyono,
2013:122). Kriteria responden dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
32
33
Para staf/pegawai bagian yang melaksanakan fungsi akuntansi/keuangan
pada Badan Keuangan Daerah di Kabupaten Sukoharjo yang berstatus
sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).
C. Data dan Sumber Data
Sumber data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh secara
langsung dari responden. Metode pengumpulan data yaitu dengan penyebaran
kuesioner. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah para pegawai
bagian akuntansi/keuangan yang melaksanakan tugas dan fungsinya pada
Badan Keuangan Daerah di Kabupaten Sukoharjo.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner
diberikan langsung kepada para pegawai yang melaksanakan tugas dan
fungsinya pada Badan Keuangan Daerah di Kabupaten Sukoharjo. Metode
kuesioner ini merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab
(Sugiyono, 2013:199). Dalam hal ini, peneliti telah menyediakan pertanyaan
tentang pengaruh kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi
informasi, pengendalian intern akuntansi, pengawasan keuangan daerah, dan
keterandalan pelporan keuangan. Lokasi penelitian terbatas pada Badan
Keuangan Daerah di Kabupaten Sukoharjo. Dalam kuesioner ini, untuk setiap
jawaban dari pertanyaan telah ditentukan skornya dalam skala likert. Sakla
likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2013:132). Pada
34
umunya skala likert menggunakan lima angka penilaian, yaitu: (1) Sangat
Tidak Setuju, (2) Tidak Setuju, (3) Netral, (4) Setuju, dan (5) Sangat Setuju.
Responden diminta untuk menyatakan setuju atau ketidaksetujuannya terhadap
pertanyaan yang diajukan sesuai dengan kondisi mereka yang sesungguhnya.
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variable Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keterandalan
pelaporan
keuangan.
Keterandalan
Pelaporan
Keuangan
adalah
kemampuan untuk memberikan suatu informasi dalam laporan keuangan
bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material,
menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Keterandalan
diukur menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh Desmiyawati
(2014) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005.
2. Variabel Independen
a. Kapasitas Sumber Daya Manusia
Kapasitas sumber daya manusia adalah kemampuan yang
meliputi tingkat pendidikan, pelatihan, dan pengalaman yang memadai
dari diri manusia untuk menyelesaikan tugas ataupun tanggung jawab
yang diberikan kepadanya. Kapasitas sumber daya manusia diukur
menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh Desmiyawati (2014)
berdasarkan penelitian GTZ dan USAID/CLEANUrban (2001).
Indicator yang digunakan untuk mengukur variabel kapasitas sumber
daya manusia adalah sebagai berikut:
1) Sumber daya manusia yang berkualifikasi
35
2) Peran dan fungsi ditetapkan secara jelas
3) Peran dan tanggungjawab ditetapkan secara jelas
4) Sumber daya pendukung operasional.
b. Pengendalian Intern Akuntansi
Pengendalian
intern
akuntansi
merupakan
kegiatan
yang
dirancang untuk melindungi aktiva seta untuk meneliti keterandalan
informasi
akuntansi.
Pengendalian
intern
akuntansi
diukur
menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh Desmiyati (2014)
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Indikator
yang digunakan
untuk mengukur variabel pemanfaatan teknologi informasi adalah
sebagai berikut:
1) Penyelenggaraan system akuntansi dan prosedur sesuai peraturan
2) Dokumen dan catatan yang memadai
3) Pelaksaan transaksi melalui sistem otorisasi yang ditetapkan
4) Transaksi yang dicatat benar-benar terjadi
5) Pencatatan semua transaksi yang terjadi.
c. Pemanfaatan Teknologi Informasi
Pemanfaatan teknologi informasi adalah manfaat yang diharapkan
oleh pengguna teknologi informasi dalam melaksanakan tugasnya.
Pemanfaatan teknologi informasi diukur mengguanakan kuesioner
yang dikembangkan oleh Desmiyawati (2014) berdasarkan penelitian
Jurnali dan Supomo (2002).
36
d. Pengawasan Keuangan Daerah
Menurut Yosa (2010), pengawasan merupakan usaha yang
sistematis untuk menetapkan standar kinerja, untuk membandingkan
kinerja aktual dengan standar kinerja yang sudah ditetapkan, untuk
mengetahui penyimpangan yang terjadi, dan untuk memperbaiki serta
menjamin sumber daya pemerintahan digunakan secara efektif dan
seefisien mungkin untuk mencapai tujuan dari organisasi dalam hal ini
pemerintah daerah. Pengawasan keuangan yang dilakukan juga
diarahkan untuk mendapatkan keyakinan yang memadai terhadap
efektifitas dan efisiensi organisasi, keterandalan pelaporan keuangan,
dan kepatuhan terhadap peraturan. Pengawasn keungan daerah diukur
mengguanakn kuesioner yang dikembangkan oleh Desmiyawati (2014)
berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 51 Tahun 2010.
Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel pengawasan
keuangan daerah adalah sebagai berikut:
1) Pengawasan dilakukan secara efektif dan efisien
2) Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan
3) Pencatatan transaksi diklasifikasikan dengan benar
4) Terdapat system pengawasan terhadap setiap pelaksaan tugas.
F. Metode Analisis Data
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum dan
37
minimum. Statistik deskriptif merupakan statistic yang menggambarkan
atau yang mendeskripsikan data yang menjadi sebuah informasi yang lebih
jelas dan mudah untuk dipahami (Ghozali, 2011).
2. Uji Validitas
Menurut Ghozali (2011:52) uji validitas digunakan untuk
mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner
dikatakan
valid
jika
pertanyaan
pada
kuesioner
mampu
untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
a. Jika r hitung ≥ rtabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau
item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total
(dinyatakan valid)
b. Jika r hitung<rtabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau
item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total
(dinyatakan tidak valid).
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal
(Ghozali, 2011:164). Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan
dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov yang memiliki kriteria :
1) Jika p-value < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal
2) Jika p-value > 0,05 maka data residual berdistribusi normal
38
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi,
sehingga variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal
adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel
independen sama dengan nol (Ghozali, 2011). Multikolinearitas, dapat
dilihat dari nilai tolerancedan lawannya variance inflation factor
(VIF). Nilai cut-off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolinearitas adalah nilai tolerance > 0,10 atau sama dengan nilai
VIF < 10.
c. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2011:139) uji heteroskedastisitas bertujuan
untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,
disebut
homoskedastisitas
Heteroskedastisitas.
Model
dan
jika
regresi
yang
berbeda
baik
disebut
adalah
yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Penelitian ini menggunakan uji glejser untuk mendektesi adanya
heteroskedastisitas.
2011:143):
Dasar
pengambilan
keputusan
(Ghozali,
39
1) Tidak terjadi heteroskedastisitas, jika > 0,05
2) Terjadi heteroskedastisitas, jika < 0,05
d. Uji Autokorelasi
Menurut Singgih Santoso (2000:216) uji autokorelasi bertujuan
menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang
terbebas dari masalah autokorelasi.
Data time series atau data berkala waktu seperti bulanan, tahunan
dan sebagainya sering atau bahkan rentan terjadi kasus autokorelasi.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya
autokorelasi yaitu dengan pengujian Durbin Watson(uji D-W). Patokan
atau kriteria umum menurut Singgih Santoso (2000:219) yang dapat
digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya masalah autokeralsi
dapat dijabarkan sebagai berikut:
1) Angka D-W di bawah -2 berarti ada auto korelasi positif.
2) Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.
3) Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
4. Pengujian Hipotesis
a. Analisis Regresi Berganda
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian sekarang adalah
persamaan regresi berganda. Analisis regresi berganda dipilih untuk
40
mengetahui hubungan antara variabel independen terhadap variabel
dependen. Berikut merupakan persamaan regresi yang digunakan
penelitian ini:
Y = α + β₁X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e
Keterangan:
Y
: Keterandalan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah
α
: Konstanta
β1 – β3 : Koefisien Regresi
X1
: Kapasitas Sumber Daya Manusia
X2
: Pengendalian Intern Akuntansi
X3
: Pemanfaatan Teknologi Infomasi
X4
: Pengawasan Keuangan Daerah
e
: Error Term
b. Pengujian Simultan (Uji F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variable independen yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji inijuga
menentukan bahwa model regresi fit atau tidak. Penelitian ini
menggunakan tingkat signifikansi 0,05. Jika nilai probabilitas dari
Fhitung> 0,05 berarti semua variabel independen serentak dan signifikan
mempunyai variabel dependen atau model sudah fit of goodness,
sedangkan jika probabilitas dari Fhitung< 0,05 berarti semua variabel
independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap
variabel dependen atau model tidak fit of goodness. (Ghozali, 2006).
41
c. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti
meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen, sehingga penelitian ini
menggunakan nilai Adjusted R2. Nilai Adjusted R2 yang digunaka
dalam penelitian ini yaitu antara 1 dan 0. Apakah hasil R2 mendekati 1
maka hasil tersebut mengindikasikan korelasi yang kuat antara variabel
bebas dengan variabel terikat. Namun jika hasil R2 mendekati 0 berarti
terdapat korelasi yang lemah antara variable bebas dengan variable
terikat (Ghozali, 2011:97).
5. Uji Hipotesis (Uji t)
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh variable
independen secara individual dalam menerangkan variable dependen.
Penelitian ini menggunakan tingkat signifikan 0,05. Pengujian ini
memiliki kriteria diantaranya apabila thitung > 0,05 maka H0 diterima,
artinya tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap variable dependen.
Apabila thitung < 0,05 maka H0 ditolak artinya terdapat pengaruh
signifikan terhadap variable dependen (Ghozali, 2011: 98-99).
Download