BIDS-7 dan BAMHOI-3, Widhya Sabha, Denpasar 21 November 2015 Mekanisme Resistensi Antibiotika I Ketut Agus Somia, Ketut Tuti Parwati Merati Divisi Penyakit Trofik dan Infeksi Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Udayana – RSUP Sanglah Denpasar Bali Latar Belakang Infeksi merupakan penyebab utama penyakit sepanjang sejarah umat manusia. Salah satu aspek yang terjadi semenjak ditemukan antibiotik, disamping dapat teratasinya masalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri, disisi lain terjadi bakteri yang menjadi resisten terhadap antibiotik. Meningkatnya bakteri yang resistensi antibiotik diakibatkan oleh kombinasi akibat dari karakteristik mikroba, tekanan seleksi akibat pemakaian antibiotik, serta perubahan sosial dan teknis yang meningkatkan transmisi organisme yang resisten. Ancaman dari peningkatan organisme resisten diperlukan tindakan bersama untuk mencegah munculnya dan penyebaran strain mikroorganisma yang resisten. Berikut akan dibahas secara ringkas tentang mekanisme resistensi antibiotika, dengan harapan pemahaman ini dapat mencegah dan mengatasi berkembanganya mikroorganisme yang resisten. Cara kerja antibiotik Tiga kondisi yang diperlukan oleh antibiotik untuk bisa menjadi efektif terhadap bakteri adalah i) kepekaan antibiotic terhadap target yang ada dalam sel, ii) antibiotik harus dapat mencapai sasaran dalam jumlah yang cukup, dan iii) antibiotik harus tidak bisa diinaktivasi atau dimodifikasi. Untuk memahami mekanisme resistensi diperlukan pemahaman tentang dimana dan bagaimana antibiotika bekerja. Secara umum cara kerja antibiotic meliputi 1. 2. 3. 4. Mempengaruhi sintesis didinding sel (b-lactam seperti: penicillins dan cephalosporins, Glycopeptides seperti: vancomycin,teicoplanin, oritavancin; Telavancin) Mempengaruhi sintesis asam nukleat Macrolide. (Aminoglycosides, Chloramphenicol, Tetracyclines dan oxazolidinones) Menghambat jalur metabolic (Rifampicin, Quinolones, sulfonamides and trimethoprim) membrane sel (polymyxins dan daptomycin) BIDS-7 dan BAMHOI-3, Widhya Sabha, Denpasar 21 November 2015 Mekanisme resistensi antibiotik Secara umum mekanisme terjadinya resistensi dapat terjadi melalui: 1. 2. 3. 4. Inaktivasi antibiotik : terjadi inaktivasi molekul antibiotik yang aktif secara langsung. Modifikasi sasaran antibiotic: terjadi perubahan sensitivitas terhadap antibiotik dengan cara modifikasidari sasaran kerja antibiotik Efflux pump dan perubahan permeabilitas membran luar (OM): terjadi penurunan konsentrasi antibiotic tanpa modifikasi senyawa itu sendiri; Bypass Sasaran: beberapa bakteri menjadi resisten terhadap antibiotik spesifik dengan cara melewati inaktivasi oleh enzim tertentu yang menjadi sasaran kerja antibiotik. Gambar 1. Aspek genetic dan biokimia mekanisme resistensi antibiotik Kepustakaan Senka Dzidic, Jagoda Suskovic, Bla`enka Kos.: Antibiotic Resistance Mechanisms in Bacteria: Biochemical and Genetic Aspects. Antibiotic Resistance in Bacteria, Food Technol. Biotechnol. 46 (1) 11–21 (2008) BIDS-7 dan BAMHOI-3, Widhya Sabha, Denpasar 21 November 2015 BIDS-7 dan BAMHOI-3, Widhya Sabha, Denpasar 21 November 2015 BIDS-7 dan BAMHOI-3, Widhya Sabha, Denpasar 21 November 2015 BIDS-7 dan BAMHOI-3, Widhya Sabha, Denpasar 21 November 2015 BIDS-7 dan BAMHOI-3, Widhya Sabha, Denpasar 21 November 2015 BIDS-7 dan BAMHOI-3, Widhya Sabha, Denpasar 21 November 2015