Model kemitraan dalam rantai pasokan komoditi

advertisement
Perpustakaan Universitas Indonesia >> Laporan Penelitian Dikti
Model kemitraan dalam rantai pasokan komoditi perikanan tangkap
rakyat
Suharno
Deskripsi Dokumen: http://lontar.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=135228&lokasi=lokal
-----------------------------------------------------------------------------------------Abstrak
Sebagai respons atas gejala kemiskinan yang masih prevalen pada masyarakat
pesisir di Indonesia, dan sebagai tindak lanjut dari penelitian terdahulu, penelitian ini
bertujuan untuk;
(1) Mendeskripsikan kondisi sosial ekonomi nelayan, dari perspektif demografi dan
tingkat kesejahteraan,
(2) Menemukan MODEL kemitraan dalam rantai nilai berbasis pengelolaan rantai
pasokan (supply chain management, SCM model) yang berkeadilan bagi
nelayan tradisional perikanan rakyat,
(3) Merumuskan model prototipe pengentasan kemiskinan berbasis kemitraan
dalam rantai nilai komoditi perikanan rakyat berbasis model pengelolaan rantai
pasokan (SCM Model). Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Juwana sebagai salah satu Pangkalan
Pendaratan Ikan (PPI) penting di Jawa Tengah mulai Bulan Juni hingga Desember
2009. Dilandasi oleh teori pengentasan kemiskinan dan menggunakan supply chain
management sebagai sarana pengentasan kemiskinan berbasis bsinis, penelitian ini
berusaha menemukan pola kemitraan yang bisa menjadi sarana perbaikan
kesejahteraan stakeholder di sepanjang rantai pasokan yang dilalui. Model kimtraan
dalam rantai pasokan di wilayah penelitian dibangun berdasarkan hasil kajian pola
pendapatan dan pengeluaran, kajian rantai pasokan dan potensi kemitraan, serta
kajian kelembagaan ekonomi yang ada di daerah penelitian. Kajian dilakukan atas data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh
dari total 81 responden yang ditetapkan mengikuti kaidah stratified purposive
sampling dimana responden yang terpilih mewakili strata masyarakat nelayan yang
ada di daerah penelitian. Pengumpulan data primer dilakukan dengan instrumen
kuestioner, wawancara dan diskusi kelompok terfokus. Data sekunder dikumpulkan
selama kunjungan survei. Data yang terkumpul dikaji dengan menggunakan analisis
pendapatan dan belanja, analisis efisiensi rantai pasokan dan analisis kelembagaan
ekonomi. Hasil analisis menunjukkan bahwa masyarakat nelayan Juwana terdiri dari
strata anak buah kapal, nahkoda dan pemilik. Pendapatan ABK berkisar Rp
890.000,00 - 1.700.000,00 per bulan. Pendapatan pendega berkisar Rp 540.000,00 3.250.000,00 per bulan. Khusus pendapatan ABK kapal besar berkisar Rp
1.600.000,00 - 2.100.000,00 per bulan, sementara pendapatan nakhoda berkisar Rp
7.000.00,00 - 11.000.000,00 per bulan dengan jumlah Rp 108.000.00,00 per tahun.
Untuk nelayan pemilik besar diestimasi pendapatan dalam kisaran Rp 26.000.000,00
- Rp 59.000.000,00 per bulan. Berdasarkan hasil analisis pendapatan diketahui
bahwa hanya nelayan ABK biasa dan pendega, dua strata yang rentan terhadap
resiko kemiskinan. Dari analisis konsumsi ditunjukkan akan adanya peluang melakukan program
pengentasan kemiskinan melalui manajemen belanja. Pendekatan ini perlu
diterapakan terkait dengan pelaksanaan model kemitraan, sebagai salah satu
bentuk penguatan kapasitas, tidak pada manajemen produksi melainkan konsumsi. Dari analisis rantai
pasokan diketahui terdapat 9 (sembilan) pelaku ekonomi
yang ditemui di sepanjang rantai pasokan ikan hasil tangkapan. Disamping itu
ditemukan bahwa rantai pasokan ikan hasil tangkap mengambil bentuk dalam 4
(empat) pola distribusi. Dengan menggunakan ukuran fisher share dalam anlisis
efisiensi pemasaran diketahui bahwa tingkat efisiensi rantai pasokan ikan hasil
tangkapan masih bisa ditingkatkan. Dari kajian kelembagaan diketahui bahwa kebutuhan akan adanya model
kemitraan bisa dicapai melalui revitalisasi mekanisme kerjasama yang ada,
dibanding harus menciptakan model baru. Pola kemitraan baru hasil revisi yang
lama perlu memasukkan aktor/lembaga berikut sebagai stakeholders, yaitu Tempat
Pelelangan Ikan, Nelayan pemilik, Bakul (pedagang besar maupun kecil), industri
pengolahan, industri penyimpanan dingin, KUD Mina, dan pihak penyandang dana
atau investor yang bisa menjamin kelancaran perputaran modal dan mutu sanitasi
tempat pelelangan ikan. Berdasarkan simpulan, yang didapat disarankan antara lain;
(1) Merevitalisasi pola kemitraan yang ada dibanding dengan menciptakan pola
kerjsama baru
iv
(2) Memasukkan kepentingan ABK dan pendega dan skema pengelolaan belanja
sebagai salah satu pra-syarat keikutsertaan dalam kemitraan dan sebagai
ketentuan kemitraan
(3) Untuk lebih mengakomodir beberapa kepentingan dalam model diperlukan
penambahan kewenangan dan peran KUD Mina dan TPI dalam rantai pasokan
komoditi perikanan rakyat. Model yang sesuai dengan saran di atas adalah
pola kemitraan dimana pemerintah ikut aktif sebagai peserta.
Download