BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Telaah Penelitian Sebelumnya

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Telaah Penelitian Sebelumnya
Peneliti pertama dilakukan oleh Putra (2013) “dengan judul Analisis
Penerapan Akuntansi Aset Tetap pada Cv. Combos Manado”. Penelitian ini
menggunakan teknik pengumpulan data berupa dokumentasi yaitu dengan
mengambil struktur organisasi dan neraca perusahaan, wawancara yaitu dengan
pihak-pihak yang bersangkutan dan studi kepustakaan dengan mengambil dari
buku-buku dan literatur-literatur.
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriftif
kualitatif dengan metode saldo menurun dengan hasil sebagai berikut :
1. CV. Kombos Manado dalam hal melaksanakan kegiatan akuntansinya
berpedoman pada Kebijakan Akuntansi yang pada prinsipnya sudah
mendekati Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16.
2. Penilaian/Pengukuran aset tetap pada Aset Tetap tetap Perusahaan dilakukan
sesuai kebijakan perusahaan dan ada beberapa hal yang tidak sesuai dengan
PSAK No. 16. Pengakuan aset tetap telah sesuai dengan PSAK No. 16.
Pengeluaran-pengeluaran atas aset tetap dibagi menjadi dua jenis, yaitu
pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan, prinsip ini tidak
menyimpang dari PSAK No. 16.
3. Penyusutan aset tetap sesuai dengan ketentuan perpajakan. Perusahaan
memilih metode saldo menurun, kecuali tanah.
4. CV. Kombos Manado melakukan penghentian dan pelepasan aset tetap
dengan cara dijual secara lelang, dihibahkan, maupun dimusnahkan. Dalam
hal ini sudah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 16.
5. Dalam hal penyajian dan Pengungkapan Aset Tetap dalam Laporan
Keuangan, secara umum tidak menyimpang dari pola yang terdapat pada
Standar Akuntansi Keuangan. Namun, pada pengungkapan, ada beberapa
informasi yang tidak dengan jelas diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan. Perusahaan tidak mengungkapkan dasar pengukuran yang
digunakan dalam menentukan jumlah tercatat bruto. Serta informasi
mengenai jumlah komitmen kontraktual dalam perolehan aset tidak
diungkapkan.
6. Dalam daftar aset tetap , pengidentifikasian aset tetap kurang informatif.
Karena, aset tetap yang diperoleh ditahun berbeda digabung dalam satu
daftar, selain itu masa manfaat, serta maksimum pemakaian tidak
dicantumkan.
Peneliti kedua dilakukan oleh Virginia, Dkk (2014) dengan judul “Analisis
Penerapan Metode Penyusutan Aktiva Tetap dan dampaknya terhadap laba
perusahaan pada PT. Artha Kindo Perkasa Palembang”. Teknik pengumpulan data
pada penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi, data tersebut diperoleh dari
dokumen yang terdapat pada perusahaan.
Teknik Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif
dan historis dengan menggunakan metode saldo menurun berganda dan
membandingkan metode garis lurus. Adapun hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1.Metode penyusutan garis lurus yang diterapkan perusahaan pada jenis aktiva
bangunan, mesin, inventaris kantor, dan inventaris proyek yang diterapkan
dengan menggunakan garis lurus adalah sangat tepat. Sedangkan metode
penyusutan garis lurus yang diterapkan perusahaan pada jenis aktiva alat
berat, kendaraan kantor dan kendaraan proyek yang diterapkan adalah tidak
tepat.
2. Besarnya metode penyusutan aktiva tetap pada perusahaan berdampak
terhadap besarnya laba bersih perusahaan. Hal ini ditunjukkan bahwa
penggunaan metode penyusutan garis lurus lebih tinggi sebesar 32.5%
dibandingkan dengan metode saldo menurun berganda dan dengan kenaikan
sebesar 29% dibandingkan dengan metode jumlah angka tahun. Sehingga
dapat diketahui bahwa laba yang dilaporkan oleh PT. Artha Kindo Perkasa
Palembang dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus
dibandingkan dengan metode saldo menurun berganda yang seharusnya
diterapkan sesuai PSAK No. 16 adalah lebih tinggi.
Peneliti Ketiga dilakukan oleh Mariuhu, Dkk (2014) dengan judul “ Analisis
Penerapan Metode Penyusutan Aktiva Tetap dan Implikasinya Terhadap Laba
Perusahaan Pada Perum Bulog Divre Sulut dan Gorontalo. Teknik pengumpulan
data pada penelitian ini yaitu survei, dokumentasi dan wawancara.
Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuantitatif dan kualitatif dengan metode saldo menurun berganda dan metode
jumlah angka tahunan. Adapun hasil dari penelitian ini adalah Perum BULOG
Divre Sulut dan Gorontalo dalam penyusutan aktiva tetapnya dengan menggunakan
metode Garis Lurus sangat baik digunakan karena, implikasinya terhadap laba lebih
tinggi nilainya dibandingkan dengan menggunakan metode perhitungan Saldo
Menurun Ganda dan metode Jumlah Angka Tahun. Hal ini dikarenakan metode
garis lurus mempunyai beban penyusutan yang relatif konstan dari tahun ke tahun.
Sedangkan metode saldo menurun ganda dan jumlah angka tahun mempunyai
beban penyusutan yang relatif menurun setiap tahunya tetapi di awal tahun beban
penyusutan dari kedua metode ini cukup besar bila dibandingkan dengan metode
garis lurus.
Setelah melihat dari ketiga penelitian sebelumnya dapat disimpulkan
persamaan pada penelitian ini adalah semua penelitian membahas aktiva tetap, dan
menggunakan metode saldo menurun berganda, teknik pengumpulan data berupa
dokumentasi, wawancara dan studi kepustakaan. Selain ada persamaan pada
penelitian ini juga memiliki perbedaan yaitu lokasi atau tempat penelitian berbeda,
dan aktiva tetap yang dibahas dipenelitian sebelumnya juga berbeda adapun
penelitian sekarang, adapun penelitian sekarang membahas tentang large
equipment pada kitchen.
Tabel 2.1.
Telaah Peneliti Pertama
No
1
Uraian
Persamaan
Perbedaan
Putra (2013) Analisis Membahas
Objek yang diteliti berbeda,
Penerapan
Akuntansi penyusutan aset penelitian
sebelumnya
Aset Tetap pada Cv. tetap
membahas semua aset tetap
Combos Manado
sedangkan penelitian ini
hanya
membahas
penyusutan
large
equipment
2 Teknik Analisis
Penelitian
sebelumnya
menggunakan
Analisis
deskriftif komparatif ,
sedangkan penelitian ini
menggunakan
Metode
saldo menurun berganda
Sumber : Hasil Modifikasi , 2016.
Tabel 2.2.
Telaah Peneliti Kedua
No
1
2
Uraian
Persamaan
Virginia, Dkk (2014) Menghitung
Analisis
Penerapan aktiva tetap
Metode
Penyusutan
Aktiva
Tetap
dan
dampaknya
terhadap
Laba Perusahaan pada
PT. Artha Kindo Perkasa
Palembang
Teknik Analisis
Sumber : Hasil Modifikasi , 2016.
Perbedaan
Objek dalam aktiva tetap
berbeda dan penelitian
sebelumnya
membahas
penyusutan
berdampak
terhadap laba perusahaan
Teknik
analisis
yang
digunakan
penelitian
sebelumnya
adalah
penelitian kualitatif dan
historis dengan mengambil
laporan kas perusahaan
sedangkan penelitian ini
hanya
menghitung
penyusutan menggunakan
metode saldo menurun
berganda.
Tabel 2.3.
Telah Peneliti Ketiga
No
1
2
Uraian
Persamaan
Mariuhu, Dkk (2014) Meneliti aktiva
dengan judul “ Analisis tetap
Penerapan
Metode
Penyusutan
Aktiva
Tetap dan Implikasinya
Terhadap
Laba
Perusahaan Pada Perum
Bulog Divre Sulut dan
Gorontalo.
Teknik Analisis
Menggunakan
analisis metode
saldo menurun
berganda
Perbedaan
Penelitan ini membahas
implikasi terhadap laba
perusahaan
Selain menggunaan metode
saldo menurun berganda
juga menggunakan metode
jumlah angka tahunan dan
membandingkan
dengan
metode garis lurus.
Sumber : Hasil Modifikasi , 2016.
1.2 Tinjauan Konsep
1.2.1 Tinjauan Equipment
Menurut Agustin (2014) peralatan di bagi menjadi dua yaitu kitchen
equipment dan Utensil yaitu :
1. Kitchen Equipment adalah perlengkapan dapur atau peralatan besar yang
membuat ruangan tersebut berfungsi sebagai dapur untuk mengolah
makanan. Adapun contoh perlengkapan (equipment) yaitu :
a) Meja
e) Refrigerator
b) Kompor
f)
c) Oven
a) Deep prayer Dll
d) Grill
Sink (bak cuci)
2. Utensil Adalah peralatan kecil yang dipergunakan untuk mengolah
makanan. Adapun contoh peralatan (utensil) yaitu :
a) Cutting board
e) Frying pan
b) Knife
f) Tray
c) Stock pot
g) Bowl, Dll
d) Sauce pan
Menurut Tuzy (2010) dalam operasional di kitchen, kelengkapan peralatan
memegang peranan penting yang digunakan pada saat operasional. Berikut ini
adalah peralatan-peralatan yang digunakan pada saat operasional di kitchen :
1. Kitchen Equipment adalah peralatan besar (peralatan berat) yang
fungsinya untuk mengolah (memasak) dan menyimpan bahan-bahan
makanan yang masih mentah ataupun sudah matang.
2. Kitchen utensil adalah peralatan kecil yang fungsinya untuk
mengolah bahan menjadi bahan mentah atau hidangan. Peralatan ini
tidak dapat digolongkan sebagai peralatan mesin, serta peralatan ini
mudah untuk dipindah-pindahkan.
Menurut Sudana, Dkk (2011) Peralatan merupakan alat utama yang
digunakan dalam membantu melakukan suatu pekerjaan di dapur sedangkan
perlengkapan merupakan alat penunjangnya. Seperti contohnya : pisau
merupakan
peralatan
yang
digunakan
untuk
memotong
sedangkan
sharpeningstell dan cutting board merupakan perlengkapan memotong.
Untuk menunjang operasional dapur, diperlukan adanya peralatan dan
perlengkapan yang mendukung dan memadai yang mana jenis dari peralatan
tersebut
umumnya
dikelompokkan
berdasarkan
ukurannya.
Sehingga
diklasifikasikan menjadi dua :
a. Small kitchen equipment
Adalah berbagai jenis peralatan dapur, yang mana peralatan tersebut
umumnya lebih kecil dan mudah untuk dipindahkan.
b. Large kitchen equipment
Adalah berbagai jenis peralatan dapur, yang mana peralatan tersebut
umumnya memiliki ukuran yang lebih besar dan susah untuk dipindahkan.
Yang selanjutnya akan lebih banyak dibahas dalam bab selanjutnya baik
tentang jenis maupun kegunaannya. Pada large kitchen equipment terdapat
pengelompokan berdasarkan sistem operasionalnya, sumber tenaga / power
yang digunakan serta pengelompokkan yang didasarkan pada fungsinya.
Sudana, Dkk (2011) mengelompokan kitchen equipment berdasarkan sistem
operasional, sumber tenaga, dan fungsinya, ini dapat diihat pada Tabel 2.2.
sebagai berikut :
Tabel 2.4.
Large Equipment
No
1
Jenis Large
Equipment
Nama Equipment
Food Processor
Food Chopper
Food Slicer
Potatoes peeler
Meat and food
grinder
Commercial cheese
grater
Heavy duty juice
extractor / with
pulp ejection
Preparing and Combi immersion
processing
blender/ bermixers /
equipment
stick blenders
Mandolin food
cutter / vegetable
slicer
Dought rounder
Somerset
commercial dough
sheeter
Hamburger patty
press
Fungsi
Adalah berbagai jenis peralatan
dapur yang digunakan dalam
mempersiapkan bahan makanan
seperti
mengupas,
mengiris,
mencincang, mengaduk, menghancurkan dll.
Vegetable dryer
Commercial
Restaurant Stoves
2
Cooking
Equipment
Commercial char
broilers
Deep fryer
Star gas
commercial Grills
Wide lava rock &
radiant commercial
char broilers by
star
Yang masuk dalam kategori
cooking equipment disini adalah
berbagai jenis peralatan dapur
dalam
ukuran
besar
yang
digunakan dalam proses memasak
Infra red radiant
salamanders
Vulcan
connectionless
counter-top steamer
Commercial pop up
Toasters
Commercial
conveyor toasters
Commercial
convection ovens
Commercial
microwave ovens
Cleveland range
Lemari kabinet
3
4
Storage
Equipment
Food
Temperature
Holding
Equipment
Meja kerja (table
top)
Rak Penyimpanan
Tas / Koper khusus
Bain Marie
Reach in
Refrigerator
Walk-in
Refrigerator
Food Counter
Food Warmer
Merupakan peralatan dapur yang
difungsikan
sebagai
tempat
penyimpanan baik bahan makanan
maupun dapur lainnya.
Merupakan peralatan dapur yang
digunakan untuk menjaga suhu
badan makanan maupun yang
sudah dimasak, diantaranya bain
marie, refgerator, food counter,
freezer, plate warmer, food warmer
Freezer
Sumber : Sudana, Dkk, 2011.
Kesimpulan yang diambil adalah peralatan kitchen dibagi menjadi dua yaitu
kithen equipment dan kitchen utensil yang kedua alat ini berbeda dari segi bentuk
dan fungsi, kitchen equipment adalah peralatan besar yang digunakan untuk
membuat makanan dan tidak dapat dipindah-pindahkan sedangkan kitchen utensil
adalah peralatan kecil yang digunakan untuk membuat makanan dan dapat
dipindah-pindahkan.
Adapun kitchen equipment dibagi berdasarkan sistem operasionalnya,
sumber tenaga/ power yang digunakan serta pengelompokan yang didasarkan pada
fungsinya yaitu Preparing and Processing Equipment yang digunakan untuk
mengupas, mengiris, mencincang, mengaduk dan menghancurkan bahan makanan,
Cooking equipment adalah peralatan besar yang digunakan dalam proses memasak,
Storage Equipment merupakan peralatan dapur yang digunakan sebagai tempat
penyimpanan bahan makanan dan Food Temperature Holding Equipment
merupakan peralata yang digunakan untuk menjaga suhu bahan makanan yang telah
dimasak.
1.2.2 Tinjauan Tentang Manajemen Keuangan
Menurut
Harmono
(2016)
tujuan
manajemen
keuangan
adalah
memaksimalkan nilai kekayaan para pemegang saham sedangkan fungsi
manajemen keuangan dapat dirinci ke dalam tiga bentuk kebijakan perusahaan,
yaitu (1) keputusan investasi, (2) keputusan pendanaan, dan (3) kebijakan dividen.
Menurut Wiagustin dalam Suad Husnan (2014) adalah dapat diartikan
sebagai manajemen dana baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam
berbagai bentuk investasi secara efektif maupun usaha pengumpulan dana untuk
pembiayaan investasi atau pembelanjaan secara efisien.
Menurut Van Horne dalam buku Harmono (2016) manajemen keuangan
adalah segala aktivitas yang berhubungan dengan perolehan pendanaan dan
pengelolaan aktiva dengan berbagai tujuan menyeluruh.
Wiagustin (2014) ada tiga (3) keputusan manajemen keuangan meliputi
fungsi pendanaan, investasi dan kebijakan deviden berikut adalah fungsi
manajemen keuangan :
1. Keputusan investasi
Adalah keputusan keuangan yang berkaitan dengan aktivitas
investasi dalam berbagai bentuk. Secara garis besar keputusan investasi dapat
dikelompokkan kedalam investasi jangka pendek seperti kas, persediaan,
piutang dan surat berharga maupun investasi jangka panjang dalam bentuk
gedung, peralatan produksi, tanah, kendaraan dan aktiva tetap lainnya.
Keputusan investasi ini akan tercermin pada sisi aktiva dalam neraca
perusahaan dengan demikian akan mempengaruhi struktur kekayaan
perusahaan, yaitu perbandingan antara aktiva lancar dan aktiva tetap. Manajer
keuangan bertanggung jawab menentukan perimbangan yang optimal setiap
jenis aset perusahaan.
2.
Keputusan Pendanaan
Adalah keputusan keuangan yang berkaitan dengan aktivitas
pembelanjaan atau pembiayaan investasi. Keputusan pendanaan meliputi
berbagai pertanyaan penting seperti bagaimana mendanai kegiatan perusahaan
?, bagaimana memperoleh kebutuhan dana untuk investasi yang efisien?,
bagaimana komposisi sumber optimal yang harus dipertahankan ? apakah
perusahaan sebaiknya menggunakan modal asing ataukah modal sendiri?
Adakah pengaruh keputusan pendanaan perusahaan terhadap nilai perusahan ?
keputusan pendanaan tercermin pada sisi pasiva dalam neraca perusahaan dan
keputusan ini akan mencerminkan struktur finansial maupun struktur modal
perusahaan.
Struktur finansial menunjukkan perbandingan antara hutang dengan
modal sendiri, sedangkan struktur modal menunjukkan perbandingan antara
hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Manajer keuangan bertanggung
jawab menentukan perimbangan yang optimal setiap hutang yang digunakan
perusahaan. Peran manajer keuangan dalam pemenuhan kebutuhan dana aan
semakin kompleks dalam kondisi globalisasi pasar modal. Pengumpulan dana
tidak lagi terbatas dalam satu negara melainkan terbuka kesempatan untuk
menarik dana dari investor asing.
3.
Kebijakan Deviden
Aktivitas keuangan yang berkaitan dengan distribusi laba yang
diperoleh perusahaan. Hingga saat ini masih timbul pendapat bahwa kebijakan
deviden ini merupakan bagian dari keputusan pendanaan. Memang pada
prinsipnya kebijakan deviden ini menyangkut tentang keputusan apakah laba
yang diperoleh perusahaan seharusnya dibagikan kepada pemegang saham
dalam bentuk kas deviden dan pembelian kembali saham atau laba tersebut
sebaiknya ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembelanjaan investasi
dimasa datang.
Apabila manajer keuangan memutuskan untuk membagi laba yang
diperoleh dalam bentuk deviden, maka ketergantungan terhadap sumber dana
eksternal menjadi semakin besar. Sebaliknya apabila manajer keuangan
memandang bahwa perusahaan telah memiliki financial leverage yang tidak
menguntungkan, maka sebaiknya laba yang diperoleh ditahan untuk
memperbaiki struktur modal perusahaan.
Investasi berarti pengeluaran dana saat ini dengan harapan
memperoleh hasil atau keuntungan di masa datan dilihat dari dimensi waktu,
investasi dapat dikelompokan menjadi 2, yaitu :
1. Investasi jangka pendek (satu tahun atau kurang ), yaitu investasi pada
aktiva lancar (modal kerja), seperti : kas, piutang, inventori, surat-surat
berharga.
2. Investasi jangka panjang (lebih dari satu tahun) yaitu investasi pada asset
rill, seperti : tanah, bangunan, peralatan kantor, kendaraan, asset rill lainnya
dan investasi pada asset finansial seperti : investasi pada saham dan
obligasi.
1.2.3 Tinjauan Tentang Aktiva Tetap
Menurut Vergenia (2014) dalam (Hennie 2005, h.170 ) Aktiva tetap
merupakan komponen aset yang paling besar nilainya di dalam neraca sebagian
besar perusahaan. Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang dimiliki untuk
digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, seperti penyewaan
kepada pihak lain atau untuk tujuan administrasi dan diperkirakan akan
digunakan selama lebih dari satu periode.
Menurut Setiawan (2001) Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud
dalam aktiva adalah potensi dari aktiva tersebut untuk memberikan sumbangan,
baik langsung maupun tidak langsung, arus kas dan setara kas kepada
perusahaan. Potensi tersebut dapat berbentuk sesuatu yang produktif dan
merupakan bagian dari aktivitas operasional perusahaan, dapat pula berbentuk
sesuatu yang dapat diubah menjadi kas atau setara kas atau berbentuk
kemampuan untuk mengurangi pengeluaran kas, seperti penurunan biaya akibat
penggunaan proses produksi alternatif. Banyak aktiva, misalnya aktiva tetap
memiliki bentuk fisik.
Namun demikian, bentuk fisik tersebut tidak esensial untuk menentukan
eksistensi aktiva, karena itu paten dan hak cipta, misalnya merupakan aktiva
kalau manfaaat ekonomi yang diperoleh perusahaan di masa depan dan kalau
masing-masing aktiva tersebut dikuasai perusahaan. Aktiva perusahaan berasal
dari transaksi atau peristiwa lain yang terjadi di masa lalu. Perusahaan biasanya
memperoleh aktiva melalui pembelian atau produksi sendiri, tetapi transaksi atau
peristiwa lain juga dapat menghasilkan aktiva; misalnya properti yang diterima
perusahaan dari pemerintah sebagai bagian dari program untuk merangsang
pertumbuhan ekonomi dalam suatu wilayah.
Klasifikasi Aset Tetap Menurut Putra (2013) dalam Suharli (2006 ; 265 ) adalah
:
1. Lahan, yaitu bidang tanah terhampar baik yang merupakan tempat
bangunan maupun yang masih kosong. Dalam akuntansi, apabila ada lahan
yang didirikan bangunan di atasnya, maka pencatatan antara bangunan dan
lahan harus dipisahkan. Khusus untuk bangunan yang dianggap sebagai
bagian dari lahan atau konstruksi yang dapat meningkatkan nilai lahan itu
sendiri, maka pencatatannya dapat digabungkan dengannilai lahan.
2. Gedung, adalah bangunan yang berdiri di atas lahan baik yang berdiri di atas
tanah maupun di atas air. Tidak seperti tanah yang tidak pernah disusutkan,
maka gedung mengalami penyusutan dari tahun ke tahun sehingga nilainya
akan berkurang tiap periodenya.
3. Mesin, yaitu alat mekanis yang dikuasai perusahaan dalam kegiatannya baik
untuk dagang maupun jasa. Pencatatannya dilakukan dengan menambahkan
nilai dari peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari mesin itu.
4. Kendaraan, merupakan sarana angkutan yang dimiliki perusahaan untuk
mendukung kegiatan operasionalnya. Misalnya, truk, mobil dinas,
kendaraan roda dua, serta jenis kendaraan lain yang dapat digunakan
sebagai sarana transportasi.
5. Inventaris, perlengkapan yang melengkapi isi kantor misalnya. Termasuk
perlengkapan pabrik, kantor, ataupun alat-alat besar yang digunakan dalam
perusahaan. Contoh: inventaris kantor, inventaris pabrik, inventaris
laboratorium, serta inventaris gudang.
Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui pada umumnya, aset tetap
digolongkan kedalam beberapa kelompok besar aset yaitu, Tanah, gedung,
mesin, kendaraan dan inventaris. Pada setiap aset tetap semua akan menyusut
kecuali pada tanah. Setiap aktiva tetap tentu memiliki umur ekonomis, untuk itu
hal ini perlu diperhatikan karena akan mengakibatkan kerugian apabila salah
satu aktiva mendapat masalah karena penyusutan. Salah Satu contoh pada mesin
menurut Tarigan (2009) apabila mesin dan peralatan tidak diganti sesuai dengan
waktunya akan mengakibatkan terganggunya proses produksi dan meningginya
biaya produksi. Secara teknis mungkin peralatan yang ada masih dapat
dioperasikan dan masih mempunyai kemampuan untuk berproduksi, tetapi
secara ekonomis tidak menguntungkan lagi. Artinya peralatan itu memang masih
dapat digunakan dalam proses produksi, tapi kita harus mengeluarkan biaya
perawatan ekstra akibat kerusakan peralatan. Biaya peralatan tersebut berupa
penggantian suku cadang. Kalau dibandingkan dengan penggantian peralatan
baru pihak perusahaan belum tentu mengalami kenaikan biaya produksi. Tetapi
hal ini harus dianalisis lagi dengan perhitungan matematis agar perusahaan bisa
menekan biaya produksi ditinjau dari penggantian peralatannya.
2.2.4 Tinjuan Tentang Hotel
Damanik (2015) memaparkan beberapa pendapat ahli mengenai
pengertian hotel. Adapun pengertian hotel tersebut adalah :
1. Menurut Menteri Perhubungan, definisi atau pengertian hotel adalah suatu
bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap
orang untuk memperoleh pelayanan penginapan berikut makan dan minum
(SK.MenHub. No. PM10/PW.391/PHB-77).
2. Menurut AHMA (American Hotel & Motel Assocation), definisi atau
pengertian hotel adalah suatu tempat dimana disediakan penginapan,
makanan, dan minuman, serta pelayanan lainnya, untuk disewakan bagi para
tamu atau orang-orang yang tinggal untuk sementara
3. Dengan mengacu pada pengertian diatas, dan untuk menertibkan perhotelan
diindonesia, pemerintah menurunkan peraturan yang dituangkan dalam Surat
Keputusan Menparpostel No KM 37/PW.340/MPPT-86, tentang peraturan
usaha dan penggolongan hotel. Bab 1,pasal 1, Ayat (b) dalam SK tersebut
menyatakan
bahwa:
"Hotel
adalah
suatu
jenis
akomodasi
yang
mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa
penginapan, makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya bagi umum
yang dikelola secara komersial.
Menurut Darmo (2006) Hotel adalah suatu penginapan yang diwajibkan
memenuhi aturan berlaku dalam menawarkan penginapan, makanan dan
minuman serta perlindungan atas barang bawaan para tamunya. Secara umum
hotel dapat diartikan sebagai suatu akomodasi yang dikelola secara komersial
yang menyediakan jasa pelayanan, penginapan, makan dan minum yang
disediakan bagi para tamu.
Dapat disimpulkan dari seluruh pendapat ahli tersebut tentang pengertian
hotel adalah suatu akomodasi yang dijual secara komersial pada tamu untuk
sementara waktu yang menawarkan penginapan, makan dan minum dan
perlindungan terhadap tamu serta barang bawaan tamu.
Bentuk akomodasi lainnya dengan karakter yang dapat membedakan satu
dengan yang lainnya namun dikelola secara komersial atas dasar ekonomi, jasa
dan fasilitas yang disediakan oleh masing-masing hotel dapat dibuat lima
segmentasi hotel menurut Darminto, Dkk (2005) yaitu :
1. Hotel Ekonomis (Limited Service Hotels)
Hotel ekonomis adalah hotel yang menyediakan kebutuhan dasar
pengunjung, kamar dan ruangan yang bersih dan nyaman dan dekorasi yang
secara umum dapat diterima oleh tamu. Anggaran yang terbatas seorang tamu
dapat menikmati fasilitas yang disediakan hotel ini. Jasa dan fasilitas yang
disediakan adalah dalam bentuk standar. Guna mengoptimalkan operasi, hotel
ekonomis mempekerjakan karyawan yang relatif sedikit dengan gaji yang
relatif rendah pula. Hotel ekonomis biasanya berada ditempat yang tidak
strategis, hanya untuk sekedar singah secara insedentil. Secara fisik hotel
ekonomis hanya memiliki jumlah kamar dibawah 50 buah.
2. Hotel Melati (Mid Market Hotels)
Hotel melati adalah hotel dengan nuansa modern dan mendasarkan
diri pada unsur komersial. Disamping dekorasi yang nyaman, sebuah hotel
melati yang tradisional biasanya juga menyediakan jenis makanan yang
khas dengan pelayanan yang tradisional pula. Pengunjung yang datang
sudah memiliki tingkatan (kelas) tertentu, sehingga nuansa kemewahan
yang khas sudah tampak dalam hotel jenis ini. Pengelolaan yang
profesional sudah ada dalam hotel melati dan berada dalam lokasi yang
cukup strategis. Secara fisik hotel melati merupakan sebuah bangunan
yang besar dengan jumlah kamar hunian yang cukup banyak (50-100
kamar).
3. Hotel Bintang (All Suite Hotels)
Hotel bintang adalah hotel dengan nuansa modern dan berusaha
bersaing dengan hotel eksekutif. Hotel bintang biasa menawarkan jasa dan
fasilitas dengan tarif yang bersaing. Hotel tipe ini menawarkan nuansa
kamar hunian yang luas dengan berbagai fasilitas dan dekorasi yang sangat
nyaman. Profesionalisme pengelolaan sudah dibutuhkan dalam hotel ini,
disamping karyawan yang cukup terlatih dan cakap.
Beberapa jenis hotel bintang ini sering dioperasikan sebagai
condominium atau condotel atau sebuah gedung dengan beberapa ruangan
yang disewakan dengan kenikmatan seperti milik sendiri. Pemilik “
condo” menyediakan jasa dan fasilitas seperti layaknya yang disediakan
oleh sebuah hotel. Jangka waktu tinggal para tamu biasanya lebih lama
dibading tamu hotel.
4. Hotel Eksekutif
Ciri hotel ekskutif adalahadanya nuansa kemewahan atau mendekati
kemewahan dengan dekorasi nyaman yang menjanjikan. Hotel jenis ini
memerlukan pengelolaan yang profesional dan karyawan yang terlatih.
Hotel eksekutif sering juga disebut dengan hotel kelas satu atau hotel
superior. Beberapa akomodasinya memiliki sudut pandang sempurna
dengan fasilitas yang cukup mewah. Tarif hotel eksekutif ini mengimbangi
tingkat eksekutif disuatu negara, disamping juga tergantung pada pasar
lokasi dan tipe akomodasi yang disajikan.
5. Hotel mewah
Hotel mewah sudah menunjukan unsur standar kemewahan tertentu,
baik dari segi kemewahan maupun kenyaman. Tingkat kebersihan dan
efisiensi yang tinggi, staf terlatih khusus, kompeten dan sopan dengan
makanan dan minuman yang berkualitas sangat khusus pula. Tarif hotel
mewah ini adalah tarif khusus tergantung pasar, lokasi dan tipe akomodasi
yang disediakan sangat khusus sehingga para tamu merasa bahwa dirinya
adalah raja dengan reputasi pribadi (privasi) yang sangat diperhatikan.
Berdasarkan ciri-ciri hotel tersebut maka dapat disimpulkan
Holiday Inn Resort Baruna Bali masuk dalam segmentasi hotel Bintang (All
Suite Hotels) karena Holiday Inn Resort Baruna Bali menawarkan jasa dan
fasilitas dengan tarif bersaing. Hotel ini menawarkan nuansa kamar hunian
yang luas dan nyaman.
2.2.4
Tinjauan Food and Beverage Product
Menurut Darmadjati (2006), Food and beverage department yaitu
department yang menangani makanan dan minuman, contohya seperti :
restoran, bar, banquet, dapur dan sebagainya. Berdasarkan pengertian Food
and Beverage Department dapat disimpulkan secara sederhana, yaitu suatu
bidang yang bertugas menangani kebutuhan makan dan minum, di mana makan
dan minum adalah kebutuhan pokok manusia, termasuk tamu-tamu. ini
merupakan sarana mutlak yang harus disediakan oleh hotel.
Istilah Food and Beverage Department berasal dari bahasa inggris
yang berarti departemen makan dan minum, oleh sebab itu departemen ini
adalah bagian yang menangani makanan dan minuman. Aspek makan dan
minum lebih mengedepankan cita rasa dan mutu pelayanan adalah hal yang
sangat relative dalam penilaian dan penerimaan setiap orang, dengan demikian
di dalam penangannya diperlukan keahlian dan keterampilan yang bersifat
khusus.
Menurut Nurmahani (2009) kegiatan penyelenggaraan jasa
pelayanan makanan dan minuman pada Food and Beverage Department dapat
ditinjau memulai ruang lingkup yang sempit dan ruang lingkup yan luas.
Dalam ruang lingkup yang sempit penyelenggaraan kegiatan penanganan
makan dan minum tersebut melalui : Food and Beverage Service, Food and
Beverage Product , dan Bar Service Operation.
Download