80 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan dalam bab-bab sebelumnya, dapat dikemukan kesimpulan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan pasal 9 ayat (2) Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta belum dapat terwujud pada prakteknya. Ketidaktahuan para pelaku usaha penyewaan VCD/DVD di Purwokerto dan sikap yang tidak mendukung terhadap ketentuan mengenai Hak Penyewaan serta perbedaan konsepsi kepemilikan dan penguasaan suatu barang yang ada dalam budaya hukum masyarakat dengan kepemilikan atau penguasaan secara fisik dalam Hak Cipta merupakan faktor yang menghambat pelaksanaan pasal 9 ayat (2) Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta di Kota Purwokerto. 2. Hambatan bagi Pemerintah untuk melaksanakan pasal 9 ayat (2) Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta terkait dengan Penyewaan karya sinematografi di Purwokerto antara lain adalah : a. Belum adanya Peraturan Pelaksana yang mengatur lebih lanjut mengenai ketentuan Hak Penyewaan dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta maka pelaksanaan Pasal 9 81 ayat (2) Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, yang dalam hal ini seharusnya mengatur lebih lanjut mengenai : 1. Macam dan Jenis karya cipta sinematorafi yang dikenai ketentuan Perizinan terkait Hak Penyewaan, 2. Prosedur Perizinan Penyewaan karya cipta sinematografi, 3. Lembaga Perizinan yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Perizinan Penyewaan karya cipta sinematografi. b. Belum adanya Lembaga Manajemen Kolektif khusus film yang menampung royalti bagi Pencipta maupun Pemegang Hak Cipta karya sinematografi. B. SARAN Adapun saran-saran yang yang dapat diberikan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut : 1. Sosialisasi terhadap Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta terutama yang berkaitan dengan hak penyewaan perlu ditingkatkan oleh Pemerintah; 2. Segera dibuat Peraturan Pemerintah sebagai pelaksanaan dari UndangUndang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, terutama yang berkaitan dengan hak penyewaan. Yaitu dalam hal ini guna memberikan penjabaran lebih lanjut tentang ketentuan hak penyewaan, diantaranya meliputi Macam dan Jenis karya cipta 82 sinematorafi yang dikenai ketentuan Perizinan terkait Hak Penyewaan serta prosedur perizinan penyewaan karya cipta sinematografi; 3. Segera dibentuk Lembaga Manajemen Kolektif khusus film yang menampung royalti bagi Pencipta maupun Pemegang Hak Cipta karya sinematografi agar Hak Ekonomi Pencipta maupun Pemegang Hak Cipta dapat terlindungi sehingga implementasi pasal 9 ayat (2) Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta terkait dengan Penyewaan karya sinematografi di Purwokerto dapat terwujud.