LBM V PERAWATAN LUKA BAKAR I. Klasifikasi Luka Bakar berdasarkan penyebabnya 1. Suhu Disebabkan kontak kulit dengan zat yang panas baik panas kering maupun panas basah. Zat panas dapat berapa gas, cairan atau zat padat. Berataya luka bakar tergantung dari intensitas dan lamanya kontak. a. Gas Paparan gas panas dapat mengakibatkan luka bakar pada permukaan kulit dan permukaan yang kontak selama pernafasan, (mulut, hidung, kerongkongan, jalan nafas dan paru-para). Gas panas ini biasanya dari udara atmosfer menjadi panas selama terjadinya kebakaran/ledakan. Udara dalam ruang tertutup menahan panas lebih lama daripada ruangan terbuka. b. Cairan Jika cairan panas kontak langusng dengan kulit sehingga luka bakar serius. - Air teh , kopi --> classic scald burns Sifat: • kepekatan, gravitasi khusus, tegangan permukaan, suhu untuk mendidih mendekati air. • Pelarut utamanya adalah air • Sering membuang panasnya ketika jauh dari sumber panas dan kontak dengan kulit • Terjadi parsial --> thickness burns jika kontaknya dengan kulit diatasi - Minyak goreng, pelumas, saus, sop, sirup dan gravies Sifat: • Kepekatan, grafitasi khusus, tegangan permukaan, boiling poin, jauh lebih besar dari air dan dapat dipanasi lebih tinggi suhunya daripada air • Substansi ini menahan panasnya lebih lama setelah dijauhkan dari sumber panas c. • Lukanya lebih dalam • Lebih sulit diatasi Benda padat Mudah tidaknya panas dapat dipindahkan dari benda panas yang padat ke kulit tergantung dari seberapa besar panas benda padat dan bagaimana sifat pembuangan panasnya. Benda padat yang menahan suhu yang tinggi dan sering memindahkan panasnya saat kontak dengan kulit, meliputi logam, keramik, beberapa jenis plastik, kaca beton dan batu. II. Bahan Kimia Terjadi ketika bahan kimia khusus (baik dalam bentuk gas, cair, padat) secara langsung kontak dengan kulit dan permukaan epitel. Meskipun beberapa reaksi kimia memproduksi dan membuang panas, produk panas dari bahan kimia dapat menyebabkan luka bakarnya biasanya asam kuat, seperti hidroklor, asam chro,is, asam sulfur, atau basa kuat seperti sodium hidroksida. Selain kimia yang kuat hampir semua dapat menyebabkan luka bakar jika sisanya secara tidak langsung kontak dengan kulit dalamn waktu lama, misalnya sabun, deterjen, urin. III. Listrik Bisa dengan dua cara : 1. alternating current 2. direct current - alternating current dapat menyebkan luka bakar yang lebih hebat dari direct current - luka bakar yang hebat dihubungkan dengan voltase yang tinggi(77.000 volupada kecelakan,meskipun 155 volt yang terjadi di rumah juga menvebabkan kerusakan yang consideraple. IV. Radiasi Terjadi karena klien terpapar zat radio aktif yang dengan dosis tinggi. Kebanyakan paparan radiasi yang menunjukan luka pada jaringan berhubungan dengan tindakan radiasi terapeutik,tapi biasanya bersifat minos atau jarang menyebabkan kerusakan kulit. Kerusakan disebabkan terutama padatingkat sel,partikel dalam, inti sel ter ionisasi dan mengganggu fungsi yang pokok/kritis,yang menunjukan kematian sel dan menandakakan kegagalan organ. Luka bakar/injuri ini ditentukan oleh factor-faktor: tipe radiasi jarak dan sumber lamanya paparan dosis yang diserap kedalaman penetrasi dalam tubuh Brbagai organ mempunyai perbedaan resistensi terhadap radiasi yang merusak sel biasanya organ atau jaringan yang mempunyai indeks mitosis dan reproduksi lebih cepat,lebih susceptible terhadap kerusakkan akibat radiasi, misalnya seperti tulang,kulit, membran mukosa. folikel rambut ,lapisan saluran gastro intestinal,lapisan saluran paru-paru,dan daerah germinal testes. 2. Luas luka bakar; Rule of nine digunakan pada pre hospital dan di ruang gawat darurat rule of nine ini terjadi karna kerja cepat dan mudah untuk menentukan TBSA nya (total body surface area) pada pasien Iuka bakar Pada pasien dewasa; Tubuh di bagi menjadi beberapa bagian , tiap bagian dinilai 9% atau kelipatan Diperlukan 1 telapak tangan seseorang sama dengan 1 persen dari TBSA Wajah dan leher. 4,5% Bagian depan tubuh ; 18% Bagian belakang tubuh ;18% Lengan depan . 4.5% Kepala belakang dan leher ;4,5% Lengan belakang .4,5% Kaki depan ,9°0 Kaki belakang ,4% Pada bayi anak . Kepala dan Leher ,4,5% Bagian depan tubuh ; 18% Bagian belakang tubuh; 18% Kaki; 14% Tangan ;9% 3. Komplikasi luka bakar 1. Infeksi Merupakan masalah utama. Bila infeksi berat maka dapat mengalami sepsis. Berikan antibiotika berspektrum luas, bila perlu dalam bentuk kombinasi. Kortikosteroid jangan diberikan karena bersifat imuno supresif kecuali pada keadaan tertentu misalnya edema laring berat 2. Curling ‘s ulcer (tukak kurling) Merupakan komplikasi serius, biasanya muncul pada hari ke 5 -10 . terjadi ulkus pada duodenum lambung kadang-kadang dijumpai hematemesis. Antasida harus diberikan secara rutin pada penderita luka bakar menunjukkan ulkus pada duodenum. 3. Gangguan jalan nafas Paling dini muncul dibandingkan komplikasi lainnya muncul pada hari pertama. Terjadi karena inhalasin aspirasi, edema paru dan infeksi. Penanganan : dengan jalan membersihkan jalan nafas , memberikan O2 , trakeostomi pemberian kortikosteroid dosis tinggi dan antibiotika. 4. Konvulsio Meliputi bangkiyan “kejang” akibat ketidak seimbangan elektrolit, hipoksemia, infeksi, pemberian obat-obat. Dilatasi lambung yang dirawat dengan dekompresi tabung nasogatrok dan tekanan darah tinggi yang terjadi pada kira-kira 30% pada anak-anak dan mungkin membutuhkan perawatan dengan vasodilator. 5. Timbulnya kontraktur 6. Gangguan kosmetis 4. Derajat luka bakar derajat Kedalaman Penampilan luka Sensasi luka penyembuhan Sifat Merah, tidak Nyeri yang Komplet dalam Eritema melepuh dan sangat 3-7 hari kerusakan luka Derajat I Epidermis pucat jaringan dan edema minimum Derajat II Epidermis Merah, pink, Nyeri, sangat 10-21 hari dan melepuh basah, sensitif untuk luka sebagian pucat - super fisial dan dermis lebih dari 21 hr untuk luka yang dalam Derajat Epidermis Merah, keputihan, Tidak ada Membutuhkan Terjadi III dan dermis coklat, abu-abu sensasi auto grafting anastesi atau hitam, kering untuk karena dank eras, penyembuhan terjadi kerusakan tidakpucat pada reseptor rasa nyeri eritrosit banyak yang rusak terjadi edema dan kerusakan permanen Derajat Epidermis, Mirip degan Tidak ada Autografting IV dermis, derajat III gosong sensasi diperlukan struktur pada area yang untuk subkutan, lebih dalam penyembuhan saraf, facia seperti otot dan amputasi tulang otot hingga tulang 5. Penggolongan berat ringan luka bakar 1. Luka bakar ringan : biasanya penderita cukup obat jalan - Luka bakar derajat I (15%-25% LPT (dewasa)) - Luka bakar derajat II (10% LPT (anak)) - Luka bakar derajat III (<2% LPT) 2. Luka bakar sedang : sebaiknya dirawat di RS perawatan jalan akan mempersulit penderita dan meningkatkan resiko - Luka bakar derajat II (15-25%) LPT dewasa - Luka bakar derajat II (10-20%) LPT anak - Luka bakar derajat III (10%) LPT 3. Luka bakar berat : harus dirawat di ruangan dengan peralatan kusus - - Luka bakar derajat II > 25% LPT (dewasa) - Luka bakar derajat II > 29% LPT (anak) - Luka bakar derajat III > LPT Luka bakar derajat IV = luka bakar yang mengenas tangan, wajah, mata, telinga, kaki dan genetalia serta persendian sekitar ketiak, semua penderita dengan inralasi, luka bakar dengan komplikasi trauma berat, luka berat resiko tinggi (menderita penyakit demam) 6. Resusitasi cairan pada pasien luka bakar Formula yang biasa digunakan untuk resusitasi cairan pada pasien luka bakar dewasa : format Cairan Coloid Dextruse Coloid Dextruse ½ dari 24 ½ dari 24 2000ml jamperta jam ma pertama ½ -3/4 ½ -3/4 ringers 1,5 % luka dari 24 dari 24 ml/kg/% jam jam pertama pertama elektrolit EVANS Cairan Elektrolit Normal 1ml/kg/% salin luka bakar 2000ml 1ml/kg/% luka bakar BROKE Laktat luka bakar MODIFIED Laktat 0,5ml/kg/ bakar 2000ml 0,3 – 0,5 2000ml Titrat BROOKE PARKLAND 7. ringers ml/kg/% 2ml/kg/% luka luka bakar bakar Laktat 0,3 – 0,5 Output ringers ml/kg/% urine 4ml/kg/% luka luka bakar bakar Patofisiologis luka bakar Sercara umum jika terjadi luka bakar maka akan terjadi : 1. Inhalasi injuri (luka pernafasan) 2. Perubahan sistemik tubuh/fisiologi Inhaslasi injuri *Terjadi kerusakan pada jalan nafas bagian atas (supraglolic) dalam beberapa menit sampai dengan beberapa jam serta dapat melibatkan saluran nafas bawah menyebabkan ARDS (Adult Respiratori Distress Syndrome) misalnya edema. *Keracunan CO, karena affinitas Hb terhadap CO>200x daripada terhadap O2. Hb CO (karboksi Hb)< 10 ppm -> tidak timbul gejala Hb CO (karboksi Hb)10-20 ppm -> harus diawasi dan dihubungkan dengan spirometri Hb CO(karboksi Hb)20-50 ppm -> fatique (kelelahan), tribilita, disaritmia jantung , ataksi, vomiting, (inval) , tekanan darah tinggi, deep coma, paralysis, hipertensi dll. *Keracunan sulfur dioksida dan nitrit oksida keracunan yang ekstrim. *Komplikasi restriktif paru karena efek torniket pada edema yang dapat dilihat dengan “cicumferential chest burn”. Perubahan sistemik -> terutama pada luka bakar > 25% total TbsA/Luas. A. Perubahan cairan (Fluid shift) The water vapor baries tubuh adalah lapangan paling luas dari epidermis. Jika terjadi luka bakar / kerusakan maka terjadi kehilangan cairan. Penurunan defisit volume cairan secara langsung sejalan denga luas luka bakardan dalamnya luka bakar 24 s.d36jam pertama Permeabilitas kapiler tinggi -> cairan dan protein vaskuler ->edema -> shock. Pindah ke ruang intestitial *Shock terjadi jika terlambat ditangani/penatalaksanaan. Permeabiluas kapiler berubah setelah 48 jam.Selain itu juga terjadi thrombus Stasis kapiler dapat menyebabkan iskhemik dan kadang-kadang diikuti dengan nekrosis. Usaha tuhuh untuk kompensasi kehilangan volume plasma : 1. Kontnksi pembulu darah 2. Penankan kembali cairan dari luas sel yang tidak rusak 3. Pasien akan merasa haus (obat oral tidak diberikan sampai dengan pas buang angin atau tidak lagi diintubasi) B. Hemodmamik $ Penguranga volume darah sirkulasi menyebabkan penurunan cardiac output (CO) pada awalnya dan denyut nadi tinggi. $Penurunan volume sekuncup (stroke volume )ditandai dngan peningkatan resistensi perifr (hasil dari kontriksi arteri dan meningkatkan hemoviskositas) Akibat perfusi jaringan menjadi tidak adekuat dan menyebabkan asidosis ,gagal ginjal dan shock luka bakar yang irreversible. Ketidak seimbangan elektrolit menyebabkan : a. hiponatremia pada 3-10 hr karena perubahan cairan b. hiperkalemia yang pada awalnya berhubungan dengan destruksi sel, diikuti dengan hipokalemia pada saat perubahan cairan terjadi dan porssium tidak diganti Luka bakar Permeabilitas kapiler Edema Hematokrit Volume Viskositas Resistensi perifer Cardiac output. B. Kebutuhan merbolik @. Terjadi pembesaran katektomin (mediator utama untuk respon metabolic luka bakar) @. Terjadi burn fever tergantung dalam dan luasnya luka bakar (suhu:38,8 C - 39,4 C) @. Penyembuhan luka membutuhkan banyak energi yang berasal dari glukosa tubuh yang tersdia terbatas termasuk glikogen hati dan otot ,maka dalam beberapa hari post burn, glokoneogenesis meningkat. Jika terjadi peningkatan insulin maka kemungkinan terjadi hiperglykemia. @. Pasien dewasa membutuhkan >3000-5000 kalori /hari untuk luka bakar supply nutrisi yang dibutuhkan < tergantung TBSA) a. <10% -> suplementasi minimal b. 10-20 % ->prot. Tinggi ,kalori diet tinggi. c. 20-30% -> pemberian nutrisi enteral d. 30-40% -> total perenteral nutrisi. D Renal Needs. #. Terjadi penurunan filtrasi glomerulus pada luka ekstensif. : #. Jika resistasi terlambat maka terjadi penurunan aliran darah renal dapat menyebabkan output renal /kerusakan renal oliguria dan menurunkn kadar kreatinin darah. #. Hb dan hemoglobin terdapat pada urin pasien yang mengalami keruskan rotot dalam (sering dihubung dengan luka elektrik ) dapat menyebabkan nekrosis tubular akut serta menimbulkan /mempengaruri jumlah terapi cairan awal dan diuresis osmotic. E. Perubahan Pulmonary. #. Hiper \entilasi dan peningkatan konsumsi O2 #. Alkalosis respiratorik F. Hematologic changnges. #. Trombositopenia ,fungsi sel darah yang abnormal, menekan level fibrinogen, penurunan factor koagulasi plama pada post burn. #. Anemia->efek burn injuri secara langsung. G. Aktivitas Imunologik - Terjadi reaksi imunologik karena masuknya bakteri melalui jaringa kulit yg rusak - Ada penurunan beberapa Ig mayor ,Complemen dan albumin serum. H. Gastrointestinal - Respon SSS terhadap trauma menyebabkan peristatic menurun sehingga terjadi distensi gastric ,nansea ,vomithis dan paralitik ileus .Bila terjadi iskemik pada mokosa lambung maka ada resiko terhadap ulkus duodenae dan gastric (ditandai dengan perdarahan). Resusitai cairan - Burn injury < 10% —> hanya perlu banyak nutrisi dan minum - > 10% -> butuh resusitas intra vena (iv) Resusitasi cairan Resusitasi cairan dimulai dalam 2 jam setelah terjadi luka bakar.Biasanya digunakan kanula berukuran besar (14 f).Setelah ½ jam – 1 jam pertama harus dimasukan 1 liter kristaloid(larutan Hartman, ringer laktat, larutan garam isotonis) sambil mengukur nadi,TD,tekanan vena sentral dan hitung jumlah urin yg keluar. -< 20% —> resusitasi hanya larutan kristal saja ->20% —> koloid dalam bentuk plasma atau sejenisnya dangan salah satu larutan kristaloid. 8. Luka bakar yang disebabkan karena sengatan dingin Disebabkan oleh temperatur tinggi, air(es) dan udara(angin) dengan suhu 6-7 celsiuss. Pada sengatan dingin, kerusakan jaringan terutama kulit dan subkutis terjadi karena gangguan aliran darah kerusakan pada sengatan dingin terjadi karena vasokonstriksi. dehidrasi seluler ,viskositas darah dan otot .Organ yg paling rentan adalah kulit dan otot. Gejala* untuk 1. kulit pucat seperti lilin 2. mati rasa (anastesis) 3. kebas( parastesia) bentuk lain sngatan dingin adalah frostnip yaitu trauma termis dingin bersifat refersibel yg mengenai organ akral(ujung) jari tangan ,hidung,dagu.Gejala sama dengan sengatan dingin tapi dapat pulih kembali (refersible). 9. Debridemen pada luka bakar. Ada 4 metode 1. Mecanical debridement: prosedurnya, balut bagian yg terkena (biasanya dengan gauze kasar) dibasahi dgn nase atau agen antimikroba .Cairan luka atau jaringan nekrotik dapat terjerat pada gauze dan debridement dengan membuang gouze .Mechanical debridement dr luka bakar dapat menyebabkan nyeri yg hebat oleh karena itu manajemen nyeri yang efektif merupakan hal yang utama 2. Enzymatik debridement meliputi penggunaan proteolitik dan fibrinolitik potical enzim.Agen enzymatic pada luka bakar dengan membuat lubang pd luka, membuka syaraf atau jaringan nervous dan neoplastik 3. Surgikal debridemen Surgical debridement meliputi exision Dengan menggunakan 2 metode: 1. tangensial exision pada tangensial exicision lapisan luka sngat tipis sehingga daerah yang 2. dicukur sampai engan jaringan yghidup facial exicision meliputi kedalaman jaringan luka bakar .Teknik ini banyak digunakan untuk Iuka bakar yang sagat dalam . 4. Sharp debridement :menggunakan forcep dan gunting dgn eschar hilang adalah cara untuk mengangkatnya. 10. Efek luka bakar Efek local a. nyeri, bengkak .dan fungsi menghilang b. kehilangan cairan ,elektrolit,protein. c. infeksi dapat mengubah luka bakar .Organisme seperti stafilococus/ streptococcus mengadakan kolonisasi diluka pada saat permulaan. sedangkan/psedoumonas menyebabkan sepsis dan septikemi yang banyak ditemukan setelah Shari. d. trombosit :luka akibat suhu dan luka akibat listrik. Efek sistemik 1. Peningkatan permeabilitas kapiler secara umurn dengan kehilangan volume intra vaskuler 50% volume plasma dapat menghilang dalam waktu 3 jam pada luka bakar 40% Hal mi menyebabkan penurunan curah jantung ,oliguri dan kegagalan ginjal. 2. Kegagalan pernafasan . a. Obstruksi saluran pernafasan bagian atas akibat sekunder dari inhalasi luka bakar atau trauma facial. b. Obstruksi saluran nafas bagian bawah atau kerusakan parenkim paru-paru akibat sekunder Jari - inhalasi produk kombusio yg bersifat toksik. - Kelebihan pemberian cairan pd tindakan resistensi - Sepsis 3. Kaatabolisme meningkat 4. Perubahan pada gastrointestinal. PENGERTIAN LUKA BAKAR: Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh panas,arus listrik,atau bahan kimia yang mengenai t,mucosa dan jaringan yang lebih dalam. PERAWATAN LUKA BAKAR: Perawatan pertama • Segera setelah terbakar,dinginkan luka itudengan air dingin (20cc,15menit) • Pemakaian pendingin untuk mengurangi destruksi lebih lanjut. • Dimulai sebelum 30 menit setelah trauma. • Kebiasaan memberikan rnentega,kecap,kapur,minyak'ttt tidak ada manfaatnya malah akan mempersulit pembersihan luka. • Luka derajat 1 tidak memerlukan pengobatan khusus, dibersihkan dan diberi analgetika saja. • Letakkan luka dalam tempat yang bersih dan dibawa keRS. • Di RS penderita dibersihkan seluruh tubuhnya ,rambutnya dikeramasi,kuku-kuku dipotong,lalu lukanyadibilas dengan cairan yang mengandung disinfektan seperti sabun cetrimide 0.5%. Kulit yang mati dibuang, bullae dibuka arena kebanyakan cairan didalamnya akan terinfektir ,bullae yang intack pada luka bakar yang amat luas,dapat diperhatikan beberapa hari sebagai evaporative barrier. : Perawatan Definitif: Tertutup,terbuka,semi terbuka. • Perawatan lertutup Setelali luka bersih ditutup dengan selapis kain steril berlubang-lubang (tulle) yang mengandung vaselin dengan atau tanpa antibiotika,lalu setumpuk gas dan verband bebatnya cukup tebal sehingga eksudasi cairannya tidak keluar. Tujuannya adalah melindungi luka dari trauma dan bakteri,serta mengurangi evaporasi. Indikasi perawatan tertutup ialah penderita yang dirawat poliklinis,luka tubuh , jari -jari.kerugian cara ini yaitu banyaknya pemakaian verband ,tiap kali ganti memberi rasa nyeri dan perdarahan.daerah muka dan inguinal tak dapat dilakukan cara ini.sendi-sendi ditempatkan dalam posisi "full ekstension". • Perawatan terbuka Eksudat yang keluar dari luka beserta debris akan mengering menjadi lapisan Eschar yang bertindak sebagai verband,ini kaku dan relatif kedap bakteri.Penyembuhan akan berlangsung dibawah eschar.penderita dirawat dalam tempat tidur dan ruangan yang relatif steril.setiap eschar yang pecah harus dibenkan obat"an lokal ,kontrol bila ada penumpukan pus dabawah eschar dengan timbulnya panas badan.leoco darah dll.bila demikian tentu escartsb harus dibuka (esharotomi). • Parawalan \crni terbuka Seperti pada perawatan terbuka,tetepi tidak lagi mengandalkan eschar sebagai verband tetapi dberikan juga obat"an lokal .obat lokal yang berbentuk cream akan membuat escharnya lunak dan mudah dibersihkan : (Marzoeki .Djohansjah. Pengelolaan Luka Bakar. Airlangga University Press, hal 12-13 ) PROSES KEPERAVV ATAN Pengkajian: Aktivitas/istirahat,sirkulasi,integritasego,eliminasi,makanan/cairan/neurosensori, nyeri/kenyamanan,pernapasan,kanan. Diagnosa keperawatan dan Intervensi 1. Resti terhadap bersihan jalan napas trakeobronkial, luka tidak efektif b/d obstruksi seputar leher,keterbatasan pengembangan dada. Criteria evaluasi: menunjukan bunyi napas,frekuensi pemapasan dalam rentang normal,bebas dispnea/stenosis. Intervensi: • Kaji reflex gangguan menelan • Awasi frekuensi ,irama dan kedalaman pemapasan • Auskultasi pant, perhatikan stidor,mengi. Batuk rejan. • Perhatikan warna kulit yang cedera pucat/wama buah ceri merah. • Tinggikan kepala tempat tidur,hindari penggunaan bantal di bawah kepala • Dorong batuk /latihan napas dalam • Reposisi • Pertahankan tehnik steril • Tingkatkan istirahat suara, tetapi kaji kemampuan berbicara dan atau menelan sekret oral secara periodik. • Selidiki perubahan perilaku/mental ex. Gelisah, agitasi, kacau mental. • Awasi 24 jam keseimbangan cairan Kolaborasi Awasi /gambarkan seri GDA Berikan /bantu fisioterapi dada/spirometri insentif. 2. Resti terhadap kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan melalui rute abnormal, peningkatan pemasukan, perdarahan. kebutuhan status metabolik, ketidakcukupan Kriteria hasil : meningkatkan perbaikan keseimbangan cairan yang dibuktikan oleh keluaran urine yang adekuat, tanda vital stabil, membran mukosa lambat. Intervensi: Awasi tanda vital, cvp Awasi pengeluaran urin:warna dan bj urine Timbang bb tiap hari Ukur lingkar extremitas yang terbakar sesuai indikasi tiap hari juga. Observasi distensi abdomen,hematemesis,feses hitam,hemates drainase NG dan feses secara periodik. Kolaborasi Pasang kateter urin tidak menetap dan ukuran kateter IV. Berikan pergantian cairan IV yang dihitung,elektrolit, plasma,albumin. Awasi px lab Berikan obat sesuai indikasi. 3. Resti terhadap infeksi b/d : Pertahankan pnmer tidak adekuat :kerusakan perlindungan kulit/jaringan traumatik. Pertahankan sekunder tidak adekuat: penurunan Hb, penekanan respons/inflamasi. Kriteria evaluasi: mencapai penyembuhan luka tepat waktu bebas eksudat ,purulen dan tidak demam Tindakan: Implementasikan tehnik isolasi yang tepat sesuai indikasi. Tekankan pentmgnya tehnik cuci tangan yang baik untuk semua individu yang datang kontak dengan pasien. Gunakan tehnik aseptik pada setiap tindakan /peralatan steril. Cukur/ikat rambut disekitar area yang terbakar meliputi batas cuci (termasuk bulu alis ) cukur rambut wajah (pria) dan keramasi tiaphari. Periksa area yang tidak terbakar (lipat paha leher,membran mukosa,dan vagina)secara rutin. Kolaborasi Tempatkan IV / garis invasive pada area yang tidak terbakar. Ambil kultur rutin dan sensitifitas luka/ drainese. Bantu biopsy eksisi bila infeksi dicurigai. Foto luka pada awal dan dengan interval periodic. Berikan agen topical sesuai indikasi. (Rencana Askep, edisi 3, Marilynn E. doenges, EGC hal 804-811).