Untitled - Wahyu Akhir Zaman

advertisement
SIKAP KITA DI RUMAH TUHAN
Satu hal yang kurindu
Berdiam di dalam rumah-Mu
Satu hal yang kupinta
Menikmati bait-Mu Tuhan
Reff :
Lebih baik satu hari dipelataran-Mu
Daripada s’ribu hari di tempat lain
Memuji-Mu, menyembah-Mu
Kau Allah yang hidup
Dan menikmati s’mua kemurahan-Mu.
Saya yakin cukup banyak dari antara kita yang familiar dengan lagu di atas. Kalau
kita perhatikan kalimat pertama dari reff “ Lebih baik satu hari di pelataran-Mu,
daripada s’ribu hari di tempat lain” , maka kalimat tersebut diambil dari Mazmur :
Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain;
lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah
orang fasik.Mzm 84:11
Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa Pemazmur mengatakan bahwa “Sebab
lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain” ?
Mengapa bagi Pemazmur satu hari di rumah Tuhan, bahkan hanya sekedar di
pelataran Rumah Tuhan atau di ambang pintu rumah Tuhan saja dianggap lebih
baik dibandingkan dengan seribu hari di tempat lain ? Apakah karena pada zaman
itu tidak ada tempat yang lebih indah dari pelataran rumah Tuhan ? Atau tidak ada
tempat lain yang lebih menarik ?
Atau apakah kalimat tersebut hanyalah sebuah kiasan ?
Pemazmur mengatakan kalimat tersebut dengan sebenar-benarnya, bukan kiasan,
karena Pemazmur memberikan jawabannya di Mazmur 93 :
Maz 93:1 TUHAN adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan, TUHAN berpakaian,
berikat pinggang kekuatan. Sungguh, telah tegak dunia, tidak bergoyang; 2 takhtaMu tegak sejak dahulu kala, dari kekal Engkau ada.3 Sungai-sungai telah
mengangkat, ya TUHAN, sungai-sungai telah mengangkat suaranya, sungai-sungai
mengangkat bunyi hempasannya.4 Dari pada suara air yang besar, dari pada
pecahan ombak laut yang hebat, lebih hebat TUHAN di tempat tinggi.
5 Peraturan-Mu sangat teguh; bait-Mu layak kudus, ya TUHAN, untuk sepanjang
masa.
Mazmur pasal 93 ini merupakan sebuah pasal yang menjelaskan tentang sebab
akibat, yaitu ayat 1-4 sebagai sebab dan akibatnya di ayat 5.
Sebab : Tuhan adalah Raja yang kekal yang bahkan lebih hebat dari ombak laut
yang besar sekalipun,
Maka/akibatnya :peraturan Tuhan sangat teguh dan bait Tuhan layak
diperlakukan secara kudus sepanjang masa, bukan hanya untuk suatu periode atau
waktu tertentu saja, tapi sepanjang masa karena Tuhan adalah Raja sepanjang masa
dari kekekalan sampai kekekalan.
Rumah atau istana seorang raja memang merupakan simbol kebesaran raja
tersebut. Itu sebabnya salah satu yang membuat Ratu Syeba kagum akan kebesaran
raja Salomo, adalah rumah/istana yang dibangun oleh Salomo.
1 Raj 10: 4 Ketika ratu negeri Syeba melihat segala hikmat Salomo dan rumah yang
telah didirikannya, 5 makanan di mejanya, cara duduk pegawai-pegawainya, cara
pelayan-pelayannya melayani dan berpakaian, minumannya dan korban bakaran
yang biasa dipersembahkannya di rumah TUHAN, maka tercenganglah ratu itu.
Daud pun meyakini bahwa Tuhan telah mengokohkan pemerintahannya atas
bangsa Israel, ketika istana baginya didirikan.
2 Sam 5:11 Hiram, raja negeri Tirus, mengirim utusan kepada Daud dan kayu alas,
tukang-tukang kayu dan tukang-tukang batu; mereka mendirikan istana bagi
Daud.12 Lalu tahulah Daud, bahwa TUHAN telah menegakkan dia sebagai raja atas
Israel dan telah mengangkat martabat pemerintahannya oleh karena Israel, umatNya.
Demikian juga bila kita berkesempatan untuk mengunjungi istana-istana raja Eropa
misalnya ketika kita berwisata, maka kita akan melihat adanya suatu hubungan
antara kebesaran raja tersebut dengan istananya. Itu sebabnya istana Negara
merupakan suatu tempat yang favourite untuk dikunjungi, apalagi bila istana
tersebut adalah istana dari seorang raja atau presiden yang masih berkuasa.
Beberapa tahun yang lalu saya berkesempatan mendengarkan khotbah dari seorang
pendeta senior yang tergolong salah satu tokoh Kekristenan di Indonesia. Beliau
mengatakan bahwa dalam pelayanannya, beliau sudah melayani di puluhan Negara,
namun bagi beliau yang paling berkesan adalah ketika beliau diundang oleh
Presiden Bill Clinton untuk menghadiri acara sarapan bersama di White House.
Mengapa acara sarapan bersama itu begitu istimewa bagi beliau ? Apakah karena
menu sarapan di White House sangat baik dan lengkap ? Bukan. Kalau untuk
kualitas menu sarapan, banyak hotel-hotel lain yang menyediakan menu yang lebih
baik dan lebih lengkap.
Lalu mengapa acara sarapan itu begitu istimewa melebihi pelayanan atau
kunjungan beliau ke Negara-negara atau tempat-tempat lain ?Jawabnya adalah
karena beliau diundang oleh Bill Clinton ke White House. Mengapa diundang oleh
Bill Clinton dianggap begitu luar biasa ?Karena ketika itu Bill Clinton menjabat
sebagai Presiden Amerika, Presiden dari sebuah Negara super power di
dunia.Artinya bila diundang oleh Bill Clinton pada saat ini, mungkin tidak sebangga
saat itu, karena saat ini Bill Clinton sudah tidak menjabat sebagai presiden Amerika
lagi.
Kemudian beliau bangga karena diundang ke White House yang merupakan
rumah/istana atau tempat dimana presiden dari sebuah Negara paling berkuasa di
dunia melakukan pemerintahannya.
Dari penjelasan di atas, kita mengerti mengapa Pemazmur mengatakan bahwa satu
hari di pelataran rumah Allah, di rumah Raja diatas segala raja jauh lebih baik
dibandingkan seribu tahun di tempat mana pun juga.
Apakah kita merasakan hal yang sama dengan Pemazmur ketika kita ke rumah
Tuhan ?
Kembali ke Maz 93 : 5 diatas “Peraturan-Mu sangat teguh; bait-Mu layak kudus, ya
TUHAN, untuk sepanjang masa.”
Apakah setiap kali kita masuk atau berada di gereja yang adalah rumah Tuhan, kita
bersikap dengan sepatutnya karena kita menyadari bahwa kita memasuki rumah
Allah yang maha mulia, Sang Pencipta langit dan bumi , Raja diatas segala raja ?
Jika kita memperhatikan dan membandingkan bagaimana sikap kita ketika ke gereja
dengan sikap umat lain ke rumah ibadah mereka , maka kita akan merasakan betapa
jauh perbedaannya. Umat lain ada yang mewajibkan umatnya untuk melepaskan
alas kaki mereka sebelum mereka memasuki tempat ibadah, bahkan harus
membersihkan diri dahulu sebelumnya. Ada agama lain yang mewajibkan umatnya
untuk berpakaian tertentu untuk dapat masuk tempat ibadah mereka. Beberapa
kepercayaan lain bahkan mewajibkan mereka berjalan dengan menggunakan lutut
mereka sambil merunduk untuk masuk di tempat-tempat yang mereka anggap
keramat.
Bagaimana sikap kita ketika masuk ketempat ibadah kita ?
Beberapa datang ke gereja dengan pakaian yang terlihat kurang senonoh.Ada anak
muda pria yang datang ke gereja memakai celana tiga perempat, pakai kaos tanpa
kerah dan bersandal. Hendak kemana kita ? Ke pantai ?
Banyak orang beranggapankarena kita diselamatkan oleh kasih karunia maka kita
boleh bersikap semau kita ketika beribadah. Atau ada juga yang berpikir karena
Tuhan kita maha pemurah, maka seolah-olah Tuhan kita murahan, dimana kita
boleh berbuat dan bertingkah laku seperti apa saja di gereja, toh Tuhan maha
pemurah, pasti mengampuni.
Banyak ditemui jemaat yang ngobrol, makan-minum, bbm, sms bahkan main game
iPad, atau HPketika mereka berada di dalam tempat ibadah.
Kalau kita baca Yesaya 1:10-15 :
Yes 1:10 Dengarlah firman TUHAN, hai pemimpin-pemimpin, manusia Sodom!
Perhatikanlah pengajaran Allah kita, hai rakyat, manusia Gomora!
11 "Untuk apa itu korbanmu yang banyak-banyak?" firman TUHAN; "Aku sudah jemu
akan korban-korban bakaran berupa domba jantan dan akan lemak dari anak lembu
gemukan; darah lembu jantan dan domba-domba dan kambing jantan tidak Kusukai.
12 Apabila kamu datang untuk menghadap di hadirat-Ku, siapakah yang menuntut
itu dari padamu, bahwa kamu menginjak-injak pelataran Bait Suci-Ku?
13 Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah
kejijikan bagi-Ku. Kalau kamu merayakan bulan baru dan sabat atau mengadakan
pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan melihatnya, karena perayaanmu itu penuh
kejahatan.
14 Perayaan-perayaan bulan barumu dan pertemuan-pertemuanmu yang tetap, Aku
benci melihatnya; semuanya itu menjadi beban bagi-Ku, Aku telah payah
menanggungnya.
15 Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan
muka-Ku, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan
mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah.
Ayat 10 :
Dengarlah firman TUHAN, hai pemimpin-pemimpin, manusia Sodom! Perhatikanlah
pengajaran Allah kita, hai rakyat, manusia Gomora!
Ayat ini menjelaskan bahwa firman ini berlaku sama baik bagi pemimpin, manusia
Sodom, maupun rakyat, manusia Gomora. Kita tahu bahwa Sodom dan Gomora
dianggap sama, artinya firman ini tidak memberikan pengecualian kepada para
rakyat maupun para pemimpin.
Ayat 11 :
11 "Untuk apa itu korbanmu yang banyak-banyak?" firman TUHAN; "Aku sudah jemu
akan korban-korban bakaran berupa domba jantan dan akan lemak dari anak lembu
gemukan; darah lembu jantan dan domba-domba dan kambing jantan tidak Kusukai.
Ayat ini menjelaskan bahwa Tuhan sudah jemu akan korban-korban bakaran,
karena sesungguhnya bukan korban-korban bakaran yang Tuhan harapkan dan
utamakan.
Ayat 12 :
12 Apabila kamu datang untuk menghadap di hadirat-Ku, siapakah yang menuntut
itu dari padamu, bahwa kamu menginjak-injak pelataran Bait Suci-Ku?
Ayat 12 menyatakan “Apabila kamu datang untuk menghadap di hadirat-Ku,
siapakah yang menuntut itu dari padamu” Firman ini menjelaskan bahwa tidak
selamanya kehadiran kita menghadap Tuhan itu menyukakan hati Tuhan, tidak
selamanya kalau kita ke gereja itu menyukakan hati Tuhan. Bila kedatangan kita ke
rumah Tuhan itu sekedar “menginjak-injak pelataran Bait Suci-Ku”,atau “berkeliaran
di Rumah Suci-Ku” (BIS 1985)* yang berarti bila kedatangan kita ke rumah Tuhan itu
mencemarkan Bait Suci Tuhan karena kita bertingkah laku yang tidak patut di
rumah Tuhan, maka Tuhan katakan untuk apa kita datang, karena Tuhan tidak
pernah menuntut dan mengharapkan kedatangan umat yang seperti ini.
(*) Alkitab Bahasa Indonesia sehari hari 1985
Ayat 13 :
13 Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah
kejijikan bagi-Ku. Kalau kamu merayakan bulan baru dan sabat atau mengadakan
pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan melihatnya, karena perayaanmu itu penuh
kejahatan.
“Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh,” ,jangan lagi memujimuji Tuhan , kalau tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh, sambil makan
permen, sambil minum, sambil ngobrol, dan sikap-sikap lain yang tidak patut. Tidak
perlu juga memberi persembahan, kalau kita tidak rela dan itu sekedar untuk
pamer.
“sebab baunya adalah kejijikan bagi-Ku.”
Kata “kejijikan bagi-Ku” hanya ditemukan di ayat ini dan tidak ditemukan lagi di
bagian Alkitab lain dan kata ini menggambarkan kemarahan Tuhan yang sangat luar
biasa bahkan melebihi kemarahan Tuhan kepada para penyembah berhala yang
sangat dibenci oleh Tuhan.
Kita bandingkan dengan beberapa ayat yang berkaitan dengan penyembahan
berhala :
Hos 9:10 Seperti buah-buah anggur di padang gurun Aku mendapati Israel dahulu;
seperti buah sulung sebagai hasil pertama pohon ara Aku melihat nenek moyangmu.
Tetapi mereka itu telah pergi kepada Baal-Peor dan telah membaktikan diri kepada
dewa keaiban, sehingga mereka menjadi kejijikansama seperti apa yang mereka
cintai itu.
Maz 107:39 Mereka menajiskan diri dengan apa yang mereka lakukan, dan berzinah
dalam perbuatan-perbuatan mereka.40 Maka menyalalah murka TUHAN terhadap
umat-Nya, dan Ia jijik kepada milik-Nya sendiri.
Dalam (BIS 1985), Yesaya 1:13 tertulis demikian :
Percuma saja membawa persembahanmu itu.Aku muak dengan baunya.Aku benci
dan tak tahan melihat kamu merayakan Bulan Baru, hari-hari Sabat dan hari-hari
raya serta pertemuan-pertemuan keagamaan.Semua itu kamu nodai dengan dosadosamu dan merupakan beban bagi-Ku; Aku sudah lelah menanggungnya.
Di Alkitab BIS 1985 pun, kata “ Aku benci dan tak tahan” hanya ditemukan di ayat
ini.
Mengapa Tuhan begitu marah kepada orang-orang yang masuk rumah Tuhan
dengan tidak sepantasnya, melebihi kemarahan Tuhan kepada para penyembah
berhala ?
Dalam kasus penyembahan berhala, maka orang-orang itu lebih memilih untuk
menyembah berhala yang bukan Allah dibandingkan dengan menyembah Tuhan
yang adalah Allah Pencipta alam semesta.
Sedangkan dalam kasus orang-orang yang masuk ke rumah Allah dengan tidak
sepantasnya adalah sama seperti misalnya, bila saya datang ke rumah Bapak atau
Ibu dan saya melakukan hal-hal yang kurang pantas di rumah Bapak atau Ibu, apa
artinya ? Bukankah itu berarti saya menghina Bapak dan Ibu sebagai tuan rumah
atau pemilik rumah ?
Demikian juga bila kita masuk rumah Tuhan dengan cara dan sikap yang kurang
pantas, maka sebenarnya kita sedang menghina Tuhan sebagai pemilik rumah
tersebut.
Selanjutnya ayat tersebut menyatakan“ Kalau kamu merayakan bulan baru dan
sabat atau mengadakan pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan melihatnya, karena
perayaanmu itu penuh kejahatan.
Mengapa Tuhan tidak tahan melihat perayaan dan ibadah kita ?Karena perayaan itu
penuh kejahatan. Kejahatan seperti apa ?Kejahatan karena perilaku dan ibadah yang
tidak benar.
Setiap kali kita melakukan ibadah atau perayaan, kita merasa melakukan itu bagi
kemuliaan Tuhan, tapi seringkali yang terjadi sesungguhnya adalah kebalikannya,
kita menghina Tuhan melalui ibadah dan perayaan kita. Menghina bagaimana ?Kita
menghina Tuhan karena masuk rumah Tuhan dengan penampilan dan sikap yang
tidak pantas.Kita menghina Tuhan karena bersikap dan bertingkah laku yang tidak
pantas di rumah Tuhan, bahkan sering ditemukan jemaat dan hamba Tuhan yang
makan dan minum saat Firman Allah disampaikan.
Siapakah kita sehingga kita merasa memiliki hak dan berani untuk makan-minum
dan bertingkah sembarangan di hadapan Tuhan ?
Mari kita bandingkan diri kita dengan Yohanes Pembaptis.
Yohanes Pembaptis adalah seseorang yang Tuhan Yesus sendiri mengatakan bahwa
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh
perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes
Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya.”Mat
11:11
Dari ayat tersebut, Yesus mengatakan bahwa Yohanes Pembaptis adalah manusia
terbesar yang pernah lahir di dunia ini.
Namun ketika Yohanes Pembaptis yang adalah manusia terbesar yang pernah lahir
di dunia ini ditanya mengenai Tuhan Yesus, maka Yohanes Pembaptis menyatakan
:"Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan
membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak. Mrk 1:7
Kalau manusia paling besar yang pernah lahir merasa “membungkuk dan membuka
tali kasut Tuhan pun tidak layak,” lalu dengan kelayakan apa kita merasa berhak dan
berani untuk bertingkah yang tidak pantas di hadapan Tuhan di rumah-Nya ?
Ayat 14 :
14 Perayaan-perayaan bulan barumu dan pertemuan-pertemuanmu yang tetap, Aku
benci melihatnya; semuanya itu menjadi beban bagi-Ku, Aku telah payah
menanggungnya.
Ayat 14 merupakan pengulangan dari sebagian ayat 13, hal ini menunjukkan bahwa
Tuhan ingin memberikan penegasan kembali mengenai hal-hal yang Tuhan benci.
Ayat 15 :
15 Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan
muka-Ku, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan
mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah.
Di ayat 15 ini Tuhan menyatakan hukuman-Nya kepada mereka yang masuk rumah
Tuhan dengan sikap yang tidak patut.
Sejak tahun 2003 saya mencoba mempelajari mengapa Tuhan begitu baik pada saya
karena saya bukanlah manusia yang baik dan suci, saya tidak lebih baik dari orangorang kebanyakan bahkan mungkin untuk beberapa hal saya lebih buruk dari
kebanyakan orang. Ketika saya mempelajari hal tersebut saya sempat bingung
dengan kondisi beberapa hamba Tuhan, aktifis dan anak-anak Tuhan yang
kondisinya sangat memprihatinkan, tidak hanya dari segi ekonomi tapi juga dari
segi keluarga, kesehatan dan hal lainnya. Logika saya saat itu mengatakan bahwa
mereka yang melayani Tuhan seharusnya dipelihara dan diberkati dengan
kelimpahan, namun yang saya lihat adalah betapa banyak masalah yang membelit
mereka. Bahkan saya melihat banyak hamba Tuhan atau aktifis yang makin
melayani, malah makin banyak mendapat masalah.Baru setelah saya mengerti
Yesaya 1:10-15 ini saya mengerti mengapa mereka tidak diberkati.
Banyak aktifis dan hamba Tuhan karena begitu seringnya ke gereja, ke ruang
ibadah, maka mereka sudah tidak lagi merasa bahwa ruang itu adalah ruang ibadah,
ini adalah gereja, ini adalah rumah Tuhan sang Raja yang kekal. Sehingga seringkali
ruang ibadah, rumah Tuhan tidak dianggap dan diperlakukan sebagai suatu tempat
yang sakral tapi sudah dianggap seperti ruangan pada umumnya. Mereka makanminum di ruang tersebut, berlari-lari, berteriak-teriak dan melakukan aktifitas lain
yang tidak sepantasnya dilakukan di rumah Allah. Itu sebabnya ayat tadi
menjelaskan mengapa doa-doa kita tidak pernah dijawab Tuhan, karena jangankan
dijawab, didengar pun tidak.Bila doa-doa kita tidak pernah didengar oleh
Tuhan,bagaimana mungkin kita dibekati ?
Oleh karena itu kita perlu melakukan pengecekkan pada diri kita sendiri :
-
-
-
-
Bagaimana pengertian kita tentang beribadah digereja ? Apakah kita merasa
ke gereja sekedar masuk ke suatu gedung untuk bertemu teman, bernyanyi,
mendengar pujian, mendengar khotbah, berdoa, persembahan lalu pulang
?Atau setiap kita ke gereja kita bersyukur karena kita dilayakkan untuk
menghadap hadirat Tuhan di rumah Tuhan.
Bagaimana pengertian kita tentang memuji Tuhan ? Apakah kita merasa
memuji Tuhan di gereja sekedar mengikuti ritual gereja atau kita bersyukur
setiap saat diperkenan Tuhan untuk memuji nama-Nya yang agung ?
Bagaimana sikap kita ketika mendengar khotbah ? Apakah kita menganggap
khotbah sekedar sebuah ritual gereja dan kita mengharapkan suatu khotbah
yang lucu sehingga bisa menghibur ? Atau kita meyakini bahwa khotbah yang
disampaikan adalah firman Allah yang harus kita simak dengan sungguhsungguh tanpa menghilangkan sikap kritis untuk mampu membedakan
apakah yang disampaikan sesuai dengan Kebenaran.
Bagaimana sikap kita ketika berdoa ? Apakah doa sekedar suatu ucapan
manusia atau kita menyakini ada kuasa dari setiap doa yang dipanjatkan ?
Pengertian-pengertian di atas akan membentuk sikap kita. Bila kita merasa bahwa
datang ke gereja merupakan karunia Tuhan yang melayakkan kita untuk datang
menghadap hadirat-Nya, maka kita pasti akan berpakaian dengan baik dan pantas,
kita akan datang lebih awal, kita tidak akan berani ngobrol dan berisik di gereja, kita
akan mengambil suatu saat teduh untuk mengucap syukur atas kesempatan yang
Tuhan berikan pada kita untuk dapat datang di hadirat-Nya. Kita pun akan berdoa
agar Tuhan melayakkan kita untuk dapat memuji nama-Nya yang kudus. Kita juga
akan berdoa dengan sungguh-sungguh agar Tuhan memberikan hikmat pada kita
agar kita bisa mengerti apa yang ingin Tuhan sampaikan pada kita melalui hambaNya. Kita juga pasti akan memuji Tuhan dengan sungguh-sungguh, menyimak
setiap doa dan mengamininya. Kita tidak mungkin berani sembarangan bertingkah
di gereja bahkan dalam setiap aspek hidup kita, malahan akan bersikap seperti yang
dinyatakan di surat Ibrani :
Ibr 12:28 Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah
kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan
kepada-Nya, dengan hormat dan takut.
Ayat di atas menjelaskan, bahwa justru karena kita menerima anugerah
keselamatan dari Tuhan, maka kita harus mengucap syukur dan beribadah kepada
Allah dengan cara yang berkenan pada Tuhan, yaitu dengan sikap yang hormat dan
takut.
Download