BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecenderungan negara di dunia dalam hal beban penyakit tidak menular (PTM) dan proporsi angka kematianPTM juga terjadi di Indonesia yangditunjukkan dengan terjadinya peningkatan jumlah penderita PTM dari 41.7 % di tahun 1995 menjadi 59.5 % di tahun 2007.Penyakit tidak menular meliputi penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes dan penyakit pernapasankronik(Kemenkes RI, 2011). Pada masa mendatang, Indonesia akan beralih dari negara agraris menjadi negara industri. Perkembangan ini akan membawa konsekuensi terhadap perubahan gaya hidup, kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat. Faktor ini secara tidak langsung erat kaitannya dan berpengaruh pada derajat kesehatan. Pergeseran pola penyakit di masyarakat yang semula didominasi penyakit menular dan infeksi, saat ini telah beralih ke penyakit degeneratif, misalnya dislipidemia yang merupakan salah satu faktor risiko terjadinya penyakit jantung koroner (Krinatuti, 1999). Di masa sekarang ini telah terjadi pergeseran atau perubahan pola penyakit penyebab mortalitas dan morbiditas di kalangan masyarakat, ditandai dengan perubahaan pola penyakit-penyakit infeksi menjadi penyakit-penyakit degeneratif dan metabolik. Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1972, penyakit kardiovaskuler masih diperingkat ke-11 menjadi penyebab utama kematian di Indonesia. Pada tahun 1989 naik ke urutan ketiga. Adapun pada tahun 1992 Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) menunjukkan kecenderungan kenaikan kematian yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler dari 16,5% menjadi 18,9% pada SKRT 1995 (Nainggolan & Adimunca, 2005).Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan bahwa penyakit jantung koroner menduduki peringkat ke 7 seluruh Indonesia, dan diketahui pula bahwa sebagian masyarakat Indonesia yang berusia diatas 15 tahun telah memiliki kadar total kolesterol, trigliserida dan LDL di atas normal. Selain 1 itu, dari masyarakat Indonesia yang berusia di atas 15 tahun 60,3% memiliki kadar LDL near optimal dan borderline tinggi (100-159 mg/dL). Faktor penyebab penyakit jantung koroner diantaranya adalah faktor genetik,dislipidemia atau peningkatan fraksi lipid dalam darah obesitas, hipertensi, Diabetes Mellitus (DM), kurang aktivitas fisik, pola hidup yang tidak sehat, asupan buah dan sayur yang rendah, dan merokok. Di mana dislipidemia menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya penyakit jantung koroner pada individu (Waspadji et al.,2010). Pola makan masyarakat yang cenderung berlebihan dan tidak sehat berpengaruh pada profil lemak tubuh manusia yang meliputi kolesterol total, kolesterol-LDL, kolesterol-HDL dan trigliserida. Penyempitan pembuluh darah yang mengalirkan darah ke jantung dapat menimbulkan penyakit jantung koroner (PJK) sedangkan penyempitan pembuluh darah arteri ke otak dapat menimbulkan stroke.Stroke dan penyakit jantung koroner erat kaitannya dengan lipid atau lemak. Lemak dan kolesterol tak larut dalam cairan darah oleh karena itu diperlukan lipoprotein sebagai agen transport (Guyton & Hall, 2006). Lipoprotein berfungsi sebagai pengangkut asam lemak seperti lemak, kolesterol dan trigliserida dalam darah. Lipoprotein sebagai menjadi 5 fraksi dengan berat jenisnya. Kelima fraksi tersebut adalah kilomikron,very low density lipoprotein (VLDL), intermediate density lipoprotein(IDL), low density lipoprotein (LDL), dan high density lipoprotein (HDL). Karena dalam hal tertentu, oksi-LDL yakni kolesterol yang telah dioksidasi oleh radikal bebas dapat mengendap pada dinding pembuluh darah dan mengakibatkan atheroslerosis sedangkan HDL mampu mengangkut kolesterol dari dinding arteri, sifat inilah yang dianggap menjadi sifat dasar dari anti anterogennya (Tan, 2002). Dislipidemia merupakan keadaan kadar kolesterol yang tinggi didalam darah. Kolesterol LDL dan kolesterol HDL adalah dua jenis lipoprotein yang berkaitan dengan penyakit jantung. Kadar kolesterol LDL paling signifikan pada lipid darah yang meningkatkan risiko penyakit jantung sedangkan kadar kolesterol HDL memiliki fungsi yang berkebalikan dengan kolesterol LDL dalam penyakit jantung koroner (Krummel, 2004). Di Indonesia prevalensi dislipidemia belum 2 terdata dengan baik, tetapi diketahui prevalensi dislipidemia terus meningkat. Data SKRT tahun 2004 menyebutkan bahwa prevalensi terjadinya dislipidemia di Indonesia mencapai 14 % (Anwar,2004). Salah satu tanaman yang memiliki manfaat sebagai penurun kadar kolesterol dalam tubuh adalah jambu biji (Psidium guajava) terutama pada bagian buah jambu biji. Hal ini berkaitan dengan kandungan metabolit sekunder pada jambu biji yaitu pektin. Sehingga jambu biji memiliki potensi sebagai antihiperkolesterolemia herbal(Malvlyaet al., 2011).Jambu biji yang dipilih adalah yang berdaging merah, selain karena mudah ditemukan dan kandungan airnya lebih banyak, buah jambu biji ini mengandung vitamin C, likopen, flavanoid dan serat larut air khususnya pektin, serta terdapat tanin yang diduga berfungsi untuk menurunkan kadar kolesterol didalam darah (Mills & Bone, 2000). Kandungan serat larut air dapat menurunkan sekitar 14% kolesterol LDL pada orang yang hiperkolesterolemia dan sekitar 10% pada orang yang normokolesterolemia (Hernawati, 2007). Dalam penelitian Tuminah (2009), faktor yang menyebabkan peningkatan kejadian dislipidemia adalah perilaku konsumsi makanan yang cenderung rendah serat dan tinggi lemak. Menurut penelitian yang lain alternatif yang dapat menurunkan kadar kolesterol LDL, trigliserida dan kolesterol total jangka panjang adalah buah jambu biji merah yang mempunyai kandungan vitamin C dan beta karoten yang bermanfaat sebagai antioksidan menghambat oksidasi LDL sehingga kadar LDL dalam darah turun. Sehingga dapat mencegah terjadinya aterosklerosis (Astawan, 2013). Latihan olahraga mempunyai pengaruh pada penurunan kadar dalam darah. Tanpa melakukan latihan olahraga, kolesterol kemungkinan untuk mendapatkan serangan penyakit jantung akan lebih banyak (Sumosardjuno,2002). Berdasarkan hasil penelitian Kelley et al. (2006) menemukan bahwa latihan aerobik pada wanita dapat menurunkan kolesterol total 19%, LDL sebesar 11%, trigliserida 8% serta meningkatkan kadar HDL sebesar 18%. Dalam penelitian Sudibjo (2004) menyimpulkan bahwa senam aerobik yang dilakukan selama 6 3 minggu dengan intensitas ringan sampai sedang dapat menurunkan persentase kolesterol, dengan rata-rata penurunan persentase sebesar 20,46%. Pada penelitian Sugehaet al., (2013) terlihat penurunan kadar kolesterol LDL 51 mg/dL, dan kolesterol HDL mengalami peningkatan 8 pada subyek lansia diatas usia 60 tahun yang melakukan senam bugar lansia secara rutin tiga kali seminggu selama 4 minggu dengan durasi senam 30 menit. Pada penelitian lain yang dilakukan oleh 15 orang subyektenaga kesehatan perempuan usia 20-39 tahun yang melakukan satu sesi latihan fisik aerobik intermitten intensitas sedang dengan interval 4 kali seminggu selama satu bulan didapatkan hasil yang bermakna untuk peningkatan kadar kolesterol HDL, dan penurunan kadar kolesterol LDL (Siregar, 2004). Pada data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan penyakit jantung koroner di daerah Sulawesi Tenggara berdasarkan wawancara terdiagnosis dokter masih tinggi yakni sebesar 0,4% di mana rata-rata di Indonesia 0,5%. Laporan Dinas Kesehatan Provinsi pada tahun 2013 dan 2014 penyakit jantung koroner menduduki peringkat keempat dengan jumlah kasus 24.419 dan 25.419 (Depkes, 2013). Sedangkan dari laporan tahunan di Dinas Kesehatan Kota Kendari pada tahun 2014 menunjukkan kasus penyakit jantung koroner menduduki peringkat pertama sebesar 60% dari 10 penyakit tidak menular terbanyak yang diderita oleh masyarakat Kota Kendari. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh intervensi buah jambu biji terhadap kadar profil lipid pada orang dewasa dislipidemia di Kota Kendari. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dibuat suatu perumusan masalah, yaitu: 1. Bagaimana pengaruh pemberian jambu biji terhadap kadar LDL pada orang dewasa dengan dislipidemia di Kota Kendari? 2. Bagaimana pengaruh pemberian jambu biji terhadap kadar HDLpada orang dewasa dengan dislipidemia di Kota Kendari? 4 3. Bagaimana pengaruh pemberian jambu biji terhadap kadartrigliserida pada orang dewasa dengan dislipidemia di Kota Kendari? 4. Bagaimana pengaruh pemberian jambu biji terhadap kadarkolesterol total pada orang dewasa dengan dislipidemia di Kota Kendari? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jambu biji terhadap profil lipid pada orang dewasa dengan dislipidemia di Kota Kendari. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dilakukannya penelitian adalah sebagai berikut : a. Mengetahui efek pemberian jambu biji terhadap kadar LDLpada orang dewasa dengan dislipidemia di Kota Kendari b. Mengetahui efek pemberian jambu biji terhadap kadar HDLpada orang dewasa dengan dislipidemia di Kota Kendari c. Mengetahui efek pemberian jambu biji terhadap kadar trigliseridapada orang dewasa dengan dislipidemia di Kota Kendari d. Mengetahui efek pemberian jambu biji terhadap kadar kolesteroltotal pada orang dewasa dengan dislipidemia di Kota Kendari D. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti Untuk memberikan dasar informasi mengenai ilmiah mengenai peran pemberian jambu biji (Psidium guajava) dalam memperbaiki kadar profil lipid sebagai salah satu penyebab utama penyakit kardiovaskuler pada orang dewasa dengan dislipidemia 2. Bagi instansi- instansi terkait Diharapkan penelitian ini sebagai salah satu dasar tatalaksana upaya pencegahan dislipidemia terhadappenurunan risiko penyakit kardiovaskuler di daerah tersebut. 5 3. Bagi pembaca/ peneliti lain Diharapkan hasil penelitian dapat menjadi salah satu dasar untuk penelitian lanjutan mengenai tatalaksana dislipidemia dan pencegahan risiko penyakit kardiovaskuler pada umumnya dan pengaruh makanan serat serta olahraga terhadap profil lipid. 4. Bagi subyek penelitian Untuk mengetahui profil lipid masing-masing sampel dan mendapatkan pengetahuan terkait faktor resiko yang menyebabkan sehingga bisa dilakukan langkah pencegahan. E. Keaslian Penelitian 1. Penelitian yang dilakukan oleh Astawan (2013) dengan judul efek jus jambu biji (psidium guajava) pada penderita dislipidemia. Desaincase control dan outcome yang dilihat adalah kadar LDL direct,dan trigliserida. Dengan hasil bahwa pemberian terapi jus jambu biji dosis 650 mg/kgBB dalam bentuk sediaan 200 ml, 3 kali sehari 30 menit sebelum makan selama 30 hari dapat digunakan sebagai alternatif untuk penururnan LDL pada penderita dislipidemia. Perbedaan dengan penelitian sekarang adalah pada desain penelitian, subyek penelitian, dan outcome yang dilihat 2. Penelitian yang dilakukan oleh Maryanto (2003) dengan judul pengaruh pemberian serat jambu biji (Psidium guajava L) terhadap profil lipid serum tikus sprangue dawley hiperkolesterolemia dengan desain control goup pre test dan post test design dan outcome yang dilihat profil lipid pada serum tikus keseluruhan (kadar LDL, HDL, trigliserida, dan kolesterol total) memberikan hasil pemberian serat jambu biji 16% dapat menurunkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL dan trigliserida sedangkan serat jambu biji 2%, 4% dan 7% tidak berpengaruh terhadap profil lipid serum tikus hiperkolesterolemia. Penambahan serat jambu biji pada diet tidak meningkatkan kadar koleterol HDL. Perbedaan dengan penelitian sekarang adalah pada subyek penelitian, dan lokasi penelitian 6 3. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmad, Asmah, Mohd Fadzelly Abu Bakar dan Zarida Hambali(2006) dengan judul the effect of guajava (psidium guajava L) consumption on total antioxidant and lipid profile in normal male youth dengan desain pre dan post ekperimental dan outcome yang dilihat profil lipid (kadar LDL, HDL, trigliserida, dan kolesterol total) memberikan hasil pemberian jambu biji 400 mg dapat meningkatkan kadar antioksidan dan menurunkan kadar HDL, trigliserida dan kolesterol total. Perbedaan dengan penelitian sekarang adalah pada subyek penelitian, desain penelitian, dan lokasi penelitian 4. Penelitian yang dilakukan oleh Anam (2010) dengan judul pengaruh intervensi diet &olahraga terhadap indeks massa tubuh, kesegaran jasmani, hsCRP dan profil lipid pada anak obesitas dengan desainpra-eksperimental one group dan post group dan outcome yang dilihat adalah IMT, kesegaran jasmani, kadar hsCRP dan profil lipid keseluruhan (kadar LDL, HDL, trigliserida, dan kolesterol total) memberikan hasil bahwa kadar LDL tinggi pada subyek mengalami penurunan kadar LDL setelah dilakukan intervensi diet dan olahraga. Perbedaan dengan penelitian sekarang adalah pada desain penelitian, subyek penelitian, dan outcome yang dilihat 5. Penelitian yang dilakukan oleh Dodiati (2008) dengan judul pengaruh asupan serat dan antioksidan terhadap kejadian dislipidemia pada pasien rawat jalan rumah sakit panti rapih Yogyakarta dengan desaincase control dan outcome yang dilihat adalah profil lipid keseluruhan (kadal LDL, HDL, trigliserida, dan kolesterol total) memberikan hasil bahwa terdapat pengaruh yang bermakna antara asupan serat terhadap kejadian dislipidemia pada Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Dislipidemia berisiko 2,1 lebih besr terhadap orang-orang asupan serat rendah dibandingkan dengan orang-orang yang asupan seratnya baik. Perbedaan dengan penelitian sekarang adalah pada desain penelitian, subyek penelitian, dan outcome yang dilihat. 7