selengkapnya klik disini

advertisement
PENDAHULUAN
PENANAMAN
P
Pada lahan datar sampai berombak,
penanaman dianjurkan menggunakan alat
tanam ATB-2R Balitsereal (ditarik hand traktor).
Alat tanam ini menanam benih dengan jarak 75
cm x 40 cm, 2 biji/lubang. Penanaman dapat
juga dilakukan dengan system alur yang dibuat
dengan bajak singkal. Benih diletakkan dalam
setiap alur (jarak antar alur 75 cm, dalam alur 40
cm), 2 biji/lubang dan benih ditutup pupuk
kandang. Penanaman juga dapat dilakukan
menggunakan tugal kayu secara konvensional
pada lahan sempit.
engelolaan Tanaman dan sumberdaya
Terpadu (PTT) adalah suatu pendekatan
budidaya yang mengutamakan pengelolaan
tanaman, lahan, air dan OPT secara terpadu
KOMPONEN TEKNOLOGI DASAR
Pengelolaan tanaman terpadu jagung dari
aspek budidaya dilakukan dengan
tahapan
sebagai berikut:
Pemilihan Varietas dan Benih Bermutu.
Pada wilayah dengan periode hujan
panjang dianjurkan menanam
jagung jenis hibrida atau jenis
komposit unggul yang sesuai
dengan referensi konsumen.
Varietas unggul hasil Badan
Litbang pertanian: (1) Varietas
Komposit: Lagaligo, Gumarang, Kresna, lamuru,
Palakka, Sukmaraga, Srikandi Kuning-1,
Srikandi Putih-1, Anoman-1; (2) Varietas
Hibrida: Semar-3, Semar-4, Semar-5, Semar-6,
Semar-7, Semar-8, Semar-9, Semar-10, Bima1, Bima-2, Bantimurung, Bima-3 Bantimurung.
Benih yang ditanam harus bermutu tinggi
dengan daya kecambah tidak kurang dari 95%.
Sebelum ditanam, benih dicampur dengan
fungisida Metalaksil dengan takaran 2 g/kg
benih. Agar dapat tercampur merata, fungisida
dibasahi terlebih dahulu dengan air sebanyak 10
ml untuk setiap 2 g Metalaksil. Kebutuhan benih
untuk 1 ha lahan berkisar antara 15-20 kg.
Populasi Tanaman
Populasi tanaman anjuran 66.600 per ha,
yaitu dengan menanam jarak 75 cm x 20 cm (1
biji/ lubang) atau 75 cm x 40 cm (2 biji/ lubang).
PEMUPUKAN
Prinsip utama pemupukan adalah porsi
pupuk seimbang sesuai fase pertumbuhan
(Tabel 1).
pantulan cahaya. Daun diletakakkan diatas
BWD. Bandingkan warna daun dengan
skalawarna BWD. Rata-ratakan nilai warna
dari daun yang diamati.
Tabel 2. Tambahkan pupuk Urea berdasarkan
BWD
Bahan organik diberikan saat tanam sebagai
penutup benih sebanyak 25 – 50 g/lubang atau
setara 1,5 – 3,0 t/ha.
PENGELOLAAN IRIGASI
Pada lahan kering di musim
hujan, perlu dibuat saluran
drainase pada saat pembumbunan.
Pada lahan sawah di musim
kemarau dan lahan sawah tadah
hujan, pengairan tanaman mutlak
Tabel 1. Jenis dan Takaran Pupuk
diperlukan.
PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT
1) Hanya diberikan jika dari hasil analisis tanah kekurangan unsur Sulfur (S).
2) Takaran dapat berubah sesuai hasil analisis tanah atau rekomendasi setempat.
3) Jika menggunakan pupuk majemuk, takaran N, P, dan K disetarakan dengan pupuk
tunggal.
Tahapan pengamatan hara N pada tanaman
jagung dengan Bagan Warna Daun (BWD) :
w
Pada
umur 7-10 HST dan 28-30 HST,
tanaman dipupuk sesuai Tabel 1.
w
Umur 40-45 HST, dilakukan pengamatan hara
N pada daun ke-3 dari atas. Lindungi daun
dari sinar matahari agar tidak terganggu
Hama lalat bibit, penggerek
batang, dan penggerek tongkol
disemprot insektisida
karbofuran. Penyakit bulai
dikendalikan dengan perlakuan
benih (benih dicampur fungisida
Metalaksil 2g/kg benih).
PENGENDALIAN GULMA
Penyiangan pertama umur 14-20 HST, penyiangan
kedua tergantung kondisi gulma, dilakukan secara
manual atau herbisida kontak Paraquat 1,0-1,5 l/ha.
PANEN DAN PROSESING HASIL
b. Lahan Sawah
Sebelum panen bagian tanaman di atas
tongkol dipangkas saat biji masak fisiologis atau
kelobot mulai mongering/berwarna cokelat.
Panen saat cuaca cerah, pada kadar air biji 30%
biji mengeras dan telah membentuk lapisan
hitam minimal 5% barisan biji. Tongkol segera
dijemur. Pemipilan dilakukan jika kadar air 20%
dan biji dijemur lagi hingga kadar air 14% dan
siap dipasarkan.
Pemupukan
Tabel 4. Jenis dan takaran pupuk anorganik
TEKNOLOGI BUDIDAYA SPESIFIK LOKASI
a. Lahan kering
Pemupukan
Tabel 3. Jenis dan takaran pupuk anorganik
PENGELOLAAN TANAMAN dan
SUMBERDAYA TERPADU
(PTT) JAGUNG
*) diberikan jika tanah kekurangan unsur hara Sulfur (S)
**) Takaran pupuk dapat diubah sesuai ketersediaan hara tanah hasil
analisis tanah
Cara pemberian pupuk:
w
Pada umur 7-10 HST dan 28-30 HST, tanaman
dipupuk sesuai Tabel 4. Pemberian pada
lubang tugal sedalam 5 cm – 10 cm, dengan
jarak 5 cm – 10 cm di samping tanaman dan
lubang ditutup tanah.
w
Umur 40-45 HST, dilakukan pengamatan hara
Cara pemberian pupuk:
w
Pada umur 7-10 HST dan 28-30 HST, tanaman
dipupuk sesuai Tabel 3. Pemberian pada
lubang tugal sedalam 5 cm – 10 cm, dengan
jarak 5 cm – 10 cm di samping tanaman dan
lubang ditutup tanah.
w
Umur 40-45 HST, dilakukan pengamatan hara
N pada daun ke-3 dari atas. Lindungi daun dari
sinar matahari agar tidak terganggu pantulan
cahaya. Daun diletakakkan diatas BWD.
Bandingkan warna daun dengan skala warna
BWD. Rata-ratakan nilai warna dari daun yang
diamati.
N pada daun ke-3 dari atas. Lindungi daun dari
sinar matahari agar
tidak terganggu
pantulan cahaya.
Daun diletakakkan
diatas BWD.
Bandingkan warna
daun dengan skala
warna.
FEATI BPTP JAWA BARAT
Jl. Kayuambon No. 80 Lembang 40391
Telp./Fax.: 022-2786238/2789846
Website : http://jabar.litbang.deptan.go.id
E-mail : [email protected]
Seri
: Tanaman Pangan
Nomor : 06/Leaflet/APBN/2010/Nur F., Hendi S.
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN
(BPTP) JAWA BARAT
2010
Download