9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa Peran media

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi Massa
Peran media massa, khususnya media televisi dalam memberikan informasi
kepada khalayak sangat penting dewasa ini, sebagian besar masarakat Indonesia
mendapatkan informasi dan berita terlebih dahulu melalui media televisi.
Untuk Menyampaikan berita ataupun informasi tersebut, diperlukan media
yang dapat menyampaikan pesan-pesan yang dapat diterima oleh masyarakat
secara luas yang dapat dipahami melalui proses komunikasi massa.
Dalam memahami proses komunikasi antara media televisi dengan
khalayak sasarannya yang dalam penelitian ini adalah penonton dari RW.03
kelurahan Ciganjur, Jakarta Selatan dengan menggunakan teori yang diungkapkan
oleh Harold. D Laswell.
Teori yang diungkapkan oleh Laswell merupakan cara yang sederhana
untuk menjelaskan komunikasi dengan lima pertanyaan sederhana seperti sebagai
berikut:
a) Who
: Sumber (Komunikator)
b) Says What
: Pesan-pesan atau informasi yang disampaikan
c) In Which Channel : Media yang digunakan untuk menyampaikan pesan
(Informasi tertentu)
d) To Whom
: Kepada siapa informasi ini disampaikan atau
khalayak sasaran.
9
10
e) With what effect : Tujuan dari tayangan tersebut dibuat, serta
perubahan yang terjadi akibat dari pesan yang diterima seseorang
berupa perubahan sikap dan tingkah laku.
Dalam penelitian ini, formula atau teori yang diungkapkan oleh Harrold D.
Laswell dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 2.1 Teori Model Laswell
Who
Says What
Tayangan
Healthy
Life
Informasi
Mengenai
kesehatan
dan Pola
Hidup
yang Sehat
In Which
Channel
Media
Televisi
(METRO
TV)
To Whom
Khalayak
RW.03
Ciganjur
With What
effect
Menambah
pengetahuan,
serta
keinginan
untuk hidup
yang sehat
2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa
a) Komunikasi Massa adalah pesan-pesan yang di komunikasikan melalui media
massa pada sejumlah besar orang. Batasan Komunikasi Massa ini lebih menitik
beratkan pada komponen-komponen dari komunikasi massa yang mencakup
pesan-pesan, dan media massa sepert (Koran, Majalah, TV, Radio, dan Film),
serta Khalayak.8
b) Komunikasi Massa adalah suatu proses dalam mana komunikator-komunikator
menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan secara
8
Melvin L De Fleur, dan Everette E. Dennis, Understanding Mass Communication, Fith Edition
11
terus menerus menciptakan makna-makna yang di harapkan dapat
mempengaruhi khalayak-khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan
melalui berbagai cara.9
2.1.2 Hakikat Komunikasi Massa
Hakikat komunikasi dalam arti luas adalah suatu kegiatan manusia baik secara
pribadi maupun kolektif sebagai masyarakat untuk menyebar luaskan gagasan atau
pikiran, fakta ataupun data agar gagasan, fakta dan data tersebut menjadi milik
bersama.
Dalam batasan ini komunikasi juga berfungsi sebagai usaha untuk:
1. Memberi informasi yang mencakup pengumpulan, penyimpanan, pengelolaan
dan penyebarluasan berita, gambar, fakta dan pesan, pendapat serta tanggapan
yang diperlukan untuk mengerti dan menanggapi sesuatu keadaan.
2. Memasyarakatkan yakni memberi bekal pengetahuan untuk menjadi milik
bersama masyarakat agar masing-masing warganya dapat secara efektif
melibatkan diri dalam kegiatan masyarakat dalam rangka membina
kebersamaan hidup dan solidaritas sosial.
3. Mengembangkan motivasi yakni merangsang gairah orang atau masyarakat
untuk mencapai sasaran dan aspirasi bersama.
4. Memberi pendidikan dalam rangka pengembangan kecerdasan intelektual,
pembinaan watak dan memperoleh keterampilan pada semua tingkat umur.
9
McQuail, Denis, Mass Communication Theory (Teori Komunikasi Massa), Erlangga, 1987
12
5. Mengembangkan kebudayaan yakni menyebarluaskan hasil ciptaan seni
budaya dengan maksud untuk melestarikan warisan budaya nenek moyang,
mengembangkan kebudayaan dengan meluaskan cakrawala pandangan
masyarakat, mengasah daya ciptanya dan merangsang tumbuhnya kreativitas.
6. Memberikan
hiburan
dengan
antara
lain
mementaskan
atau
mengembangkan seni drama, seni tari, seni sastra, seni lukis, seni musik, seni
lawak, olah raga dan lain-lain untuk dapat dinikmati secara, pribadi atau secara
bersama-sama.
7. Mengembangkan integrasi ke arah kokohnya persatuan dan kesatuan
nasional serta mantapnya, tanggung jawab disiplin dan jiwa bangsa.10
Dalam proses komunikasi ada 3 unsur pokok:
1. Pemberi atau sumber informasi.
2. Media informasi.
3. Penerima atau sasaran informasi.
Karena sasaran penyampaian informasi adalah masyarakat luas, sedangkan
media informasi baik media elektronik maupun media cetak jenisnya beragam dan
informasi yang disampaikan tidak selalu memiliki aspek positif bagi pembangunan
nasional, maka berdasarkan ketentuan Pasal 33 ayat (2) yaag menyatakan bahwa;
“Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh negara” dan dalam bagian menimbang sub (b) UU No.
10
Departemen Penerangan, 1987: 212-213
13
3 Tahun 1989 yang menyatakan; “Bahwa telekomunikasi merupakan cabang
produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak
sehingga perlu dikuasai oleh negara demi terwujudnya pembangunan nasional”
Dalam hal ini Media Massa memiliki kemampuan untuk mempengaruhi apa
yang dianggap penting oleh masyarakat. Jadi secara singkatnya dapat dikatakan
bahwa efek kognitif lebih menekankan pada perubahan cara pandang seseorang
terhadap suatu objek.11
Sehingga dalam hal ini semakin jelas bahwa masalah yang diangkat adalah
sebuah masalah pokok komunikasi sebab hal ini sudah masuk ke dalam sebuah
proses komunikasi yang dimulai dari isi pesan tayangan Healthy Life di Metro TV
kepada pemirsanya.
2.1.3 Tujuan Dan Fungsi Komunikasi Massa
Sejumlah upaya mencoba mensistimasisasikan fungsi utama komunikasi
massa, yang pada mulanya dimulai oleh Lasswell (1948) yang memberikan
ringkasan / kesimpulan mengenai fungsi dasar komunikasi sebagai berikut:
Pengawasan lingkungan; pertalian (korelasi) bagian-bagian masyarakat dalam
memberikan respon terhadap lingkungannya; transmisi warisan budaya. Fungsi
pengawasan sosial merujuk pada upaya penyebaran informasi dan interpretasi yang
obyektif mengenai berbagai peristiwa yang terjadi di dalam dan di luar lingkungan
sosial dengan tujuan kontrol sosial agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Fungsi korelasi sosial merujuk pada upaya pemberian interpretasi dan informasi
11
Hesti hening YB, dalam Skripsinya Efektifitas Berita dan Informasi tentang HIV/AIDS di
Majalah Warta Propas Terhadap Relawan Malajah Warta Propas di Jakarta, UMB, Jakarta 2001.
Hal.13.
14
yang menghubungkan satu kelompok sosial dengan kelompok sosial lainnya atau
antara satu pandangan dengan pandangan lainnya dengan tujuan mencapai
konsensus. Fungsi sosialisasi merujuk pada upaya pewarisan nilai-nilai dari satu
generasi ke generasi lainnya, atau dari satu kelompok ke kelompok lainnya12.
Menurut pendapat Joseph R. Dominick dalam bukunya “The Dynamics of
Mass Communication”, fungsi komunikasi masa dapat dibagi menjadi lima,
yaitu:13
1. Pengawasan (surveillance)
Fungsi ini terdiri dari dua jenis, yaitu:
a. Pengawas Peringatan (warning or beware surveillance)
Pengawas jenis ini terjadi ketika media menyampaikan
informasi kepada kita mengenai bencana alam, krisis
ekonomi, serta ancaman lainnya.
b. Pengawas instrumental (instrumental surveillance)
Jenis ini berkaitan dengan penyebaran informasi yang
berguna bagi kehidupan sehari-hari, seperti tayangan
Healthy Life di Metro TV yang memberikan banyak
informasi dan pengetahuan seputar kesehatan dan cara
hidup yang sehat, serta program sejenisnya.
2. Interpretasi (interpretation)
Fungsi ini sangat erat kaitannya dengan fungsi pengawasan. Dalam
12
Nurudin, Komunikasi Massa, CESPUR, Malang, September 2003
Elvarno Ardianto dan lukiati K. Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar. PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung, 2004
13
15
hal ini media massa tidak hanya menyajikan berita berupa fakta dan
data, tapi juga informasi yang sifatnya interpretasi mengenai suatu
peristiwa tertentu.
3. Hubungan (Linkage)
Media massa mampu menghubungkan unsur-unsur yang terdapat di
dalam masyarakat, yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh
perorangan.
4. Sosialisasi
Dalam fungsi ini, sosialisasi menjadi sarana transmisi nilai-nilai
(transmission of value) yang mengacu kepada cara-cara dimana
seseorang mengadopsi perilaku dan nilai-nilai suatu kelompok.
Media massa menyajikan penggambaran masyarakat, dan dengan
membaca, mendengar, dan melihat ataupun menonton tayangan
televisi maka seseorang akan mempelajari bagaimana khalayak
berperilaku dan nilai-nilai yang penting.
5. Hiburan
Televisi memiliki kelebihan dalam hal audio dan visual, sedangkan
media lainnya seperti Koran dan majalah hanya berupa tulisan dan
menarik dari sisi visual saja, tentu hal ini merupakan kelebihan yang
tidak dimuliki oleh media lainnya.
16
2.2 Televisi Sebagai Media Massa
Televisi adalah pranata sosial mutakhir, kehadiran televisi dalam kaitannya
sebagai mediator penyampaian pesan-pesan media dalam tiga hal, pertama, daya
jangkau public yang teramat luas yang dapat ditunjukkan dengan adanya puluhan
juta perangkat televise dirumah-rumah. Kedua kemampuan televisi untuk mendikte
kebenaran dan ketiga relativisasi arti dan signifikasi peristiwa-peristiwa sosial
lewat keragaman program. Komunikasi media massa televisi ialah proses
komunikasi antar komunikator dengan komunikan melalui sebuah sarana yaitu
televisi. Komunikasi media massa bersifat periodik di dalam komunikasi media
massa tersebut, lembaga penyelenggaraan komunikasi bukan secara perorangan,
melainkan melibatkan banyak orang dengan organisasi yang kompleks serta
pembiayaan yang besar. Karena media televisi hanya meneruskan pesan maka
pesan-pesan yang disampaikan melalui media massa hanya dapat didengar dan
dilihat sementara atau sekilas saja tanpa adanya pendekatan lebih mendalam dari
para komunikator itu sendiri.
2.2.1 Pengertian Televisi
Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi
berasal dari kata tele dan vision; yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele)
dan tampak (vision). Televisi juga bisa di artikan sebagai Sebuah alat komunikasi
elektronik yang memungkinkan pemancaran gambar visual dan suara secara
langsung (real time), atau bisa sebagai sebuah alat penerima signal dan
mendisplaykannya dalam bentuk visual yang secara kolektif merupakan program
17
acara yang di pancarkan melalui stasuin televsi. Jadi, televisi adalah sistem
komunikasi penyiaran dan penerima gambar hidup dan suara dari jauh. Istilah
tersebut sudah menyangkut
semua aspek program
acara
televisi
dan
pemancarannya.
2.2.2 Karakteristik Televisi
Karakteristik televisi di bagi menjadi dua, yaitu berdasarkan keunggulan
dan juga kelemahan.
2.2.2.1 Keunggulan Televisi:
1. Kesan realistik : audio visual
2. Masyarakat lebih tanggap : ditonton dalam suasana santai,
rekreatif
3. Adanya repetisi/ pengulangan
4. Adanya pemilahan area siaran (zoning) dan jaringan kerja
(networking) yang mengefektifkan penjangkauan masyarakat
5. Ideal bagi para pedagang eceran
6. Terkait erat dengan media lain.14
2.2.2.2 Kelemahan Televisi:
1. Jangkauan pemirsa massal, sehingga pemilahan (untuk
kepentingan pembidikan pangsa psar tertentu) sering sulit
dilakukan
2. Iklan relatif singkat, tidak mampu menyampaikan data lengkap
14
Al-Mukaffi, Abdurrahman, Kategori acara TV & media cetak haram di Indonsia, 2000 : 16.
18
dan rinci (bila diperlukan konsumen)
3. “Zipping” oleh penonton
4. Relatif mahal
5. Pembuatan iklan tv cukup lama
6. Penggunaan model yang itu-itu juga.
15
2.2.3 Fungsi Televisi
Sesuatu diciptakan karena mempunyai fungsi. Begitu pula dengan media
Televisi. Tidak jauh beda dengan media cetak atau radio, fungsi media Televisi
adalah untuk memberi informasi, mendidik, mempersuasi, menyenangkan,
memuaskan, dan sebagai hiburan.16
Menurut Undang-undang penyiaran no.32 tahun 2002, televisi mempunyai
asas tujuan, fungsi, dan arah yaitu:17
1.
Penyiaran diselengarakan berdasar pancasila dan undang-undang dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945 dengan asas manfaat, adil, dan merata,
kepastian hukum keamanan, keberagaman, kemitraan, etika, kemandirian,
kebebasan dan tanggung jawab.
2.
Penyiaran diselenggarakan dengan tujuan untuk memperkukuh integrasi
nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa, yang beriman dan bertakwa,
mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum dalam
rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokratis, adil dan sejahtera,
serta menumbuhkan industri penyiaran Indonesia.
15
16
17
Ibid. Hal 20-22
Majalah Gaharu, edisi November 2004
Undang-undang penyiaran tahun 2002
19
3.
Penyiaran sebagai kegiatan komunikasi massa mempunyai tugas sebagai
media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol, dan perekat sosial.
4.
Dalam menjalankan fungsinya penyiaran juga mempunyai fungsi ekonomi dan
kebudayaan, penyiaran diarahkan untuk:
-
Menjunjung tinggi pelaksanaan pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara tahun 1945.
-
Menjaga dan meningkatkan moralitas dan nilai-nilai agama serta jatidiri
bangsa.
-
Meningkatkan sumber daya manusia.
-
Menjaga dan mempererat kesatuan dan persatuan bangsa.
-
Meningkatkan kesadaran hukum dan disiplin nasional.
-
Menyalurkan Pendapat umum, serta mendorong peran aktif masyarakat.
-
Mencegah monopoli kepemilikan dan mendukung persaingan yang sehat
dihidang penyiaran.
-
Menyalurkan Pendapat umum, serta mendorong peran aktif masyarakat
dalam pembangunan nasional dan daerah serta melestarikan lingkungan
hidup yang sehat
-
Mendorong peningkatan kemampuan perekonomian rakyat dalam rangka
mewujudkan pemerataan dan memperkuat daya saing bangsa dalam era
globalisasi.
-
Memberikan informasi yang benar, seimbang, jujur, dan bertanggung
jawab.
-
Memajukan kebudayaan nasional.
20
2.2.4 Efek Televisi
Televisi yang kini bisa dikatakan sebagai anggota keluarga yang tak
bernyawa, mempunyai kemampuan menghancurkan atau membantu pertumbuhan
anak Anda. Bahkan, seorang dokter spesialis anak di Amerika secara ekstrem
menekankan bahwa anak tak seharusnya nonton TV.
Ada yang menganggap bahwa menonton televisi bisa merusak
perkembangan otak. Benarkah? Susan R. Johnson, MD, dokter spesialis anak asal
San Francisco, membenarkan hal tersebut. Ketika menonton televisi, anak-anak
tidak menggunakan imajinasi sama sekali. Itu berarti bagian tertentu di otak pikir
untuk menciptakan penggambaran, angan-angan, intuisi, inspirasi, dan imajinasi,
kurang dilatih. Menimbang baik buruknya menonton TV perlu dilakukan dengan
adil. Berikut catatan bagi Anda dari sisi buruk dan sisi baiknya.
2.2.4.1 Sisi negatif menonton televisi
1. Kemampuan interaksi terhambat
Sayang sekali jika perkembangan otak pikir terabaikan. Sebab, anak Anda
dibekali kemampuan yang disebut heart intelligence yang perlu
dikembangkan antara lain dengan berinteraksi dengan orang lain. Coba
ingat-ingat, selama ini adakah Anda bisa melihat dan merasakan bahasa
nonverbal anak Anda. Misalnya bagaimana ia bergerak, bagaimana nada
suaranya, apakah ia menatap ke arah lain saat bicara. Televisi tidak bisa
mengembangkan kemampuan itu.
21
2. Ketajaman visual dan tiga dimensional terganggu
Televisi sesungguhnya hanya memberikan informasi kepada dua indera:
mata dan telinga. Padahal, ketajaman visual dan pandangan tiga
dimensional pada anak belum berkembang sepenuhnya sampai usia empat
tahun. Gambar-gambar televisi yang berubah secara cepat tiap 5-6 detik
pada kebanyakan tayangan acara dan 2-3 detik pada iklan, membuat otak
pikir anak tidak punya kesempatan memproses gambar. Padahal, otak pikir
perlu 5-6 detik untuk memproses gambar begitu mendapat stimulus.
3. Waspada gelombang elektromagnetik
Televisi, seperti juga barang elektronik lain, memancarkan gelombang
elektromagnetik. Maka disarankan, posisi menonton setidaknya 120 cm
dari TV dan 45 cm dari layar komputer.
4. Bila tanpa pendampingan
Anak menonton teve tanpa pendampingan akan mengacaukan orientasi dan
logika berpikirnya. Coba, bayangkan ketika ia menonton kisah tuyul sakti
atau jin baik hati yang bisa mengabulkan semua permintaan. Atau pangeran
buruk rupa yang tidak jelas asal usul dan kemampuannya tetapi begitu
dicintai oleh gadis belia? Dari mana kita mesti menarik logikanya? Nah,
bila Anda tak menemani dan menjelaskannya, apa yang kira-kira bakal
tertanam di benaknya?18
18
http://www.sulastowo.com/
22
2.2.4.2 Sisi positif menonton televisi
Sebenarnya, banyak siaran teve yang baik untuk pendidikan anak.
Riset menemukan anak-anak TK sampai kelas lima yang suka nonton
berita, ternyata memacu perkembangan pengetahuan dan ketrampilannya
untuk berdiskusi. Acara teve juga mempengaruhi fantasi, kreativitas,
tingkah laku dan interaksi anak.
Namun, apakah ini menghasilkan hal yang positif atau negatif, masih dalam
perdebatan.
2.3 Program Televisi
2.3.1 Pengertian Program Televisi
Acara televisi atau program televisi merupakan acara-acara yang
ditayangkan oleh stasiun televisi. Secara garis besar, Program TV dibagi menjadi
program berita dan program non-berita.19
2.3.2 Jenis-Jenis Program Televisi
Jenis program televisi dapat dibedakan berdasarkan format teknis atau
berdasarkan isi. Format teknis merupakan format-format umum yang menjadi
acuan terhadap bentuk program televisi seperti talk show, dokumenter, film, kuis,
musik, instruksional, dll. Berdasarkan isi, program televisi berbentuk berita dapat
dibedakan antara lain berupa program hiburan, drama, olahraga, dan agama.
19
Riswandi, Pengantar Ilmu Komunikasi, Graha Ilmu. Jakarta. 2009 Hal: 17
23
Sedangkan untuk program televisi berbentuk berita secara garis besar dikategorikan
ke dalam “hard news” atau berita-berita mengenai peristiwa penting yang baru saja
terjadi dan “soft news” yang mengangkat berita bersifat ringan.
Healthy Life di metro TV termasuk ke dalam jenis program non-berita atau
biasa disebut juga sebagai program Variety Show. Dalam penelitian ini siaran
televisi yang akan diteliti adalah siaran yang berjenis variety show, yakni Healthy
Life di Metro TV.
Dengan semakin beragamnya jenis tayangan, baik dari sisi isi dan
penampilan luar, maka tayangan Healthy Life Metro TV merupakan satu-satunya
acara yang tidak banyak memberikan kesan glamor dan ingin menonjol dibanding
program lain pada jam tayang yang sama.
Media massa pada dewasa ini lebih menonjolkan aroma hiburan. Setiap
perubahan jam siaran, unsur hiburan mengisi media diselingi dengan berbagai
pesan, tetapi dengan kemasan hiburan.20 Hal ini tidak lepas dari tuntutan kreatifitas
para pembuat program acara untuk dapat menarik minat para audience dalam
memberikan tayangan yang menarik.
Pengelola Stasiun penyiaran selalu dituntut untuk memiliki kreatifitas
seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai program yang menarik.21 Menurut
Vane Gross (1994) dalam menentukan jenis program berarti menentukan daya tarik
(appeal) dari suatu program. Adapun yang dimaksud disini adalah bagaimana suatu
program mampu menarik audiencenya.22
20
Helena Olii, Opini Publik, Indeks. 2007: 69
Morissan, M.A, Media Penyiaran Strategi Mengelola radio & Televisi, Predana Media grup.
Jakarta 2008
22
Edwin T. Vane. Lynne S Gross: Programming for TV, radio and Cable, Focal Press, Boston
21
24
2.4 Variety Show
Variety Show adalah suatu sajian hiburan yang dikemas dalam aneka
suguhan, biasanya terdiri dari beberapa hal dalam suatu program seperti; musik,
informasi, komedi, yang kemudian dipadu-padankan biasanya ditemani dengan
seorang host (Wikimedia di Update, Desember 2007). Atau bisa juga dapat
dikatakan bahwa Variety Show serupa dengan sebuah swalayan yang menawarkan
segala rupa bentuk hiburan dan informasi dalam satu tayangan.
Konsep gado-gado yang menayangkan aneka tontonan ini jika dikemas
secara baik akan mampu menghadirkan suasana yang berbeda bagi penonton. Dan
oleh karena karakter serta fungsi dari Variety Show inilah yang membuat model
tayangan ini banyak dipilih oleh stasiun televisi untuk mengangkat citranya dimata
masyarakat. Hal ini dikarenakan Variety Show dianggap sebagai tayangan yang
menghibur dengan kemasan yang ringan, dapat memenuhi permintaan para pemirsa
yang haus akan tayangan alternatif.
2.5 Persepsi
Dalam bahasa Indonesia persepsi sering diterjamahkan dengan pendapat,
walaupun ternyata istilah Persepsi telah menjadi ikon yang dipergunakan
sehari-hari dalam percakapan terutama dalam khazanah media massa. Untuk
memberikan pemahaman yang jelas mengenai persepsi, berikut disajikan beberapa
definisi persepsi.
Persepsi sebagai proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan
London, 1994.
25
menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran
keseluruhan yang berarti. Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang
terhadap sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang
akan bertindak.23
Dalam Perspektif ilmu Komunikasi, Persepsi bisa dikatakan sebagai inti
dari komunikasi, sedangkan penafsiran (Interpretasi) adalah inti dari persepsi, yang
identik dengan penyandian-balik (decoding) dalam proses komunikasi. Hal ini
tampak jelas pada definisi John R. Wenburg dan William W. Wilmot: “Persepsi
dapat didefinisikan sebagai cara organism memberikan makna”. Atau seperti dalam
definisi Rudolf F. Verber: “Persepsi adalah proses penafsiran informasi indrawi”
2.5.1 Proses Persepsi
Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi
objek yang ditangkap panca indera, sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan
memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu, dan akhirnya komponen
individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap
dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada.
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan, bahwa proses
persepsi melalui tiga tahap, yaitu:
1) Tahap penerimaan stimulus, baik stimulus fisik maupun stimulus sosial melalui
alat indera manusia, yang dalam proses ini mencakup pula pengenalan dan
pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada.
23
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, remaja Rosdakarya, 2000, Hal 167.
26
2) Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta pengorganisasian
informasi.
3) Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi
lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman, cakrawala,
serta pengetahuan individu.
2.5.2 Faktor yang mempengaruhi Persepsi
Berbagai macam rangsangan mampu mempengaruhi persepsi seseorang,
Thoha (1993) berpendapat bahwa bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena
dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari
dalam diri individu, misalnya sikap, kebiasaan, dan kemauan. Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi
stimulus itu sendiri, baik sosial maupun fisik. Dijelaskan oleh Robbins (2003)
bahwa meskipun individu memandang pada satu benda yang sama, mereka dapat
mempersepsikannya berbeda-beda.
Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang
memutar-balikkan persepsi. Faktor-faktor ini dari :24
1) Pelaku persepsi (perceiver)
2) Objek atau yang dipersepsikan
3) Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan
24
Robbins, S.P. 2003. Perilaku Organisasi. Jilid I. Jakarta: PT INDEKS Kelompok Garmedia
27
Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja, mesin atau
gedung, persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan
orang tersebut.
Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak
mempunyai keyakinan, motif atau maksud seperti yang ada pada manusia.
Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan
mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu. Oleh karena itu, persepsi dan
penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh
pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu.25
2.5.3 Aspek Persepsi
Setiap individu memiliki gambaran yang berbeda mengenai realitas
disekelilingnya, karena setiap orang atau individu mempunyai persepsi yang
berbeda terhadap lingkungan sosialnya. Kegiatan serta upaya komunikasi yang
dilakukan oleh pihak sumber informasi tentunya juga diharapkan menimbulkan
suatu akibat ataupun hasil dari diri si penerima informasi yang sesuai dengan
tayangan yang dipengaruhi oleh berbagai macam indikator.
Menurut Jalaludin rahmat, persepsi ditentukan oleh beberapa faktor yang
berasal dari stimulus yaitu:26
1. Perhatian (Attention)
Perhatian adalah proses mental ketika stimuli menjadi menonjol
dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah.
25
26
H. Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Gajah Mada University Press, 2003, h. 31
Jalaludin, Rakhmat; Psikologi Komunikasi (edisi revisi), PT. Remaja Rosdakarya, 2204, h.224
28
2. Penafsiran (Interpretasi)
Persepsi sebagai suatu proses dimana individu mengorganisasikan
dan menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar memberikan
makna bagi lingkungan.
3. Pengetahuan (Kognitif)
Pengetahuan dapat terjadi bila ada perubahan pada apa yang kita
ketahui, dipahami, atau dipersepsikan. Kognisi terjadi pada
komunikasi sifatnya informatif bagi lingkungan khalayak.
2.6 Khalayak Media
Istilah massa mencakup beberapa unsur khalayak radio dan televisi. Massa
seringkah sangat besar, lebih besar dari kebanyakan kelompok, kerumunan, atau
publik. Para anggotanya tersebar luas dan biasanya anggotanya tidak saling
mengenal satu sama lain, termasuk orang yang menyebabkan lahirnya khalayak itu.
Massa ditandai oleh komposisi yang selalu berubah dan berada dalam batas
wilayah yang selalu berubah pula. Ia tidak bergerak dengan sendirinya, tetapi
disetir untuk melakukan suatu tindakan. Para anggotanya heterogen dan banyak
sekali jumlahnya, serta berasal dari semua lapisan sosial dan kelompok demografis.
Meskipun demikian, dalam menentukan suatu objek perhatian tertentu mereka
selalu bersikap sama dan berbuat sesuai dengan persepsi orang yang akan
memanipulasi mereka.27
27
Dennis Mcquail, Teori Komunikasi Massa, 1996
29
2.6.1 Karakteristik Khalayak
Menurut Djoenasih S. Sunarjo. Khalayak atau massa mempunyai
karakteristik sebagai berikut :28
1. Massa atau khalayak terdiri dari orang-orang dalam segala lapangan dan
tingkatan dalam masyarakat.
2. Bersifat anonim dan heterogen.
3. Di dalam massa tidak terdapat interaksi dan pertukaran pengalaman karena
terpisah satu sama lainnya.
4. Tidak mampu bertindak secara teratur karena longgar dalam ikatan
organisasi.
5. Khalayak yang terlihat maupun yang tidak terlihat ada ikatan pikiran,
pertalian jiwa, atau persamaan perasaan.
6. Khalayak tidak dapat berpikir secara kritis, dan mudah percaya.
7. Khalayak atau massa dapat dengan mudah tersinggung, sangat fanatik,
bersemangat dan berani, dapat berbuat sesuatu tanpa memikirkan tanggung
jawab.
2.6.2 Jenis Khalayak
Khalayak atau massa terbagi menjadi dua, yaitu :29
1. Massa Abstrak, yaitu sejumlah sekumpulan manusia di mana sama sekali
belum mempunyai ikatan berupa satu kesatuan norma, emosi, motif, dan
28
29
Sunarjo, Djoenasih S, Opini Publik, 1984.
Ibid, hal 99-100
30
berbagai kepentingan. Meskipun demikian mereka telah berkumpul
menjadi satu, akibat dari suatu dorongan yang sama.
2. Massa Kongkrit, yaitu sekelompok manusia yang sudah terikat oleh suatu
norma-norma tertentu, mempunyai ikatan batin, ikatan motif tertentu,
yakni;
a. Persoalan motif, persamaan solidaritas emosi, rencana kerja, atau
program.
b. Persamaan norma, khalayak telah mempunyai aturan dan norma
tersendiri dan sebagai akibat dari selalu berkumpul.
c. Mempunyai struktur yang jelas, yang sudah terbentuk suatu organisasi
dengan pimpinan yang tetap, pembagian kerja serta tujuan yang pasti.
d. Mempunyai potensi dinamis yang mempunyai fungsi gerakan.
2.6.3 Segmentasi Khalayak
Segmentasi khalayak adalah konsep yang sangat penting dalam
mengembangkan bisnis penyiaran. Segmentasi khalayak dapat didefinisikan
sebagai suatu proses untuk membagi-bagi atau mengelompokkan audien ke dalam
kotak-kotak yang lebih homogen.30
Segmentasi Khalayak dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :31
1. Segmentasi demorafi, yaitu audien dibeda-bedakan berdasarkan karakteristik
demografi seperti usia, gender, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya.
2. Segmentasi geografis, yaitu audien dibeda-bedakan berdasarkan wilayah
30
31
J.B. Wahyudin, Komunikasi Jurnalistik, 1991-1992 : 128
Morrisan M.A, Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio & Televisi, 2005 : 99 - 100
31
tempat tinggal, misalnya wilayah dalam suatu Negara, (Indonesia barat,
Indonesia Timur) pulau, provinsi, kota, dan desa.
3. Segmentasi geodemografis, yaitu konsumen yang tinggal disuatu wilayah
geografis tertentu diyakini memiliki karakter demografi yang sejenis (namun
wilayah geografis harus sesempit mungkin, misalnya kawasan-kawasan
pemukiman atau kelurahan)
Download