NASKAH PUBLIKASI STUDI KASUS MOTIVASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI SD N KENTENG PURWOREJO KELAS V-B Oleh : Fera Arisatyo Dimyati Uly Gusniarti PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2008 NASKAH PUBLIKASI STUDI KASUS MOTIVASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI SD N KENTENG PURWOREJO KELAS V-B Telah Disetujui Pada Tanggal Dosen Pembimbing Utama (Uly Gusniarti S. Psi., M. Si.) STUDI KASUS MOTIVASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI SD N KENTENG PURWOREJO KELAS V-B Fera Arisatyo Dimyati Uly Gusniarti INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana motivasi belajar siswa sekolah dasar khususnya SD Negeri Kenteng Kabupaten Purworejo kelas V-B. Berdasarkan informasi yang peneliti dapatkan dari keterangan sejumlah guru yang menyatakan bahwa siswa kelas V-B kurang memiliki motivasi belajar, hal ini terlihat dari terjadinya ketimpangan nilai prestasi yang sangat jauh antara kelas V-A dengan kelas V-B. Penelitian ini mengambil dua orang subjek beserta orang tua dan guru wali kelas sebagai respoden penelitian yang sebelumnya telah memenuhi kriteria subjek penelitian yang telah ditentukan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dengan interview guide sebagai panduan wawancara. Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dengan dengan cara mengkoordinasikan data kedalam kategori, menjabarkannya kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari dan membuat kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keseluruhan responden memiliki motivasi intrinsik hanya saja dalam pelaksanaannya responden perlu ada dukungan dari luar yaitu dari orang tua dan guru untuk menguatkan usaha responden dalam belajar. Rendahnya motivasi belajar responden lebih dipengaruhi oleh kurangnya dukungan dari orang tua dan guru. Kata kunci : gambaran motivasi belajar siswa kelas V-B, serta faktor yang mempengaruhi motivasi belajar. PENGANTAR Pendidikan mempunyai peran yang amat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan suatu kebudayaan tergantung pada cara kebudayaan tersebut mengenali, menghargai, dan memanfaatkan sumber daya manusia dan hal ini terkait erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada anggota masyarakatnya, kepada peserta didik. Tujuan pendidikan pada umumnya adalah menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga ia dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya, sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan masyarakat (Munandar, 1999) . Motivasi merupakan faktor yang sangat penting di dalam proses belajar, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorangpun yang belajar tanpa adanya motivasi. Seseorang yang melakukan kegiatan belajar karena ada yang mendorongnya. Motivasilah sebagai dasar penggerakannya yang mendorong seseorang untuk belajar. Seseorang yang berminat untuk belajar belum sampai pada tataran motivasi jika belum menunjukkan aktivitas yang nyata. Bila seseorang sudah termotivasi untuk belajar, maka ia akan melakukan aktivitas belajar dalam rentangan waktu tertentu. Oleh karena itulah, motivasi diakui sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar seseorang (Djamarah, 2002). Menurut Haryati dan Imam Santoso (2008) selaku guru SD Negeri Kenteng Purworejo dari hasil wawancara menyatakan bahwa terjadi ketimpangan prestasi belajar antara siswa kelas V-A dengan siswa kelas V-B. Menurut guru hal ini terjadi dikarenakan siswa kelas V-B kurang memiliki motivasi dalam belajar. Kurangnya motivasi belajar dikarenakan kurangnya perhatian dari orang tua serta pengaruh lingkungan berupa televisi dan play station sehingga anak lebih suka bermain. Sejarah pendidik dari kelas I yang sudah membentuk anak menjadi pasif di kelas. Kurangnya motivasi belajar berdampak terhadap prestasi belajar anak siswa kelas VB yang kurang memuaskan jika dibandingkan dengan prestasi belajar siswa kelas VA. Anak menjadi pasif selama kegiatan belajar, kurangnya minat dan motivasi anak untuk belajar sehingga anak terlalu cuek dan belum memiliki tanggung jawab terhadap tujuan belajar mereka nantinya. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Artinya motivasi tidak berkaitan langsung dengan langsung dengan inteligensi seseorang. Tinggi rendahnya motivasi yang dimiliki seorang siswa tidak ditentukan oleh tinggi rendahnya IQ yang dimilikinya (Sardiman, 2005). Peran motivasi menurut Winkel (1996), yang khas adalah dalam hal kuat lemahnya semangat belajar. Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswasiswi yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang kurang mendukung. Menurut Uno (2007) indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; (4) adanya penghargaan dalam belajar; (5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; (6) adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan siswa untuk belajar dengan baik. Motivasi belajar dapat disimpulkan sebagai keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri para siswa yang dapat menimbulkan gairah berupa perasaan senang dan semangat untuk belajar, menjamin, dan memberikan arah pada kegiatan belajar, guna mencapai tujuan belajar yang diharapkan yang dipengaruhi oleh pengalaman individu, interaksi dengan orang lain dan lingkungan. Siswa yang termotivasi kuat akan mencurahkan perhatian, bekerja keras, dan konsisten dalam kegiatan belajarnya. Sehingga motivasi belajar adalah penjaga dan pemelihara kelangsungan belajar, memberikan arah pada kegiatan belajar untuk mencapai suatu tujuan. Metode Penelitian Subjek dalam penelitian ini ada dua macam responden yang pertama adalah responden siswa sebagai responden utama dan yang kedua adalah responden pendukung yang mampu mempengaruhi motivasi belajar pada anak, yakni responden orang tua (ayah-ibu) atau keluarga dan responden guru wali kelas di sekolah. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara. Pengertian wawancara menurut Moleong (2002) wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, dan dilakukan oleh dua pihak yaitu pihak yang mewawancarai (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Analisis data dalam penelitian ini dengan cara mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengkoordinasikan data kedalam kategori, menjabarkannya kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan gambaran mengenai bagaimana motivasi belajar serta faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar responden selama ini. Motivasi belajar responden selama ini menunjukkan respon yang cukup baik. Hal ini berdasarkan perasaan dan sikap responden terhadap kegiatan belajar cukup positif. Responden merasa senang dengan adanya kegiatan belajar kelompok, karena responden dapat belajar bersama dengan teman-teman. Intensitas dalam belajar, hanya belajar ketika ada pekerjaan rumah (PR) atau ketika akan ulangan. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar responden terbagi menjadi dua, yaitu: 1. Faktor Internal: Faktor internal merupakan faktor yang mempengaruhi motivasi belajar dari dalam diri siswa sendiri. Pada dasarnya dalam diri setiap anak pasti memiliki motivasi internal yang berasal dari dalam dirinya. Hanya saja motivasi tersebut perlu dikembangkan dan perlu dikuatkan keberadaannya di dalam diri anak. Berdasarkan data yang peneliti peroleh, responden belajar ketika ada PR. Responden belum mengetahui tujuan mereka belajar sebenarnya. 2. Faktor Eksternal: Faktor eksternal sangat penting peranannya dalam membangkitkan motivasi belajar siswa. Sukadji (2000) mengemukakan bahwa anak mulai memiliki ciri-ciri keinginan untuk belajar dan disertai minat yang luas variasinya menginjak usia 10-13 tahun atau setara dengan siswa kelas lima dan enam Sekolah Dasar yaitu ketika anak memasuki fase kanak-kanak akhir sehingga keberadaannya perlu untuk mendapatkan dukungan dari luar diri anak sendiri. Dukungan orang tua dan guru sangat diperlukan dalam membangkitkan motivasi belajar pada siswa sekolah dasar. Orang tua merupakan motivator pertama bagi anak, karena orang tua merupakan sosok pertama kali yang anak tiru di dalam kehidupannya. Orang tua selama ini kurang memperhatikan pendidikan anak, orang tua hanya menemani dan membantu responden belajar ketika responden mengalami kesulitan dan meminta bantuan orang tua. Guru sebagai motivator kedua setelah orang tua. Usaha yang dilakukan oleh guru untuk membangkitkan motivasi belajar dengan cara memberikan arahan kepada siswa mengenai gambaran masa depan. Usaha lain yang dilakukan guru untuk mendukung kegiatan belajar siswa dengan membentuk kelompok belajar, hal ini bertujuan untuk memberikan suasana belajar yang menyenangkan. Pengaruh televisi dan playstasion selama ini dipandang sebagai faktor yang mampu mempengaruhi motivasi belajar ada siswa. Kedua responden lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bermain dan melihat televisi. Orang tua kurang memantau program televisi yang ditonton oleh anak, orang tua sendiri bahkan ikut bersama menonton acara televisi yang sebenarnya belum layak untuk ditonton oleh anak. Kurangnya dukungan serta kesadaran orang tua untuk mematikan televisi ketika jam belajar. Kurang adanya pengawasan dari orang tua terhadap acara televisi yang ditonton oleh anak-anak, menyebabkan anak-anak merasa bebas untuk menonton televisi. Adanya reward yang berupa hadiah serta pujian sangat diperlukan untuk membangkitkan motivasi belajar pada siswa. Orang tua dan guru kurang menyadari pentingnya pernyataan verbal yang positif selama ini. Ketika anak mampu mengerjakan tugas dengan baik, orang tua dan guru mengganggap bahwa itu memang sudah seharusnya dilakukan oleh anak yang merupakan bagian dari kewajiban mereka belajar. Pemberian pujian dapat menguatkan kepercayaan diri pada diri anak. Fasilitas dan prasarana pendukung kegiatan belajar sangat diperlukan, terutama ketersediaan buku pendukung untuk belajar responden. Selama ini siswa hanya mengandalkan dari satu buku saja yaitu buku “Cerah” yang berupa kumpulan soal-soal pelajaran, sedangkan untuk buku penunjang yang lainnya kurang memiliki. Pembelajaran di sekolah sendiri juga diakui oleh guru bahwa mereka kurang dalam penyediaan fasilitas buku pendukung sebagai sarana belajar siswa. Adanya dana BOS sendiri kurang membantu dalam pengadaan buku untuk siswa, karena dana BOS yang diterima oleh sekolah sendiri sangat minim. Kesadaran dan dukungan dari orang tua untuk memberikan fasilitas belajar di rumah yang memadai masih kurang. Komunikasi yang terjadi antara anak, orang tua dan guru selama ini masih kurang. Orang tua dan guru kurang memperhatikan sisi psikologis anak ketika anak belajar di rumah ataupun di sekolah. Orang tua dan guru mengharapkan agar anak dapat belajar dan patuh ketika di suruh untuk belajar. Komunikasi antara orang tua dan guru sekolah sendiri selama ini hanya terjalin ketika pengambilan rapor saja. Guru sendiri tidak menuliskan catatan di kolom catatan tentang pengembangan diri siswa di buku rapor. Sehingga orang tua dan siswa tidak mengetahui perkembangan belajar mereka di sekolah secara ditail. Kesimpulan Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitan ini, maka dapat disimpulkan mengenai bagaimana motivasi belajar siswa kelas V-B SD Negeri Kenteng Purworejo selama ini, serta faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa kelas V-B selama ini yaitu: a. Kurangnya penguatan yang berasal dari luar (motivasi eksternal) yang berupa dorongan dari orang tua dan guru, lingkungan yang mendukung, adanya reward – punishment dan pemahaman mengenai tujuan belajar sehingga siswa memahami dan mengetahui pentingnya kegiatan belajar bagi diri mereka. b. Kurangnya dukungan orang tua dan guru dalam membangkitkan motivasi belajar pada siswa sekolah dasar. Selama ini kesadaran siswa untuk belajar masih kurang, selama ini mereka belajar karena disuruh oleh orang tua dan ketika ada PR serta ketika mau ulangan. c. Siswa menggangap remeh dan mudah materi pelajaran sekolah. Contohnya siswa tidak mau mempelajari materi pelajaran yang baru, siswa tidakmau mempelajari materi pelajaran yang sudah dikuasai. d. Siswa tidak memiliki fasilitas belajar yang memadai, seperti buku-buku pelajaran menyebabkan anak menjadi mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran dan menjadikan anak menjadi malas belajar karena tidak memiliki buku pendukung, kurangnya sarana dan prasarana pendukung untuk kegiatan belajar seperti tidak memiliki meja belajar, lampu yang tidak terang, dan kondisi rumah kurang mendukung untuk belajar. e. Kegiatan belajar kelompok belajar yang selama ini diadakan cukup efektif membantu siswa ketika mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran serta ketika ada PR. Hanya saja kurangnya pengawasan dari guru dan orang tua terhadap kegiatan tersebut anak-anak lebih banyak bermain, bercanda dan ngobrol ketika kegiatan belajar kelompok. f. Kurangnya komunikasi antara orang tua dan guru menyebabkan sistem pembelajaran hanya berjalan satu arah, yaitu terjadi hanya di sekolah saja. Saran Beberapa hal yang dapat dilakukan baik untuk perbaikan dalam penelitian selanjutnya, maupun saran yang dapat diterapkan oleh pendidik, orang tua dan siswa adalah sebagai berikut: a. Orang tua 1 ) Adanya harapan yang positif dari orang tua terhadap pendidikan anak. Orang tua tidak hanya menilai keberhasilan anak berdasarkan hasil nilai yang peroleh anak namun orang tua menilai berdasarkan proses dan usaha anak dalam belajar. 2 ) Meningkatkan interaksi orang tua dan anak yang berkaitan dengan sekolah serta kegiatan anak sehari-hari. Menjalin komunikasi yang lebih aktif antara orang tua dan guru terkait dengan perkembangan anak di sekolah maupun di rumah. 3 ) Orang tua memberikan apresiasi yang baik terhadap keberhasilan anak selama belajar. Seperti konsisten dalam memberikan reward serta bijaksana dalam memberikan hukuman kepada anak. b. Guru dan Sekolah 1) Guru menggunakan metode pengajaran yang menarik dengan menggunakan media dan alat peraga. Serta mampu mengelola kelas dengan baik selama kegiatan belajar. 2) Memberikan tugas yang menantang dan menarik pada siswa dengan tugas individu ataupun tugas kelompok yang mampu melatih kemampuan siswa dalam berinteraksi dan bekerja secara tim dengan kelompok temannya. 3) Adanya komitmen dan loyalitas pada pribadi guru dalam mengajar, sehingga dalam menyampaikan materi pelajaran siswa dapat menyerap dengan baik. c. Peneliti selanjutnya 1 ) Penelitian ini belum mampu menangkap lebih jauh variasi pengalamanpengalaman individual yang dialami anak yang akan mempengaruhi motivasi belajarnya. Penelitian selanjutnya dapat diarahkan pada variasi latar belakang pengalaman belajar secara lebih luas yang mampu mempengaruhi motivasi dalam diri anak. 2 ) Kemampuan menggunakan metode clinical interview kiranya akan sangat dibutuhkan untuk menguatkan dalam mengungkap motivasi belajar pada anak. 3 ) Penelitian ini dapat dikembangkan pada penelitian mengenai motivasi belajar ditinjau dari latar belakang keluarga seperti status ekonomi atau kondisi keluarga broken home, serta mengungkap faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar pada anak-anak yang berkebutuhan khusus seperti difabel atau autis. Daftar Pustaka Djamarah, S. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Moleong, L.J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Penerbit PT Remaja Rosdakarya. Munandar, S.C. Utami. 1999. Kreativitas Dan Keberbakatan: Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sardiman, A.M. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV. Rajawali. Sukadji, S. 2000. Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sekolah. Jakarta: LPSP3 Fakultas Psikologi Ui Uno, H. 2007. Teori Motivasi Dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Winkel, WS. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta : PT Grasindo. Identitas Penulis Nama mahasiswa : Fera Arisatyo Dimyati Alamat : Jl. Arjuna no B-29 Krikilan Sariharjo Ngaglik Sleman Yogyakarta No. Handphone : 08562880024