BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Teori Sinyal ( Signaling Theory

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Sinyal (Signaling Theory)
Asimetris informasi dalam pasar modal dapat terjadi karena pihak
perusahaan memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan
pihak eksternal perusahaan.
Godfrey et al. (2010:374) mengatakan teori sinyal berbicara mengenai
manajer yang menggunakan akun-akun dalam laporan keuangan untuk
memberikan tanda atau sinyal harapan dan tujuan masa depan. Menurut teori
ini, jika manajer mengharapkan suatu tingkat pertumbuhan perusahaan yang
tinggi di masa depan, mereka akan berusaha memberikan sinyal itu terhadap
investor melalui akun-akun. Manajer dari perusahaan lain yang memiliki
kinerja
yang baik akan memiliki insentif yang sama, dan manajer dari
perusahaan dengan kinerja rata-rata akan memiliki insentif untuk melaporkan
berita positif sehingga mereka tidak dianggap berkinerja buruk. Manajer dari
perusahaan dengan kinerja buruk umumnya akan berinisiatif untuk tidak
melaporkannya, tetapi mereka juga memilki insentif untuk melaporkan
kinerja buruknya untuk mempertahankan kredibilitas dalam pasar saham.
Mengasumsikan insentif-insentif tersebut untuk memberikan sinyal informasi
pada pasar modal, teori sinyal memprediksi bahwa perusahaan akan
mengungkapkan lebih banyak dari yang diharuskan. Konsekuensi logis dari
teori sinyal adalah ada banyak insentif untuk seluruh manajer untuk
9
10
memberikan sinyal harapan keuntungan masa depan karena jika investor
mempercayai sinyal tersebut, harga saham akan naik dan pemegang saham
akan diuntungkan. Dengan naik turunnya kurs dollar, suku bunga akan naik
karena Bank Indonesia akan menahan rupiah sehingga akibatnya inflasi akan
meningkat. Saat tersebut investor mengandalkan sinyal dari perusahaan,
apakah keadaan tersebut mempengaruhi kinerja perusahaan dan harga
sahamnya.
Signaling teori menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan
untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal, karena
terdapat asimetri informasi (Asymmetric Information) antara perusahaan dan
pihak luar. Perusahaan (agent) mengetahui lebih banyak mengenai
perusahaan dan prospek yang akan datang dari pada pihak luar (investor,
kreditor).
Kurangnya
informasi
pihak
luar
mengenai
perusahaan
menyebabkan mereka melindungi diri mereka dengan memberikan harga
yang rendah untuk perusahaan.perusahaan dapat meningkatkan nilai
perusahaan, dengan mengurangi asimetri informasi. Salah satu cara untuk
mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal pada pihak
luar, salah satunya berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan akan
mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang.
11
B. Nilai Tukar Rupiah
1. Pengertian Nilai Tukar Rupiah
Nilai tukar atau kurs, merupakan harga mata uang suatu negara
terhadap mata uang negara lain (pilbeam, 2006). Kurs valuta asing adalah
salah satu alat pengukur lain yang digunakan dalam menilai kekuatan suatu
perekonomian. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi kurs valuta
asing adalah neraca perdagangan nasional (Sugeng, 2010).
Neraca perdagangan yang mengalami defisit cenderung untuk
menaikan nilai valuta asing. Dan sebaliknya apabila neraca pembayaran kuat
(surplus dalam neraca keseluruhan) dan cadangan valuta asing yang dimiliki
negara terus menerus bertambah jumlahnya, nilai valuta asing akan
bertambah murah. Maka perubahan – perubahan kurs valuta asing dapat
digunakan sebagai salah satu ukuran untuk menilai kestabilan dan
perkembangan suatu perekonomian (dalam Tudrikah, 2013).
Menurut Musdholifah & Tony (2007), nilai tukar atau kurs adalah
perbandingan antara harga mata uang suatu negara dengan mata uang negara
lain. Misal kurs rupiah terhadap dollar Amerika menunjukkan berapa rupiah
yang diperlukan untuk ditukarkan dengan satu dollar Amerika.
Menurut Triyono (2008), kurs (exchange rate) adalah pertukaran antara
dua mata uang yang berbeda, yaitu merupakan perbandingan nilai atau harga
antara kedua mata uang tersebut.
12
Nilai tukar atau biasa disebut juga kurs valuta dalam berbagai transaksi
ataupun jual beli valuta asing, dikenal ada empat jenis yakni (Dornbusch dan
Fischer, 1992):
1. Selling rate (kurs jual), merupakan kurs yang ditentukan oleh suatu
Bank untuk penjualan valuta asing tertentu pada saat tertentu.
2. Middle rate (kurs tengah), merupakan kurs tengah antara kurs jual dan
kurs beli valuta asing terhadap mata uang nasional, yang ditetapkan
oleh Bank Central pada suatu saat tertentu.
3. Buying rate (kurs beli), adalah kurs yang ditentukan oleh Bank untuk
pembelian valuta asing tertentu pada saat tertentu.
4. Flat rate (kurs flat), adalah kurs yang berlaku dalam transaksi jual beli
bank notes dan traveler chaque, di mana dalam kurs tersebut sudah
diperhitungkan promosi dan biaya-biaya lainnya.
2. Penentuan Nilai Tukar
Perubahan dalam permintaan dan penawaran suatu valuta, yang
selanjutnya menyebabkan perubahan dalam kurs valuta, disebabkan oleh
banyak faktor seperti yang diuraikan dibawah ini (Sukirno, 2004:402)
a.
perubahan dalam cita rasa masyarakat
b.
perubahan harga ekspor dan impor
c.
kenaikan harga umum (inflasi)
d.
perubahan suku bunga dan tingkat pengembalian investasi.
e.
Pertumbuhan ekonomi
13
3. Sistem Kurs Mata Uang
Menurut Triyono (2008) terdapat lima jenis sistem kurs utama yang
berlaku yaitu:
1.
Sistem Kurs Mengambang (floating axchang rate)
Kurs ditentukan oleh mekanisme pasar dengan atau tanpa adanya
stabilisasi melalui kebijakan moneter apabila terdapat campur
tangan pemerintah maka sistem ini termasuk mengambang
terkendali (managed floating axchange rate).
2.
Sistem kurs tertambat (pegged exchange rate)
Suatu negara menambatkan nilai mata uangnya dengan sesuatu atau
sekelompok mata uang negara lainnya yang merupakan negara
mitra dagang utama dari negara yang bersangkutan, ini berarti mata
uang negara tersebut bergerak mengikuti mata uang dari negara
yang menjadi tambatannya.
3.
Sistem kurs tertambat merangkak (crawling pegs)
Di mana negara melakukan sedikit perubahan terhadap mata
uangnya secara periodik dengan tujuan untuk bergerak ke arah
suatu nilai tertentu dalam rentang waktu tertentu.Keuntungan
utama dari sistem ini adalah negara dapat mengukur penyelesaian
kursnya dalam periode yang lebih lama jika dibanding dengan
sistem kurs terambat.
14
4.
Sistem sekeranjang mata uang (basket of currencies)
Keuntungannya adalah sistem ini menawarkan stabilisasi mata
uang suatu negara karena pergerakan mata uangnya disebar dalam
sekeranjang mata uang.Mata uang yang dimasukan dalam
keranjang biasanya ditentukan oleh besarnya peranannya dalam
membiayai perdagangan negara tertentu.
5.
Sistem kurs tetap (fixed exchange rate)
Dimana negara menetapkan dan mengumumkan suatu kurs tertentu
atas mata uangnya dan menjaga kurs dengan cara membeli atau
menjual valas dalam jumlah yang tidak terbatas dalam kurs
tersebut. Bagi negara yang memiliki ketergantungan tinggi
terhadap sektor luar negeri maupun gangguan seperti sering
mengalami gangguan alam, menetapkan kurs tetap merupakan
suatu kebijakan yang beresiko tinggi.
C. Suku Bunga
1. Pengertian Suku Bunga
“Menurut Sunariyah (2004:80) suku bunga adalah harga dari
pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit
waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan
oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur.”
15
“Suku bunga adalah pendapatan (bagi kreditor) atau beban (bagi
debitor) yang diterima atau dibayarkan oleh kreditor atau debitor”
(Madura, 2003).
Dalam kamus lengkap ekonomi (2000:693), suku bunga (interest rate)
adalah
kompensasi
yang
dibayar
peminjam
dana
kepada
yang
meminjamkan. Bagi peminjam, suku bunga merupakan tingkat pertukaran
dari konsumsi sekarang untuk konsumsi masa mendatang, atau harga
rupiah sekarang atas rupiah masa mendatang. Biasanya di ekspresikan
sebagai persentase pertahun yang dibebankan atas uang yang dipinjam
atau dipinjamkan.
Dalam penelitian, suku bunga yang dipakai adalah suku bunga SBI,
dimana definisi SBI adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh Bank
Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek dengan
sistem bunga. Tingkat suku bunga yang digunakan adalah dalam periode
bulanan yang diperoleh dari periode harian diubah menjadi period bulanan
dengan rumus sebagai berikut :
Rata-rata tingkat suku bunga SBI
=
Jumlah tingkat suku bunga periode harian 1 bulan
Jumlah periode waktu satu tahun
2. Tujuan Penerbitan SBI
Sebagai otoritas moneter, Bank Indonesia berkewajiban memelihara
kestabilan nilai Rupiah. Dalam paradigma yang dianut, jumlah uang
primer (uang kartal + uang giral di Bank Indonesia) yang berkelebihan
16
dapat mengurangi kestabilan nilai Rupiah. SBI diterbitkan dan dijual oleh
Bank Indonesia untuk mengurangi kelebihan uang primer tersebut.
Besar kecilnya suku bunga SBI sangat tergantung dari kondisi makro
yang berkembang di Indonesia. Peningkatan suku bunga diduga
mempunyai korelasi dengan naiknya volume penjualan saham. Tingkat
suku bunga yang ideal jika besarnya berada dibawah kisaran angka 10. Hal
ini berarti tingkat keuntungan yang diharapkan dari adanya investasi akan
menurun dengan cepat jika tingkat bunga meningkat, sehingga bagi para
pelaku ekonomi semakin rendah tingkat suku bunga adalah semakin baik
(Riyanto, 2007).
3. Dasar Hukum Penerbitan SBI
Surat keputusan direksi BI No. 31/67/KEP/DIR tanggal 23 juli 1998
tentang penerbitan dan perdagangan sertifikat Bank Indonesia serta
Intervensi Rupiah.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecil besarnya penetapan suku
bunga
Menurut kasmir (2003:37-38) mengemukakan bahwa faktor utama yang
mempengaruhi kecil besarnya penetapan suku bunga secara garis besar
sebagai berikut:
a. Kebutuhan dana apabila bank kekurangan dana (jumlah simpanan
sedikit), sementara permohonan pinjaman meningkat, maka yang
17
dilakukan bank agar tersebut cepat terpenuhi adalah dengan
meningkatkan tingkat suku bunga simpanan. Dengan meningkatnya
suku bunga simpanan akan menarik nasabah untuk menyimpan
danana di bank.
b. Kebijaksanaan pemerintah, dalam arti baik bunga simpanan maupun
bunga pinjaman tidak boleh melebihi yang ditetapkan pemerintah.
c. Target laba yang diinginkan, merupakan besarnya keuntungan yang
diinginkan oleh bank. Jika laba yang diinginkan besar, maka bunga
pinjaman ikut besar dan demikian pula sebaliknya.
d. Jangka waktu, semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan
semakin tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan
resiko dimasa mendatang.
e. Kualitas jaminan, semakin liquid jaminan yang diberikan, maka
semakin rendah bunga kredit yang dibebankan.
f. Reputasi perusahaan, reputasi perusahaan atau bonafiditas perusahaan
yang akan memperoleh kredit juga sangat menentukan tingkat suku
bunga yang akan dibebankan nantinya, karena biasanya perusahaan
yang bonafid kemungkinan resiko kredit macet dimasa mendatang
relative kecil dan sebaliknya.
g. Produk yang kompetitif, maksudnya adalah produk yang dibiayai
kredit tersebut laku di pasaran. Untuk produk yang kompetitif, bunga
kredit yang diberikan relatif rendah dibandingkan dengan produk yang
kurang kompetitif.
18
D. Inflasi
1. Pengertian Inflasi
Pengertian inflasi menurut Pohan (2008), inflasi diartikan sebagai
kenaikan harga yang terjadi secara terus menerus dan kenaikan harga
terjadi pada seluruh kelompok barang dan jasa.
Sedangkan yang dikemukakan oleh Dwi (2002) menyebutkan bahwa
“Inflasi adalah Salah satu bentuk penyakit ekonomi yang sering muncul
dan dialami oleh semua negara, kecenderungan kenaikan harga-harga
umum secara terus menerus.
2. Jenis-jenis Inflasi
Menurut silvanita (2008), dalam bukunya yang berjudul “Bank dan
Lembaga Keuangan Lainnya” mendefinisikan jenis-jenis inflasi sebagai
berikut :
1. Berdasarkan sumbernya inflasi dapatdigolongkan menjadi :
1. Inflasi yang berasal dari dalam negeri, inflasi yang berasal dari
dalam negeri misalnya : terjadi akibat terjadinya defisit anggaran
belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru serta
gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi
mahal.
2. Inflasi yang berasal dari luar negeri, adalah inflasi yang terjadi
sebagai akibat naiknya harga barang impor. Hal ini bisa terjadi
sebagai akibat biaya produksi barang diluar negeri terlalu tinggi
atau adanya kenaikan tarif terhadap impor barang.
19
2. Berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga :
1. Inflasi tertutup (Close Inflation) yaitu inflasi yang terjadi ketika
kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua
barang tertentu
2. Inflasi terbuka (Open Inflation) yaitu inflasi yang terjadi apabila
kenaikan harga terjadi pada semua barang scara umum.
3. Berdasarkan tingkat keparahannya inflasi dapat dibedakan :
1. Inflasi ringan, inflasi yang masih belum begitu mengganggu
keadan ekonomi, tetapi belu menimbulkan krisis dibidang
ekonomi. Inflasi ringan berada dibawah kurang dari 100% per
tahun.
2. Inflasi sedang, inflasi yang belum membahayakan kegiatan
ekonomi, tetapi inflasi ini sudah menurunkan tingkat kesejahteraan
orang-orang yang berpenghasilan tetap. Inflasi ini berkisar antara
10% - 30% per tahun.
3. Inflasi berat, inflasi ini sudah mengacaukan kegiatan erekonomian.
Pada inflasi ini, orang-orang cenderung untuk menyimpan barang
dan umumnya orang-orang enggan untuk menabung karena bunga
tabungan lebih rendah dari laju inflasi. Inflasi ini berkisar antara
30% - 100%.
4. Hyperinflation,
inflasi
ini
sudah
mengacaukan
kondisi
perekonomian dan susah untuk dikendalikan walaupun dengan
20
kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Inflasi berat ini berada
lebih dari 100% per tahun.
3. Metode perhitungan inflasi
Menurut prasetyo (2009), “inflasi dapat diukur dengan menghitung
perubahan tingkat persentase perubahan sebuah indeks harga”.Indeks
harga tersebut yaitu.
1. Indeks Harga Konsumen (IHK) atau Custoer Price Index (CPI) adalah
indeks yang mengukur rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh
konsumen.
2. Indeks Biaya Hidup atau Cost of Living Index (COLI) merupakan
indeks untuk mengetahui perkembangan biaya hidup suatu masyarakat
pada umumnya.
3. Indeks Harga Produsen (IHP) adalah indeks yang mengukur harga
rata-rata dari barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk
melakukan proses produksi. IHP sering digunakan umtuk meramalkan
tingkat IHK dimasa depan karena perubahan harga bahan baku
meningkatkan biaya produksi, yang kemudian akan meningkatkan
harga barang-barang konsumsi.
4. Indeks Harga Komoditas, adalah indeks yang mengukur harga
komoditas-komoditas tertentu.
5. Deflator PDB menunjukan besarnya perubahan harga dari semua
barang baru, barang produksi lokal, barang jadi dan jasa.
21
E. Saham
1. Pengertian Saham
Pengertian saham menurut Rusdin (2008:68) yaitu :
“sertifikat yang menunjkan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan
pemegang saham memilki hak klaim atas penghasilan dan aktiva
perusaan”.
2. Jenis – jenis Saham
Menurut Pandji Anoraga dan Piji Pakarti (2008:55) membedakan saham
biasa dan saham preferen dalam beberapa karakteristik, yaitu :
a. Saham Biasa (Common Stock)
Saham biasa adalah saham yang tidak memperoleh hak istimewa.
Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memperoleh dividen
sepanjang perseroan memperoleh keuntungan. Pemilik saham
mempunyai hak suara RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) sesuai
dengan jumlah saham yang dimilikinya (one share one vote). Pada
likuidasi perseroan, pemilik saham memiliki hak memperoleh
sebagian dari kekayaan setelah semua kewajiban dilunasi.
b. Saham Preferen (Preffered Stock)
Saham preferen merupakan saham yang diterbitkan atas hak untuk
mendapatkan dividen dan /atau bagian kekayaan pada saat perusahaan
dilikuidasi lebih dahulu dari saham biasa, disamping itu mempunyai
preferensi untuk mengajukan usul pencalonan direksi/komisaris.
Saham preferen mempunyai ciri-ciri yang merupakan gabungan dari
22
utang dan modal sendiri (debt to equity). Ciri-ciri yang penting dari
saham preferen diantaranya adalah hak utama atas dividen dan atas
aktiva perusahaan, penghasilan tetap, jangka waktu yang tidak
terbatas, tidak mempunyai hak suara dan sahamnya kumulatif.
Dari beberapa pernyataan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
pada umumnya saham dibedakan menjadi dua jenis yaitu saham biasa
dan saham preferen. Dalam hal ini yang membedakan kedua nya
adalah adanya preferensi (didahulukan) pada saham preferen yang
tidak dimiliki oleh saham biasa dalam hal pembagian deviden dan
keuntungan.
3. Harga Saham
Pengertian harga saham menurut Jogiyanto (2008:8) adalah “harga
yang terjadi di pasar modal pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku
pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang
bersangkutan di pasar bursa”
Pengertian harga saham menurut Martono (2007:13) : “Harga
saham merupakan refleksi dari keputusan-keputusan investasi, pendanaan
(termasuk kebijakan deviden) dan pengelolaan asset.”
Sawidji Widioatmodjo (2005:102) mendefinisikan harga saham
sebagai berikut: “Harga pasar saham adalah harga jual dari investor yang
satu kepada investor yang lain setelah saham tersebut di cantumkan di
bursa, baik bursa utama maupun OTC (Over the Counter Market)”.
23
Harga saham dibedakan menjadi dua golongan, yaitu :
a. Harga saham perdana
yaitu harga saham yang ditawarkan kepada masyarakat dan dibayar
penuh pada mengajukan formulir pesanan saham yang ditetapkan oleh
underwriter atau emiten.
b. Harga saham sekunder
yaitu harga yang terjadi setelah saham tersebut dicatatkan (listing)
dilantai bursa dan telah diperdagangkan, harga saham ini ditentukan
oleh kondisi pasar.
Harga saham tercantum pada saham tersebut dengan harga atau nilai
nominal atau nilai pari, karena ada nilai peningkatan laba dan sebagian laba
yang dihasilkan tidak dibagikan kepada pemegang saham maka nilai saham
akan meningkat. Harga baru disebut harga buku, apabila saham ini diperjual
belikan di bursa efek maka harga saham disebut harga pasar (harga bursa
karena saham).
Harga saham dipasar modal tidak dalam selalu keadaan tetap melaikan
selalu berfluktuasi sesuai dengan sifatnya yang selalu dipengaruhi oleh
permintaan dan penawaran pasar. Naik turunnya harga pasar akan sangant
menarik bagi para investor baik bagi individu maupun kelembagaan, karena
naik turunnya harga saham akan memberikan keuntungan bagi investor.
Keuntungan itu dinamakan capital gain.
24
Dalam proses penilaian saham perlu dibedakan antara nilai (value) dan
harga (price), yang termasuk dengan nilai adalah nilai intiristik (intrinsic
value).
Nilai intiristik merupakan nilai
nyata (true value) salah satu yang
ditentukan oleh beberapa faktor fundamental perusahan. Pengertian nilai
intiristik adalah nilai yang tercemin pada fakta (justified by the fact) seperti
aktiva, pendapatan, dividen, dan proses perusahaan.
Penilaian saham yang umumnya digunakan dalam analisis sekuritas yaitu:
a. Pendekatan Nilai Buku Ekuitas
Nilai buku per saham ini mencerminkan berapa besar jaminan yang
diberikan terhdap pemegang saham jika perusahaan dilikuidasi.Nilai
buku per lembar saham menunjukkan aktiva bersih (net asset) yang
dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham.
Widoatmodjo (2005:59).
b. Pendekatan Earning Per Share (Laba Per Saham)
pendekatan ini adalah pendekatan yang sering digunakan oeh para
investor dan analisis sekuritas. Pendekatan ini untuk mengukur
keberhasilan manajemen dlam mencapai keuntungan bagi para
pemilik perusahaan.EPS menggambarkan profitabilitas perusahaan
dalam setiap lembar sahamnya.Semakin tinggi nilai EPS menebabkan
semakin besar laba dan kemungkinan meningkatkan jmlah dividen
yang diterima oleh para pemegang saham. Darmadji dan Fakhrudin
(2008).
25
4. Metode Menganalisis Harga Saham
Menurut sunariyah (2006: 168-179) ada beberapa pendekatan yang
dapat digunakan untuk menilai harga suatu saham tetapi dua pendekatan
berikut yang paling banyak digunakan, yaitu pendekatan tradisional dan
pendekatan portofolio modern.
a. pendekatan tradisional, untuk menganalisis surat berharga saham
dengan pendekatan tradisional digunakan dua analisis, yaitu:
1) Analisis teknikal,
merupakan suatu teknik analisis yang
menggunakan data atau catatan mengenai pasar itu sendiri untuk
mengakses permintaan dan penawaran suatu saham tertentu
maupun pasar secara keseluruhan. Pendekatan analisis ini
menggunakan data pasar yang dipubliasi seperti: harga saham,
volume perdagangan, indeks harga saham gabungan dan individu,
serta faktor-faktor lain yang bersifat teknis. Oleh sebab itu,
pendekatan ini juga disebut pendekatan analisis pasar (internal
analisys). Asumsi yang mendasari analisis teknikal adalah:
a. terdapat ketergantungan sistematik didalam keuntungan yang
dapat diekploitasi ke return ubnormal.
b. pada pasar tidak efisien, tidak semua informasi harga masa
lalu diamati ketika memprediksi distribusi keuntungan
sekuritas.
26
c. nilai suatu saham merupakan fungsi permintaan dan
penawaran.
2) Fundamental, pendekatan ini didasarkan pada suatu anggapan
bahwa setiap saham memiliki nilai intristik. Nilai intrinsik yang
diestimasi oleh investor atau analis. Nilai intrinsik merupakan
suatu
fungsi
dari
variable-variable
perusahaan
yang
dikombinasikan untuk menghasilkan suatu return (keuntungan)
yang diharapkan dan suatu resiko yang melekat pada ssham
tersebut. hasil estimasi nilai intrinsik kemudian dibandingkan
dengan harga pasar sekarang (curren market price). Harga pasar
saham merupakan refleksi dari rata-rata nilai intrinsiknya.
F. Perusahaan Properti
Pengertian properti adalah harta adalah harta berupa tanah dan
bangunan serta sarana dan prasarana yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari tanah dan/atau bangunan yang dimaksudkan. Atau definisi
lain adalah sebagai hak untuk memiliki sebidang tanah dan memanfaatkan
apa saja yang ada diatasnya. Sehingga bisnis properti berkutat pada
perwujudan bisnis dalam bentuk asset, atau dengan kata lain bisnis yang
menghasilkan keuntungan dengan cara menjual, menyewakan, dan
mengembangkan properti, rumah, dan bangunan. Sebagai salah satu
bentuk asset, properti telah mengalami berbagai perkembangan seiring
27
dengan kemajuan teknologi dan informasi yang terjadi baik di Indonesia
maupun diseluruh dunia.
Beberapa alasan mengapa orang lain memilih properti sebagai sarana
investasi:
1. properti tahan terhadap inflasi
2. properti dapat disewakan
3. properti dapat digunakan sebagai agunan untuk meminjam dana di bank.
Pihak yang terkait dalam bisnis properti adalah pemerintah, pemakai,
pemberi pinjaman, dan investor/penanaman modal.
G. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang terkait nilai tukar rupiah, suku bunga dan infllasi telah
dilakukan oleh beberapa peniliti di Indonesia, di antaranya sebagai berikut :
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No.
1.
Nama Peneliti
(tahun)
Mudji Utami
dan Mudjilah
Rahayu (2003)
Judul Penelitian
Pengaruh
Profitabilitas,
suku bunga,
inflasi dan nilai
tukar rupiah
dalam
mempengaruhi
pasar modal
Indonesia selama
krisis ekonomi
Variabel yang
digunakan
Profitabilitas,
suku bunga,
inflasi, nilai
tukar, dan
pasar modal
Hasil Penelitian
Suku bunga dan nilai
tukar rupiah terhadap
dollar amerika secara
parsial mempunyai
pengaruh secara
signifikan terhadap
harga saham badan
usaha
28
No.
2.
3.
Nama Peneliti
Judul Penelitian
(tahun)
Novianto Satrio Analisis pengaruh
Utomo (2008)
tingkat inflasi dan
suku bunga BI
terhadap kinerja
keuangan PT.
Bank Muamalat,
Tbk berdasarkan
rasio keuangan
Variabel yang
digunakan
Inflasi, suku
bunga BI, rasio
keuangan
Donna Menina
Della
Maryanne
(2009)
Nilai Tukar,
Suku Bunga
SBI, Trading
Volume
Activity,
Inflasi, Beta
saham, dan
Harga saham
Pengaruh Nilai
Tukar, Suku
Bunga SBI,
Volume
Perdagangan
Saham, Infasi dan
Beta Saham
Terhadap Harga
Saham
Hasil Penelitian
Suku bunga
merupakan faktor
penentu Net Interest
Margin yang paling
dominan. Secara
parsial inflasi dan
suku bunga
memberikan
pengaruh untuk
menjelaskan
ROA,ROE dan NIM
namun tidak secara
signifikan
mempengaruhi
variabel dependent
Secara Parsial tidak
ada pengaruh yang
signifikan antara nilai
tukar, inflasi terhadap
harga saham. Dan
yang berpengaruh
negatif yaitu Suku
bunga SBI. Yang
berpengaruh positif
adalah Beta saham.
29
No.
4.
5.
Nama Peneliti
(tahun)
Sugeng
Raharjo (2010)
Judul Penelitian
Pengaruh inflasi,
nilai kurs rupiah
dan tingkat suku
bunga terhadap
harga saham di
bursa efek
Indonesia
Aditya
Analisis pengaruh
Novianto(2011) nilai tukar, tingkat
suku bunga SBI,
inflasi dan jumlah
uang beredar (m2)
terhadap indeks
harga saham
gabungan di bursa
efek indonesia
Sumber : diolah oleh peneliti
Variabel yang
digunakan
Inflasi, nilai
kurs rupiah dan
tingkat suku
bunga dan
harga saham
Nilai tukar
rupiah, tingkat
suku bunga
SBI, inflasi,
jumlah uang
beredar (m2)
dan indeks
harga saham
gabungan
Hasil Penelitian
Inflasi memiliki
pengaruh positif
terhadap harga
saham, kurs dan suku
bunga tidak
berpengaruh positif
terhadap harga saham
di BEI. Namun hasil
uji F menunjukan
bahwa inflasi, kurs
dan suku bunga
berpengaruh terhadap
harga saham di bursa
saham Indonesia
sebagai simultance
Secara simultan nilai
tukar rupiah, suku
bunga SBI dan
jumlah uang beredar
berpengaruh terhadap
indeks harga saham
gabungan dan secara
parsial hanya variabel
nilai tukar dan
jumlah uang beredar
(m2) yang
berpengaruh secara
signifikan sedangkan
inflasi dan suku
bunga tidak
signifikan
30
H. Rerangka pemikiran
1. Hubungan suku bunga terhadap harga saham
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka
waktu pendek dengan sistem bunga. SBI diterbitkan dan dijual oleh Bank
Indonesia untuk mengurangi kelebihan uang primer tersebut.Tingkat
suku bunga yang berlaku pada setiap penjualan SBI ditentukan oleh
mekanisme pasar berdasarkan sistem lelang.
Pada saat suku bunga dinaikkan, orang akan memilih berinvestasi
pada deposito yang memberikan bunga lebih tinggi, akibatnya penjualan
saham yang menyebabkan harga saham turun, begitu juga sebaliknya, pada
saat suku bunga diturunkan, investor akan mencari aternatif lain yang
memberikan hasil yang lebih tinggi dibanding deposito seperti saham.
H1 : Suku bunga berpengaruh negatif terhadap harga saham.
2. Hubungan Inflasi terhadap harga saham
inflasi diartikan sebagai kenaikan harga yang terjadi secara terus
menerus dan kenaikan harga terjadi pada seluruh kelompok barang dan
jasa. Ketika barang dan jasa terjadi keaikan harga, sedangkan pendapatan
rill masyarakat menurun.Hal ini berpengaruh pada tingkat konsumsi
masyarakat yang meningkat namun tidak diimbangi dengan jumlah
pendapatan yang meningkat sehingga dapat berpengaruh terhadap
kemampuan saving (menabung) yang kaitannya pada investasi.
H2 : Inflasi berpengaruh positif terhadap harga saham.
31
3. Hubungan kurs terhadap harga saham
Kurs adalah salah satu faktor yang mempengaruhi indeks harga saham.
Sedangkan indeks harga saham adalah dampak simultan dari berbagai
kejadian utama pada fenomena – fenomena ekonomi. Mengasumsikan
saham sebagai bagian dari kekayaan sehingga dapat mempengaruhi
perilaku nilai tukar melalui hukum demand for money yang sesuai dengan
model
moneritas
dari
determinasi
nilai
tukar.Pendekatan
ini
mengasumsikan terdapat hubungan yang negatif antara harga saham dan
nilai tukar, dengan arah kausalitas dari pasar saham ke pasar uang, sesuai
dengan interaksi pasar keuangan yang sangat cepat. Naik turun nya harga
saham akan terjadi karena apresiasi rupiah terhadap mata uang asing
menyebabkan naik turunnya permintaan saham di pasar modal oleh
investor.
H3 : Kurs berpengaruh negatif terhadap harga saham
32
I. Model Konseptual
Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian terdahulu serta permasalahan
yang telah dikemukakan, maka sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis,
berikut disajikan kerangka pemikiran teoritis yang dituangkan dalam
kerangka penelitian seperti yang ditunjukan pada gmbar berikut :
Nilai Kurs Rupiah
H1
X1
H1
Inflasi
H2
Harga Saham Perusahaan
Properti dan Real estate
X2
H3
Y
Suku Bunga
X3
Gambar 2.1
Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Inflasi dan Suku Bunga Terhadap Harga
Saham Periode 2011-2013
Download