BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan mampu menunjukan gambaran capaian kinerja dan berisi segala informasi yang dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan, teapi sering kali laporan keuangan dimanipulasi pihak manajemen. Salah satu tindakan memanipulasi laporan keuangan adalah manajemen laba atau earning management. Manajemen perusahaan dapat menentukan kebijakan penggunaaan metode akuntansi dalam menyusun laporan keuangan untuk mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan. Scott (2006) didalam bukunya yang berjudul “Financial Accounting Theory” menyatakan bahwa pilihan kebijakan akuntansi yang dilakukan manajer untuk tujuan spesifik disebut dengan manajemen laba. Sedangkan menurut Belkaoui (2011 : 74), manajemen laba yaitu suatu kemampuan untuk memanipulasi pilihan-pilihan yang tersedia dan mengambil pilihan yang tepat untuk dapat mencapai tingkat laba yang diinginkan. Oleh karena itu, tindakan manajemen laba ada yang dianggap sebagai tindakan legal karena target laba dicapai dengan cara mengatur kebijakan-kebijakan akuntansi untuk mencapainya. Menurut Scott (2006) manajemen laba dilakukan dengan empat pola, yaitu: taking bath, income minimization, income maximization, dan income smoothing. 1 Universitas Sumatera Utara Manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen timbul sebagai dampak dari masalah keagenan yang terjadi karena adanya ketidakselarasan kepentingan antara pemilik perusahaan (principal) dan manajemen perusahaan (agent). Teori keagenan memiliki asumsi bahwa masing-masing individu sematamata termotivasi oleh kepentingan diri sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan atau yang biasa disebut conflict of interest antara principal dan agent. Manajemen melakukan manajemen laba karena laba merupakan salah satu informasi dalam laporan keuangan yang sering digunakan sebagai dasar dalam penentuan kompensasi manajemen. Banyak kasus perusahaan besar yang melakukan manajemen laba. Salah satu yang paing mengejutkan dunia adalah kasus perusahaan Enron. Enron merupakan salah satu perusahaan energi terbesar Amerika dimana pada tahun 2000 mencatat penghasilannya sebesar US$ 101 Miliar namun pada tahun 2001 perusahaan ini menjadi sorotan dunia karena terungkap bahwa kondisi keuangan yang dilaporkan sangat jauh dari kenyataan dan didukung oleh penipuan akuntansi yang sistematis. Perusahaan lain yang juga melakukan manajemen laba adalah WorldCom. WorldCom merupakan perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Amerika pada masanya dan mengalami kemerosotan di awal tahun 2000. Pendapatan juga nilai saham terus mengalami penurunan dan utang semakin banyak sehingga pihak manajemen langsung mengambil keputusan dengan cara mengubah laporan keuangan. Tindakan yang diambil adalah tidak mencatat beban yang ada tetapi mengapitalisir beban yang ada. 2 Universitas Sumatera Utara Kasus terbaru dengan masalah yang serupa dialami oleh salah satu produsen elektronik terbesar dunia Toshiba. Perusahaan asal Jepang yang sudah berdiri sejak tahun 1939 atas penggabungan dua perusahaan elektronik Tokyo Denki dan Shibaura Seisakusho ini tersandung kasus manajemen laba pada Juli 2015. Reputasi perusahaan yang telah lama dibangun kini jatuh demi untuk memenuhi target performance audit.Perusahaan yang memiliki lini usaha reaktor nuklir hingga chip komputer ini diduga melakukan kecurangan sejak tahun 2011. Skema kecurangan yang dilakukan Toshiba Corporation adalah menunda pembukuan kerugian yang dialami. Berdasarkan kasus-kasus diatas, manajemen laba merupakan suatu fenomena yang sampai saat ini masih banyak ditemukan dan tidak akan pernah selesai untuk dibahas. Fenomena ini juga masih terus diperdebatkan mengenai pemahaman etis dan tanggung jawab sosialnya. Seperti yang kita ketahui bahwa manajemen laba berada di daerah abu-abu (grey area) antara aktivitas yang diijinkan oleh prinsip akuntansi dan merupakan sebuah kecurangan. Hal ini dikarenakan terdapat perbedaan pendapat mengenai pemahaman etis dan tanggung jawab sosial antara satu orang dengan orang lain. Dalam melakukan praktik manajemen laba seorang manajer sering kali menggunakan fleksibilitas yang terdapat dalam akuntansi akrual, artinya transaksi yang dikendalikan adalah transaksi yang tidak memengaruhi aliran kas baik kas masuk (cash inflow) maupun aliran kas keluar (cash outflow), agar dapat benarbenar mampu mengatur laba dengan melakukan manajemen laba mengingat atas 3 Universitas Sumatera Utara semua insentif yang akan mereka dapat. Akuntansi akrual terdiri dari discretionary accruals dan non-discretionary accruals. Kasus diatas membuktikan bahwa manajemen laba juga dilakukan oleh perusahaan besar. Menurut Jao dan Pagalung (2011) baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil memungkinkan untuk melakukan manajemen laba. Putri dan Titik (2014) juga menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Namun berbeda dengan Siallagan (2015) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak memili pengaruh sama sekali terhadap manajemen laba.Penelitian yang dilakukan oleh Llukani (2013) serta penelitian Utomo dan Siregar (2008) juga menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap tindakan manajemen laba. Menurut Jamse Van Horne (David, 2011 : 204) Fungsi keuangan/akuntansi) terdiri atas tiga keputusan: Keputusan investasi, keputusan pembiayaan, dan keputusan dividen. Analisis rasio keuangan adalah metode yang paling luas untuk menentukan kekuatan dan kelemahan organisasi. Leverage ratio atau rasio pengungkit merupakan salah satu rasio keuangan utama tersebut.Rasio ini mengukur sejauh mana sebuah perusahaan didanai oleh utang.Angka ini dikendalikan agar pihak kreditur memperoleh keyakinan dan kepercayaan bahwa dana yang diperoleh debitur digunakan sebaik mungkin untuk meningkatkan pendapatannya dan untuk mengukur kemampuan debitur menyelesaikan segala kewajibannya. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Agustia (2013) yang menyimpulkan bahwa leverage ratio berpengaruh terhadap manajemen laba. Putri dan Titik (2014) juga menyatakan hal yang senada bahwa leverage 4 Universitas Sumatera Utara ratioberpengaruh positif. Hal berbeda diungkapkan oleh Siallagan (2015) yang menyatakan bahwa leverage ratio berpengaruh negatif. Lebih jauh lagi Ridhani (2012) dan Siregar (2014) menyatakan bahwa leverage ratio tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Manajemen diharapkan mampu memberikan hasil yang tinggi. Hal tersebut memotivasi manajemen untuk melakukan manipulasi nilai pengembalian agar nilai profitabilitasnya tinggi sehingga menarik minat investor. Dengan meningktanya ketertarikan pasar akan suatu entitas, maka akan meningkatkan nilai saham perusahaan tersebut. Siallagan (2015) dalam penelitiannya menyatakan bahwa tingkat pengembalian terhadap nilai investasi atau yang dikenal dengan return on investment dan Rivaldo (2013) yang menggunakan return on asset menyatakan tidak berpengaruh terhadap prkatik manajemen laba. Sebaliknya, Lubis (2012) yang mengukur profitabilitas menggunakan return on investment dan Agustina (2014) yang mengukur profitabilitas menggunakan return on asset menyatakan bahwa berpengaruh terhadap prkatik manajemen laba. Tata kelola perusahaan yang baik atau dikenal dengan good corporate governance adalah salah satu nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan. Salah satu indikator tata kelola perusahaan yang baik yaitu adanya pihak independen yang terlibat didalam struktur komisaris perusahaan. Istilah komisaris independen menunjukkan keberadaan mereka sebagai wakil dari pemegang saham independen (minoritas) dan juga mewakili kepentingan investor. Untuk melindungi kepentingan pemegang saham ndependen maka keberadaan komisaris independen diwajibkan. Komisaris independen merupakan anggota dewan 5 Universitas Sumatera Utara komisaris yang tidak terafiliasi dengan direksi, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan perusahaan. Keberadaan komisaris independen diharapkan dapat bersikap netral terhadap segala kebijakan yang dibuat oleh direksi. Perusahaan properti dan real estate merupakan industri yang bergerak pada bidang pembangunan sarana dan prasarana serta gedung-gedung fasilitas umum. Subsektor ini merupakan industri yang sulit diprediksi dan berisiko tinggi. Hal ini disebabkan oleh permintaan yang fluktuatif. Selain itu perusahaan bidang ini juga sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian yang tidak stabil. Sumber pembiayaan utama sektor ini umumnya diperoleh melalui dana pihak ketiga atau kreditur, sehingga penulis merasa pada saat berada dalam kondisi sulitlah perusahaan memainkan laporan-laporannya. Oleh karena itu penulis termotivasi untuk mengangkat topik ini dan melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Analisis pengaruh firm size, leverage ratio, profitabilitas, dan proporsi dewan komisaris terhadap manajemen laba pada perusahaan real estat dan property yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian atau penjelasan latar belakang penelitian, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 6 Universitas Sumatera Utara 1. Apakah firm size berpengaruh secara parsial terhadap manajemenlabapadaperusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah leverageberpengaruh secara parsial terhadap manajemenlabapadaperusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 3. Apakah profitabilitas berpengaruh secara parsial terhadap manajemenlabapadaperusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 4. Apakahproporsi dewan komisaris berpengaruh secara parsial terhadap manajemenlabapadaperusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 5. Apakah ukuranperusahaan, leverage ratio, profitabilitas, dan proporsi dewan komisaris berpengaruh secara simultan terhadap manajemenlabapadaperusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dilakukannya penelitian oleh penulis adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh firm size secara parsial terhadap manajemenlabapadaperusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 7 Universitas Sumatera Utara 2. Untuk mengetahui pengaruh leverage ratio secara parsial terhadap manajemenlabapadaperusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas secara parsial terhadap manajemenlabapadaperusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 4. Untuk mengetahui pengaruh proporsi komisaris independen secara parsial terhadap manajemenlabapadaperusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 5. Untuk mengetahui pengaruh ukuranperusahaan, leverage ratio, profitabilitas, dan proporsi komisaris independen secara simultan terhadap manajemenlabapadaperusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.4 Manfaat Penelitian Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: 1. Bagi peneliti, sebagai bahan pembelajaran mengenai ukuranperusahaan, leverage ratio, profitabilitas, dan proporsi komisaris independen serta bagaimana pengaruhnya terhadap manajemen laba pada perusahaanperusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak lain untuk menyempurnakan penelitian selanjutnya yang sifatnya sejenis serta memberikan wawasan yang relatif luas mengenai ukuranperusahaan, 8 Universitas Sumatera Utara leverage ratio, profitabilitas, dan proporsi komisaris independen serta pengaruhnya terhadap manajemen laba. 3. Bagi perusahaan, peneliti berharap penelitian ini menjadi masukan terhadap pengaruhnya ukuranperusahaan, leverage ratio, profitabilitas, dan proporsi komisaris independen terhadap manajemen laba di perusahaan properti dan real estate serta dapat mambantu perusahaan dalam membuat keputusan dalam operasinya. 4. Bagi investor, menjadi masukan dan salah satu bahan pertimbangan investor dalam memutuskan untuk berinvestasi pada suatu perusahaan properti dan real estate. 9 Universitas Sumatera Utara