1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam jaringan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam jaringan komputer dikenal adanya suatu protokol yang mengatur
bagaimana suatu titik (node) berkomunikasi dengan node lainnya di dalam
jaringan. Protokol tersebut berfungsi sebagai bahasa agar satu komputer dapat
berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Protokol yang merupakan standar de
facto dalam jaringan Internet yaitu protokol TCP/IP. Dengan adanya TCP/IP,
komputer yang dengan berbagai jenis perangkat keras (hardware) dan berbagai
jenis sistem operasi tetap dapat berkomunikasi.
IP (Internet Protocol) merupakan inti dari protokol TCP/IP. Seluruh data
yang berasal dari layer-layer diatasnya harus diolah oleh protokol ini agar sampai
ke tujuan. Versi IP yang saat ini telah dipakai secara meluas di Internet adalah
Internet Protocol versi 4 (IPv4). Perkembangan internet yang sangat pesat
sekarang ini menyebabkan alokasi alamat (IP address) IPv4 semakin berkurang,
Hal ini menyebabkan ketersediaan alamat IP semakin lama semakin berkurang.
Di samping itu juga harga untuk alamat IP versi 4(IPv4) sekarang ini bisa
dikategorikan sangat mahal. Untuk mengatasi kekurangan alokasi alamat IP maka
IETF mendesain suatu IP baru yang disebut Internet Protocol versi 6 (IPv6).
Pada IPv6 panjang alamat terdiri dari 128 bit sedangkan IPv4 hanya 32 bit.
sehingga IPv6 mampu menyediakan alamat sebanyak 2128 atau 3,4x1038 alamat,
sedangkan IPv4 hanya mampu menyediakan alamat sebanyak 232 atau 4,5x1010
alamat. Berbeda dengan IPv4 yang hanya memiliki panjang 32-bit (jumlah total
alamat yang dapat dicapainya mencapai 4,294,967,296 alamat). IPv4 meskipun
1
total alamatnya mencapai 4 miliar, pada kenyataannya tidak sampai 4 miliar
alamat, karena ada beberapa limitasi, sehingga implementasinya saat ini hanya
mencapai beberapa ratus juta saja. IPv6 yang memiliki panjang 128-bit memiliki
total alamat yang mungkin hingga 2128 = 3,4x1038 alamat. Total alamat yang
sangat besar ini bertujuan untuk menyediakan ruang alamat yang tidak akan habis
setidaknya untuk beberapa masa ke depan dan membentuk infrastruktur routing
yang disusun secara hierarkis sehingga mengurangi kompleksitas proses routing
dan tabel routing.
Pertimbangan lainnya untuk melakukan transisi dari IPv4 ke IPv6 adalah
Atase Perindustrian yang berada di Taiwan berlangganan ISP yang menggunakan
IPv6. Kementrian Perindustrian kesulitan jika harus mengunduh dokumen
regulasi bahan impor maupun ekspor yang terkena dumping dari asia, Selama ini
untuk mengunduh regulasi tersebut harus melalui pihak ketiga dengan membayar
sewa collocation yang cukup besar per tahun. Hal inilah yang perlu disegerakan
untuk melakukan transisi guna menekan pengeluaran anggaran dan dapat
dialokasikan untuk kegiatan lainnya.
Bagi instansi pemerintah, informasi dan ilmu pengetahuan merupakan hal
yang sangat penting untuk diketahui, Segala perubahan yang begitu cepat harus
dapat ditanggapi. Oleh sebab itu, Kementerian Perindustrian ingin menerapkan
IPv6 dalam sistem jaringan Internet sebagai langkah antisipasi tentang semakin
berkurangnya ketersediaan IPv4.
Jumlah komputer pada Kementerian Perindustrian Republik Indonesia
kurang lebih sebanyak 1300 komputer klien dan di dukung kurang lebih 25
komputer server. Bandwidth yang digunakan adalah 32Mb dengan dukungan 2
2
penyedia ISP (Internet Service Provider)sebagai pendukung layanan Internet.
Untuk melayani dan memberikan informasi kepada masyarakat maka semua aspek
yang ada di kementerian harus siap setiap saat begitu juga dengan sarana
pendukung-pendukungnya seperti seperti server aplikasi dan aplikasi yang dapat
di akses melalui media internet.
Sebagai salah satu kementerian di Indonesia yang memiliki fungsi dan
tugas sangat penting dalam melayani informasi kepada masyarakat maka
kementerian ini harus dapat mengantisipasi segala permasalahan yang dapat
menggangu jalanya pelayanan informasi seperti permasalahan yang dapat di
timbulkan jika ketersedian IPv4 benar-benar habis, Hal inilah yang membuat
penulis melakukan analisa dan penelitian terhadap jaringan internet yang ada di
Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. Penulis pun menuliskan hasil
analisis dan penelitian sebagai laporan tugas akhir dengan judul ”Implementasi
IPv6 di Kementerian Perindustrian Republik Indonesia.”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka
penulis mempersempit pokok permasalahan. Permasalahannya ialah:
1. Bagaimana merancang dan mendesign jaringan Internet yang ada di
Kementerian Perindustrian agar dapat mengimplentasikan IPv6.
2. Bagaimana mengimplementasikan IPv6 di kementerian Perindustrian.
3. Bagaimana menghubungkan IPv6 di Kementerian Perindustrian dengan
Jaringan IPv6 dunia luar (di luar Kementrian Perindustrian).
3
4. Bagaimana menghubungkan IPv6 menggunakan protokol BGP (BORDER
GATEWAY PROTOCOL) di Kementerian Perindustrian.
5. Bagaimana implementasi BGP (BORDER GATEWAY PROTOCOL) (Border
Gateway Protocol) di Kementerian Perindustrian dengan mode Tunneling.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penulisan ini ialah:
a. Mengimplementasikan IPv6 ke dalam jaringan menggunakan BGP
(Border Gateway Protocol)
dengan mode Tunneling di Kementerian
Perindustrian serta mempelajari karakteristik dan performansi IPv6.
b. Untuk mengetahui pengaruh jumlah hop dan kapasitas bandwith terhadap
penentuan alur trafik best path dalam protokol BGP (Border Gateway
Protocol) .
c. Membandingkan
keunggulan 2 link ISP, yakni Telkom dan Indosat,
dalam hal pemilihan jalur route ke arah taiwan baik dalam jumlah hop dan
kapasitas bandwith yang dimiliki masing-masing link.
Manfaat yang dapat diperoleh ialah:
a. memberikan salah satu metode bagi pembaca untuk mendapatkan informasi
mengenai IPv6 sebagai pembelajaran baru dalam hal jaringan serta protokol
routing,
b. memberikan informasi bahwa sesungguhnya alokasi IP yang tersedia saat ini
sudah kian menipis sehingga inilah saatnya untuk menggunakan Protokol IPv6
dengan fitur-fitur baru dan keamanan data dari protokol tersebut.
4
1.4 Batasan Masalah
Dengan maksud agar pembahasan dan penyusunan laporan dapat
dilakukan secara terarah dan tercapai sesuai dengan yang diharapkan maka perlu
ditetapkan batasan-batasan dari masalah yang dihadapi. Batasan-batasan masalah
pada perancangan sistem ini adalah sebagai berikut:
a. Penelitian difokuskan pada kegiatan merancang dan mengkonfigurasi jaringan
IPv6 menggunakan BGP (Border Gateway Protocol)
yang ada di
Kementerian Perindustrian Republik Indonesia dengan jaringan internasional.
b. Dalam penelittian ini akan diimplementasikan protokol BGP (Border Gateway
Protocol) ) dengan mode Tunelling agar
jaringan IPv6 di Kementerian
Perindustrian terbaca dan tercatat (advertised) ke dalam Global IPv6 Network.
c. Menggunakan Software Junos sebagai Implementasi BGP (Border Gateway
Protocol) di Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin).
1.5 Metodologi
Metodologi yang digunakan untuk mengaplikasikan jaringan berbasis IPv6
menggunakan BGP (Border Gateway Protocol) adalah Network Development
Life Cycle (NDLC) yang tahapan-tahapannya dapat dilihat pada Gambar 1.1.
1. Analysis: Tahap awal ini dilakukan analisa kebutuhan, analisa permasalahan
yang muncul, keinginan user dan topologi. Metode yang biasa digunakan
pada tahap ini diantaranya ;
a. Wawancara.
5
b. Survey langsung kelapangan.
2. Membaca manual atau blueprint dokumentasi. Desain merupakan tahapan
yang meliputi tentang realisasi dan kebutuhan dari jaringan. Biasanya hasil
dari design berupa ;
a.
Gambar-gambar topologi (server farm, firewall, datacenter,
storages, lastmiles, perkabelan, titik akses dan sebagainya)
b.
Gambar-gambar detail mengenai estimasi kebutuhan yang ada
3. Simulasi berguna untuk menerapkan skema jaringan secara virtual.
4. Implementasi di tahapan ini akan memakan waktu lebih lama dari tahapan
sebelumnya. Ada beberapa Masalah-masalah yang sering muncul pada
tahapan ini, diantaranya ;
5.
a.
jadwal yang tidak tepat karena faktor-faktor penghambat.
b.
masalah dana / anggaran dan perubahan kebijakan.
c.
kerjasama yang tidak solid.
d.
peralatan pendukung dari penyedia.
Monitoring setelah dilakukan
implementasi maka tahapan monitoring
merupakan tahapan yang penting maka perlu dilakukan kegiatan monitoring.
Monitoring bisa berupa melakukan pengamatan pada :
a.
Infrastruktur hardware.
b.
Memperhatikan jalannya packet data di jaringan.
6
c.
6.
Metode yang digunakan untuk monitoring jaringan.
Management, di manajemen atau pengaturan, salah satu yang menjadi
perhatian khusus adalah masalah Policy baik jaringan maupun keamanan.
Gambar 1.1 Network Diagram Life Cycle (NDLC)
1.6 Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini tersusun dalam 5 (lima) bab dengan sistematika
penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab Pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penyusunan tugas akhir, metodologi, dan sistematika penyusunan tugas
akhir.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi landasan teori yang mendasari penyusunan skripsi ini,
seperti: jaringan, Protokol BGP (Border Gateway Protocol) , IPv4 dan
IPv6, serta mode Tunneling.
7
BAB III ANALISIS DAN DESAIN
Pada bab ini diuraikan mengenai analisis dan desain sistem. Analisis
sistem meliputi analisis kebutuhan serta perbandingan sistem yang ada.
Sedangkan desain sistem meliputi spesifikasi keperluan fungsional,
rancangan topologi serta rancangan implementasi.
BAB IV SIMULASI PROTOTIPE DAN IMPLEMENTASI
Bab
ini
berisi
simulasi
prototipe,
implementasi,
dan
pengujian
(monitoring) terhadap aplikasi dan konfigurasi perangkat lunak serta
perangkat keras komputer dalam suatu jaringan berbasis IPv6 yang telah
diterapkan.
BAB V PENUTUP
Bab penutup berisi kesimpulan dari permasalahan yang telah diuraikan
dalam bab-bab sebelumnya pada penulisan skripsi ini dan disertai dengan
saran-saran yang membangun penulisan skripsi ini.
8
Download