BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nanoteknologi telah menarik perhatian yang besar dari para ilmuwan diseluruh dunia, dan saat ini merupakan bidang riset yang popular. Nanoteknologi adalah ilmu dan rekayasa dalam penciptaan material, struktur fungsional, maupun piranti dalam skala nanometer (Abdullah & Khairurrijal, 2010). Perkembangan nanoteknologi sudah sangat pesat, baik penerapannya dalam ilmu sains maupun dalam bidang komersial. Salah satu pengembangan nanoteknologi adalah dalam bidang nanopartikel magnetik. Nanopartikel magnetik memiliki sifat fisis yang unik, salah satunya terkait dengan sifat kemagnetan yang dimiliki. Sifat magnetiknya sebagian besar dipengaruhi oleh morfologi, ukuran, karakteristik fisika dari partikel tunggal, dan interaksi antarmuka. Selain itu luas permukaan partikel yang besar juga menjadi salah satu keunggulan nanopartikel magnetik sehingga memiliki kapasitas besar untuk mengadsorpsi ion logam berat (Carlos dkk, 2013). Salah satu nanopartikel magnetik yang paling banyak dikembangkan yaitu nanopartikel magnetit (Fe3O4). Magnetit merupakan salah satu oksida besi yang paling banyak dijumpai di alam, disamping maghemite (𝛾 − Fe2O3) dan hermatite (𝛼 − Fe2O3). Ketiga bentuk oksida besi ini sangat berguna dalam teknologi karena memiliki sifat magnetik yang kuat (Teja & Koh, 2009). Sifat istimewa lain yang dimiliki nanopartikel magnetit adalah menunjukkan perilaku superparamagnetik untuk partikel dengan ukuran kurang dari 30 nm. Sifat superparamagnetik memicu nanopartikel lebih renponsif terhadap medan magnet eksternal yang mempengaruhinya dibandingkan partikel magnetit dengan ukuran butir dalam orde mikrometer atau lebih besar (Wu dkk, 2010). Beberapa metode yang digunakan untuk mensintesis nanopartikel magnetit diantaranya mikroemulsi (Chin & Yaacob, 2007), sol-gel (Albornoz & jacobe, 2006), sonochemical reactions (Kim dkk, 2005), flow injection (Alvarez dkk, 2006) dan electrosparay (Basak dkk, 2007). Sebagian besar metode yang digunakan untuk 1 2 memproduksi nanopartikel magnetit adalah dengan teknik kopresipitasi (Gupta & Gupta, 2005). Teknik kopresipitasi merupakan teknik sintesis nanopartikel yang sederhana dan lebih efisien untuk memperoleh partikel magnetit yang berorde nanometer. Beberapa keuntungan dari proses kopresipitasi adalah nanopartikel dalam jumlah besar dapat disentesis (Laurent dkk, 2008). Selain itu, metode kopresipitasi juga menggunakan suhu kamar dan mudah mengontrol ukuran partikel sehingga waktu yang dibutuhkan relatif lebih singkat (Fernandez, 2011). Magnetit seringkali dimodifikasi dengan dilapisi menggunakan polimer atau silika karena sifatnya yang mudah teroksidasi (Larraza dkk, 2012). Pada penelitian ini dipilihlah Polyethylene glycol (PEG 4000) untuk melapisi permukaan Fe3O4 dikarenakan PEG 4000 adalah salah satu zat yang dapat dipakai untuk membentuk dan sekaligus mengontrol ukuran dan struktur pori dari partikel. PEG 4000 juga berfungsi sebgai template, yang membungkus partikel sehingga tidak terbentuk agregat lebih lanjut, dikarenakan PEG 4000 menempel pada permukaan partikel dan menutupi ion positif yang bersangkutan untuk bergantung dan membesar, sehingga pada akhirnya akan diperoleh partikel dengan bentuk bulatan yang seragam (Zhang dkk, 2008). Salah satu aplikasi nanopartikel magnetit dibidang lingkungan adalah pemisahan logam berat pada limbah cair. Polusi limbah logam berat adalah permasalahan lingkungan yang penting hingga saat ini. Polusi logam berat berasal dari banyak sumber tetapi sebagian besar berasal dari pemurnian logam, misalnya peleburan biji tambang dan pengolahan bahan bakar nuklir. Selain itu polusi logam berat juga berasal dari pembuangan air industri seperti industri metallurgical, penyamakan kulit, pertambangan dan industri pembuatan baterai, yang semua industri tersebut mengandung beberapa logam berat. Konsentrasi dari logam tersebut terkadang lebih tinggi dari pada batas yang diizinkan. Konsentrasi logam yang tinggi tersebut akan menyebabkan efek buruk bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Konsentrasi maksimal logam yang diizinkan dalam air untuk logam Cu 0.5 mg/L, Ni 1 mg/L dan Mn 1 mg/L. (Shen dkk, 2009). Logam berat adalah unsur-unsur kimia dengan bobot jenis lebih besar dari 5 gr/cm3, terletak di sudut kanan bawah sistem periodik, mempunyai afinitas yang 3 tinggi terhadap unsur S dan biasanya bernomor atom 22 sampai 92 dari perioda 4 sampai 7 (Miettinen, 1977). Logam berat memiliki sifat konserfatif dan nonkonservatif. Sifat konservatif menunjukkan kestabilan konsentrasi suatu komponen. Hal ini berarti bahwa konsentrasi suatu komponen cenderung tetap dan tidak terpengaruh dengan proses-proses fisik dan biologi yang ada di perairan, ditunjukkan dengan proses pergerakan (removal), peningkatan konsentrasi (addition), dan pergerakan sekaligus peningkatan konsentrasi (removal and addition) (Hutagalung & Razak, 1992). Sebagian dari logam berat bersifat essensial bagi organisme air untuk pertumbuhan dan perkembangan hidupnya, antara lain dalam pembentukan haemosianin dalam sistem darah dan enzimatik pada biota. Berdasarkan sifat kimia dan fisikanya, maka tingkat toksisitas logam berat dapat diurutkan dari tinggi ke rendah terhadap manusia adalah sebagai berikut Hg2+ > Cd2+ >Ag2+ > Ni2+ > Pb2+ > As2+ > Cr2+ > Sn2+ > Zn2+ (Darmono, 1995). Sedangkan menurut Kementrian Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup (1990) sifat toksisitas logam berat dapat dikelompokkan ke dalam 3 kelompok, yaitu: a. Bersifat toksik tinggi (Hg, Cd, Pb, Cu, dan Zn) b. Bersifat toksik sedang (Cr, Ni, dan Co) c. Bersifat tosik rendah (Mn dan Fe). Pada penelitian ini dilakukan proses purifikasi basa terhadap limbah artifisial yang mengandung ion logam Cu, Mn dan Ni menggunakan adsorben nanopartikel magnetit yang disintesis dengan metode kopresipitasi. Tujuannya adalah untuk melihat efektivitas penggunaan nanopartikel magnetit dalam mengadsorpsi ion logam Cu, Mn, dan Ni, dibawah pengaruh variasi pH (9, 11 dan 12), waktu purifikasi (3,4 dan 5 jam) dan pelapisan adsorben menggunakan PEG dengan perbandingan massa 1:1. 4 1.2 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan, dapat dirumuskan permasalahan yang ada adalah: 1. Bagaimana peran adsorben Fe3O4 dalam menurunkan kadar logam Cu, Ni dan Mn pada limbah artifisial cair? 2. Bagaimana pengaruh parameter purifikasi basa seperti variasi pH, waktu purifikasi dan pelapisan adsorben Fe3O4 dengan Polyethylene glycol (PEG4000) dengan perbandingan massa 1:1? 3. Bagaimana tingkat efektivitas pemurnian limbah dengan sistem purifikasi menggunakan adsorben Fe3O4? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah: 1. Menentukan peran Fe3O4 dalam menurunkan kadar logam Cu, Ni dan Mn. 2. Menentukan pengaruh parameter purifikasi basa seperti pH, waktu purifikasi dan pelapisan adsorben Fe3O4 dengan Polyethylene glycol (PEG-4000) dengan perbandingan massa 1:1. 3. Menentukan tingkat efektivitas pemurnian limbah dengan sistem purifikasi menggunakan adsorben Fe3O4. 1.4 Batasan Masalah Pembahasan dalam penelitian ini hanya dibatasi pada pengkajian penurunan kadar ion logam Cu, Ni dan Mn pada limbah artifisial cair akibat pengaruh parameter variasi pH (9, 11 dan 12), waktu purifikasi (3, 4 dan 5 jam) dan pelapisan adsorben Fe3O4 dengan (PEG-4000) dengan perbandingan massa 1:1. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terkait kemampuan nanopartikel Fe3O4 dalam menyerap dan menurunkan kadar ion logam Cu, Ni dan Mn yang terlarut dalam limbah cair. Selain itu dapat digunakan untuk mengatasi masalah limbah cair yang mengandung ion logam berat serta dapat dijadikan acuan 5 bagi penelitian selanjutnya dalam mengembangkan nanopartikel Fe3O4 sebagai adsorben logam. 1.6 Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini dibagi menjadi 6 Bab, yaitu: pendahuluan, tinjauan pustaka, dasar teori, metode penelitian, hasil dan pembahasan serta kesimpulan. BAB 1 meliputi latar belakang dilakukannya penelitian mengenai Fe 3O4 sebagai adsorben dalam menurunan kadar logam Cu, Ni dan Mn, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, sistematika penulisan. BAB II meliputi kajian pustaka yang berisi tentang penelitian-penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya yang terkait dengan topik penelitian ini. BAB III meliputi dasar teori yang berkaitan dengan terminologi sifat magnetik, klasifikasi sifat magnetik, konsep domain dan hysteresis, nanopartikel magnetik dan sifat superparamagnetik, magnetit Fe3O4 dan stukturnya, metode kopresipitasi, fungsionalisasi Fe3O4 dengan PEG-4000, teknik pengukuran dengan x-ray diffractometer (XRD), transmission electron microscopy (TEM) dan vibrating sample magnetometer (VSM), sistem purifikasi air limbah menggunakan nanopartikel Fe3O4, logam mangan (Mn), logam nikel (Ni), logam tembaga (Cu), dan rumus perhitungan persen penurunan kadar logam. BAB IV meliputi metode penelitian yang menjelaskan tentang alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian, serta langkah kerja yang dilakukan dalam penelitian. BAB V meliputi pembahasan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. BAB VI meliputi kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA berisi seluruh pustaka yang diacu dalam penelitian. LAMPIRAN berisi data-data yang diperoleh dari hasil penelitian.