JURNAL PENELITIAN BUDAYA, MAPALA Art’CA , Vol .1 NO.1, JANUARI 2017 BUDAYA BAOMBAI DAN KESENIAN DAERAH Presfektif budaya sosial dan kesenian pada masyarakat Padang Rana Andesta Saputra dan Khairul Hatta ABSTRAK Budaya adalah hasil dari pemikiran manusia dan dan budaya terdapat pada suatu kelompok manusia di daerah tertentu. Budaya biasanya menjadi patokan dalam kehidupan di masyarakat, dalam sebuah kebudayaan terdapat banyak hal yang ada dan hal tersebut yang menjadi ciri khas dari kebudayaan tertentu. Dari penjelasan diatas kami sebagai tim Ekspedisi Budaya tertarik untuk meneliti kesenian Baombai. Kami sangat tertarik dengan sebuah kebudayaan di daerah Jorong Padang Ranah, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat. Kebudayaan yang akan kami eksplorasi ini adalah kebudayaan yang memperilhatkan kekompakan masyarakat dalam kehipan bertani di sawah. Hal yang paling menarik dari Baombai ini adalah sistem gotong royong dalam membajak sawah, dan dalam mebajak sawah yang dilakukan oleh kaum ibu-ibu ini dilakukan dengan nyanyian. Kaum ibu-ibu bernyanyi dan berpantun lalu bersahut-sahutan di sawaah, sehingga suasana membajak sawah menjadi ramai dan tidak terasa lelah dalam bekerja. Saat ini hanya sedikit Baombai yang masih ada, dan tidak ada generasi penerus dari tradisi tersebut. Dari pemasalaham di atas kami tertarik untuk meneliti dengan tujuan agara budaya Baombai ini nantinya akan dikenal orang dan tidak punah. Kata kunci : Budaya, Sosial , Kesenian, Sijunjung Budaya Baombai Dan Kesenian Daerah Andesta Saputra & Khairul Hatta., 1 JURNAL PENELITIAN BUDAYA, MAPALA Art’CA , Vol .1 NO.1, JANUARI 2017 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial memiliki kecenderungan hidup bersama di dalam masyarakat, dan memiliki daya pikir, rasa, dan kehendak. Pakar Filsafat Sosial, Brian Fay menyatakan, manusia adalah makhluk yang berkesadaran, namun manusia hidup dan berkembang dalam suatu masyarakat. Untuk itu perlu memahami manusia sebagai dirinya sendiri, masyarakat dan kebudayaannya (2002: ix). Pemikiran itu sesuai dengan fakta bahwa dalam kehidupan sosial manusia saling memerlukan bantuan dan kerjasama sehingga melahirkan kebudayaan, dan kebudayaan mempengaruhi tingkah laku manusia. Manifes-tasi tindakan, sikap dan perilaku setiap orang maupun kelompok sosial, yang khas insani terjadi dalam proses sosial secara dinamis. Pembangunan masyarakat lokal di era global menjadi tanggung jawab moral manusia sebagai pelaku kebudayaan post-modern yang penuh dengan ketegangan, kehilangan kepastian bentuk, makna dan nilai-nilai dasar kemanusiaan. Pakar tentang 'kritik moral pembangunan' Philip Quarles menyatakan, wacana dan praktek pembangunan berada dalam ketidakselarasan yang kritis. Pelaku-pelakunya mengalami serangkaian ketidakselarasan, ketidaksesuaian, atau kontradiksi, baik dalam kegiatan rutin pembangunan sehari-hari maupun dalam konteks makro pembangunan (2004:14). Terkait persoalan itu dijelaskan, budaya lokal perlu dikaji karena memiliki karakteristik yang cukup efektif untuk menjaga harmoni dalam kehidupan bermasyarakat dan menyelesaikan konflik yang terjadi (Moh. Roqib, 2007:5). Pembangunan masyarakat lokal membutuhkan penyesuaian unsur-unsur budaya lokal dan kemungkinan penerapannya dalam kebudayaan nasional dan global. Hal itu sekaligus merupakan upaya kongkrit pelestarian nilai etika sosial dalam masyarakat lokal, dan juga dapat menguntungkan budaya lokal lain yang menerimanya. Lebih jauh, penetrasi nilai budaya asing dapat diseleksi sekiranya ada yang tidak sesuai Budaya Baombai Dan Kesenian Daerah Andesta Saputra & Khairul Hatta., 2 JURNAL PENELITIAN BUDAYA, MAPALA Art’CA , Vol .1 NO.1, JANUARI 2017 dengan nilai dan norma adat masyarakat lokal, dan perlu diantisipasi agar kekuatan dan keunggulan daerah (local wisdom) tetap eksis dan berdaya guna bagi pembangunan masyarakat. Seni dalam kehidupan masyarakat tidak dapat dipisahkan, karena kesenian berasal dari pemkiran masyarakat yang menciptakan suatu hiburan untuk tujuan tertentu dan seni yang diciptakan oleh masyarakat tidak akan lepas dari budayanya, karena budaya sebagai bingkai dari kehidupan masyarakat di suatu tempat. Ada banyak macam kesenian yang ada dalam masyarakat yang berbudaya, diantaranya ada nyanyian, pantun, cerita rakyat, permainan anak-anak dan upacara ritual keagamaan. Banyak kesenian yang diciptakan untuk suatu tujuan dan kesenian tersebut dapat bertahan dengan lama atau malah sebaliknya, terkikis oleh zaman dan digantikan oleh kesenian yang baru, karena eksistensi dari suatu kesenian dapat berubah secara cepat. Di kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat ada sebuah kesenian yang sangat unik dan hanya ada di Nagari Padang Rana. Kesenian ini sangat unik, karena media dalam berkesenian yang sangat berbeda dengan kesenian yang ada pada umumnya, yaitu kesenian yang dilakukan pada umumnya oleh kaum ibuibu pada saat membajak sawah. Kesenian ini berbentuk berbalas pantun dan nyanyian yang dilakukan pada saat musim membajak sawah, kesenian ini dinamakan “Baombai”. Kesenian “Baombai ini sudah sangat jarang ditemukan dan orang-orang yang bisa “Baombai” ini sudah sangat sedikit, hanya ibu-ibu yang sudah lanjut usia yang bisa melakukannya. Banyak faktor yang membuat kesenian ini menjadi terlupakan, diantaranya adalah faktor teknologi. Pada saat ini membajak sawah sudah bisa dilakukan oleh mesin Traktor dan tidak lagi membutuhkan orang banyak untuk membajak sawah. Padahal banyak hal positif dari kesenian “Baombai”, yang terlihat jelas adalah rasa kekeluargaan yang tinggi dan rasa gotong royong dalam bekerja, karena pada saat ini prinsip-prinsip berkehidupan dengan gotong royong sudah banyak ditinggalkan dan lebih suka hidup menyendiri. Budaya Baombai Dan Kesenian Daerah Andesta Saputra & Khairul Hatta., 3 JURNAL PENELITIAN BUDAYA, MAPALA Art’CA , Vol .1 NO.1, JANUARI 2017 B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara dalam mengenai kesenian Baombai dan kehidupan sosial masyarakat sekitar yang masih melestarikan kesenian Baombai. II. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai dari akhir tahun 2015 dan sampai pada akhir tahun 2016, di Nagari Padang Rana, dan Nagari Tanah Badantuang, Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat. B. Alat dan Bahan Penelitian Alat dan bahan yang digunakan dalm penelitian ini antara lain adalah, hp, kamera, alat tulis menulis, buku panduan penelitian, dan pedoman wawancara. C. Metode Penelitian 1. Teknik Pengumpulan Data Penelitian kualitatif ini mengenai kesenian Baombai yang dikaji dari perspektif filsafat sosial, khususnya pelaku Ombai di Nagari Padang Rana. Dalam penelitian kualitatif bidang filsafat, pengamatan untuk pengumpulan data lebih difokuskan pada aspek-aspek budaya yang berkaitan dengan filsafat, sistem pengetahuan, orientasi nilai, etika sosial pada pelaku Ombai. Penelitian dimaksudkan mendeskripsikan objek dan sasaran penelitian, dengan penetapan lokasi dipilih secara sengaja dan didasarkan pada adanya permasalahan di daerah, data dapat diperoleh, dan sumber informasi tenang masalah terkait dapat ditemukan. Pengumpulan data diawali dari studi kepustakaan, pengamatan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Studi kepustakaan dilakukan dengan cara menyeleksi literatur, jurnal, laporan penelitian, dan melakukan kritik teori Budaya Baombai Dan Kesenian Daerah Andesta Saputra & Khairul Hatta., 4 JURNAL PENELITIAN BUDAYA, MAPALA Art’CA , Vol .1 NO.1, JANUARI 2017 agar dapat ditemukan teori-teori yang tepat dan berguna untuk menjelaskan data. "Data berdasar studi kepustakaan dipadukan dengan penelitian lapangan pribadi dengan saling memberikan verifikasi, koreksi, perlengkapan, pemerincian, pengkhususan (Bakker & Zubair, 1990: 94). Pada bagian lain dinyatakan, pengamatan serta dilakukan dengan cara membangun hubungan akrab antara subjek dan peneliti, sehingga dapat bekerjasama dengan saling bertukar informasi (Lexy J. Moleong, 2002:95). Wawancara mendalam dilakukan untuk memasuki dunia pikiran dan perasaan responden. Sehingga temuan penelitian dapat dirumuskan sebagai konsep dan teori. Metode penelitian kualitatif bidang filsafat dapat diimplementasikan. Menurut Kaelan (2005:197), dalam wawancara kita dihadapkan kepada dua hal. Pertama, kita harus secara nyata mengadakan interaksi dengan responden. Kedua, kita menghadapi kenyataan, adanya pandangan orang lain yang kita hadapi ialah bagaimana cara berinteraksi dengan orang lain, dan bagaimana kita mengolah pandangan yang mungkin berbeda itu. Isi wawancara difokuskan pada pengalaman, pendapat, perasaan, pengetahu an, penginderaan, dan latar belakang pendidikan. Dokumentasi diteliti untuk memperoleh data yang bersumber dari dokumen tertulis atau benda-benda lainnya. Data kualitatif yang dihimpun terdiri atas kata-kata, kalimat dan deskripsi, bukan angka-angka. Oleh karena itu, informan dan responden dijadikan sebagai sumber data. Informasi digali dari tokoh masyarakat, tokoh budaya, pejabat pemerintah daerah di eksekutif maupun di legislatif. Pengumpulan data menggunakan sistem kartu, rekaman, dan pengecekan silang. Metode sistematis refleksif dan sosiologis merupakan metode utama yang digunakan untuk menjelaskan objek material dan objek formal penelitian. Objeknya yaitu filsafat sosial dengan menempatkan objek sasarannya secara utuh, integral, menyeluruh dan mendasar dalam ketotalitasannya. Dan objek material nya, fenomena sosial tentang kesenian Baombai dalam pandangan hidup masyarakat lokal kehidupan sosial masyarakat setempat. Budaya Baombai Dan Kesenian Daerah Andesta Saputra & Khairul Hatta., 5 JURNAL PENELITIAN BUDAYA, MAPALA Art’CA , Vol .1 NO.1, JANUARI 2017 Analisis dilakukan sejak awal perolehan data lapangan, yang dituangkan dalam bentuk tulisan dan langkah-langkah analisis yaitu: (1) reduksi data), (2) "display" data, (3) pemahaman, interpretasi dan penafsiran, (4) mengambil kesimpulan dan verifikasi (Kaelan, 2005:211). Kemudian di analisis secara fenomenologis, sosiologis, interpretasi, idealisasi, dan koherensi berdasar data primer dan sekunder dalam kaitan teori dengan data yang sudah diolah dan diaplikasikan. Penyajiannya berupa pernyataan yang disajikan dalam bentuk teks, diklasifikasikan menurut tema dan sub-bahasan secara logis dan sistematis. Kritik teori di analisis secara implisit dan aktual dengan mempergunakan unsur-unsur metode berikut. Pertama, deskripsi dilakukan dengan cara menguraikan objek material agar diperoleh gambaran bagaimana adanya, dengan cara mencari, mengumpulkan dan mengolah data, yang dinilai akurat untuk mencapai tuj uan penelitian sesuai dengan permasalahan. Kedua, analisis sosial dilakukan secara kritis sebagai upaya membahas, memilah dan meneliti istilahistilah, pengertian-pengerti an mengenai pandangan hidup dan gagasan-gagasan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat adat, khususnya yang terfokus pada kesenian Baombai di Sijunjung. Selanjutnya, konsep pokok yang dicari adalah nilai-nilai filosofinya, unsur-unsur pengetahuan yang terdapat dalam kesenian Baombai dan temuannya dijustifikasi sebagai ilmu pengetahuan. Ketiga, dilakukan sintesis yang digunakan untuk memadukan pendapat-pendapat dan pandangan-pandangan yang berbeda untuk menemukan suatu kesatuan pendapat yang lebih utuh dan lengkap mengenai Baombai. Keempat, interpretasi dan idealisasi dilakukan untuk menyelami data yang tersedia dan mengungkap makna, nuansa dan nilai-nilai filosofis yang terkandung dalam buku-buku dan berbagai hasil penelitian terdahulu, kemudian dicari hal-ha sebenarnya, yang konsepnya ditelaah dari perspektif filsafat, dengan membebaskan dari segala liku-liku pikiran dan bumbu-bumbu kata. Kelima, koherensi digunakan untuk mencermati kesesuaian yang saling berhubungan serta keselarasannya dengan problem- problem manusia yang aktual terkait dengan pembangunan masyarakat di daerah. Sehingga dapat dirumuskan dengan Budaya Baombai Dan Kesenian Daerah Andesta Saputra & Khairul Hatta., 6 JURNAL PENELITIAN BUDAYA, MAPALA Art’CA , Vol .1 NO.1, JANUARI 2017 benar berdasarkan interpretasi yang tepat, lengkap dan mendalam. Kemudian diuraikan secara sistematik-logik dan direfleksi- kan secara kritis, diperoleh pemahaman utuh dan komptehensif. Keterpaduan penerapan metode penelitian ini diharapkan mempetoleh hasil yang sistematis, terarah, rasional, dan optimal dalam rangka pencapaian tujuan penelitian. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kesenian Baombai dan Budaya Gotong Royong Dalam kehidupan bermasyarakat tentu manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain, dan sebagai makhluk sosial pasti membutuhkan bantuan orang lain untuk melakukan kegiatan dan kehidupan saling bergantung satu sama lainnya. Dalam kebudayaan Minangkabau budaya gotong royong sudah dilakukakn sejak zaman dahulu dalam berbagai aspek kehidupan. Gotong royong dapat membuat pekerjaan yang berat menjadi ringan karena dikerjakan bersamasama dan penuh dengan rasa kekeluargaan yang tinggi. Sekarang ini budaya gotong royong ini sudah semakin berkurang karena semakin berkembangnya zaman, dan masyarakat lebih mementingkan kehidupannya masing-masing dan menjadi makhluk individual. Budaya gotong royong semakin ditinggalkan dan masih bertahan hanya pada beberapa kalangan saja yang tetap menjaga dan mempertahankan budaya ini. Di daerah Padang Ranah, Kabupaten Sijunjung ada sebuah Kesenian tradisi yang sangat unik dan cuma ada di daerah Padang Ranah ini, kesenian tersebut dikenal dengan istilah Baombai. Kesenian adalah sebuah karya yang dihasilkan oleh manusia atas pemikirannya terhadap suatu objek, kejadian dan telah menyesuaikan dengan budaya di sekitarnya. Banyak jenis kesenian dalam sebuah kebudayaan yang memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda-beda. Kesenian Bamombai adalah kesenian yang berupa nyanyian dan dilakukan oleh kaum ibu-ibu pada saat membajak sawah. Tujuan dari kesenian ini adalah sebagai hiburan pada saat membajak sawah, biasanya Baomai ini dilakukan pada saat musim membajak sawah. Pada zaman dahulu membajak sawah masih dilakukan dengan tenaga manusia karena pada saat itu Budaya Baombai Dan Kesenian Daerah Andesta Saputra & Khairul Hatta., 7 JURNAL PENELITIAN BUDAYA, MAPALA Art’CA , Vol .1 NO.1, JANUARI 2017 masih jarang yang menggunakan kerbau ataupun sapi dan tentunya belum ada alat yang bernama Teraktor untuk membajak sawah. Membajak sawah adalah sebuah pekerjaan yang berat dan dilakukan oleh banyak orang agar pekerjaan tersebut cepat selasai. Disini kaitan antara Baombai dan gotong royong, karena pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama tentu ada saja yang dilakukan oleh masyarakat saat bekerja, apa lagi pada kalangan ibu-ibu. Tujuan dari Baombai ini ialah untuk membuat suasana bekerja menjadi semakin ramai dan perkerjaan yang dilakukan tidak terasa berat dan penuh dengan canda tawa. Baombai bisa juga dilakukan oleh kalangan laki-laki, tetapi hal tersebut sangat jarang terjadi, karena memang pada dasarnya kaum ibu-ibu yang biasa bercanda dan bernyanyi saat bekerja. Budaya gotong royong pada masyarakat Padang Ranah masih terus di jaga dan terus dipertahankan sampai sekarang, salah satunya memang terlihat pada saat musim membajak sawah dan musim panen padi. Kesenian dapat terus dipertahankan sesuai dengan fungsinya dan terus sejalan dengan kebudayaan yang ada, pada saat ini memang sudah banyak kesenian daerah yang ditinggalkan akibat dari masuknya budaya asing di negara ini dan kita tidak bisa menahan diri untuk menerima budaya tersebut dan akhirnya terjebak pada budaya asing dan meninngalkan budaya kita sendiri yang menjadi jadi diri kita. B. Baombai Dalam Pandangan Masyarakat Baombai dalam pandangan masyarakat hanyalah sebuah kegiatan yang dilakukan pada saat membajak sawah dan dilakukan oleh ibu-ibu yang sudah tua saja, itulah pandangan dari beberapa masyarakat yang yang kami tanya mengenai kesenian Baombai dan yang lebih parahnya lagi banyak juga masyarakat Sijunjung yang tidak tahu sama sekali mengenai kesenian Baombai ini. Apa lagi kalangan muda, yaitu mulai dari pelajar sampai mahasiswa banyak juga yang tidak mengetahui kesenian ini, seharusnya generasi muda lah yang bertanggung jawab melestarikan kesenian ini agar nantinya tidak punah dan tetap dilestarikan sebagai kesenian daerah yang memiliki nilai sosial yang tinggi. Memang pada saat ini tidak bisa dipungkiri orang lebih tertarik pada kebudayaan modern yang Budaya Baombai Dan Kesenian Daerah Andesta Saputra & Khairul Hatta., 8 JURNAL PENELITIAN BUDAYA, MAPALA Art’CA , Vol .1 NO.1, JANUARI 2017 datang dari belahan dunian barat daripada kebudayaan kita sendiri, kesadaran dalam diri untuk memelihara budaya kita sangat dibutuhkan untuk menjaga jadi diri bangsa kita sendiri. Partisipasi pemerintah juga sangat diharapkan dalam menjaga kebudayaan dan kesenian daerah dengan melakukan berbagai kegiatan yang berhunungan dengan pelestarian budaya, contohnya adalah festival kesenian daerah yang dapat mempertahankan kesenian daerah itu sendiri dan memupuk rasa memiliki suatu budaya dan kesenian kita sendiri. C. Upaya Pelestarian Kesenian Baombai Upaya pelestarian kesenian Baombai saat ini sedang dilakukan oleh para pelaku Ombai dan pemerintah setempat. Dari data yang kami dapatkan di lapangan diketahui belakangan ini sudah ada yang membuat tari kreasi yang dibuat oleh sanggar di daerah tersebut dalam acara yang di buat oleh pemerintah daerah. Kepala Jorong Gantiang juga menyampaikan bahwa sudah ada kegiatan yang dilakukan oleh pihaknya untuk melestarikan kesenian Baombai ini dengan cara mengajari anak-anak muda di sekitar dan hasilnya masih belum efektif karena anak-anak kurang tertarik terhadap kesenian Baombai tersebut, tetapi kesenian ini juga dikemas dalam bentuk tari kreasi yang dapat dinikmati oleh masyarakat umum tanpa harus menunggu musim membajak sawah untuk melihat proses Baombai tersebut. Tari kreasi yang diciptakan ini gerakannya semuanya meniru gerakan pada saat Baombai dilakukan di sawah dan kostum yang digunakan juga meniru pakaian oaring membajak sawah, yang berbeda adalah gerakan yang sudah di beri pola-pola agar terlihat menarik dan indah, dan tari tersebut diberi nama tari Ombai. Dengan adanya pengembangan ini diharapkan generasi mudah lebih mudah memahami dan lebih tertarik dengan kesenian Baombai. Para pelaku Ombai juga tidak khawatir akan kehilangan budaya ini, tetapi ada perubahan yang terjadi yaitu Baombai tidak lagi dilakukan di sawah melainkan di panggung, dan sanggar atau sebuah pertunjukan seni. Tidak masalah dimanapun kesenian itu dilaksanakan di mana saja, yang terpenting kesenian tersebut tidak hilang dan berganti oleh kesenian yang bukan berasal dari budaya kita sendiri. Budaya Baombai Dan Kesenian Daerah Andesta Saputra & Khairul Hatta., 9 JURNAL PENELITIAN BUDAYA, MAPALA Art’CA , Vol .1 NO.1, JANUARI 2017 IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kesenian Baombai semakin susah ditemui dan sangat jarang sekali orang yang membajak sawah secara bergotong royong karena kemajuan teknologi yang membuat pekerjaan mejadi semakin mudah. 2. Tidak ada generasi penerus Baombai, karena anak muda lebih tertarik dengan kesenian yang dibawa oleh budaya luar. 3. Proses pelestarian dan pengembangan kesenian Baombai telah dilakukan walaupun hasilnya belum maksimal dan akan terus dilestarikan oleh orangorang yang peduli, demi menjaga kesenian daerah yang ada. 4. Masyarakat banyak yang tidak tahu mengenai kesenian Baombai, dan kurangnya refrensi mengenai kesenian Baombai, bisa diartikan kesenian Baombai belum populer. B. Saran 1. Perlu adanya pengembangan kesenian Baombai secara serius oleh pihak yang bersangkutan dan pelestarian kesenian ini dapat dilakukan secara berkala. 2. Perlunya kesadaran dalam diri masyarakat sekitar untuk menjaga dan melestarikan kesenian, dan budaya gotong royong yang sangat baik dalam proses berkehidupan di masyarakat. 3. Jangan terpengaruh oleh budaya luar yang bukan merupakan ciri khas kita, dan tetap pertahankan budaya yang kita miliki, sebagai identitas kita sebagai orang yang berbudaya dan berkesenian. Budaya Baombai Dan Kesenian Daerah Andesta Saputra & Khairul Hatta., 10 JURNAL PENELITIAN BUDAYA, MAPALA Art’CA , Vol .1 NO.1, JANUARI 2017 DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Irwan, Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2007. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Kondisi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat Sekitar Kawasan Konservasi. Baharinawati W. Hastanti at al. JURNAL PENELITIAN AGAMA, VOL. XVII, NO. 3 SEPTEMBER- DESEMBER 2008, Losiyo & A. Fauzie Nurdin, Budaya Muakhi dan tonbangunan Daerah. Budaya Baombai Dan Kesenian Daerah Andesta Saputra & Khairul Hatta., 11