Bank Pembangunan Daerah, Daerah Istimewa

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
PT BPD DIY (Bank Pembangunan Daerah, Daerah Istimewa Yogyakarta) sedang
melakukan persiapan untuk mengembangkan status menjadi bank devisa.
Peningkatan status sebagai bank devisa dinilai penting bagi PT BPD DIY untuk
mendukung pengembangan ekspor bagi produk-produk kerajinan dan industri
kreatif dari wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Upaya menuju bank devisa,
salah satunya, harus didukung dengan perubahan bentuk badan hukum menjadi
Perusahaan Terbatas (PT).
Akhir tahun 2014 merupakan momentum penting bagi PT BPD DIY karena
dimulainya program transformasi. Perwujudan transformasi tersebut diawali
dengan perubahan status badan hukum dari Perusahaan Daerah menjadi Perseroan
Terbatas. Perubahan bentuk badan hukum tersebut menyebabkan perubahan
anggaran dasar perusahaan, yaitu modal dasar bank ditetapkan sebesar
Rp1.000.000.000.000,00 yang terbagi atas 1.000.000 (satu juta) lembar saham.
Modal disetor PT BPD DIY sampai dengan 31 Desember 2014 sebesar
Rp559.485.000000,00. Perubahan ketetapan modal dasar dan modal disetor ini
diharapkan meningkatkan peran, fungsi, dan daya saing perusahaan terutama
dalam penyaluran kredit.
Penyaluran kredit PT BPD DIY dari tahun ketahun terus meningkat.
Penyaluran kredit kepada masyarakat per 31 Desember 2014 mencapai
1
2
Rp5.194.000.000,00 atau meningkat 26.77% dibandingkan dengan tahun 2013,
sebesar Rp4.097.000.000,00. Pada tahun 2014 peningkatan kredit non-UMKM
lebih mendominasi komposisi penyaluran kredit dan pembiayaan, pertumbuhan
penyaluran kredit terbesar terdapat pada lapangan usaha penyediaan akomodasi
dan makan minum sebesar 172.42% kemudian disusul oleh real estate, usaha
persewaan, dan jasa yang tumbuh sebesar 162.95% dan penyaluran pada
perusahaan pertambangan dan penggalian tumbuh sebesar 121.62%. 1 Namun
pertumbuhan penyaluran kredit tersebut tentunya meningkatkan risiko kredit
perusahaan. Oleh karena itu, manajemen risiko pada kredit yang baik (best
practice) penting bagi PT BPD DIY.
Berdasarkan penelitian awal dari laporan keuangan tahunan, terlihat bahwa
terjadi peningkatan rasio Non Performing Loan (NPL) PT BPD DIY dalan kurun
waktu 3 (tiga) tahun, yakni 2012-2014. Rasio NPL merupakan salah satu indikator
gambaran risiko kredit suatu bank, Sari (2010). Semakin tinggi tingkat NPL suatu
bank maka bank rentan terhadap risiko kecukupan modal untuk membiayai
kebutuhan bank yang lain, Claudia (2011). Berikut ini tabel perbandingan rasio
NPL pada PT BPD DIY dari tahun 2010-2014.
1
Laporan Keuangan Tahunan PT BPD DIY Tahun 2014
3
Tabel 1.1 Perbandingan Rasio NPL (Non Performing Loan) pada PT BPD
DIY dari Tahun 2011--2014
(dalam juta rupiah)
2011
2010
2,908,443 2,260,000
Data Keuangan
2014
2013
2012
Kredit yang diberikan
5,194,759 4,097,839 3,381,579
dan Pembiayaan
Kredit Bermasalah
64,096
36,857
28,229
34,571
(Non Performing
Loan)
Rasio NPL (%)
1.23
0.90
0.83
1.16
Sumber: Laporan Keuangan Tahunan PT BPD DIY Tahun 2014
31,323
1.39
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rasio NPL pada tahun
2014, yaitu sebesar 0.33% dan peningkatan jumlah kredit bermasalah sebesar
Rp27.239.000.000,00. Pada laporan keuangan tahunan PT BPD DIY tahun 2014
diungkapkan bahwa itu terjadi akibat peningkatan jumlah kredit yang diberikan.
Namun, alasan tersebut tidak sesuai dengan fenomena yang terjadi pada tahun
2012. Pada tahun 2012 terjadi peningkatan jumlah kredit dari tahun sebelumnya,
tetapi tidak dibarengi dengan peningkatan rasio NPL dan jumlah kredit yang
bermasalah, yakni terjadi penurunan rasio NPL sebesar 0.33% dan penurunan
jumlah kredit yang bermasalah sebesar Rp6.342.000.000,00.
Penerapan manajemen risiko pada kredit yang baik (best practice) sangat
diperlukan oleh PT BPD DIY untuk mengoptimalkan kinerja perusahaan,
terutama kinerja NPL. Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, penulis
mengangkat judul penelitian “Evaluasi Penerapan Manajemen Risiko pada Kredit:
Studi Kasus PT BPD DIY (Bank Pembangunan Daerah, Daerah Istimewa
Yogyakarta)”.
4
1.2. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana penerapan manajemen risiko pada kredit PT BPD DIY (Bank
Pembangunan Daerah, Daerah Istimewa Yogyakarta)?
2. Mengapa terjadi peningkatan rasio NPL pada tahun 2012--2014?
3. Bagaimana solusi untuk menurunkan rasio NPL pada PT BPD DIY
(Bank Pembangunan Daerah, Daerah Istimewa Yogyakarta)?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Mendapatkan gambaran mengenai penerapan manajemen risiko pada
kredit di PT BPD DIY (Bank Pembangunan Daerah, Daerah Istimewa
Yogyakarta).
2. Mengidentifikasi penyebab peningkatan rasio NPL pada PT BPD DIY
(Bank Pembangunan Daerah, Daerah Istimewa Yogyakarta) tahun 2012-2014.
3. Mendapatkan gambaran rancangan program solusi untuk menurunkan
rasio NPL pada PT BPD DIY (Bank Pembangunan Daerah, Daerah
Istimewa Yogyakarta).
1.4. Motivasi Penelitian
Penelitian mengenai manajemen risiko pada kredit di perbankan sangat
menarik untuk diteliti karena risiko kredit merupakan risiko yang sangat penting
untuk dikelola dengan baik oleh bank. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan
untuk membantu PT BPD DIY (Bank Pembangunan Daerah, Daerah Istimewa
Yogyakarta) dalam memperoleh gambaran penerapan manajemen risiko dalam
persiapan menjadi bank devisa.
5
1.5. Kontribusi Penelitian
1. Memberikan masukan kepada PT BPD DIY dalam upaya mencapai
manajemen risiko pada kredit yang baik (best practice).
2. Memberikan tambahan informasi bagi akademisi untuk penelitian sejenis
sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.
1.6. Proses Penelitian
Secara singkat proses penelitian akan dilaksanakan sesuai pada tahapantahapan berikut.
6
Pengumpulan Data
Mengidentifikasi
Penerapan
Manajemen
Risiko pada
Mengidentifikasi
Penyebab
Peningkatan Rasio
NPL
Analisis Data
Membandingkan studi
kasus empiris dengan
fenomena yang terjadi
Merancang potensi
penerapan
manajemen risiko
yang baik (best
practice)
Penarikan Kesimpulan
Penerapan
Manajemen
Risiko pada
Kredit PT BPD
DIY
Penyebab
Peningkatan Rasio
NPL
Solusi untuk
menurunkan rasio
NPL PT BPD DIY
Gambar 1.1 Tahapan Proses Penelitian
1.7. Sistematika Penulisan Penelitian
Sistematika penyajian susunan penelitian tesis yang akan penulis sajikan
adalah sebagai berikut.
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan permasalahan, pertanyaan
penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, kontribusi penelitian, proses
penelitian dan sistematika penulisan penelitian.
7
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang uraian kajian pustaka yang mendasari pokok
permasalahan dalam penelitian yang dilakukan, yakni mengenai konsep
manajemen risiko pada kredit dan kajian empiris studi kasus.
BAB 3 RANCANGAN PENELITIAN STUDI KASUS
Bab ini berisi tentang pembahasan mengenai pendekatan penelitian studi
kasus, pengumpulan data dan teknik analisis data.
BAB 4 ANALISIS DATA DAN DISKUSI
Bab ini berisi tentang uraian gambaran umum perusahaan dan pembahasan
mengenai hasil pengumpulan data serta evaluasi terkait fenomena.
BAB 5 PENUTUP
Bab ini berisi tentang simpulan hasil pembahasan, penyebab permasalahan,
keterbatasan penelitian, rekomendasi program solusi, dan saran.
Download