1 studi komparatif hasil belajar kognitif

advertisement
STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR KOGNITIF KEWIRAUSAHAAN
MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK
DAN SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS X
SMK KRISTEN 1 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN
2015/2016
Dowes Ardi Nugroho, Harini, Sunarto
Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP UNS
[email protected]
ABSTRACT
This study was conducted to find out whether there’s a different in
students’ entrepreneurship learning outcome through 2 different study model,
talking stick and snowball throwing study model.
A quantitative experimental study was conducted to all of 10th grader in
SMK Kristen 1 Surakarta. Chosen subjects were taken through cluster sampling
methods and came from Accounting and Office Administration 10th grader. 21
subjects in 10th grade Accounting were taught with talking stick study model and
32 subjects in 10th grade Office Administration were taught with snowball throwing
study model. Data collection techniques in this study is documentation and a written
test. The data in this study was analyzed using Independent Samples Test technique
with 5% signification. Normality and homogeneity test were done using SPSS 21.
According to study and analytical data result, it can be concluded that
there’s a difference in entrepreneurship learning outcomes between subjects taught
with talking stick and snowball throwing study model (Fcounted = 10,687 > Ftable
2,007584) at 5% level of significant.
Keywords : talking stick, snowball throwing, learning outcomes, entrepreneurship
1
2
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan
pengaruh penerapan model pembelajaran talking stick dan model pembelajaran
snowball throwing terhadap hasil belajar kewirausahaan siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode
eksperimen. Populasi penelitian meliputi seluruh siswa kelas X SMK Kristen 1
Surakarta. Sampel yang terpilih adalah kelas X Akuntansi dan X Administrasi
Perkantoran. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik cluster
sampling. Kelas X Akuntansi dengan jumlah peserta didik sebanyak 21 diberikan
treatment dengan model pembelajaran talking stick dan kelas X Administrasi
Perkantoran dengan jumlah peserta didik sebanyak 32 diberikan treatment dengan
model pembelajaran snowball throwing. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini yaitu dokumentasi dan tes tertulis. Teknik analisis data yang
digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini adalah uji beda (Independent
Samples Test) dengan taraf signifikansi sebesar 5%. Sebelumnya dilakukan uji
prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas dengan menggunakan software
SPSS 21.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan hasil belajar kewirausahaan antara kelas yang menggunakan
model pembelajaran talking stick dan kelas yang menggunakan model
pembelajaran snowball throwing terhadap hasil belajar kewirausahaan (Fhitung
=10,687 >Ftabel 2,007584 ) pada taraf signifikansi 0,05 atau 5%.
Kata kunci: talking stick, snowball throwing, hasil belajar, kewirausahaan
3
...........................................................
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan sarana
..itu
demi
kemajuan
penting untuk meningkatkan kualitas
masyarakat dan
sumber daya manusia.
kompetensi yang
Dengan
dirinya,
bangsa. Standar
harus
dicapai
adanya pendidikan maka kehidupan
SMK
manusia
pembelajaran keterampilan.
menjadi
lebih
terarah.
Pendidikan itu sendiri merupakan
upaya yang dilakukan secara sadar
dan terencana untuk mewujudkan
suasana
belajar
pembelajaran
dan
agar
proses
peserta
didik
secara aktif dapat mengembangkan
potensi
dirinya
untuk
mencapai
tujuan yang lebih baik. Menurut Pasal
18 UU Nomor 20 Tahun 2003 ayat (3)
tentang Sistem Pendidikan Nasional
adalah berbentuk Sekolah Menengah
Atas (SMA), Madrasah Aliya (MA),
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),
dan
Madrasah
(MAK)
atau
Aliyah
bentuk
Kejuruan
lain
yang
sederajat.
dilaksanakan
Berkaitan
upaya
dengan
pada jenjang
berbagai
terobosan
baru
yang berkenaan dengan pembelajaran.
Kualitas proses pembelajaran sangat
dipengaruhi
oleh
komponen-
komponen di dalamnya yang saling
berhubungan
satu
sama
lain.
Peningkatan kualitas pembelajaran di
SMK dapat dilakukan dengan cara
perbaikan dalam proses pembelajaran
yang
dilakukan
Permasalahan
di
yang
sekolah.
seringkali
dihadapi oleh SMK di Indonesia
menengah
yang
monoton sehingga motivasi siswa
untuk mengikuti proses pembelajaran
rendah
memasuki
belajarnya rendah.
dunia
ilmu
kerja dengan
pengetahuan dan
sehingga
diharapkan
mampu mengembangkan ilmu dan
keahlian
kualitas
perlu dilaksanakan
menyiapkan peserta didiknya untuk
keahlian
ini,
adalah proses pembelajaran yang
SMK merupakan pendidikan
berbekal
hal
peningkatan
pembelajaran
dengan
melalui
yang
diperolehnya
dan
Salah
mengakibatkan
satu
SMK
hasil
yang
mengalami permasalahan tersebut
adalah SMK Kristen 1 Surakarta.
Berdasarkan observasi awal yang
4
dilakukan, proses pembelajaran yang
dilakukan
di
Surakarta
masih
model
SMK
Kristen
Solusi yang dapat dilakukan
1
untuk
mengatasi
permasalahan
menggunakan
kejenuhan siswa dalam mengikuti
pembelajaran konvensional
proses pembelajaran tersebut adalah
(ceramah) sehingga masih bersifat
dengan
teacher
pembelajaran yang menyenangkan.
centered.
mengakibatkan
dalam
Hal
kejenuhan
mengikuti
ini
siswa
Hal
proses
menciptakan
ini
program
suasana
sekaligus
mendukung
Direktorat
Pembinaan
pembelajaran, dan akibatnya hasil
Sekolah Menengah Kejuruan yaitu
belajarnya rendah. Salah satu mata
untuk
diklat yang memerlukan perbaikan
pembelajaran
dalam
menyenangkan, mengasyikkan dan
proses
pembelajarannya
adalah Kewirausahaan, karena rata-
nilai
Proses
kewirausahaan
Kls
X AP
Jml
33
Ra
Blm
Sdh
K
ta
Tunt
Tunt
M
2
as
as
76
72,
dengan
Belajar
K
SMK
yang
pembelajaran
yang
menyenangkan dapat diwujudkan
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1.1 Hasil
Kewirausahaan kelas X
di
proses
mencerdaskan.
rata hasil belajar siswa masih rendah.
Rendahnya
menciptakan
penggunaan
model
pembelajaran yang dikemas dalam
Tingk
sebuah
permainan,
sehingga
at
diharapkan siswa tidak akan jenuh
Ketun
menerima materi pelajaran. Terdapat
tasan
21
12
36,3%
beberapa model pembelajaran yang
dapat dikemas dalam sebuah model
3
X AK
21
76
71
19
2
9,52%
X PM
15
76
74,
6
9
60%
2
X MM
20
76
77
8
12
60%
20
76
77,
6
14
70%
9
13
59,1%
1
X MM
2
X KPR
2
22
76
74,
8
(Sumber: Dokumentasi SMK Kristen
1 Surakarta)
permainan
yang
menyenangkan,
seperti talking stick dan snowball
throwing.
Model
snowball
throwing
kemiripan
pembelajaran
dengan
pembelajaran talking stick.
memiliki
model
5
Menurut
Kisworo
dalam
menunjukkan bahwa tingkat keaktifan
belajar peserta didik dapat meningkat
Hardiyanti
(2012:56)
Model
pembelajaran
Snowball
Throwing
dengan
menerapkan
adalah suatu model pembelajaran yang
permainan
melempar
diawali
dengan
dalam pembelajaran.
kelompok
yang
pembentukan
diwakili
ketua
teknik
bola
salju
Berdasarkan pernyataan di atas
kelompok untuk mendapat tugas dari
dapat
dikatakan
bahwa
guru kemudian masing-masing siswa
pembelajaran
membuat pertanyaan yang dibentuk
snowball throwing dapat menciptakan
seperti bola (kertas pertanyaan) lalu
suasana
dilempar ke siswa lain yang masing-
menyenangkan sehingga diharapkan
masing siswa menjawab pertanyaan
mampu meningkatkan hasil belajar
dari bola yang diperoleh.
siswa khususnya pada mata diklat
talking
model
stick
pembelajaran
dan
yang
Hasil penelitian dari Siti Aisyah
Kewirausahaan di SMK Kristen 1
(2015) “Meningkatkan Aktivitas dan
Surakarta. Namun, masih perlu dikaji
Hasil
lebih
Belajar
Siswa
Dengan
lanjut
tentang
pengaruh
Penerapan Kolaborasi Pembelajaran
penerapan model pembelajaran talking
Kooperatif
stick dan snowball throwing terhadap
Model
Corners
dan
Talking Stick” menyatakan bahwa
peningkatan
penerapan kolaborasi pembelajaran
Kewirausahaan siswa kelas X SMK
model Corners dan Talking Stick
Kristen 1 Surakarta.
dapat meningkatkan
hasil
belajar
penelitian
Tri
aktivitas
dan
hasil
Berdasarkan
latar
belajar
belakang
siswa. Sedangkan
masalah yang telah dipaparkan di atas,
Jayanti
maka penulis tertarik untuk melakukan
Rukmana
Ambarwati dengan judul penelitian
penelitian
Implementation
Snowball
Komparatif Hasil Belajar Kognitif
Improving
Kewirausahaan Melalui Penerapan
Throwing
Games
Students
Activity
Of
In
judul:
“Studi
Xi-3
Model Pembelajaran Talking Stick dan
Accounting Smk N 7 Yogyakarta
Snowball Throwing pada Siswa Kelas
Academic
X SMK Kristen 1 Surakarta Tahun
Year
Class
dengan
Of
2012/2013
menyipulkan bahwa hasil penelitian
Pelajaran 2015/2016”.
6
Tujuan yang ingin dicapai dalam
Penilaian Hasil Belajar
penelitian ini adalah untuk mengetahui:
“Perbedaan
hasil
belajar
kognitif
Menurut Purwanti (2008: 3)
“Secara
umum,
penilaian
Kewirausahaan siswa kelas X SMK
(assessment) dapat diartikan sebagai
Kristen 1 Surakarta antara kelas yang
proses untuk mendapatkan informasi
menggunakan
model
dalam bentuk apapun yang dapat
talking
dengan
stick
menggunakan
pembelajaran
model
kelas
yang
digunakan untuk dasar pengambilan
pembelajaran
keputusan tentang peserta didik baik
snowball throwing.”
yang
menyangkut
program
Menurut Purwanto (2009:34)
mengemukakan bahwa hasil belajar
merupakan perubahan perilaku peserta
didik akibat belajar. Perubahan itu
mengajar
untuk
proses
belajar
mencapai
tujuan
pendidikan. Sejalan dengan pemikiran
di
atas
maka
(2010:22)
kemampuan
menurut
Sudjana
hasil
belajar
adalah
-
kemampuan
yang
dimiliki peserta didik setelah menerima
pengalaman belajarnya. Hasil belajar
yang diperoleh masing-masing peserta
didik
iklim
sekolah”.
Hasil Belajar
dalam
pembelajarannya,
sekolah maupun kebijakan-kebijakan
KAJIAN PUSTAKA
diupayakan
kurikulumnya,
berbeda-beda
berdasarkan
kemampuan
masing-masing
terkait
dengan
penguasaan
materi
pembelajaran yang didapat.
Kurikulum
yang
digunakan
pada SMK Kristen 1 Surakarta masih
menggunakan kurikulum 2006 atau
yang sering dikenal dengan KTSP.
Adapun penilaian yang diterapkan
dalam
KTSP
yaitu
penilaian
portofolio. Portopolio itu sendiri
memiliki tiga pengertian, yaitu: 1.
Sebagai wujud benda fisik, 2. Proses
sosial pedagogis, dan 3. Sebagai
adjective. Portofolio dalam KTSP
dapat diartikan sebagai kumpulan
hasil karya seorang peserta didik,
sebagai
hasil
pelaksanaan
tugas
kinerja, yang ditentukan oleh guru
atau oleh peserta didik bersama guru,
sebagai bagian dari usaha mencapai
tujuan
belajar,
atau
mencapai
7
kompetensi yang ditentukan dalam
atau situasi yang sengaja dirancang
kurikulum.
dalam
Menurut Purwanti (2008: 4)
“pengukuran dapat diartikan sebagai
kegiatan atau upaya yang dilakukan
untuk memberikan angka-angka pada
suatu gejala atau peristiwa, atau
benda, sehingga hasil pengukuran
selalu
berupa
membantu
angka”.
Berdasarkan pendapat ahli tersebut
dapat disimpulkan bahwa pengukuran
harapan dapat membangun kreativitas
peserta
didik”.
Pembelajaran
bertujuan
untuk
menciptakan
perubahan
secara
terus-menerus
dalam
perilaku
dan
pemikiran
peserta didik pada suatu lingkungan
belajar yang melibatkan interaksi
antara guru dengan peserta didik.
Model Pembelajaran Kooperatif
adalah suatu kegiatan yang dilakukan
Model pembelajaran kooperatif
untuk menentukan fakta kuantitatif
adalah
yang disesuaikan dengan kriteria-
pembelajaran
kriteria tertentu sesuai dengan objek
peserta
yang akan diukur. Pengukuran hasil
pembelajaran (student
belajar pada SMK Kristen 1 Surakarta
Dengan
menggunakan nilai ulangan harian
demokratis,
yang saling
dan ulangan semester.
kesempatan
peluang
Pembelajaran adalah
kegiatan
yang dilakukan oleh guru secara
terprogram
dalam
yang
proses interaksi
disain
menciptakan
antara
sesama
peserta didik, guru dengan peserta
didik dan dengan sumber belajar.
Menurut
salah
satu
yang
didik
model
menempatkan
sebagai
suasana
subjek
oriented).
kelas
yang
memberi
lebih
besar
dalam memberdayakan potensi peserta
Pembelajaran
instruksional
dan
mempermudah proses belajar dengan
Pengukuran Hasil Belajar
akan
rangka
Nazarudin
(2007:163)
“Pembelajaran adalah suatu peristiwa
didik
secara
Slavin
maksimal.
(2008:4)
Menurut
“pembelajaran
kooperatif merupakan pembelajaran
yang menempatkan peserta didik
dalam
kelompok-kelompok
kecil
untuk saling membantu satu sama
lainya dalam mempelajari materi
Sejalan dengan pengertian diatas
menurut Huda (2013:32) “pembelajaran
8
kooperatif menempatkan peserta didik
tongkat tersebut berpindah ke tangan
bekerja sama dan saling membantu
peserta didik lainnya secara bergiliran.
dalam belajar kelompok kecil yang
Menurut Suprijono (2013:109)
terdiri dari 4 peserta didik dengan
“pembelajaran dengan model Talking
kemampuan
Stick ini mendorong peserta didik
yang
berbeda”.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas
untuk
dapat
pendapat”.
disimpulkan
pembelajaran
bahwa
kooperatif
model
merupakan
berani
mengemukakan
Model
pembelajaran
kooperatif tipe talking stick digunakan
model pembelajaran yang melibatkan
guru
untuk
mencapai
peserta didik ke dalam kelompok-
pembelajaran yang diinginkan dengan
kelompok kecil yang terdiri dari 4-6
cara permainan sehingga peserta didik
orang dengan kemampuan yang berbeda
akan merasa senang karena suasana
beda antara peserta didik yang satu
pembelajaran
dengan yang lainya dan mereka akan
menyenangkan. Dengan pembelajaran
bekerja sama dalam memahami materi
yang aktif dan menyenangkan tersebut
dan menyelesaikan tugasnya.
maka motivasi peserta didik di dalam
yang
tujuan
asik
dan
mengikuti proses pembelajaran akan
Model Pembelajaran Talking Stick
Talking Stick (tongkat berbicara)
merupakan sebuah model pembelajaran
kooperatif yang mana dalam proses
pembelajaranya menggunakan tongkat
terbentuk sehingga dapat memacu
peserta didik untuk belajar lebih giat
supaya hasil belajarnya meningkat.
Model
Pembelajaran
Snowball
Throwing
sebagai media untuk menyampaikan
pendapat peserta didik yang mendapat
Menurut
tongkat. Model pembelajaran talking
menyatakan bahwa:
stick menggunakan sebuah tongkat
sebagai alat penunjuk giliran. Peserta
didik yang mendapat tongkat akan
diberi
pertanyaan
dan
harus
menjawabnya kemudian secara estafet
Kisworo
(2010:6)
Model pembelajaran Snowball
Throwing adalah suatu model
pembelajaran yang diawali
dengan pembentukan kelompok
yang diwakili ketua kelompok
untuk mendapat tugas dari guru
kemudian
masing-masing
peserta
didik
membuat
pertanyaan
yang
dibentuk
9
seperti bola (kertas pertanyaan)
lalu dilempar ke peserta didik
lain yang masing-masing peserta
didik menjawab pertanyaan dari
bola yang diperoleh.
Model pembelajaran Snowball
Throwing
dapat
digunakan
MM 1, X MM 2, X KPR, X AK, X AP,
X PM. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari dua kelas,
yaitu kelas X Akuntansi dan X
Administrasi
Perkantoran.
Teknik
untuk
pengambilan sampel menggunakan
memberikan pemahaman materi yang
teknik cluster sampling. Menurut
lebih mendalam kepada peserta didik,
Sugiyono (2014:131) cluster sampling
selain itu model pembelajaran ini juga
adarah cara pengambilan sampel yang
dapat digunakan untuk mengetahui
berdasarkan
sejauh mana pemahaman dan wawasan
tertentu. Tekhnik cluster sampling
peserta didik terhadap materi yang akan
dapat
dibahas.
pengambilan
pada
diartikan
cluster-cluster
sebagai
sampel
cara
berdasarkan
kelompok. Teknik pengumpulan data
yang
METODE PENELITIAN
Pelaksanaan penelitian ini akan
digunakan
dokumentasi
dan
yaitu
teknik
tes
tertulis.
dilaksanakan di SMK Kristen 1
Sedangkan teknik analisis data yang
Surakarta yang beralamatkan di Jl.
digunakan pada penelitian terbagi
Jend. Ahmad Yani, No.2, Surakarta ,
menjadi dua yaitu: 1. Uji prasyarat
Jawa
ini
analisis yang terdiri dari uji normalitas
kuantitatif
dan uji homogenitas. 2. Uji Hipotesis
Tengah.
merupakan
Penelitian
penelitian
dengan metode eksperimen semu
menggunakan uji t (uji beda).
(quasi experimental). Karena dalam
penelitian ini peneliti memberikan
perlakuan tertentu terhadap kelompok-
HASIL
kelompok
PEMBAHASAN
menerapkan
eksperimen
model
dengan
pembelajaran
Hasil
PENELITIAN
uji
hipotesis
DAN
dalam
kooperatif. Populasi dalam penelitian
penelitian ini dapat disajikan dalam
ini adalah seluruh peserta didik kelas
pembahasan sebagai berikut:
X yang berjumlah 131 peserta didik
Perbedaan hasil belajar antara
yang terdiri dari enam kelas yaitu: X
kelas X Akuntansi (menggunakan
10
model pembelajaran Talking Stick)
dengan
dan
Perkantoran.
kelas
X
Administrasi
X
Administrasi
Pada kelas X Akuntansi sebagai
Perkantoran (menggunakan model
pembelajaran Snowball Throwing).
kelas
kelompok
eksperimen
diterapkan
Hasil analisis data menunjukan
model pembelajaran Talking Stick.
bahwa: 1. Nilai t hitung adalah 10,687;
Pada saat kegiatan pembelajaran,
sedangkan nilai t tabel untuk df 51 dan
peserta didik kelas X Akuntansi dapat
α sebesar 5% adalah 2,007584,
berpartisipasi
sehingga dapat diketahui bahwa nilai t
mengikuti
hitung lebih besar dari t tabel ( 10,687
Peserta
>
materi
2,007584
).
2.
Nilai
taraf
secara
kegiatan
didik
secara
aktif
dalam
pembelajaran.
belajar
memahami
mandiri
dan
signifikansinya lebih kecil dari 0,05
mengembangkan pengetahuan mereka
yaitu 0,000 < 0,05.
terhadap materi pembelajaran yang
Berdasarkan perhitungan analisis
akan dipelajari pada saat kegiatan
data hasil penelitian ini menunjukan
pembelajaran. Selain itu peserta didik
bahwa terdapat perbedaan hasil belajar
menjadi lebih bertanggung jawab atas
kognitif yang signifikan antara kelas X
materi
Akuntansi yang menerapkan model
mereka pelajari. Model pembelajaran
pembelajaran talking stick dengan kelas
talking stick ini juga melatih peserta
X
yang
didik untuk membangkitkan rasa
pembelajaran
percaya diri mereka serta mampu
snowball throwing. Perbedaan tersebut
menjadikan peserta didik untuk lebih
dapat dilihat berdasarkan hasil belajar
siap dalam menghadapi setiap materi
kewirausahaan yang diperoleh melalui
yang
hasil post-test antara kedua kelas
kegiatan pembelajaran. Selain itu
tersebut.
pada
suasana pembelajaran yang inovatif
masing-masing kelas yang sebelumnya
dan menyenangkan mampu membantu
sudah diberikan
membangkitkan minat peserta didik
Administrasi
menerapkan
Perkantoran
model
Post-test
dilakukan
perlakuan dengan
pembelajaran
akan
dibahas
mengikuti
yang
pada
akan
setiap
menerapkan model pembelajaran yang
dalam
kegiatan
berbeda antara kelas X Akuntansi
pembelajaran sehingga peserta didik
11
mampu mencapai tujuan pembelajaran
dalam menyiapkan dan memahami
yang di inginkan.
setiap materi pembelajaran.
Pada
kelas
X
Administrasi
Berdasarkan
hasil
post-test
Perkantoran sebagai kelas kontrol
antara kedua kelas tersebut diperoleh
diterapkan
pembelajaran
bahwa nilai rata-rata hasil belajar
Snowball Throwing. Peserta didik
kognitif kewirausahaan peserta didik
kelas X Administrasi Perkantoran juga
kelas X Akuntansi adalah sebesar
berpartisipasi aktif dalam mengikuti
83,5762 sedangkan untuk kelas X
kegiatan pembelajaran sebagaimana
Administrasi
dalam
sebesar 76,0469. Dari kedua nilai rata-
model
kegiatan
pembelajaran
Perkantoran
Snowball Throwing yang melatih
rata
peserta didik untuk lebih aktif dalam
signifikansi 0,000 sehingga dapat
melakukan
secara
disimpulkan
bahwa
nilai
taraf
kelompok atau kerjasama tim. Namun
signifikansi
tersebut
lebih
kecil
pada diskusi kelompok ini masih
daripada 0,05 yaitu 0,000 < 0,05
terdapat beberapa peserta didik yang
dengan kata lain terdapat perbedaan
kurang aktif dalam mengikuti kegiatan
rata-rata yang signifikan antara kelas
diskusi tersebut, beberapa peserta
X Akuntansi yang menerapkan model
didik
dan
pembelajaran talking stick dengan
mengandalkan teman sekelompoknya
kelas X Administrasi Perkantoran
yang
yang menerapkan model pembelajaran
komunikasi
cenderung
aktif
diam
sehingga
hal
ini
menyebabkan hanya peserta didik
yang aktif saja yang paham akan
tersebut
menghasilkan
adalah
taraf
snowball throwing.
Berdasarkan
yaitu
penelitian
yang
penelitian
Riris
materi pembelajaran yang sedang
terdahulu
dipelajari. Walaupun demikian model
Ariyanti P.P (2014) “Peningkatan
pembelajaran snowball throwing ini
Pemahaman Materi Akuntansi Dengan
juga membantu peserta didik menjadi
Metode Talking Stick Dan Snowball
lebih siap dalam mengikuti setiap
Throwing Di Kelas Xi IPS 2 Sma Xxx
kegiatan pembelajaran karena peserta
Tahun
didik dilatih untuk lebih komunikatif
menyimpulkan
Ajaran
bahwa
2013/2014”
penerapan
metode pembelajaran talking stick dan
12
snowball throwing dapat mening-
pada pra siklusprosentase keaktifan
katkan
pembelajaran
siswa yaitu sebesar 52,9%, pada siklus I
peserta didik. Hal ini dibuktikan
prosentase keaktifan siswa 77,1%, dan
dengan adanya peningkatan daya serap
siklus II prosentase keaktifan siswa
terhadap
bahan
sebesar 89,6%, 2) meningkatkan hasil
pemahaman
peserta
pemahaman
pengajaran,
didik
dalam
belajar
siswa
pada
prasiklus
diskusi kelas dan diskusi kelompok,
prosentase siswa yang tuntas 30% atau
serta peserta didik benar dalam
11 siswa, dan prosentase yang tidak
membuat
tuntas 70% atau 25 siswa. Siklus I hasil
pertanyaan
dan
menyelesaikan soal tes dari guru.
prosentase siswa yang tuntas 86% atau
Berdasarkan pendapat tersebut
dapat
diketahui
model
14% atau 5 siswa. Siklus II hasil
pembelajaran talking stick dan snowball
prosentase siswa yang tuntas 100% atau
throwing
36
mampu
bahwa
31 siswa dan siswa yang tidak tuntas
meningkatkan
siswa.
Dengan
demikian
pemahaman pembelajaran peserta didik
dapatdisimpulkan
yang pada akhirnya berimbas pada
talking
peningkatan hasil hasil belajar peserta
keaktifan dan hasil belajar siswa pada
didik. Pembelajaran melalui model
mata pelajaran Boga Dasar di SMK
pembelajaran talking stick dan snowball
Negeri 3 Magelang.
throwing
dapat
menumbuhkan
stick
bahwa
dapat
metode
meningkatkan
Selain itu berdasarkan penelitian
keaktifan peserta didik dalam mengikuti
Abdul
Hafid
R.
Hakim
(2013)
kegiatan pembelajaran sehingga peserta
“Pengaruh
didik mampu untuk mencapai tujuan
Pembelajaran
pembelajaran yang telah ditetapkan.
Dengan Talking Stick Terhadap Hasil
Perpaduan
Metode
Snowball
Throwing
Hasil penelitian dari Dwi Febrina
Belajar Peserta didik Pada Standar
Wulandari (2016) Talking Stick Method
Kompetensi Menerapkan Dasar-Dasar
For
Elektronika”
Improving
Activeness
And
menyimpulkan
hasil belajar
bahwa
Achievement In Smkn 3 Magelang
yaitu
peserta didik
menyimpulkan bahwa penerapan model
sesudah diberi pembelajaran menggu-
pembelajaran talking stick mampu: 1)
nakan perpaduan metode pembelajaran
meningkatkan keaktifan belajar siswa
Snowball Throwing dengan Talking
13
Stick lebih baik dari hasil belajar
Berdasarkan hasil penelitian, dapat
peserta didik
sebelum diberi pem-
diketahui bahwa peserta didik yang
menggunakan perpaduan
diberikan pembelajaran dengan model
belajaran
metode
pembelajaran
Snowball
pembelajaran talking stick memiliki
Throwing dengan Talking Stick. Hal ini
hasil belajar yang lebih tinggi daripada
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
peserta didik yang diberikan model
dengan
menggunakan
perpaduan
pembelajaran snowball throwing.
metode
pembelajaran
Snowball
Throwing
dengan
Talking Stick
berpengaruh terhadap hasil belajar
peserta didik. Berdasarkan pendapat di
atas dapat diketahui bahwa model
pembelajaran talking stick dan model
pembelajaran
snowball
throwing
memberikan hasil hasil belajar yang
lebih
baik
diterapkanya
daripada
sebelum
pembelajaran
dengan
perpaduan model pembelajaran talking
stick dengan snowball throwing yang
dibuktikan dengan adanya peningkatan
respon peserta didik terhadap proses
pembelajaran.
Hal ini disebabkan karena model
pembelajaran talking stick membentuk
peserta didik menjadi lebih aktif dan
percaya diri dalam menghadapi soalsoal yang diberikan oleh guru, selain itu
dengan model pembelajaran talking
stick ini juga menuntut peserta didik
untuk
benar-benar
menguasai
dan
memahami materi pembelajaran yang
akan dibahas pada pertemuaan saat itu
maupun
pada
berikutnya
pertemuan-pertemuan
karena
pembelajaran
ini
pada
lebih
model
cenderung
digunakan untuk mengetahui sejauh
mana
perkembangan
pemahaman
materi dari peserta didik satu dengan
SIMPULAN
peserta didik yang lainnya.
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah dijelaskan,
Selain itu pada model pembelajaran
dapat disimpulkan sebagai berikut:
talking stick juga dapat meningkatkan
Terdapat perbedaan yang signifikan
suasana pembelajaran yang aktif dan
antara penerapan model pembelajaran
menyenangkan karena diiringi oleh
talking stick dan snowball throwing
iringan
terhadap hasil belajar kewirausahaan.
meningkatkan rasa senang dalam
musik
yang
dapat
14
belajar.
Berbeda
dengan
model
SARAN
pembelajaran snowball throwing yang
Berdasarkan simpulan di atas,
lebih cendereung mengajarkan peserta
maka peneliti dapat memberikan saran
didik untuk bekerja secara kelompok
sebagai berikut:
dalam
menjawab
soal-soal
yang
1. Kepada Peserta didik
diberikan oleh guru maupun kelompok
Berdasarkan hasil pene-litian,
pembelajaran. Didalam bekerja secara
masih terdapat peserta didik
kelompok itu sendiri juga kurang
yang kurang aktif
efektif karena ada peserta didik yang
mengikuti
hanya diam saja sehingga didapati
belajaran baik dalam kegiatan
dalam satu kelompok diskusi ada
menanya
beberapa peserta didik yang tidak tau
pertanyaan.
materinya dan hanya satu atau dua
hendaknya turut aktif dalam
peserta didik yang aktif saja yang
mengikuti proses atau kegiatan
paham akan materi yang sedang
pembelajaran yang diterapkan
dibahas
kegiatan
terutama dalam mata pelajaran
pembelajaran sehingga peserta didik
kewirausahaan dengan model
yang kurang aktif menjadi bergantung
pembelajaran talking stick.
pada
waktu
pada teman kelompoknya sendiri.
Dalam
snowball
model
throwing
pembelejaran
juga
menga-
kibatkan peserta didik menjadi ramai
sendiri karena mereka merasa bebas
dan sudah ada teman kelompoknya
yang
dapat
menjawab
diandalkan
untuk
pertanyaan-pertanyaan
yang diberikan oleh guru maupun
kelompok lainnya.
dalam
kegiatan
maupun
pem-
menjawab
Peserta
didik
2. Kepada Pendidik
Berdasarkan hasil penelitian,
pendidik atau guru
sebelumnya
masih menggunakan model pembelajaran
konvensional
sehingga
mengakibatkan pembelajaran menjadi kurang aktif dan inovatif.
Pendidik hendaknya menggunakan
model pembelajaran
yang tepat
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Salah
satu
digunakan
model
pada
kewirausahaan
yang
mata
adalah
dapat
pelajaran
model
15
pembelajaran talking stick. Model
melakukan penelitian yang
pembelajaran talking stick sudah
sejenis.
terbukti berpengaruh terhadap hasil
belajar kewirausahaan.
dalam cakupan yang kecil
sehingga
3. Kepada Sekolah
a. Berdasarkan hasil penelitian,
masih
b. Hasil penelitian ini masih
terdapat
guru
peneliti
lain
untuk
dapat
diharapkan
atau
mengembangkan hasil pene-
pendidik yang belum meng-
litian ini kedalam cakupan
gunakan model pembelajaran
yang lebih luas yang dapat
inovatif. Penelitian ini diharap-
menghasilkan penelitian yang
kan dapat menjadi bekal bagi
lebih baik lagi
sekolah untuk membina guru
supaya mencoba menerapkan
DAFTAR PUSTAKA
model
Aisyah, Siti (2015). Meningkatkan
Aktivitas dan Hasil Belajar
Siswa
Dengan
Penerapan
Kolaborasi
Pembelajaran
Kooperatif Model Corners dan
Talking Stick. Prodi Pendidikan
Tata Niaga - Universitas Negeri
Malang. Jurnal Pendidikan
Bisnis dan Manajemen, Volume
1. Nomor 1. Juli 2015. Halaman
1 – 70
pembelajaran
yang
seperti
model
inovatif
pembelajaran talking stick.
b. Berdasarkan
hasil
penelitian,
sarana dan prasarana yang ada di
sekolah kurang mendukung untuk
proses
kegiatan pembelajaran.
Hendaknya sekolah menyediakan
atau
melengkapi
sarana
dan
prasarana yang dapat mendukung
guru untuk dapat menerapkan
model pembelajaran yang inovatif
sesuai dengan materi pelajaran.
4. Kepada Peneliti Lain
a. Hasil penelitian ini dapat
dijadikan
peneliti
sebagai
lainnya
acuan
untuk
Ambarwati, Tri Jayanti Rukmana.
(2013). Implementation Of
Snowball Throwing Games In
Improving Students Activity
Class Xi-3 Accounting SMK N 7
Yogyakarta Academic Year Of
2012/2013.
Accounting
Education Department Faculty
Of Economics Yogyakarta State
University.
Ariyanti,
Riris,
P.P.
(2014).
Peningkatan Pemahaman Materi
Akuntansi Dengan Metode
Talking Stick Dan Snowball
16
Throwing Di Kelas Xi Ips 2
SMA XXX Tahun Ajaran
2013/2014. Jurnal Pendidikan
UNS. Vol. No. Hal 01 s/d 14
Hakim,
Abdul
Hafid
R.,
Pramukantoro, J.A., (2013).
Pengaruh Perpaduan Metode
Pembelajaran
Snowball
Throwing Dengan Talking Stick
Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Standar
Kompetensi
Menerapkan
Dasar-Dasar
Elektronika. Pendidikan Teknik
Elektro,
Fakultas
Teknik,
Universitas Negeri Surabaya.
Jurnal Penelitian Pendidikan
Teknik Elektro. Volume 01
Nomor 1. Tahun 2013, 11-20
Hardiyanti. (2012). Efektivitas Model
Pembelajaran
Snowball
Throwing. Yogyakarta: Cipta
Remaja
Huda, Miftahul. (2013). Model-model
Pengajaran dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nazarudin.
(2007).
Pembelajaran.
Teras.
Manajemen
Yogyakarta:
Purwanti, Endang. (2008). Asesmen
Pembelajaran SD. Jakarta:
Depdiknas.
Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil
Belajar. Yogyakarta. Pustaka
Belajar
Slavin, Robert E. (2008). Cooperative
Learning Teori, Riset, dan
Praktik. Bandung: Nusa Media.
Sudjana, Nana. (2010). Penilaian
Hasil Proses Belajar Mengajar.
Bandung:
PT.
Remaja
Rosdakarya
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan
Kombinasi (Mixed Methods).
Bandung : Alfabeta.
Suprijono,
Agus (2011). ModelModel Pembelajaran. Jakarta:
Gramedia Pustaka Jaya.
________
.(2013).
Cooperative
Learning Teori dan Aplikasi
PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 (2003). Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta:
Presiden Republik Indonesia.
Wulandari, Dwi febriana (2016).
Talking Stick Method For
Improving
Activeness
And
Achievement In Smkn 3
Magelang. Prodi Pendidikan
Teknik Boga Universitas Negeri
Yogyakarta. Jurnal Pendidikan.
Vol. No. hal 1-12 tahun 2016.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBTIDAYAA}I
UMYERSITAS SEBELAS MARET
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PBNIDIDIKAN
PENDIDIKAI{ TATA I\-IAGA
Jl. Ir. Sutami No 364 Surakarta 57l26Telp./ Fax (0271) 649939,669124
Website:
LEMBAR PERSBTUJUAIT PUBLIKASI ARTIKEL ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa artikel ilmiah dengan judul
:
STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR KOGNITIF KEWIRAUSAI{AAN MELALUI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJAIU{N TALKING STICK DAN SNOWBALL
THROWING PADA SISWA KELAS
X
SMK KRISTEN 1 SURAKAR'TA TAHUN
PELAJARAN 201512016
Ditulis oleh:
Nama
:
NIM
.K7412059
Jurusan/ Prodi/
BKK
:
DOWES ARDI NUGROHO
P.IPSlEkonomi
Telah direview dan layak untuk dipublikasikan di jurnal online Pendidikan Ekonomi
Mohon dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya dan terima kasih.
16
hrc
tf
241983032001
Drs. Sunarto- MM
NrP. 19540806198003 1002
Download