xi INTISARI Provinsi Sumatera Utara memiliki tingkat

advertisement
INTISARI
Provinsi Sumatera Utara memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi di atas
pertumbuhan ekonomi secara nasional periode 2005-2012. Namun jika dilihat dari
tingkat kemiskinan, masih banyak terdapat kabupaten/kota yang memiliki tingkat
kemiskinan di atas angka provinsi khususnya Wilayah pantai timur. Bahkan
berdasarkan PDRB per kapita, tiap kabupaten/kota memiliki tingkat pendapatan
yang relatif mengalami ketimpangan.
Lokasi Penelitian dilakukan pada 33 kabupaten/kota di Provinsi Sumatera
Utara periode 2005-2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi
kabupaten/kota yang menjadi kutub pertumbuhan dan melihat apakah terdapat
konsentrasi pertumbuhan secara spasial dengan menggunakan tipologi Klassen
dan autokorelasai spasial. Sebagai kutub pertumbuhan suatu kabupaten/kota
harus mampu memberikan spillover effect bagi daerah tetangga, hal tersebut dapat
diketahui melalui rumus perhitungan spillover effect yang dikemukakan oleh
Capello (2008). Tujuan penelitian yang terakhir adalah menganalisis ketimpangan
di Provinsi Sumatera Utara meggunakan regresi data panel dengan menggunakan
indeks Williamson sebagai variabel independen dan sebagai variabel dependen
adalah sumber daya alam, aglomerasi, investasi serta dummy kutub pertumbuhan.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa yang menjadi kutub
pertumbuhan di Provinsi Sumatera Utara adalah Kota Medan. Selain itu terdapat
juga konsentrasi pertumbuhan yang tinggi di sekitar Wilayah Pantai Timur dan
konsentrasi pertumbuhan ekonomi yang rendah di sekitar Wilayah Pantai Barat.
Kota Medan sebagai kutub pertumbuhan juga mampu memberikan spillover effect
kepada Kabupaten Deli Serdang sebagai daerah tetangga. Sedangkan hasil regresi
menunjukkan bahwa variabel aglomerasi, investasi dan dummy kutub
pertumbuhan secara signifikan mempengaruhi ketimpangan.
Kata kunci: Kutub Pertumbuhan, Autokorelasi Spasial, Spillover Effect dan
Ketimpangan.
xi
ABSTRACT
Province of North Sumatra has a growth rate above the national economic
growth period from 2005 to 2012. However, if viewed from the level of poverty,
there are still many districts/cities that have poverty rates above the provincial
rate, especially the East Coast region. Even based on GDP per capita, each
district/city has experienced a level of relative income inequality.
This study was conducted in 33 districts/cities in the province of North
Sumatra 2005-2012 period. This study aims to identify the districts/cities that
become growth poles and see if there is a spatial concentration of growth using
Klassen typology and spatial autocorrelation. As a growth poles, a district/city
should be able to give spillover effect to neighboring regions, it can be known
through calculation formula spillover effect proposed by Capello (2008). The
other purpose of the study is to analyze the inequality in the province of North
Sumatra receipts panel data regression using the Williamson index as the
independent variable and the dependent variable is the natural resources,
agglomeration, investment as well as a dummy of growth poles.
The results showed that the growth poles in province of North Sumatra is
the city of Medan. In addition there is also a high concentration of growth around
the East Coast region and the concentration of low economic growth around the
West Coast region. Medan as growth poles is also able to provide spillover effect
to local Deli Serdang as neighboring regions. While the regression results indicate
that the agglomeration variables, investment and growth poles dummy
significantly affect inequality.
Keywords: Growth Poles, Spatial Autocorrelation, Spillover Effect and
Inequality.
xii
Download