dukungan rekayasa sistem kelembagaan jaminan mutu pasokan

advertisement
RINGKASAN
SYARIFUDDIN NUR: Dukungan Rekayasa Sistem Kelembagaan Jaminan Mutu
Pasokan Bahan Baku Kulit Sapi Untuk Pengembangan Agroindustri Gelatin.
Dibawah bimbingan: E. GUMBIRA SA’ID sebagai ketua komisi, MACHFUD, dan
JONO M. MUNANDAR masing-masing sebagai anggota.
Dalam penyediaan produk bermutu dan halal, terdapat beberapa kriteria
yang harus dipenuhi ditinjau dari segi jenis bahan atau zat (materinya), cara
penyiapannya dan usaha untuk mendapatkannya. Walaupun produk yang dikaji
berasal dari kulit sapi, tetapi produk tersebut tidak dapat langsung dianggap
sebagai produk halal, tanpa terlebih dahulu melalui proses penelusuran dan
standarisasi halal yang berlaku. Untuk melakukan penelusuran bahan baku
produk gelatin dibutuhkan suatu sistem yang efektif agar memudahkan pihak
pengguna dalam mendapatkan informasi asal-muasal bahan baku dan proses
pengelolaan bahan tersebut pada setiap tahapan proses mulai dari bahan baku
mentah sampai ke produk jadi. Sistem penelusuran (traceability system)
melibatkan berbagai pihak yang mempunyai kebutuhan dan tujuan yang berbeda
dalam proses penyediaan bahan baku. Oleh karena itu perlu ada rekayasa sistem
kelembagaan yang dapat mengatur dan menangani proses penelusuran dan
pengadaan bahan baku gelatin sehingga dapat memberikan jaminan asal usul
bahan baku dan memudahkan pihak industri maupun pengguna gelatin untuk
membuat standarisasi mutu seperti standarisasi halal.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merumuskan model sistem
kelembagaan penelusuran bahan baku agroindustri gelatin dari kulit sapi dengan
berbagai kriteria dan penilaian pakar untuk mendapatkan jaminan mutu pasokan
bahan baku. Penelitian ini difokuskan pada rekayasa sistem kelembagaan jaminan
mutu pasokan bahan baku yang diimplementasikan dalam sistem pendukung
pengambilan keputusan (SPK) sistem kelembagaan jaminan mutu pasokan bahan
baku agroindustri gelatin. Rekayasa model dilaksanakan dengan pendekatan
sistem untuk menghasilkan solusi yang dapat mengintegrasikan kebutuhan setiap
pemangku kepentingan untuk pengembangan agroindustri gelatin yang
berkelanjutan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Interpretive
Stuructural Modeling (ISM) untuk merumuskan model kelembagaan penelusuran
bahan baku agroindustri gelatin dari kulit sapi yang efisien, metode Analytical
Hirarchy Process (AHP) untuk memilih strategi kelembagaan penelusuran bahan
baku agroindustri gelatin dari kulit sapi, metode Multi Expert Multicriteria
Decision Making (MEMCDM) dan MPE, untuk memilih bentuk kelembagaan
sistem jaminan mutu pasokan bahan baku yang efektif, dan metode Data
Envelopment Analysis (DEA) untuk menguji tingkat efisiensi model sistem
kelembagaan jaminan mutu pasokan bahan baku dengan analisis input dan output
model serta analisis finansial pengembangan agroindustri gelatin yang
diintegrasikan dalam industri penyamakan kulit guna mendapatkan gambaran
investasi dari industri gelatin. Kemudian dimodelkan juga sistem perangkat lunak
SPK untuk membantu pemangku kepentingan dalam manajemen penelusuran
mutu pasokan bahan baku agroindustri gelatin.
Validasi sistem dilakukan dengan studi kasus agroindustri gelatin dari
kulit sapi split yang telah diintegrasikan dengan industri penyamakan kulit yang
berada di Citeureup Bogor. Dari studi kasus tersebut diperoleh bahwa pelaku
kunci dalam sistem kelembagaan jaminan mutu pasokan bahan baku agroindustri
gelatin adalah lembaga litbang dan pemerintah pusat/daerah, sedangkan strategi
pengembangan sistem informasi penelusuran asal usul bahan baku dengan pelaku
utama industri gelatin dengan tujuan kunci meningkatkan mutu bahan baku dan
produk untuk memenuhi kriteria jaminan mutu produk dan bahan baku industri
gelatin, merupakan strategi paling efektif digunakan dalam sistem kelembagaan
jaminan mutu pasokan bahan baku.
Hasil analisis sistem kelembagaan dengan Interpretive Stuructural
Modeling (ISM) menunjukkan bahwa sub-elemen kunci tujuan dari sistem adalah
memperoleh kepastian asal usul dan jaminan mutu bahan baku serta
mempermudah penelusuran asal usul bahan baku, dengan tolok ukur keberhasilan
program memudahkan proses pembuatan label mutu halal dan terjaminnya mutu
bahan baku dan produk gelatin. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan
aktifitas penyediaan sarana dan prasarana untuk peningkatan mutu produk dengan
perubahan yang dimungkinkan adalah penyediaan sistem informasi penelusuran
bahan baku dan setiap pengusaha diharuskan memberlakukan sistem standarisasi
mutu. Beberapa kendala yang perlu diperhatikan demi keberhasilan implementasi
sistem ini adalah lokasi asal-usul bahan baku yang mempunyai karakteristik
berbeda, pemasok bahan baku yang tersebar di beberapa daerah dan kebijakan
pemerintah yang tidak konsisten.
Hasil analisis alternatif untuk implementasi sistem kelembagaan jaminan
mutu pasokan bahan baku gelatin dengan menggunakan Metode Perbandingan
Eksponensial (MPE), dan Data Envelopment Analysis (DEA) diperoleh bahwa
sistem kelembagaan yang paling optimal dari sudut pandang aturan kerjasama,
adalah sistem kelembagaan dengan model kontrak kerjasama pengadaan bahan
baku berdasarkan patokan harga sesuai mutunya, sedangkan dari segi organisasi
sistem kelembagaan jaminan mutu pasokan bahan baku yang optimal adalah
penggunaan lembaga independen didukung dengan kelembagaan internal dalam
perusahaan agroindustri gelatin sebagai organisasi yang dapat memberikan
jaminan mutu produk dan memudahkan proses sertifikasi mutu.
Model sistem kelembagaan jaminan mutu dengan penggunaan lembaga
independen yang didukung oleh lembaga internal jaminan mutu pasokan bahan
baku dalam perusahaan memberikan output yang lebih tinggi dan input yang lebih
rendah dibandingkan dengan model kelembagaan yang berlaku saat ini. Beberapa
variabel input tersebut adalah harga produk, daya saing produk, nilai tambah
produk, efisiensi proses pengurusan mutu, lamanya proses pengurusan sertifikasi
mutu, biaya pengurusan sertifikasi mutu dan tingkat keterlibatan setiap elemen
dalam manajemen mutu.
Strategi yang tepat untuk mengembangkan sistem kelembagaan jaminan
mutu pasokan bahan baku agroindustri gelatin adalah adanya sistem informasi
penelusuran asal usul bahan baku dengan pelaku utama industri gelatin dengan
tujuan utama meningkatkan mutu bahan baku dan produk untuk memenuhi
kriteria jaminan mutu produk. Implikasi manajerial dari sistem kelembagaan
jaminan mutu pasokan bahan baku agroindustri gelatin ini adalah perlu adanya
kesadaran setiap pemangku kepentingan untuk bertindak yang beroritentasi pada
peningkatan mutu dan berkomitmen untuk selalu menggunakan prosedur
peningkatan mutu yang sesuai standar yang telah disepakati untuk meningkatkan
kepercayaan konsumen.
Disamping itu perlu adanya pembelajaran pada
masyarakat akan pentingnya mutu dan sertifikasi mutu pada setiap produk yang
menggunakan bahan baku gelatin, sehingga masyarakat akan memberikan
penilaian yang lebih baik dan lebih tinggi terhadap produk yang bersirtifikasi yang
memberikan konsekuensi pada peningkatan nilai tambah produk dengan
peningkatan mutu produk. Selain itu perlu adanya dukungan pemerintah untuk
mengimplementasikan sistem kelembagaan ini dengan adanya pola penjaminan
mutu pada setiap produk yang dihasilkan dengan suatu aturan yang sesuai
sehingga setiap pelaku dalam kelembagaan mempunyai komitmen yang tinggi
dalam peningkatan mutu gelatin sesuai dengan strandarisasi tertentu.
Kebaruan dari penelitian ini adalah dimodelkannya suatu sistem
kelembagaan jaminan mutu pasokan bahan baku untuk mendukung proses
penelusuran asal usul bahan baku agroindustri gelatin dari kulit sapi split yang
diintegrasikan dengan industri penyamakan kulit. Dengan model kelembagaan ini
diharapkan dapat mendukung tumbuh-kembangnya industri gelatin halal di
Indonesia serta memudahkan proses pengurusan sertifikasi halal sehingga akan
menjamin penyediaan produk gelatin yang bermutu halal.
Pengembangan industri gelatin pada industri penyamakan kulit layak
untuk dikembangkan dengan kriteria kelayakan investasi sebagai berikut, nilai
NPV(15%) sebesar Rp. 4,81 milyar, nilai net B/C ratio sebesar 1,11, nilai IRR
sebesar 31,98% dan nilai PBP sebesar 3,69 tahun. Berdasarkan analisis
sensitifitas, kelayakan investasi ini sangat sensitif terhadap penurunan harga
produk gelatin, sehingga perlu segmentasi pasar yang spesifik terhadap produk
gelatin halal. Berdasarkan kriteria kelayakan tersebut dapat disimpulkan bahwa
secara finansial industri gelatin layak untuk dikembangkan sebagai suatu industri
yang terintegrasi dengan industri penyamakan kulit.
Kata kunci: gelatin, model kelembagaan, bahan baku, penelusuran, jaminan
mutu, kulit sapi.
Download